Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Michael Rameres
102010210
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna no.6, Jakarta Barat 11510
E-mail: Michaelrameres@yahoo.co.id
Pendahuluan
Obesitas atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah energy yang masuk dibandingkan
dengan jumlah energy yang keluar. Obesitas dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti
DM, hipertensi dan penyakit jantung koroner. Resiko kematian yang ditimbulkan oleh penyakit
diabetes yakni stroke, coronary artery disease, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, dan
berbagai penyakit lainnya.
Kegemukan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola makan yang salah (sering makan
makanan berlemak tinggi), kurang olahraga, stress yang dilarikan pada makanan dan factor
keturunan.
Pembahasan
I. Definisi obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari ketidak seimbangan jumlah makanan
yang masuk dengan yang keluar (dalam bentuk energy, H2O dan CO2). Di mana jumlah energy
yang masuk lebih besar dari pada yang keluar .
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya
yang normal dianggap mengalami obesitas.1
Obesitas ringan
Obesitas sedang
Obesitas berat
1. Status gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk, 2001). Sedangkan
menurut Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh yang mmerupakan hasil
akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilitasinya. Status gizi
merupakan keadaan tubuh/ekspresi sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi.1
Ukuran gizi:
Gizi buruk = KEP (kurang energi protein) / Kwaskhiorkor.
Gizi kurang = kurang asupan yodium, vitamin A, zat besi, vitamin C, dll.
Gizi baik
= normal, baik.
Gizi lebih
= obesitas.
Masalah obesitas sangat berhubungan erat dengan gizi, yakni kaitanya dengan komposisi
makanan dan pola makan dari individu masing-masing, apakah sudah seimbang ataukah
melebihi ketentuan standar dari pemenuhan gizi itu sendiri.
Lemak
Lemak ada yang bersifat cair (minyak),dan ada yang bersifat padat (gajih) , lemak
tidak ikut dalam proses metabolism tetapi sebagai cadangan energy. Pada penderita
obesitas sejumlah lemak yang di simpan harus di bawa tanpa memberi manfaat
langsung. Sumber lemak berasal dari hewani maupun dari nabati, lemak juga
mempunyai fungsi selain sebagai cadangan energy juga sebagai pelindung dan
bantalan bagi organ penting dalam tubuh kita.kebutuhan tubuh akan lemak juga
sebagai pelarut bagi vitamin tertentu.
Vitamin
Vitamin ada yang larut dalam lemak ( A,D,E,K ) dan yang larut dalam air ( vit B
complex, vit C) masing masing mempunyai fungsi penting bagi tubuh dan di
butuhkan badan dalam jumlah tertentu. Bila di konsumsi secara berlebih akan
mengakibatkan hipervitaminosis, jika sebaliknya maka akan terjadi hypovitaminosis.
Kondisi defesiensi vitamin lebih banyak terdapat baik pada vitamin yang larut dalam
lemak maupun yang tidak, sedangkan untuk hypervitaminosis umumnya pada
vitamin yang larut dalam lemak.
Mineral
Di golongkan dalam 3 kelompok yakni :
a. makro elemen yang terdapat dalam jumlah yang besar (Na,K,Ca,Mg,P,S,Cl)
fungsinya : sebagai bagian dari zat aktif dalam metabolime,struktur sel,maupun
cairan tubuh)
b. mikro elemen yang terdapat dalam jumlah yang kecil ( Fe , Cu,Co,Zn,F.dll)
fungsinya :berhubungan dengan enzim
c. trace element bagian dari mikro elemen tetapi di perlukan lebuh sedikit lagi
(Cu,Co,Zn)
3. Pengaruh hormonal
a. Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil yang melekat pada
permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi baik yaitu
terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine gland karena
hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar endokrin lainya.2
adrenokortikal,
yang
selanjutnya
akan
mempengaruhi
d. Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher,
tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak
terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan
mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa
menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah
berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut
mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu triiodo-tironin (T3). Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif,
sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh
berbagai
faktor,
diantaranya
kebutuhan
tubuh
dari
waktu
ke
waktu.
Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya
aktif jika tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah
hormon tiroid yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama
secara benar:
o
hipotalamus
kelenjar hipofisa
e. Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di
kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell)
yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan
granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil
yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar
mitokondria dalam sitoplasmanya.
10
Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini
meningkat seiring usia, tetapi pada sebagianbesar binatang dan manusia muda, sel
oksifil ini tidak ditemukan. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi
Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTHjuga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di
tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme
karena terjadi peningkatan jumlahyang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga
meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang
secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini
tampaknya
disebabkan
hanya
akibat
stimulasi
pembentukan
1,25
dihidroksikolekalsiferol.
11
Kurang Gerak/Olahraga
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh.
Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor :
a) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum;
b) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi minimal tubuh.
Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari
pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga
pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting.
Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak
kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal.
Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolisme basal tubuhnya.
Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat
kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga
secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang
tersebut. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena
dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya
metabolis normal.
Pola makan (Menu )
Pola makan yang tidak teratur tidak lengkapnya komposisi makanan justru dapsat
meyebabkan ketidakseimbanngan dalam tubuh.biasanya orang yang mengalami kelebihan
berat badan, cendrung mengurangi porsi makan yang justru akan membuat lemas dan
menimbulkan efek buruk bagi tubuh.hal yang benar ialah mengatur pola makan dan
mengatur porsi makan tanpa mengurangi zat makanan yang di butuhkan tubuh.Adapun
porsi standart bagi orang dewasa sebagai berikut :1
a)
standart porsi makanan pokok adalah 100 gr beras atau yang berbentuk nasi sebanyak
1
gelas.
12
b)
standar porsi lauk pauk adalah 50 gr daging (mentah ) atau ikan.dapat pula di ambil 50
gr tempe ( 2 potong ) atau 100 gr tahu.
c)
standar porsi sayur ialah satu mangkok sayur dengan isi sayur daun hijau dan isi
lainnysa
d)
bewarna warni.
standar porsi buah terdiri atas 100 gr ( satu potong ) papaya,atau 75 gr (satu buah
pisang).dapt pula di ambil buah lainya yang beratnya kira-kira sama dengan buah di
atas.
Dan untuk frekuensi normal makan untuk sehari 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan
selingan.untuk komposisi gizi nya yang normal karbohidrat 65-70% total kalori/hari, lemak
20-35% total kalori/hari dan protein 10-15% total kaloori / hari. Jika semuanya lewat dari
batas normal maka tidak menutup kemungkinan terjadinya obesitas.
kemudian dengan hasil akhir asam piruvat yang akan dioksidasi lebih lanjut dalam siklus
asam sitrat.
13
b. Glikolisis aerob
Sering di kenal sbagai siklus crebs (TCA;siklus asam sitrat). Terjadi di mitokondria
meupakan rangkaian reaksi yang melakukan oksidasi terhadap asetil koA sehingga di
hasilkan energi. Siklus ini terdiri dari 1 molekul asetil ko A bergabung dengan asam
oksaloasetat menjadi asam sitrat.
Dan di ubah lagi menjadi isositrat akan terjadi reaksi sampai pembentukan alfa keto
glutarat yang berubah menjadi suksinil ko A yang memebebaskan Ko Ash nya menjadi
suksinat di ubah lagi jadi fumarat dan pada akhirnya menjadi malat dan oksaloasetat
yang akan di pakai lagi mengawali siklus asam sitrat.
c. Gliogenesis dan glikogenolisis
Kedua reaksi ini erat kaitannya dengan kestabilan kadar gula darah dalam tubuh
seseorang. Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa.sedangkan
glikogenolisis merupakam pembentukan glukosa dari pemecahan glikogen.
d. HMP-shunt
Berlangsung di dalam sitosol sel.keperluan utama nya adalah menghasilkan pentosa
yang kemudian DNA dan RNA.selain itu ada tambahan NADPH yang bermanfaat bagi
biosintesa asam lemak
e. Glukoneogenesis
Merupakan adalah reaksi pembentukan glukosa dari senyawa non karbohidrat.reaksi ini
dapat berlangsung jika tubuh dalam keadaaan kekurangan glukosa untuk memenuhi
keperluan energi yang di perlukan tubuh.
Metabolisme Protein
Beberapa asam amino merupakan asama amino yang essential secara nutrisi, yaitu asamasam amino ini harus didapatkan dari makanan, sednagkan asam amino lainnya dapat
disintesis dalam tubuh dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism.
14
Metabolisme Lemak
Lemak merupakan kelompok senyawa heterogen yang berkaitan dengan asam lemak, baik
secara aktual maupun potensial. Sifat umum lemak yaitu relative tidak larut dalam air dan
larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, alcohol dan benzena. Lipid
diklasifikasikan menjadi:4
1.
Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Misalnya: lilin dan
minyak.
2. Lipid majemuk adalah ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol dan
asam lemak yang terikatpada alkoholnya. Misalnya: fosfolipid, glikolipid, solfolipid,
amino lipid dan lipoprotein.
3. Derivate lipid, misalnya: alkohol, asam lemak, gliserol,steroid, lemak-lemak aldehid dan
vitamin A, D, E, dan K.
15
Fungsi dari lemak adalah sebagai energi cadangan, pembentukan membrane sel, bahan
bakar tubuh, bersama protein sebagai alat angkut, penggerak hormone, agen pengemulsi,
isolator panas memelihara organ tubuh, melindungi organ tubuh dll.
Pemecahan lemak menjadi asam lemak, monogliserida, kolin dan sebagainya, terjadi hampi
semuanyasecara eksklusif dalam duodenum dan jejunum, melalui kerja sama antara garagaram empedu dan lipase pancreas, dalam lingkungan pH yang lebih tinggi yang disebabkan
oleh sekresi bikarbonat.
Asam-asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari
lemak yang terbenuk olah proses pencernaan, diserap ke dalam sel mukosa intestine.
Penyerapan terjadi dengan jalan difusi pasif, terutama dalam setengah bagian atas usus
kecil. Garam-garam empedu yang disekresi untuk menolong pencernaan dan penyerapan
akan diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Setelah masuk ke dalam mukosa intestin, trigliserida, fosfolipid dan ester kolesterol
disintesis kembali, di bungkus dengan sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam
kilomikron ke dalam ruang ekstraselular, memasuki lacteal system limfe.
Bagian terbesar dari lemak makanan yang telah memasuki system limfe secara perlahan
memasuki aliran darah (sebagai kiomikron) melalui ductus turachicus jadi mencegah
perubahan besar kadar lemak darah permukaan. Masuknya darah ke dalam darah dari limfe
terus selama berjam-jam setelah makan banyak lemak. Kilomikron dan VLDL terutama
diproses oleh sel-sel adipose dan urat daging. Apoprotein di permukaan mengaktifkan lipase
lipoprotein (LPL) yang terikat pada permukaan pembuluh darah kecil dan kapiler dalam
jaringan-jaringan tersebut. Ini menyebabkan pembebasan secara local asam lemak bebas
yang secara cepat diserap an digunakan untuk energy atau diinkoporasikan kembali menjadi
trigliserida untuk digunakan kemudian. Kelebihan fosfolipid permukaan dan beberapa
kolesterol dan protein dipindahkan ke HDL. Sisa trigliserida yang terdeplesi dalam
kilomikron, dengan ester kolesterol memasuki hati melalui reseptor khusus. 9
Di dalam hati, ester kolesterol akan mendapat proses esterifikasi dan bersama asam-asam
lemak memasuki pool hati yang ada. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu atau
diesterifikasi dan diinkoporasikan ke dalam VLDL untuk nanti diangkut lebih lanjut. Asamasam lemak terbentuk terutama dari kelebihan karbohidrat yang tidak dibutuhkan secara
local untuk enegi atau membrane sel diinkorporasikan kembali ke dalam trigliserida.
16
Dan bersama fosfolipid, koleserol dan protein dikemas dalambentuk VLDL hati memasuki
aliran darah dan melalui lintasan yang sama dengan VLDL-intestin.yaitu khilangan komponen
trigliserida sampai lipase lipoprotein. Tetapi umumnya, lebih lama dalam plasma daripada
kilomikron.
Hampir semua asam lemak memasuki jaringan lemak atau urat daging untuk disimpan dalam
bentuk trigliserida. Lipoprotein yang tinggal itu menjadi LDL atas pertolongan HDL dan
Lechithin-Cholsterol Acyl Transferase (LCAT) yang mengesterifikasi kolesterol dengan asam
lemak poli tidak jenuh dari posisi 2 pada lesitin. LDL yang pada prinsipnya terdiri dari inti
ester kolesterol, protein dan fosfolipid permukaan kemudian diambil oleh hampir semua
jaringan permukaan. Pengambilan LDL secara normal juga tergantung ikatannya pada
reseptor terutama pada membrane sel. Reseptor-reseptor tesebut bisa tidak mempunyai
atau mengandung secara tidak sempurna salah satu atau lebih bentuk-bentuk
hiperkolesterolemia yang sehubungan. Kalau LDL plasma meningkat, peningkata
katabolisme
terjadi
atas
pertolongan
makrofag-makrofag
retikuloendotelial
atau
17
1. Umur
2. Berat Badan
3. Tinggi Badan
4. Lingkar Lengan Atas (LLA)
5. Lingkar Kepala
6. Lingkar Kepala
Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa
parameter disebut indeks antropometri.6
1. Berat badan menurut umur (BB/U)
Indeks BB/U merefleksikan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak. Indeks ini
menggambarkan status gizi masa kini, baik digunakan apabila data umur tidak diketahui. Karena
indeks ini menggambarkan proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan maka indeks ini
merupakan indikator kekurusan (wasting). Dengan sifat labil, indeks BB/U menggambarkan status
gizi pada masa kini. Indeks ini dapat mendeteksi apakah seorang anak beratnya kurang atau sangat
kurang, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah seorang anak mengalami
kelebihan berat badan atau sangat gemuk.
2. Berat badan menurut panjang atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Berat badan mempunyai hubungan linear dengan tinggi badan. Pada keadaan normal, maka
perkembangan berat badan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu.
Indeks ini menggambarkan status gizi masa kini, baik digunakan apabila data umur tidak diketahui.
Karena indeks ini menggambarkan proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan, maka indeks
ini merupakan indikator kekurusan (wasting).
3. Panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal maka tinggi
badan akan tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti
berat badan, dimana tinggibadan relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi dalam jangka pendek.
Indeks ini menggambarkan keadaan stunting.
18
VI. Kesimpulan
Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena makanan
merupakan sumber energi tubuh. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan
energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh,
dan untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan
kembali, dan pergerakan sel. Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup
nutrisi. ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan pengeluaran
energi oleh tubuh menyebabkan obesitas.
19
Daftar Pustaka
1. Mary E. Barasi. Ilmu gizi at glance. Penerjemah: Halim H, Nutr. M, Jakarta: EMS; 2009
2. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi XXV. Penerjemah Hartono
Andry, Jakarta: EGC; 2003
3. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi IX. Penerjemah: Setiawan I, Tengadi
LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC; 1996.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta:EGC, 2001
5. Silvia A. P., Lorraine M.W. Patofisiologi. Ed. 6. Jakarta : EGC. 2005.
6. Ilmu Gizi. 2008. Diunduh dari; www.scribd.com
20