Anda di halaman 1dari 16

LAMPIRAN 1: PEDOMAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN KUNCI

PEDOMAN WAWANCARA BAGI PENGUNGSI & PENGUNGSI YANG TELAH


KEMBALI:
I. Informasi Latar Belakang
Mohon sebutkan informasi berikut mengenai Anda: Umur / Pendidikan / Agama / Tempat asal / Lama
waktu menetap di tempat pengungsian atau apakah telah pulang kembali ke tempat asal / Alasan
menetap di tempat pengungsian dan/atau pulang kembali ke tempat asal.
II. Sebab dan Dampak Konflik
Menurut Anda, apa saja sebab dan faktor penunjang dari terjadinya konflik serta situasi
daerah yang hingga sekarang belum stabil?
Siapa saja yang terkena dampak konflik? Daerah dan kelompok penduduk apa saja yang
paling menderita? Sebutkan karakteristik mereka (jenis kelamin, kependudukan, suku, agama,
pengungsi, pengungsi yang telah kembali)?
Menurut Anda apa saja dampak yang ditimbulkan konflik terhadap perempuan dan laki-laki
di daerah ini?
o Hubungan jender dan pembagian kerja menurut jender
o Pencaharian
o Pendidikan
o Kesehatan/kesehatan reproduksi perempuan
o Partisipasi politik
o Kekerasan terhadap perempuan
o Keamanan dan Keadilan
Apa saja upaya yang dilakukan laki-laki, perempuan, anak perempuan, dan anak laki-laki
untuk bertahan menyusul konflik dan dampak konflik yang terjadi?
III. Kondisi Sosial Ekonomi Tempat Pengungsian / Tempat Asal
Mohon jelaskan kepada saya permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi pengungsi /
pengungsi yang telah kembali di daerah ini.
Apakah Anda mengalami permasalahan-permasalahan tersebut sebelum konflik?
Siapakah yang paling menderita akibat permasalahan-permasalahan tersebut (perempuan,
laki-laki, pemuda dan anak-anak)?
Bagaimanakah Anda dan / atau lainnya mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut? Dan
apa yang dilakukan oleh Anda dan/atau kebanyakan orang lainnya sehari-hari untuk bertahan
hidup?
IV. Program Intervensi
Mohon ceritakan kepada saya kegiatan-kegiatan pembangunan perdamaian yang ada di
daerah ini.
Siapa / organisasi apa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut? Siapa yang menerima
manfaat dari program-program ini (pengungsi, pengungsi yang pulang kembali, mantan
kombatan, masyarakat luas)?
Apakah di daerah ini terdapat program-program yang secara khusus mensasar kaum
perempuan?
Apa dampak program-program ini terhadap kehidupan perempuan dan laki-laki, anak
perempuan dan anak laki-laki di daerah Anda?
Bagaimana kaum perempuan dan laki-laki memetik manfaat dari berbagai kegiatan program?
Menurut Anda, apa saja program lain yang perlu dilaksanakan di masa depan untuk
meningkatkan kondisi kaum perempuan, laki-laki dan anak-anak (pengungsi, pengungsi yang
pulang kembali, mantan kombatan, dan masyarakat) di daerah Anda? Alasannya?

Menurut Anda, bagaimana atau dalam hal apa saja program-program di masa depan itu akan
memberi dampak positif kepada kaum perempuan dan laki-laki serta masyarakat pada
umumnya?
Siapa dan / atau organisasi apa saja yang harus dilibatkan dalam program-program di masa
depan?
Menurut Anda, mekanisme / strategi apa yang perlu diterapkan sehingga program-program di
masa depan menguntungkan baik kaum perempuan maupun laki-laki?
Menurut Anda, tindakan / strategi apa yang perlu diambil agar kaum perempuan dan laki-laki
dapat secara setara mengambil bagian dalam dan memetik manfaat dari kegiatan-kegiatan
program di masa depan?

PEDOMAN WAWANCARA BAGI AKTIVIS PERDAMAIAN:


I. Informasi Latar Belakang
Mohon sebutkan informasi berikut mengenai Anda: Umur / Pendidikan / Agama / Alasan terlibat
dalam kegiatan perdamaian / Afiliasi organisasi.
II. Kegiatan Program
Apa saja kegiatan program utama organisasi Anda di bidang konflik dan pembangunan
perdamaian di daerah ini?
Bagaimana kegiatan-kegiatan program organisasi Anda membantu perempuan dan laki-laki
dalam mengatasi dampak konflik dan situasi yang belum stabil itu?
Apa saja bidang dan penerima manfaat utama yang disasar kegiatan-kegiatan program
organisasi Anda (contohnya perempuan, laki-laki, pengungsi, pengungsi yang kembali)?
Menurut Anda, apa saja kelemahan / kendala dan kelebihan yang telah dihadapi organisasi
Anda dalam melaksanakan kegiatan program?
Apa rencana Anda untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pembangunan perdamaian?
Organisasi / jaringan apa saja yang libatkan dalam rangka melaksanakan kegiatan program
organisasi Anda?
Apakah kaum perempuan dan laki-laki diajak bermusyawarah / dilibatkan dalam merancang
dan melaksanakan kegiatan program?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses
pengambilan keputusan dan memetik manfaat dari program?
Apa saja faktor-faktor yang mendukung dan / atau menghalangi perempuan dan laki-laki
untuk berpartisipasi dan terlibat secara berarti dalam proses pengambilan keputusan serta
memetik manfaat dari berbagai kegiatan program?
III. Sebab dan Dampak Konflik
Menurut Anda, apa saja sebab dan faktor penunjang dari terjadinya konflik serta situasi
daerah yang hingga sekarang belum stabil?
Siapa saja yang terkena dampak konflik? Daerah dan kelompok penduduk apa saja yang
paling menderita? Sebutkan karakteristik mereka (jenis kelamin, kependudukan, suku, agama,
pengungsi, pengungsi yang telah kembali)?
Menurut Anda apa saja dampak yang ditimbulkan konflik terhadap perempuan dan laki-laki
di daerah ini?
o Hubungan jender dan pembagian kerja menurut jender
o Pencaharian
o Pendidikan
o Kesehatan/kesehatan reproduksi perempuan
o Partisipasi politik
o Kekerasan terhadap perempuan
o Keamanan dan Keadilan
Apa saja upaya yang dilakukan laki-laki, perempuan, anak perempuan, dan anak laki-laki
untuk bertahan menyusul konflik dan dampak konflik yang terjadi?
IV. Aktivis Perdamaian Perempuan: Peran, Strategi, Dampak, Peluang dan Kendala
IV.1 Peran
Mohon ceritakan lebih banyak tentang pengalaman, peran dan kegiatan Anda dalam proses
dan kegiatan pembangunan perdamaian di daerah ini.
Apa saja kategori perempuan (latar belakang sosial ekonomi, budaya dan agama) yang
terlibat dalam proses dan kegiatan pembangunan perdamaian secara umum?
Bagaimana aktivis perdamaian perempuan mengorganisasikan diri mereka?

Strategi apa yang diterapkan Anda dan / atau aktivis perempuan dan laki-laki untuk saling
melindungi di dalam dan melintas masyarakat mereka?
Bagaimanakah Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya memprakarsai,
merencanakan, mensiasati, dan melaksanakan pekerjaan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya terapkan untuk
memaksimalisasi efektivitas dan dampak kegiatan bagi kaum perempuan dan laki-laki serta
masyarakat luas?
Bagaimanakah Anda dan perempuan (laki-laki) lainnya mengembangkan jaringan nonformal
atau organisasi formal untuk mendukung partisipasi perempuan dalam kegiatan dan proses
pembangunan perdamaian?
Apa saja mekanisme, program dan strategi pemerintah untuk mendukung berbagai kegiatan
pembangunan perdamaian perempuan?

IV. 2 Dampak:
Apa saja dampak berbagai kegiatan Anda terhadap diri Anda sendiri dan terhadap kaum
perempuan, laki-laki, anak-anak dan masyarakat luas?
o Hubungan jender dan pembagian kerja menurut jender dalam keluarga dan
masyarakat;
o Akses terhadap pengambilan keputusan dan sumber daya penting lainnya
(pemasukan, pencaharian, pinjaman, pelatihan, dsb.) dalam rumah tangga dan
masyarakat;
o Akses terhadap partisipasi perdamaian dan politik formal;
o Harga diri dan respek dari masyarakat, dsb.
Bagaimanakah perempuan dan laki-laki serta masyarakat secara umum memandang
partisipasi perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah peran serta perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian didorong dan
dihargai?
Bagaimanakah kaum laki-laki mendukung kegiatan-kegiatan kaum perempuan dalam proses
pembangunan perdamaian?
IV.3 Kendala / Kelemahan-Peluang:
Apa saja kelemahan / kendala, kelebihan dan peluang Anda dan / atau perempuan lainnya bila
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang Anda (dan perempuan lainnya) terapkan guna meningkatkan kelebihan dan
mengatasi kendala / kelemahan?
Apa saja perilaku dan norma serta praktek agama dan budaya yang menunjang dan yang
menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam dan memetik manfaat dari
kegiatan pembangunan perdamaian?
V. Peningkatan Kapasitas Aktivis Perdamaian Perempuan dan Organisasi Perempuan
V.I Peningkatan Kapasitas Pribadi
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang sudah Anda kuasai untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang Anda butuhkan untuk meningkatkan peran serta
Anda dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apa pendapat Anda tentang kekuatan dan kelemahan aktivis perdamaian perempuan dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian?
Ketrampilan dan keahlian apa saja yang menurut Anda dibutuhkan aktivis perdamaian
perempuan agar dapat melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian secara lebih baik?
V.II Peningkatan Kapasitas Keorganisasian
Mohon jelaskan organisasi, jaringan dan kegiatan perempuan apa saja yang ada di daerah ini.

Apa saja kelebihan (yaitu staf, dukungan dan sumber daya materiil dan keuangan) dan
kelemahan / kendala berbagai organisasi dan jaringan tersebut?
Apa saja kegiatan peningkatan kapasitas yang telah diperoleh organisasi dan jaringan
perempuan Anda dan lainnya?
Apa dampak kegiatan peningkatan kapasitas tersebut terhadap organisasi perempuan Anda
dan / atau lainnya dalam melaksanakan kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah organisasi Anda menawarkan kegiatan peningkatan kapasitas untuk pembangunan
perdamaian bagi aktivis perdamaian perempuan? Dalam bentuk apakah kegiatan peningkatan
kapasitas yang ditawarkan kepada aktivis perdamaian perempuan dan organisasi perempuan?
Apa saja dukungan dan sumber daya lain yang menurut Anda perlu ditawarkan organisasi
Anda untuk membantu aktivis perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apa saja kegiatan peningkatan kapasitas keorganisasian lainnya yang menurut Anda perlu
disediakan kepada aktivis perempuan / organisasi perempuan guna menguatkan jaringan
mereka dan agar mereka dapat berperan serta lebih baik dalam proses dan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah terdapat upaya-upaya peningkatan kapasitas aktivis perdamaian perempuan,
organisasi dan jaringan perempuan yang dilakukan lembaga-lembaga setempat, nasional,
internasional, pemerintah, LSM, dan organisasi lainnya?
Apa saja sumber daya dan dukungan eksternal yang dibutuhkan dan / atau diterima organisasi
dan jaringan perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas yang disediakan berbagai organisasi tersebut?
Menurut Anda, apa saja dukungan dan peran yang dapat ditawarkan atau dimainkan laki-laki
untuk membantu meningkatkan peluang dan akses aktivis perdamaian perempuan dan
organisasi mereka terhadap kegiatan peningkatan kapasitas?
Menurut Anda, apa cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kapasitas aktivis
perdamaian perempuan, organisasi dan jaringan perempuan?

VI. Program Intervensi


Mohon ceritakan kepada saya kegiatan-kegiatan pembangunan perdamaian yang ada di
daerah ini.
Siapa / organisasi apa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut? Siapa yang menerima
manfaat dari program-program ini (perempuan, laki-laki, pengungsi, pengungsi yang pulang
kembali, mantan kombatan, masyarakat luas)?
Apakah di daerah ini terdapat program-program yang secara khusus mensasar kaum
perempuan?
Apa dampak program-program ini terhadap kehidupan perempuan dan laki-laki, anak
perempuan dan anak laki-laki di daerah Anda?
Bagaimana kaum perempuan dan laki-laki memetik manfaat dari berbagai kegiatan program?
Menurut Anda, apa saja program lain yang perlu dilaksanakan di masa depan untuk
meningkatkan kondisi kaum perempuan, laki-laki dan anak-anak (pengungsi, pengungsi yang
pulang kembali, mantan kombatan, dan masyarakat) di daerah Anda? Alasannya?
Menurut Anda, bagaimana atau dalam hal apa saja program-program di masa depan itu akan
memberi dampak positif kepada kaum perempuan dan laki-laki serta masyarakat pada
umumnya?
Siapa dan / atau organisasi apa saja yang harus dilibatkan dalam program-program di masa
depan?
Menurut Anda, tindakan / strategi apa yang perlu diambil agar kaum perempuan dan laki-laki
dapat secara setara mengambil bagian dalam dan memetik manfaat dari kegiatan-kegiatan
program di masa depan?

LAMPIRAN 2: DISKUSI KELOMPOK TERARAH: PEDOMAN TOPIK DAN


PERTANYAAN
I. Memahami Konflik dan Perdamaian dari Perspektif Jender: Dampak, dan Strategi
Penyikapan (Coping Strategy)
Dampak:
Apa saja dampak konflik terhadap perempuan dan laki-laki dalam hal: Pembagian Kerje
menurut Jender / Pencaharian / Pendidikan / Kesehatan atau kesehatan reproduksi perempuan
/ Partisipasi politik / Kekerasan terhadap perempuan / Keamanan dan Keadilan
Apa dampak konflik terhadap akses kaum perempuan dan laki-laki terhadap sumber daya
penting seperti sumber daya ekonomi (pekerjaan, pendapatan, pinjaman, tanah, produksi dan
sumber daya pertanian, rumah, dsb.), pendidikan, bahan pangan dan layanan kesehatan,
politik, dsb.?
Apa saja kebutuhan dan peluang yang diciptakan untuk meningkatkan akses dan kendali
kaum perempuan dan laki-laki atas berbagai sumber daya penting (ekonomi, sosial, politik,
kesehatan, pendidikan, dsb.) dan bagaimanakah kebutuhan dan peluang tersebut ditangani dan
ditunjang?
Strategi penyikapan:
Bagaimanakah kaum perempuan dan laki-laki menindaki konflik dan situasi yang tidak
stabil?
Bagaimanakah mereka menyikapinya, mengembangkan strategi untuk bertahan hidup dan
mengatasi kelangkaan sumber daya?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki strategi penyikapan yang berbeda terhadap
konflik? Dan apa saja strategi penyikapan yang berbeda tersebut?
Bagaimanakah kaum perempuan dan laki-laki berperan serta untuk membangun masyarakat
yang lebih baik?
II. Perempuan sebagai Pembangun Perdamaian: Peran, Strategi, Dampak, Peluang dan
Kendala
Peran:
Apa saja peran perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Kegiatan apa saja yang dilakukan perempuan dalam proses dan kegiatan pembangunan
perdamaian?
Apa saja kategori perempuan (latar belakang sosial ekonomi, budaya dan agama) yang
terlibat dalam proses dan kegiatan pembangunan perdamaian secara umum?
Strategi:
Bagaimana aktivis perdamaian perempuan mengorganisasikan diri mereka?
Strategi apa yang diterapkan Anda dan / atau aktivis perempuan dan laki-laki untuk saling
melindungi di dalam dan melintas masyarakat mereka?
Bagaimanakah Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya memprakarsai,
merencanakan, mensiasati, dan melaksanakan pekerjaan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang Anda dan aktivis perdamaian perempuan lainnya terapkan untuk
memaksimalisasi efektivitas dan dampak kegiatan bagi kaum perempuan dan laki-laki serta
masyarakat luas?
Bagaimanakah kaum perempuan atau laki-laki mengembangkan jaringan nonformal atau
organisasi formal untuk mendukung partisipasi perempuan dalam kegiatan dan proses
pembangunan perdamaian?
Apa saja mekanisme, program dan strategi pemerintah untuk mendukung berbagai kegiatan
pembangunan perdamaian perempuan?

Dampak:
Apa saja dampak upaya perdamaian perempuan terhadap kaum perempuan, laki-laki, anakanak dan masyarakat luas? Misalnya dalam hal pembagian jender dalam pekerjaan,
pendapatan, pinjaman, pelatihan, pengambilan keputusan, harga diri, dsb.
Bagaimanakah kaum perempuan dan laki-laki dan masyarakat pada umumnya memandang
partisipasi perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian?
Apakah peran serta perempuan dalam kegiatan pembangunan perdamaian didorong dan
dihargai?
Bagaimanakah kaum laki-laki mendukung kegiatan-kegiatan kaum perempuan dalam proses
pembangunan perdamaian?
Kendala / Kelemahan-Peluang:
Apa saja kelemahan / kendala dan peluang kaum perempuan bila berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan perdamaian?
Strategi apa yang diterapkan kaum perempuan mengatasi kendala / kelemahan?
Apa saja perilaku dan norma serta praktek agama dan budaya yang menunjang dan yang
menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam dan memetik manfaat dari
kegiatan pembangunan perdamaian?
III. Memberdayakan Pembangun Perdamaian Perempuan melalui Peningkatan Kapasitas
Organisasi perempuan apa saja yang terlibat dalam kegiatan pembangunan perdamaian di
daerah Anda?
Apa saja kelebihan dan tantangan / kendala yang dihadapi perempuan dalam upaya untuk
menguatkan organisasi dan jaringan perempuan dan untuk terlibat dalam kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apa saja jenis kegiatan peningkatan kapasitas (ketrampilan, keahlian, dukungan, dan sumber
daya) yang telah dimiliki aktivis perdamaian / organisasi perempuan?
Apa dampak kegiatan peningkatan kapasitas tersebut terhadap kegiatan yang dilakukan
aktivis perdamaian / organisasi perempuan?
Kegiatan peningkatan kapasitas apa lagi yang diperlukan perempuan untuk meningkatkan
partisipasi mereka dalam pekerjaan pembangunan perdamaian?
Apa saja sumber daya dan dukungan eksternal yang diperlukan / diterima aktivis perdamaian
perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan perdamaian?
Apakah terdapat upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas aktivis perdamaian perempuan
yang dilaksanakan lembaga-lembaga setempat, nasional, internasional, pemerintah, LSM,
maupun organisasi lainnya?
Apakah perempuan dan laki-laki memiliki akses yang sama terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas yang dilakukan organisasi-organisasi tersebut?
Apa saja bentuk peningkatan kapasitas yang ditawarkan organisasi-organisasi tersebut kepada
aktivis perdamaian perempuan (misalnya keorganisasian dan kepemimpinan, jender,
permasalahan HAM dan hak perempuan, organisasi-organisasi kelompok, advokasi,
penggalangan dana, penanganan dan penyelesaian konflik, negosiasi dan mediasi, media dan
informasi, dsb.)?
Menurut Anda, apa saja dukungan dan sumber daya lainnya yang perlu ditawarkan
organisasi-organisasi tersebut untuk membantu aktivis perdamaian perempuan melaksanakan
pekerjaan pembangunan perdamaian secara lebih baik?
Dukungan dan peran apa saja yang dapat ditawarkan atau dimainkan laki-laki untuk
membantu meningkatkan kesempatan dan akses perempuan terhadap kegiatan peningkatan
kapasitas?
Menurut Anda, cara apa yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kapasitas aktivis
perdamaian perempuan?

IV. Menciptakan Masa Depan: Intervensi Program


Apa saja program yang tersedia untuk meningkatkan kondisi perempuan dan laki-laki
(pengungsi, pengungsi yang pulang, mantan kombatan, masyarakat luas) di daerah Anda?
Organisasi apa / siapa yang melaksanakan program-program? Siapa saja pihak penerima
manfaat program?
Apakah di daerah Anda terdapat program-program yang secara khusus mensasar perempuan?
Apakah program-program tersebut memenuhi kebutuhan perempuan dan laki-laki di daerah
Anda? Jika tidak, kenapa?
Apakah perempuan dan laki-laki diajak berkonsultasi / dilibatkan dalam perancangan dan
pelaksanaan program-program? Apakah perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari program-program?
Apa saja kendala yang menghalang perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi secara
berarti, terlibat dalam, dan mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan program?
Apa dampak program terhadap kehidupan perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak
laki-laki di daerah Anda?
Apa manfaat yang diperoleh perempuan dan laki-laki dari kegiatan-kegiatan program?
Menurut Anda, program lain apa saja yang perlu dilaksanakan di masa depan guna
memperbaiki kondisi perempuan, laki-laki, dan anak-anak (pengungsi, pengungsi yang
kembali, mantan kombatan, dan masyarakat) di daerah Anda? Apa alasannya?
Menurut Anda, bagaimana atau dalam hal apa saja program-program di masa depan akan
memberi dampak positif kepada perempuan dan laki-laki serta masyarakat pada umumnya?
Menurut Anda, siapa dan / atau organisasi apa yang perlu dilibatkan dalam program-program
di masa depan?
Menurut Anda, mekanisme / strategi apa yang perlu dilaksanakan agar program-program di
masa depan akan menguntungkan baik perempuan maupun laki-laki?

LAMPIRAN 3: ORGANISASI DAN JARINGAN PEREMPUAN


Entah bagaimana konflik-konflik yang terjadi membawa dampak positif, yaitu dengan mempercepat
eksistensi organisasi-organisasi; lembaga setempat, internasional, pemerintahan, LSM, ormas, dan
aktivis perdamaian di Sulawesi Tengah, terutama di daerah Palu dan Poso. Terutama keterlibatan
lembaga-lembaga internasional dan LSM Internasional seperti UNDP, OCHA, Mercy Corps, Care,
CWS, IMC, dan sebagainya dalam melaksanakan tanggap darurat dan kegiatan kemanusiaan telah
mendorong berbagai organisasi yang ada dan masyarakat setempat (laki-laki dan perempuan) untuk
membangun jaringan dan organisasi (LSM dan / atau ormas) baru yang memungkinkan mereka untuk
secara aktif berpartisipasi dalam proses aktivitas perdamaian.
Organisasi dan jaringan yang dimaksud bergerak di berbagai macam bidang. Bidang yang mereka
geluti berkisar dari permasalahan HAM, pemberdayaan ekonomi, lingkungan, permasalahan sosial
budaya dan suku, perempuan dan anak, sampai isu agama. Beberapa dari organisasi tersebut adalah:
LPSHAM, Walhi, Yayasan Sejati, LPMS, Aisyah, KPPA, FOKER-PP, Alkhaerat, GKST, Crisis
Center, KPKP-ST, KAHMI, Yayasan Aliansi Masyarakat Sulawesi Tengah, Yayasan Putra Bangsa,
PMII, dan lain-lain. Meski banyak organisasi yang terlibat dalam proses pembangunan perdamaian,
hanya segelintir yang berupaya menangani permasalahan yang terkait dengan perempuan dan jender
di Poso.
Laporan ini berkisar seputar organisasi dan jaringan yang menangani permasalahan yang berkaitan
dengan perempuan, jender, konflik, dan perdamaian di Palu dan Poso. Organisasi-organisasi ini telah
memainkan peranan yang tidak kecil dalam meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan dalam
kegiatan pembangunan perdamaian. Laporan ini juga menguraikan sejumlah tantangan utama yang
dihadapi organisasi dan aktivis perempuan dalam menjalankan kegiatan mereka di bidang peningkatan
kegiatan pembangunan perdamaian.
Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan-Sulawesi Tengah / KPKP-ST (Palu, Poso)
KPKP-ST dibentuk pada tanggal 24 Juli 2000 oleh sejumlah aktivis perempuan yang masih berusia
muda di Palu, Sulawesi Tengah, yang merasa prihatin dengan makin memburuknya kondisi
perempuan akibat konflik kekerasan di kawasan Poso. KPKP-ST berdiri timbul karena kesadaran dan
perlu adanya peningkatan kondisi perempuan yang telah menurun akibat konlik kekerasan di daerah
Poso. Pada awal mula pendiriannya, staf KPKP-ST didominasi oleh perempuan, baru belakangan ini
saja organisasi tersebut menambahkan staf laki-laki. Sekarang ini KPKP-ST diawaki 15 staf, yaitu 8
perempuan dan 7 laki-laki. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa. Beberapa memegang gelar
S1 sementara lainnya merupakan lulusan SMU. KPKP-ST memiliki 2 buah kantor yang masingmasing berlokasi di Palu dan Kota Poso (kantor Poso didirikan pada bulan Desember 2003). KPKPST terbuka bagi perempuan maupun laki-laki.
Sejak berdiri, KPKP-ST terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan
perempuan di Poso. KPKP-ST terutama berupaya membantu perempuan mengatasi permasalahan
kekerasan terhadap perempuan (seperti kekerasan rumah tangga, kekerasan dan pelecahan seksual,
pemerkosaan, aborsi paksa, dsb.). Pendekatan KPKP-ST terhadap permasalahan-permasalahan seperti
ini adalah advokasi dan memperjuangkan hak perempuan, seperti diseminasi informasi dan
berpartisipasi dan memprakarsai kampanye nasional dan internasional tentang permasalahan seputar
hak perempuan. KPKP-ST juga telah membentuk desk perempuan dan unit khusus bernama Mitra
Peduli Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Program ini membantu mengadvokasi,
mendokumentasi, dan membawa kasus pelanggaran hak perempuan ke pihak yang berwewenang.
Pada tahun 2003, KPKP-ST menangani sebanyak 10 kasus kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu, KPKP-ST juga memainkan peranan yang tidak kecil dalam mendorong perdamaian dengan
memprakarsai, memfasilitasi, dan menciptakan ruang untuk dialog antara masyarakat perempuan
Muslim dan Kristen, seperti kegiatan yang disebut dengan Diskusi Kampung. Diskusi Kampung
antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang permasalahan yang

berkaitan dengan hak perempuan, kekerasan dan perdamaian; membina solidaritas antarperempuan
dalam komunitas masyarakat Muslim dan Kristen; dan mendorong perempuan dari kedua masyarakat
untuk menjadi fasilitator dan pemimpin dalam kegiatan-kegiatan perdamaian. Melalui Diskusi
Kampung dan kegiatan lainnya KPKP-ST berhasil menjadikan perempuan tertarik untuk menjadi
anggotanya dan aktif dalam memajukan kegiatan-kegiatan pembangunan perdamaian. Belakangan ini
KPKP-ST memiliki sekitar 400 anggota yang bertempat tinggal di daerah Poso. Beberapa dari mereka
telah menjadi koordinator bidang yang bertugas mengkoordinasi dan menyelenggarakan kegiatankegiatan program KPKP-ST di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Untuk memperbaiki kapasitas organisasi dan staf, KPKP-ST telah aktif terlibat dalam berbagai
kegiatan seperti ikut serta dan menyelenggarakan seminar, pelatihan dan lokakarya. Selain itu KPKPST telah memperbesar skala keterlibatan mereka dengan membina kolaborasi dan kemitraan dengan
organisasi perempuan lainnya, aktivis perempuan, pemerintah, dan LSM di dalam dan di luar
Sulawesi Tengah seperti Kalyanamitra dan KOMNASPEREMPUAN. Agar dapat bertahan dan
mengurangi ketergantungan dukungan dana dari staf, KPKP-ST mulai mencari dan mendapatkan dana
dari hasil penjualan buku dan jurnal yang diterbitkan oleh INSIST (Jogyakarta) dan Journal
Perempuan (Jakarta). Belakangan ini (2004) KPKP-ST juga mendapat dukungan finansial dari LP3ES,
Jakarta.

Forum Kerjasama Perempuan Poso/FOKER-PP (Poso)


Foker merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk pada tahun 2001 oleh 9 aktivis
perempuan Muslim dan Kristen di Poso. Mereka adalah Tina Gari (Kristen), Sing Lalundu (Kristen),
Sandra Karinda (Kristen), Mariones Mambe (Kristen), Ruwaida Untingo (Muslim), Ida Kamboji
(Muslim), Ross Pabeta (Kristen), Chadijah Gafur (Muslim), dan Nurmala (Muslim). Sekarang ini
Foker dikelola oleh 7 anggota staf (4 perempuan dan 3 laki-laki) lulusan SMU. Staf dikepalai oleh
Nurmala. Meski Foker memiliki staf laki-laki, kegiatan Foker hanya mensasar kaum perempuan.
Foker terutama berupaya untuk memprakarsai dan mengorganisir perempuan sehingga menjadi agen
perubahan dan pembangun perdamaian. Untuk mencapai maksud tersebut, Foker telah
menyelenggarakan sejumlah kegiatan dan memprakarsai pelatihan di bidang Penanganan Konflik.
Peserta pelatihan adalah para isteri kepala desa, anggota PKK dan Dasa Wisma, tokoh agama
perempuan, dan kepala rumah tangga perempuan dan / atau janda yang kehilangan suami akibat
konflik. Pelatihan juga menjadi ajang perekrutan anggota baru Foker. Hingga sekarang, Foker
memiliki sekitar 100 anggota perempuan yang bertempat tinggal di sekitar Poso. Anggota ditunjuk
untuk menjadi koordinator bidang untuk membantu Foker memajukan kegiatan perdamaian di
masing-masing daerah tempat tinggal.
Selain pelatihan Penanganan KOnflik, Foker juga telah mengorganisir pengungsi perempuan Muslim
di Kota Poso untuk mengunjungi pengungsi perempuan Kristen di Later, Tentena. Kunjungan tersebut
bertajuk Kunjungan untuk Rekonsiliasi dan bertujuan untuk membina dialog dan rekonsiliasi
antarpengungsi perempuan dari kedua masyarakat. Foker juga aktif dalam kegiatan perdamaian dan
rekonsiliasi lainnya seperti berpartisipasi dan bekerja sebagai pendidik perdamaian, membantu
lembaga-lembaga internasional (seperti USAID, CWS) dalam mengadakan dan menyalurkan bahan
pangan, layanan kesehatan, dan pelatihan ketrampilan kepada pengungsi.
Lembaga Pemberdayaan Perempuan/LAPAN (Poso)
Lapan adalah organisasi kemasyarakatan yang baru terbentuk dan yang diketuai oleh Nurmala, yang
juga merupakan ketua Foker. Lapan memiliki 9 anggota staf (semuan perempuan). Dua diantaranya
memegang gelar S1, 5 adalah mahasiswa dan sisanya berlatar belakang pendidikan SMU. Tidak
seperti Foker, ruang lingkup kegiatan Lapan adalah membangun pemberdayaan ekonomi perempuan
lewat penciptaan pendapatan skala kecil. Sebagai ormas yang baru terbentuk, Lapan lebih
memusatkan perhatiannya pada peningkatan kapasitas anggota stafnya dan hingga sekarang belum
melaksanakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan ekonomi perempuan.

Kantor Pemberdayaan Perempuan (Poso)


Kantor Pemberdayaan Perempuan didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Poso pada tahun 2000. Sesuai
misi Kementerian Pemberdayaan Perempuan di Indonesia, tujuan utama didirikannya Kantor
Pemberdayaan Perempuan di Poso adalah untuk meningkatkan dan mengkoordinasi kebijakan,
program, dan proyek pemerintah yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan. Untuk
meningkatkan kondisi perempuan di Poso, pada awalnya Kantor Pemberdayaan Perempuan
memusatkan perhatian mereka kepada kegiatan tanggap darurat seperti konseling trauma, penyaluran
bahan pangan dan obat-obatan, dan lain sebagainya. Belakangan ini, organisasi ini mulai memusatkan
kiprahnya pada pengembangan status ekonomi perempuan. Kegiatan yang dilakukan mencakup
peningkatan kegiatan ekonomi produktif perempuan, dan membuka saluran-saluran pemasaran,
misalnya dengan membuka ruang pamer (showroom) tempat pengungsi perempuan dapat menjajakan
produk-produk mereka. Dalam rangka meningkatkan peran perempuan di arena pengambilan
keputusan dan politik, Kantor Pemberdayaan Perempuan telah menyelenggarakan pelatihan tentang
ketrampilan kepemimpinan dan partisipasi politik perempuan bagi organisasi-organisasi perempuan di
daerah Poso.
Kelompok Pemerhati Perempuan dan Anak Sulawesi Tengah/KPPA-Sulteng (Palu)
KPPA adalah organisasi nirlaba yang berlokasi di Palu. KPPA didirikan pada bulan November 2001.
Misi KPPA adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan dan anak. Lebih jelasnya,
mereka memperjuangkan pembuatan kebijakan-kebijakan yang lebih kondusif untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik bagi kaum perempuan dan anak-anak di Sulawesi Tengah. KPPA diketuai
Mutmainah (Neneng), aktivis mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi Islam di Palu. Dalam
menjalankan aktivitas, KPPA didukung oleh 12 anggota staf perempuan. Kebanyakan staf berstatus
mahasiswa atau merupakan lulusan perguruan tinggi.
Untuk mencapai misinya, KPPA memusatkan kegiatannya pada kelompok tertentu perempuan dan
anak-anak. Kelompok sasaran KPPA adalah: perempuan di sektor ekonomi nonformal (pedagang
kecil dan / atau pengusaha kecil), pengungsi, perempuan di kawasan pesisir, petani perempuan, ibu
rumah tangga, dan para pemudi.
Dalam meningkatkan kondisi perempuan dan anak-anak, KPPA telah melaksanakan berbagai kegiatan
mulai dari penyaluran kebutuhan pokok perempuan dan anak (bahan pangan dan obat-obatan) hingga
advokasi. Beberapa kegiatan yang dilakukan KPPA adalah:
Menyalurkan bahan pangan dan obat-obatan, konseling trauma, dan pelatihan tentang
kegiatan usaha bagi pengungsi;
Melaksanakan program pendidikan dan penyuluhan tentang hak perempuan di bidang politik,
ekonomi, kesehatan reproduksi, manajemen air, dan kesehatan lingkungan.
Menyelenggarakan dan menyalurkan pinjaman kecil kepada perempuan pedagang dan
pengusaha kecil untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan;
Memfasilitasi pelatihan kepemimpinan dan ketrampilan negosiasi bagi anggota legislatif;
Melaksanakan pelatihan nonkejuruan (non-vocational) bagi anak-anak dan perempuan
pedagang yang bekerja di pasar-pasar tradisional.
Kegiatan-kegiatan tersebut didukung dan diselenggarakan bersama dengan organisasi dan institusi
lokal dan internasional lainnya. Lembaga lokal dan internasional yang ikut serta dalam berbagai
kegiatan KPPA adalah, antara lain, Disdikjar dan Kantor Pemberdayaan Perempuan di Palu, DPD
Perempuan, UNDP, dan Mercy Corps.

Koperasi Wanita Tani / KWT (Tentena-Pamona Utara)


KWT didirikan pada bulan Juni 2003 dan didanai Dinas Pertanian Kelurahan Pamona Utara. Dinas
Pertanian menyediakan kepada KWT Rp. 10.000.000,00 untuk membantu KWT memulai kegiatan

ekonomi mereka dalam produksi pertanian. KWT dikelola dan diketuai oleh Nelce, seorang petani
perempuan, yang sekaligus menjabat sebagai ketuai PKK Kelurahan Pamona Utara.
Meski pihak penerima manfaat utama yang disasar KWT adalah perempuan petani (90%), perempuan
yang bekerja dengan profesi lain seperti PNS, guru, pedagang, dsb., juga mendapat kesempatan untuk
mendapatkan pinjaman dari KWT. Syarat untuk menjadi anggota dan mengajukan permohonan
pinjaman dari KWT adalah telah bekerja di sektor pertanian atau kegiatan produktif ekonomi lainnya.
Masing-masing anggota dapat meminjam maksimal Rp 500.000,00 dengan bunga sebesar 1,50%.
Uang yang dipinjamkan (berikut bunga) sudah harus lunas setidaknya dalam waktu 6 bulan. Anggota
KWT juga harus membayar iuran bulanan sebesar Rp 2.500,00. Perempuan petani dan perempuan
yang berkerja dengan profesi lainnya yang bukan anggota KWT juga dapat mengajukan permohonan
pinjaman dari KWT, tetapi jumlah maksimal yang dapat dipinjam adalah Rp. 200.000,00.
Sejak didirikan, KWT telah membantu 48 perempuan (20 anggota dan 28 bukan anggota, 3
diantaranya adalah kepala rumah tangga perempuan / janda) dalam menjalankan dan membina
kegiatan mereka dan menjadi produktif secara ekonomi. Kebanyakan perempuan memanfaatkan uang
tersebut untuk meningkatkan produksi pertanian (sayuran, coklat, bunga, dsb.) dan ternak (ayam, babi,
sapi, dsb.); lainnya menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan usaha mereka seperti warung
makan, usaha jahit, kios, dsb.
Koperasi Wanita Dorkas/KWD (Kawua)
Didirikan pada tahun 1997, Koperasi Wanita Dorkas memulai layanan kreditnya setelah menerima
dana (Rp. 59.000.000,00) dari Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat Mandiri dari Kementerian
Koperasi di Jakarta. Pihak penerima manfaat utama yang disasar KWD adalah perempuan Kristen
(Peniel). Sekitar 100 perempuan mendaftar menjadi anggota KWD. Hanya saja, konflik memaksa
KWD untuk menghentikan kegiatannya karena peminjam tidak dapat melunasi hutang mereka
sehingga KWD mengalami kesulitan finansial. Pada akhir 2001, dengan dukungan Pemerintah
Kabupaten Poso yang memberi suntikan dana sebesar Rp. 15.000.000,00, KWD menghidupkan
kembali layanan pinjamannya. Pada akhir tahun 2002, KWD juga menerima Rp. 100.000.000,00 dari
Kementerian Koperasi di Jakarta untuk membantu KWD memperluas kegiatannya.
Sekarang ini KWD memiliki 4 staf perempuan yang dibawahi Mama Mambe, seorang aktivis
perempuan Kristen yang sebelum konflik hidup dalam komunitas masyarakat Muslim di Kota Poso.
KWD yang baru bukan hanya mensasar perempuan Kristen, tetapi semua perempuan yang bekerja di
sektor ekonomi dan hidup di Kota Poso atau daerah sekitarnya. Sekarang ini KWD memiliki sekitar
200 anggota perempuan (30 Muslim dan 170 Kristen). Anggota KWD dapat mengajukan permohonan
pinjaman dengan jumlah maksimal Rp. 4.000.000,00 yang berikut bunga (3%) harus dilunasi dalam
jangka waktu 1 tahun. Untuk bergabung dengan KWD, calon anggota harus menyetor simpanan
pokok (Rp. 10.000,00) dan simpanan wajib bulanan sebesar Rp. 2.500,00.
Selain layanan pinjaman, KWD juga berupaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan pengungsi,
terutama kaum manula dan anak-anak catat. Lewat program Bantuan Kesejahteraan Sosial
Permanen KWD setiap bulan menyalurkan kepada kaum manula dan anak-anak catat sembako
seperti beras, susu, gula, kopi, dan mi instan. Sekarang ini KWD membantu 30 orang manula dan
anak-anak cacat 29 perempuan Kristen dan 1 perempuan Muslim.

LAMPIRAN 4 - ORGANISASI DAN JARINGAN PEREMPUAN DI SULAWESI TENGAH

No. Organisasi

Bidang kegiatan

1.

Kelompok
Perjuangan
Kesetaraan
Perempuan-Sulawesi
Tengah (KPKP-ST)

Isu hak perempuan


Kekerasan rumah tangga
dan seksual
Kesehatan reproduksi
perempuan
Diskusi kampung dan
kegiatan masyarakat
Advokasi

Didirikan pada bulan November 2001


12 staf perempuan-mahasiswa dan lulusan S1
Menghadapi kendala sumber daya keuangan
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang kepemimpinan, jender, konflik,
perdamaian, dsb.

Perempuan dan anak,


perempuan pedagang kecil
Kegiatan usaha
Pendidikan perdamaian
Konseling trauma
Kesehatan reproduksi
perempuan
Hak politik perempuan

Didirikan pada tahun 2001


7 staf (4 perempuan, 3 laki-laki)-lulusan SMU
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang kepemimpinan, jender, konflik,
perdamaian, dsb.
Menghadapi kendala sumber daya keuangan
9 staf perempuan (mahasiswa, lulusan S1 dan SMU)
Baru terbentuk (2004), belum memulai kegiatan di
masyarakat
Menghadapi kendala sumber daya keuangan

2.

Kelompok Pemerhati
Perempuan dan Anak
Sulawesi
Tengah/KPPASulteng

Kapasitas

3.

Forum Kerjasama
Perempuan Poso
(FOKER-PP)-Poso

Pendidikan perdamaian
Penanganan konflik
Kegiatan masyarakat

4.

Lembaga
Pemberdayaan
Perempuan/LAPANPoso

Pemberdayaan ekonomi
perempuan
Pengusaha kecil perempuan

Didirikan pada bulan Juli 2000


15 staf (8 perempuan, 7 laki-laki)-mahasiswa dan lulusan
S1
Aktif menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam isu
yang terkait dengan konflik dan perdamaian
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang kepemimpinan, jender, konflik,
perdamaian, dsb.

Jaringan

Lokasi &
Contact
Person

UNDP
INSIST-Yogyakarta,
Jurnal PerempuanJakarta, KomNas
Perempuan-Jakarta,
FOKER-PP, LPMS,
LPSHAM,
KalyanamitraJakarta, perempuan
akar rumput
UNDP, Dinas
Pendidikan-Palu,
Mercy Corps, Koalisi
Perempuan Jakarta
dan Palu, Kantor
Pemberdayaan
Perempuan-Palu,
DPD Perempuan,
perempuan akar
rumput
USAID, CWS,
KPKP-ST, LPMSPalu/Poso, LAPAN,
perempuan akar
rumput

Lokasi: Palu
& Kota Poso
Contact
person:
Soraya
SultanKantor Palu
Lia-Kantor
Poso

FOKER-PP

Lokasi: Kota
Poso
Contact
person:

Lokasi: Palu
Contact
person:
Neneng

Lokasi: Kota
Poso
Contact
person:
Nurmala

No. Organisasi

Kapasitas

Bidang kegiatan

5.

Kantor
Pemberdayaan
PerempuanKabupaten Poso

6.

Koperasi Wanita
Dorkas/KWD

Meningkatkan dan
mengkoordinasi kebijakan,
program, dan proyek
pemerintah di bidang
pemberdayaan perempuan
Partisipasi politik
perempuan
Pemberdayaan ekonomi
perempuan
Layanan keuangan mikrosimpan pinjam
Perempuan (Kristen dan
Muslim) pengusaha kecil
Perempuan lanjut usia dan
anak-anak catat

7.

Koperasi Wanita
Tani/KWT-Pamona

Kegiatan keuangan mikrosimpan pinjam


Perempuan petani dan

Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat


terbatas di bidang kepemimpinan, jender, konflik,
perdamaian, dsb.
Didirikan pada tahun 2000
PNS
Sumber keuangan sangat terbatas
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang kepemimpinan, jender, konflik,
perdamaian, dsb.

Didirikan pada tahun 1997


Sumber dana: Departemen Koperasi (Rp. 59.000.000,00
pada tahun 1997 dan Rp. 100.000.000,00 pada tahun
2002), Kabupaten Poso (Rp. 15.000.000,00), simpanan
pokok (Rp. 10.000,00) dan simpanan wajib bulanan (Rp.
2.500,00) anggota, dan bunga
Jumlah pinjaman: maksimal Rp. 4.000.000,00. Bunga:
3%
200 anggota perempuan / peminjam
Penerima manfaat: perempuan Kristen dan Muslim: 30
Muslim dan 170 Kristen
Membantu 30 manula dan anak-anak cacat (29
perempuan Kristen dan 1 perempuan Muslim)
4 staf perempuan
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang pengorganisasian dan manajemen,
kegiatan keuangan mikro, simpan pinjam
Didirikan pada bulan Juni 2003
Sumber dana: Departemen Pertanian (Rp.
10.000.000,00), simpanan pokok dan simpanan wajib

Jaringan

Lokasi &
Contact
Person
Nurmala

Lembaga pemerintah
provinsi dan
kabupaten,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta

Lokasi: Palu
& Poso
Contact
person:

Departemen
Koperasi-Jakarta,
Dinas Koperasi
Kabupaten,
Pemerintah
Kabupaten Poso,
Komisi Wanita
Gereja, Yayasan
Wanita Kristen
Peniel, Dharma
Wanita dan PKK
Kabupaten Poso

Lokasi:
Kawua,
Kabupaten
Poso.
Contact
person
Mama
Mambe

Departemen
Pertanian, Kelurahan
Pamona

Lokasi:
Tentena,
Kelurahan

No. Organisasi

Kapasitas

Bidang kegiatan
pengusaha kecil

8.

Koperasi Wanita AnNissa -(Koperasi


Perempuan Muslim
An-Nissa)-Poso

Kegiatan keuangan mikrosimpan pinjam


Perempuan Muslim
pengusaha kecil

bulanan (Rp. 2.500,00) anggota, dan bunga (1,50%)


48 perempuan peminjam (20 anggota dan 28 nonanggota)
Penerima manfaat: perempuan petani serta perempuan
yang bekerja di sektor lain seperti PNS, guru, pedagang,
dsb.
Anggota dapat meminjam maksimal Rp. 500.000,00,
nonanggota maksimal Rp. 200.000,00.
Sumber dana sangat terbatas
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang pengorganisasian dan manajemen,
kegiatan keuangan mikro, simpan pinjam
Didirikan pada tahun 2001 oleh kelompok perempuan
Muslim Alchairaat Nahdatul Ulama/NU dan FatayatNahdatul Ulama
Sumber dana: Kementerian Pemberdayaan Perempuan
(Rp. 500.000,00), Departemen Koperasi (Rp.
59.000.000,00 pada tahun 2001 dan Rp. 100.000.000,00
pada tahun 2002), simpanan pokok (Rp. 15.000,00) dan
simpanan wajib bulanan (Rp. 1.000,00) anggota, dan
bunga
Jumlah pinjaman: Rp. 500.000,00-Rp. 3.000.000,00,
bunga: 2,5%
Penerima manfaat: Hanya perempuan Muslim
(Perempuan Muslim Alchairaat Nahdatul Ulama/NU,
Fatayat-Nahdatul Muhammadyah, dsb.)
Anggota/peminjam: 225 perempuan Muslim (April 2004)
Peminjam bergerak di usaha produksi makanan, warung
makan, dan perdagangan kecil. Perempuan yang bekerja
di sektor lain juga dapat meminjam dengan syarat uang
pinjaman digunakan untuk kegiatan ekonomi dan / atau
pendidikan anak-anak
6 staf perempuan (lulusan SMU)

Jaringan

Lokasi &
Contact
Person
Pamona,
Pamona
Utara
Contact
person:
Neltje,
Jostine
(Lurah
Pamona)

Departemen
Koperasi,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta,
Dinas Pemberdayaan
Perempuan
Kabupaten, Yayasan
Alchairaat,
Perempuan Muslim
Nahdatul Ulama,
Fatayat Nahdatul
Ulama

Lokasi: Kota
Poso dan
desa-desa di
Kab Poso
Contact
person:
Musbariyah
Talib

No. Organisasi

Kapasitas

Bidang kegiatan

9.

Koperasi Wanita
Aisyah

Kegiatan keuangan mikrosimpan pinjam


Pengusaha kecil perempuan
Muslim

Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat


terbatas di bidang pengorganisasian dan manajemen,
kegiatan keuangan mikro, akuntansi, dsb.
Didirikan pada tahun 1996
Jumlah pinjaman: maksimal Rp. 3.000.000,00. Bunga:
10%
Sumber dana: Kementrian Pemberdayaan Perempuan
(Rp. 30.000.000,00), Departemen Koperasi (Rp.
59.000.000,00), simpanan pokok (Rp. 10.000,00) dan
simpanan wajib bulanan (Rp. 20.000,00) anggota, dan
bunga
Dana: Rp. 15.000.000,00 (Maret 2004)
5 staf (4 perempuan dan 1 laki-laki)-lulusan SMU
Pengetahuan, ketrampilan, dan pelatihan staf sangat
terbatas di bidang pengorganisasian dan manajemen,
kegiatan keuangan mikro, akuntansi, dsb.
Penerima manfaat: hanya perempuan Muslim
(Muhammadiyah) yang bermukim di daerah Kota Poso
(Lawanga, Kasintuwu, Bone Sompe, Sayo, Gebang Rejo,
Kayamanya, Moengko) dan terlibat dalam kegiatan
ekonomi dan / atau merupakan anggota Dakwah
Pengajian
100 anggota perempuan / peminjam (Maret 2004)
Anggota / peminjam berkurang dari 200 anggota menjadi
100 akibat konflik
Kebanyakan peminjam bergerak di bidang usaha kecil
seperti warung makan, kios, perdagangan kecil (pedagang
sayur di pasar), dsb.
Tidak terlalu aktif karena kendala keuangan

Jaringan

Yayasan
MuhammadyahAisyah, Departemen
Koperasi,
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan-Jakarta,
Dinas Pemberdayaan
Perempuan
Kabupaten

Lokasi &
Contact
Person

Lokasi: Kota
Poso
Contact
person: Novi
Djamhuri,
Ruwaidah

Anda mungkin juga menyukai