Anda di halaman 1dari 26

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

A.

TUJUAN
1. Mengukur konduktivitas termal beberapa material yang berbeda
2. Menentukan tipe material sampel yang digunakan apakah konduktor atau
isolator

B.

ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada

gambar 1.

Gambar 1. Peralatan yang dibutuhkan pada percobaan

NO

NAMA PERALATAN

KETERANGAN

JUMLAH

Stand with insulating pad

Tempat material es

Generator uap

Penghasil uap

Tabung 1

Mengumpulkan es yang melebur

Tabung 2

Mengumpulkan

uap

yang

terkondensasi
5

Material berbeda

Masonite,wood,lexan,sheetrock

1 set

Termometer

Pengukuran suhu

Jangka sorong

Mengukur diameter es

Stopwatch

Pencatat waktu

C. TEORI DASAR
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport di mana perbedaan temperatur
menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang lain dari
benda yang sama pada temperatur yang lebih rendah. Panas yang ditransfer dari suatu titik
ke titik yang lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Bila panas yang di transfer tidak diikuti dengan perpindahan massa dari benda disebut
dengan peristiwa konduksi.
Penyelidikan terhadap konduktivitas termal adalah untuk menyelidiki laju dari
konduksi termal melalui beberapa material. Jumlah panas yang dikonduksikan melalui
material persatuan waktu dilukiskan oleh persamaan:
= kA
Dalam kasus perubahan temperatur sebagai akibat perubahan posisi yang sangat kecil
di mana x

0, maka berlaku:
=

Bila garis dari aliran panas adalah parallel , maka gradien temperatur pada setiap
penampang adalah sama. Untuk kondisi ini jumlah panas yang dikonduksikan persatuan
waktu dapat dituliskan dalam bentuk :
= kA
Dalam penampang
konduksi mengambil tempat,

= energi panas total yang dikonduksikan , A= luas dimana


= perbedaan temperatur dua sisi dari material,

= waktu

selama konduksi terjadi , h= ketebalan dari material dan k= konduktivitas termal dari
material.
Koefisien konduktivitas termal k didefinisikan sebagai laju panas pada suatu benda
dengan suatu gradien temperatur . Nilai konduktivitas termal penting untuk menentukan
jenis dari penghantar yaitu konduksi panas yang baik (good conductor) dan penghantar
panas yang tidak baik(good insulator). Karena itu nilai dari konduktivitas termal menjadi
penting untuk dibahas.

Nilai konduktivitas termal suatu material dapat ditentukan melalui pengukuran tak
langsung. Dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap beberapa besaran lain,
maka nilai konduktivitas termal secara umum dapat ditentukan melalui persamaan:
K=
Dalam teknik pengukuran konduktivitas termal, suatu plat material yang akan diuji
di jepitkan di antara satu ruang uap (stem chamber) dengan mempertahankan temperatur
konstan sekitar 100

dan satu blok es yang di pertahankan pada temperatur

Konstan 0 . Berarti perbedaan temperatur di antara dua permukaan dari material


adalah 100

. Panas yang di transfer diukur dengan mengumpulkan air yang berasal dari

es yang melebur . Es melebur pada suatu laju 1 gram per 80 kalori dari aliran panas (panas
laten untuk peleburan es). Karena itu konduktivitas termal dari suatu material dapat
ditentukan menggunakan persamaan:
K=
Dalam system CGS

kalor lebur es adalah 80 kal/gram(Tim eksperimen

fisika,2009).
Konduktivitas termal
Konduktivitas termal adalah suatu fenomena transport dimana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari suatu daerah benda panas ke daerah
yang lain dari benda yang sama pada temperatur rendah. Panas yang di transfer dari satu
titik ke titik lain melalui salah satu dari tiga metoda yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi: atom-atom hanya bergetar acak di tempat , sambil saling
bertumbukan .
Konveksi: atom-atom pindah tempat sambil membawa energy kinetic /
energy getar acak.
Radiasi: atom-atom bergetar , menghasilkan gelombang elektromagnetik
yang membawa energipotensial listrik magnet.

Konduksi
Yang menunjukan suatu batang logam yang pada keadaan kontak termal dengan
sebuah reservoir panas(tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin, suhu reservoir panas
adalah Tpanas , sedangkan suhu reservoir dingin Tdingin. Batang logam dibalut dengan
bahan yang tidak bisa menghantarkan panas(isolator).
Molekul-molekul pada reservoir panas memiliki energy yang lebih besar , yang
kemudian dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam
hingga bersingungan

Atom-atom pada batang logam kemudian

mentransfer energi

kepada atom-atom disebelahnya. Proses ini terus berlanjut , hingga akhirnya energi kalor
berpindah ke reservoir dingin, dan baru berhenti setelah mencapai kesetimbangan termal
Perpindahan kalor dengan cara seperti ini disebut konduksi . Jadi konduksi adalah
perpindahan kalor melalui sesuatu benda akibat interaksi molekuler. Kelajuan kalor
berpindah secara konduksi ternyata sebanding dengan luas penampang batang atau
medianya, selisih suhu antara kedua benda(kedua reservoir misalnya), dan berbanding
terbalik dengan panjang bidang batang. Terdapat konduktivitas termal menyatakan
kemampuan bahan menghantarkan kalor.(Hasra, Amran:2008)
Konduktivitas termal berbagai bahan pada 0

BAHAN

Konduktivitas termal(k)
W/M

Logam
Perak(murni)

410

Tembaga(murni)

385

Alumunium (murni)

202

Nikel(murni)

93

Besi(murni)

73

Baja karbon,1%

43

Timbal (murni)

35

Baja krom -

16.3

nikel(18%Cr,8%Ni)
Bukan logam
Kuarsa(sejajar sumbu)

41.6

Magnesit

4.15

Marmar

2.08-2.94

Batu pasir

1.83

Kaca, jendela

0.78

Kayu, maple atau ek

0.17

Serbuk gergaji

0.059

Wol kaca

0.038

Sumber (j.P. Holman,1993:6-10)

Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua
modus berikut : melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan melalui
elektron bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, diman terdapat elektron bebas yang
bergerak di dalam stuktur kisi bahan bahan , maka elektron di samping dapat mengangkut
muatan muatan listrik, dapat pula membawa energy termal dari daerah bersuhu tinggi ke
daerah bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam gas. Bahkan elektron ini sering di sebut
gas elektron (electron gas). Energi dapat pula berpindah sebagai energi getaran dalam
stuktur kisi bahan. Namun , pada umumnya perpindahan energi melalui gataran ini tidaklah
sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena itu, penghantar listrik yang baik selalu
merupakan penghantar kalor yang baik pula, seperti halnay tembaga, alumunium dan
perak. Sebaliknya isolator listrik yang baik merupakan isolator kalor pula. Konduktivitas
termal beberapa zat padat tertentu.
Konduktivitas termal berbagai bahan isolator juga diberikan dalam table.Sebagai
contoh, nilai untuk wol kaca(glass wol) ialah 0.038W/m
W/m

dan untuk kaca jendela 0.78

. Pada suhu tinggi , perpindahan energy pada bahan isolator berlangsung dalam

beberapa cara:konduksi melalui bahan berongga atau padat, konduksi melalui udara yang
terkurung dalam rongga rongga dan jika suhu cukup tinggi melalui radiasi.(j.P.
Holman,1993:6-10)

D. PROSEDUR KERJA
1. Mengisi benjana es dengan air lalu bekukan dalam freezer . Pekerjaan ini
dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan pratikum.
2. Mengukur ketebalan dari setiap material sampel yang digunakan dalam
pratikum(h).
3. Memasang material sampel pada tabung ruang uap seperti yang ditunjukan
pada gambar 2

Gambar 2. Susunan peralatan untuk konduktivitas termal

4. Mengukur diameter dari bloke s dan nilai ini dilambangkan dengan d1.
Tempatkan es tersebut di atas sampel.
5. Membiarkan es berada di atas sampel selama beberapa menit sehingga es mulai
melebur dan terjadi kontak penuh antara es dengan permukaan material sampel.
6. Mentukan massa dari tabung kecil yang digunakan untuk menampung es yang
melebur(Mt).
7. Mengumpulkan es yang melebur dalam tabung untuk suatu waktu pengukuran ta
Misalnya sekitar 3 menit, lakukan untuk 3 kali pengukuran.
8. Menentukan massa dari tabung yang berisi es yang melebur tadi(Mta)
9. Menentukan massa es yang melebur (Ma) dengan cara mengurangi Mta dengan
Mt
10. Mengalirkan uap ke dalam ruang uap .biarkan uap mengalir untuk beberapa
menit sampai temperature mencapai stabil sehingga aliran panas dalam keadaan

mantap (steady), artinya temperature pada beberapa titik tidak berubah terhadap
waktu.
11. Mengosongkan tabung yang digunakan untuk mengmpulkan es yang melebur.
Ulangi langkah 6 sampai 9 tetapi pada waktu ini dengan uap dialirkan ke dalam
ruang uap dalam suatu waktu tertentu tau(missal sekitar 3 menit). Ukurlah massa
es yang melebur (Mau). Lakukan lah untuk 3 kali pengukuran.
12. Melakukanlah pengukuran ulang diameter bloke s yang dinyatakan dengan d2.
13. Melakukanlah kegiatan yang sama untuk sampel material yang lainnya.

E. DATA PENGAMATAN
Jenis sampel : Masonite h=0,605 cm Mt=53,7 gr Ma= 75 gr
No d1 (cm)

d2 (cm)

ta(menit)

Ma (gr)

tau

Mau(gr)

Ket

(menit)
1

8,775

3 menit

21,3

Sebelum

19,3

dialiri

16,3

uap

8,8

3 menit

25

Sesudah

29

dialiri

20,5

uap

Mau(gr)

Ket

Jenis sampel : Wood h=0,625 cm Mt=53,7 gr Ma= 75 gr


No d1 (cm)

d2 (cm)

ta(menit)

Ma (gr)

tau
(menit)

8,09

3 menit

8,8

Sebelum

5,6

dialiri

9,3

uap

9,2

3 menit

23,7

Sesudah

21,3

dialiri

25,3

uap

Jenis sampel : Sheet Rock h=0,625 cm Mt=53,7 gr Ma= 75 gr


No d1 (cm)

d2 (cm)

ta(menit)

Ma (gr)

tau

Mau(gr)

Ket

(menit)
1

7,525

3 menit

17,8

Sebelum

16,3

dialiri

16

uap

8,7

20,2

Sesudah

22,6

dialiri

25,3

uap

Mau(gr)

Ket

Jenis sampel : Lexan

No d1 (cm)

3 menit

h=0,94 cm Mt=53,7 gr Ma= 75 gr

d2 (cm)

ta(menit)

Ma (gr)

tau
(menit)

7,125

3 menit

12,3

Sebelum

11,8

dialiri

13,3

uap

8,7

3 menit

17,9

Sesudah

21,3

dialiri

28,5

uap

F. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung diameter rata-rata dari es selama eksperimen(dave) dari d1 dan d2

Masonite
dAVE =

=
= 8,7875 cm

Wood
dAVE =
=
= 8,645 cm

Sheet Rock
dAVE =
=
= 8,1125 cm

Lexan
dAVE =
=
= 8,2175 cm

2. Menghitung luas diatas aliran panas antara es yang berkontak dengan


permukaan material sampel (A) dengan diameter dAVE

Masonite
dAVE = 8,7875 cm
r = 4,3937 cm
A= r2
= (3,14)(4,3937 cm)2
= 3,14 x 19,305 cm2
=60,62 cm2

Wood
dAVE = 8,645 cm
r =4,3225 cm
A= r2

= (3,14)(4,3225 cm)2
= 3,14 x 18,684cm2
=58,67 cm2

Sheet Rock
dAVE = 8,1125 cm
r =4,0563 cm
A= r2
= (3,14)(4,0563 cm)2
= 3,14 x 16,4536 cm2
=51,66 cm2

Lexan
dAVE = 8,2175cm
r =4,1086 cm
A= r2
= (3,14)(4,1086 cm)2
= 3,14 x 16,881 cm2
=63,01 m2

3. Menghitung laju es yang melebur sebelum dialirkan uap(Ra) dan laju setelah
dialirkan uap (R) untuk setiap material sampel

Mesonite
Ma tot=
=
= 18,97 gr
Ra =
=
= 0.105 gr/s

Mau tot =
=
= 24,83 gr

R=
=
=0,138 gr/ s

Wood
Ma tot =
=
= 7,9 gr
Ra =
=
= 0,044 gr/s
Mau tot =
=
= 23,43 gr
R=
=
=0,13 gr/ s

Sheet Rock
Ma tot =
=
= 16,7 gr

Ra =
=
= 0,093 gr/s

Mau tot =
=
= 22,7 gr

R=
=
=0,126 gr/ s

Lexan
Ma tot =
=
= 12,47 gr
Ra =
=
= 0,069 gr/s

Mau tot =
=
= 22,57 gr

R=
=
=0,125 gr/ s

4. Menghitung laju pada es yang melebur sesuai dengan temperatur differensial


untuk setiap material sampel

Masonite
R O = R Ra
= (0,138 0,105) gr/s
= 0,033 gr/s

Wood
R O = R Ra
= (0,13 0,044) gr/s
= 0,086 gr/s

Sheet Rock
R O = R Ra
= (0,126 0,093) gr/s
= 0,033 gr/s

Lexan
R O = R Ra
= (0,125 0,069) gr/s
= 0,056 gr/s

5. Memasukan data hasil perhitungan pada poin sebelumnya pada sebuah tabel
Tabel data hasil perhitungan diameter rata-rata , luas dan laju peleburan

NO SAMPEL

dAVE

A(cm2)

Ra(g/s)

R(g/s)

Ro(g/s)

(cm)
1

Masonite

8,7875

60,62

0,105

0,138

0,033

Wood

8,645

58,67

0,044

0,130

0,086

Sheet Rock

8,1125

51,66

0,093

0,126

0,033

Lexan

8,2175

63,01

0,069

0,125

0,056

6. Nilai konduktivitas termal dari setiap material sampel

Masonite
Ro = 0,033 gr/s
h = 0,625 cm
A = 60,62 cm2
T = 100
(

K=
(

)(

=
=
= 0,263 x 10-3 kal/cm s

Wood
Ro = 0,086 gr/s
h = 0,625 cm
A = 58,67 cm2
T = 100
(

K=
(

)(

=
=
= 0,733 x 10-3 kal/cm s

Sheet rock
Ro = 0,033 gr/s
h = 0,625 cm
A = 51,66 cm2
T = 100
(

K=

)(

=
=
= 0,319 x 10-3 kal/cm s

Lexan
Ro = 0,056 gr/s
h = 0,94 cm
A = 53,01 cm2
T = 100
(

K=
(

)(

=
=
= 0,794 x 10-3 kal/cm s
7. Menentukan jenis material sampel berdasarkan nilai konduktivitas termal
Masonite = isolator
Wood

= isolator

Sheet rock = isolator


Lexan

= isolator

8. Nilai konduktivitas untuk setiap material sampel berdasarkan praktikum yang


didapat:
Masonite = 0,263 x 10-3 kal/cm s
Wood

= 0,733 x 10-3 kal/cm s

Sheet rock = 0,309 x 10-3 kal/cm s


Lexan

= 0,794 x 10-3 kal/cm s

Masonite<Sheet Rock<wood<Lexan

PEMBAHASAN
A. Referensi Teori
Koefisien konduktivitas termal (k) merupakan formulasi laju panas pada suatu benda
dengan suatu gradien temperature. Nilai konduktivitas termal sangat berperan penting
untuk menentukan jenis dari penghantar yaitu konduksi yang baik atau buruk. Suatu bahan
dikatakan konduktor (penghantar panas yang baik) bila bahan tersebut mempunyai nilai k
yang besar yaitu > 4.15 W/mC, biasanya bahan tersebut terbuat dari logam. Sedangkan
untuk isolator (penghantar panas yang buruk) mempunyai nilai k < 4.01 W/mC, biasanya
bahan tersebut terbuat dari bahan bukan logam. ( J.P.Holman, 1993 : 6-7 )
Berdasarkan formulanya, konduktivitas termal suatu bahan ditentukan oleh
tingkatan nilai suhu benda, yang juga menunjukkan laju perpindahan energi benda
tersebut. Dari struktur atau komposisi material juga dapat menentukan nilai
konduktivitas termal bahan. Adapun kategori bahan dapat dikelompokkan bersifat
konduktor adalah :
1) Konduktifitasnya cukup baik. Konduktivitas yang dimaksud adalah
konduktivitas bahan dan pengaruhnya terhadap perubahan suhu (termal). Suatu
konduktivitas dikatakan baik jika nilai k nya melebihi batas standar bahan
konduktor yaitu > 4.2 W/mC
2) Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi. Kekuatan mekanis disini
adalah kekuatan struktur bahan, artinya bahan tersebut tidak mudah rusak secara
struktur.
3) Koefisien muai panjangnya kecil.
4) Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1) Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2) Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang
gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.

3) Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

Sedangkan untuk bahan isolator memiliki sifat-sifat bahan sebagai berikut :


1) Sifat Kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik
ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua
penghantar yang berbeda potensial.
2) Sifat Mekanis
Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka
dipertimbangkan kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi
hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal
diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari
kain daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan daripada bahan
kertas.
3) Sifat Termis
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet,
berpengaruh terhadap kekuatan konduktivitas bahan sampel. Demikian panas
yang berasal dari luar (alam sekitar).
4) Sifat Kimia
Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan
perubahan susunan kimia bahan. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban
udara, basah yang ada di sekitar bahan sampel.

Adapun bahan yang tergolong kedalam bahan isolator adalah :


1) Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)
2) Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)
3) Gelas dan keramik
4) Plastik

5) Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya


6) Bahan yang dipadatkan.
B. Analisis Hasil Praktikum
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan didapat bahwa luas permukaan material
sampel <A> untuk setiap sampel didapatkan bahwa luas diatas aliran panas antara es yang
berkontak dengan permukaan sampel dengan diameter dave di dapat:
Lexan < Sheet Rock < wood< Masonite
Untuk harga Ro (laju es yang melebur) untuk setiap sampel didapatkan bahwa Ro
kayu lebih besar dari Ro gabus, triplek dan kaca.
Masonite = 0,263 x 10-3 kal/cm s
Wood

= 0,733 x 10-3 kal/cm s

Sheet rock = 0,309 x 10-3 kal/cm s


Lexan

= 0,794 x 10-3 kal/cm s

Hal ini tidak sesuai dengan buku, karena seharusnya konduktivitas Masonite lebih
besar dari wood, Sheet Rock dan lexan, dan seharusnya kaca termasuk konduktor ,tetapi
praktik mendapatkan hal yang sebaliknya, hal ini dikarenakan pada waktu praktikum,
praktik tidak hati-hati dan pada waktu pembacaan alat praktik juga kurang teliti. Dalam
menentukan konduktivitas termal juga di pengaruhi oleh luas diatas aliran panas antara es
dengan permukaan sampel. Semakin tinggi nilai A maka konduktivitas termal semakin
kecil. Menentukan jenis material sampel berdasarkan nilai konduktivitas termal
Masonite

= isolator

Wood

= isolator

Sheet rock = isolator


Lexan

= isolator

PENUTUP
Kesimpulan
praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan nilai konduktivitas termal untuk
masing-masing bahan material, yaitu :
Masonite = 0,263 x 10-3 kal/cm s
Wood

= 0,733 x 10-3 kal/cm s

Sheet rock = 0,309 x 10-3 kal/cm s


Lexan

= 0,794 x 10-3 kal/cm s

Nilai konduktivitas termal secara langsung dapat menentukan sifat penghantar


dari sampel yang digunakan, dimana keseluruhan nilai k dari sampel material menunjukkan
nilai < 1 kal/cm s C. Disamping itu, kategori bahan yang digunakan berdasarkan sifat-sifat
konduktor dan isolator bahan juga akan menentukan sifat penghantar bahan. Dari hasil
konduktivitas yang didapat dalam praktikum bahwa semua bahan termasuk isolator.
Dalam praktikum dan referensi sumber dari buku didapat nilai konduktivitas
termal tidak sesuai, hal ini dikarenakan adanya kesalahan kesalahan yang dilakukan
selama praktikum, seperti, pada waktu pembacaan alat yang kurang teliti, dan selama
praktikum kurang berhati-hati

Daftar Pustaka
Syakbaniah,Amran

Hasra,Nailil

Husna.2009.Petunjuk

Praktikum

Eksperimen

Fisika.Padang:Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Padang.

MAKALAH PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA


GELOMBANG MIKRO

OLEH
ANGGIA ARISTA
ADE USRA BERLI

(12778/2009)
(01962/2008)

MEGA AYSAH FUFERTI.Z(05084/2008)

Dosen Pembimbing
Dra. Syakbaniah,M.Si
Drs. Amran Hasrah
Dra. Nailil Husnah,M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010

MAKALAH PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA


Interferometer michelson

OLEH
ANGGIA ARISTA
ADE USRA BERLI

(12778/2009)
(01962/2008)

MEGA AYSAH FUFERTI.Z(05084/2008)

Dosen Pembimbing
Dra. Syakbaniah,M.Si
Drs. Amran Hasrah
Dra. Nailil Husnah,M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010

MAKALAH PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA


Konduktivitas termal

OLEH
ANGGIA ARISTA
ADE USRA BERLI

(12778/2009)
(01962/2008)

MEGA AYSAH FUFERTI.Z(05084/2008)

Dosen Pembimbing
Dra. Syakbaniah,M.Si
Drs. Amran Hasrah

Dra. Nailil Husnah,M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010

MAKALAH PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA


Efek foto listrik

OLEH
ANGGIA ARISTA
ADE USRA BERLI

(12778/2009)
(01962/2008)

MEGA AYSAH FUFERTI.Z(05084/2008)

Dosen Pembimbing

Dra. Syakbaniah,M.Si
Drs. Amran Hasrah
Dra. Nailil Husnah,M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010

Anda mungkin juga menyukai