Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa sepeti sekarang ini, bangunan yang mengusung konsep ramah lingkungan
sangat gencar dikembangkan, itu dikarenakan bangunan ramah lingkungan ini memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam kelestarian keberlanjutan dari kelestarian lingkungan
yang hakikatnya bangunan dengan konsep ramah lingkungan mampu menahan laju
pemanasan global secara perlahan.
Arsitektur dengan konsep ramah lingkungan, merupakan arsitektur yang mencakup
keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur dengan konsep ramah
lingkungan juga memiliki beberapa fokus didalamnya diantaranta waktu, lingkungan
alam, sosial budaya, penataan ruang, teknik pembangunan, serta penggunaan bahan
bangunan . Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur dengan konsep ramah lingkungan
bersifat kompleks dan lebih banyak pertimbangannya dibanding dengan arsitektur pada
umumnya. Sehingga mempelajari hal-hal yang terkait dalam bidang arsitektur ramah
lingkungan sangatlah penting karena dengan mempelajari hal-hal tersebut adalah salah
satu cara agar kita sebagai arsitek mampu merancang suatu bangunan yang bisa memberi
kontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan serta masa depan untuk untuk
generasi-generasi berikutnya.
Untuk merancang bangunan yang berkonsep ramah lingkungan megetahui
perhitungan-perhitungan ekologis sangatlah penting agar kita sebagai arsitek mampu
melahirkan desain-desain yang seminimal mungkin memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan serta desain-desain yang dilahirkan dapat berkelanjutan untuk generasigenerasi berikutnya.
Pada tugas ini kami memilih Revolver Coffe Shop sebagai objek observasi, karena
sesuai dengan kasus yang akan dibahas yaitu bangunan komersil non-hunian yang
kemudian objek yaitu Revolver Coffe Shop

akan dievaluasi dari segi desainnya,

apakah sudah menggunakan desain yang ekologis atau tidak dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan ekologis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Revolver Coffe Shop sudah memenuhi standar perhitungan ekologis?

29

2. Bagaimanakah Sistem pencahayaan buatan pada Revolver Coffe Shop?


3. Bagaimanakah Sistem Penghawaan yang ada di Revolver Coffe Shop?
1.3 Tujuan
1. Mengevaluasi perhitungan ekologis Revolver Coffe Shop dari segi pencahayaan dan
penghawaan

BAB II
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN EKOLOGI

2.1. Pencahayaan

29

Fungsi dan Jenis


Ruang

Tingkat
Pencahayaan (LUX)

Kelompok Rederasi
Warna

Keterangan

Lobby, Koridor

100

Pencahayaan pada bidang


vertikal sangat penting untuk
menciptakan suasana/kesan
ruang yang baik

Ballroom /Ruang
Sidang

200

Sistem pencahayaan harus


dirancang untuk
menciptakan suasana yang
sesuai. Sistem Pengendalian
switching dan dimming
dapat digunakan untuk
memperoleh berbagai efek
pencahayaan

Ruang Makan

250

Cafetaria

250

Diperlukan lampu tambahan


pada bagian kepala tempat
tidur dan cermin

Kamar tidur

150

1 dan 2

Diperlukan lampu tambahan


pada bagian kepala tempat
tidur dan cermin

300

Hotel dan
Restoran

Dapur

Tabel 2.1 Standarisasi Untuk Hotel dan Restoran


Sumber : SNI (Standar Nasional Indonesia) Pencahayaan Buatan, 2001

2.1.1.

Cara Menghitung Tingkat Pencahayaan Rata-rata


Berikut merupakan cara untuk menghitung tingkat pencahayaan buatan rata-rata
dalam sebuah ruang atau bangunan

Erata-rata =

Ftotal X kp X kd

=LUX

A
29

Keterangan :
Erata-rata = Tingkat Pencahayaan Rata-rata
F total = Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
A
= Luas bidang kerja (m2)
Kp
= Koefisien Penggunaan
Kd
= Koefisien Depresiasi (penyusutan)
Namun sebelum menghitung tingkat pencahayaan rata-rata kita haru menghitung
Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja dengan cara

F total =
Keterangan :
F total
A
Kp
Kd
E

ExA
Kp x Kd

= Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
= Luas bidang kerja (m2)
= Koefisien Penggunaan
= Koefisien Depresiasi (penyusutan)
= Lux Standar

2.1.2. Contoh Tabel Penghitungan Pencahayaan pada suatu ruang

29

Sumber : SNI (Standar Nasional Indonesia) Pencahayaan Buatan, 2001

2.2. Penghawaan
2.2.1. Penghawaan Buatan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan bangunan yang
nantinya akan menggunakan penghawaan buatan, yang nantinya dengan penerapan
faktor-faktor ini bangunan yang dirancang tidak boros energi. Faktor-faktor
tersebut diantaranya :
1. Mengorientasikan bangunan ke arah utara dan selatan dengan tujuan
meminimalkan penyerapan radiasi matahari. Apabila orientasi bangunan
membujur ke arah timur dan barat radiasi panas matahari akan banyak
menyerap ke dalam bangunan dan akan menyebabkan kinerja AC semakin
berat
2. Memilih bahan bangunan yang dapat meredam panas
Contoh : Glasswool, insulator pada atap
3. Hindari penggunaan ventilasi yang tidak dapat ditutup saat pengunaan AC
4. Membuat ketinggian plafond tidak terlalu tinggi yaitu 280-300cm
5. Penataan denah untuk melokalisir panas dan kelembaban
6. Penataan ruang Smoking Area dan Non-Smoking Area
7. Harus tetap mengadakan bukaan.
(Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, 2010,hal 44-46)

2.2.2. Perhitungan Luas Bukaan


Jumlah bukaan yang ideal didalam ruangan disesuaikan dengan besarnya ruangan. Untuk
satu sisi dinding biasanya jumlah bukaan minimal 5% dari luas ruangan. Untuk bukaan

29

idealnya diletakan di dua sisi yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan
keluar lebih lancar. (Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, 2010,hal 13)
Contoh :
Luas Jendela
No

Nama Ruang

Luas Ventilasi

Luas Ruang

Keadaan
Berdasarkan
Pada Objek Perhitungan
Standar

Keadaan
Pada Objek

Berdasarkan
Perhitungan
Standar

4,5 m2

2,7 m2

0,9 m2

0,67 m2

Ruang Tamu

13,5 m2

Ruang
Keluarga

11,25 m2

Ruang Makan

11,25 m2

1,8 m2

2,25 m2

0,57 m2

0,56m2

Kamar Tidur A

14m2

3,59 m2

2,8 m2

0,73 m2

0,7 m2

Kamar Tidur B

10,5 m2

3,59 m2

2,1 m2

m2

0,52 m2

Kamar Tidur C

10,5 m2

1,8 m2

2,1 m2

10,5 m2

0,52m2

Dapur

7m2

1,5 m2

1,4 m2

0,66 m2

0,35m2

Tabel 2.2.1 Perhitungan Luasan Bukaan


Sumber :
Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional Indonesia Tentang Standar Minimum Luas
Bukaan.

2.3. Pemiilihan dan Penggunaan Bahan Bangunan


Tabel Masa Pakai Bagian-Bagian Bangunan dan Bahannya

29

Bagian Bangunan
Dan Bahan

Masa Pakai Bagian Bangunan


(Tahun)
Dan Bahan

Masa Pakai
(Tahun)

30 60

90
30 60 90
Bagian Sekunder
Dinding Batu Alam
Dinding Pemisah dari
Dinding Batu Bata
batu bata
Dinding Beton
Dinding papan di luar
Dinding Konstruksi
Dinding papan di
Kayu
dalam Bagian Bangunan
Masa Pakai
Lantai
Beton BertulangMasa Pakai
Bagian
Bangunan
Dinding
etelnit
board
Lantai
Konstruksi Kayu (Tahun)
Dan Bahan
(Tahun)
Dan Bahan
Dinding gipskarton
Tangga Beton Bertulang
Plesteran
dinding
luar
Bagian
Fininshing
30
60
90
Kolom
Beton Bertulang
Bagian
Sekunder
30 60 90
Plesteran
dinding
Kuda-kuda
Atap
Kayu
Langit
semen
berserat
Lantai Parket Kayu
dalam
Langit tripleks
LantaiKuda-kuda
LinoliumAtap Baja
Atap
Pelat
Beton
Lantai
ubingipskarton
semen
Langit
Lantai Permadani
Lantai
Catubin
kayuteraso
bagian luar
Kosen Kayu Jati
Lantai
tegel
keramikdalam
Cat kyu bagian
Kosen Kayu
Lantai
Catpapan
besi kayu
Kalimantan
Cat tembok di luar
Krepyak Kayu
Cat tembok di dalam
Jendela Bingkai Kayu
Dinding tegel di luar
Jendela Naco
Dinding tegel di dalam
Pintu dalam daun
Wallpaper
tripleks
Kawat nyamuk
Pintu rumah kayu
Bagian Teknik
Masif
Pipa air minum PVC
Pintu lipat baja
Pipa air minum baja
Pintu Kerai
Saluran air kotor PVC
Alumunium
Saluran air kotor
Peran,kasau, reng
Tembikar
Atap rumbia,ijuk,dll
Sumber : Heinz Frick,FX Bambang
Suskiyanto; Dasar-dasar ekoKakus Monoblok
Atap sirap kayu
arsitektur.1997.hlm.96
Kakus Jongkok
Genting Flam tanah
Wastafel
liat
Keran
Genting Pres tanah
Cuci Piring non karat
liat
Cuci piring teraso
Genting beton
Instalasi saluran listrik
Pelat semen berserat
Stop kontak, saklar, dll
Talang seng
Tangga konstruksi
BAB III
kayu
Tangga lapis tegel
GAMBARAN UMUM
Bagian Struktur

REVOLVER COFFEE SHOP SEMINYAK BALI

3.1. Analisis Kegiatan pada Revolver Coffe Shop

29

Revolver Coffee shop ini memiliki kegiatan utama sebagai cafe atau sebagai
tempat untuk berkegiatan santai seperti berkumpul, bercengkrama, hingga bertemu temanteman maupun client. Trend yang terjadi saat ini adalah banyaknya muncul coffee shop
coffee shop baru yang mengangkat unsur-unsur ekologis dari design maupun penggunaan
bahan yang dijadikan sebagai interior bangunan. Tampilan bangunan sangat mendukung
sebagai daya tarik untuk sebuah bangunan komersil non hunian, karena pada masa kini
masyarakat luas mudah tertarik dengan sesuatu hal yang baru dan unik dari sebuah
tampilan bangunan.
Maka dari itu tak jarang ditemui tempat-tempat baru yang berbasis sebagai tempat
nongkrong dikalangan anak muda, salah satunya Revolver Coffee shop Seminyak.
Coffee shop yang buka dari pukul 07:00-18:00 Wita setiap harinya ini dimiliki oleh WNA
(warga negara asing) bernama Mrs. Kattie, Wanita berkebangsaan Australia ini membangun
usaha Coffee shopnya sejak pertengahan tahun 2013 lalu. Dan perkembangannya pun
sangat pesat mengingat coffee shopnya ini berada pada salah satu daerah tujuan wisata di
Bali, yaitu di Seminyak. Pada pagi hari banyak tamu yang datang untuk breakfast (sarapan
pagi) di coffeshop ini dan pada siang harinya juga tak sedikit tamu yang datang untuk
lunch (makan siang). Coffee shop ini memiliki menu makanan maupun minuman rata-rata
berasal dari Eropa dan Amerika sehingga pemasarannya memang difokuskan pada
wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di pulau Bali.

3.2.

Lokasi Objek
Objek ini berlokasi di JL. Kayu Aya, Gg. Revolver, Seminyak, Bali. Berjarak sekitar 100
meter dari Seminyak Sequare.

29

PETA LOKASI

Gambar 3.2 : Peta lokasi Revolver


Sumber : Dokumentasi 2014

3.3.

Gambaran Kondisi Fisik Objek


3.3.1. Site Plan

29

3.3.2. Denah Lantai Dasar

29

3.3.3. Denah Penambahan Lantai

3.3.4. Tampak Depan Bangunan

29

3.3.5. Tampak Samping Bangunan

29

3.3.6. Potongan A-A

3.3.7. Potongan B-B

29

3.4.

Sistem Pencahayaan Pada Revolver Coffe Shop


Jenis Pencahayaan
Nama Ruang

Alami

Buatan

Jumlah Titik Lampu

Jenis Lampu

Seating Area

Seating Area

15

Ecotone Pleu

Dapur

Dapur

Ecotone Pleu

Toilet

Toilet

Ecotone Pleu

3.5.

Sistem Penghawaan Pada Revolver Coffe Shop


Jenis Pencahayaan
Buatan

Jumlah AC

Kapasitas AC

Seating Area

2pk

Dapur

Exhaust Fan

Exhaust Fan

Toilet

Exhaust Fan

Exhaust Fan

Nama Ruang

Alami

29

BAB IV
PENGHITUNGAN PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN PADA REVOLVER
COFFE SHIO
4.1. Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Revolver Coffe Shop

Gambar 4.2 : Pencahayaan Buatan di dalam Revolver Coffe Shop


Sumber : Dokumentasi 2014

Lampu yang digunakan pada ruang makan adalah lampu ecotone pleu dengan sinar
berwarna kuning (Warm White) dengan perhitungan jumlah lux sebagai berikut

29

Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut kita akan menghitung jumlah titik
lampu yang ideal yang harus digunakan
ExA

N=

Q x LLF x CU x n
Keterangan :
A
= Luas bidang kerja (m2)
E
= Lux Standar
N
= jumlah titik lampu ideal
LLF = faktor hilang cahaya ( standar 0,8)
CU
= Faktor Pemanfaatan (50-65%)
n
= jumlah lampu dalam 1 titik lampu
Lampu yang digunakan Ecotone Pleu
Perhitungan Lumen dan titik lampu pada Seating Area
Jenis lampu Ecotone Pleu 220lm/w
Luas Ruang : 42.5 m2
E : lux standar 250lx
LLF : 0,8
CU : 65 %
n : jumlah lampu pada titik lampu (1)
Q : A x 220
Q: 9295 lumen

ExA

N=

Q x LLF x CU x n

250 x 42,25m2

N=

9295 x 0,8 x 65% x 1


N = 2.2
Jadi jumlah titik lampu yang ideal pada seating area ada 2 lampu
namu pada kenyataan menggunakan 15 lampu

29

Perhitungan Lumen dan titik lampu pada dapur


Jenis lampu Ecotone Pleu 220lm/w
Luas Ruang : 24 m2
E : lux standar 250lx
LLF : 0,8
CU : 65 %
n : jumlah lampu pada titik lampu (1)
Q : A x 220
Q: 5280 lumen

ExA

N=

Q x LLF x CU x n

250 x 24m2

N=

5280 x 0,8 x 65% x 1


N = 2.15
Jadi jumlah titik lampu yang ideal pada seating area antara 2
lampu namun pada kenyataan menggunakan 5 lampu

29

Perhitungan Lumen dan titik lampu pada toilet


Jenis lampu Ecotone Pleu 220lm/w
Luas Ruang : 1,5 m2
E : lux standar 250lx
LLF : 0,8
CU : 65 %
n : jumlah lampu pada titik lampu (1)
Q : A x 220
Q: 330

ExA

N=

Q x LLF x CU x n

250 x 1,5m2

N=

330 x 0,8 x 65% x 1


N = 1.3
Jadi jumlah titik lampu yang ideal pada seating area antara 1
lampu

Perhitungang penggunaan watt/m2

W/m2 = Jumlah titik lampu x watt


lampu
Luas Ruang
Ideal :
5 x 20
76

= 2.6watt/m2

Kenyataan pada objek :


21 x 20 = 5.5watt/m2
76

29

Nama
Ruang

Luas
Ruang

Tingkat
Lumen

Jumlah Titik Lampu


Ideal

Kenyataan di
Objek

Jenis
Lampu

Seating
Area

42,25 m2

9295

15

Ecotone
Pleu

Dapur

24 m2

5280

Ecotone
Pleu

Toilet

1,5 m2

330

Ecotone
Pleu

Gambar 4.1 : Tabel hasil Perhitungan Penggunaan Pencahayaan Buatan Pada Revolver
Coffe Shop

Kesimpulan : Dari tabel dan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pencahayaan buatan yang memenuhi standar hanya pada
bagian toilet sedangkan ruangan-ruangan lain terlalu jauh melebihi
standar, dan kelebihan itu membuat bangunan Revolver Coffe Shop ini
tidak memenuhi kaidah hemat energi karena penngunaan jumlah lampu
dan listrik yang terlampau besar dan sekaligus Revolver Coffe shop ini
beroperasi di pagi sampai sore hari yang dimana sebenarnya dapat
memaksimalkan pencahayaan alami

4.2. Penghawaan Pada Bangunan Revolver Coffe Shop

29

Gambar 4.2 : penghawaan alami dan Buatan di dalam Revolver Coffe Shop
Sumber : Dokumentasi 2014

Jumlah bukaan yang ideal didalam ruangan disesuaikan dengan besarnya


ruangan. Biasanya 10% dari luas ruangan. Untuk bukaan idealnya diletakan di dua
sisi yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan keluar lebih lancar.
(Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, 2010,hal 13)
Perhitungannya Sebagai Berikut :
Seating Area : Luas Ruang x 10%
: 42,25 m2 x 0.1
: 4.225 m2 (idealnya)
Dapur
: Luas Ruang x 10%
: 24 m2 x 0,1
: 2,4 m2 (idealnya)
Toilet

: Luas Ruang x 10%


: 1,5 m2 x 0,1
: 0.15 m2 (idealnya)

Untuk lebih rinci akan diperlihatkan melalui tabel


Tabel perbandingan luas bukaan ideal dengan yang ada di Revolver Coffe Shop

29

Nama
Ruangan

Luas
Ruang

Luas Bukaan Ventilasi


dan Jendela
Idealnya

Kenyataan
Pada
Objek

Penggunaan
AC
Ada

Tidak
Ada

Penggunaan
Exhaust Fan
Ada

Seating
Area

42,45 m2

4,225 m2

0,72 m2

Dapur

24 m2

2.4 m2

Toilet

1,5 m2

0,15 m2

Tidak
Ada

Gambar 4.1 : Tabel hasil Perhitungan luasan Bukaan Pencahayaan Buatan Pada Revolver
Coffe Shop

Kesimpulan : Jadi dari hasil perhitungan dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
Revolver Coffe Shop sangat kurang untuk memenuhi standar
bukaan jendela dan ventilasi yang seharusnya ada di sebuah
bangunan guna memperlancar pergerakan sirkulasi udara yang ada
pada banguan

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

29

Jika dilihat dari pemaparan teori perhitungan ekologis tadi dapat disimpulkan
bahwa objek yang menjadi fokus yaitu Revolver Coffe Shop yang berada di daerah
seminyak ini tidak memenuhi standar sebagai bangunan atau desain yang ekologis, itu
dikarenakan oleh yang pertama pada bangunan Revolver Coffe Shop sangat minim
bukaan yang seharusnya bukaan pada stu sisi pada sebuah ruangan seharusnya 10%
dari luas lantai, yang artinya jika dijumlahkan total bukaan jendela dan ventilasi di
masing-masing ruang di Revover Coffe Shop seharusnya 6,775. Kurangnya luas
bukaan ini juga menjadi penyebab mengapa banguan ini sangat kurang dalam hal
penghematan energi, itu karena
1. Penggunaan AC yang sangat berlebihan yaitu berjumlah 3 buah dengan kapasitas
masing-masing AC 2pk untuk ruang yang hanya sebesar 76m2
2. Intensitas cahaya alami yang masuk sangat kurang sehingga semua pencahyaannya
menggunakan pencahayaan buatan. Sedangkan bangunan ini beroperasi pada pagi
sampai sore hari, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan desain ekologis
sebuah bangunan yang seharusnya mampu memanfaatkan pencahyaan alami secara
maksimal.
5.2. Rekomendasi
1.

Memperbanyak bukaan pada bangunan.

2.

Mempertimbangkan perletakan kamar mandi yang terpisah dengan bangunan


coffee shop, Agar mempermudah aktivitas pengunjung.

29

Guna emaksimalkan pencahyaan


dan penghawaan alami jadi pada
bagian dibuat terbuka
Sketsa ajuan rekomendasi
Revolver Coffe Shop

desain

LAMPIRAN
Pertanyaan Saat Diskusi :
1. Pada seating area dan dapur mengapa jumlah titik lampu yang ideal digunakan
memiliki jumlah yang sama namu luasan ruangnya berbeda
( Ryan Rachmawati 1219251011)
2. Pada rekomendasi desain ada pada bagian 1 sisi terbuka semuanya, apakah itu sudah
termasuk memenuhi standar bukaan yang ada?
( Dody Sidarta Ardana 1219251076 )
3. Apakah ketinggian plafond mempengaruhi dengan tingkat penerangan pencahayaan?
( Dimi Elkana 1219251007 )
29

Jawaban :
1. Seating Area
250 x 42,25m2

N=
N=

9295 x 0,8 x 65% x 1

ExA
Q x LLF x CU x n

N = 2.2
Jadi idealnya 2

250 x 24m2

N=

5280 x 0,8 x 65% x 1


N = 2.15
Jadi jumlah titik lampu yang ideal 2

Jadi dari hasil perhitungan nilai yang didapat memiliki nilai yang hampir sama namu
hanya berbeda 2 angka di belakang koma sehingga yang jika dibulatkan menghasilkan
hasil yang sama yaitu 2 buah
2. Dari hasil perhitungan minimalnya jumlah luas bukaan paling tidak 6,775 m2 namun
dengan membuka satu sisi dinding itu sudah sangat melebihi luas bukaan
Yang dimana jika dihitung menjadi : 4mx4,5m= 18m2
3. Ketinggian plafond tentu berpengaruh terhadap tingkat keterangan dari pencahayaan
biasanya semakin tinggi titik lampu tingkat penyinaran yang didapat semakin lebar
namun jika ingin menfokuskan cahaya ke 1 titik maka peletakkan titik lampu harus
agak direndahkan selain itu material pada objek yang akan disinari juga akan
mempengaruhi tingkat cahaya itu sendiri misal jika objek yang disinari dominan
menggunakan bahan yang glossy atau menkilap akan memperbesar tingkat pantulan
cahaya

29

Anda mungkin juga menyukai