Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL KEGIATAN ESKURSI REGIONAL KARANG

SAMBUNG DAN SEKITARNYA

Oleh : David Ryan Waromi


1013103

JURUSAN TEKNIK GELOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA
2014

Kata pengantar
Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan
sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan laporan lapangan acara ekskursi
stratigrafi dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik pikiran, materi
maupun semangat, utamanya doa dari orang tua, bimbingan dari bapak/ibu dosen, arahan dari
asisten dan bantuan semangat dari teman-teman.
Akhir kata, laporan ini bukanlah sesuatu yang sejatinya dapat dijadikan sebagai referensi
namun sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dari kebenaran yang ada didalamnya
dan sebagai bahan kritikan atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada didalamnya.

November , 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai mahasiswa teknik geologi, selama yang telah kita pelajari di kampus, akan
diterapkan langsung di lapangan. Kita dituntut agar tidak hanya bisa dalam teorinya saja, tetapi
diharapkan mengerti juga dalam pengaplikasiannya di lapangan. Dalam kegiatan di lapangan kita
akan melihat langsung keadaaan alam yang kita kunjungi. Kegiatan ekskursi lapangan ini
merupakan serangkaian kegiatan dari semua yang telah kita pelajari dalam mata kuliah
sedimentologi. Dari mulai menentukan koordinat, mengkolerasikan suatu lapisan hingga
mendeskripsikan batuan dan singkapan. Di lapangan, tepatnya di Kabupaten Pangandaran
Propinsi Jawa Barat dengan geografis terletak pada 7o415 LS dan 108o4525 BT kami akan
melakukan kegiatan kegiatan tersebut. Melakukan observasi, serta pengambilan data-data di
lapangan yang nantinya kami olah di Bandung.
1.2 Maksud dan Tujuan
Kegiatan ekskursi dan feldtrip yang telah dilakukan, bermaksud agar seluruh praktikan
dapat mengetahui proses sedimentasi suatu singkapan batu gamping maupun singkapan aliran
sungai. Selain itu untuk memperoleh informasi awal dari keadaan endapan di daerah tersebut
meliputi lokasi dan koordinat singkapan, ketebalan, kedudukan, penyebaran dan kualitas dari
endapan yang tersinkap, serta aspek-aspek geologi lainnya yang dapat menunjang penafsiran
bentuk geometris dari endapan di daerah tersebut.
Ada beberapa tujuan dari ekskursi lapangan ini diantaranya:
1.Untuk memenuhi materi pada eskursi regional
2. belajar langsung di lapangan serta melihat keadaan geologi sebenarnya di
lapangan
3. Mendeskripsikan suatu singkapan
4. Menafsirkan lingkungan pengendapan
5. Analisis besar butir sedimen

1.3 Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Secara Geografis lokasi pemetaan termasuk dalam Peta Rupabumi Digital Indonesia
lembar 1308 -2 Pangandaran yang dibatasi oleh koordinat 730'0 - 75000 LS dan
10830'00 .- 10900'00" BT. Dimana sebelah utara dibatasi oleh Lembar Majenang ,di timur
lembar Banyumas, di barat lembar Karangnunggal, sedangkan di selatan dibatasi oleh Samudera
Hindia
Pada kegiatan ekskursi lapangan sedimentologi di lakukan di daerah Kecamatan Tomo
Kabupaten Pangadaran Propinsi Jawa Barat. Ekskursi tersebut di laksanakan pada hari kamis 30
Januari 31 Januari 2014. Untuk sampai ke kecamatan kalipucang membutuhkan waktu 5-6
jam dengan menggunakan bus dengan kondisi jalan yang cukup baik. Kecamatan ini masih
termasuk kedalam kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
I.4 Lokasi Daerah
Pada ekskursi dan feldtrip ini ada beberapa lokasi yang dikunjungi,
yaitu
1. kali muncar
2. sadang /kebun singkong
3. sungai legok
4.sungai lok ulo
5. karang poh
6. kali kenteng
7. pantai gabon

Daerah Pengamatan
1.5 Metode dan Peralatan
Lingkup kuliah praktek yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Pengamatan Singkapan

Mengkorelasikan data singkapan

Transportasi Sedimen

Struktur sedimen

Pelaporan

Sedang peralatan yang dipakai untuk menunjang pelaksanaan kegiatan


penyelidkan antara lain :
Tabel 1.2. Peralatan Penelitian yang digunakan dan Manfaatnya.
No

Peralatan

Kegunaan / Manfaat

Kompas Geologi

Untuk mengukur kedudukan lapisan.

Palu Geologi

Gps

Plastik Conto

Spidol Permanen

Kamera

Untuk mendokumentasikan singkapan.

Meteran

Untuk mengukur ketebalan.

Buku Lapangan

Komputer

Untuk sampling batuan dan mencari kedudukan


lapisan, Serta untuk mengambil conto.
Untuk menentukan koordianat singkapan.
Untuk tempat conto.
Untuk menulis kode singkapan.

Untuk mencatat data.


Untuk penyusunan laporan.

BAB 2
GEOLOGI REGIONAL

2.1 Fisiografi Kebumen


Van Bemmelen (1949) membagi fisiografi Jawa Barat menjadi 4 zona, yaitu dataran
pantai Jakarta, zona Bogor, zona Bandung, dan zona Pegunungan selatan. Selain itu terdapat juga
morfologi khas berupa gunung api kuarter serta pegunungan pada Zona Depresi Tengah. Daerah
penelitian terletak pada daerah zona Pegunungan selatan Jawa Barat

2.2. Geologi Umum


Menurut data dari Simandjuntak , T.O dan Surono (1992) dalam peta Geologi regional
lembar Pangandaran Bahwa daerah penelitian secara umum termasuk ke dalam formasi
Jampang ,dimana zona sedimentasi menurut Martodjojo (1984) termasuk ke dalam Zona
cekungan bogor yang terletak dibagian selatan,dimana zona ini di isi oleh tiga sekuen sedimen.
pada awalnya sedimen laut dalam terendapkan di ikuti oleh sekuen non marin yang
perlahan-lahan berkembang menjadi sedimen laut dan terakhir diendapkan dengan sedimen
hasil gravity flow.

Sekuen yang paling bawah adalah Formasi Ciletuh yang mempunyai ketebalan 1400
meter dimana formasi ini terletak diatas kompleks mlange dan formasi ini terdiri dari lempung
yang teraltrasi dan batu pasir dengan beberapa breksi dengan ketebalan 20 meter dan lempung
Sekuen kedua yang berhubungan dengan batupasir karena lingkungan pengendapan
shallow marine dan termasuk dalam Formasi Bayah dengan beberapa lempung dan lignit.
Kemungkinan Formasi ini berumur Awal hingga Akhir Oligocene. Formasi ini tidak selaras
dengan Formasi Batuasih yang terletak diatasnya. Formasi Batuasih terdiri dari lempung hitam
dan shale dimana formasi ini menjemari dengan Formasi Rajamandala yang keseluruhannya
berkomposisi batugamping dengan ketebalan 90 meter dan berumur Oligocene-Miocene.
Sekuen ketiga asalnya terbentuk dari gravity flow. Formasi yang terletak paling bawah
adalah Formasi Jampang yang terdiri dari breksi tufa dengan ketebalan formasi 1000 meter dan
berumur awal Miocene. Formasi yang mempunyai kemiripan dengan Formasi Jampang adalah
Formasi Citarum yang terletak pada bagian utara cekungan. Formasi Citarum terdiri dari tufa
dan greywacke dengan ketebalan 1250 meter. Kedua unit ini menunjukan sistem kipas bawah
laut.Formasi Jampang menunjukan ciri-ciri dari endapan upper fan dan Formasi Citarum
menunjukan ciri-ciri lower fan.

2.3 Stratigrafi Regional


Lembar Pangandaran secara keseluruhan terbentuk oleh batuan sedimen tersier
hingga Kuarter.batuan ini terdiri dari perselingan batuan klastika ,sedimen gunung api
dan batuan karbonat.struktur dan tekstur nya sangat erat berhubungan dengan
perkembangan tektonik bagian selatan Pulau Jawa.batuan tertua di daerah ini adalah
formasi Jampang (Tomj) yang berumur oligosen akhir hingga miosen awal

Lembar Pangandaran.

1. Kompleks Melange Luk Ulo yang berupa bongkah-bongkah batuan


PraTersier dengan massa dasar serpih hitam (berumur Kapur Atas)
2. Formasi Karangsambung yang tersusun oleh batulempung
bersisikdengan bongkah batugamping , konglomerat, batupasir,
batugampingdan basal (berumur Eosen). Dalam formasi ini terdapat
pulabatugamping terumbu yang berupa olistolit.
3.Formasi Totogan yang tersusun oleh breksi dengan
komponenbatulempung, batupasir, batugamping dan basal (berumur
Oligo-Miosen)
4.Formasi Waturanda yang tersusun oleh batupasir kasar, makin ke
atasberubah menjadi breksi dengan komponen andesit, basal dan
massadasar batupasir tuf. Dalam Formasi ini terdapat anggota tuf
yangtersusun oleh perselingan tuf kaca, tuf kristal, batupasir gampingan
dannapal tufaan (berumur Miosen Awal).
5.Formasi Penosogan yang teridiri dari perselingan batupasir
gampingan,batulempung, tuf, napal dan kalkarenit (berumur Miosen
Tengah).
6.Diabas yang merupakan batuan beku intrusi hasil aktivitas
volkanik(Miosen Tengah)
7.Formasi Halang yang tersusun oleh perselingan
batupasir, batugamping,napal dan tuf dengan sisipan breksi (berumur
Pliosen)
8.Formasi Peniron yang terdiri dari breksi dengan komponen
andesit,batulempung, batugamping, serta massa dasar batupasir
tufanbersisipan tuf.

BAB 3

DATA LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Lokasi 1


Daerah penelitian pertama terletak di jalan raya arah ke pantai Pangandaran. Adapun
kegiatan yang dilakukan meliputi pengamatan dan pendataan litologi yang dijumpai
didaerah penyelidi kan. Dari hasil pemetaan yang dilakukan di daerah penyelidikan
di temukan 4 singkapan

Singkapan 1

Singkapan 2
paleosoil

Singkapan 1
Pada singkapan pertama terdapat lapisan batu gamping dengan warna hitam ke abu-abuan
dengan tebal singkapan mencapai 1,5 meter dengan arah strike dip N2560E / 210NW.
Singkapan 2
Pada singkapan 2 berlokasi tidak jauh dari singkapan yang pertama. Pada singkapan ke 2
terdapat singkapan berwarna cokelat segar dan cokelat lapuk. Hal tersebut terjadi karena adanya
paleosoil pada lapisan batu pasir sehingga berwarna lapuk. Paleosoil terjadi dikarnekan
perubahan muka air laut sehingga mempengaruhi keras atau lapuknya suatu lapisan. Adanya
paleosoil berguna juga untuk pembentukan zona altrasi.

singkapan 3

singkapan

4
Singkapan 3
Pada singkapan ke 3 terletak di sebelah singkapan ke 2 yang mana
terdapat singkapan batugamping terumbu yang sebagian masih segar dan
sebagian sudah mulai lapuk. Pada singkapan batugamping ini terdapat
gejala struktur berupa kekar yang di akibatkan oleh suhu, air dan tekana
dan bisa saja berupa sesar. Pada lapisan ini mempunyai strike dip
Singkapan 4
Pada singkapan ini terlihat singkapan batugamping yang
menyerupai lapisan tetapi lapisannya tidak menerus. Di singakapan yang
ke 4 ini terdapat banyak sekali kekar yang di akibatkan oleh perubahan
suhu, tekanan dan fakto air.

3.2 Daerah Pengamatan Lokasi 2

Daerah pengamatan lokasi ke-2


Pada daerah pengamatan 2 terdapat lapisan batugamping yang terdapat banyak rekahan
dan ada pula sesar naik pada lapisan batugamping yang kontak dengan lapisan batu pasir tetapi
lapisan batu pasir bukan bagian dari sesar. Pada lapisan batu gamping mempunyai kedudukan
N1580E/310SW. Jadi dari singkapan ini terlihat bahwa lapisan batu pasir terbentuk terlebih
dahulu daripada lapisan batugamping.

3.3 Daerah Pengamatan Lokasi Ke-3

fragmen breksi vulkanik

Fragmen batupasir

Singkapan ini terletak sekitar 10 menit dari lokasi pengamatan ke-2. Terletak
di pinggir jalan menuju pantai Pangandaran. Pada lapisan ini ditemukan perlapisan
hasil dari proses gunung berapi (vulkanik). Lapisan hasil dari proses gunung api
tersebut sebagai batuan dasar dimana terdapat fragmen- fragmen batuan sedimen
seperti batu pasir, breksi vulkanik dan batuan beku berupa andesitic. Pada lokasi
pengamatan ini terdapat sesar naik dan rekahan. Terdapat rongg-rongga pada
lapisan tersebut yang merupakan struktur vesikuler dari batuan dasar.
Di singkapan paling bawah terdapat singkapan vulkanik gunung api, kemudia
terendapkan oleh sedimentasi batuan sedimen seperti batu lempung dan batu pasir
setelah itu terjadi aktivitas gunung berapi yang menutupi batu pasir tersebut. Jadi

tedapat 3x aktivitas sedimentasi pada singkapan ini yaitu lapisan breksi vulkanik,
batupasir dan batu lempung kemudian lapisan breksi vulkanik.
Proses aliran material vulkanik terjadi 2 kali memiiki perbedaan arus dan
kekentalan yaitu aliran yang terjadi pertama kali lebih kuat dan lebih kental
sehingga fragmen-fragmen yang terbawanya lebih besar.
Pada lokasi pengamatan ini di jumpai batupasir sebagai fragmen di dalam
masa dasar batuan vulkanik yang berukuran butir sedang dan bentuk butir sedikit
menyudut. Pada singkapan ini terdapat juga efek bakar hasil dari aliran lava.

3.4 Daerah pengamatan lokasi ke 4

3.5 Daerah pengamatan lokasi ke 5


3.6 Daerah pengamatan lokasi ke 6

Pada lokasi ke-6 berlokasi di pintu masuk tempat wisata Pantai karang nini S
07 40 18.0 E 1080 43` 26,5
0

Singkapan pertama
Singkapan pertama berada di pintu masuk pantai Karang Nini. Penelitian
dilakukan pada singkapan breksi. Pada pengamatan ini ditemukan zeolit yang
sangat melimpah di singkapan breksi

Breksi, warna cokelat, besar


sedang, bentuk butir
membulat,

butir
dominan
kemas ada yang rapat ada
pula yang mengambang, hadir batuan
sedimen dan batuan beku intermedier
namun hanya sedikit

Singkapan 1
Pada singkapan ini terlihat mengerosi seperti channel ataupun seperti jejak
aliran, kalau di hubungkan mungkin batuan yang rounded su dah ada lalu terbawa
aliran lava yang baru dan menggulung, terlihat dari sumbu panjangnya dari batuan
ini.

3.7 Daerah pengamatan lokasi ke 7


Pada lokasi ke-7 berlokasi di pinggir pantai wisata Karangnini dan
berkoordinat S 070 40` 54.1 E 1080 43` 39,6

Fragmen batupasir
fragmen

dengan
breksi didalamnya

Kontak antara breksi dan


batupasir yang
sebagian breksi
masuk ke dalam batu pasir

Fragmen breksi dengan


fragmen batupasir
Singkapan 1
Pada singkapan ini terjadi
3.8 Daerah pengamatan lokasi ke 8

Daerah pengamatan lokasi ke 8

Lapisan Tsunami berwarna putih ukuran

butir pasir seragam, mengandung kuarsa dan


pecahan-pecahan cangkang berukuran pasir,
sebagian telah hilang oleh erosi waktu
pengendapan.

Soil berwana cokelat

Lapisan endapan Tsunami berwana putih,


Ukuran pasir seragam, mengandung kuarsa,
Dan pecahan pecahan cangkang berukuran
pasir. Soil berwarna cokelat
Lapisan endapan Tsunami berwarna putih,
Ukuran pasir seragam, mengandung kuarsa,
Pecahan-pecahan cangkang berukuran pasir,
Kenampakan struktur-struktur ukuran butir
yang menghalus ke atas

Pada lokasi singkapan ke-8 adalah di pantai karapyak , singkapan paleotsunami yang
dijumpai adalah butiran pasir yang seragam ,Pasir ini menyerupai pasir pantai yang ada di
daerah Pangandaran. Ukuran butiran pasirnya seragam dari bawah ke atas dan mengandung
kuarsa, biji besi, dan pecahan-pecahan cangkang berukuran pasir. Lapisan ini tidak dapat
ditemui di setiap tempat mungkin karena sebagian telah hilang digerus erosi setelah
diendapkan

DASAR TEORI
http://seisxploresurvey.blogspot.com/2013/10/peta-geologi-regional.html
\

Topografi dan Tanah

Keadaan topografi Wana Wisata Karangnini bervariasi mulai datar hingga berbukit
dan sebagian besar bergelombang. Keadaan tanahnya termasuk dalam kategori
laterit dan alluvial

http://alfhadlyblog.blogspot.com/2012/04/laporan-sedimentologi.html
http://dhamadharma.wordpress.com/2010/10/19/laporan-praktikum-analisa-besarbutir/
http://irfanainsteinsilalahi.wordpress.com/2011/10/13/laporan-akhir-fieldtrip-dikejawanan-cirebon-jawa-barat-mata-kuliah-sedimentologi/
http://www.scribd.com/doc/26348455/Laporan-Ekskursi-Sedimentologi-danStratigrafi

Anda mungkin juga menyukai