Perhitungan Ekologis
Perhitungan Ekologis
PENDAHULUAN
apakah sudah menggunakan desain yang ekologis atau tidak dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan ekologis.
29
BAB II
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN EKOLOGI
2.1. Pencahayaan
29
Tingkat
Pencahayaan (LUX)
Kelompok Rederasi
Warna
Keterangan
Lobby, Koridor
100
Ballroom /Ruang
Sidang
200
Ruang Makan
250
Cafetaria
250
Kamar tidur
150
1 dan 2
300
Hotel dan
Restoran
Dapur
2.1.1.
Erata-rata =
Ftotal X kp X kd
=LUX
A
29
Keterangan :
Erata-rata = Tingkat Pencahayaan Rata-rata
F total = Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
A
= Luas bidang kerja (m2)
Kp
= Koefisien Penggunaan
Kd
= Koefisien Depresiasi (penyusutan)
Namun sebelum menghitung tingkat pencahayaan rata-rata kita haru menghitung
Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja dengan cara
F total =
Keterangan :
F total
A
Kp
Kd
E
ExA
Kp x Kd
= Fluks Luminous total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
= Luas bidang kerja (m2)
= Koefisien Penggunaan
= Koefisien Depresiasi (penyusutan)
= Lux Standar
29
2.2. Penghawaan
2.2.1. Penghawaan Buatan
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan bangunan yang
nantinya akan menggunakan penghawaan buatan, yang nantinya dengan penerapan
faktor-faktor ini bangunan yang dirancang tidak boros energi. Faktor-faktor
tersebut diantaranya :
1. Mengorientasikan bangunan ke arah utara dan selatan dengan tujuan
meminimalkan penyerapan radiasi matahari. Apabila orientasi bangunan
membujur ke arah timur dan barat radiasi panas matahari akan banyak
menyerap ke dalam bangunan dan akan menyebabkan kinerja AC semakin
berat
2. Memilih bahan bangunan yang dapat meredam panas
Contoh : Glasswool, insulator pada atap
3. Hindari penggunaan ventilasi yang tidak dapat ditutup saat pengunaan AC
4. Membuat ketinggian plafond tidak terlalu tinggi yaitu 280-300cm
5. Penataan denah untuk melokalisir panas dan kelembaban
6. Penataan ruang Smoking Area dan Non-Smoking Area
7. Harus tetap mengadakan bukaan.
(Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, 2010,hal 44-46)
29
idealnya diletakan di dua sisi yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan
keluar lebih lancar. (Made Ida Mulyati, S.Sn, M.Erg, 2010,hal 13)
Contoh :
Luas Jendela
No
Nama Ruang
Luas Ventilasi
Luas Ruang
Keadaan
Berdasarkan
Pada Objek Perhitungan
Standar
Keadaan
Pada Objek
Berdasarkan
Perhitungan
Standar
4,5 m2
2,7 m2
0,9 m2
0,67 m2
Ruang Tamu
13,5 m2
Ruang
Keluarga
11,25 m2
Ruang Makan
11,25 m2
1,8 m2
2,25 m2
0,57 m2
0,56m2
Kamar Tidur A
14m2
3,59 m2
2,8 m2
0,73 m2
0,7 m2
Kamar Tidur B
10,5 m2
3,59 m2
2,1 m2
m2
0,52 m2
Kamar Tidur C
10,5 m2
1,8 m2
2,1 m2
10,5 m2
0,52m2
Dapur
7m2
1,5 m2
1,4 m2
0,66 m2
0,35m2
29
Bagian Bangunan
Dan Bahan
Masa Pakai
(Tahun)
30 60
90
30 60 90
Bagian Sekunder
Dinding Batu Alam
Dinding Pemisah dari
Dinding Batu Bata
batu bata
Dinding Beton
Dinding papan di luar
Dinding Konstruksi
Dinding papan di
Kayu
dalam Bagian Bangunan
Masa Pakai
Lantai
Beton BertulangMasa Pakai
Bagian
Bangunan
Dinding
etelnit
board
Lantai
Konstruksi Kayu (Tahun)
Dan Bahan
(Tahun)
Dan Bahan
Dinding gipskarton
Tangga Beton Bertulang
Plesteran
dinding
luar
Bagian
Fininshing
30
60
90
Kolom
Beton Bertulang
Bagian
Sekunder
30 60 90
Plesteran
dinding
Kuda-kuda
Atap
Kayu
Langit
semen
berserat
Lantai Parket Kayu
dalam
Langit tripleks
LantaiKuda-kuda
LinoliumAtap Baja
Atap
Pelat
Beton
Lantai
ubingipskarton
semen
Langit
Lantai Permadani
Lantai
Catubin
kayuteraso
bagian luar
Kosen Kayu Jati
Lantai
tegel
keramikdalam
Cat kyu bagian
Kosen Kayu
Lantai
Catpapan
besi kayu
Kalimantan
Cat tembok di luar
Krepyak Kayu
Cat tembok di dalam
Jendela Bingkai Kayu
Dinding tegel di luar
Jendela Naco
Dinding tegel di dalam
Pintu dalam daun
Wallpaper
tripleks
Kawat nyamuk
Pintu rumah kayu
Bagian Teknik
Masif
Pipa air minum PVC
Pintu lipat baja
Pipa air minum baja
Pintu Kerai
Saluran air kotor PVC
Alumunium
Saluran air kotor
Peran,kasau, reng
Tembikar
Atap rumbia,ijuk,dll
Sumber : Heinz Frick,FX Bambang
Suskiyanto; Dasar-dasar ekoKakus Monoblok
Atap sirap kayu
arsitektur.1997.hlm.96
Kakus Jongkok
Genting Flam tanah
Wastafel
liat
Keran
Genting Pres tanah
Cuci Piring non karat
liat
Cuci piring teraso
Genting beton
Instalasi saluran listrik
Pelat semen berserat
Stop kontak, saklar, dll
Talang seng
Tangga konstruksi
BAB III
kayu
Tangga lapis tegel
GAMBARAN UMUM
Bagian Struktur
29
Revolver Coffee shop ini memiliki kegiatan utama sebagai cafe atau sebagai
tempat untuk berkegiatan santai seperti berkumpul, bercengkrama, hingga bertemu temanteman maupun client. Trend yang terjadi saat ini adalah banyaknya muncul coffee shop
coffee shop baru yang mengangkat unsur-unsur ekologis dari design maupun penggunaan
bahan yang dijadikan sebagai interior bangunan. Tampilan bangunan sangat mendukung
sebagai daya tarik untuk sebuah bangunan komersil non hunian, karena pada masa kini
masyarakat luas mudah tertarik dengan sesuatu hal yang baru dan unik dari sebuah
tampilan bangunan.
Maka dari itu tak jarang ditemui tempat-tempat baru yang berbasis sebagai tempat
nongkrong dikalangan anak muda, salah satunya Revolver Coffee shop Seminyak.
Coffee shop yang buka dari pukul 07:00-18:00 Wita setiap harinya ini dimiliki oleh WNA
(warga negara asing) bernama Mrs. Kattie, Wanita berkebangsaan Australia ini membangun
usaha Coffee shopnya sejak pertengahan tahun 2013 lalu. Dan perkembangannya pun
sangat pesat mengingat coffee shopnya ini berada pada salah satu daerah tujuan wisata di
Bali, yaitu di Seminyak. Pada pagi hari banyak tamu yang datang untuk breakfast (sarapan
pagi) di coffeshop ini dan pada siang harinya juga tak sedikit tamu yang datang untuk
lunch (makan siang). Coffee shop ini memiliki menu makanan maupun minuman rata-rata
berasal dari Eropa dan Amerika sehingga pemasarannya memang difokuskan pada
wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di pulau Bali.
3.2.
Lokasi Objek
Objek ini berlokasi di JL. Kayu Aya, Gg. Revolver, Seminyak, Bali. Berjarak sekitar 100
meter dari Seminyak Sequare.
29
PETA LOKASI
3.3.
29
29
29
29
29
3.4.
Alami
Buatan
Jenis Lampu
Seating Area
Seating Area
15
Ecotone Pleu
Dapur
Dapur
Ecotone Pleu
Toilet
Toilet
Ecotone Pleu
3.5.
Jumlah AC
Kapasitas AC
Seating Area
2pk
Dapur
Exhaust Fan
Exhaust Fan
Toilet
Exhaust Fan
Exhaust Fan
Nama Ruang
Alami
29
BAB IV
PENGHITUNGAN PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN PADA REVOLVER
COFFE SHIO
4.1. Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Revolver Coffe Shop
Lampu yang digunakan pada ruang makan adalah lampu ecotone pleu dengan sinar
berwarna kuning (Warm White) dengan perhitungan jumlah lux sebagai berikut
29
Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut kita akan menghitung jumlah titik
lampu yang ideal yang harus digunakan
ExA
N=
Q x LLF x CU x n
Keterangan :
A
= Luas bidang kerja (m2)
E
= Lux Standar
N
= jumlah titik lampu ideal
LLF = faktor hilang cahaya ( standar 0,8)
CU
= Faktor Pemanfaatan (50-65%)
n
= jumlah lampu dalam 1 titik lampu
Lampu yang digunakan Ecotone Pleu
Perhitungan Lumen dan titik lampu pada Seating Area
Jenis lampu Ecotone Pleu 220lm/w
Luas Ruang : 42.5 m2
E : lux standar 250lx
LLF : 0,8
CU : 65 %
n : jumlah lampu pada titik lampu (1)
Q : A x 220
Q: 9295 lumen
ExA
N=
Q x LLF x CU x n
250 x 42,25m2
N=
29
ExA
N=
Q x LLF x CU x n
250 x 24m2
N=
29
ExA
N=
Q x LLF x CU x n
250 x 1,5m2
N=
= 2.6watt/m2
29
Nama
Ruang
Luas
Ruang
Tingkat
Lumen
Kenyataan di
Objek
Jenis
Lampu
Seating
Area
42,25 m2
9295
15
Ecotone
Pleu
Dapur
24 m2
5280
Ecotone
Pleu
Toilet
1,5 m2
330
Ecotone
Pleu
Gambar 4.1 : Tabel hasil Perhitungan Penggunaan Pencahayaan Buatan Pada Revolver
Coffe Shop
Kesimpulan : Dari tabel dan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pencahayaan buatan yang memenuhi standar hanya pada
bagian toilet sedangkan ruangan-ruangan lain terlalu jauh melebihi
standar, dan kelebihan itu membuat bangunan Revolver Coffe Shop ini
tidak memenuhi kaidah hemat energi karena penngunaan jumlah lampu
dan listrik yang terlampau besar dan sekaligus Revolver Coffe shop ini
beroperasi di pagi sampai sore hari yang dimana sebenarnya dapat
memaksimalkan pencahayaan alami
29
Gambar 4.2 : penghawaan alami dan Buatan di dalam Revolver Coffe Shop
Sumber : Dokumentasi 2014
29
Nama
Ruangan
Luas
Ruang
Kenyataan
Pada
Objek
Penggunaan
AC
Ada
Tidak
Ada
Penggunaan
Exhaust Fan
Ada
Seating
Area
42,45 m2
4,225 m2
0,72 m2
Dapur
24 m2
2.4 m2
Toilet
1,5 m2
0,15 m2
Tidak
Ada
Gambar 4.1 : Tabel hasil Perhitungan luasan Bukaan Pencahayaan Buatan Pada Revolver
Coffe Shop
Kesimpulan : Jadi dari hasil perhitungan dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
Revolver Coffe Shop sangat kurang untuk memenuhi standar
bukaan jendela dan ventilasi yang seharusnya ada di sebuah
bangunan guna memperlancar pergerakan sirkulasi udara yang ada
pada banguan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
29
Jika dilihat dari pemaparan teori perhitungan ekologis tadi dapat disimpulkan
bahwa objek yang menjadi fokus yaitu Revolver Coffe Shop yang berada di daerah
seminyak ini tidak memenuhi standar sebagai bangunan atau desain yang ekologis, itu
dikarenakan oleh yang pertama pada bangunan Revolver Coffe Shop sangat minim
bukaan yang seharusnya bukaan pada stu sisi pada sebuah ruangan seharusnya 10%
dari luas lantai, yang artinya jika dijumlahkan total bukaan jendela dan ventilasi di
masing-masing ruang di Revover Coffe Shop seharusnya 6,775. Kurangnya luas
bukaan ini juga menjadi penyebab mengapa banguan ini sangat kurang dalam hal
penghematan energi, itu karena
1. Penggunaan AC yang sangat berlebihan yaitu berjumlah 3 buah dengan kapasitas
masing-masing AC 2pk untuk ruang yang hanya sebesar 76m2
2. Intensitas cahaya alami yang masuk sangat kurang sehingga semua pencahyaannya
menggunakan pencahayaan buatan. Sedangkan bangunan ini beroperasi pada pagi
sampai sore hari, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan desain ekologis
sebuah bangunan yang seharusnya mampu memanfaatkan pencahyaan alami secara
maksimal.
5.2. Rekomendasi
1.
2.
29
desain
LAMPIRAN
Pertanyaan Saat Diskusi :
1. Pada seating area dan dapur mengapa jumlah titik lampu yang ideal digunakan
memiliki jumlah yang sama namu luasan ruangnya berbeda
( Ryan Rachmawati 1219251011)
2. Pada rekomendasi desain ada pada bagian 1 sisi terbuka semuanya, apakah itu sudah
termasuk memenuhi standar bukaan yang ada?
( Dody Sidarta Ardana 1219251076 )
3. Apakah ketinggian plafond mempengaruhi dengan tingkat penerangan pencahayaan?
( Dimi Elkana 1219251007 )
29
Jawaban :
1. Seating Area
250 x 42,25m2
N=
N=
ExA
Q x LLF x CU x n
N = 2.2
Jadi idealnya 2
250 x 24m2
N=
Jadi dari hasil perhitungan nilai yang didapat memiliki nilai yang hampir sama namu
hanya berbeda 2 angka di belakang koma sehingga yang jika dibulatkan menghasilkan
hasil yang sama yaitu 2 buah
2. Dari hasil perhitungan minimalnya jumlah luas bukaan paling tidak 6,775 m2 namun
dengan membuka satu sisi dinding itu sudah sangat melebihi luas bukaan
Yang dimana jika dihitung menjadi : 4mx4,5m= 18m2
3. Ketinggian plafond tentu berpengaruh terhadap tingkat keterangan dari pencahayaan
biasanya semakin tinggi titik lampu tingkat penyinaran yang didapat semakin lebar
namun jika ingin menfokuskan cahaya ke 1 titik maka peletakkan titik lampu harus
agak direndahkan selain itu material pada objek yang akan disinari juga akan
mempengaruhi tingkat cahaya itu sendiri misal jika objek yang disinari dominan
menggunakan bahan yang glossy atau menkilap akan memperbesar tingkat pantulan
cahaya
29