Anda di halaman 1dari 19

HEALTH PROMOTION AT THE WORKPLACE

Mengenalkan dan Mengajarkan K3 & APD pada pekerja pabrik


Disusun Sebagai Laporan Akhir Departemen Keperawatan Komunitas
Program Profesi Ners Gelombang I Periode 2010-2011

Oleh:
Kelompok 1
Erni Sundari

(201010461011001)

Dessy R. Harista

(201010461011002)

Endah Setyorini

(201010461011003)

Rindi Kinanti

(201010461011004)

Limufita Cahya

(201010461011005)

Anis Khilya

(201010461011006)

Ifatul Afifah

(201010461011007)

Sri Untari

(201010461011008)

Elief Yuniarti

(201010461011009)

M. Sholikin

(201010461011010)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ULMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan laporan UKK
dengan judul Health Promotion at The Workplace. Laporan ini
merupakan salah satu syarat untuk

memenuhi

tugas

pada

departemen komunitas.
Bersamaan ini perkenankalah saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp.Kom selaku pembimbing pada
departemen komunitas.
2. Dr Herlin, selaku pembimbing

lahan

perseptor

di

Puskesmas Dinoyo Malang.


3. Lilik P, Amd.Kep, Selaku pembimbing UKK di Puskesmas
Dinoyo Malang.
4. Pemilik pabrik dan pekerja pabrik yang telah membantu
dalam kelancaran kegiatan komunitas di UKK.
5. Teman-teman Program Ners FIKES UMM periode I, yang
membantu dalam laporan UKK.
Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian
laporan ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan tidak
kesopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah
SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita
menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasij sayingNya untuk kita semua.Amin
Malang,2 Mei 2011
Pennulis

ABSTRAK
Health Promotion at The Workplace
Latar belakang : Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat
mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Tujuan Penelitian : Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan
komunitas pada pekerja pabrik panci di Rw 4 , mahasiswa akan dapat meningkatkan
kemampuan komunitas dalam mengenali masalah kesehatan di wilayah kerja (UKK),
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapinya.
Metodelogi Penelitian : pengkajian, pelaksanaan, perancanaan,
evaluasi
Hasil : dengan metode yang telah kita lakukan di dapatkan hasil
bahwa pekerja pabrik panci di wilayah RW 04 kurang mengetahui
tentang K3 dan pemakaian APD.
Kesimpulan : Bahwa penggunaan APD dan K3 sangatlah penting
untuk perlindungan diri terutama pada pekerja pabrik.
Kata Kunci : APD, K3, Pabrik.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan
jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk
bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan
perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia
Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak hanya
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan
peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


1.

Bagaimana pelaksanaan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di pabrik


panci Rw 4 ?

2.

Bagaimana penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di pabrik panci Rw 4 ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas pada pekerja
pabrik panci di Rw 4 , mahasiswa akan dapat meningkatkan kemampuan
komunitas dalam mengenali masalah kesehatan di wilayah kerja (UKK),
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapinya.
1.3.2 Khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas tentang K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan APD (Alat Pelindung Diri) pada wilayah
kerja pabrik panci di Rw 4 Kel. Merjosari Kec. Dinoyo, mahasiswa mampu:
a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di wilayah kerja pabrik
b. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pentingnya pemakaian APD
(Alat Pelindung Diri) di wilayah kerja pabrik
c. Mengenali masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang terjadi di
wilayah kerja pabrik
d. Memberikan solusi terhadap masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja
yang terjadi di wilayah kerja pabrik
1.4 Manfaat
1.4.1 Pekerja pabrik
Diharapkan pekerja pabrik dapat lebih mengerti tentang APD (alat
perlindungan diri) dan K3 sehingga bisa meminimalisir terjadinya penyakit yang
ada.
1.4.2 Mahasiswa

Mahasiswa mampu untuk peka dalam mengenali masalah kesehatan kerja


serta berfikir kritis dalam menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang
kesehatan.
1.4.3 Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan di wilayah pabrik yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada tingkat UKK (Unit
Kesehatan Kerja ).

BAB II

METODE
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada pekerja pabrik,
metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah
di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan perawat komunitas dalam mengkaji masalah
kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dalam hal
ini khususnya kelompok pekerja pabrik adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi kelompok pekerja pabrik melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan
dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan social,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Pengkajian pada kelompok pekerja pabrik ini dilakukan selama 3 hari di
pabrik panci kuncup mas Merjosari Rw 04 Kecamatan Dinoyo Kabupaten
Malang pada tanggal 25-30 April 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan dengan
pengamatan langsung pada pemilik pabrik dan pegawai pabrik, kelompok, dan
lingkungannya. Wawancara dilakukan pada pemilik pabrik, pegawai pabrik.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah buku
catatan, alat tulis, kamera, serta alat perekam.

2) Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh. Dalam


menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan
seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan
masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut
terdiri dari:
(1) Masalah sehat sakit
(2) Karakteristik populasi
(3) Karakteristik lingkungan
3) Perumusan Masalah
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
(1) Masalah yang ditetapkan dari data umum
(2) Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.
2. Perencanaan
Setelah dilakukan pengkajian dan pengumpulan data, selanjutnya adalah
tahap perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
Sasaran pada kelompok ini adalah pekerja pabrik panci di Merjosari .
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu dan kelompok dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan kelompok anak usia sekolah adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi


terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang
tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan.
4) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
4. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai,
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu: (1) Daya guna, (2)
Hasil guna, (3) Kelayakan, (4) Kecukupan.
Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses

3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?

BAB III
PEMBAHASAN
Praktik Lapangan keperawatan komunitas pada tingkat sekolah dasar diawali
dengan persiapan dari kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap
persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas
tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya
dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala
yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal
dapat dimanfaatkan pada tatanan lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan
dan

pemunculan

srategi-strategi

baru

dari

mahasiswa

untuk

dapat

memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata.


3.1. Pengkajian
Respon yang diberikan warga RW IV sangat positif, dibuktikan dengan perhatian
dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga
keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat
RT dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga keberadaan
mahasiswa membaur dengan warga.
Format yang digunakan dan telah diisi adalah:
No

Variabel

Sub Variabel

Core inti

a. Riwayat komunitas

Banyak

pekerja

pabrik yang tidak

Sumber

Strategi

Informasi

digunakan

Ketua RW 04

Key

Merjosari

informant

menggunakan APD
pada saat bekerja

Riwayat kebiasaan

Pemilik

melamun

dan

bekerja

saat

pabrik

pabrik
pekerja

Yg

b. Demografi

data

Jumlah
penduduk

demografi

(kelurahan)

16159 orang

Jumlah KK :
398 KK

Penduduk
bermata
pencaharian
buruh pabrik:
-

Pekerja
pabrik : 8
orang

c. Statistik vital

ISPA: 2 orang

Pneumoni:

tidak

Puskesmas
Data PUSTU

ada

(puskesmas

ILI (Influensa Like

pembantu)

Illness): 4 orang

Diare: tidak ada

Ketua
d. Nilai kepercayaan
Masyarakat
kurang
mengetahui
tentang bahaya
bahan-bahan

RW 04

Gapokta

key.
Informant

kimia

pada

bahan seng.
Masyarakat
kurang
menyadari
pentingnya
pemakaian
APD.
Sub sistem
2

Pendidikan

Tingkat

pendidikan

masyarakat

Status

pendidikan

Data kelurahan

review

di wilayah pabrik:
-

Tidak

Literature

tamat

SD: 1 orang
-

Tamat SD: 7
orang

Rekreasi

Pekerja

pabrik

- Ketua RW 04

Observasi

belum

pernah

Merjosari

partisipan

mndapatkan

penyuluhan tentang

kesehatan

K3 dan APD

- pekerja pabrik

Menurut

pekerja

pabrik

kader

- Pekerja pabrik

sarana

rekreasi

bagi

mereka

adalah

key.
Informants

lingkungan pabrik
itu

sendiri

dan

keluarga
4

Ekonomi

Pendapatan
pabrik :

pekerja

Pekerja pabrik

Observasi
partisipan

<

500

ribu:

100%

Transportasi
dan

Transportasi

keselamatan
kerja

Pekerja pabrik

-Literature

Sepeda: 1 buah

review

Motor: 1 buah

-Survey

Untuk

pergi

ke

pabrik,
menggunakan
sepeda,

atau

berjalan kaki.
Keselamatan

Layanan

Pekerja pabrik

Survey

Pekerja pabrik

Observasi

perlindungan
Belum

ada

persediaan alat
pelindung
(APD)

diri
dalam

pabrik
Belum

ada

kebiasaan
penggunaan
APD di rumah
atau di pabrik
6

Lingkungan

fisik

lalu

lintas

100%

melalui darat

bats wilayah :
-sebelah utara: RW
05

-sebelah

Timur:

gajayana
-sebelah Selatan: RW
01
-sebelah

barat:

joyogren

ketinggian: 420
m dpl

suhu
maksimum:35
C

suhu minimum:
26C

Layanan
kesehatan

pembantu

dan sosial

(Pustu)

Puskesmas

Komunikasi

Literature
review

Posyandu

Formal:

Pekerja

Surat kabar

Radio dan televisi

Jasa kantor pos

Telkom

(telepon,

dll)
Informal:

puskesmas

Papan
pengumuman

Poster

Mulut ke mulut

pabrik,

key informant

Observasi
partisipan dan
survey

Politik dan
pemerintah

Telah

- pekerja pabrik

ada

Key
informant

Gabungan
kelompok
buruh

se

indonesia

3.2. Analisa Data


No
1.

Variable
Subsistem
-

Data

Masalah
Resiko

Etiologi

Layanan

terjadinya

Keselamatan

perlindunga

kecelakaan

pemakaian

kerja

kerja

APD

Belum ada

pabrik

persediaan

di

tidak

Pelindung
Diri)

alat
pelindung
diri (APD)
dalam
pabrik
Belum ada
kebiasaan
penggunaan
APD

di

rumah atau
pun

adanya

di

pabrik
DIAGNOSA KEPERAWATAN UKK
1. Resiko terjadinya kecelakaan kerja berhubungan dengan tidak adanya jaminan
APD dan K3.

(Alat

BAB IV
PENUTUP
II. Kesimpulan

Dari praktek komunitas di wilayah kerja di dapatkan hasil bahwa proteksi


atau perlindungan pabrik terhadap karyawan sangat penting dilakukan proteksi
atau perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan
dan terutama keselamatan kerja karyawan.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi kondisi fisiologis-fisikal dan
pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh pabrik. Jika sebuah pabrik melaksanakan tindakan tindakan
keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja
hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga
berimbas pada hasil hasil produksi perusahaan ini
III.Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagia berikut :
Pabrik dalam hal ini harus merencanakan atau membuat program yang
berkesinambungan mengenai keselamatan kerja pekerja pabrik. Perusahaan
hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan terjadi kecelakaan pada saat
karyawan bekerja
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini
melakukan proteksi atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam
bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh
perusahaan kepada pekrja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan
keharusan bagi sebuah perushaan./

DAFTAR PUSTAKA

1. Dalima DAW. Keselamatan Kerja dan Lingkungan, Penataran Analis RS


Pertamina, Jakarta, 1-14 Maret 1991.

2. Soemanto Imamkhasani. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia,


Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, 1990.
3.

Juli Soemarsono. Pengamanan Kerja dalam Laboratorium Klinik,


Musyawarah Nasional I, Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta,
April 1997.

4.

Syukri Sahab MS. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerbit PT. Sumber Daya
Manusia, Jakarta 1997

Anda mungkin juga menyukai