PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dapat
dilakukan
secara
sembarangan.
Penyusunan
kurikulum
tiga tahun sekali LAN melakukan inovasi kurikulum Diklat Prajabatan dalam
menjawab tantangan dam sekaligus kebutuhan masyarakat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan
Kurikulum
membentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh
nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku displin PNS, dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatauan Republik
Indonesia, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat. Sasaran penyelenggaraan Diklat
Prajabatan adalah terwujudnya PNS yang profesional.
BAB II
ISI
2.1 Kurikulum
Kurikulum
adalah
suatu
perencanaan
untuk
mendapatkan
keluaran
kurikulum dalam sebuah pendidikan itu hanya terbagi menjadi empat saja,
mereka adalah Tujuan, Isi dan Materi, Interaksi Belajar Mengajar di Sekolah,
dan yang terakhir adalah Penilaian. Pendapat tersebut layak untuk
diaplikasikan dalam kurikulum yang ada di setiap sekolah.
Kemudian, pendapat dari Soemanto tersebut juga diikuti oleh Ahli Pendidikan
Indonesia Nasution. Beliau mengatakan bahwa komponen yang memiliki 4
poin tersebut akan mampu untuk membentuk strategi pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan bagi para siswanya. Namun demikian, meskipun
banyak ahli yang setuju dengan hal tersebut ada beberapa yang kontras.
Beberapa ahli lainnya menyebutkan bahwa komponen yang ada dalam sebuah
kurikulum itu tidak terbagi menjadi 4 yaitu menjadi 5. Yaitu Tujuan, Isi
Materi, Sarana dan Prasarana, Strategi dan Proses Belajar Mengajar.
Meskipun banyak perbedaan dalam hal ini namun maknanya tetap sama yaitu
kurikulum adalah sebuah media yang penting untuk mengatur strategi sistem
belajar mengajar yang baik dan juga melakukan evaluasi langsung terhadap
siswa yang diajar nantinya. Fungsi dari kurikulum itu sendiri juga ada
beragam banyaknya. Fungsi dari kurikulum adalah untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Yakni menciptakan generasi penerus bangsa dan
negara yang cerdas dan mampu berkompeten dalam ilmu pengetahuan yang
ada saat ini. Para generasi penerus juga wajib untuk belajar dengan sungguhsungguh untuk masa depannya. Sementara para pengajar nantinya akan
memfasilitasi para murid dengan sistem pembelajaran yang sudah ada dan
juga digunakan oleh semua kalangan.
2.2 Analisis dan Deskripsi Struktur Kurikulum Diklat Prajabatan
Untuk mencapai kompetensi PNS yang profesional seperti yang diuraikan
pada Bab I, struktur kurikulum Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III terdiri
atas empat tahap pembelajaran yaitu :
1. Tahap Internalisasi NilaiNilai Dasar Profesi PNS;
2. Tahap Pembentukan Sikap dan Perilaku Displin PNS;
Diklat
ini
memfasilitasi
pembentukan
nilai-nilai
dasar
Diklat
ini
memfasilitasi
pembentukan
nilai-nilai
dasar
nilai-nilai
dasar
etika
dalam
mengelola
pembelajaran
ini
membekali
peserta
dengan
kemampuan
peranan
dan
demonstrasi.
Keberhasilan
peserta
dinilai
dari
dan
demonstrasi.
Keberhasilan
peserta
dinilai
dari
Diklat
ini
membekali
peserta
dengan
kemampuan
10
yang
masih
dibutuhkan
dalam
yang
masih
dibutuhkan
dalam
12
13
14
Menurut Tyler 91949, hal 63)" Learning take place through the active
behavior of the student; it is what he does that he learns, not whatthe
teacher does " Dari kontek ini jelas bahwa kegiatan belajar timbul dari
interaksi aktif antara peserta didik dengan kondisi eksternal dalan suatu
prosesn belajar mengajar.
itu
sesungguhnya
akan
mampu
memberikan
15
Jika ditinjau dari aspek substansi materi, peserta diklat rata-rata belajar
satu hingga dua hari berturut-turur untuk satu mata diklat, dimana satu
harinya 24 Jam Pelajaran, tanpa ada pengontrolan terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan oleh Widyaiswara Selain itu juga terdapat
overlap beberapa mata diklat disebabkan yang diserahkan kepada
widyaiswara hanya konten dan pengembangannya diserahkan kepada
pengajar itu sendiri , ditambah lagi tidak danya kon trol dari pimpinan
terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung selama ini.
Jelas Peserta tidak akan pernah mencapai pengetahuan, learning
experience apalagi competensi, berarti mutu pendidikan dan pelatihan
Prajabatan tidak dapat mengaharapkan kebutuhan dimasa datang.
Dengan demikian konten atau isi dalam hal ini mata diklat yang
ditawarkan hendklah memperhitungkan dari berbagai aspek, jangan
sampai mengabaikan tujuan yang sesungguhnya dari suatu pelatihan.
16
kebutuhanpeserta dan
kebutuhan
masyarakat, karena
peserta tidak
Dengan kondisi ini berarti peserta diklat dijejal dengan materi yang tidak
relevan dengan kehidupannya di masa yang akan datang, Apapun profesi
atau bidang tugas yang diemban, semuanya menerima materi yang sama,
tanpa memperhitungkan kebutuhan ril di lapangan yang sesungguhnya,
dan pada akhirnya selesai diklat maka selesailah masa persakitan mereka,
semua materi tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap bidang tugas
masing-masing. Jika di analisis semua mata diklat yang diberikan adalah
bagus, akan tetapi kajiannya hanya bersifat umum di samping masih ada
materi yang harus diberikan di samping mata diklat yang ada.
lainnya.
Organisasi
vertikal
mencakup
urutan
dan
Pengalaman selama ini oleh karena didesak oleh waktu yang padat,
organisasi horizontal berupa keterkaitan antara mata diklat yang satu
cenderung terabaikan. Begitu juga kemampuan widyaiswara sangat
terbatas
Dalam hal ini heart kurikulum tidak ada dalam kurikulum Diklat
Prajabatan berarti proses belajar mengajar tidak memiliki personal
17
meaning dan peserta yang diisi hanya head peserta, tapi juga perlu
dipertanyakan kemangkusannya, mengingat belajar terlalu dipaksakan. Di
samping itu bagian terpenting dari pendidikan itu sendiri ialah aspek
karakter dan tingkah laku, atau integritas menjadai terabaikan. Adalah
wajar PNS di negeri ini selalu mendapatkan kritikan negatif oleh
masyarakat selama ini.
Ada lima kriteria organisasi konten dan pengalaman belajar yaitu:
a. Ruang lingkup,
b. Integrasi,
c. Urutan,
d. Kesinambungan dan
e. Keseimbangan/artikulasi (Orrnstein & Hunkins, 1988)
Adapun Kriteria ruang lingkup mencakup materi dan pengalamn belajar
baik dilihat dari segi keluasan dan kedalaman, kriteria integrasi
menyangkut hubungan horizontal materi pelajaran yang satu dengan
semua mata pelajaran yang terkait, kriteria urutan menyangkut
usahauntuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan secara
vertikal. Ada empat prinsip urutan yaitu :
1. Dari yang sederhana ke yang kompleks merupakan pelajaran yang
diajarkan dimulai dari materi yang mudah ke materi yang sulit.
Termasuk dalam urutan ini adalah dari yang konkret ke yang abstrak
2. Dari bagian keseluruhan bagian-bagian dari suatu materi harus
dikuasai terlebih dahulu sebelum bagian lainnya.
3. Dari keseluruhan ke bagian dengan mendahulukan pemahaman secara
keseluruhan yang bersifat abstrak sebelum memahami bagiannagiannya.
4. Dari satu waktu ke waktu yang lain merupakan susunan materi
berurutan menurut waktu kejadian, seperti dalam materi pelajaran
sejarah dan lain-lain.
Kriteria kontiniunitas menyangkut hubungan vertikal materi / kegiatan
belakar,kriteria artikulasi dan keseimbangan menyangkut saling terkait
18
mencapai
tujuan
atau
tidak.
Oleh
karena
itu
dan
Hunkins).
evaluasi
adalah
19
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan penjabaran di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Supaya permasalahan dalam mendesain kurikulum Diklat Prajabatan perlu
memperhatikan bebrapa hal , sehingga empat komponen kurikulum saling
berintegrasi
dalam
mendesaian
kurikulum
supaya
menghasailkan
mengimplementasikan
kurikulum
diperlukan
program
pendidikan yang terdiri dari program studi yang memuat " cultural
heritage " dan " store of knowledge.
c. Setiap pengembangan dan pengajaran harus beupaya peduli terhadap
empat komponen kurikulum, yaitu : (a) tujuan yang ingin dicapai, (b)
pengalaman belajar, (c) susunan pengalaman belahar dan (d) evaluasi.
21