I.
KASUS
No. Rekam Medik
: 692462
Nama Pasien
: Ny. L
Umur
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Desa Meko,Poso
Tempat/Tanggal lahir
Agama
: Kristen Protestan
Kebangsaan
: Indonesia
Tanggal Pemeriksaan
: 11-12-2014
Perawatan Bagian
1.1 Anamnesis :
a.
Keluhan utama
b.
: Perut kembung
Anamnesis terpimpin:
Dialami sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pada
awalnya pasien sering merasakan nyeri perut disertai mual dan muntah. Tetapi
sejak 1 minggu ini mual muntah memberat. Tidak ada penurunan nafsu makan.
Pasien juga tidak bisa BAB dan kentut sejak 1 minggu terakhir ini. Tidak ada
penurunan nafsu makan. Riwayat trauma tidak ada, riwayat demam tidak ada.
c.
1.
2.
3.
4.
1.2
a.
b.
Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
: 120/80 mmHg
: 72 kali/menit
Pernafasan
Suhu
c.
d.
e.
f.
: 20 kali/menit
: 36,2oC
Mata
Kelopak mata
Konjungtiva
Sclera
Kornea
Pupil
: Edema (-)
: Anemia (-)
: Ikterus (-)
: Jernih
: Bulat, isokor
THT
Mulut
Bibir
Lidah
Faring
: Hiperemis (-)
Tonsil
Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Massa tumor (-)
Nyeri tekan (-)
Pembesaran thyroid (-/-)
g.
Paru paru
a. Inspeksi: simetris
(ka=ki),
tidak
menggunakan
otot-otot
bantuan
BT = Wheezing (-/-)
Ronchi (-/-)
e.
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
f.
g.
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
kosong, mukosa licin, massa tumor (-). Fases warna kuning, lendir dan darah tidak
ada.
1.3
Laboratorium
Laboratorium (15-12-2014)
Parameter
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
RDW-CV
PLT
MPV
PCT
PDW
P-LCR
NEU
LYM
Hasil
12.30
3.46
9.2
28.0
80.9
26.6
32.9
46.9
16.4 +
302
10.4
0.31
11.4
26.8
%
10.51+
1.01
Range
4.00 10.0
4.50 6.50
14.0 18.0
40.0 54.0
80 100
27.0 32.0
32.0 36.0
37.0 - 54.0
10.0 15.0
150 400
6.0 11.0
0.150 0.500
11.0 18.0
13.0 43.0
Range
%
85.4 %
8.2 %
#
[10^3/uL]
[10^3/uL]
3
Unit
103/mm3
106/dL
g/dL
%
m3
Pg
g/dL
fL
%
103/mm3
m3
%
%
%
#
52.0 75.0
20.0 40.0
MON
EOS
BAS
0.63
0.13
0.02
Nama Pemeriksaan
KIMIA KLINIK
Fungsi ginjal
Ureum
Kreatinin
Elektrolit
Natrium (Na)
Kalium (K)
Clorida (Cl)
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
5.1 %
1.1 %
0.2 %
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
51
0.80
Mg/dL
Mg/dL
10 50
< 1.1
138
3.3
117
mmol/L
mmol/L
mmol/L
136 - 145
3.5 5.1
97 111
2.0 8.0
1.00 3.00
0.00 0.10
Radiologi
Foto BNO 3 posisi (11-12-2014)
Hasil pemeriksaan:
b.
Foto Thoraks AP
Hasil pemeriksaan:
- Corakan bronchovaskuler dalam batas normal
- Tidak tampak proses spesifikasi aktif pada kedua paru
- Cor : Cardio Thoracic Index sulit dinilai kesan membesar, aorta dilatasi dan
elongasi
- Kedua sinus baik, kedua diafragma letak tinggi
- Tulang-tulang intak
Kesan: - Pulmo dalam batas normal
- Cardiomegaly dengan dilatatio et elongatio aortae
- Elevasi diafragma bilateral (proses intraabdomen?)
1.5 Diagnosis
Ileus Obstruksi
1.6 Terapi
1. IVFD NaCL 0.9% 500cc/24 jam
2. Oksigen 4 L/menit
3. NGT (dekompresi)
4. Pemasangan kateter urin
5. Ceftriaxon 1gr /12jam/IV (antibiotik)
6. Ranitidin 50 mg/8jam/IV (antagonis H2)
7. Metronidazole 500 mg/8 jam/IV (antibiotik)
8. Tindakan operasi : Laparotomi Eksplorasi
1.7 Diagnosis Post Operatif
Ileus Obstruksi e.c Tumor Colon Transversum
II. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut. Obstruksi usus akut didefinisikan sebagai hambatan
terhadap progresi isi usus akibat masalah mekanik. Keadaan ini menyebabkan
20% pasien menjalani operasi untuk kondisi abdominal akut, dengan obstruksi
usus halus sekitar 80% dari obstruksi dan15% obstruksi usus besar.2,3
Ileus obstruktif adalah hambatan pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik misalnya oleh strangulasi, invaginasi, atau sumbatan di dalam
lumen usus. Terdapat dua jenis obstruksi yaitu, obstruksi sederhana dan obstruksi
strangulasi. Obstruksi sederhana adalah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya
pembuluh darah. Pada obstruksi strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit
sehingga bisa terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau ganggren
yang ditandai dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari
jaringan ganggren.1
Foto polos abdomen adalah modalitas pencitraan klasik yang dipakai untuk
mengkonfirmasi diagnosis dari obstruksi usus; namun, sekitar 1/3 dari pasien
yang diperkirakan mempunyai obstruksi mekanik pada penemuan klinis, foto
polos abdomen tidak ditemukan obstruksi. Sebaliknya, sekitar 20 % pasien
tersangka pseudobstruksi colon mempunyai obstruksi usus mekanik2.
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang dapat menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut.4
b. Anatomi
pelvis dengan menembus dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai
anus dalan perineum.4
c.
Etiologi
Faktor intrinsik ileus obstruktif :6
1)
Crohn Disease.
Ada 3 cara dari penyakit Crohn dapat menyebabkan ileus obstruktif.
ditandai oleh penyempitan usus akibat proses inflamasi akut. manifestasi dari
penyakit lama, yang biasanya menghasilkan stenosis sikatriks segmen yang
terkena. Dan yang terakhir, dapat disebabkan karena proses adhesi, hernia
insisional, atau striktur pasca operasi pada pasien yang telah menjalani operasi
usus sebelumnya.
2)
3)
Radiasi Enteritis.
Radiasi enteritis menyebabkan obstruksi pada fase akhir setelah 1 tahun
terapi radiasi pada panggul. Oleh karena itu, loop ileum adalah yang paling sering
terkena. Radiasi enteritis menyebabkan obstruksi terutama kanera memproduksi
perubahan adhwesive dan fibrosis dalam mesenterium. Ada juga perubahan yang
dihasilkan dalam usus, seperti penyempitan lumen dan dismotilitas yang
disebabkan oleh serositis radiasi. CT menunjukkan penyempitan lumen.
Kemungkinan juga ada penebalan dinding usus abnormal di daerah yang telah
terkena radiasi.
4)
Hematoma
Hematoma usus halus dapat terjadi oleh karena
terapi antikoagulan,
Vascular Oklusi.
Vascular Oklusi atau stenosis arteri mesenterika atau pasokan pembuluh
10
Gejala Klinik
Diagnosis klinis dari obstruksi usus tergantung pada 4 temuan kardinal,
yaitu : nyeri perut, muntah, konstipasi atau obstipasi, dan distensi abdominal.
Meskipun demikian terkadang diagnosis sulit untuk ditegakkan karena penemuan
klinis yang ditemukan biasa bervariasi tergantung derajat dan level dari obstruksi
yang terjadi serta status vaskuler dari segmen yang mengalami obstruksi.1
Pada obstruksi mekanik tipikal, nyeri abdomen bermanifestasi seperti kram
dan intensitasnya meningkat secara bertahap. Seiring waktu meningkatnya
distensi usus menghambat motilitas dan nyeri menjadi mereda. Selanjutnya, pada
pasien dengan pasien obstruksi usus disebabkan oleh kanker, Pasien biasanya
orang tua dan mempunyai gejala yang berhubungan dengan lokasi tumor, dengan
gejala akut yang lebih kurang dari obstruksi usus halus. Nyeri abdomen
bermanifestasi seperti kram dapat muncul dengan penyebab lain dari akut
abdomen seperti kolik renal. Muntah atau konstipasi tidak spesifik untuk obstruksi
mekanik.1
e. Radiologi
11
Konvensional
Pada pemeriksaan konvensional, dapat dilakukan pemeriksaan BNO 3
Posisi (supine, erect, LLD) dan akan didapatkan hasil sebagai berikut2,10 :
a)
udara dan cairan pada bagian proksimal dari titik terjadinya obstruksi. Sedangkan
bagian distal dari titik terjadinya obstruksi tidak mengalami dilatasi/kolaps.
Perubahan foto radiografi polos biasanya mulai muncul tiga sampai lima jam dari
onset
radiologik baru dapat muncul beberapa jam hingga beberapa hari . Loop loop
usus halus yang dilatasi (diameter maksimal dari usus halus <3 cm) mengandung
cairan dan/atau udara yang dapat dilihat pada foto polos abdomen posisi supine.
Pada foto posisi erect dapat dilihat air-fluid level yang multipel yang bersifat tidak
spesifik yang dapat dijumpai pada ileus paralitik, gastroenteritis, divertikulosis
jejunal, dll.5
Gambaran herring bone muncul pada obstruksi usus halus karena adanya
struktur valvula konniventes pada usus halus (duodenum, jejunum, dan ileum).
Pada saat terjadi dilatasi usus halus (> 3 cm) struktur ini akan terlihat memberikan
gambaran
seperti
herring
bone
appearance.
Gambaran
air-fluid
level
menunjukkan adanya tingkat udara yang berdensitas lusen diatas cairan yang
berde nsitas intermediat. Adanya obstruksi menunjukkan udara usus tidak sampai
ke distal.5 Beberapa dengan lebar lebih dari 2,5 cm. pada kondisi ini, ada
perbedaan tinggi vertikal lebih dari 2 cm antara air-fluid level dalam loop usus
yang sama (area dilingkari). Ada juga distensi dari diameter usus halus lebih dari
2,5 cm dan rasio usus halus usus besar lebih dari 0,5.11
12
13
bowel obstruksi lebih jarang terjadi dibanding dengan small bowel obstruksi.
Hanya 20% darai angka kejadian obstruksi usus. Penyebab tersering dari large
bowel obstruction adalah keganasan 50-6%. Gambaran radiologik yang bisa
didapatkan pada large bowel obstruksi adalah distensi colon pada proksimal
hingga pada lokasi obstruksi dan kolaps pada bagian distal, seperti pada gambar
berikut :
14
Gambar 11 Foto Polos Abdomen. posisi supine, tampak gambaran dilatasi looploop usus besar daerah perifer dengan diameter usus > 5cm dan terlihat haustra
yang tebal (a).6 Foto polos abdomen posisi erect, tampak dilatasi loop-loop usus
besar dan gambaran air fluid level bertingkat-tingkat/ step ladder appearance(6)
Gambar 13 (a) Air fluid level dengan ketinggian berbeda dalam loop usus yang
sama step ladder sign dan (b) posisi tegak string of pearls sign (panah)2
2.USG Abdomen
USG Abdomen dapat dilakukan pada pasien dengan curiga small bowel
obstruksi. USG dapat mendeteksi adanya air fluid level, dilatasi usus
proksimal dan kolaps distal. USG bersifat operator dependent yaitu sangat
bergantung pada ketelitian dan pengalaman operator. Gambaran radiologi
yang didapatkan dari pemeriksaan USG pada pasien dengan ileus obstruksi
adalah sebagai berikut :
15
Gambar14 Ileus Obstruktif Foto USG. Dinding usus menebal dengan pola
bertingkat echo (panah) dan ascites (A)
Gambar 15 obstruksi usus a. Loop loop usus berisi cairan dengan keyboard sign.
b. Step ladder sign. potongan transversal (A) dan longitudinal (B) menunjukkan
dilatsi multiple loop loop usus halus pada pasien dengan obstruksi pada distal
usus halus 2
16
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi. Berikut
gambaran yang didapatkan pada pasien ileus obstruksi dengan pemeriksaan CT
Scan Abdomen :
Gambar 16 CT scan axial dari obstruksi usus (CT scan axial menunjukkan adanya
cairan dan dilatasi loop usus kecil ( panah putih ) dan runtuh usus ( panah merah )
konsisten dengan obstruksi usus kecil mekanik.)
f.
Diagnosis Banding
1. Ileus Paralitik2,8
Ileus Paralitik merupakan gangguan aktivitas motorikus sehingga udara dan
cairan berkumpul dalam usus yang data mengakibatkan distensi abdomen.
Ditemukan dilatasi usus (usus halus > 3 cm, usus besar > 8 cm) tanpa titik transisi,
terlihat air-fluid level. Bersifat akut, kronik, atau intermitten. Dengan etiologi
seperti gangguan neural, humoral, metabolik, trauma, pendarahan retroperitoneal,
dan fraktur spinal atau pelvis. Adapun gambaran radiologis yang bisa didapatkan
pada ileus paralitik adalah sebagai berikut:
17
Gambar 17. Foto Polos Abdomen. Dilatasi usus halus dan usus besar sampai
rektum disertai retensi udara dan cairan yang banyak. Air-fluid level yang
panjang-panjang dan cenderung tidak bertingkat. Tidak tampak herring-bone
appearance
Yang membedakan Ileus Obstruksi dan Ileus Paralitik adalah gambaran air
fluid level. Pada ileus obstruksi ditemukan air fluid level yang bertingkat,
sedangkan pada Ileus Paralitik air fluid level yang memanjang. Selain itu, pada
Ileus Obstruksi juga ditemukan Herring Bone appereance. Dilatasi pada Ileus
Obstruksi tidak merata pada semua loop usus, hanya dilatasi padda proksimal
hingga lokasi obstruksi dan kolaps pada bagia distalnya, seangkan pada Ileus
Paralitik dilatasi ditemukan pada semua loop loop usus.
g.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan obstruksi ileus adalah pembedahan. Ketepatan waktu pada
penanganan dengan jelas telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Hal
ini terutama disebabkan telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit
serta perubahan homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.12
h.
Komplikasi
Nekrosis usus
Perforasi usus
Merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien Ileus
Gambaran udara bebas berada di tepi lateral dari hati. Ketika terdapat udara
bebas dalam abdomen, usus menjadi lebih jelas terlihat dengan adanya udara pada
kedua sisi dinding usus. Ini disebut sebagai Rigglers sign/double wall sign.13
i. Prognosis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi
dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika
terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai
sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan
dengan cepat.12
II.
DISKUSI
Seorang wanita, 64 tahun MRS dengan keluhan utama perut kembung.
Dialami sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pada awalnya
pasien sering merasakan nyeri perut disertai mual dan muntah. Tetapi sejak 1
minggu ini mual muntah memberat. Tidak ada penurunan nafsu makan. Pasien
19
juga tidak bisa BAB dan kentut sejak 1 minggu terakhir ini. Tidak ada penurunan
nafsu makan. Riwayat trauma tidak ada, riwayat demam tidak ada. Riwayat
penyakit sebelumnya tidak ada, riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
disangkal. Dari status generalis, pasien dalam keadaan sakit sedang,
composmentis, dan status gizi kurang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72
kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, dan suhu 36,2oC. Didapatkan juga distensi
pada perut dan peristaltik kesan meningkat.Pada pemeriksaan fisis mata, THT,
leher, dada, paru paru dan jantung dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa pada obstruksi usus halus didapatkan pengeluaran
banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari
obstruksi,maupun oleh muntah.
Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan
semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan
metallic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kesan leukositosis dan
belum ada penurunan fungsi ginjal maupun kesembangan elektrolit yang
terganggu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa nilai laboratorium
pada awalnya normal, kemudian akan terjadi hemokonsentrasi, leukositosis, dan
gangguan elektrolit.
Dari hasil pemeriksaan foto abdomen 3 posisi ditemukan udara usus tidak
terdistribusi sampai ke distal colon, tampak dilatasi loop-loop usus disertai
gambaran herring bone dan tampak air fluid level yang bertingkat-tingkat dan
memberikan gambaran step-ladder, tidak tampak udara bebas subdiafragma,
kedua psoas line tidak tervisualisasi, prepreritoneal fat line intak kanan tidak
tervisualisasi, dan tulang-tulang lainnya intak dengan kesan gambaran ileus
obstruktif. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa gambaran
20
radiologi ileus obstruksi berupa dilatasi usus dengan air fluid levels. Pada posisi
supine distensi usus halus memberikan gambaran stack of coins atau herring
bone appearance. Pada posis tegak/lateral decubitus tampak multiple air fluid
levels dengan ketinggian berbeda pada loop usus yang sama memberikan
gambaran step ladder
Pasien saat ini telah konsul ke bagian bedah digestif untuk penanganan operatif.
Dan prognosis dari pasien ini adalah dubia et bonam.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Marincek, Borut dan Robert F. Dondelinger. Emergency Radiology
Imaging and Intervention. New York: Springer; 2007.p. 435, 438, 436-437.
2. Bactiar Murtala. Editor. Ileus obstruktif dan ileus paralitik dalam
Radiologi Trauma dan Emergensi. Bogor: IPB Press; 2012. H.159-168.
3. Indrayani Margaretha N. Diagnosis dan Tatalaksana Ileus Obstruktif. Bali:
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Press:2013.
P. 3-5.
4. R. Putz dan R. Pabst. Editor. Anatomi sistem pencernaan dalam Atlas
Anatomi Manusia, Sobotta Jilid 1 Edisi 21. Jakarta: EGC; 2007.h.14.
5. Silva, Ana Catarina et al. Small Bowel Obstruction: What to Look for.
RadioGraphic 2009; 423-439.
6. Peyvasteh, Mehran et al. Ileus and Intestinal Obstruction Comparison
Between Children and Adults. Polski Przeglad Chirurgiczny 2011. 83, 7,
367-371.
22
23