Protein dapat dipecah menjadi asam-asam amino melalui suatu cara yaitu
denganhidrolisis. Apabila suatu protein mengalami hidrolisis, maka asam-asam
amino penyusunnyaakan teruraikan. Hidrolisis protein dapat dilakukan dengan menggunakan enzim protease daritripsin. Asam amino bebas yang dihasilkan dari hidrolisis ini apabila direaksikan denganformaldehid berlebih akan membentuk derivat metilol. Reaksi ini menyebabkan asam aminobebas bentuk isoelektrik kehilahan satu proton dari gugus NH3+ (Tika, 2010). Titrasi formal asam amino adalah metode penetapan asam amino berupa titrasi denganlarutan basa setelah ditambahkan larutan formaldehid untuk menghilangkan kebasaan gugusamino. Pada titrasi ini akan diperoleh kurva titrasi asam amino dari hasil hidrolisis proteinmenggunakan enzim protease. Selama hidrolisis suatu protein, sejumlah gugus karboksil dan gugus amino terus bertambah. Penentuan secara kuantitatif salah satu gugus akan dapat memberikan indikasi untuk mengetahui derajat hidrolisis dari suatu protein. ditambahkan formaldehid pada larutan asam amino tersebut agar bereaksi dengan gugus amino yang tidak bermuatan sehingga memungkinkan gugus amonium membuffer pada daerah pH yang lebih rendah dan dapat dititrasi pada titik akhir secara kuantitatif menggunakan suatu indikator. Indikator yang digunakan adalah fenolftalein sehingga titik akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat, ditandai dengan perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadimerah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Reagen yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelatin, yang merupakan produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin adalah protein larut dan bersifat gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai ion gelling agent. Tujuan penambahanNaOH adalah agar larutan gelatin bersifat basa.
Pada pH 8,0 larutangelatin akan mampu bereaksi dengan sempurna dengan
enzim protease, yaitu tripsin. Pada pH8 merupakan pH yang optimum bagi enzim untuk menghasilkan asam amino agar terjadi hidrolisis secara sempurna antara gelatin dengan tripsin, kedua larutan jugadiinkubasi pada suhu 38oC, karena enzim protease dapat bekerja optimal pada suhu ini. sehingga terjadipemecahan protein menjadi asam amino. Reaksi yang terjadi dalam titrasi dengan menggunakan formaldehid merupakan reaksi pembentukan dimetilol. Dimana, larutan protein yang telah dinetralkan dengan basa (NaOH),kemudian ditambahkan sehingga membentuk dimetilol. Dengan terbentuknya dimetilol ini,berarti gugus aminonya yang sudah terikat tidak akan mempengaruhi reaksi antara karboksil(asam) dengan basa (NaOH), sehingga titik akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Disamping itu, untuk memungkinkan gugus amonium membuffer pada daerah pH yang lebihrendah dan dapat dititrasi pada titik akhir suatu indikator