PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain seperti
puberteit, adolescense, dan youth. Remaja atau adolescense (inggris), berasal
dari bahasa Latin Adolescense yang berarti tumbuh ke arah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi
kematangan sosial dan psikologi (Kumalasari dan Ardhyantoro, 2012). Masa
dewasa
awal
atau
muda
kehidupan dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses
pematangan pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun
psikologis. Pematangan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik ini
meliputi berbagai organ salah satunya yaitu organ reproduksi. Kesehatan
reproduksi pada tahap ini sangatlah penting karena berkaitan erat dengan
tingkat fertilitas
Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan
adanya gangguan fungsi sistem reproduksi yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim dan payudara,
infertilitas, serta fracture tulang. Perubahan panjang dan gangguan
keteraturan siklus menstruasi menggambarkan adanya perubahan produksi
hormon reproduksi (Liu, 2012). Pemendekan masa folikuler menyebabkan
siklus menstruasi menjadi lebih singkat (polimenore) berhubungan dengan
penurunan kesuburan dan keguguran; sedangkan pemanjangan siklus
dengan
kejadian
anovulasi,
obesitas
memiliki
risiko
gangguan
siklus menstruasi lebih tinggi dibandingkan wanita dengan status gizi normal
(Paath EF dkk, 2005 dalam Asniya 2012).
Kondisi obesitas yang berlanjut sebagai kondisi hipersekresi estrogen
dan hipersekresi LH, serta penghambatan sekresi FSH. Adanya hambatan
sekresi pada FSH menyebabkan terganggunya proliferasi folikel sehingga
tidak terbentuk folikel yang matang. Meskipun pematangan ovum terjadi
(melalui mekanisme yang dijelaskan di atas), ovulasi tetap tidak berlangsung
oleh karena imaturitas folikel. Hal inilah yang menjadi dasar mekanisme
ketidakhadiran menstruasi (amnorea). Proses anovulasi ini juga sangat terkait
dengan sindrom poliovarium kistik. Gangguan estrogen yang selalu tinggi
mengakibatkan tidak pernah terjadi kenaikan kadar FSH yang adekuat. Hal
tersebut menyebabkan penumpukan folikel kecil (folikel pada stadium anthral
dengan penampang + 8 mm) pada tepi dinding ovarium tanpa pernah
mengalami ovulasi (Wasita, 2007).
menunjukkan
sebanyak
3,6%
mengalami
dengan
wanita normal
gangguan
haid
dan
keadaan-keadaan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisa hubungan antara obesitas dengan gangguan siklus
menstruasi pada remaja (usia 16-19 tahun) di
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi obesitas pada remaja (usia 16-19 tahun) di
b. Mengidentifikasi gangguan siklus menstruasi pada remaja (usia 16-19
tahun) di
c. Menganalisa hubungan antara kejadian obesitas dengan gangguan
siklus menstruasi pada remaja (usia 16-19 tahun) di.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh pengalaman secara langsung sekaligus sebagai
pegangan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini, serta dapat
dijadikan data awal bagi penelitian selanjutnya dalam permasalahan yang
sama sehingga hasil penelitian dapat lebih berkembang lagi.
2. Bagi Remaja
Sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi responden
tentang gangguan menstruasi yang terjadi pada wanita dengan obesitas
3. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat digunakan sebagai kajian pustaka dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya dalam bidang
kesehatan ibu dan anak terutama pada permasalahan yang timbul pada saat
menstruasi.
4. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi insitusi
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan terutama
tentang gangguan menstruasi pada wanita yang mengalami obesitas.
.