Naskah Final PDF
Naskah Final PDF
Disusun Oleh:
Fransiska Hernina Puspitasari
09/289010/TK/35958
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
I can do all things through Christ who strengthens me. (Philippians 4: 13)
Let us not get tired of doing what is right, for after a while we will reap a harvest of
blessing. (Galatians 6: 9)
Keep holding on. Stay Strong. (Avril Lavigne, Keep Holding On)
When you want it the most, theres no easy way out. When youre ready to go, theres no
heart left in doubt. Dont give up on your faith. (Celine Dion, Thats the Way It Is)
KATA PENGANTAR
Tugas akhir dengan judul Penentuan Safety Stock dan Jumlah Pesanan
Untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan Pada Lokal Chain Store Berbasis Logika
Kabur disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjanan
Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Universitas
Gadjah Mada.
Tugas akhir ini membahas mengenai menentukan kuantitas order dan
jumlah safety stock yang optimal dengan membandingkan dua metode yang
berbeda. Metode tersebut adalah metode klasik Economic Order Quantity (EOQ)
dan logika kabur berdasarkan nilai reorder point dari service level perusahaan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur metode yang paling optimal dilihat
dari total biaya inventori yang dihasilkan yang paling minimum.
Laporan tugas akhir dimulai dari bab pendahuluan yang berisi latar
belakang, perumusan masalah, asumsi dan batasan masalah, kegunaan penelitian,
dan sistematika penulisan. Bagian kedua dari laporan ini adalah tinjauan pustaka
yang berisi uraian tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Bagian ketiga menguraikan tentang dasar teori yang
dipakai dalam penelitian. Bagian keempat mengenai metodologi penelitian yang
digunakan. Bagian kelima menjelaskan hasil dan pembahasan. Bagian keenam
merupakan kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi peneliti yang ingin
melakukan penelitian sejenis.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
sebagai bahan masukan perbaikan.
Penulis
vi
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat,
kasih, dan bimbingan-Nya yang telah diberikan penulis dalam pembuatan skripsi
ini dari awal dan akhir.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan, dorongan,
dan dukungan dari semua pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat dan kasih karuniaNya yang diberikan dari awal sampai akhir penulisan skripsi.
2. Bapak Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan dan mengajarkan hal-hal yang berguna serta
telah memberikan waktu, tenaga, dan kesabaran dalam memberikan
bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk kesabarannya
dalam membimbing di tengah kesibukannya yang padat.
3. Bapak Ir. M. Waziz Wildan, M. Sc., Ph. D., selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis dari
perkuliahan awal sampai akhir. Terima kasih untuk kesabarannya dalam
membimbing di tengah kesibukannya yang padat.
4. Seluruh dosen di Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berguna selama
penulis duduk di bangku kuliah. Serta seluruh karyawan Jurusan Teknik
Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, terima kasih atas
pelayanan yang diberikan sehingga penulis dapat kuliah dengan nyaman dan
pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Bapak dan mama yang telah bekerja keras membiayai kuliah, memberikan
dukungan, doa, dan semangat untuk penyelesaian skripsi dari awal sampai
akhir. Untuk kakakku tersayang, Mbak Vita, terimakasih untuk saran dan
kritik ketika menghadapi kesulitan skripsi serta doa untuk penulis.
vii
viii
6. Pak Wildan, Pak Ari, Pak Ngatno, dan Pak Ngadino yang telah banyak
membantu penulis dalam mencari data di Pamela berkaitan dengan skripsi.
Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan.
7. Teman-teman seperjuangan skripsi: Intan, Vincen, Ima, dan Dita, terima kasih
untuk bantuan dan waktu kalian untuk mendengar keluh kesah penulis selama
skripsi.
8. Teman-teman seperjuangan kuliah dari semester awal sampai akhir: Zita,
Natalia, Bang Bene, Bang Jhen, Anton, Monica, Dita, dan Titis, terima kasih
buat semangat dan motivasi yang diberikan. Terima kasih untuk masa-masa
ketika belajar, tertawa, dan bersedih bersama.
9. Teman-teman dekat dari SMP sampai kuliah: Ima, Anin, Martina, Lugas,
Eren, Thomas, Oyen, Beni, Acid, dan Ome, terima kasih untuk canda tawa,
bantuan, dan motivasi kalian selama penyelesaian skripsi ini. Friend forever!
10. Teman-teman Komunitas Muda Katolik Teknik: Sisko, Kevin, Wisnu, Miya,
Cimut, Dodi, dan lain-lain yang telah banyak memberikan pengalaman dan
banyak menghibur penulis terutama dalam setiap tugas pelayanan gereja.
Long Live My Family!
11. Mr. A dan Mr. R yang selalu menjadi motivator penulis secara tidak langsung.
12. Dan semua pihak yang telah banyak membantu, tetapi tidak dapat disebutkan
satu per satu.
Yogyakarta, 27 Agustus 2013
Penulis
DAFTAR ISI
ix
xi
LAMPIRAN ...........................................................................................................59
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
OS
ROP
= reorder point
LT
= lead time
SS
= safety stock
SL
= service level
GR
POH
NR
SR
= Schedule Receipt
= jadwal penerimaan pesanan dari order yang dilakukan
sebelum
periode MRP
PORcp
PORls
xv
INTISARI
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
berskala
barang yang memiliki tingkat penjualan yang rendah dan stock out untuk barangbarang yang laku di pasaran (Amer, 2009). Selain itu, biaya inventori memberikan
kontribusi sebesar 20%-40% per tahun (Ballou, 2004). Oleh karena itu, penting
untuk melakukan kebijakan pengendalian dengan baik agar memperoleh jumlah
safety stock yang tepat sehingga tidak terjadi stock out maupun inventori berlebih
serta biaya inventori menjadi minimal.
Manajemen inventori erat berkaitan mengenai penentuan kuantitas order
dan jumlah safety stock yang optimal. Kuantitas order biasa dipesan dalam ukuran
lot. Ukuran dalam lot ini merupakan upaya untuk memanfaatkan ecomics of scale
dan menurunkan biaya. Melalui economics of scale, biaya-biaya tetap yang
berkaitan dengan kegiatan pemesanan, transportasi, quantity discounts dalam
penentuan harga produk, dan short-term discounts atau promosi perdagangan
dalam tiap tingkat pada rantai pasok mendorong untuk melakukan economics of
scale seperti memesan dalam lot yang besar (Chopra dan Meindl, 2007). Dari
pernyataan tersebut, kuantitas order memang memegang peranan penting dalam
manajemen inventori sedangkan safety stock merupakan inventori tambahan yang
membantu perusahaan dalam mencegah terjadinya out-of-stock seperti yang
dikemukakan oleh Levin et al. (1992). Selain itu, reorder point atau titik di mana
dilakukan pemesanan kembali juga merupakan tujuan perusahan dalam
melakukan manajemen inventori (Levi, 2000).
Selama ini, metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode
konvensional yang biasa digunakan dalam menentukan kuantitas order yang
optimal dan jumlah safety stock. Asumsi yang digunakan dalam metode
konvensional tersebut adalah jumlah permintaan relatif konstan dan standar
deviasi permintaan selama waktu tunggu adalah konstan (Stevenson, 2004).
Kuantitas order, jumlah safety stock, dan reorder point menjadi salah satu variabel
input ke Material Requirement Planning (MRP). MRP merupakan teknik yang
digunakan untuk kegiatan pemesanan dan penjadwalan terhadap inventori yang
memperhatikan lead time dan informasi lainnya untuk menentukan kapan dan
berapa banyak jumlah yang dipesan (Stevenson, 2004). Dari pernyataanpernyataan di tersebut, metode EOQ memiliki kelemahan yaitu metode ini
dianggap belum dapat merepresentasikan kondisi sistem real dimana pada kondisi
real variabilitas jumlah permintaan pasti terjadi.
Mengingat metode EOQ tidak mempertimbangkan unsur ketidak pastian,
logika kabur memfasilitasi unsur tersebut. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965
mengembangkan teori logika kabur yang digunakan untuk menghitung variabel
yang mengandung unsur ketidakpastian. Proses defuzzifikasi dengan pendekatan
Graded Mean Integration merupakan salah satu metode yang dapat digunakan.
Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penghitungan kuantitas order dan
safety stock menggunakan metode EOQ dan logika kabur dengan pendekatan
Graded Mean Integration yang bertujuan untuk mencegah terjadinya out-of-stock
dan meminimalkan total biaya inventori.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Semua barang dan material yang digunakan dalam proses produksi dan
distribusi termasuk dalam inventori. Material mentah, komponen, subassembly,
dan produk jadi merupakan bagian dari inventori. Barang-barang inventori
tersebut menimbulkan biaya inventori, seperti ruang untuk penyimpanan,
terkadang juga rusak, hilang, dicuri atau usang, menimbulkan pajak, dan
membutuhkan asuransi. Oleh karena itu, manajemen inventori dibutuhkan untuk
dapat mengendalikan inventori dengan baik, baik dalam mengatasi jumlah
inventori yang ada di gudang agar tidak terjadi out-of-stock maupun
meminimalkan total biaya inventori. Melalui penentuan kuantitas order yang
optimal dari masing-masing barang dan reorder point barang tersebut merupakan
upaya untuk mengontrol inventori. Material Requirement Planning (MRP)
membantu dalam perencanaan material. MRP dapat digunakan untuk kegiatan
pemesanan dan penjadwalan terhadap inventori yang memperhatikan lead time
dan informasi lainnya untuk menentukan kapan dan berapa banyak jumlah yang
dipesan (Stevenson, 2004).
Selain menentukan kuantitas order optimal dan reorder point, safety stock
juga berperan dalam manajemen inventori. Safety stock berperan untuk mencegah
terjadinya out-of-stock. Safety stock juga disebut inventori ekstra yang dijaga
sebagai pencegah kemungkinan terjadinya out-of-stock (Levin, et al., 1992).
Beberapa penelitian telah mengemukakan penelitiannya dalam rangka
mencegah terjadinya out-of-stock sekaligus meminimalkan total biaya inventori.
Firdaus (2007) melakukan penghitungan kuantitas order menggunakan model
EOQ dan safety stock menggunakan EOQ Ordering. Penelitian tersebut
merupakan studi kasus pada PT. Muliaglass yang berlokasi di Cikarang, Bekasi.
Di dalam penelitiannya, kuantitas order dan safety stock berhasil ditemukan. Akan
tetapi, hasil penghitungan untuk kuantitas order dan safety stock untuk masing-
masing barang tidak dilakukan validasi. Jadi, tidak diketahui berapa jumlah outof-stock dan total biaya inventori yang dihasilkan dari hasil penghitungan tersebut.
Pradipta (2007) melakukan penelitian serupa dengan Firdaus (2007). Penelitian
tersebut mencoba memperbaiki sistem persediaan di PT. Kosoema Nanda Putra
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan
kuantitas order dan safety stock bahan baku kain, yaitu cotton dan rayon. Penulis
mencoba menentukan kuantitas order dan safety stock untuk tahun depan dimana
sebelumnya penulis meramalkan jumlah kebutuhan bahan baku cotton dan rayon
dengan menggunakan metode peramalan trend linear dan dekomposisi. Hasil
peramalan tersebut divalidasi menggunakan cross-validation. Namun hasil
penghitungannya tidak dilakukan validasi sehingga kemungkinan tingkat
keakuratannya rendah.
Lestari (2009) menentukan kuantitas order optimal dan jumlah safety stock
dengan menggunakan logika kabur. Penelitian tersebut merupakan pengembangan
dari
penelitian
Firdaus
(2007).
Penelitian
ini
mensimulasikan
hasil
BAB III
LANDASAN TEORI
3. 1 Manajemen Inventori
Menurut Stevenson (2004), inventori adalah suatu persediaan barang.
Setiap perusahaan memiliki inventori dengan jumlah ratusan bahkan ribuan.
Barang-barang yang dijadikan inventori berkorelasi dengan jenis bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan terkait. Seperti pernyataan Chopra dan Meindl (2007),
inventori ada disebabkan oleh suplai dan permintaan tidak sebanding. Namun
inventori ini berguna untuk mengantisipasi permintaan di masa depan, seperti
toko-toko retail melakukan hal tersebut.
Perusahaan memiliki satu atau lebih dari tiga jenis inventori berikut ini
[Horngren, et al., 2008]:
1. Persediaan bahan langsung (direct materials inventory)
Persediaan bahan langsung adalah persediaan yang akan digunakan dalam
proses manufaktur (misalnya, chip komputer dan komponen yang dibutuhkan
untuk memproduksi telepon selular).
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
Persediaan barang dalam proses adalah barang-barang yang baru sebagian
dikerjakan tetapi belum sepenuhnya selesai (seperti telepon selular pada berbagai
tahap proses penyelesaian produksi). Persediaan jenis ini juga disebut persediaan
sedang dikerjakan (work in progress).
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan barang jadi adalah barang (seperti telepon selular) yang
sepenuhnya telah selesai diproduksi tetapi belum terjual.
10
3.1.1
Fungsi Inventori
Stevenson (2004) menyatakan bahwa inventori memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Permintaan pelanggan seringkali tidak pasti. Oleh karena itu, inventori
diadakan sebagai antisipasi dari permintaan pelanggan yang kerap kali tidak pasti.
Inventori digunakan untuk mecapai kepuasan pelanggan.
2. Untuk memperlancar kebutuhan produksi
Perusahaan yang memiliki pola permintaan bersifat seasonal seringkali
membangun inventori selama periode off-season untuk permintaan yang tinggi di
periode-periode musiman tertentu.
3. Untuk memisahkan komponen dari sistem produksi-distribusi
Berdasarkan histori, perusahaan manufaktur menggunakan inventori
sebagai buffer antara operasi yang berturut-turut untuk menjaga keberlanjutan
proses produksi yang kemungkinan dapat mengalami gangguan seperti
permasalahan mesin yang rusak, dan kecelakaan yang menyebabkan proses
operasi berhenti sementara. Buffer dari raw material digunakan untuk mengisolasi
gangguan pada proses produksi dalam hal pengiriman dari supplier. Selain itu,
buffer dari barang jadi untuk menyangga operasi penjualan dari gangguan proses
manufaktur. Sekarang ini perusahaan melihat hal-hal terkait inventori penyangga
dengan detil dari biaya dan ruang yang dibutuhkannya hingga menyadari bahwa
menemukan dan mengeliminasi sumber-sumber gangguan dapat mengurangi
kebutuhan untuk pemisahan operasi.
4. Untuk mencegah stockout
Penundaan pengiriman dan permintaan yang tiba-tiba meningkat yang
tidak sesuai harapan berakibat meningkatkan resiko terjadi shortage. Penundaan
pengiriman terjadi karena kondisi cuaca, supplier yang mengalami stockout,
kesalahan pengiriman, permasalahan kualitas, dan lain-lain. Akibat dari shortage
adalah berkurangnya holding safety stock.
11
3.1.2
Pertama, membangun sistem untuk melacak suatu item dalam inventori. Kedua,
membuat keputusan mengenai berapa banyak dan kapan harus memesan suatu
item.
Agar manajemen inventori berjalan secara efektif, maka berikut ini
merupakan beberapa persyaratannya (Stevenson, 2004):
12
3.1.3
inventori, yaitu:
1. Biaya simpan
Biaya simpan adalah biaya untuk menyimpan item dalam persediaan untuk
jangka waktu tertentu, biasanya tahunan. Biaya simpan meliputi bunga, asuransi,
pajak, biaya perawatan, obsolescence cost, shrinkage cost, dan biaya gudang
(panas, lampu, sewa, dan petugas keamanan). Obsolescence cost merupakan biaya
yang berhubungan dengan produk cacat yang memiliki umur produk pendek,
seperti perishable product
13
14
(3.1)
(3.2)
(3.3)
15
(3.4)
(3.5)
16
(3.6)
=
Namun, perlu diingat, ketika level inventori meningkat, biaya simpan akan
meningkat sehingga biaya persediaan meningkat. Oleh karena itu, perusahaan
harus memiliki level inventori yang tepat agar tidak out-of-stock dan
meminimalkan biaya persediaan (Hsieh, 2003).
17
jumlah produk yang ada di gudang. MRP digunakan untuk menghitung jumlah
kebutuhan material, tanggal dibutuhkan, dan jadwal pelaksanaan produksi yang
bertujuan memprediksi kebutuhan akan sumber daya yang diperlukan (Fogarty,
1991).
Ruang Input
(semua total persediaan
barang yang mungkin)
KOTAK
HITAM
18
3. 7 Fungsi Keanggotaan
Di dalam logika kabur terdapat fungsi keanggotaan (membership function)
yang berarti suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke
dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval 0 sampai dengan 1. Salah satu
cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah melalui
pendekatan fungsi. Beberapa fungsi tersebut yang dapat digunakan adalah:
a. Representasi Linear
Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya
digambarkan berupa suatu garis lurus. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling
sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang
kurang jelas.
Terdapat dua keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan
himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol
bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan
yang lebih tinggi. Berikut merupakan Gambar 3.3 yang menggambarkan kurva
representasi liner naik.
;
=
1;
(3.7)
Kedua merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai
domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak
menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan yang rendah. Berikut
merupakan Gambar 3.4 yang menggambarkan kurva representasi liner turun.
19
Fungsi keanggotaan:
= ;
0;
(3.8)
;
=
(3.9)
20
=
1;
(3.10)
d. Representasi Kurva-S
Kurva pertumbuhan dan penyusutan merupakan kurva S atau sigmoid yang
berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear.
Kurva-S untuk pertumbuhan akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan
= 0) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya akan
tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik
infleksi.
21
S x; , , =
x 2
1 2(
) ; x
1;
(3.11)
22
S x; , , =
x 2
2(
) ; x
0;
(3.12)
,
2
(3.13)
, + >
2
23
1
2
1+( )
(3.14)
Salah satu perbedaan mencolok kurva Beta dengan kurva PI adalah fungsi
keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai sangat besar.
iii. Kurva Gauss
Jika kurva PI dan kurva Beta menggunakan dua parameter yaitu dan ,
kurva Gauss menggunakan untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva
dan k yang menunjukkan lebar kurva.
24
Fungsi keanggotaan:
; , = ()
(3.15)
3. 8 Fungsi Implikasi
Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan
berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan
dalam fungsi implikasi adalah:
IF x is A THEN y is B
dengan x dan y adalah skalar serta A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi
yang mengikuti IF disebut sebagai antesenden, sedangkan proposisi yang
mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan
menggunakan operator fuzzy, seperti:
IF (x1 is A1) (x2 is A2) (x3 is A3) ...... (xn is An) THEN y is B
dengan adalah operator (misal; OR atau AND).
Secara umum ada dua fungsi implikasi yang dapat digunakan yaitu:
a. Min (minimum)
Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy.
b. Dot (product)
Fungsi ini akan membuat skala output himpunan fuzzy.
25
aturan yang diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan -predikat (fire strength).
Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.
b. Metode Mamdani
Metode Mamdani disebut juga metode Max-Min. Metode ini dibuat oleh
Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk mendapatkan output, diperlukan
empat tahapan:
1) Pembentukan himpunan fuzzy
Pada metode Mamdani baik variabel input maupun output dibagi menjadi
satu atau lebih himpunan fuzzy.
2) Aplikasi fungsi implikasi
Pada metode Mamdani, fungsi implikasi yang digunakan adalah Min.
3) Komposisi aturan
Apabila sistem terdiri atas beberapa aturan, inferensi diperoleh dari
kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada tiga metode yang digunakan dalam
melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu: max, additive, dan probabilistik OR
(probor).
a) Metode Max (Maximum)
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil
nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah
fuzzy, dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR
(union). Jika semua proposisi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu
himpunan fuzzy yang merefleksikan kontribusi dari tiap-tiap proposisi. Secara
umum dapat dituliskan:
sf[xi] max (sf[xi], kf[xi])
dimana,
sf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;
kf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.
b) Metode Additive (Sum)
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan
bounded-sum terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum dituliskan:
sf[xi] min (1, sf[xi] + kf[xi])
26
dimana,
sf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;
kf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.
c) Metode Probabilistik OR (probor)
Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara melakukan
product terhadap semua output daerah fuzzy. Secara umum ditulis:
sf[xi] (sf[xi] + kf[xi]) (sf[xi] * kf[xi])
dimana,
sf[xi] = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i;
kf[xi] = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i.
4) Penegasan (defuzzy)
Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh
dari komposisi aturan-aturan fuzzy. Output yang dihasilkan merupakan suatu
bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Jika diberikan suatu himpunan
fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu
sebagai output.
Berikut merupakan beberapa metode defuzzifikasi pada komposisi aturan
Mamdani:
a. Metode Centroid (Composite Moment)
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat
(z*) daerah fuzzy.
b. Metode Bisektor
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada
domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai
keanggotaan pada daerah fuzzy.
c. Metode Mean of Maximum (MOM)
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai ratarata domain yang memiliki nilai keanggotaaan maksimum.
d. Metode Largest of Maximum (LOM)
Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai
terbesar dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.
27
(3.16)
Maka Graded Mean Integration pada h level dari persamaan 3.16 adalah
trapesium (Chen dkk, 2006)
=
1 + 1 ()
2
(3.17)
(3.18)
Untuk memperoleh solusi yang optimal maka dapat digunakan k = 0.5 (Hsieh,
2004).
28
3. 11 Functional Principle
Operasi matematika di dalam logika kabur dengan bentuk trapesium dapat
menggunakan functional principle dan extension principle. Namun penggunaan
extension principle memiliki kelemahan, yaitu tidak bisa digunakan untuk
melakukan perkalian di antara empat buah trapezoidal fuzzy dan hasil representasi
dari fuzzy number akan berbeda dengan bentuk representasi fuzzy number pada
inputnya. Kelemahan ini dapat ditutupi dengan penggunaan principle function.
Principle function pertama kali dikenalkan oleh Chen untuk melakukan operasi
aritmatika pada representasi fuzzy number yang berbentuk trapesium (Chen, et al.,
2006).
Principle Function (Hsieh, 2004):
Jika terdapat dua buah trapezoidal function, = (a1,a2,a3,a4) dan = (b1,b2,b3,b4)
maka:
1. Penambahan dan adalah
= 1 + 1 , 2 + 2 , 3 + 3 , 4 + 4 ,
(3.19)
Di mana a1, a2, a3, a4, b1, b2, b3, dan b4 adalah nilai pasti.
2. Perkalian dan adalah
= 1 , 2 , 3 , 4 ,
(3.20)
Dimana T={a1b1, a1b4, a4b1, a4b4}, T1 = {a2b2, a2b3, a3b2, a3b3}, c1 = min T, c2 =
min T1, c3 = max T1, c4 = max T.
Jika a1, a2, a3, a4, b1, b2, b3, dan b4 adalah bernilai positif bukan nol, maka
= 1 1 , 2 2 , 3 3 , 4 4 ,
(3.21)
(3.22)
Dimana a1, a2, a3, a4, b1, b2, b3, dan b4 adalah nilai pasti.
4.
positif.
Jika a1, a2, a3, a4, b1, b2, b3, dan b4 adalah bilangan positif bukan nol, maka
pembagian terhadap
29
= 1 4 , 2 3 , 3 2 , 4 1 .
(3.23)
5. Jika R, maka
() 0, = 1 , 2 , 3 , 4
() < 0, = 4 , 3 , 2 , 1
(3.24)
BAB IV
METODE PENELITIAN
30
31
Identifikasi
Masalah
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan
Pengumpulan Data
Kesimpulan
Selesai
32
Merumuskan
Masalah
Menetapkan Tujuan
Identifikasi Aktivitas
Kerja
Menghitung
ROP
Menghitung
ROP
Simulasi menggunakan
tabel MRP
Simulasi menggunakan
tabel MRP
Menghitung total
biaya inventori
Menghitung total
biaya inventori
Tidak
Ya
Kesimpulan
Selesai
33
4.5.1
1 SL = Luas
4.5.3
daerah
(3.25)
34
GR
SR
POH
NR
PORcp
PORls
4.5.4
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
36
Tabel 5.1 Hasil Perbandingan Order Cycle Model EOQ dan Kondisi Real
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
NAMA PRODUK
Q* (pcs)
PRENAGEN MOMMY COK 200
KIDZEE COK 350
7-8 pcs
CHIL KID MADU 800
CHIL KID MADU 200
DIABETASOL VAN 180
ENFAMIL A+ HA 400
ENTRASOL GOLD COK 370
PEDIASURE COMP VAN 400
PRENAGEN EMESIS COK 2004-6 pcs
TWEEN ZEE PLAT STRW 350
EOQ
ORDER CYCLEQ* (pcs)
6 2-3 hari
3-5 hari
7-8 pcs
5 2-3 hari
6 4-5 hari
6 5-6 hari
3 3-4 hari
6 16-17 hari
6 10-11 hari
4-10 hari
4-6 pcs
6 11-12 hari
PAMELA 1
ORDER CYCLE
6 4-5 hari
5-6 hari
5 3-5 hari
6 5 hari
6 5 hari
3 5-6 hari
6 13-15 hari
6 10 hari
6-8 hari
6 10 hari
37
NAMA PRODUK
BMT LACTOFERIN 200 GR
BMT LACTOFERIN 400 GR
BMT PLATINUM 400 GR
BMT PLATINUM 800 GR
BONA KID 4 400 GR
BONAKID 3
CHIL KID MADU 200 GR
CHIL KID MADU 800 GR
CHIL KID PLATINUM 400 GR MADU
CHIL KID PLATINUM 800 GR MADU
CHIL KID PLATINUM 800 GR VANILLA
CHIL KID PLATINUM VANILA 400 GR
CHIL KID VANILLA 200 GR
CHIL KID VANILLA BOX 800 GR
CHIL MIL 200 GR
CHIL MIL BOX 800 GR
CHIL MIL PLATINUM 400 GR
CHIL MIL PLATINUM 800GR
CHIL SCHOOL COKLAT 200 GR
CHIL SCHOOL COKLAT 400 GR
CHIL SCHOOL COKLAT 800 GR
CHIL SCHOOL PLATINUM VANILA 400 G
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 200 GR
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 400 GR
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 800 GR
Q SS ROP N OS h cost
26 1
2 8 12 Rp 22.763,87
20 1
2 9 5 Rp 24.578,18
19 1
2 8 4 Rp 24.834,46
11 1
2 10 6 Rp 34.302,35
14 1
2 7 5 Rp 21.294,42
12 1
2 6 4 Rp 19.865,47
40 2
5 12 35 Rp 36.926,11
26 4
8 25 91 Rp 81.340,16
18 1
2 8 12 Rp 22.837,69
21 3
6 17 51 Rp 62.898,00
21 3
6 18 57 Rp 65.510,69
19 1
2 8 10 Rp 23.110,40
43 2
5 12 25 Rp 34.757,66
30 4
8 27 95 Rp 83.702,19
30 1
3 13 9 Rp 25.239,32
16 1
3 14 9 Rp 44.222,55
17 1
2 8 7 Rp 21.522,97
12 1
2 10 9 Rp 33.971,54
14 1
2 4 3 Rp 14.860,29
14 1
2 5 2 Rp 19.901,99
9 1
2 6 5 Rp 27.070,06
21 1
3 10 24 Rp 26.677,68
15 1
2 3 4 Rp 14.848,12
14 1
2 5 3 Rp 20.454,67
8 1
2 6 6 Rp 27.788,74
EOQ
s cost
Rp 17.195,40
Rp 19.344,83
Rp 17.195,40
Rp 21.494,25
Rp 15.045,98
Rp 12.896,55
Rp 25.793,10
Rp 53.735,63
Rp 17.195,40
Rp 36.540,23
Rp 38.689,65
Rp 17.195,40
Rp 25.793,10
Rp 58.034,48
Rp 19.344,83
Rp 30.091,95
Rp 17.195,40
Rp 21.494,25
Rp 8.597,70
Rp 10.747,13
Rp 12.896,55
Rp 21.494,25
Rp 6.448,28
Rp 10.747,13
Rp 12.896,55
os cost
Rp
47.982,00
Rp
81.955,50
Rp
44.883,20
Rp 129.903,00
Rp
21.923,88
Rp
18.714,53
Rp 104.527,50
Rp 1.079.578,50
Rp 120.304,80
Rp 968.398,20
Rp 1.082.327,40
Rp 118.635,00
Rp
74.662,50
Rp 1.127.032,50
Rp
46.689,50
Rp 121.126,50
Rp
69.261,50
Rp 186.018,30
Rp
8.365,50
Rp
11.033,00
Rp
53.570,00
Rp 207.345,60
Rp
11.154,00
Rp
16.549,50
Rp
64.284,00
38
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
NAMA PRODUK
CHIL SCHOOL VANILLA 200 GR
CHIL SCHOOL VANILLA 400 GR
CHIL SCHOOL VANILLA 800 GR
DIABETASOL CAPPUCINO 185 GR
DIABETASOL CAPPUCINO 600 GR
DIABETASOL COKLAT 180 GR
DIABETASOL COKLAT 600 GR
DIABETASOL VANILLA 180 GR
DIABETASOL VANILLA 600 GR
ENFAGROW A+ HONEY 800 GR
ENFAGROW A+ SA MADU 400 GR BOX
ENFAGROW A+ SA VANILLA 400 GR BOX
ENFAKID A+ MADU 800 GR
ENFAMIL A+ 400 GR BOX
ENFAMIL A+ HA 400 GR
ENTRASOL ACTIVE MOCHACINO 160 GR
ENTRASOL ACTIVE MOCHACINO 360 GR
ENTRASOL ACTIVE VANLATTE 160 GR
ENTRASOL GOLD COKLAT 185 GR
ENTRASOL GOLD COKLAT 185*2 GR
ENTRASOL GOLD VANILLA 185 GR
ENTRASOL GOLD VANILLA 370 GR
KIDZEE COKLAT 350 GR
KIDZEE MADU 350 GR
KIDZEE PLATINUM CHOCO 350 GR
Q SS ROP N OS h cost
23 1
2 6 10 Rp 19.536,35
21 1
2 8 20 Rp 24.588,71
20 2
4 17 24 Rp 54.715,06
21 1
2 6 5 Rp 19.123,67
16 1
2 9 9 Rp 32.365,38
28 1
3 9 11 Rp 25.701,12
15 1
2 9 9 Rp 29.379,01
35 1
4 10 24 Rp 29.914,89
20 1
3 12 14 Rp 36.252,00
16 1
2 12 16 Rp 37.741,48
15 1
2 6 6 Rp 21.486,07
23 1
3 8 18 Rp 28.642,44
9 1
2 6 3 Rp 23.860,00
23 1
3 10 21 Rp 26.388,54
26 1
3 12 26 Rp 31.498,55
26 1
2 7 10 Rp 22.419,04
17 1
2 5 7 Rp 21.027,82
22 1
2 6 10 Rp 21.439,95
20 1
2 5 6 Rp 17.604,62
17 1
2 7 7 Rp 21.063,88
27 1
2 8 19 Rp 24.350,96
24 1
3 9 10 Rp 30.468,59
38 2
6 17 12 Rp 61.685,80
24 1
3 12 12 Rp 31.692,97
23 1
3 11 4 Rp 31.448,24
EOQ
s cost
Rp 12.896,55
Rp 17.195,40
Rp 36.540,23
Rp 12.896,55
Rp 19.344,83
Rp 19.344,83
Rp 19.344,83
Rp 21.494,25
Rp 25.793,10
Rp 25.793,10
Rp 12.896,55
Rp 17.195,40
Rp 12.896,55
Rp 21.494,25
Rp 25.793,10
Rp 15.045,98
Rp 10.747,13
Rp 12.896,55
Rp 10.747,13
Rp 15.045,98
Rp 17.195,40
Rp 19.344,83
Rp 36.540,23
Rp 25.793,10
Rp 23.643,68
os cost
Rp
27.885,00
Rp 110.330,00
Rp 257.136,00
Rp
18.393,50
Rp 101.195,10
Rp
40.465,70
Rp 101.195,10
Rp
88.288,80
Rp 157.414,60
Rp 318.824,00
Rp
59.763,00
Rp 179.289,00
Rp
52.569,00
Rp 234.118,50
Rp 325.325,00
Rp
22.985,00
Rp
33.553,10
Rp
22.985,00
Rp
16.840,20
Rp
37.433,90
Rp
53.327,30
Rp
53.477,00
Rp
38.278,80
Rp
38.278,80
Rp
18.260,00
39
NO
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
NAMA PRODUK
KIDZEE PLATINUM VANILLA 350 GR
KIDZEE VANILLA 350 GR
PEDIASURE COMPLETE COKLAT 400 GR
PEDIASURE COMPLETE COKLAT 900 GR
PEDIASURE COMPLETE MADU 400 GR
PEDIASURE COMPLETE MADU 900 GR
PEDIASURE COMPLETE VANILLA 400 GR
PEDIASURE COMPLETE VANILLA 900 GR
PRENAGEN EMESIS COKLAT 200 GR
PRENAGEN EMESIS PLAIN 200 GR
PRENAGEN ESSENSIS CHOCO 180 GR
PRENAGEN ESSENSIS MOCHA 180 GR
PRENAGEN ESSENSIS VANILLA 180 GR
PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 200 GR
PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 400 GR
PRENAGEN LACTAMOM VANILA 200 GR
PRENAGEN MOMMY COKLAT 200 GR
PRENAGEN MOMMY COKLAT 400 GR
PRENAGEN MOMMY MOCHA 200 GR
PRENAGEN MOMMY MOCHA 400 GR
PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 200 GR
PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 400 GR
PRENAGEN MOMMY VANILLA 200 GR
PRENAGEN MOMMY VANILLA 400 GR
PROCAL 400 GR BOX
Q SS ROP N OS h cost
23 1
3 10 14 Rp 30.739,02
28 1
4 14 25 Rp 35.378,48
17 1
2 6 6 Rp 19.719,25
8 1
2 7 4 Rp 24.378,55
22 1
2 8 9 Rp 24.857,51
9 1
2 6 4 Rp 27.175,70
23 1
2 9 8 Rp 24.952,94
12 1
2 10 12 Rp 34.443,62
30 1
3 10 13 Rp 28.025,20
14 1
2 4 3 Rp 17.143,44
33 1
3 9 25 Rp 27.637,19
23 2
3 7 11 Rp 21.333,00
19 1
2 5 4 Rp 19.660,06
26 1
2 8 13 Rp 21.876,51
23 1
2 9 10 Rp 26.586,91
21 1
2 7 9 Rp 19.341,51
48 7
11 16 50 Rp 51.931,46
26 1
3 10 15 Rp 29.516,26
29 1
3 9 10 Rp 24.753,78
17 1
2 6 3 Rp 19.821,72
30 2
4 9 17 Rp 26.212,27
17 1
2 7 6 Rp 21.440,15
30 3
5 10 17 Rp 28.052,66
18 1
2 7 8 Rp 21.221,16
21 1
3 8 8 Rp 29.163,21
EOQ
s cost
Rp 21.494,25
Rp 30.091,95
Rp 12.896,55
Rp 15.045,98
Rp 17.195,40
Rp 12.896,55
Rp 19.344,83
Rp 21.494,25
Rp 21.494,25
Rp 8.597,70
Rp 19.344,83
Rp 15.045,98
Rp 10.747,13
Rp 17.195,40
Rp 19.344,83
Rp 15.045,98
Rp 34.390,80
Rp 21.494,25
Rp 19.344,83
Rp 12.896,55
Rp 19.344,83
Rp 15.045,98
Rp 21.494,25
Rp 15.045,98
Rp 17.195,40
os cost
Rp
63.910,00
Rp
79.747,50
Rp
64.025,22
Rp
92.223,00
Rp
96.037,83
Rp
92.223,00
Rp
85.366,96
Rp 276.669,00
Rp
47.747,70
Rp
11.018,70
Rp
69.445,00
Rp
30.555,80
Rp
11.111,20
Rp
45.345,30
Rp
65.835,00
Rp
31.392,90
Rp 190.231,20
Rp
94.792,50
Rp
35.228,00
Rp
18.958,50
Rp
59.887,60
Rp
37.917,00
Rp
59.887,60
Rp
50.556,00
Rp
50.670,80
40
NO
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
NAMA PRODUK
PROCAL GOLD LUTEIN 400 GR
PROCAL GOLD LUTEIN 900 GR
PROMIL 400 GR BOX
PROMIL GOLD LUTEIN 900 GR
PROMISE 400 GR BOX
PROMISE GOLD LUTEIN 400 GR
S-26 400 GR BOX
S-26 GOLD LUTEIN 400 GR
S-26 GOLD LUTEIN 900 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ MADU 350 GR
SUSTAGEN JUNIOR 1+ HONEY 350 BOX
SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 350 BOX
SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ CHOCO 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ COKLAT 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ HONEY 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ MADU 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 800 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 350 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 800 GR
TEEN ZEE PLATINUM GIRLS COKLAT 200 GR
TWEEN ZEE PLAT COCKBLACKFOREST 350 GR
TWEEN ZEE PLATINUM STRW 350 GR
TWEEN ZEE PLATINUM VANILLARICH 350 GR
Q SS ROP N OS h cost
17 1
2 6 11 Rp 23.752,17
14 1
2 10 12 Rp 35.756,94
20 1
2 7 7 Rp 27.349,08
10 1
2 9 5 Rp 27.561,94
15 1
2 6 6 Rp 22.316,00
11 1
2 4 3 Rp 15.745,58
15 1
2 5 4 Rp 21.466,27
13 1
2 6 7 Rp 19.099,81
8 1
2 5 3 Rp 26.628,46
11 1
2 4 4 Rp 19.884,01
17 1
2 7 10 Rp 21.346,76
16 1
2 7 9 Rp 22.839,25
16 3
4 8 6 Rp 41.990,44
11 1
2 7 6 Rp 26.162,43
15 1
2 6 10 Rp 18.385,57
13 1
2 9 8 Rp 31.897,07
13 1
2 6 5 Rp 19.229,93
14 1
2 6 7 Rp 18.938,56
16 1
2 12 22 Rp 37.360,55
10 1
2 4 4 Rp 15.067,60
10 1
2 4 4 Rp 27.799,46
16 1
2 7 3 Rp 22.571,93
23 1
3 11 15 Rp 32.676,75
20 1
2 8 10 Rp 27.450,65
20 1
2 8 8 Rp 25.894,33
EOQ
s cost
Rp 12.896,55
Rp 21.494,25
Rp 15.045,98
Rp 19.344,83
Rp 12.896,55
Rp 8.597,70
Rp 10.747,13
Rp 12.896,55
Rp 10.747,13
Rp 8.597,70
Rp 15.045,98
Rp 15.045,98
Rp 17.195,40
Rp 15.045,98
Rp 12.896,55
Rp 19.344,83
Rp 12.896,55
Rp 12.896,55
Rp 25.793,10
Rp 8.597,70
Rp 8.597,70
Rp 15.045,98
Rp 23.643,68
Rp 17.195,40
Rp 17.195,40
os cost
Rp 108.530,95
Rp 254.334,60
Rp
50.084,86
Rp 113.281,25
Rp
33.594,90
Rp
25.543,05
Rp
30.060,48
Rp
77.165,55
Rp
71.988,60
Rp
18.832,00
Rp
47.080,00
Rp
42.372,00
Rp
62.865,00
Rp
62.865,00
Rp
47.080,00
Rp
83.820,00
Rp
23.540,00
Rp
32.956,00
Rp 230.505,00
Rp
18.832,00
Rp
41.910,00
Rp
6.105,00
Rp
56.101,50
Rp
37.401,00
Rp
29.920,80
41
Dari hasil simulasi tersebut, masih terjadi kehabisan barang untuk seluruh
barang. Hal ini mempengaruhi biaya out-of-stock yang meningkat sehingga total
biaya inventori pun meningkat.
42
Tabel 5.3 Hasil Penghitungan Safety Stock dan Kuantitas Order Menggunakan
Integrasi Logika Kabur Berdasarkan Nilai Reorder point dari Fuzzy
Optimalisasi Biaya
NO
NAMA PRODUK
1 BONAKID 3
2 CHILKID PLAT 800 MADU
3 CHILKID VANILA 800
43
Tabel 5.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Safety Stock dan Kuantitas Order Menggunakan Integrasi Logika Kabur Berdasarkan Nilai
Reorder point dari Service level Perusahaan dan Berdasarkan Nilai Reorder point dari Fuzzy Optimalisasi Biaya
NO
NAMA PRODUK
1 BONAKID 3
2 CHILKID PLAT 800 MADU
3 CHILKID VANILA 800
Jumlah out-of-stock yang dihasilkan dari kedua metode untuk ketiga produk tersebut berjumlah nol atau tidak terjadi out-ofstock. Total biaya inventori bonakid 3 adalah Rp 38.189,77 saat menggunakan integrasi logika kabur baik berdasarkan nilai reorder
point dari service level perusahaan maupun nilai reorder point dari fuzzy optimalisasi biaya. Dengan kata lain, total biaya inventori
yang dihasilkan menggunakan kedua metode untuk bonakid 3 adalah sama. Sedangkan, chil kid platinum 800 gram madu dan chil
kid vanila 800 gram memiliki total biaya inventori yang tinggi ketika dihitung menggunakan integrasi logika kabur berdasarkan nilai
reorder point dari fuzzy optimalisasi biaya, yaitu sebesar Rp 160.524,25 dan Rp 237.065,07 dibanding ketika dihitung menggunakan
integrasi logika kabur berdasarkan nilai reorder point dari service level perusahaan. Total biaya inventori untuk chil kid platinum 800
gram madu dan chil kid vanila 800 gram yang dhitung menggunakan integrasi logika kabur berdasarkan nilai reorder point dari
service level perusahaan adalah Rp156.085,10 dan Rp 205.198,87. Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan untuk meminimalisasi
total biaya inventori walaupun sesuai dengan tujuan untuk meminimalisi out-of-stock. Oleh karena itu, perhitungan untuk seluruh
produk menggunakan integrasi logika kabur berdasarkan nilai reorder point dari service level perusahaan.
Perlu diketahui bahwa hasil perhitungan di atas mengasumsikan fungsi keanggotaan mengikuti bentuk trapesium. Jika data
diasumsikan mengikuti bentuk fungsi keanggotaan segitiga akan diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.5 di bawah ini.
44
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Stok Pengaman dan Kuantitas Order Menggunakan
Integrasi Logika Kabur dengan Fungsi Keanggotaan Segitiga
NO
NAMA PRODUK
1 BONAKID 3
2 CHILKID PLAT 800 MADU
3 CHILKID VANILA 800
FUZZY SEGITIGA
Q SS ROP N OS h cost
s cost
26 1
2 3 0 Rp 46.539,56 Rp 6.448,28
32 7
15 12 1 Rp 130.198,86 Rp 25.793,10
39 12
25 23 6 Rp 172.428,19 Rp 49.436,78
os cost
Rp
Rp 18.988,20
Rp 71.181,00
45
order
diperoleh
dengan
logika
kabur
melalui
proses
46
Tabel 5.6 Hasil Penghitungan Stok Pengaman dan Kuantitas Order Menggunakan Integrasi Logika Kabur
Berdasarkan Nilai Reorder point dari Service level Perusahaan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
NAMA PRODUK
BMT LACTOFERIN 200 GR
BMT LACTOFERIN 400 GR
BMT PLATINUM 400 GR
BMT PLATINUM 800 GR
BONA KID 4 400 GR
BONAKID 3
CHIL KID MADU 200 GR
CHIL KID MADU 800 GR
CHIL KID PLATINUM 400 GR MADU
CHIL KID PLATINUM 800 GR MADU
CHIL KID PLATINUM 800 GR VANILLA
CHIL KID PLATINUM VANILA 400 GR
CHIL KID VANILLA 200 GR
CHIL KID VANILLA BOX 800 GR
CHIL MIL 200 GR
CHIL MIL BOX 800 GR
CHIL MIL PLATINUM 400 GR
CHIL MIL PLATINUM 800GR
CHIL SCHOOL COKLAT 200 GR
CHIL SCHOOL COKLAT 400 GR
CHIL SCHOOL COKLAT 800 GR
CHIL SCHOOL PLATINUM VANILA 400 G
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 200 GR
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 400 GR
CHIL SCHOOL STRAWBERRY 800 GR
Q SS ROP N OS
33 2
4 6 0
28 2
3 6 0
20 2
3 8 0
14 2
3 7 0
18 2
3 5 0
18 2
3 4 0
46 8 16 11 0
43 17 34 17 0
20 2
3 8 0
30 9 12 13 0
30 8 11 14 0
20 5
6 8 0
51 6
9 8 0
41 13 26 22 0
33 3
5 8 0
19 3
5 12 0
20 3
5 7 0
14 2
4 10 0
23 2
3 2 0
20 2
3 3 0
14 2
3 4 0
28 4
6 8 0
23 2
3 2 0
20 2
3 3 0
14 2
3 3 0
47
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
NAMA PRODUK
CHIL SCHOOL VANILLA 200 GR
CHIL SCHOOL VANILLA 400 GR
CHIL SCHOOL VANILLA 800 GR
DIABETASOL CAPPUCINO 185 GR
DIABETASOL CAPPUCINO 600 GR
DIABETASOL COKLAT 180 GR
DIABETASOL COKLAT 600 GR
DIABETASOL VANILLA 180 GR
DIABETASOL VANILLA 600 GR
ENFAGROW A+ HONEY 800 GR
ENFAGROW A+ SA MADU 400 GR BOX
ENFAGROW A+ SA VANILLA 400 GR BOX
ENFAKID A+ MADU 800 GR
ENFAMIL A+ 400 GR BOX
ENFAMIL A+ HA 400 GR
ENTRASOL ACTIVE MOCHACINO 160 GR
ENTRASOL ACTIVE MOCHACINO 360 GR
ENTRASOL ACTIVE VANLATTE 160 GR
ENTRASOL GOLD COKLAT 185 GR
ENTRASOL GOLD COKLAT 185*2 GR
ENTRASOL GOLD VANILLA 185 GR
ENTRASOL GOLD VANILLA 370 GR
KIDZEE COKLAT 350 GR
KIDZEE MADU 350 GR
KIDZEE PLATINUM CHOCO 350 GR
Q SS ROP N OS
23 2
4 6 0
28 3
5 6 0
30 5
7 12 0
24 2
3 6 0
23 2
3 6 0
33 2
4 8 0
23 2
3 6 0
40 2
5 9 0
23 2
4 11 0
21 3
5 10 0
20 2
3 5 0
28 2
4 7 0
15 2
3 6 0
28 3
5 9 0
34 2
4 10 0
33 4
5 6 0
20 2
3 5 0
33 3
5 4 0
23 2
3 5 0
20 2
3 6 0
33 2
4 7 0
28 2
4 8 0
38 8 12 17 0
27 3
6 11 0
27 2
4 9 0
48
NO
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
NAMA PRODUK
KIDZEE PLATINUM VANILLA 350 GR
KIDZEE VANILLA 350 GR
PEDIASURE COMPLETE COKLAT 400 GR
PEDIASURE COMPLETE COKLAT 900 GR
PEDIASURE COMPLETE MADU 400 GR
PEDIASURE COMPLETE MADU 900 GR
PEDIASURE COMPLETE VANILLA 400 GR
PEDIASURE COMPLETE VANILLA 900 GR
PRENAGEN EMESIS COKLAT 200 GR
PRENAGEN EMESIS PLAIN 200 GR
PRENAGEN ESSENSIS CHOCO 180 GR
PRENAGEN ESSENSIS MOCHA 180 GR
PRENAGEN ESSENSIS VANILLA 180 GR
PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 200 GR
PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 400 GR
PRENAGEN LACTAMOM VANILA 200 GR
PRENAGEN MOMMY COKLAT 200 GR
PRENAGEN MOMMY COKLAT 400 GR
PRENAGEN MOMMY MOCHA 200 GR
PRENAGEN MOMMY MOCHA 400 GR
PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 200 GR
PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 400 GR
PRENAGEN MOMMY VANILLA 200 GR
PRENAGEN MOMMY VANILLA 400 GR
PROCAL 400 GR BOX
Q SS ROP N OS
27 3
5 9 0
33 3
6 12 0
21 2
3 5 0
14 2
3 4 0
30 2
3 6 0
14 2
3 4 0
30 2
4 7 0
20 2
3 7 0
40 4
6 7 0
23 2
3 2 0
41 2
4 8 0
33 2
3 5 0
24 1
2 4 0
33 1
2 6 0
29 3
5 7 0
23 2
3 7 0
57 20 25 15 0
29 2
4 10 0
33 2
4 8 0
20 1
2 5 0
33 2
4 9 0
20 1
2 6 0
33 12 14 9 0
20 3
5 7 0
27 4
6 6 0
49
NO
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
NAMA PRODUK
PROCAL GOLD LUTEIN 400 GR
PROCAL GOLD LUTEIN 900 GR
PROMIL 400 GR BOX
PROMIL GOLD LUTEIN 900 GR
PROMISE 400 GR BOX
PROMISE GOLD LUTEIN 400 GR
S-26 400 GR BOX
S-26 GOLD LUTEIN 400 GR
S-26 GOLD LUTEIN 900 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ MADU 350 GR
SUSTAGEN JUNIOR 1+ HONEY 350 BOX
SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 350 BOX
SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ CHOCO 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ COKLAT 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ HONEY 800 GR
SUSTAGEN KID 3+ MADU 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 350 GR
SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 800 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 350 GR
SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 800 GR
TEEN ZEE PLATINUM GIRLS COKLAT 200 GR
TWEEN ZEE PLAT COCKBLACKFOREST 350 GR
TWEEN ZEE PLATINUM STRW 350 GR
TWEEN ZEE PLATINUM VANILLARICH 350 GR
Q SS ROP N OS
19 1
2 6 0
20 2
3 8 0
27 4
5 5 0
14 3
4 7 0
19 1
2 5 0
19 1
2 2 0
19 2
3 4 0
19 1
2 4 0
14 2
3 3 0
19 1
2 2 0
27 2
3 4 0
19 1
2 6 0
21 3
4 7 0
15 1
2 5 0
19 6
7 5 0
15 2
3 8 0
19 1
2 4 0
19 1
2 5 0
21 4
7 10 0
19 1
2 2 0
15 1
2 3 0
19 3
4 6 0
27 5
7 9 0
27 1
2 6 0
27 1
2 6 0
50
Pada Tabel 5.6 jumlah stok pengaman dan kuantitas order berhasil
mencegah terjadinya out-of-stock dan meminimalkan total biaya inventori untuk
masing-masing produk. Menurut Hsun (2002), meminimalkan out-of-stock dapat
meminimalkan total biaya persediaan. Bahkan pada kasus tertentu, total biaya
persediaan minimal ketika tidak terjadi kehabisan barang, misalnya untuk produk
yang tidak memerlukan proses penyimpanan khusus sehingga biaya simpannya
rendah dan biaya kehabisan barang berbeda cukup signifikan dengan biaya
simpan (Hsun, 2002). Data ini diperoleh dengan mengasumsikan fungsi
keanggotaan mengikuti bentuk trapesium. Dalam penelitian ini, semua
perhitungan menggunakan fungsi aritmatika functional principle.
51
Tabel 5.7 Hasil Perbandingan Jumlah Stok Pengaman dan Kuantitas Order dari Kedua Metode
NO
NAMA PRODUK
Q SS OS h cost
26 1 12 Rp 22.763,87
20 1 5 Rp 24.578,18
19 1 4 Rp 24.834,46
11 1 6 Rp 34.302,35
14 1 5 Rp 21.294,42
12 1 4 Rp 19.865,47
40 2 35 Rp 36.926,11
26 4 91 Rp 81.340,16
18 1 12 Rp 22.837,69
21 3 51 Rp 62.898,00
21 3 57 Rp 65.510,69
19 1 10 Rp 23.110,40
43 2 25 Rp 34.757,66
30 4 95 Rp 83.702,19
30 1 9 Rp 25.239,32
16 1 9 Rp 44.222,55
17 1 7 Rp 21.522,97
12 1 9 Rp 33.971,54
14 1 3 Rp 14.860,29
14 1 2 Rp 19.901,99
9 1 5 Rp 27.070,06
21 1 24 Rp 26.677,68
15 1 4 Rp 14.848,12
14 1 3 Rp 20.454,67
8 1 6 Rp 27.788,74
EOQ
s cost
os cost
Rp 17.195,40 Rp 47.982,00
Rp 19.344,83 Rp 81.955,50
Rp 17.195,40 Rp 44.883,20
Rp 21.494,25 Rp 129.903,00
Rp 15.045,98 Rp 21.923,88
Rp 12.896,55 Rp 18.714,53
Rp 25.793,10 Rp 104.527,50
Rp 53.735,63 Rp 1.079.578,50
Rp 17.195,40 Rp 120.304,80
Rp 36.540,23 Rp 968.398,20
Rp 38.689,65 Rp 1.082.327,40
Rp 17.195,40 Rp 118.635,00
Rp 25.793,10 Rp 74.662,50
Rp 58.034,48 Rp 1.127.032,50
Rp 19.344,83 Rp 46.689,50
Rp 30.091,95 Rp 121.126,50
Rp 17.195,40 Rp 69.261,50
Rp 21.494,25 Rp 186.018,30
Rp 8.597,70 Rp
8.365,50
Rp 10.747,13 Rp 11.033,00
Rp 12.896,55 Rp 53.570,00
Rp 21.494,25 Rp 207.345,60
Rp 6.448,28 Rp 11.154,00
Rp 10.747,13 Rp 16.549,50
Rp 12.896,55 Rp 64.284,00
52
NO
NAMA PRODUK
Q SS OS h cost
23 1 10 Rp 19.536,35
21 1 20 Rp 24.588,71
20 2 24 Rp 54.715,06
21 1 5 Rp 19.123,67
16 1 9 Rp 32.365,38
28 1 11 Rp 25.701,12
15 1 9 Rp 29.379,01
35 1 24 Rp 29.914,89
20 1 14 Rp 36.252,00
16 1 16 Rp 37.741,48
15 1 6 Rp 21.486,07
23 1 18 Rp 28.642,44
9 1 3 Rp 23.860,00
23 1 21 Rp 26.388,54
26 1 26 Rp 31.498,55
26 1 10 Rp 22.419,04
17 1 7 Rp 21.027,82
22 1 10 Rp 21.439,95
20 1 6 Rp 17.604,62
17 1 7 Rp 21.063,88
27 1 19 Rp 24.350,96
24 1 10 Rp 30.468,59
38 2 12 Rp 61.685,80
24 1 12 Rp 31.692,97
23 1 4 Rp 31.448,24
EOQ
s cost
os cost
Rp 12.896,55 Rp 27.885,00
Rp 17.195,40 Rp 110.330,00
Rp 36.540,23 Rp 257.136,00
Rp 12.896,55 Rp 18.393,50
Rp 19.344,83 Rp 101.195,10
Rp 19.344,83 Rp 40.465,70
Rp 19.344,83 Rp 101.195,10
Rp 21.494,25 Rp 88.288,80
Rp 25.793,10 Rp 157.414,60
Rp 25.793,10 Rp 318.824,00
Rp 12.896,55 Rp 59.763,00
Rp 17.195,40 Rp 179.289,00
Rp 12.896,55 Rp 52.569,00
Rp 21.494,25 Rp 234.118,50
Rp 25.793,10 Rp 325.325,00
Rp 15.045,98 Rp 22.985,00
Rp 10.747,13 Rp 33.553,10
Rp 12.896,55 Rp 22.985,00
Rp 10.747,13 Rp 16.840,20
Rp 15.045,98 Rp 37.433,90
Rp 17.195,40 Rp 53.327,30
Rp 19.344,83 Rp 53.477,00
Rp 36.540,23 Rp 38.278,80
Rp 25.793,10 Rp 38.278,80
Rp 23.643,68 Rp 18.260,00
53
NO
NAMA PRODUK
Q SS OS h cost
51 KIDZEE PLATINUM VANILLA 350 GR
23 1 14 Rp 30.739,02
52 KIDZEE VANILLA 350 GR
28 1 25 Rp 35.378,48
53 PEDIASURE COMPLETE COKLAT 400 GR 17 1 6 Rp 19.719,25
54 PEDIASURE COMPLETE COKLAT 900 GR
8 1 4 Rp 24.378,55
55 PEDIASURE COMPLETE MADU 400 GR
22 1 9 Rp 24.857,51
56 PEDIASURE COMPLETE MADU 900 GR
9 1 4 Rp 27.175,70
57 PEDIASURE COMPLETE VANILLA 400 GR 23 1 8 Rp 24.952,94
58 PEDIASURE COMPLETE VANILLA 900 GR 12 1 12 Rp 34.443,62
59 PRENAGEN EMESIS COKLAT 200 GR
30 1 13 Rp 28.025,20
60 PRENAGEN EMESIS PLAIN 200 GR
14 1 3 Rp 17.143,44
61 PRENAGEN ESSENSIS CHOCO 180 GR
33 1 25 Rp 27.637,19
62 PRENAGEN ESSENSIS MOCHA 180 GR
23 2 11 Rp 21.333,00
63 PRENAGEN ESSENSIS VANILLA 180 GR
19 1 4 Rp 19.660,06
64 PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 200 GR 26 1 13 Rp 21.876,51
65 PRENAGEN LACTAMOM COKLAT 400 GR 23 1 10 Rp 26.586,91
66 PRENAGEN LACTAMOM VANILA 200 GR 21 1 9 Rp 19.341,51
67 PRENAGEN MOMMY COKLAT 200 GR
48 7 50 Rp 51.931,46
68 PRENAGEN MOMMY COKLAT 400 GR
26 1 15 Rp 29.516,26
69 PRENAGEN MOMMY MOCHA 200 GR
29 1 10 Rp 24.753,78
70 PRENAGEN MOMMY MOCHA 400 GR
17 1 3 Rp 19.821,72
71 PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 200 GR 30 2 17 Rp 26.212,27
72 PRENAGEN MOMMY STRAWBERRY 400 GR 17 1 6 Rp 21.440,15
73 PRENAGEN MOMMY VANILLA 200 GR
30 3 17 Rp 28.052,66
74 PRENAGEN MOMMY VANILLA 400 GR
18 1 8 Rp 21.221,16
75 PROCAL 400 GR BOX
21 1 8 Rp 29.163,21
EOQ
s cost
os cost
Rp 21.494,25 Rp 63.910,00
Rp 30.091,95 Rp 79.747,50
Rp 12.896,55 Rp 64.025,22
Rp 15.045,98 Rp 92.223,00
Rp 17.195,40 Rp 96.037,83
Rp 12.896,55 Rp 92.223,00
Rp 19.344,83 Rp 85.366,96
Rp 21.494,25 Rp 276.669,00
Rp 21.494,25 Rp 47.747,70
Rp 8.597,70 Rp 11.018,70
Rp 19.344,83 Rp 69.445,00
Rp 15.045,98 Rp 30.555,80
Rp 10.747,13 Rp 11.111,20
Rp 17.195,40 Rp 45.345,30
Rp 19.344,83 Rp 65.835,00
Rp 15.045,98 Rp 31.392,90
Rp 34.390,80 Rp 190.231,20
Rp 21.494,25 Rp 94.792,50
Rp 19.344,83 Rp 35.228,00
Rp 12.896,55 Rp 18.958,50
Rp 19.344,83 Rp 59.887,60
Rp 15.045,98 Rp 37.917,00
Rp 21.494,25 Rp 59.887,60
Rp 15.045,98 Rp 50.556,00
Rp 17.195,40 Rp 50.670,80
54
NO
NAMA PRODUK
Q SS OS h cost
76 PROCAL GOLD LUTEIN 400 GR
17 1 11 Rp 23.752,17
77 PROCAL GOLD LUTEIN 900 GR
14 1 12 Rp 35.756,94
78 PROMIL 400 GR BOX
20 1 7 Rp 27.349,08
79 PROMIL GOLD LUTEIN 900 GR
10 1 5 Rp 27.561,94
80 PROMISE 400 GR BOX
15 1 6 Rp 22.316,00
81 PROMISE GOLD LUTEIN 400 GR
11 1 3 Rp 15.745,58
82 S-26 400 GR BOX
15 1 4 Rp 21.466,27
83 S-26 GOLD LUTEIN 400 GR
13 1 7 Rp 19.099,81
84 S-26 GOLD LUTEIN 900 GR
8 1 3 Rp 26.628,46
85 SUSTAGEN SCHOOL 6+ MADU 350 GR
11 1 4 Rp 19.884,01
86 SUSTAGEN JUNIOR 1+ HONEY 350 BOX
17 1 10 Rp 21.346,76
87 SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 350 BOX 16 1 9 Rp 22.839,25
88 SUSTAGEN JUNIOR 1+ VANILLA 800 GR
16 3 6 Rp 41.990,44
89 SUSTAGEN KID 3+ CHOCO 800 GR
11 1 6 Rp 26.162,43
90 SUSTAGEN KID 3+ COKLAT 350 GR
15 1 10 Rp 18.385,57
91 SUSTAGEN KID 3+ HONEY 800 GR
13 1 8 Rp 31.897,07
92 SUSTAGEN KID 3+ MADU 350 GR
13 1 5 Rp 19.229,93
93 SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 350 GR
14 1 7 Rp 18.938,56
94 SUSTAGEN KID 3+ VANILLA 800 GR
16 1 22 Rp 37.360,55
95 SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 350 GR 10 1 4 Rp 15.067,60
96 SUSTAGEN SCHOOL 6+ VANILLA 800 GR 10 1 4 Rp 27.799,46
97 TEEN ZEE PLATINUM GIRLS COKLAT 200 GR16 1 3 Rp 22.571,93
98 TWEEN ZEE PLAT COCKBLACKFOREST 350 GR
23 1 15 Rp 32.676,75
99 TWEEN ZEE PLATINUM STRW 350 GR
20 1 10 Rp 27.450,65
100 TWEEN ZEE PLATINUM VANILLARICH 350 GR20 1 8 Rp 25.894,33
JUMLAH TOTAL BIAYA INVENTORI
Rp
EOQ
s cost
os cost
Rp 12.896,55 Rp 108.530,95
Rp 21.494,25 Rp 254.334,60
Rp 15.045,98 Rp 50.084,86
Rp 19.344,83 Rp 113.281,25
Rp 12.896,55 Rp 33.594,90
Rp 8.597,70 Rp 25.543,05
Rp 10.747,13 Rp 30.060,48
Rp 12.896,55 Rp 77.165,55
Rp 10.747,13 Rp 71.988,60
Rp 8.597,70 Rp 18.832,00
Rp 15.045,98 Rp 47.080,00
Rp 15.045,98 Rp 42.372,00
Rp 17.195,40 Rp 62.865,00
Rp 15.045,98 Rp 62.865,00
Rp 12.896,55 Rp 47.080,00
Rp 19.344,83 Rp 83.820,00
Rp 12.896,55 Rp 23.540,00
Rp 12.896,55 Rp 32.956,00
Rp 25.793,10 Rp 230.505,00
Rp 8.597,70 Rp 18.832,00
Rp 8.597,70 Rp 41.910,00
Rp 15.045,98 Rp
6.105,00
Rp 23.643,68 Rp 56.101,50
Rp 17.195,40 Rp 37.401,00
Rp 17.195,40 Rp 29.920,80
55
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kuantitas order yang optimal dengan menggunakan metode EOQ untuk
masing-masing barang berkisar antara 8 unit sampai dengan 48 unit,
sedangkan jumlah safety stock-nya berkisar antara 1 unit sampai dengan 7
unit.
2. Kuantitas order yang optimal dengan menggunakan metode integrasi logika
kabur dengan pendekatan Graded Mean Integration, yakni berdasarkan nilai
reorder point dari service level perusahaan untuk untuk masing-masing barang
berkisar antara 14 unit sampai dengan 57 unit, sedangkan jumlah safety stocknya berkisar antara 1 unit sampai dengan 20 unit.
3. Total biaya inventori yang dihasilkan oleh metode logika kabur adalah Rp
5.639.376,24
lebih
rendah
dibandingkan
metode
EOQ
adalah
Rp
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian untuk jenis produk yang bersifat musiman atau
seasonal seperti sirup atau minuman gelas.
2. Perlu dilakukan penelitian dalam penghitungan kuantitas order dan safety
stock dengan menggunakan bentuk fungsi keanggotaan yang berbeda
seperti bell curve.
56
DAFTAR PUSTAKA
Amer, Y., Luong, L., dan Lee, S., 2009, Optimizing Order Fulfillment In A
Global Retail Supply Chain, University of South Australia, Australia.
Ballou, R.H., 2004, Business Logistics/Supply Chain Management, Pearson
Education, New Jersey.
Chen, S., dan Chien C.W., 2006, Fuzzy Distance of Trapezoidal Fuzzy Number,
Ching Yun University, Taiwan.
Chen, S., dan Guo-Chin L., 2000, Representation, Rangking, and Distance of
Fuzzy Nimber With Exponential Membership Function Using Graded Mean
Integration Method, Journal of Mathematical Sciences, vol 16, no. 2, pp 123131
Chopra, S. dan Meindl, P., 2007, Supply Chain Management: Strategy, Planning,
and Operation, Prentice Hall, United States.
Davis, M.M. dan Heineke, J., 2005, Operations Management, McGraw Hill,
United States of America.
Hanke, J.E. dan Wichern, D.W., 2005, Business Forecasting, Prentice Hall,
United States of America.
Hsieh, C.H., 2003, Optimization of Fuzzy Inventory Models under k-preference,
Tamsui Oxford Journal of Mathematical Sciences, vol 19, no. 1, pp 79-97
Hsieh, C.H., 2004, Optimization of Fuzzy Inventory Model Under Fuzzy Demand
and Fuzzy Lead Time, Journal of Management Sciences, vol 20, no. 2, pp 2126.
Jazuli, 2010, Perancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk Persediaan dan
Distribusi pada Pusat Distribusi Minimarket Berjaringan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Kusumadewi, S., 2003, Artificial Intelligence, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Lesmono, N.V., 2009, Integrasi Algoritma Genetika Dalam Penentuan Kuantitas
Order dan Stok Pengaman Untuk Meminimalkan Biaya Persediaan Pada
Model Persediaan Berbasis Logika Kabur, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia.
57
58
Lestari, W.P., 2009, Pengaruh Integrasi Logika Kabur Terhadap Stok Pengaman
dan Kuantitas Order Untuk Meminimalisasi Biaya Persediaan, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia.
Levi, et al., 2000, Designing and Managing the Supply Chain, McGraw Hill,
United States.
Levin, R.I, David S.R., Joel P.S., dan Everette S.G.Jr., 1992, Quantitative
Approaches to Management, 8th Edition, McGraw Hill Inc., United States of
America.
Firdaus, S., 2007, Evaluasi Tingkat Safety Stock Dalam Replenishment Policy
Berdasarkan Cycle Service Level Untuk Meminimalkan Total Biaya
Persediaan (PT. Muliaglass), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia.
Fogarty, D.W., Blackstone Jr., dan Hoffman, T.R., 1991, Production and
Inventory Management, 2nd Edition, South-Western Publishing Co., Cincinnati.
Pradipta, Y., 2007, Perbaikan Sistem Persediaan Bahan Baku Dengan
Menggunakan Metode Economic Order Quantity, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia.
Siregar, Z.A., Penentuan Quantity Order Pada Sistem Inventori Berdasarkan
Logika Fuzzy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Stevenson, J.W., 2004, Operation Management, McGraw-Hill, United States.
Tersine, R.J., 1994, Principles of Inventory and Materials Management, PTR
Prentice-Hall, New Jersey.
Wang, C., dan Shan-Huo C., 2002, Comparison of Learning Effort Using Fuzzy
Graded Mean Integration Method, Proceeding of the International Conference
on Computer in Education, IEEA.
Widodo, P.P. dan Handayanto, R.T., 2012, Penerapan Soft Computing dengan
MATLAB, Rekayasa Industri, Bandung.
Yanuar, A., 2008, Evaluasi Model Penentuan Safety Stock Dengan Pendekatan
Parametrik dan Non Parametrik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia.