Menurut Anda, bagaimana atau dalam hal apa saja program-program di masa depan itu akan
memberi dampak positif kepada kaum perempuan dan laki-laki serta masyarakat pada
umumnya?
Siapa dan / atau organisasi apa saja yang harus dilibatkan dalam program-program di masa
depan?
Menurut Anda, mekanisme / strategi apa yang perlu diterapkan sehingga program-program di
masa depan menguntungkan baik kaum perempuan maupun laki-laki?
Menurut Anda, tindakan / strategi apa yang perlu diambil agar kaum perempuan dan laki-laki
dapat secara setara mengambil bagian dalam dan memetik manfaat dari kegiatan-kegiatan
program di masa depan?
Strategi apa yang diterapkan Anda dan / atau aktivis perempuan dan laki-laki untuk saling
melindungi di dalam dan melintas masyarakat mereka?
Bagaimanakah Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya memprakarsai,
merencanakan, mensiasati, dan melaksanakan pekerjaan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya terapkan untuk
memaksimalisasi efektivitas dan dampak kegiatan bagi kaum perempuan dan laki-laki serta
masyarakat luas?
Bagaimanakah Anda dan perempuan (laki-laki) lainnya mengembangkan jaringan nonformal
atau organisasi formal untuk mendukung partisipasi perempuan dalam kegiatan dan proses
pembangunan perdamaian?
Apa saja mekanisme, program dan strategi pemerintah untuk mendukung berbagai kegiatan
pembangunan perdamaian perempuan?
IV. 2 Dampak:
Apa saja dampak berbagai kegiatan Anda terhadap diri Anda sendiri dan terhadap kaum
perempuan, laki-laki, anak-anak dan masyarakat luas?
o Hubungan jender dan pembagian kerja menurut jender dalam keluarga dan
masyarakat;
o Akses terhadap pengambilan keputusan dan sumber daya penting lainnya
(pemasukan, pencaharian, pinjaman, pelatihan, dsb.) dalam rumah tangga dan
masyarakat;
o Akses terhadap partisipasi perdamaian dan politik formal;
o Harga diri dan respek dari masyarakat, dsb.
Bagaimanakah perempuan dan laki-laki serta masyarakat secara umum memandang
partisipasi perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah peran serta perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian didorong dan
dihargai?
Bagaimanakah kaum laki-laki mendukung kegiatan-kegiatan kaum perempuan dalam proses
pembangunan perdamaian?
IV.3 Kendala / Kelemahan-Peluang:
Apa saja kelemahan / kendala, kelebihan dan peluang Anda dan / atau perempuan lainnya bila
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang Anda (dan perempuan lainnya) terapkan guna meningkatkan kelebihan dan
mengatasi kendala / kelemahan?
Apa saja perilaku dan norma serta praktek agama dan budaya yang menunjang dan yang
menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam dan memetik manfaat dari
kegiatan pembangunan perdamaian?
V. Peningkatan Kapasitas Aktivis Perdamaian Perempuan dan Organisasi Perempuan
V.I Peningkatan Kapasitas Pribadi
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang sudah Anda kuasai untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang Anda butuhkan untuk meningkatkan peran serta
Anda dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apa pendapat Anda tentang kekuatan dan kelemahan aktivis perdamaian perempuan dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian?
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang menurut Anda dibutuhkan aktivis perdamaian
perempuan agar dapat melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian secara lebih baik?
V.II Peningkatan Kapasitas Keorganisasian
Mohon jelaskan organisasi, jaringan dan kegiatan perempuan apa saja yang ada di daerah ini.
Apa saja kelebihan (yaitu staf, dukungan dan sumber daya materiil dan keuangan) dan
kelemahan / kendala berbagai organisasi dan jaringan tersebut?
Apa saja kegiatan peningkatan kapasitas yang telah diperoleh organisasi dan jaringan
perempuan Anda dan lainnya?
Apa dampak kegiatan peningkatan kapasitas tersebut terhadap organisasi perempuan Anda
dan / atau lainnya dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah organisasi Anda menawarkan kegiatan peningkatan kapasitas untuk pembangunan
perdamaian bagi aktivis perdamaian perempuan? Dalam bentuk apakah kegiatan peningkatan
kapasitas yang ditawarkan kepada aktivis perdamaian perempuan dan organisasi perempuan?
Apa saja dukungan dan sumber daya lain yang menurut Anda perlu ditawarkan organisasi
Anda untuk membantu aktivis perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apa saja kegiatan peningkatan kapasitas keorganisasian lainnya yang menurut Anda perlu
disediakan kepada aktivis perempuan / organisasi perempuan guna menguatkan jaringan
mereka dan agar mereka dapat berperan serta lebih baik dalam proses dan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah terdapat upaya-upaya peningkatan kapasitas aktivis perdamaian perempuan,
organisasi dan jaringan perempuan yang dilakukan lembaga-lembaga setempat, nasional,
internasional, pemerintah, LSM, dan organisasi lainnya?
Apa saja sumber daya dan dukungan eksternal yang dibutuhkan dan / atau diterima organisasi
dan jaringan perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas yang disediakan berbagai organisasi tersebut?
Menurut Anda, apa saja dukungan dan peran yang dapat ditawarkan atau dimainkan laki-laki
untuk membantu meningkatkan peluang dan akses aktivis perdamaian perempuan dan
organisasi mereka terhadap kegiatan peningkatan kapasitas?
Menurut Anda, apa cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kapasitas aktivis
perdamaian perempuan, organisasi dan jaringan perempuan?
Dampak:
Apa saja dampak upaya perdamaian perempuan terhadap kaum perempuan, laki-laki, anakanak dan masyarakat luas? Misalnya dalam hal pembagian jender dalam pekerjaan,
pendapatan, pinjaman, pelatihan, pengambilan keputusan, harga diri, dsb.
Bagaimanakah kaum perempuan dan laki-laki dan masyarakat pada umumnya memandang
partisipasi perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah peran serta perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian didorong dan
dihargai?
Bagaimanakah kaum laki-laki mendukung kegiatan-kegiatan kaum perempuan dalam proses
pembangunan perdamaian?
Kendala / Kelemahan-Peluang:
Apa saja kelemahan / kendala dan peluang kaum perempuan bila berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang diterapkan kaum perempuan mengatasi kendala / kelemahan?
Apa saja perilaku dan norma serta praktek agama dan budaya yang menunjang dan yang
menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam dan memetik manfaat dari
kegiatan pembangunan perdamaian?
III. Memberdayakan Pembangun Perdamaian Perempuan melalui Peningkatan Kapasitas
Organisasi perempuan apa saja yang terlibat dalam kegiatan pembangunan perdamaian di
daerah Anda?
Apa saja kelebihan dan tantangan / kendala yang dihadapi perempuan dalam upaya untuk
menguatkan organisasi dan jaringan perempuan dan untuk terlibat dalam kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apa saja jenis kegiatan peningkatan kapasitas (ketrampilan, keahlian, dukungan, dan sumber
daya) yang telah dimiliki aktivis perdamaian / organisasi perempuan?
Apa dampak kegiatan peningkatan kapasitas tersebut terhadap kegiatan yang dilakukan
aktivis perdamaian / organisasi perempuan?
Kegiatan peningkatan kapasitas apa lagi yang diperlukan perempuan untuk meningkatkan
partisipasi mereka dalam pekerjaan pembangunan perdamaian?
Apa saja sumber daya dan dukungan eksternal yang diperlukan / diterima aktivis perdamaian
perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah terdapat upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas aktivis perdamaian perempuan
yang dilaksanakan lembaga-lembaga setempat, nasional, internasional, pemerintah, LSM,
maupun organisasi lainnya?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas yang dilakukan organisasi-organisasi tersebut?
Apa saja bentuk peningkatan kapasitas yang ditawarkan organisasi-organisasi tersebut kepada
aktivis perdamaian perempuan (misalnya keorganisasian dan kepemimpinan, jender,
permasalahan HAM dan hak perempuan, organisasi-organisasi kelompok, advokasi,
penggalangan dana, penanganan dan penyelesaian konflik, negosiasi dan mediasi, media dan
informasi, dsb.)?
Menurut Anda, apa saja dukungan dan sumber daya lainnya yang perlu ditawarkan
organisasi-organisasi tersebut untuk membantu aktivis perdamaian perempuan melaksanakan
pekerjaan pembangunan perdamaian secara lebih baik?
Dukungan dan peran apa saja yang dapat ditawarkan atau dimainkan laki-laki untuk
membantu meningkatkan kesempatan dan akses perempuan terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas?
Menurut Anda, cara apa yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kapasitas aktivis
perdamaian perempuan?
berkaitan dengan hak perempuan, kekerasan dan perdamaian; membina solidaritas antarperempuan
dalam komunitas masyarakat Muslim dan Kristen; dan mendorong perempuan dari kedua masyarakat
untuk menjadi fasilitator dan pemimpin dalam kegiatan-kegiatan perdamaian. Melalui Diskusi
Kampung dan kegiatan lainnya KPKP-ST berhasil menjadikan perempuan tertarik untuk menjadi
anggotanya dan aktif dalam memajukan kegiatan-kegiatan pembangunan perdamaian. Belakangan ini
KPKP-ST memiliki sekitar 400 anggota yang bertempat tinggal di daerah Poso. Beberapa dari mereka
telah menjadi koordinator bidang yang bertugas mengkoordinasi dan menyelenggarakan kegiatankegiatan program KPKP-ST di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Untuk memperbaiki kapasitas organisasi dan staf, KPKP-ST telah aktif terlibat dalam berbagai
kegiatan seperti ikut serta dan menyelenggarakan seminar, pelatihan dan lokakarya. Selain itu KPKPST telah memperbesar skala keterlibatan mereka dengan membina kolaborasi dan kemitraan dengan
organisasi perempuan lainnya, aktivis perempuan, pemerintah, dan LSM di dalam dan di luar
Sulawesi Tengah seperti Kalyanamitra dan KOMNASPEREMPUAN. Agar dapat bertahan dan
mengurangi ketergantungan dukungan dana dari staf, KPKP-ST mulai mencari dan mendapatkan dana
dari hasil penjualan buku dan jurnal yang diterbitkan oleh INSIST (Jogyakarta) dan Journal
Perempuan (Jakarta). Belakangan ini (2004) KPKP-ST juga mendapat dukungan finansial dari LP3ES,
Jakarta.
ekonomi mereka dalam produksi pertanian. KWT dikelola dan diketuai oleh Nelce, seorang petani
perempuan, yang sekaligus menjabat sebagai ketuai PKK Kelurahan Pamona Utara.
Meski pihak penerima manfaat utama yang disasar KWT adalah perempuan petani (90%), perempuan
yang bekerja dengan profesi lain seperti PNS, guru, pedagang, dsb., juga mendapat kesempatan untuk
mendapatkan pinjaman dari KWT. Syarat untuk menjadi anggota dan mengajukan permohonan
pinjaman dari KWT adalah telah bekerja di sektor pertanian atau kegiatan produktif ekonomi lainnya.
Masing-masing anggota dapat meminjam maksimal Rp 500.000,00 dengan bunga sebesar 1,50%.
Uang yang dipinjamkan (berikut bunga) sudah harus lunas setidaknya dalam waktu 6 bulan. Anggota
KWT juga harus membayar iuran bulanan sebesar Rp 2.500,00. Perempuan petani dan perempuan
yang berkerja dengan profesi lainnya yang bukan anggota KWT juga dapat mengajukan permohonan
pinjaman dari KWT, tetapi jumlah maksimal yang dapat dipinjam adalah Rp. 200.000,00.
Sejak didirikan, KWT telah membantu 48 perempuan (20 anggota dan 28 bukan anggota, 3
diantaranya adalah kepala rumah tangga perempuan / janda) dalam menjalankan dan membina
kegiatan mereka dan menjadi produktif secara ekonomi. Kebanyakan perempuan memanfaatkan uang
tersebut untuk meningkatkan produksi pertanian (sayuran, coklat, bunga, dsb.) dan ternak (ayam, babi,
sapi, dsb.); lainnya menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan usaha mereka seperti warung
makan, usaha jahit, kios, dsb.
Koperasi Wanita Dorkas/KWD (Kawua)
Didirikan pada tahun 1997, Koperasi Wanita Dorkas memulai layanan kreditnya setelah menerima
dana (Rp. 59.000.000,00) dari Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat Mandiri dari Kementerian
Koperasi di Jakarta. Pihak penerima manfaat utama yang disasar KWD adalah perempuan Kristen
(Peniel). Sekitar 100 perempuan mendaftar menjadi anggota KWD. Hanya saja, konflik memaksa
KWD untuk menghentikan kegiatannya karena peminjam tidak dapat melunasi hutang mereka
sehingga KWD mengalami kesulitan finansial. Pada akhir 2001, dengan dukungan Pemerintah
Kabupaten Poso yang memberi suntikan dana sebesar Rp. 15.000.000,00, KWD menghidupkan
kembali layanan pinjamannya. Pada akhir tahun 2002, KWD juga menerima Rp. 100.000.000,00 dari
Kementerian Koperasi di Jakarta untuk membantu KWD memperluas kegiatannya.
Sekarang ini KWD memiliki 4 staf perempuan yang dibawahi Mama Mambe, seorang aktivis
perempuan Kristen yang sebelum konflik hidup dalam komunitas masyarakat Muslim di Kota Poso.
KWD yang baru bukan hanya mensasar perempuan Kristen, tetapi semua perempuan yang bekerja di
sektor ekonomi dan hidup di Kota Poso atau daerah sekitarnya. Sekarang ini KWD memiliki sekitar
200 anggota perempuan (30 Muslim dan 170 Kristen). Anggota KWD dapat mengajukan permohonan
pinjaman dengan jumlah maksimal Rp. 4.000.000,00 yang berikut bunga (3%) harus dilunasi dalam
jangka waktu 1 tahun. Untuk bergabung dengan KWD, calon anggota harus menyetor simpanan
pokok (Rp. 10.000,00) dan simpanan wajib bulanan sebesar Rp. 2.500,00.
Selain layanan pinjaman, KWD juga berupaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan pengungsi,
terutama kaum manula dan anak-anak catat. Lewat program Bantuan Kesejahteraan Sosial
Permanen KWD setiap bulan menyalurkan kepada kaum manula dan anak-anak catat sembako
seperti beras, susu, gula, kopi, dan mi instan. Sekarang ini KWD membantu 30 orang manula dan
anak-anak cacat 29 perempuan Kristen dan 1 perempuan Muslim.
No. Organisasi
Bidang kegiatan
1.
Kelompok
Perjuangan
Kesetaraan
Perempuan-Sulawesi
Tengah (KPKP-ST)
2.
Kelompok Pemerhati
Perempuan dan Anak
Sulawesi
Tengah/KPPASulteng
Kapasitas
3.
Forum Kerjasama
Perempuan Poso
(FOKER-PP)-Poso
Pendidikan perdamaian
Penanganan konflik
Kegiatan masyarakat
4.
Lembaga
Pemberdayaan
Perempuan/LAPANPoso
Pemberdayaan ekonomi
perempuan
Pengusaha kecil perempuan
Jaringan
Lokasi &
Contact
Person
UNDP
INSIST-Yogyakarta,
Jurnal PerempuanJakarta, KomNas
Perempuan-Jakarta,
FOKER-PP, LPMS,
LPSHAM,
KalyanamitraJakarta, perempuan
akar rumput
UNDP, Dinas
Pendidikan-Palu,
Mercy Corps, Koalisi
Perempuan Jakarta
dan Palu, Kantor
Pemberdayaan
Perempuan-Palu,
DPD Perempuan,
perempuan akar
rumput
USAID, CWS,
KPKP-ST, LPMSPalu/Poso, LAPAN,
perempuan akar
rumput
Lokasi: Palu
& Kota Poso
Contact
person:
Soraya
SultanKantor Palu
Lia-Kantor
Poso
FOKER-PP
Lokasi: Kota
Poso
Contact
person:
Lokasi: Palu
Contact
person:
Neneng
Lokasi: Kota
Poso
Contact
person:
Nurmala
No. Organisasi
Kapasitas
Bidang kegiatan
5.
Kantor
Pemberdayaan
PerempuanKabupaten Poso
6.
Koperasi Wanita
Dorkas/KWD
Meningkatkan dan
mengkoordinasi kebijakan,
program, dan proyek
pemerintah di bidang
pemberdayaan perempuan
Partisipasi politik
perempuan
Pemberdayaan ekonomi
perempuan
Layanan keuangan mikrosimpan pinjam
Perempuan (Kristen dan
Muslim) pengusaha kecil
Perempuan lanjut usia dan
anak-anak catat
7.
Koperasi Wanita
Tani/KWT-Pamona
Jaringan
Lokasi &
Contact
Person
Nurmala
Lembaga pemerintah
provinsi dan
kabupaten,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta
Lokasi: Palu
& Poso
Contact
person:
Departemen
Koperasi-Jakarta,
Dinas Koperasi
Kabupaten,
Pemerintah
Kabupaten Poso,
Komisi Wanita
Gereja, Yayasan
Wanita Kristen
Peniel, Dharma
Wanita dan PKK
Kabupaten Poso
Lokasi:
Kawua,
Kabupaten
Poso.
Contact
person
Mama
Mambe
Departemen
Pertanian, Kelurahan
Pamona
Lokasi:
Tentena,
Kelurahan
No. Organisasi
Kapasitas
Bidang kegiatan
pengusaha kecil
8.
Jaringan
Lokasi &
Contact
Person
Pamona,
Pamona
Utara
Contact
person:
Neltje,
Jostine
(Lurah
Pamona)
Departemen
Koperasi,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta,
Dinas Pemberdayaan
Perempuan
Kabupaten, Yayasan
Alchairaat,
Perempuan Muslim
Nahdatul Ulama,
Fatayat Nahdatul
Ulama
Lokasi: Kota
Poso dan
desa-desa di
Kab Poso
Contact
person:
Musbariyah
Talib
No. Organisasi
Kapasitas
Bidang kegiatan
9.
Koperasi Wanita
Aisyah
Jaringan
Yayasan
MuhammadyahAisyah, Departemen
Koperasi,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta,
Dinas Pemberdayaan
Perempuan
Kabupaten
Lokasi &
Contact
Person
Lokasi: Kota
Poso
Contact
person: Novi
Djamhuri,
Ruwaidah