tetap sesuai dengan nilai nilai dasar agama islam dan tidak terlepas dari syariat
islam, hal ini menepis anggapan bahwa neo-sufisme tidak sesuai dengan ajaran
islam, barangkali hanya tidak sesuai dengan sudut pandang sufisme ortodok.
Sikap puritanis pendukung neo-sufisme menyebabkan berseberangan dengan
paradigma sufisme terdahulu yang mengarahkan pengikutnya untuk membenci
dunia sehingga mereka lebih bersifat pasif, berbeda dengan neo-sufisne yang lebih
mendorong dan memotifasi pengikutnya untuk berperan aktif dan kreatif dalam
kehidupan ini, baik dari segi sosial kemasyarakatan maupun dari segi intelektual.
Serta aktif dalam melakukan amar maruf nahi mungkar.
Singkatnya neo sufisme tidak menutup diri dari perkembangan zaman maupun
perkembangan pemahaman manusia yang beragam terhadap permasalahan
agama, seperti fiqh, teologis, maupun sufisme, bahkan neo-sufisme lebih
menyarankan agar terlibat aktif dalam perkembangan zaman, gaya pemikiran
seperti ini dituangkan dalam semacam dokterin yang disebut ruhaniyah al-