Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ACARA III
TEKNOLOGI PENGEMASAN UNTUK KOMODITAS HORTIKULTURA
OLEH
NAMA
NIM
KELAS
ROMBONGAN
:
:
:
:
ISMAYA AZIZAH
A1L008086
B
2
A. PENDAHULUAN
Tanaman buah adalah tanaman yang menghasilkan buah yang dimakan
(dikonsumsi) dalam keadaan segar, baik sebagai buah meja atau bahan terolah dan
secara umum tidak tahan disimpan lama. Sifat produk tanaman buah adalah
sebagai berikut:
1.
rusak,
sehingga
diperlukan
suatu
teknologi
untuk
Resiko besar
Buah dengan sifat mudah rusak akan berpengaruh terhadap
ketersediaan dan permintaan pasar, sehingga fluktuasi harga tinggi.
Misalnya perubahan cuaca, adanya serangan hama atau penyakit
tertentu akan mempengaruhi produksi baik kuantitas maupun kualitas.
3.
Musiman
Tanaman buah umumnya tanaman berumur panjang (prennial),
sehingga berbuah adalah musiman yang berakibat tidak tersedia setiap
saat. Pada musim berbuah umumnya produk melimpah, sehingga
diperlukan suatu teknologi untuk dapat menampung produk tersebut.
4.
Bulky
Buah umumnya mempunyai kandungan air tinggi, sehingga
memerlukan ruang besar atau perlakuan khusus di dalam transportasi
maupun di penyimpanan. Hal tersebut akan menyebabkan biaya
tinggi.
5.
Spesialisasi geografi
Tanaman buah membutuhkan agroklimat tertentu untuk
menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas tertentu. Misalnya:
salak Bali, jeruk Siam madu Karo, duku Palembang, rambutan Binjai,
dan sebagainya.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Agar mahasiswa dapat membedakan komoditas yang dikemas
maupun yang tidak dikemas dari segi masa kesegaran, estetik, dan
ekonomis.
2. Agar mahasiswa dapat mendemonstrasikan proses pengemasan
suatu komoditas.
C. METODE
1.
Bahan
1) Sayuran dan buah-buahan, seperti baby corn, buncis, dan tomat
2) Solusi ppm 100 mama lemon dan 200 ppm
3) Kalsim klorida (CaCl2) 300 ppm dan 0,75%
b.
Alat
1) Bak plastik, nampan, sendok
2) Cutting board
3) Filter
4) Styrofoam piring
5) Stretch film plastik//plastik pembungkus
2.
Waktu pelaksanaan
Praktikum pematangan buah dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret
2011.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Sayuran diangkat dan diatur di atas piring Styrofoam dan ditutup dengan
plastik stretch film/plastik pembungkus.
D. HASIL PENGAMATAN
Komoditas
Buncis
Kemas /
tidak
Kriteria
Dikemas
Tidak
dikemas
Hari
II
Warna
Tidak
berubah
Tidak
berubah
Kesegaran
Segar
Kontaminasi
Tidak ada
Tetap
segar
Tidak ada
Warna
Tidak
berubah
Segar
Kesegaran
Baby corn
Dikemas
Tidak
dikemas
Kontaminasi
Warna
Kesegaran
Tidak ada
Hijau muda
kuning
Segar
Kontaminasi
Tidak ada
Warna
Hijau muda
kuning
Segar
Kesegaran
Tomat
Dikemas
Tidak
dikemas
Kontaminasi
Warna
Kesegaran
Tidak ada
Merah
kekuningan
Segar
Kontaminasi
Tidak ada
Warna
Merah
kekuningan
Segar
Tidak ada
Kesegaran
Kontaminasi
Tidak
berubah
Tetap
segar
Tidak ada
Tetap
Tetap
segar
Sedikit
berlendir
Hijau
pucat
Mulai
mengkerut
Tidak ada
Tetap
Tetap
segar
Sedikit
berlendir
Merah
menua
Mulai layu
Tidak ada
III
Muncul
warna
coklat
Masih
segar
Bintik
kecoklatan
Kusam
Tidak
segar
Bakteri
Klobot
mencoklat
Biji mulai
keriput
Jamur
Kuning
kecoklatan
Biji mulai
layu
Tidak ada
Tidak
berubah
Masih
segar
Masih ada
lendir
Kusam
Layu
Bakteri
E. PEMBAHASAN
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan,
dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena
pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah
wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap
makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan selamat, secara kuantitas maupun kualitas (Anonim, 2011).
Menurut Tjitrosoepomo, dkk (1986), perbaikan-perbaikan dalam
pengemasan memberikan saham yang besar terhadap pemasaran buah-buahan dan
sayur-sayuran segar yang lebih efisien. Para konsumen sekarang menerima
barang-barang dalam keadaan yang lebih segar dan kerusakan yang lebih sedikit,
dengan potensi ketahanan yang lebih lama, dan daya tarik dan kemudahan yang
lebih besar daripada sebelumnya karena kemajuan-kemajuan dalam pengemasan.
Pengemasan modern memberi sumbangan terhadap perbaikan penanganan bahan
makanan antara petani dengan konsumen.
Dalam keseluruhan sistem penanganan pascapanen, pengemasan dapat
sebagai baik alat bantu maupun sebagai penghambat untuk mencapai masa simpan
mutu yang maksimum. Pengemas membutuhkan ventilasi namun harus cukup
kuat untuk mencegah kerusakan karena beban. Jika produk dikemas untuk
memudahkan penanganan, karton berlapis lilin, krat kayu dan kemasan plastik
yang kaku adalah lebih baik dibandingkan kantongan atau keranjang terbuka,
karena kantongan dan keranjang tidak memberikan perlindungan terhadap produk
jika ditumpuk (Utama, 2003).
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan
melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan,
diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan
adalah sebagai berikut:
1.
Mewadahi
produk
selama
distribusi
dari
produsen
hingga
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
penggunaan
udara
termodifikasi
yang
menguntungkan.
d. Memberi barang yang bersih dan memenuhi persyaratan
kesehatan.
e. Dapat menghindarkan pencurian.
4. Memberikan pelayanan dan motivasi penjualan.
5. Mengurangi beaya pengangkutan dan pemasaran.
6. Memungkinkan penggunaan cara-cara pengangkutan baru.
Teknologi pengemasan dari yang sederhana sampai modern yaitu sebagai
berikut:
2. Semi mekanik
Dengan menggunakan tangan, dibantu peralatan tertentu, misalnya
menutup botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk
merekatkan plastik.
3. Mekanis
Dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motor
berkecepatan tinggi. Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan
proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti pengisian botol
minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya (Anonim, 2010).
Teknologi pengemasan yang dilakukan pada saat praktikum yaitu dengan
metode semi mekanik. Pengemasan tetap menggunakan tangan tetapi dibantu
peralatan tertentu yaitu styrofoam piring dan stretch film plastik/plastik
pembungkus. Styrofoam merupakan polimer sintetik selain plastik yang sering
digunakan sebagai pengemas makanan. Sifat fisik styrofoam yang relatif tahan
bocor, ringan, praktis, dan dapat menjaga suhu makanan dengan baik, membuat
styrofoam menjadi primadona sebagai pengemas makanan, apalagi didukung
harga styrofoam yang sangat murah, yaitu hanya 1/3 -1/2 kali kertas. Styrofoam
digunakan sebagai alas tempat produk hortikultura (buncis, tomat dan baby corn)
diletakkan. Plastik merupakan bahan kemasan yang paling populer dan sangat luas
penggunaannya. Bahan kemasan ini memiliki berbagai keunggulan yakni,
fleksibel (dapat mengikuti bentuk produk), transparan (tembus pandang), tidak
mudah pecah, bentuk laminasi (dapat dikombinasikan dengan bahan kemasan
lain), tidak korosif dan harganya relatif. Plastik digunakan untuk membungkus
dan melekatkan produk hortikultura yang sudah ditempatkan pada styrofoam.
Pada praktikum ini, produk hortikultura yaitu buncis, tomat dan baby
corn direndam pada air yang dicampur dengan mama lemon selama 20-30 detik.
Kemudian re-drain selama 30 detik. Setelah itu buncis, tomat dan baby corn
direndam dengan larutan CaCl2 konsentrasi 300 ppm selama 15-30 detik,
kemudian re-drain. Penggunaan mama lemon bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran pada permukaan kulit buah dan residu pestisida yang masih
menempel. Sedangkan penggunaan larutan CaCl 2 bertujuan untuk menekan laju
penuaan
sebelum
dipasarkan.
Perlakuan
perendaman
sendiri
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Komoditas hortikultura baik buncis, tomat maupun baby corn
dilihat dari masa kesegaran, estetik, dan ekonomis adalah lebih
baik produk yang dikemas.
2. Pengemasan
disebut
juga
pembungkusan,
pewadahan
atau
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pengemasan. (Online). http://wapedia.mobi/id/Pengemasan
diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 21.07 WIB.
Anonim.
2011.
Pengemasan
Bahan
Pangan.
(Online).
http://www.smallcrab.com/kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan
diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 16.10 WIB.
Cendana.
2010.
Shrink
Packaging
Machine.
(Online).
http://omduszbani.blogspot.com/2010/06/shrink-packaging
machine.html diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 20.56 WIB.