Anda di halaman 1dari 3

Otonomi Daerah, Korupsi & Law Enforcement

oleh
Sudirman Muhammad Jabir, SH.,MH.
Dosen Hukum Tata Negara UNANDA

Dalam konstitusi kita ditegaskan bahwa negara Indonesia berdasarkan


atas hukum (Rechtstaat), tidak berdasarkan atas kekuasan belaka
( Machstaat ). hukum menetakan apa yang harus dilakukan dan atau apa
yang boleh dilakukan serta yang dilarang. sasaran hukum yang hendak
dituju bukan saja orang yang nyata-nyata berbuat melawan hukum,
melainkan juga perbuatan hukum yang mungkin akan terjadi dan kepada alat
perlengkapan negara untuk bertidak menurut hukum.
Dalam Eensiklopedia indonesia korupsi (dari bahasa latin : coruptiao
= penyuapan ; corruptore = merusak ) gejala di mana para pejabat badanbadan negara menyalagunakan wewenang dengan degan terjanya
penyuapan,pemalsuan serta ke ketidak beresan lainnya., mengutip apa yang
di ugkapkan oleh Prof.Dr.Baharunddin Lopa,SH.,MH. dalam bukunya
Kejahatan korupsi dan penegakan hukum beliau membagi korupsi
menurut sifatnya dalam dua (2) bentuk yaitu sebagai berikut ; petrama
Korupsi yang bermotif terselubung yaitu korupsi secara sepintas kelihatanya
bermotif politik tetapi secara tersembunyi bermotif mendapatkan uang
semata kedua Korupsi yang bermotif ganda yaitu seorang melakukan
korupsi secara lahiriah kelihatanya hanya bermotif mendapatkan uwang ,
tetapi sesungguhnya bermotif lain yaitu kepentingan politik. Berbicara
tentang korupsi Saya ingin berangkat dari konsep Lawrence Meir
Friedman tentang tiga (3) unsur sistem hukum, ketiga unsur sistem hukum
tersebut adalah Stuktur (Structure),Substansi (Substanse), Kultur hukum
(Legal culture)
Porsoalan Mahaberat yang kita hadapi di Indonesia adalah Law
Enforcement (penerapan hukum) dalam unsur sistem hukum tersebut
terkadang pasang surut., Stuktur adalah rangakanya misalnya, jika kita
bicara tentang sistem hukum indonesia maka termasuk didalamnya stuktur
institusi-institusi penegak hukum, seperti kopolisian,kejaksaan dan
pengadilan., Substansi adalah aturan, norma dan pola prilaku nyata
manusiah yang berada dalam sistem itu, substansi juga mencakup Living law

(hukum yang hidup), bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undangundang (Law books), Kultur hukum adalah sakap manusia terhadap hukum
dan sistem hukum kepercayaan, nalai dan pemikiran, serta harapannya.
pemikiran dan pendapat ini sedikit banyak jadi penentu jalannya proses
hukum.
Secara singkat cara lain untuk menggambarkan ketiga unsur sitem
hukum diatas adalah sebagai berikut ; Stuktur di ibaratkan sebagai mesin,
Substansi adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan mesin, Kultur hukum
adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk menghidupkan dan
mematikn mesin itu, serta memutuskan bagaimana mesin itu. Setelah rezim
silih berganti, justru implikasi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme
semakin menjamur dan menjadi-jadi, suka atau tidak suka implikasi
terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme membawa dampak negatif terhadap
sektor kehidupan lain, utamanya sektor perokonomian bangsah dan budaya
politik serta mental anak bangsah.
Indonesia adalah sebuah negara kesatuan, namun sentralisme yang
berlebihan sebagaimana dipraktekkan di masa lalu, telah dikurangi dengan
otonomi daerah. Setelah Amandemen, pengaturan tentang pemerintahan
daerah, jauh lebih jelas dibandingkan ketentuan sebelumnya. Namun UU
tentang Pemerintahan Daerah kiranya perlu dievaluasi seperti ketentuan
mengenai pemilihan kepala daerah ada baiknya dikaji ulang untuk mencegah
politik biaya tinggi, yang dapat membawa implikasi terjadinya korupsi,
kolusi dan nepotisme di daerah. Seringnya Pilkada, baik gubernur,
bupati/walikota, bahkan sampai pada pemilihan kepala desa dan kepala
dusun, Telaah tentang hal ini pada akhirnya akan membawa kita kepada
perdebatan yang muncul di awal Reformasi, yakni apakah otonomi daerah
itu diberikan kepada kabupaten/kota atau kepada provinsi. Setelah dua belas
tahun (12) tahun reformasi, ada baiknya kita merenungkan kembali
hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam suasana yang lebih jernih.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini sampai di sini. Masih banyak hal
yang belum disinggung dan dibahas dengan lebih mendalam. Insya Allah,
saya akan menuliskannya lagi pada kesempatan-kesempatan yang akan
datang, untuk menjadi bahan diskusi bagi siapa saja yang berminat
membahas ketatanegaraan kita. Semoga Allah Subhanahu wa Taala akan
memberikan kejernihan berpikir dan kebesaran jiwa kepada kita semua

dalam membahas masalah yang sangat penting bagi kemajuan bangsa dan
negara kita di masa depan., AMIN !!!

Anda mungkin juga menyukai