Anda di halaman 1dari 44

10 Kiat Ayah Bersabar dalam Mengasuh Anak

Penulis :
Irwan Rinaldi
Cetakan Pertama, Juni 2013
44 ; 148 x 105 mm
Desain Sampul dan Tata Letak :
Mumtaz Mumpuni
Penerbit
Ayah untuk Semua
2013
Barang siapa ingin dan berkenan menggandakan seluruh atau
sebagian isi buku ini, dengan ikhlas kami persilahkan,
dalam rangka sosialisasi pentingnya peran ayah.

Untuk kesabaran Ayah,

dimanapun Ayah berada,


tanpa kecuali.

Daftar Isi

SEKADAR MENGANTAR

SEKADAR MENGANTAR 2

PERTAMA. Berpikirlah Positif

10

KEDUA. Mengubah Tanpa Kritik Pedas

15

KETIGA. Sabar Membutuhkan Latihan

20

KEEMPAT. Lihat Kenakalan Anak dengan Santai

22

KELIMA. Cari Gelombang Sabar yang Pas

24

KEENAM. Sadarilah: Butuh Waktu untuk Menjadi Penyabar

28

KETUJUH. Yakinlah: Sabar itu Besar Hikmahnya

32

KEDELAPAN. Contohkan Kesabaran pada Anak-anak

35

KESEMBILAN. Arahkan Nafsu, Tampakkan Kesabaran

37

KESEPULUH. Raih dan Bangun Kerjasama dengan Anak

39

Sekedar Mengantar
Dulu Begitu, Sekarang Begini
Dulu ketika anak-anak belum lahir, saya berjanji akan
menjadi ayah idaman. Ayah yang sabar dalam memahami
tingkah laku anak. Ayah yang berhari-hari kurang tidur. Tenang
dan arif menghadapi lengkingan tangis ketika kemauan anakanak tidak terpenuhi. Tetap tersenyum menangani perkelahian
antara mereka meski dengan alasan yang tidak jelas.
Tapi, ketika anak-anak lahir, saya mengingkari semua janji
tersebut. Saya selalu terjebak untuk bersikap negatif pada
anak. Saya menjadi ayah yang cerewet, penuntut, tukang
kritik, dan kadang-kadang benci pada anak sendiri.
Mungkin jika ada yang menilai keterampilan saya sebagai
ayah, akan memberikan nilai C minus atau mungkin D alias
tidak lulus. Saya memang merasa menyesal dan sadar masih
banyak yang harus saya pelajari untuk menjadi ayah idaman.
Terutama ayah yang bisa bersabar.

Itulah sebagian surat panjang dari seorang ayah, ditulis


dari sebuah kota, beberapa waktu yang lalu. Inti dari suratnya
adalah ia ingin menjelaskan sebuah kata yang dicita-citakan
sekaligus menakutkan bagi sebagian besar ayah dalam
mendidik anak, yaitu bersabar. Semoga bermanfaat.
Depok, 2013

Sekadar Mengantar 2
Bersabar adalah Bersabar
Jika ada banyak hal yang mempesonakan di muka bumi
ini, salah satunya tentulah dunia anak. Di dunia ini, segala
keajaiban mungkin saja terjadi. Kita, ayah, tidak pernah tahu
apa yang akan dilakukan anak dari detik ke detik. Kita tidak
dapat mencegah dengan memasukkan dunia atau cara
berpikir orang dewasa pada dunianya.
Suatu hari, sehabis menonton televisi, anak-anak bisa
saja membayangkan atau merencanakan suatu pertunjukan
meloncat dari balkon lantai dua. Persis seperti adegan yang
dilihatnya di layar persegi. Atau mereka akan seperti tokoh
dalam sebuah komik: bertelanjang dada dengan sebilah pisau
dapur terselip di pinggang, berjalan, dan berlari ke sana ke
mari menegakkan kebenaran. Mungkin memaki dengan
kalimat-kalimat yang mereka tidak paham benar artinya.
Celakanya, kita tidak (jarang) betah menikmati adeganadegan dalam dunia tersebut. Sebagian besar kita mungkin
lebih sabar antri di kasir supermarket, atau menunggu tayangan
7

acara kesayangan di televisi. Wajah kita mungkin langsung


merah padam. Anak-anak kita dorong dan menguncinya di
kamar mandi sebagai hukuman. Atau segera memanggil ayah
untuk mencambuk dengan ikat pinggangnya. Atau mungkin
juga menoleh sesaat, mengambil napas panjang, lalu ngeloyor
pergi.
Semua sikap itu menunjukkan kita kurang memiliki
kesabaran. Kita gagal melihat humor atau kelucuan di balik
situasi itu. Mengapa kita tidak mengatakan, Masya Allah,
astagfirullhal adzim (dengan nada ramah tentunya.) Yuk,
kita beresin semua yuk. Lain kali kalau main-main atau
menggunting atau potong rambut bilang dulu ya sama
Ayah.
Bersabar dalam mendidik anak adalah berusaha berpikir
positif terhadap segala kemungkinan tingkah laku anak.
Setiap ayah dengan demikian harus menyediakan kelapangan
hati dalam menghadapi tingkah laku anak. Mulai dari yang
lucu sampai tingkah yang tidak pernah kita bayangkan sama
sekali.

Berikut ini beberapa kiat


untuk membangun rasa sabar
ayah dalam mendidik anak.

PERTAMA :
Berpikirlah Positif
Menghadapi kasus-kasus di atas, tidak ada jalan lain kita
harus mengubah pusat perhatian pada dimensi positif menjadi
ayah. Karena pada kenyataannya tingkah laku negatif anak
dapat diatur dan diatasi dengan pendekatan yang positif.
Berdasarkan prinsip di atas, inilah beberapa pendekatan
dalam berpikir positif :
- Mengatasi konflik dan bukan memperburuk
Keributan antara anak dengan anak atau anak dengan
ayah tidak akan berhenti jika tidak pernah diselesaikan. Ayah
yang berpikir positif adalah ayah yang mencoba mencari akar
permasalahan dan mencari jalan keluar yang jelas. Bukan ayah
yang gegabah memangkas atau menyimpulkan sesuatu di
ujung persoalan.
Contoh:
Banyak anak kita yang sangat susah tidur di malam hari.
Mereka mampu bertahan bermain berjam-jam melewati
batas kantuk orang dewasa. Biasanya, ini menjadi masalah
10

besar di sebagian ayah. Kita tidak jemu-jemunya memberikan


ceramah agar mereka pergi tidur. Tidak sedikit dari kita yang
memaksa anak-anak memejamkan matanya dengan caracara yang kasar penuh ancaman, mungkin juga pukulan.
Yang harus dilakukan:
Carilah asal permasalahannya dengan memperhatikan,
apakah tidur siangnya terlalu banyak. Ataukah sebelum
tidur malam, anak terus berlarian sehingga jantungnya
masih berdegup dan dia belum dapat tidur dengan tenang.
Atau, kembangkanlah berbagai kemungkinan sampai kita
menemukan asal permasalahannya.
- Lihatlah kelebihan bukan kekurangannya
Jika anak kita sering bertingkah laku negatif, ayah mudah
kehilangan pandangan tentang anaknya. Menjadi ayah positif
berarti ayah mengetahui bahwa anak juga memiliki hal yang
positif di dalam dirinya.
Contoh:
Zaki, 7 tahun, sulit sekali dilarang. Apa saja yang
dikerjakannya selalu menimbulkan pertengkaran dengan
ayahnya. Sampai-sampai ayahnya berpikir Zaki ini anak siapa
sih, yang dikerjakan semuanya tidak ada yang benar.

11

Yang harus dilakukan:


Kita seringkali lebih sibuk dengan tingkah laku negatif
anak. Sehingga anak berkesimpulan kalau nakal pasti ayah
perhatikan aku. Anak-anak tidak peduli dengan bentuk
perhatian. Dimarahi lebih baik daripada tidak diperhatikan.
Mungkin Ayah Zaki perlu mengubah perhatiannya lebih pada
hal yang positif.
- Ajarkan tingkah laku yang diharapkan dan jangan
menyalahkan
Tekanan tingkah laku negatif anak seringkali membuat kita
menyalahkan anak setiap waktu. Ayah yang positif mencari
jalan untuk dapat mengubah tingkah laku anaknya.
Contoh:
Imah, kenapa sih kamu masih malak teman kamu? Uang
udah Ayah kasih, kok masih malak juga? Otaknya di mana
sih. Mikir dong, apa kata tetangga. Si Imah nih ayahnya nggak
pernah mendidik. Anaknya mintain duit teman-temannya
melulu.
Yang harus dilakukan:
Daripada menyalahkan, lebih baik berikan Imah peraturan,
misalnya Imah, Ayah tahu kamu kadang-kadang ingin
beli mainan atau makanan, sedangkan uang tidak cukup.
Sekarang Imah nggak usah minta lagi ke teman-teman, tapi
12

bilang sama Ayah. Nanti insya Allah, kalau Ayah ada uang,
Ayah akan belikan atau nanti Ayah kasih uang tambahan
untuk menabung. Ingat ya Mah.
Kalau Imah melaksanakan peraturan yang sudah
disepakati, berikan pujian dan hargai usaha anak.
- Lakukan kendali/kontrol, jangan pasif
Anak-anak dapat menguasai hidup kita, mendominasi
waktu dan membuat ayah menjadi tidak berdaya. Ayah yang
positif akan melakukan kendali pada anaknya.
Contoh:
Setiap kali pulang sekolah, Ami selalu membawa mainan
baru. Ketika ditanya oleh ayahnya, Ami mengatakan ia tidak
meminta tapi dihadiahkan oleh temannya.
Yang harus dilakukan:
Ayah tidak boleh percaya begitu saja. Ayah harus
melakukan pengecekan secara detil. Kalau perlu, ayah harus
pergi ke sekolah tanpa setahu Ami. Untuk meyakinkan
bahwa Ami tidak meminta tapi memang temannya yang
memberikan.

13

Insya Allah, dengan tidak memperuncing masalah,


akan membuat hidup kita dengan anak-anak
lebih mudah. Kita akan merasa menjadi ayah
yang nyaman, bahagia. Dunia menjadi terbentang
lapang.

14

KEDUA :
Mengubah Tanpa Kritik Pedas
Anak-anak senang mencari perhatian ayahnya. Dan
mereka pandai menemukan titik lemah ayah. Misalnya, ada
ayah yang tidak tega dan akhirnya menyerah pada permintaan
anak jika sudah menangis.
Sebagai ayah yang berpikir positif, berikan anak perhatian
saat bertingkah laku baik. Usahakanlah tidak terlalu berlebihan
memerhatikan tingkah laku negatif, karena akan membuat
anak mengambil kesimpulan bahwa lebih baik dimarahi
daripada tidak diperhatikan.
Kritik yang dilontarkan pada anak secara terus-menerus
akan membuat anak kehilangan rasa percaya dirinya.
Mengkritik tetap dibutuhkan tapi jika terlalu banyak,
berdampak tidak baik.
Berikut ini beberapa pendekatan dalam mengkritik:
- Beritahukan nama perasaan
Jika anak kita marah, sampaikan kepada anak nama
perasaan yang sedang dialaminya.
15

Contoh:
Sari, 4 tahun, tiba-tiba melemparkan seluruh mainannya.
Sari merasa ayahnya tidak mendengarkan permintaannya
karena pada waktu yang sama, ayah sedang menerima
telepon.
Yang harus dilakukan:
Hindarkan meng-counter tingkah laku secara langsung.
Segeralah mencari titik temu dengan menamai perasaan Sari.
Oh, maaf sayang. Ayah tahu kamu sedang marah sampai
melempar semua mainan ke dinding. Marah boleh tapi tidak
lempar-lempar mainan, sambil langsung mengambil mainan
di sekitar anak yang sudah dan akan dilempar.
- Tunjukkan ciri positif anak
Daripada mengkritik anak karena kesalahannya, lebih baik
tunjukkan ciri positif anak.
Contoh:
Ayah tahu pasti tentang kelakuan Fakhri akhir-akhir
ini di sekolah. Laporan-laporan tidak mengenakkan sudah
diterimanya dari intel-intel-nya, seperti bapak guru dan
teman-teman Fakhri.
Yang harus dilakukan:
Hari ini dan Insya Allah juga hari berikutnya, Ayah akan
16

menyambut Fakhri pulang sekolah dengan lebih baik. Salah


satunya adalah melalui obrolan ringan ketika makan siang
bersama.
Eh, Ayah kaget lho sama kamu tadi di sekolah. Biasanya
kamu dapat bermain baik dengan teman-temanmu.
- Jelaskan harapan kita
Jelaskan kepada anak agar dia tahu apa harapan dan
keinginan kita dengan singkat. Gunakanlah bahasa mereka.
Contoh:
Salah satu tingkah Fakhri yang kurang disenangi ayahnya
adalah bermain dengan suara berisik ketika ayahnya
menelepon. Fakhri tahu betul bahwa ayah pasti marah dan
ngomel kalau ia bersikap demikian. Anehnya, meski ayahnya
sering marah dengan ketus, Fakhri tidak merasa perlu
mengubah kebiasannya. Bahkan akhir-akhir ini, suaranya
lebih berisik dari yang sudah-sudah.
Yang harus dilakukan:
Cobalah berhenti mengomel dan mengobral rasa marah
dengan kata-kata yang menjemukan anak-anak. Dekatilah
Fakhri dan ucapkan perasaan kita dengan kata yang jelas.
Ayah ingin kamu main tidak dengan suara keras. Karena
Ayah akan menelepon Om Ahmad. Jangan lupa memberikan
pujian ketika anak mau diajak kerjasama.
17

- Kritiklah tingkah laku anak, bukan anaknya


Ini suatu kelumrahan memang. Sering kita, sebagian besar
ayah dalam memberikan kritik pada anak, tanpa sadar yang
kita kritik adalah anaknya, bukan tingkah lakunya.
Contoh:
Azmi, 7 tahun, terkenal keras dan suka bertengkar dengan
teman-temannya meski ia berbadan kecil. Saking kerasnya,
sebagian temannya menganggap Azmi kasar dan nggak enak
diajak bermain.
Yang harus dilakukan:
Lebih baik kita mengatakan, Tidak baik bertengkar
terus dengan teman (mengkritik tingkah lakunya) daripada
Kamu jelek banget deh kalau bertengkar dengan temanmu
(mengkritik anaknya).
Ini adalah sebuah paradigma baru yang harus dibiasakan
sehingga kita terlatih untuk memisahkan antara tingkah laku
dengan pelakunya.

18

Kalau kita biasa mengecam anak, bukan tingkah


lakunya, maka bersiap-siaplah melupakan citacita bahwa kelak anak Anda akan menjadi orang
yang bijak, ramah, arif, dan tidak pendendam.
Penelitian mengatakan anak-anak yang
dibesarkan dengan kecaman/kritikan kepada
pribadinya akan mengalami kendala dalam
bermasyarakat.

19

KETIGA :
Sabar Butuh Latihan
Semua orang pada dasarnya mampu bersabar. Sabar
dapat dilatih dengan cara memahami sifat, sikap, perasaan,
dan harapan yang kita miliki.
Sabar dimulai dari sikap. Jika kita seorang perfeksionis,
maka sekarang waktunya untuk meninggalkan itu. Sadari
bahwa rumah tidak akan kembali normal, bersih, dan rapi
(semua tertata ditempatnya) sampai anak-anak tumbuh
dewasa. Pandanglah kenakalan anak sebagai fase normal dan
akan segera berlalu.
Contoh:
Ayah selalu kesal setiap kali anak-anak membongkar kotak
mainannya. Ayah takut kalau ada tamu, rumah berantakan
sekali. Ayah jadi sering marah ketika anak mulai membongkar
mainannya. Ayah inginnya anak selalu rapi. Setiap kali
mengambil mainan harus mengembalikannya.
Yang harus dilakukan:
Carikan tempat untuk membongkar kotak mainan.
Jelaskan kepada anak, ruangan mana saja yang boleh dipakai
20

untuk mengungkapkan dirinya. Sehingga, anak tidak akan


terganggu jika ada tamu dan tidak kena marah ayah karena
mainan yang berantakan. Ketika tamu datang, ayah jadi
tenang karena tidak perlu repot membereskan ruang tamu.
Ternyata apa-apa di dunia ini membutuhkan
usaha berupa latihan. Apalagi menjadi ayah,
karena sampai saat sekarang belum ada tempat
latihan (sekolah) formal menjadi ayah. Namun
kedekatan dalam ketaatan pada Allah jangan
dilupakan.

21

Lihat

KEEMPAT :
Kenakalan Dengan Santai

Jangan melihat kenakalan anak dengan tegang. Biarkan


anak menjadi anak dan biarkan mereka mengerjakan apa
yang sepantasnya dilakukan anak-anak. Kuncinya, jangan
stres ketika melihat hal-hal yang mengerikan terjadi. Sikap
memahami dan menerima dunia anak-anak itu akan
mempermudah kita untuk selalu sabar.
Contoh:
Yusuf kehausan dalam perjalanan, padahal ayahnya sudah
mengingatkannya untuk membawa botol minum. Yusuf
tidak mengikuti perkataan ayahnya. Hasilnya memang Yusuf
kehausan dan ngotot minta dibelikan air minum.
Yang harus dilakukan:
Ayah harus konsisten tidak membelikan air minum untuk
Yusuf dan menunggu sampai di tujuan. Ingatlah, insya Allah
anak tidak akan mengalami dehidrasi selama seperempat
jam perjalanan. Ayah jangan merasa takut dan tegang
menghadapi tekanan haus Yusuf. Dengarkan dan anggap saja
seperti nyanyian di siang hari (apalagi jika kita menggunakan
kendaraan pribadi). Kalau tidak menggunakan kendaraan
22

pribadi, mungkin kita dapat meminta Yusuf menunggu


sampai di terminal yang dituju.
Sesampainya di tujuan, ayah menanyakan kepada Yusuf
bagaimana rasanya kehausan di jalan. Insya Allah lain waktu
Yusuf akan ingat untuk selalu membawa minum kalau pergi.
Saya tidak akan terburu-buru hari ini. Saya
akan tenang dan rileks. Semua yang tumpah bisa
dibersihkan, yang pecah bisa dilem atau dibeli
yang baru. Saya tidak akan marah, karena saya
cinta anak-anak.

23

KELIMA :
Cari Gelombang Sabar yang Pas
Kadang-kadang seseorang marah karena terlalu lelah,
tertekan, atau terlalu banyak pekerjaan. Atau, karena tidak
ada yang membantu dan tidak punya cukup waktu untuk diri
sendiri.
Berikut ini cara mencari gelombang sabar yang pas :
- Berbagi tugas
Ajaklah anggota keluarga berbagi tugas. Jika anak masih
kecil dan satu-satunya anggota keluarga adalah istri, ajak dia
berpartisipasi dalam menangani anak di rumah.
Contoh:
Pekerjaan rumah yang paling berat (mungkin) untuk
dilakukan adalah membangunkan anak, menemani
mengerjakan PR dan sejenisnya.
Yang harus dilakukan:
Bagilah tugas sesuai dengan kemampuan pasangan.
Sebagai manajer, kita tinggal membuat perencanaan
24

(planning), mengorganisasikan (mengatur siapa mengerjakan


apa), melakukan tindakan dan mengendalikan yang sedang
berlangsung.
Misalnya, istri menemani anak mengerjakan PR dua hari
sekali. Membangunkan anak dibagi tugasnya dengan istri.
Anak bungsu dipegang istri, yang sulung dengan suami.
Insya Allah, semakin terencana dengan baik akan
mengurangi rasa lelah dan membuat kita menjadi lebih
sabar.
- Berbagi cerita dengan pasangan kita
Jika Ayah merasa tegang atau cemas menghadapi
kenakalan anak, carilah telinga untuk mendengar keluhan
Ayah. Ayah akan merasa enak kembali. Jika Ayah sudah
merasa stres menghadapi anak, mintalah pasangan untuk
menjaga sang buah hati dan Ayah bisa istirahat sejenak.
Contoh:
Kadang-kadang ayah sering jenuh dengan tugasnya
sehari-hari. Ada kekesalan dan kejengkelan yang ingin dibagi
dengan orang lain.
Yang harus dilakukan:
Pasangan atau kakak/adik kandung kita perlu juga
menyediakan telinga untuk mendengarkan keluhan atau
25

curahan hati seorang ayah. Saran tidak diperlukan, tapi ayah


ini butuh untuk dimengerti perasaannya.
- Turunkan harapan kita
Hilang kesabaran dapat terjadi lantaran harapan terlalu
tinggi terhadap anak. Naif jika kita mengharapkan anak usia
5 tahun, bisa duduk tenang di meja makan, atau anak usia
1 tahun selalu ingat bahwa ia tidak boleh main dengan tisu
gulung,meskipun kita sudah mengatakannya berkali-kali.
Contoh:
Ayah Nia, seorang ayah yang perfeksionis. Ia ingin Abdul
Aziz anaknya yang berusia 3 tahun sudah dapat makan
sendiri dengan rapi di meja makan. Ayah Nia tidak suka dan
akan melotot melihat nasi berantakan dan air tumpah di meja.
Akibatnya, Abdul Azis kapok makan di meja makan.
Yang harus dilakukan:
Jika anak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan
keinginan kita, sebenarnya ia bukan melawan. Usianya yang
masih muda menjadikannya menggunakan sifat keras kepala
tidak pada tempatnya, atau anak menguji batas-batas yang
diperbolehkan ayahnya.
Dengan sedikit bermurah hati, turunkan harapan ayah
kepada anak, sehingga kita akan menemukan gelombang
sabar yang pas untuk situasi tersebut.
26

- Sering-seringlah mengatakan kepada anak bahwa kita


senang bersamanya
Katakan betapa sayangnya kita padanya. Anak-anak
membutuhkan komentar positif tentang dirinya dan perlu
tahu bahwa dia dicintai. Hal ini khusus perlu dilakukan lebih
banyak jika anak selalu membuat masalah.
Contoh:
Gina, 8 tahun, sering terlihat murung dan sedih. Dia tidak
ceria seperti teman-temannya. Penyebabnya adalah ayah
tidak pernah mengatakan hal yang positif tentang Gina. Gina
itu nakal. Gina itu tidak bisa dibilangin. Gina itu malas, dan lainlain.
Yang harus dilakukan:
Ayah Gina harus mulai belajar mengatakan Ayah senang
sekali ditemani Gina mencuci. Ayah jadi bersemangat
mendengar cerita Gina sehingga cepat selesai tugas Ayah.
Atau, Gina tahu, Ayah sayang sama Gina. Waktu Ayah tahu
ibu hamil Gina, Ayah bahagia sekali.
Meskipun kita mencintai anak lebih dari harta
benda, tetap saja kita membutuhkan waktu untuk
diri sendiri. Jika kita merasa nyaman, kita akan
menjadi lebih mudah bersabar menghadapi anakanak.

27

KEENAM :
Sadarilah : Butuh Waktu
Untuk Penyabar
Menjadi sedikit penyabar memang butuh latihan. Latihan
selalu berhubungan dengan waktu. Kalau dengan waktu pun
kita ternyata mempunyai masalah, mungkin di bawah ini layak
dicoba:
- Milikilah waktu yang lebih panjang
Kesabaran akan hilang jika waktu terbatas. Terlambat
menunaikan janji misalnya, sering membuat orang tidak
sabar. Atau, meminta anak menyelesaikan pekerjaan yang
relatif berat dengan alokasi waktu yang pendek.
Contoh:
Ayah Lili adalah seorang ayah yang bekerja. Setiap pagi,
Ayah Lili tegang karena takut terlambat datang ke tempat
kerja. Ayah Lili biasanya akan segera membangunkan anakanak agar tidak terlambat sekolah dan marah jika anaknya
terlambat mandi, makan, ganti baju, dan lain-lain. Kemarahan
Ayah Lili ternyata tidak membuat anak-anaknya cepat
mengerjakan tapi justru semakin lambat.
28

Yang harus dilakukan:


Aturlah jadwal dan rencana yang dapat dimengerti
dan disetujui seluruh anggota keluarga. Sehingga semua
anggota keluarga dapat belajar bertanggung jawab dengan
kesepakatan bersama.
- Jangan tunda pekerjaan
Usahakan sebisanya menyelesaikan tugas di awal waktu.
Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan di pagi hari, coba
persiapkan sejak malam. Akan lebih mudah bagi kita untuk
tenang dan rileks, jika tidak tergesa-gesa.
Contoh:
Kemarin, ketika pulang sekolah, Fardhan, siswa kelas 3
SD, menyampaikan sepucuk surat dari guru buat ayahnya.
Surat beramplop tertutup itu rupanya bukan surat biasa.
Isinya berupa teguran ramah dari seorang guru yang sangat
mencintai anak didiknya.
Pasal dari teguran itu adalah akhir-akhir ini Fardhan
seperti anak yang tidak terurus. Kuku jari tangannya panjang
dan hitam. Buku-buku latihan sering tertinggal. PR jarang
dikerjakan. Bahkan termos meski dibawa setiap hari, tapi
anehnya jarang ada isinya.

29

Guru paham betul bahwa Fardhan berasal dari keluarga


besar. Kakaknya ada tiga orang, sedangkan adiknya dua
orang, masih kecil-kecil.
Yang harus dilakukan:
Menyadari punya anak banyak, Ayahnya Fardhan mau
tidak mau harus menghindari kebiasaan menunda-nunda
pekerjaan dengan mengerjakan segera yang bisa dilakukan.
Hindarilah menumpuk pekerjaan pada suatu waktu dengan
membayangkan bahwa kita mampu menyelesaikannya secara
bersamaan. Yakinlah bahwa pekerjaan atau masalah selalu
datang tanpa izin dan tiba-tiba.
- Kenalilah perbedaan tingkah laku yang sesuai dengan
usia anak
Sabarlah dengan tingkah laku yang sesuai dengan usia
anak. Tapi sebaliknya, tidak memberikan toleransi pada akhlak
buruk.
Contoh:
Anak sering mengembangkan gejala penyakit pura-pura
tidak mendengar. Gejala mengabaikan ini merupakan tingkah
yang tidak baik dan tidak sopan.

30

Yang harus dilakukan:


Kita harus mengubahnya. Tapi, tidak harus dengan
teriakan. Berilah penjelasan bahwa itu bukan akhlak yang baik.
Dan yang terpenting, cari tahu apa saja tingkah laku anak
pada usia tersebut secara umum.
Menjadi seorang sabar bukanlah pekerjaan
semudah membalikkan telapak tangan. Hari
ini mau, hari ini harus jadi. Jarang sesuatu di
dunia ini didapat dengan instan. Ibarat makan
sayur, kita perlu membeli, mencuci, memasak,
menghidangkan sampai menyuapnya.

31

KETUJUH :
Yakinilah : Sabar Itu Besar Hikmahnya
Orangtua (terutama Ayah) dan guru yang sabar
merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan anak.
Ayah dan guru yang kurang sabar dapat merusak proses
pendidikan anak, baik dalam segi kepribadian, perilaku,
maupun hubungan sosial. Oleh karena itu tidak heran jika
Rasulullah SAW berpesan kepada seorang sahabat jangan
engkau marah. Sabar merupakan sikap yang sulit dilakukan
secara kontinyu. Makanya manusia diperintahkan sabar dan
memperjuangkan kesabaran, ketika sulit menjadi sabar (Q.S.
Ali Imrn 3: 200).
Keutamaan sabar dalam Islam :
- Menjadi pemimpin yang senantiasa mendapat hidayah
(Q.S. As Sajdah 32: 24),
- Mendapatkan kalimah (rahmat) Allah yang baik dan
sempurna (Q.S. Al Arf 7: 137),
- Mendapat balasan yang tidak terhingga (Q.S. Az Zumar
39: 10) dan juga hadits Rasulullah SAW. tiada pemberian
32

yang diberikan kepada seseorang lebih baik dan lebih luas


daripada sabar (H.R. Muslim),
- Diberikan pertolongan dan kemenangan (Q.S. Ali Imrn 3:
120),
- Selalu bersama Allah (Q.S. Al Anfl 8: 46),
- Mendapatkan doa dari Allah dan Rahmat-Nya (Q.S. Al
Baqarah 2: 157),
- Senantiasa mendapatkan hidayah (Q.S. Al Baqarah 2:
157).
Kemampuan ayah dan guru dalam bersabar dapat
dibagi tiga macam.
- Mampu melepaskan semua dorongan nafsu sehingga ia
bisa bertahan dalam kesabaran (Q.S. Fushshilat 41: 30)
Ayah yang seperti ini akan memiliki jiwa yang selalu
tenang dan menerima ketentuan Allah sebagaimana Allah
memanggilnya dengan An Nafsul Muthmainnah (jiwa
yang tenang) (Q.S. Al Fajr 89: 27 28).
- Terjadi pertarungan antara sabar dan nafsu sehingga
terkadang sabar, kadang tidak
Ayah yang memiliki kecenderungan seperti ini sebaiknya
segera sadar, bertaubat, dan akan mendapatkan ampunanNya (Q.S. At Taubah 9: 102).
33

- Terkalahkan oleh nafsu karena lemah iman sehingga


sering lepas kontrol
Maka kalau tidak segera bertaubat, orang seperti ini akan
dianggap sebagai orang lalai dan dibalas dengan azab Allah
yang pedih (Q.S. As Sajdah 32: 13).
Allah Maha Kuasa! Allah penuh dengan cinta.
Salah satunya, Dia menyediakan berbagai balasan
bagi orang sabar. Allah bersama-sama orang sabar.

34

KEDELAPAN :
Contohkan Kesabaran Kepada Anak
Ada cara yang lebih cepat dan tepat dalam membangun
rasa sabar. Ajaklah anak ikut bersabar dalam berbagai hal
dengan mengajarkan mereka kesabaran.
Anak-anak secara fitrah memang kurang sabar dan
mudah frustrasi. Jika ayah meladeni sikap negatif anak dengan
yang sama, maka anak akan sulit mengubah sikapnya. Sikap
kalem dan tenang dari kita, merupakan cara terbaik untuk
mengajarkan anak, bahwa apa pun masalahnya, segala
sesuatu bisa diselesaikan dengan ketenangan dan kesabaran.
Contoh:
Ayah marah kepada Nunik anaknya, 5 tahun, karena
menggunting rambutnya sendiri. Ayah tahu bahwa rambut
Nunik akan tumbuh lagi. Tapi memikirkan penampilan
anaknya yang sebentar lagi mau masuk sekolah dengan
kepala botak, tidak kuat hati Ayah.
Yang harus dilakukan:
Jika ini terjadi, jangan sungkan untuk meminta maaf
kepada anggota keluarga. Keteladanan yang ditunjukkan
35

kepada anak adalah bahwa pendidik kadang-kadang bisa


berbuat salah. Bahwa pendidik bukan orang yang sempurna.
Dalam waktu yang sama, kita juga sudah mengajarkan kepada
anak bahwa sudah mencoba dan berusaha untuk menahan
marah dan selalu bersabar.
Salah satu hal yang bisa membuat pendidik kehilangan
sabarnya adalah cara kerja anak yang biasanya lamban
(membutuhkan waktu yang lebih). Hindari memberikan
bantuan jika anak sedang mengerjakan tugasnya dengan
kecepatan anak. Jika kita banyak membantu, anak-anak akan
merasa tidak berdaya dan tidak berharga.
Berikan pekerjaan pada anak dan sadarilah bahwa tugas itu
tidak akan cepat diselesaikan, segera setelah kita memintanya.
Biarkan anak bekerja sesuai dengan kecepatannya.
Sabar adalah keterampilan dan Rahmat Allah
SWT. Kesabaran selalu diuji dan diuji. Hadapilah
setiap situasi dengan tenang, ambil napas panjang,
dan sembunyikan rasa marah kita (dan juga
benda-benda tajam lainnya).

36

KESEMBILAN :
Arahkan Nafsu, Keluarkan Kesabaran

37

- Berdoalah
Agar dijadikan orang yang selalu bersabar dan dapat
menahan amarah. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah
adalah Ya Allah, Rabb Nabi Muhammad. Ampunilah dosaku,
hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah aku dari
fitnah-fitnah yang menyesatkan. (H.R. Ibnu Sina).
Nafsu kadang-kadang tidak selamanya negatif.
Bagi kita, ayah, tinggal berusaha mengarahkan
nafsu kepada kebaikan agar rasa sabar muncul
dengan sendirinya.

38

Raih

KESEPULUH :
dan Bangun Kerjasama
dengan Anak

Anak perlu kita libatkan dalam kehidupan sehari-hari


terutama pada hal kerja sama. Gunanya adalah selain untuk
memudahkan ayah, juga mengajarkan anak bertanggung
jawab pada setiap kegiatan dan juga menumbuhkan rasa
berguna pada diri mereka.
Berikut ini beberapa usaha membangun kerja sama
dengan anak.
- Tenang dan jangan meledak-ledak
Cara terbaik untuk menimbulkan perang antara anak
dan ayah adalah dengan mengancam, merendahkan, dan
hukuman.
Contoh:
Daripada berteriak Kamu malas banget sih!. Kalau kamu
tidak membereskan mainanmu sekarang, Ayah nggak jadi
beliin es krim.

39

Yang harus dilakukan:


Mengapa kita tidak mencoba mengatakan Ayah ingin
kamu meletakkan pakaian kotor itu di tempatnya. Ingatkan
juga tentang peraturan dasar di dalam rumah seperti tidak
ada yang bersenang-senang sebelum tugas masing-masing
selesai.
Jika kita terus-menerus menggunakan metode ini, maka
hukuman, ancaman, dan merendahkan anak tidak diperlukan.
Anak akan belajar bahwa tugasnya merupakan tanggung
jawab yang harus dikerjakan dan diharapkan selesai oleh
anggota keluarga lainnya.
- Realistis
Bagilah tugas sesuai dengan tingkat usia, sifat, dan
keterampilan anak. Jika tugas terlalu sulit, anak akan frustrasi
dan marah. Ingatlah, tidak ada anak yang sempurna. Boleh
menentukan target yang tinggi, tapi sebaiknya kita juga siap
menerima usaha terbaik yang dapat dilakukan anak.
Contoh:
Anak-anak sering enggan diajak bekerja sama. Sehingga
sebagian kita merasa seluruh urusan rumah tangga adalah
tanggung jawab suami istri saja.

40

Yang harus dilakukan:


Pada anak usia 7 tahun, diberikan tanggung jawab membuang
sampah setiap hari. Waktunya tidak usah kita atur, tapi tanyakan
pada anak. Mengingatkan jika dia lupa, cukup 3 kali saja. Lakukan
evaluasi.
Sedangkan pada usia anak 3 tahun, berikan pekerjaan melipat
pakaiannya sendiri atau membantu mengelap meja, kursi, dan
lain-lain.
- Mengurangi diskusi
Jika saatnya bicara mengenai tugas, hindarkan diskusi
mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan. Anak harus belajar
bertingkah laku tertentu dan mengerjakan tugas karena ia
diharapkan demikian. Protes atau keberatan dapat disampaikan
setelah pekerjaan selesai, misalnya pada acara rapat keluarga.
Contoh:
Anak usia 6 atau 7 tahun, biasanya akan mempertanyakan
tugas tertentu. Anak yang suka berdebat, sebenarnya sedang
berusaha menghindar dari perkerjaan.
Yang harus dilakukan:
Jawablah dengan aturan yang sudah dibuat bahwa setiap
anggota keluarga di dalam rumah ini wajib membuat rumah
menjadi nyaman untuk ditinggali. Kalau ada ketidaksetujuan,
maka dapat dibicarakan saat rapat keluarga.
41

- Tunjukkan penghargaan kepada usaha anak


Penting bagi ayah untuk menunjukkan kebahagiaan ketika
anak mau bekerja sama. Terima kasih anak-anak, Ayah jadi
lebih cepat membereskan kelas karena bantuan kalian atau
Ayah senang, Hasan tidak lupa menjemur handuk setelah
mandi. Tunjukkan kepada anak, kita memperhatikan dan
menghargai usaha anak.
Hanya anak-anak yang tahu apa yang mereka cari,
begitu desah pangeran kecil dalam sebuah potongan adegan
yang mengharukan di dalam buku Le Petit Prince St-Exupery.
Demikian juga mungkin yang ingin atau belum terkatakan
oleh anak-anak kita. Mereka berada di sebuah dunia yang tak
terbatas. Pantai angan-angan mereka terbentang sepanjang
mereka mau dan bisa.
Tinggallah kita, ayah, meletakkan rasa sabar, rasa
mau mengerti selapang-lapangnya. Seperti anjuran
klasik yang mungkin sering kita dengar. Didiklah
anak, cintailah anakmu sesuai dengan kebutuhan
karena mereka tidak akan hidup di duniamu.

42

Tentang Penulis
Irwan Rinaldi, menamatkan pendidikannya di Universitas
Indonesia serta di salah satu Sekolah Tinggi Filsafat di
Jakarta. Pria Kelahiran dusun Biaro Bukittinggi ini terus
belajar membaktikan dirinya kepada persoalan Pengasuhan
(Parenting), khususnya ke-Ayah-an.
Alamat email : ir1_iqro@yahoo.com

43

AYAH untuk SEMUA (AuS) merupakan lembaga independen


dengan ruang lingkup kegiatan yang terfokus pada
sosialisasi peran ayah dalam pengasuhan. Kehadiran AUS
dilatarbelakangi kesadaran bahwa anak-anak sungguh
membutuhkan kehadiran ayah seutuhnya, lahir dan batin.
Kondisi ayah masa kini dengan keragaman profesi, budaya,
agama, pendidikan dan ekonomi, sepatutnya memiliki
peran lebih dari sekedar pencari nafkah. Peran ayah dalam
mengasuh putra dan putri bersama bunda memiliki makna
dan pengaruh yang mendalam pada tumbuh kembang anak,
bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara psikologis.
AUS hadir untuk membantu para ayah berbagi inspirasi,
menjadi mitra ayah untuk menjadi cerdas bukan hanya secara
intelektual, melainkan juga spiritual. jadilah ayah hebat, jadilah
ayah untuk semua.

44

Anda mungkin juga menyukai