Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang Masalah

Penduduk lansia merupakan bagian masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan kita karena pada dasarnya setiap orang akan mengalami fase lansia (Subijanto dkk,
2011). PBB mengungkapkan bahwa pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2025 penduduk
lansia di dunia meningkat hingga 77,37%, di mana Indonesia merupakan negara penyumbang
tingginya angka persentase tersebut (Bantulkab, 2010). Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah
lansia di Indonesia diperkirakan mencapai 9,77% atau 23,9 juta jiwa pada tahun 2010 dan akan
meningkat secara signifikan menjadi 11,4% atau 28,8 juta jiwa pada tahun 2020. Hal ini
berkorelasi positif dengan peningkatan kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat Indonesia,
khususnya dibidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin tinginya angka harapan hidup
(Subijanto dkk, 2011). Angka harapan hidup di Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan
mencapai 73,7 tahun. Selain itu, Indonesia diperkirakan dapat menekan angka kelahiran total
(Total Fertility Rate-TFR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR) serta
meningkatkan proporsi penduduk lansia (Bappenas, 2005).
Lansia sangat berkaitan dengan berbagai perubahan anatomi dan fisiologi akibat proses
menua, penyakit atau keadaan patologik akibat penuaan, serta pengaruh psikososial pada fungsi
organ. Hal ini berhubungan dengan berbagai kemunduran yang dialami lansia baik fisik, psikis,
dan sosial. Kemunduran secara fisik antara lain ditandai dengan penurunan panca indera, kulit
keriput, dan menurunnya imunitas sehingga memunculkan berbagai penyakit. Kemunduran
sosial diantaranya adalah ketiadaan sanak saudara yang dapat memberikan bantuan, kurang
mampu dalam hal ekonomi, tidak produktif, dan tidak mampu lagi berperan di masyarakat.
Kemunduran psikologis yang sering dijumpai pada lansia antara lain perasaan tidak berguna,
mudah sedih, insomnia, stress, depresi, anxietas, demensia, dan delirium (Darmojo, 2009a).
Depresi merupakan gangguan psikiatri yang paling sering terjadi pada lansia. Depresi
pada lansia merupakan akibat dari interaksi faktor biologi, fisik, psikologis, dan sosial (Privitera
and Lyness, 2008). Berbagai persoalan hidup yang dialami lansia, seperti kemiskinan, kegagalan
yang beruntun, stres yang berkepanjangan, konflik dengan keluarga, atau kondisi lain seperti
tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya, punya keturunan tapi telah meninggal, anak
tidak mau direpotkan untuk mengurus orang tua, dan anak terlalu sibuk dapat memicu timbulnya
depresi (Depsos, 2006). Menurut Alexopoulos (2005) depresi pada lansia dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang kronis, gangguan kognitif, masalah keluarga, kecacatan, dan
meningkatkan resiko kematian.
Lansia ada yang bertempat tinggal di rumah bersama keluarganya dan ada pula yang
bertempat tinggal di panti werdha. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Darmojo (2009b) dan
Martono (2009) bahwa sebagian besar penduduk lansia di Indonesia hidup bertempat tinggal
bersama keluarganya, namun di sisi lain terdapat pula panti werdha yaitu suatu institusi hunian
bersama dari para lansia. Perbedaan tempat tinggal ini memunculkan perbedaan lingkungan fisik,
sosial, ekonomi, psikologis, dan spiritual religious sehingga dapat mempengaruhi status

kesehatan penduduk lansia yang tinggal di dalamnya dan disebutkan sebagai fakror resiko untuk
terjadinya depresi pada lansia (Karakaya et al., 2009; Chung, 2008).
D.I Yogyakarta adalah provinsi dengan angka harapan hidup tertinggi di Indonesia yaitu
76 tahun pada tahun 2010 dan diperkirakan tahun-tahun berikutnya akan mengalami
peningkatan. Sejalan dengan tingginya angka harapan hidup, persentase penduduk lansia juga
tertinggi yaitu 14,02% (BPS, 2011). Provinsi D.I Yogyakarta mempunyai panti werdha dengan
nama Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur yang menampung sekitar 80
lansia. Penelitian yang dilakukan oleh puji (2010) didapatkan hasil bahwa lebih dari 50% lansia
yang tinggal di panti ini mengalami depresi. Tidak jauh dari panti werdha ini terdapat dusun Diro
yang di dalamnya ada posyandu lansia sehingga memiliki data administrasi lansia yang baik.
Ada sekitar 70 lansia di dusun ini yang tinggal bersama keluarga mereka. Belum ada data tentang
depresi pada lansia di dusun ini. Sejauh ini prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8%15% dan hasil metaanalisis dari laporan negara-negara di dunia mendapatkan prevalensi rata-rata
depresi pada lansia adalah 13,15% (Evy, 2008).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul
perbedaan tingkat depresi antara lansia yang tinggal bersama keluarga di dusun Diro dengan
lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.

Perumusan Masalah
Adakah perbedaan tingkat depresi antara lansia yang tinggal bersama keluarga di dusun Diro
dengan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi antara lansia yang tinggal
bersama keluarga di dusun Diro dengan lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit
Budi Luhur.
Manfaat Penelitian
A. Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
1. membuktikan secara empiris dari teori yang sudah ada tentang depresi pada lansia.
2. menjadi salah satu bahan pertimbangan peneliti lain yang tertarik untuk meneliti masalah
depresi lada lansia.

B. Aspek Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat :
1. memberikan bahan pertimbangan kepada keluarga sebelum memasukkan anggota
keluarganya yang lansia ke panti werdha.
2. memberikan masukan kepada petugas panti untuk lebih memperhatikan kondisi
psikologis pada lansia.
3. memberikan masukan kepada masyarakat untuk dapat memahami kondisi psikologis
pada lansia sehingga dapat memperlakukannya dengan bijak.

Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
jenis penelitian ini termasuk ke dalam analitik komparatif. dalam penelitian ini faktor
pengaruh dan yang dipengaruhi diukur satu kali dalam waktu yang bersamaan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dusun Diro dan di Panti Sisial Tresna Werdha Yogyakarta
Unit Budi Luhur.
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2012.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
populasi yang akan diteliti adalah lansia di dusun Diro dan Panti Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia
menjawab kuesioner penelitian.
2. Besar sampel
3. Kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria inklusi :
1. umur 60 tahun
2. bersedia berpartisipasi
b. Kriteria eksklusi : Mengkonsumsi alkohol dan NAPZA
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
diambil sebagai sampel (Santjaka, 2011).
F. Rancangan Penelitian

G. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas
: Tinggal bersama keluarga, Tinggal di panti werdha
2. Variabel terikat
: Tingkat depresi
3. Variabel luar
a. terkendali
: usia, jenis kelamin, pendidikan tertinggi, status
perkawinan, jumlah anak, pekerjaan, lama tinggal di panti, frekuensi kunjungan
keluarga
b. tidak terkendali
: faktor genetik, kepribadian
H. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas
Tinggal bersama keluarga
Tinggal bersama keluarga adalah tinggal satu rumah dengan keluarganya yang
masih mempunyai hubungan darah. Batasan hubungan darah di sini adalah keturunan
sampai generasi kedua, saudara kandung, atau keturunan sampai generasi kedua dari
saudara kandung. Diukur dengan kuesioner dan menggunakan data skala nominal.
Tinggal di panti werdha
Tinggal di panti werdha adalah tinggal di suatu institusi hunian bersama dari para
lansia. diukur dengan kuesioner dan menggunakan data skala nominal.
2. Variabel terikat
Tingkat depresi
Tingkat depresi adalah tingkat keparahan depresi dilihat dari gejala-gejala yang
timbul. Tingkat depresi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan GDS-SF
yang telah divalidasi dan hasilnya menggunakan data skala interval. Penilainnya
menggunakan sistem skoring, skor 0-4 dianggap normal, 5-8 menunjukkan depresi
ringan, 9-11 menunjukkan depresi sedang, dan 12-15 menunjukkan depresi berat.
3. Variabel luar terkendali
Usia
Usia adalah hitungan lama kehidupan seseorang dihitung mulai saat ia lahir. usia
dalam penelitian ini dikendalikan dengan cara membatasi usia minimal pasien pada
kriteria inklusi. Diukur dengan kuesioner dan menggunakan data skala rasio.
Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah ciri biologis lansia berdasarkan pengamatan dari luar, yang
dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin diukur dengan kuesioner
dan menggunakan data skala nominal.
Pendidikan tertinggi

Pendidikan tertinggi adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh


seseorang, yang ditandai dengan sertifikat atau ijazah. Diukur dengan kuesioner dan
menggunakan data skala nominal.
Status perkawinan
Status perkawinan adalahikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri. Status perkawinan digolongkan menjadi kawin, belum kawin,
duda, dan janda. Diukur dengan kuesioner dan menggunakan data skala nominal.
Jumlah anak
Jumlah anak adalah jumlah anak kandung yang dimiliki dan masih hidup. diukur
dengan kuesionar dan menggunakan data skala rasio.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan uang.
Diukur dengan kuesioner dan menggunakan data skala nominal.
Lama tinggal di panti
Lama tinggal di panti adalah hitungan lama tinggal seseorang mulai saat ia bertempat
tinggal di panti sampai saat kunjungan. Diukur dengan alat kuesioner dan
menggunakan data skala rasio.
Frekuensi kunjungan keluarga
Frekuensi kunjungan keluarga adalah seberapa sering anggota keluarga melakukan
kunjungan terhadap keberadaan anggota keluarganya yang lansia di panti. Diukur
dengan kuesioner dan menggunakan data skala rasio.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner termasuk lembar
informed consent. Kuesioner untuk skor depresi menggunakan GDS-SF yang berisi 15
pertanyaan dan sudah divalidasi. Adapun format GDS-SF dan informed consent dapat
dilihat pada lampiran.
J. Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Peneliti meminta surat ijin penelitian ke bagian skripsi yang ditujukan ke Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta, kepala dusun Diro dan kepala Panti sosial Tresna
Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.
2. Selanjutnya peneliti melakukan penentuan sampel dari populasi lansia di dusun Diro
dan Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.
3. Peneliti kemudian melakukan pengambilan data dari sampel yang memenuhi kriteria
inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.
4. Setelah mendapatkan data, dilakukan perhitungan dan uji statistik terhadap data
tersebut untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji normalitas sebaran sampel dengan menggunakan Shapiro Wilk Test, karena
jumlah sampel 50 orang.
2. Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa sampel terdistribusi normal (nilai
kemaknaan 0,05) maka dilakukan uji parametrik yaitu uji t tidak berpasangan.
3. jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa sampel tidak terdistribusi normal maka
dilakukan uji non parametric yaitu Mann Whitney.

Anda mungkin juga menyukai