Anda di halaman 1dari 5

Jadwal hari ini:

07-09 : Diskusi
10-11: kunjungan ke poli neuro di lantai 3 poliklinik
11-13: kunjungan bangsal + isi rekam medik
14-15: diskusi rekam medik
Rangkaian kegiatan FCP Neurologi Kelompok 11B
Pengantar :
Dalam menangani pasien neuro, kita pelu menentukan diagnosis penyakit pasien tersebut. Diagnosis
dalam neuro dibagi menjadi 4:
1. Diagnosis Klinis (yang disimpulkan dari gejala klinis pasien contohnya: penurunan kesadaran,
hemiparesis, hemihipestesia, ataxia cereberal, disfagia, dll)
2. Diagnosis Topis (menentukan site lesi --> apakah di organ efektor, radix, ganglion, saraf pusat,
etc)
3. Diagnosis Etiologi (berpedoman pada VITAMIN D : Vascular, Infeksi, Trauma, Anomali,
Metabolic, Immunology, Neoplasma, dan Degeneratif)
4. Diagnosis Patologis (yang dapat ditemukan secara mikroskopis /PA --> contoh: kalo ada
neoplasma berarti tumor/kanker, vaskular --> ada perdarahan, iskemi, etc)
Ingat! Pasien datang dengan simtom klinis yang umum (contoh: demam), jadi harus digali lebih dalam
dan ditentukan Ddnya. Kalau misalnya demamnya berhubungan dengan infeksi SSP, biasanya bersifat
progresif dan disertai dengan gejala2 neurologis. Biasanya kalau meriksa pasien neuro: selalu perhatikan
SIMETRISASI.
Kasus 1:
Anda sedang bekerja di ruang gawat darurat. Tolong diskusikan kasus sebagai berikut.
Tn.A, 23 tahun, datang ke IGD RSCM dalam keadaan kejang seluruh tubuh sejak 1 jam sebelumnya.
Tiga hari yang lalu pasien mengalami demam tinggi disertai sakit kepala. Dua hari yang lalu pasien
mulai sering terlihat selalu mengantuk. Sejak 1 jam yang lalu tiba-tiba saat tidur pasien kejang seluruh
tubuh, kaku, diikuti kelonjotan. Mata mendelik ke atas dan mulut berbusa. Lama kejang kurang lebih
5-10 menit, dan setelahnya pasien terlihat tertidur. Sepuluh menit kemudian pasien kejang lagi
dengan pola yang sama. setelah 2x kejang pasien dibawa ke IGD.
Pertanyaan A:
a. Apa yang akan anda lakukan pertama kali saat menerima pasien tersebut di IGD?
b. Data2 apa lagi yang diperlukan???
Pembahasan:
Pasien ini mengalami kejang akut, 3 hari yll demam, 2 hr penurunan kesadaran --> kira2 apa?? Epilepsi? Status epileptikus?
Epilepsi: suatu gangguan otak yg menyebabkan penderita memiliki kecenderungan kejang2 berulang.
Status epileptikus: kejang lebih dari 30 menit atau 2 episode kejang berturutan, masing-masing 5-10 menit, yang tidak diselingi periode sadar

Kejang non-epileptikus / pseudoseizure : kejang tapi bukan epilepsi

Ketika pasien sampai di IGD:


1. Cek ABC
Airway. Karena pasien ini kejang, takutnya lidahnya jatuh atau gigit lidahnya --> dipakaikan
guedel (OPA) ukurannya untuk dewasa 4. Kalau misalnya dibutuhkan pakai Triple airway
manouver.
Breathing: oksigenasi menggunakan face mask sebesar 10 L/menit.
Oksigenasi biasa --> oksigen 2-3 L/menit
Menggunakan nasal kanul --> hingga 4 L/menit, lebih dari itu mukosa hidung kering jadi perih
Kalau butuh yang > 5 L/menit pakai face mask

Circulation: ukur nadi, tensi, pasang IV line


2. Status Generalis
Minimal status kesadaran, tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
3. Status Neurologis
a. GCS (masih inget kan? Cth pelaporan: E4M6V5) --> digunakan untuk mengetahui kemampuan
pasien dalam menanggapi perintah
b. Pupil + Refleks cahaya langsung dan tidak langsung (RCL/TL) --> contoh pelaporan: pupil +
RCL/TL : isokor +/+ atau anisokor +/+
Kalau GCS turun, pupil anisokor biasanya kelainan neurologis
Kalau GCS turun, pupil isokor dll biasanya kemungkinan kelainan neurologis kecil
c. Tanda Rangsang Meningeal (Kaku kuduk, laseque, kernig, brudzinski I dan II, etc)
d. N. Cranialis (yg biasa diperiksa II, III, IV, V, VI, VII, XII --> biasanya kalau ujian diperiksa
semuanya, tapi kalau biar cepet / umumnya cuma ditulis kelainan aja). N. II dan VII biasanya
lesinya bersifat sentral.
e. Status Motorik
Tentukan adanya hemiparesis, tetraparesis, dll.
Kekuatan tonus motoriknya juga dinilai (0-5) kalau pasiennya sadar --> biasanya untuk
menilai kelainan neuro. Contoh laporan tonus motorik ==>
Eks atas kanan

Contoh: 4555 --> makin deket ke sumbu tengah,


makin deket ke sumbu tubuh, mewakili pergerakan
sendi --> contoh: eks bawah --> kekuatan jari kaki
4, ankle 5, knee 5, panggul 5

5555

Eks bawah
kanan
4555

f.

Eks atas kiri


5555

Eks bawah kiri


5555

Refleks fisiologis dan patologis


Refleks fisiologis (bisep, trisep --> tangan; patella, achilles--> kaki) : pelaporannya
0,+,2+,3+,4+, dan tentukan adanya klonus. Jika nilainya 2+ : normal, 0 tidak ada refleks, +
hiporefleks, 3+ hiperrefleks, 4+ hiperrefleks disertai klonus. Untuk mengetahui adanya
hipo/hiper ada 2 cara: bandingkan dengan sebelahnya dan liat perluasan (perluasan artinya
waktu dipukul ga cuma tendon yang bisa stimulasi refleks, sampai ke otot juga bisa untuk

stimulasi gerakan refleks, contoh: refleks fisiologis patela bisa dipicu dengan memukul
quadriceps)
Klonus: kontraksi ritmik dari otot yang timbul jika otot diregangkan secara pasif, dapat
dijumpai pada lesi supranuclear (UMN, piramidal).
Refleks patologis: babinsky (dorsofleksi ibu jari kaki dan mekarnya jari2 lainnya akibat
adanya lesi traktus piramidalis). Pelaporan: R.babinski -/- (maksudnya kaki kanan negatif,
kiri negatif)
Tangan kanan

Contoh Laporan untuk Refleks fisiologis ==>


3+ hiper refleks : lesinya UMN

3+

Kaki kanan
3+

Tangan kiri
3+

Kaki kiri 3+

g. Status Sensorik
Biasanya hipestesia. Contoh: merasa tebal --> sisi wajah kanan terasa baal. Apa yang terjadi
pada pasien tersebut?
a.
b.
c.
d.
e.

paresis N.V123 dekstra


Hemihipestesia facial dekstra
Lesi N.V123 dekstra
Hemihipestesia facial sinistra
Lesi N.V123 sinistra

Jawabannya: lesi N. V123 dekstra.

Alasan: kalau kelainan N.kranialis yang motorik disebut paresis. Kalau kelainan N.kranialis sensorik cenderung
disebut lesi. Contoh: buta: lesi N.II
Disebut hemi hipestesia jika melibatkan separuh badan termasuk kepala. Kalau masih kepala saja (tidak
hipestesia badan, maka disebutkan aja lesi/paresis N.cranialisnya karena yg diwajah/kepala cenderung hanya
melibatkan N.cranialis.

h. Status Otonom --> dicek status otonom contoh ada inkontinensia urin atau ga? Etc
Lanjutan Kasus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran stupor, TD 130/80 mmHg, nadi 76x/menit, napas
25x/menit, suhu 39 C, GCS E2M4V2 , pupil bulat isokor, diameter 3mm, RCL/TL normal. Saraf kranialis
tidak ada paresis. Motorik terlihat ekstremitas sisi kanan kurang aktif. Refleks fisiologis meningkat di
sisi kanan, babinski positif sisi kanan.
Apa yang dapat disimpulkan dari PF tsb? Alasan? Data apa lagi yg diperlukan?
Bisa diliat yang ditemukan, motoriknya ada hemiparesis kanan, refleks fisiologisnya-->

3+

2+

3+

2+

Refleks babinski +/- (maksudnya kanan +/kiri -)


Kesimpulannya: Ada defisit neurologis fokal (fokal: dapat diketahui topisnya), tipe UMN (tdp
hiperrefleks), hemiparesis kanan, babinski kanan + ==> motorik --> jaras kontralateral --> lesinya di SSP
sebelah kiri.

Diagnosis topisnya: cerebrum sisi kiri


Diagnosis etiologi: bisa infeksi (butuh pem DPL etc), bisa metabolik (cek elektrolit, gula darah, Analisis
gas darah, etc), bisa neoplasma.....
Lanjutan Kasus
Pada pemeriksaan lab ada Hb 13,2 g/dl, Ht 39,8 vol%, leukosit 9300/UL, trombosit 267.000/UL,
eritrosit 4,33jt/ul, natrium 120 mEq/L, kalium 3,5 mEq/L, chloride 98 mEq/L, gula darah sewaktu 70
mg/dl. AGD DBN.
Apa yg dapat disimpulkan dari P.lab tsb? Data apa lagi yg diperlukan? Ada diagnosis kerja sementara yg
disimpulkan?
Disitu yang ga normal Cuma natriumnya N (135-150 mEq/L) --> hiponatremia --> metabolik.
Pemeriksaan yang dibutuhkan: CT-scan kepala --> kayaknya ini wajib di kasus ini kata dokternya. Kalau
di daerah susah CT, bisa diperbaiki hiponatreminya dulu.
Lanjutan kasus
Pada pemeriksaan CT scan kepala dengan kontras didapatkan gambaran cerebritis dengan lesi
hipodens di frontal kiri. Apa diagnosis yg dapat disimpulkan? DD? Tatalaksana?
CT-scan minta dengan kontras kalo u/ neoplasma, kalo stroke ga perlu kontras. Untuk stroke, lihat ada
perdarahan atau tidak (bukan untuk diagnosis tetapi untuk meyakinkan keberadaan perdarahan/iskemi.
Diagnosis: cerebritis dengan lesi hipodens di frontal kiri
Cerebritis: inflamasi serebrum karena adanya peradangan pembuluh darah (bukan direct infection ke
serebrumnya) -> gejalanya kaya stroke (stroke like syndrome).
Kejang disini bisa terjadi karena cerebritis yang menimbulkan kelainan pengeluaran natrium lewat urin -> hiponatremia ==> penyebabnya SIADH: syndrome of inappropriate ADH hypersecretion.
Kalo kliatannya karena infeksi, bisa dilakuin lumbal punksi. Di kelompok kami tadi tidak dibahas
tatalaksana.
Abis diskusi kita jalan ke poliklinik. Di poliklinik dokternya meriksa pasien, kita melihat. Tadi dapat pasien
kasus stroke lama.
Setelah itu jalan ke gedung A, ke bangsal neuro lantai 5. Di sana dokternya meriksa pasien rawat inap
lagi, dan meriksa pasiennya. Setelah itu, kita diskusi bentar mengenai apa yg masih dibingungkan pas
pemeriksaan pasien tadi. Terus kita disuruh isi rekam medik dengan anamnesis dan pemeriksaan ke
pasien yang tadi udah diperiksa oleh dokternya. Jadi kita bisa PF sendiri dan bebas ngisi rekam mediknya
terserah kita. Terus jam 2 kita diskusi rekam medik. Rekam medik kami diisi selengkapnya terus
dikumpulkan.......
Oiya, tadi pasien bangsalnya lemah 4 ekstremitas + ada paresis N.III kiri. Nah diagnosisnya hemiparesis
duplex di kedua hemisfer e.c. suspek infeksi, DD neoplasma. ==> pas liat CT scan --> tumor.
Terus pelajari aja beda hemiparesis dupleks sama tetraparesis.

Bedanya sih: hemiparesis dupleks lesi multipel di kedua hemisfer : 4 ekstremitas kena + kelainan
N.cranialis. kalo tetraparesis kelainannya di batang otak.
Intinya pelajari lagi diagnosis topis!!!!!
Jangan lupa bawa alat2 kaya tensimeter (soalnya kita periksa tanda vital sendiri juga pas di bangsal),
palu refleks (wajib), penlight (wajib).
Selesai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai