Anda di halaman 1dari 20

Infeksi dan Inflamasi akibat

Luka Gigit Anjing

Robert Christeven
Fakultas Kedokteran Ukrida

Pendahuluan
Luka gigit adalah trauma yang terjadi

tubuh terhadap cedera atau kematian sel.

akibat gigitan berbagai jenis binatang,

Gambaran kasar tersebut kita semua

cakaran, atau sengatan serangga, binatang

mengenalnya, seperti yang tampak pada

laut, maupun manusia. Gigitan binatang

saat terjadi goresan, irisan, luka gigitan

liar lebih berbahaya hal ini disebabkan

binatang dan infeksi-infeksi.

oleh kemunginan terinfeksi oleh virus atau


kuman, seperti virus rabies dan tetanus.
Selain dapat terjadi infeksi seperti yang
disebutkan sebelumnya, luka gigitan yang
tidak

ditangani

dengan

baik

dapat

mengakibatkan terjadinya peradangan.

Dengan penulisan makalah ini,


penulis

ingin

patofisiologis

menjelaskan
terjadinya

mengenai
peradangan

seperti yang terjadi pada skenario, yaitu


terjadi luka terbuka yang bernanah setelah
digigit anjing dan bermain di kubangan,

Peradangan adalah suatu reaksi vaskuler

serta kemungkinan penyakit yang timbul

yang

akibat

hasilnya

merupakan

pengiriman

cairan, zat-zat yang terlarut,dan sel-sel


darah yang bersikulasi ke dalam jaringan-

gigitan

anjing

liar

dan

terkontaminasi dengan lingkungan kotor.

jaringan interstisial pada daerah cedera

A. Anamnesis
Pada penanganan terhadap luka

atau nekrosis. Ada banyak penyebab

bernanah akibat gigitan anjing liar, perlu

peradangan, tetapi perlu diketahui salah

dicari beberapa informasi dalam proses

satu penyebab peradangan adalah infeksi.

anamnesis, yaitu:
1. Waktu terjadinya gigitan
2. Waktu mulai keluar nanah

Peradangan adalah respon segera dari


Fakultas Kedokteran Ukrida

1
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

3. Terjadinya demam ataupun tidak


4. Adanya nyeri yang bertambah atau
tidak
5. Kejadian di daerah tertular / terancam /
bebas
6. Didahului tindakan provokatif atau
tidak
7. Anjing yang menggigit menunjukkan
gejala rabies atau tidak.
8. Penderita luka gigitan pernah di vaksin
(Vaksin Anti Rabies dan Vaksin Anti
Tetanus) atau tidak.
9. Anjing yang menggigit pernah di VAR
atau tidak.
10. Penderita setelah digigit menunjukkan
gejala klinis rabies/tetanus atau tidak.
B. Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan untuk
luka mencakup melihat tingkat keparahan,
adanya nyeri yang bertambah, bengkak,
kemerahan, ataupun demam. Pemeriksaan
fisik

untuk

mengetahui

kemungkinan

adanya infeksi rabies ataupun tetanus


belum dapat dilakukan. Hal ini disebabkan

leukosit antara 8000-13000/mm3 dengan 68%

monosit

yang

atipik,

namun

20.000-30.000/mm3

leukositosis

sering

dijumpai; trombosit biasanya normal. Pada


urinalisis dijumpai albuminuria dengan
peningkatan sel leukosit pada sedimen.
Pada cairan serebro spinal (CSS) dapat
dijumpai

gambaran

ensefalitis,

peningkatan 70/mm3, tekanan CCS dapat


normal

atau

meningkat;

protein

dan

glukosa normal. Selama minggu pertama


perjalanan penyakit cairan serebrospinal
normal pada 40% penderita. Limfositik
pleiositosis ringan biasanya terjadidan
protein

total

200mg/dL.Pada
(EEG)

secara

gelombang

meningkat

lebih

dari

Electroencephalography
umum

didapatkan

lambat dengan penekanan

aktivitas dan paroksismal spike. Computed


tomography scanning (CT) dan MRI
(magneti resonance imaging) pada otak
normal.1

oleh masa inkubasi yang lama dari rabies

Isolasi virus sangat baik dilakukan pada

(95% kasus mencapai 3-4 bulan) dan

hari pertama dari bahan yang berasal dari

tetanus (rata-rata 7-10 hari dengan rentang

saliva,

1-60 hari).

tenggorokan,

trakea,

kornea, sampel biopsi kulit/ otak, cairan


serebrospinal, dan kadang-kadng urin.

Pemeriksaan Penunjang
a. Rabies

Isolasi virus kadang-kadang tidak berhasil

Pemeriksaan laboratorium pada penyakit


rabies tidak spesifik. Pada awal dari
penyakit hemoglobin normal dan sedikit
menurun

hapusan

pada

perjalanan

Fakultas Kedokteran Ukrida

2
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

penyakit;

didapatkan
setelah

dari

10-14

bahan-bahan
hari

sakit;

tersebut
hal

ini

berhubungan dengan adanya neutralizing


antibodies1

Deteksi neutralizing antibody dalam serum

Negri

penderita yang tidak divaksinasi dapat

pemeriksaan histologis biopsi jaringan

dipakai sebagai alat dignostik. Terdapatnya

otak penderita post-mortem dan jaringan

antibodi dalam cairan serebrospinal juga

otak hewan terinfeksi atau hewan yang

menegaskan diagnosis tetapi muncul 2-3

diinokulasi dengan virus rabies. Deteksi

hari lebih lambat dibandingkan dengan

RNA virus rabies seperti juga pada infeksi

antibodi serum dan kurang bermanfaaat

virus lainnya, dapat dilakukan melalui

pada awal penyakit, namun dipakai untuk

pemeriksaan

mengevaluasi respons antibodi pada serum

Polymerase Chain Protection (RT-PCR). 1

dan

CCS

memberikan

sesudah
kadar

vaksinasi
tinggi

bodies

dapat

dilihat

melalui

Reverse-Transcriptase

yang

(padaCCS

kadarnya 2-25% dari serum). Pada kasus


tertentu antibodi dapat tidak terbentuk
sampai hari ke-24. Fluorescent antibodies
test (FAT) dengan cepat mengidentifikasi
antigen virus rabies di jaringan otak,
sedimen cairan serebrospinal, urin, bahkan
setelah tehnik isolasi virus tidak berhasil.
Sensitivitas test ini 60-100%. FAT pada
hapusan kornea sangat tidak sensitif untuk

b. Tetanus
Pada
diperiksa

tetanus

pada

berdasarkan

umumnya

gejala

klinis.

Pemeriksaan penunjang penyakit tetanus


meliputi :
1. Lab darah : tidak spesifik, mungkin
leukositosis ringan. Glukosa Darah :
Hipoglikemia merupakan predisposisi
kejang (N < 200 mq/dl)

digunakan karena sering terjadi positif


palsu. Pada awal penyakit (minggu I) FAT

2. Pada pemeriksaaan bakteriologik

pada dari kulit di leher merupakan tes yang

ditemukan clostridium tetani.1

paling sensitif walaupun dapat terjadi


focus

inhibition

test

(RFFIT)

untuk

mendeteksi antibodi spesifik, dimana hasil


diperoleh dalam waktu 48 jam. 1

C. Working Diagnosis
Berdasarkan

hasil

pemeriksaan,

Pada 71-90% penderita rabies ditemukan

dapat disimpulkan bahwa pasien pada

negri bodies yang khas untuk penyakit

kasus mengalami inflamasi pada luka yang

tersebut,

disebabkan

yang

bersifat

asidofilik,

oleh

infeksi

akibat

dari

lingkungan

kotor

berbentuk bulat dan pada yang klasik

tekontaminasi

terdapat butir-butir basofilik didalamnya

(kubangan). Perlu juga dikaji mengenai

Fakultas Kedokteran Ukrida

3
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

rabies

dan

tetanus

karena

ada

banyak

yang

dapat

masuk

kelenjar

kemungkinan pasien bisa terinfeksi kedua

keringat atau sebasea dan folikel rambut

penyakit tersebut karena digigit oleh

serta menatap di sana. Sekresi keringat dan

hewan reservoir anjing liar. Akan tetapi,

sebasea karena pH asam dan zat kimia

terlalu cepat bila mendiagnosis pasien

tertentu (terutama asam lemak) yang

terinfeksi

tetanus

dimilikinya mempunyai sifat antimikroba

mengingat masa inkubasi kedua penyakit

yang cenderung mengeliminasi organisme-

tersebut yang cukup lama dan pasien

organisme patogenik. Lisozim,

belum menunjukkan gejala klinis kedua

enzim yang melarutkan

penyakit tersebut. Oleh karena itu, kedua

beberapa bakteri, terdapat di kulit dan

penyakit

membantu

rabies

tersebut

ataupun

juga

ikut

dibahas

suatu

dinding sel

memberikan

perlindungan

mengingat adanya kemungkinan terinfeksi

terhadap beberapa mikroorganisme. Oleh

kedua penyakit tersebut.

karena itu, jika tejadi luka pada kulit,


organisme-organisme

D. Diagnosis Banding
Rabies

harus

patogen

dapat

masuk ke tubuh melalui luka tersebut.2


dipikirkan

pada

semua penderita dengan gejala neurologik,

Rabies

psikiatrik atau laringofariengal yang tak

Virus rabies merupakan prototipe

bisa dijelaskan, khususnya bila terjadi di

dari

daerah

yang

Rhabdoviridae. Dari genus Lyssa-virus ada

mengalami gigitan binatang pada daerah

11 jenis virus yang secara antigenik mirip

endemis rabies.1

virus rabies dan yang menginfeksi manusia

endemis

arau

orang

Tetanus dapat dibedakan dengan


rabies melalui mas inkubasinya yang
pendek, adanya trismus, kekakuan otot
yang persisten di antara spasme, status
mental

normal,

biasanya

cairan,

normal

dan

serebrospinal
tidak

terdapat

hidrofobia.1

Lyssa-virus

dari

famili

adalah virus rabies, Mokola, Duvenhage,


dan European bat lyssa-virus. Virus rabies
termasuk golongan virus RNA. Virus
berbentuk peluru dengan ukuran 180 x 75
nm, single stranded RNA, terdiri dari
kombinasi nukleo-protein yang berbentuk
koil heliks yang tersususn dari fosfoprotein
dan polimerase RNA. Selubung virus

E. Etiologi
Sedikit

genus

terdiri
mikroorganisme

yang

mampu menembus kulit intak, tetapi


Fakultas Kedokteran Ukrida

4
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

lipid,

protein

matriks,

dan

glikoprotein. Virus rabies inaktif pada


pemanasan; pada tenperatur 560C waktu

aruh kurang dari satu menit, dan pada suhu

anjing, kucing, kera, serigala, kelelawar

lembab dapat bertambah beberapa jam.1

dan ditularkan pada manusia melalui


gigitan binatang atau kontak virus (saliva

Tetanus

binatang) dengan luka pada host ataupun

Tetanus disebabkan oleh bakteri

melalui membran mukosa. Kulit yang utuh

gram positif; Cloastridium tetani Bakteri

merupakan barrier pertahanan terhadap

ini berspora, dijumpai pada tinja binatang

infeksi.

terutama kuda, juga bisa pada manusia dan

manusia belum pernah dilaporkan. Infeksi

juga pada tanah yang terkontaminasi

rabies

dengan tinja binatang tersebut. Spora ini

masuknya virus lewat luka pada kulit.

bisa

bahkan

Paling sering infeksi terjadi melalui gigitan

beberapa tahun, jika ia menginfeksi luka

anjing, tetapi bisa juga melalui gigitan

seseorang atau bersamaan dengan benda

kucing, kera atau binatang lainnya yang

daging atau bakteri lain, ia akan memasuki

terinfeksi. Cara infeksi yang lain adalah

tubuh

melalui

tahan

beberapa

penderita

mengeluarkan

bulan

tersebut,

toksin

yang

lalu
bernama

tetanospasmin.

Transmisi
pada

dari

manusia

inahalasi

manusia
terjadi

dimana

ke

dengan

dilaporkan

terjadinya infeksi rabies pada orang yang


mengunjungi gua kelelawar tanpa ada

Pada negara belum berkembang,


tetanus sering dijumpai pada neonatus,
bakteri masuk melalui tali pusat sewaktu
persalinan yang tidak baik, tetanus ini
dikenal dengan nama tetanus neonatorum.1

gigitan. Dapat pula kontak virus rabies


pada kecelakaan kerja di laboratorium,
atau akibat vaksinasi dari virus rabies yang
masih hidup. Terjangkitnya infeksi rabies
juga

dilaporkan

pada

tindakan

transplantasi kornea dari donor yang


F. Epidemiologi dan Transmisi

mungkin terinfeksi rabies.1


Sampai kini hanya 5 Propinsi di

a.Rabies
Rabies

(penyakit

anjing

gila)

adalah penyakit infeksi akut pada susunan


saraf pusat yang disebabkan oleh virus
rabies, dan ditularkan melalui gigitan
hewan menular rabies terutama anjing,
kucing dan kera. Infeksi terjadi biasanya
melalui kontak dengan binatang seperti
Fakultas Kedokteran Ukrida

5
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

Indonesia bebas historis rabies, yaitu


Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Maluku dan Irian Jaya. Sejak tahun
1994 propinsi yang tadinya endemis
rabies, telah dibebaskan dari rabies pada
manusia pada hewan yaitu di Jawa Timur,
Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta sampai
saat ini ada 18 propinsi yang belum bebas

kasus rabies. Pada tahun 1998 terjadi

tetanus yang terbanyak pada umur 1:5

outbreak di Kab. Flores Timur, Prop. NTT.

tahun, sesuai dengan yang dilaporkan di

Jumlah rata-rata pertahun kasus gigitan

Manado (1987) dan surabaya (1987)

pada manusia oleh hewan penular rabies

ternyata insiden tertinggi pada anak di atas

tiga tahun terakhir (1995-1997) 15.000

umur 5 tahun.1

kasus,

diantaranya

8.550

(57

%)

divaksinasi anti rabies (VAR) dan 662


(1,5%) diberikan kombinasi VAR dan SAR
(serum anti rabies). Selama tiga tahun
(1995-1997). Ditemukan rata-rata pertahun
59 kasus rabies pada manusia, seangkan
22,44 spesimen dari hewan yang diperiksa,
1327 (59%) menunjukkan positif rabies.1

Perkiraan angka kejadian umur ratarata


pertahun

sangat

meningkat

sesuai

kelompok umur, peningkatan 7 kali lipat


pada kelompok umur 519 tahun dan 20
29 tahun, sedangkan peningkatan 9 kali
lipat pada kelompok umur 3039 tahun
dan umur lebih 60 tahun. Beberapa peneliti
melaporkan bahwa angka kejadian lebih
banyak dijumpa pada anak lakilaki;

b. Tetanus

dengan perbandingan 3:1.3


Di negara yang telah maju seperti Amerika
Serikat,

tetanus

sudah sangat

jarang

dijumpai, karena imunisasi aktif telah

G. Patogenesis
I. Inflamasi Luka

dilaksanakan dengan baik di samping


sanitasi lingkungan yang bersih, akan
tetapi di negara sedang berkembang
termasuk Indonesia penyakit ini masih
banyak dijumpai, hal ini disebabkan
karena tingkat kebersihan masih sangat
kurang,

mudah

terjadi

kontaminasi,

luka

kurang

diperhatikan,

perawatan

Tubuh

kebersihan

dan

kekebalan

normal

akan

berespon terhadap cedera dengan jalan


proses

peradangan,

dikarakteristikkan

dengan

yang
lima

tanda

utama: bengkak (swelling), kemerahan


(redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan
kerusakan fungsi (impaired function).4
Pada awal peradangan akut arteriol

kurangnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya

secara

berdilatasi dan dan aliran darah ke arah


darang bertambah. Namun, sifat aliran

terhadap tetanus.3

darah segera berubah. Karena cairan bocor


Penyakit

ini

dapat

mengenai

semua umur. Di Amerika Serikat pada


tahun 1915 dilaporkan bahwa kasus
Fakultas Kedokteran Ukrida

6
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

keluar

dari

permeabilitasnya

mikrosirkulasi
bertambah,

yang
sejumlah

besar unsur-unsur padat (sel-sel darah

berkisar dari agen-agen yang menular,

merah, trombosit, dan sel darah putih)

jaringan yang rusak, sampai zat-zat yang

ditinggalkan, dan viskositas darah naik.

diaktifkan dari fraksi protein plasma yang

Sirkulasi di daerah yang terkena kemudian

dibocorkan dari aliran darah. Dengan

menjadi lambat, mengakibatkan beberapa

demikian,

akibat penting. Pada keadaan normal,

pengiriman

leukosit

aliran

(hiperemia),

perunbahan

darah

kurang

lebih

adalah

gabungan

peningkatan
ke

daerah

itu

perubahan

streamline, dan unsur-unsur padat tidak

dalam aliran darah yang mengakibatkan

cukup

marginasi dan pengaspalan, dan orientasi

banyak

melanggar

pinggiran-

pinggiran pembuluh. Karena viskositas

kemotaktik

darah naik dan alirannya lambat, maka

mengakibatkan akumulasi yang cepat dari

leukosir-leukosit

komponen leukosit yang bermakna dalam

mulai

mengalami

marginasi, yaitu, mereka bergerak ke


bagian arus perifer, sepanjang lapisan
pembuluh.
fenomena,

Dengan

berkembangnya

leukosit

yang

mengalami

marginasi mulai menempel pada endotel.


Akibatnya pembuluh darah tampak seperti
jalan berbatu, akibatnya peristiwa oni
diseb

ut

pengaspalan.

Sebenarnya

marginasi dan pengaspalan itu hanya


permulaan emigrasi leukosit-leukosit dari
pembuluh-pembuluh darah ke jaringan
sekitarnya.4

dari

gerakan

leukosit

eksudat.4
Jenis-jenis leukosit dan fungsinya masingmasing, yaitu:
a)

Neutrofil,
Merupakan sel pertama yang muncul
dalam jumlah besar di dalam eksudat
pada jam-jam pertama peradangan.
Nuklei sel ini berlobus tidak teratur,
karena itu disebut polimorfonuklear.
Neutrofil mampu

bergerak seperti

amoeba dan mampu melakukan proses

Pergerakan aktif leukosit dalam

fagositosis. Proses fagositosis dibantu

interstisial jaringan yang terkena radang,

oleh

waktu

melapisi antigen yang disebut opsonin,

mereka

kelihatannya

tidak

sudah

beremigrasi,

sembarangan

saja.

yang

zat-zat

tertentu

yang

dapat

mencakupimunoglobulin

Gerakan yang disebut kemotaksis ini

komponen-komponen

dilakukan karena adanya sinyal kimia.

sebagai sistem komplemen. Setelah

Berbagai benda dapat memberikan sinyal

mencernakan

kemotaktik unruk menarik leukosit, yang

memasukkannya ke dalam sitoplasma


dalam

Fakultas Kedokteran Ukrida

7
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

vakuola

yang

dan

partikel
fagositosis

disebut
dan
atau

fagosom, tugas berikutnya dari leukosit

disebut

adalah mematikan partikel itu jika

Granula dari jenis sel ini mengandung

partikel itu agen microbial yang hidup,

berbagai enzim, heparin, dan histamin.

dan

Basofil

mencernakannya.

Mematikan

akan

jaringan.

memberikan

melalui berbagai cara yaitu perubahan

dilepaskan dalam perjalanan reaksi

pH dalam sel setelah fagositosis,

immunologis tertentu. Dan basofil

melepaskan

zat-zat

anti

bakteri.

biasanya terdapat dalam jumlah yang

Pencernaan

partikel

yang

terkena

sangat kecil dalam eksudat. Basofil

fagositosis itu umumnya diselesaikan

darah dan mast sel jaringan dirangsang

di dalam vakuola dengan penyatuan

untuk

lisosom

Enzim-

berbagai keadaan cedera, termasuk

enzim pencernaan yang sebelumnya

reaksi immunologis maupun reaksi non

tidak aktif sekarang diaktifkan di

spesifik.Dalam kenyataannya mast sel

dalam

adalah sumber utama histamin pada

dengan

fagosom.

fagolisosom,

mengakibatkan

melepas

kemotaksis

granulanya

yang

pada

reaksi peradangan.4
d)

Eosinofil,

sinyal

respon

terhadap

Monosit,

Merupakan jenis granulosit lain yang

Adalah bentuk leukosit yang penting.

dapat

eksudat

Pada reaksi peradangan monosit akan

peradangan, walaupun dalam jumlah

bermigrasi, tetapi jumlahnya lebih

yang lebih kecil. Eosinofil secara

sedikit dan kecepatannya lebih lambat.

fungsional akan memberikan respon

Karena itu, pada jam jam pertama

terhadap rangsang kemotaksis khas

peradangan relative sedikit terdapat

tertentu

pada

monosit dalasn eksudat. Namun makin

perkembangan allergis dan mereka

lama akan makin bertambah adanya

mengandung

monosit dalam eksudat. Sel yang sama

mampu

c)

sel/basofil

agen-agen yang hidup itu diselesaikan

pencernaan obyek secara enzimatik.4


b)

mast

ditemukan

yang

dalam

ditimbulkan
enzim-enzim

menetralkan

yang

efek-efek

yang

dalam

aliran

darah

disebut

mediator peradangan tertentu yang

monosit, kalau terdapat dalam eksudat

dilepaskan dalam reaksi peradangan

disebut makrofag. Ternyata, jenis sel

semacam itu.4

yang sama ditemukan dalam jumlah

Basofil,
Berasal dari sumsum tulang yang juga

Fakultas Kedokteran Ukrida

8
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

kecil melalui jaringan penyambung


tubuh walaupun tanpa peradangan

yang jelas. Makrofag yang terdapat

adalah suatu sifat makrofag yang vital,

dalam

khususnya

pada

reaksireaksi

disebut histiosit. Dengan banyak hal

immunologis

tertentu.

Selain

fungsi makrofag sangat mirip dengan

makrofag-makrofag dapat mengalami

fungsi neutrofil pmn. dimana makrofag

perubahan bentuk, selama mengalami

akan

yang

perubahan itu, mereka menghasilkan

memberi respon terhadap stimulasi

seI-se1 secara tradisional disebut sel

kemotaksis, fagosit aktif dan mampu

epiteloid.

mematikan

mencernakan

bergabung membentuk sel raksasa

berbagal agen. Ada perbedaan penting

berinti banyak disebut giant cell.

antara makrofag dan neutrofil, dimana

Walaupun

siklus

komponen

jaringan

bergerak

penyambung

secara

serta

kehidupan

aktif

makrofag

ini

lebih

Makrofag

juga

makrofag
penting

itu

mampu

merupakan

dalam

eksudat

panjang, dapat bertahan berminggu-

namun mereka tersebar secara luas

minngu atau bahkan berbulan-bulan

dalam tubuh, dalam keadaan normal

dalam

dan

jaringan

dibanding

dengan

disebut

sebagai

system

neutrofil yang berumur pendek. Selain

reticuloendotelial atau RES (Reticulo

itu waktu monosit memasuki aliran

Endotelial System), yang mempunyai

darah dari sumsum tulang dan waktu

sifat fagositosis, termasuk juga dalam

memasuki jaringan dari aliran darah, ia

hati, sel tersebut dikenal sebagai sel

belum matang betul seperti halnya

kupffer.

Fungsi

neutrofil.

dalam

sebagai

pembersih

sudah

ataupun seluruh jaringan tubuh.Fungsi

jaringan

Karena
dan

mengalami

neutrofil

aliran

darah

pematangan

(sudah

RES

yang

utama

makrofag

dalam

sehari-hari

darah
penting

matang), sehingga ia tidak mampu

menyangkut pemrosesan haemoglobin

melakukan pembelahan sel dan juga

sel darah merah yang sudah mencapai

tidak

akhir masa hidupnya.

mampu

melakukan

sintesis

Sel-sel ini

enzim-enzim pencenna. Pada monosit

mampu memecah Hb menjadi suatu zat

dapat dirangsang untuk membelah

yang mengandung besi dan zat yang

dalam jaringan, dan mereka mampu

tidak

memberi respon terhadap keadaan

dipakai kembali dalam tubuh untuk

lokal dengan mensintesis sejumlah

pembuatan sel-sel darah merah lain

enzim intrasel. Kemampuan untuk

dalam sumsum tulang dan zat yang

menjalani "on the.job training", ini

tidak mengandung besi dikenal sebagai

Fakultas Kedokteran Ukrida

9
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

mengandung

besi.

Besinya

e)

bilirubin, di bawa ke dalam aliran

limfosit besar ini inti vasikuler dengan

darah

hepatosit

anak inti yang jelas. Limfosit-limfosit

mengekstrak bilirubin dari aliran darah

dapat digolongkan berdasarkan asal,

dan mengeluarkannya sebagai bagian

struktur halus, surface markers yang

dari empedu.5

berkaitan dengan sifat imunologisnya,

ke

hati,

dimana

siklus hidup dan fungsi.2

Limfosit,
Limfosit merupakan sel yang sferis,

Pus yang timbul pada luka terbuka seperti

garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit

pada kasus adalah leukosit mati, sel

darah.Normal, inti relatifbesar, bulat

jaringan mati, dan berbagai jenis cairan

sedikit

tubuh membentuk pus yang terus terbentuk

cekungan

pada

satu

sisi,

kromatin inti padat, anak inti baru


terlihat dengan electron mikroskop.
Sitoplasma

sedikit

sekali,

sedikit

basofilik, mengandung granula-granula


azurofilik. Yang berwarna ungu dengan
Romonovsky

mengandung

ribosom

bebas dan poliribisom. Klasifikasi


lainnya dari limfosit terlihat dengan
ditemuinya

tanda-tanda

molekuler

khusus pada permukaan membran selsel tersebut. Beberapa diantaranya


membawa

reseptor

seperti

imunoglobulin yang mengikat antigen


spesifik pada membrannya. Lirnfosit
dalam sirkulasi darah normal dapat
berukuran 10-12 um ukuran yang lebih
besar disebabkan sitoplasmanya yang
lebih banyak. Kadang-kadang disebut
dengan limfosit sedang. Sel limfosit
besar yang berada dalam kelenjar getah
bening dan akan tampak dalam darah
dalam keadaan Patologis, pada sel
Fakultas Kedokteran Ukrida

10
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

sampai infeksi teratasi.6


Penyembuhan Luka
Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan
alami untuk melindungi dan memulihkan
dirinya. Peningkatan aliran darah ke
daerah yang rusak, membersihkan sel dan
benda asing dan perkembangan awal
seluler bagian dari proses penyembuhan.
Proses penyembuhan terjadi secara normal
tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan
perawatan

dapat

membantu

untuk

mendukung proses penyembuhan. Sebagai


contoh, melindungi area yang luka bebas
dari kotoran dengan menjaga kebersihan
membantu

untuk

meningkatkan

penyembuhan jaringan.
1. Prinsip Penyembuhan Luka
Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan
luka,4 yaitu:
a) Kemampuan tubuh untuk menangani
trauma

jaringan

dipengaruhi

oleh

luasnya kerusakan dan keadaan umum

(keropeng) juga dibentuk dipermukaan

kesehatan tiap orang.

luka. Bekuan dan jaringan mati, scab

b) Respon tubuh pada luka lebih efektif

membantu

hemostasis

dan

mencegah

jika nutrisi yang tepat tetap dijaga.

kontaminasi luka oleh mikroorganisme.

c) Respon tubuh secara sistemik pada

Dibawah scab epithelial sel berpindah dari

trauma.

luka ke tepi. Epitelial sel membantu

d) Aliran darah ke dan dari jaringan yang


luka.

sebagai

barier

lingkungan

antara

dan

tubuh

mencegah

dengan

masuknya

e) Keutuhan kulit dan mukosa membran

mikroorganisme. Fase inflamatori juga

disiapkan sebagai garis pertama untuk

memerlukan pembuluh darah dan respon

mempertahankan

seluler

diri

dari

mikroorganisme.
f) Penyembuhan

digunakan

untuk

mengangkat

benda-benda asing dan jaringan mati.


normal

ditingkatkan

Suplai darah yang meningkat ke jaringan

ketika luka bebas dari benda asing

membawa bahan-bahan dan nutrisi yang

tubuh termasuk bakteri.

diperlukan pada proses penyembuhan.


Pada akhirnya daerah luka tampak merah

2. Fase Penyembuhan Luka

dan sedikit bengkak.

Penyembuhan luka adalah suatu kualitas

Selama sel berpindah lekosit (terutama

dari kehidupan jaringan hal ini juga

neutropil) berpindah ke daerah interstitial.

berhubungan dengan regenerasi jaringan.

Tempat ini ditempati oleh makrofag yang

a. Fase Inflamatori

keluar dari monosit selama lebih kurang

Fase ini terjadi segera setelah luka dan

24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini

berakhir 3 4 hari. Dua proses utama

menelan mikroorganisme dan sel debris

terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan

melalui proses yang disebut pagositosis.

pagositosis.

Hemostasis

Makrofag

perdarahan)

akibat

(penghentian

fase

konstriksi

juga

mengeluarkan

faktor

angiogenesis (AGF) yang merangsang

pembuluh darah besar di daerah luka,

pembentukan

retraksi pembuluh darah, endapan fibrin

pembuluh darah. Makrofag dan AGF

(menghubungkan

bersama-sama

jaringan)

dan

ujung

epitel

mempercepat

diakhiri
proses

pembentukan bekuan darah di daerah luka.

penyembuhan. Respon inflamatori ini

Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang

sangat penting bagi proses penyembuhan.4

menyiapkan matrik fibrin yang menjadi


kerangka bagi pengambilan sel. Scab
Fakultas Kedokteran Ukrida

11
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

b. Fase Proliferatif

Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3


atau

sampai

hari

ke-21

setelah

pembedahan. Fibroblast (menghubungkan


sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah
luka mulai 24 jam pertama setelah
pembedahan. Diawali dengan mensintesis
kolagen dan substansi dasar yang disebut
proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi
luka. Kolagen adalah substansi protein
yang menambah tegangan permukaan dari
luka. Jumlah kolagen yang meningkat
menambah

kekuatan

permukaan

luka

sehingga kecil kemungkinan luka terbuka.


Selama

waktu

penyembuhan

itu

sebuah

nampak

lapisan

dibawah

garis

irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi


luka, meningkatkan aliran darah yang
memberikan oksigen dan nutrisi yang
diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast
berpindah dari pembuluh darah ke luka

Gambar 1. Proses Penyembuhan Luka


II. Patogenesis Rabies

membawa fibrin. Seiring perkembangan

Setelah virus rabies masuk ke tubuh

kapilarisasi jaringan perlahan berwarna

manusia, selama 2 minggu virus menetap

merah. Jaringan ini disebut granulasi

pada tempat masuk dan di jaringan otot di

jaringan yang lunak dan mudah pecah.

dekatnya virus berkembang biak atau

c. Fase Maturasi

langsung mencapai ujung-ujung serabut

Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan

saraf perifer tanpa menujukkan perubahan

berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan.

fungsinya. Selubung virus menjadi satu

Fibroblast

kolagen.

dengan membran protein ribonukleus dan

Kolagen menjalin dirinya, menyatukan

memasuki sitoplasma. Beberapa tempat

dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka

pengikatan adalah reseptor asetil-kolin

menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan

post sinaptik pada neuromuscular junction

meninggalkan garis putih.4

di susunan saraf pusat (SSP). Dari saraf

terus

mensintesis

perifer virus menyebar secara sentriperal


Fakultas Kedokteran Ukrida

12
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

melalui endoneurium sel-sel Schwan dan

hipotalamussel Purkinje serebrum, ganglia

melalui

dorsalis medula spinalis. 1

aliran

aksoplasmamdncapai

ganglion dorsalis dalam waktu 60-72 jam


dan berkembang biak. Selanjutnya virus

Gejala Klinis

menyebar dengan kecepatan 3mm/jam ke

Masa inkubasi rabies 95% antara 3-4

susunan saraf pusat (medula spinalis dan

bulan, masa inkubasi bisa bervariasi antara

otak) melalui cairan serebrospinal. Di otak

7 hari-7 tahun, hanya 1% kasus dengan

virus

dan

inkubasi 1-7 tahun. Karena lamanya

memperluas diri dalam semua bagian

inkubasi kadang-kadang pasien tidak dapat

neuron, kemudian bergerak ke perifer

mengingat kapan terjadinya gigitan. Pada

dalam serabut saraf eferen dan pada saraf

anak-anak masa inkubasi boasanya lebih

volunter

otonom.

pendek daripada orang dewasa. Lamanya

Penyebaran selanjutnya dari SSpP ke saraf

inkubasi dipengaruhi oleh dalam dan

perifer termasuk serabut saraf otonom, otot

besarnya gigitan, lokasi luka gigitan (jauh

skeletal, otot jantung, kelenjar adrenal

dekatnya ke sistem saraf pusat), derajat

(medula), ginjal, mata, pankreas. Pada

patogenitas virus dan persarafan daerah

tahap berikutnya virus akan terdapat pada

luka gigitan. Luka pada kepala inkubasi

kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, sistem

25-48 hari dan pada ekstremitas 46-78

respirasi. Virus juga tersebar pada air susu

hari.1 Pada manusia, gejal klinis terdiri dari

dan urin. Pada manusia hanya dijumpai

4 stadium, yaitu:

kelainan

menyebar

secara

maupun

pada

luas

saraf

midbrain

dan

medula

spinalis pada rabiestipe furious (buas) dan


pada medula spinalis pada tipe paralitik.
Perubahan patologi berupa degenerasi sel
ganglion infiltrasi sel, mononuklear, dan
pembentukan nodul pada glia pada otak
dan medula spinalis. Dijumpai Negri
bodies yaitu benda intrasitoplasmik yang
berisi komponen virus terutama protein
ribonuklear dan fragmen organela seluler
seperti ribosomes. Negri bodies dapat
ditemukan pada seluruh bagian otak,
terutama pada korteks serebri, batang otak,
Fakultas Kedokteran Ukrida

13
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

1.
2.
3.
4.

Gejala prodromal non-spesifik


Ensefalitis akut
Disfungsi batang otak
Koma dan kematian

Stadium Prodromal
Stadium ini berlangsung 1-4 hari dan
biasanya tidak ditemukan gejala spesifik.
Umumnya disertai gejala respirasi atau
abdominal yang ditandai oleh demam,
mengigil, batuk, nyeri menelan, nyeri
perut, sakit kepala, malaise, mialgia, mual,
muntah, diare dan nafsu makan menurun.
Geajala yang lebih spesifik yaitu adanya

gatatal dan parastesia pada luka bekas

diantaranya adalah dilatasi pupil yang

gigitan

ireguler,

yang

sudah

sembuh

(50%).

peningkatan

lakrimasi,

Stadium prodromal dapat berlangsung

hipertermia, takikardia, hipotensi postural,

sampai 10 hari, kemudian penyakit akan

hipersalivasi. Gejala lain dalam fase

berlanjut sebagai gejala neurologik akut

neurologik akut ialah demam, fasikulasi

yang dapat berupa furious atau paralitik.

otot, hiperventilasi dan konvulsi. Gejala

Mioedema

stadium

stadium eksitasi dapat berlangsung sampai

prodromal dan menetap selama perjalanan

penderita meninggal. Kematian poaling

penyakit.1

sering terjadi pada stadium ini. Bila

dijumpai

pada

stadium ini dapat terlewati, penderita

Stadium neurologi akut

masuk stadium paralitik.1

Dapat berupa gejala furious atau paralitik.


Pada gejala furious penderita menjadi
hiperaktif,

disorientasi,

mengalami

halusinasi, atau bertingkah laku aneh.


Setelah

beberapa

jam-hari,

gejala

hiperaktif menjadi intermiten setiap 1-5


menit berupa periode agitasi, ingin lari,
menggigit disela periode tenang. Keadaan
hiperaktif

terjadi

karena

adanya

rangsangan dari luar seperti suara, sinar,


tiupan udara dan rangsangan lainnya yang
menimbulkan

kejang

sehingga

menimbulkan fobia terhadap rangsangan


tersebut. Tanda-tanda klinis yang dapat
dijumpai berupa hiperaktifitas, halusinasi,
gangguan kepribadian, mengismus, lesi
saraf kranialis, fasikulasi otot dan gerakangerakan involunter, fluktuasi suhu badan,
dilatasi

pupil.

Lesi

pada

nukleus

amigdaloid memberikan gejala libido yang


meningkat

priapimus

dan

orgasme

spontan. Gejala otonomik pada stadium ini


Fakultas Kedokteran Ukrida

14
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

Apabila penderita tidak meninggal, 20%


penderita akan masuk stadium paralitik
yang ditandai oleh demam dan sakit
kepala, paralisis, pada ekstremitas yang
digigit, mungkin difus atau simetri, atau
dapat menyebar secara ascenden seperti
pada sindroma Guillain-Barre, kaku duduk
dapat dijumpai. Pada stadium paralitik
dapat tidak ditemui gejala hidrofobia,
aerofobia, hiperaktifitas dan kejang. Pada
keadaan ini kesadaran dapat utuh, akan
tetapi memburuk secara gradual menjadi
bingung,

disorientasi,

paraplegia,

gangguan

menelan,

kelumpuhan

pernafasan

dan

akhirnya

meninggal.

Seluruh manifestasi neurologik akut terjadi


selama 2-7 hari dengan fase paralitik lebih
panjang.1
Stadium Koma

Apabila tak terjadi kematian pada stadium

dinding sel kuman lisis maka dilepaskan

neurologik, penderita dapat mengalami

eksotoksin,

koma. Koma dapat terjadi dalam 10 hari

tetanolisin. Tetanospasmin sangat mudah

setelah gejala rabies tampak dan dapat

mudah

berlangsung hanya beberapa jam smapai

mencapai saraf melalui dua cara,yaitu:

berbulan-bulan

tergantung

yaitu

diikat

tetanospasmin

oleh

saraf

dan

dan

akan

dari

penanganan intensif. Pada penderita yang

Secara

lokal:

diabsorbsi

melalui

tak ditangani, penderita dapat meninggal

mioneural junction pada ujungujung

setelah terjadi koma. Beberapa komplikasi

saraf perifer atau motorik melalui axis

dapat terjadi dan menyebabkan kematian.

silindrik kecornu anterior susunan

Sampai

saraf pusat dan susunan saraf perifer.

saat

ini

hampir

keseluruhan

penderita rabies meninggal, hanya ada 4


laporan penderita ensefalitis rabies hidup.1

Toksin diabsorbsi melalui pembuluh


limfe lalu ke sirkulasi darah untuk
seterusnya susunan saraf pusat.

III. Patogenesis Tetanus


Aktivitas tetanospamin pada motor end
Chlostridium Tetani dalam bentuk spora

plate

masuk ke tubuh melalui luka

yang

asetilkolin, tetapi tidak menghambat alfa

terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja

dan gamma motor neuron sehingga tonus

binatang, pupuk. Cara masuknya spora ini

otot meningkat dan terjadi kontraksi otot

melalui luka yang terkontaminasi antara

berupa spasme otot. Tetanospamin juga

lain luka tusuk (oleh besi: kaleng), luka

mempengaruhi sistem saraf simpatis pada

bakar, luka lecet, otitis media, infeksi gigi,

kasus

ulkus kulit yang kronis, abortus, tali pusat,

overaktivitas simpatis berupa hipertensi

kadangkadang luka tersebut hampir tak

yang

terlihat.

tempat luka tersebut menjadi hipaerob


anaerob

disertai

terdapatnya

jaringan nekrotis, lekosit yang mati,


bendabenda asing maka spora berubah
menjadi

yang
labil,

menghambat

berat,
takikardi,

pelepasan

sehingga
keringat

terjadi
yang

berlebihan dan meningkatnya ekskresi

Bila keadaan menguntungkan di mana


sampai

akan

vegetatif

yang

kemudian

berkembang. Kuman ini tidak invasif. Bila


Fakultas Kedokteran Ukrida

15
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

katekolamin dalam urine. Tetanospamin


yang terikat pada jaringan saraf sudah
tidak dapat dinetralisir lagi oleh antitoksin
tetanus3.
Gejala Klinis

Masa inkubasi tetanus umumnya

terutama masseter menyebabkan mulut

rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60

sukar dibuka, sehingga penyakit ini juga

hari. Makin pendek masa inkubasi makin

disebut 'Lock Jaw'. Selain kekakuan otot

jelek prognosanya. Terdapat hubungan

masseter, pada muka juga terjadi kekakuan

antara jarak tempat invasi Clostridium

otot muka sehingga muka menyerupai

Tetani dengan susunan saraf pusat dan

muka meringis kesakitan yang disebut

interval

permulaan

'Rhisus Sardonicus' (alis tertarik ke atas,

penyakit, dimana makin jauh tempat invasi

sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah,

maka inkubasi makin panjang.1

bibir tertekan kuat pada gigi), akibat

antara

luka

dan

kekakuan otototot leher bagian belakang


Secara klinis tetanus ada 3 macam, yaitu:

menyebabkan nyeri waktu melakukan


fleksi

Tetanus umum:

tetanus yang paling sering dijumpai.


Terjadinya bentuk ini berhubungan dengan
luas dan dalamnya luka seperti luka bakar
luas, luka tusuk yang

furunkulosis,

ekstraksi

gigi,

dalam,
ulkus

dekubitus dan suntikan hipodermis.

mendadak berupa kekakuan otot baik


menyeluruh

ataupun

hanya

sekelompok otot. Kekakuan otot terutama


pada rahang (trismus) dan leher (kuduk
kaku).
tetanus

Lima

puluh

umum

persen

akan

penderita

menuunjukkan

trismus.3

ekstremitas.

sehingga

opisthotonus.
Selain kekakuan otot yang luas biasanya
diikuti kejang umum tonik baik secara
spontan maupun hanya dengan rangsangan
minimal (rabaan, sinar dan bunyi). Kejang
menyebabkan lengan fleksi dan adduksi
posisi ekstensi.
Kesadaran penderita tetap baik walaupun
nyeri yang hebat serta ketakutan yang
menonjol

sehingga

penderita

nampak

gelisah dan mudah terangsang. Spasme


otototot laring dan otot pernapasan dapat
menyebabkan gangguan menelan, asfiksia
dan sianosis. Retensi urine sering terjadi

Dalam 2448 jam dari kekakuan otot


menjadi

tubuh

serta tangan mengepal kuat dan kaki dalam

Biasanya tetanus timbul secara


bersifat

dan

memberikan gejala kuduk kaku sampai

Bentuk ini merupakan gambaran

yang

leher

menyeluruh
Kekakuan

Fakultas Kedokteran Ukrida

16
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

sampai
otot

ke
rahang

karena spasme sphincter kandung kemih.


Kenaikan temperatur badan umumnya
tidak tinggi tetapi dapat disertai panas

yang tinggi sehingga harus hatihati

mempercepat

penyembuhan.

Guyur

terhadap komplikasi atau toksin menyebar

dengan air bersih sebanyak-banyaknya

luas dan mengganggu pusat pengatur suhu.

untuk membersihkan pasir, tanah atau


benda asing lainnya, bila masih menempel

Tetanus lokal

tekan-tekan dengan kasa basah. Jangan

Bentuk ini sebenarnya banyak akan tetapi

menggunakan

kurang dipertimbangkan karena gambaran

menyerap air.7

kapas

karena

tidak

klinis tidak khas. Bentuk tetanus ini berupa


nyeri, kekakuan otototot pada bagian
proksimal dari tempat luka. Tetanus lokal
adalah

bentuk

ringan

dengan

angka

kematian 1%, kadangkadang bentuk ini


dapat berkembang menjadi tetanus umum.

perdarahan. Perdarahan dapat berasal dari


pembuluh darah arteri yang ditandai
dengan adanya semprotan darah atau
darah

vena

yang

ditandai

dengan adanya darah yang mengalir atau

Tetanus sefalok merupakan bentuk yang


paling jarang dari tetanus lokal, yang
terjado setelah trauma kepala atau infeksi
Masa

Kebanyakan luka robek disertai dengan

pembuluh

Tetanus sefalik

telinga.

2. Penghentian perdarahan

inkubasinya

1-2

hari

terus

merembes.

Bila

perdarahannya

banyak kemungkinan bisa menimbulkan


syok, oleh karena itu perdarahan harus
segera

dihentikan.

Caranya

dapat

dilakukan dengan penekanan pada bagian

Dijumpai trismus dan disfungsi satu arau

yang luka dan diposisikan bagian yang

lebih saraf kranial, yang tersering adalah

luka tersebut lebih tinggi dari jantung lalu

saraf ke-7. Disfagia dan paralisis otot

dipertahankan sampai perdarahan berhenti.

ekstraokuler dapat terjadi. Mortalitasnya

Bila

tinggi.1

dilakukan

perdarahan

tidak

penekanan

berhenti
pada

bisa

pembuluh

darah yang memberi pasokan pada darerah


H. Penatalaksanaan
a.Non Medikamentosa
Penanganan luka

luka. Tekanan dilakukan pada pembuluh


darah yang terletak lebih dekat ke jantung
(lebih proksimal).7
3. Penutupan luka

1. Pembersihan luka
Prinsip

penutupan

luka

adalah

Setiap luka harus segera dibersihkan

menciptakan suatu lingkungan yang baik

dengan air yang mengalir sehingga akan

pada luka sehingga proses penyembuhan

Fakultas Kedokteran Ukrida

17
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

berlangsung

optimal.

Luka

diolesi

Eritromisin, memiliki efek terbesar

antiseptik atau antibiotik topical lalu

terhadap kokus gram positif seperti

ditutup dengan kasa (sebaiknya jangan

Staphylococcus

dengan kapas). Penggantian balutan kasa

Pneumoniae.

tergantung luas luka dan banyak sedikitnya

antibiotik ini tepat untuk infeksi kulit.8

cairan yang terbentuk dari luka. 7

4. Pencegahan infeksi

pyogenes
Oleh

Klindamisin,

dan

karena

Walaupun

S.
itu,

beberapa

infeksi gram positif dapat diobati


dangan klindamisin, penggunaan obat

Prinsipnya, pada luka bersih tidak perlu

ini harus dipertimbangkan dengan baik

diberikan antibiotik dan pada luka yang

karena dapat menyebabkan kolitis

terkontaminasi atau luka kotor maka perlu

pseudo-membranosa.8

diberikan antibiotik. Luka tusuk, luka


gigitan dan luka yang terkontaminasi

Untuk

luka

gigitan

kuman anaerob seperti karat, kotoran kuda

terinfeksi

memerlukan suntikan anti tetanus.7

mempertimbangkan

dengan

dugaan

tetanus,

perlu

akan

perlunya

imunisasi pasif dengan TIG (Tetanus


Pengobatan lokal luka gigitan adalah
faktor penting dalam pencegahan rabies.
Luka gigitan harus segera dicuci dengan
sabun,

dilakukan

debridemen

dan

diberikan desinfektan seperti alkohol 4070%, tinktura yodii atau larutan ephiran

Immunoglobin).1 Sedangkan untuk rabies


dapat dilakukan Vaksinasi Post-exposure.
Dasar vaksinasi ini adalah neutralyzing
antibody terhadap virus rabies dapat segera
terbentuk dalam serum setelah masuknya

0,1%. Luka akibat gigitan binatang penular

virus ke dalam tubuh dan sebaiknya

rabies tidak dibenarkan untuk dijahit

terdapat dalam titer yang cukup tinggi

kecuali bila keadaan memaksa dapat

selama

dilakukan

panjangnya

tetanus

jahitan

dapat

situasi.

diberikan

Profilaksis
dan

infeksi

bakterial yang berhubungan dengan luka


gigitan perlu diberikan antibiotik.

b.Medika Mentosa
Untuk penanganan luka bernanah dapat

setahun

Neutralyzing

sehubungan
inkubasi

antibody

dengan
penyakit.

tersebut

dapat

berasal dari imunisasi pasif dengan serum


anti rabies atau secara aktif diproduksi
oleh tubuh oleh karena imunisasi aktif. 1
I.Komplikasi

diberikan antibiotik. Antibiotik yang dapat

Dapat

digunakan di antaranya, yaitu:

masuknya organisme-organisme patogen

Fakultas Kedokteran Ukrida

18
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

terjadi

infeksi

lain

dengan

melalui luka. Demam juga dapat terjadi

endemis rabies seperti Meksiko, Thailand,

akibat mekanisme sistem pertahanan tubuh

Filipina, India, Sri Lanka dianjurkan untuk

yang

dan

mendapatkan pencegahan pre-exposure.

memberikan

VAR diberikan dengan dosis 1 ml secara

peluang kerja yang optimal untuk sistem

intramuskuler pada hari 0, 7 dan 28 lalu

pertahanan tubuh.1

booster setelah 1 tahun dan tiap 5 tahun.1

ampuh

peningkatan

terhadap
suhu

infeksi

tubuh

J.Pencegahan
a.Rabies

b.Tetanus

Untuk mencegah infeksi virus rabies pada

Imunisasi dangan tetanus toksoid yang

penderita yang terpapar dengan virus

diabsorpsi

rabies melalui kontak ataupun gigitan

pencegahan yang paling efektif dalam

binatang pengidap atau tersangka rabies

praktek. Angka kegagalan dari tindakan ini

harus dilakukan perawatan luka yang

sangat rendah. Semua individu dewasa

adekuat dan pemberian vaksin anti rabies

yang imun secara parsial atau tidak sama

dan imunoglobulin. Vaksinasi rabies perlu

sekali hendaknya mendapat vaksinasi.1

pula dilakukan terhadap individu yang

merupakan

tindakan

K. Prognosis

berisiko tinggi tertular rabies.

Untuk

menghindari

virus

rabies,

Jika luka gigit terbuka tidak ditangani

VAR

setelah

dengan baik,

disamping

infeksi
pemberian

dapat terjadi komplikasi

mendapat gigitan binatang tersangk rabies,

berupa penyakit infeksi yang ringan

pencegahan

dapat

sampai berat.. Jika ditangani dengan baik,

dilakukan dengan memberikan suntikan

luka ini akan sembuh dalam beberapa hari.

yang sama tetapi dengan waktu, cara dan

Hasil penyembuhan dari luka ini akan

dosis yang berbeda melalui profilaksis pre-

terbentuk

eksposure (pra paparan). Individu yang

melibatkan

berisiko tinggi untuk kontak dengan virus

penyambung dari daerah yang berbatasan

rabies seperti dokter hewan, pekerja di

dengan jaringan nekrosis yang meluas ke

kebun binatang, petugas karantina hewan,

dalam daerah yang dihancurkan reaksi

penangkap binatang, petugas laboratorium

peradangan.

yang bekerja dengan virus rabies, dokter

terbentuknya jaringan parut akibat kolagen

dan perawat yang berkunjung ke daerah

berlebihan pada saat proses penyembuhan.

lebih

dini

juga

parut.

Pembentukan

proliferasi

Akan

ada

parut
jaringan

kemungkinan

Belum dapat diprognosa kemungkinan


Fakultas Kedokteran Ukrida

19
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

terjadinya infeksi rabies ataupun tetanus

membentuk pus yang terus terbentuk

karena belum ada gejala klinis kedua

sampai

penyakit tersebut pada diri pasien.

diwaspadai kemungkinan infeksi rabies

Perlu

juga

hewan reservoir anjing liar. Akan tetapi,

disertai

mekanisme

teratasi.

dan tetanus karena pasien digigit oleh

Kesimpulan
Luka

infeksi

pus

sistem

disebabkan
pertahanan

oleh
tubuh

terlalu cepat bila mendiagnosis pasien


terinfeksi

rabies

ataupun

tetanus

terhadap cedera jaringan dan infeksi. Pus

mengingat masa inkubasi kedua penyakit

yang timbul pada luka terbuka seperti pada

tersebut yang cukup lama dan pasien

kasus adalah leukosit mati, sel jaringan

belum menunjukkan gejala klinis kedua

mati, dan berbagai jenis cairan tubuh

penyakit tersebut.

Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar penyakit
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

dalam. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.


Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi kedokteran.Edisi 23. Jakarta: EGC;2007.
Adams RD. Tetanus in: principles of new'ology. New York: McGraw-Hill;1997.p.1205-7.
Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC;2006.38-9.
Staf Pengajar FKUI. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta Binarupa Aksara. Jakarta;1994.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.p.252-5.
Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2 Jakarta: EGC; 2005.
Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdy, editors. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007.

Fakultas Kedokteran Ukrida

20
Alamat: Jl. Terusan Arjuna/6
Email: rchristeven@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai