Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Tuntunan Bersuci Ala Nabi

Shallallahualaihi wa sallam
Bismillah. Segala puji milik Allah yang hanya kepadaNya kita beribadah. Shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada baginda Rasulullah shallallahualaihi wa sallam yang telah
mengajarkan tata cara beribadah kepada Allah dengan sempurna. Oleh karena itu, petunjuk
beliaulah yang terbaik untuk kita ikuti.
Pembaca yang dirahmati Allah, thoharoh (bersuci) adalah salah satu ibadah yang Allah
perintahkan kepada kita semua. Ibadah ini sangat penting karena menjadi syarat keabsahan
ibadah shalat kita. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : Shalat
tidak diterima (tidak sah-pen) tanpa bersuci terlebih dahulu (HR. Muslim). Pada kesempatan
kali ini, penulis menyampaikan ringkasan tata cara bersuci sesuai tuntunan Nabi
shallallahualaihi wa sallam yang kami nukil dari beberapa kitab-kitab fikih.
Definisi Thoharoh
Secara bahasa, thoharoh adalah bersih. Secara istilah syariat, thoharoh adalah menghilangkan
hadats dan najis dengan sarana tertentu dan dengan tata cara tertentu. Thoharoh hukumnya
wajib. Para ulama membagi thoharoh menjadi 2 yaitu thoharoh haqiqoh dan thoharoh
hukmiyah. Thoharoh haqiqoh yaitu bersuci dari najis yang berada pada badan, pakaian atau
tempat. Thoharoh hukmiyah yaitu bersuci dari hadats dengan wudhu, mandi, atau tayamum.
Wudhu
Wudhu yaitu beribadah kepada Allah dengan membasuh dan mengusap anggota wudhu yang
empat (wajah, tangan, kepala dan kaki) dengan tata cara tertentu. Wudhu hukumnya wajib
bagi setiap orang yang berhadats kecil dan hendak mengerjakan shalat. Allah Taala
berfirman (yang artinya) : Wahai orang-orang yang beriman apabila kalian hendak
mengerjakan shalat maka basuhlah wajah kalian, tangan kalian sampai siku-siku, usaplah
kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai mata kaki (QS. Al-Maidah : 6).
Wudhu adalah syarat sah dan diterimanya shalat kita. Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam bersabda (yang artinya) : Allah tidak menerima shalat seseorang di antara kalian
(yang dikerjakan-pen) dalam kondisi berhadats sehingga ia berwudhu (terlebih dahulu-pen)
(HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut ringkasan tata cara wudhu yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam :
[1] Berniat di dalam hati untuk menghilangkan hadats kecil. Niat tidak perlu diucapkan
dengan lisan karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa sallam.
[2] Membaca bismillah.
[3] Membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali.
[4] Berkumur-kumur, ber-istinsyaq (menghirup air lewat hidung) dan ber-istintsar
(mengeluarkan air lewat hidung) sebanyak 3 kali dengan 3 caukan air.
[5] Membasuh wajah sebanyak 3 kali. Bagian yang disebut wajah yaitu dari tempat normal
tumbuhnya rambut sampai dagu dan dari telinga kanan ke telinga kiri.
[6] Membasuh kedua tangan sampai siku-sikunya. Caranya yaitu membasuh tangan kanan
sampai siku-sikunya sebanyak 3 kali terlebih dahulu, baru membasuh tangan kiri sampai
siku-sikunya sebanyak 3 kali.

[7] Mengusap kepala sebanyak 1 kali. Caranya yaitu membasahi kedua telapak tangan, lalu
diletakan di ujung kepala. Kemudian, kedua telapak tangan digerakkan ke belakang sampai
tengkuk. Setelah itu, kedua telapak tangan digerakan ke ujung kepala.
[8] Mengusap kedua telinga sebanyak 1 kali. Caranya yaitu memasukan jari telunjuk kanan di
lubang telinga kanan dan jari telunjuk kiri di lubang telinga kiri. Lalu, ibu jari kanan
diletakkan di daun telinga kanan bagian luar dan ibu jari telinga kiri diletakkan di daun
telinga kiri bagian luar kemudian masing-masing ibu jari diputar untuk mengusap bagian luar
telinga.
[9] Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki (termasuk tumit-pen) sebanyak 3 kali.
Caranya yaitu dengan membasuh kaki kanan sampai mata kaki terlebih dahulu kemudian kaki
kiri sampai mata kaki.
[10] Membaca doa setelah berwudhu : Asyhadu all ilha illallh wahdahu l syarkalah wa
asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allhummajaln minattawwbna
wajaln minal mutathahhirn (Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi
kecuali Allah, tidak ada sekutu bagiNya dan saya bersaksi bahwa muhammad adalah hamba
dan utusan Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri).
Catatan :
[1] Dibolehkan untuk membasuh anggota-anggota wudhu sebanyak 1 kali basuhan atau 2 kali
basuhan dikarenakan terdapat hadits shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam pernah melakukannya.
[2] Dibolehkan mengusap bidai dan perban yang menutupi anggota wudhu yang terluka
sebagai ganti dari membasuhnya. Hal ini berlaku ketika luka belum sembuh. Jika luka sudah
sembuh maka harus dibasuh.
[3] Disyariatkan mengusap khuf (sejenis sepatu yang menutupi mata kaki-pen) dan kaos kaki
sebagai ganti dari membasuh kaki. Syarat mengusap khuf dan kaos kaki yaitu (1) Dipakai
dalam kondisi suci. (2) Khuf dan kaos kaki harus suci. (3) Mengusap khuf dan kaos kaki
karena hadats kecil saja. (4) Masa tenggang mengusap yaitu 24 jam bagi yang mukim dan 3 x
24 jam bagi yang musafir.
[4] Jika dijumpai air yang hanya cukup untuk membasuh sebagian anggota wudhu maka
gunakan air tersebut untuk wudhu dan anggota tubuh yang tidak terjatah air diganti dengan
tayamum.
Mandi
Mandi adalah beribadah kepada Allah dengan membersihkan semua anggota badan. Mandi
hukumnya wajib bagi orang yang terkena hadats besar. Allah Taala berfirman (yang artinya)
: Jika kalian junub (terkena hadats besar-pen) maka bersucilah (mandilah-pen) (QS. AlMaidah : 6).
Berikut ringkasan tata cara mandi yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam :
[1] Berniat di dalam hati untuk menghilangkan hadats besar. Niat tidak perlu diucapkan
dengan lisan karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa sallam.
[2] Membaca bismillah.
[3] Membasuh telapak tangan sebanyak 3 kali.
[4] Membasuh kemaluan dengan tangan kiri.
[5] Berwudhu secara sempurna seperti wudhu untuk shalat.
[6] Menyela-nyela rambut kepala dengan tangan yang telah dibasahi air sampai kulit kepala
basah.

[7] Menuangkan air ke kepala sebanyak 3 kali.


[8] Mengguyur semua anggota tubuh di mulai dari sisi kanan terlebih dahulu
Catatan :
[1] Apabila ada anggota badan yang terluka dan harus ditutup dengan perban maka untuk
bagian tubuh tersebut cukup diusap perbannya sebagai ganti dari membasuhnya. Hal ini
berlaku ketika luka belum sembuh. Jika luka sudah sembuh maka harus dibasuh.
[2] Jika dijumpai air yang hanya cukup untuk membasuh sebagian anggota mandi maka
gunakan air tersebut untuk mandi dan anggota tubuh yang tidak terjatah air diganti dengan
tayamum.
Tayamum
Tayamum adalah beribadah kepada Allah dengan mengusapkan debu ke wajah dan telapak
tangan ketika seseorang tidak mampu menggunakan air karena tidak ada air atau karena air
membahayakan tubuhnya. Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi. Allah Taala
berfirman (yang artinya) : Jika kalian tidak menjumpai air (setelah mencarinya-pen) maka
bertayamumlah menggunkan permukaan bumi yang suci (debu dan sejenisnya-pen), maka
usaplah wajah kalian dan tangan (telapak tangan-pen) kalian (QS. Al Maidah : 6).
Berikut ringkasan tata cara tayamum yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam :
[1] Berniat di dalam hati untuk menghilangkan hadats kecil atau hadats besar. Niat tidak perlu
diucapkan dengan lisan karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam.
[2] Membaca bismillah.
[3] Menepukan kedua telapak tangan ke tanah dengan 1 kali tepukan lalu mengusapkannya
ke wajah dan kedua telapak tangan 1 kali saja.
Catatan : Sah tayamum dengan semua permukaan bumi baik itu debu, pasir, bebatuan atau
bagian yang tersambung dengan bumi semisal tembok. Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam bersabda (yang artinya) : Bumi dijadikan untukku sebagai masjid (tempat shalat)
dan alat untuk bersuci (HR. Bukhari). Rasulullah shallallahualaihi wa sallam juga pernah
bertayamum dengan menggunakan tembok sebagaimana yang diterangkan dalam hadits
Bukhari dari sahabat Abu Juhaim bin Al Harits Al Anshari.
Membersihkan najis
Najis adalah sesuatu yang dianggap kotor oleh syariat. Seorang muslim wajib
membersihkannya apabila najis tersebut mengenai badan, pakaian dan tempat. Yang termasuk
najis yaitu tinja manusia, air kencing manusia, wadhi, madhi, darah haid, kotoran hewan yang
tidak halal dimakan, air liur anjing, daging babi, bangkai (selain bangkai ikan, belalang,
hewan yang tidak berdarah).
Istinja
Istinja (cebok) adalah membersihkan sesuatu yang keluar dari kemaluan dan dubur dengan
menggunakan air, batu, daun atau semisalnya yang memiliki sifat membersihkan dan
dibolehkan secara syariat. Istinja hukumnya wajib.
Berikut ini beberapa adab istinja yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa
sallam :
[1] Beristinja dengan tangan kiri.
[2] Menyentuh kemaluan dengan tangan kiri.

[3] Membersihkan tangan setelah beristinja.


[4] Memercikan air ke kemaluan dan pakaian setelah istinja untuk menghilangkan was-was.
[5] Tidak beristinja dengan tulang dan kotoran yang mengering.
[6] Jika beristinja dengan batu atau semisalnya maka disyariatkan minimal dengan 3 batu.
Demikian penjelasan tata cara bersuci secara ringkas. Penjelasan yang lebih menyeluruh
tentang tema ini dapat pembaca temukan di buku-buku fikih. Semoga yang ringkas ini dapat
bermanfaat.
Penulis : Fitriyansah (Alumni Mahad Al Ilmi Yogyakarta)
Referensi :
[1] Min Al-Ahkm Al- Fiqhiyyah F At-Thahrah wa Ash-Shalt wa Al-Janiz karya
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
[2] Shahh Fiqh As-Sunnah jilid I karya Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim
[3] Fiqh As-Sunnah karya Sayyid Sabiq
[4] Taisrul Alm Syarh Umdah Al-Ahkm karya Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassm
[5] Al-Mausuah Al-Fiqhiyah Al-Muyassarah karya Husain bin Audah Al-Awaisah

Anda mungkin juga menyukai