TINJAUAN TEORITIS
Dihiydrostetestosteron
Terjadi peningkatan sebanyak 5 pada reduktase dan reseptor
androgen menyebabkan epitel dan stoma serta kelenjar prostat
mengalami hioperplasia
2.
3.
4.
5.
3. Manifestasi Klinis
a) Gejala iritatif
1)
2)
3)
4)
b) Gejala obstruktif
1)
2)
3)
4)
5)
Intermitency
yaitu
terputusnya
aliran
kencing
yang
4. Patofisiologi
5. PATHWAY
6. Penatalaksanaan Medis
a.
Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan
kadar gula diperlukan untuk memproleh data dasr kedaan
umum klien.
2) Pemeriksaan urin lengkap dan kultur urin
3) PSA ( prostastik spesifik anggen) yaitu untuk mencara
adanya keganasan.
b.
Pemeriksaan Uroplometri
1) Flowrate maksimal > 15 ml/ detik yaitu non obstruktif
2) Flowrate maksimal 10- 5 ml/ detik yaitu border line
3) Flowrate maksimal < 10 ml/ detik yaitu obstruktif
c.
Watchful (observasi)
Yaitu pengawasaan berkala pada klien setiap 3- 6 bulan
kemudian setiap tahun tergantung keadaan klien.
2.
Medika Mentosa
Terapi ini di indikasi pada BPH dengan keluhan ringan, sedang
dan
berat
tanpa
disertai
penyulit
serta
indikasi
terapi
Pembedahan
a)
Indikasi
1) Klien dengan retensi urin akut atau pernah mengalami
retensi urin akut
2) Klien dengan residual urin > 100 ml
3) Klien dengan penyulit
4) Terapi medika mentosa tidak berhasil
5) Flowmetri menunjukan padaobstruktif
b)
1)
2)
sekitar
uretra
diangkat
dengan
sistoskof
Retropubic prostatectomy
Masa jaringan prostat hipertropii (lokasi tinggi dibagian
pelvis) diangkat melalui sisi abdomen bawah tanpa
pem,bukaan kandung kemih
4)
Perineal prostatectemi
Masa prostat besar di bawah area pelvis diangkat
melalui insisi diantara skrotum dan rectum. Proses ini
lebih
diperuntukan
untuk
kanker
dan
dapat
mengakinbatkan impotensi.
B. Konsep keperawatan pada pasien pasca TRUP
1. Pengkajian
A) Data Subjektif
1) Biodata/Identitas
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses
keperawatan untuk mengenal masalah klien, agar dapat
memberi
arah
kepada
tindakan
keperawatan.
Tahap
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien BPH pos
TRUP adalah nyeri yang berhubungan dengan dengan
spasme buli buli.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala yang ditimbulkan oleh BPH dikenal dengan lower
urinary track symptoms (LUTS) antara lain : rentensi urin,
pencernaan urin lemah, intermitensi, terminal dribbling, terasa
ada sisa setelah miksi, urgensi, frekwensi dan dysuria.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyaakn tentang diabetes, hipertensi, PDOM, penyakit
jantung coroner dan gangguan faaldaerah dapat memperbesar
resiko terjadinya penyakit pasca bedah, . Pula penyakit
saluran kencing dan pembedahan terdahulu.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang sifatnya menurun seperti hipertensi,
diabetemelitus dan asma
6) Pola- pola fungsi Kesehatan
Kaji
adanya
emosi
kecemasan,
terhadap..
Pola persepsi
pandangan
klien
7) Pemeriksaan Fisik
2. Masalah Keperawatan
3. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
10
4. Analisa Data
No
1.
Data
Etiologi
Masalah
Terpapar Clostrydium
tetani
Bersihan
jalan
nafas
tidak efektif
Ds:
nafas.
untuk batuk
SSP
Do:
Memblok pelepasan
neurotransmiter
dijalan nafas
Terdengar
2.
Kemampuan batuk
menurun
Akumulasi sekret
adanya
ronchi
Spasme /kejang
AGD abnormal
Ds:
Pasien
Hipertermi
mengeluh
Tetanospasmin
meghancurkan sel darah
merah dan leukosit
panas/demam
Plasma mengeluarkan
antigen GP1
Do:
Merangsang makrofag
mengeluarkan pirogen
Dikirim ke hipotlamus
pengeluaran asam
11
Arakidont
Sistesis prostagladin PGE2
Set pin suhu meningkat
Hipertermi
3.
Ds:
menelan (Dispagia)
Kesulitan membukamulut
(Trismus) Epistotonus
Do:
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
menelan
Ds:
Mengalami
penurunan
Tetanospasmen
Merusak sel darah merah,
leukosit
Gangguan
perfusi
jaringan
Do:
atau
tulang
belaknag
Riwayat kejang
12
Resti kejang
berulang
6.
Ds:
Sensitifitas terhadap
rangsangan
Do:
Resti trauma/
Cedera
rangsang.
Tonus otot 3
7.
Resiko Cidera
Gangguan
mobilitas fisik
Sensitifitas terhadap
rangsangan
Kelemahan/ kekakuan otot
Mobilitas fisik terganggu.
8.
Do:
Kebutuhan
Gangguan
ADL
dibantu
Gangguan ADL
keluarga
Ds:9.
Ds:
Klien
Do:
10.
Gangguan
pemmenuhan
eliminasi uri
dan alvi
Do:
asa
Koping mal adaftif
Ds:
Koping tidak
efektif
Mengungkapkan putus
asa
11.
Do:
Ds:
13
Kecemasan
Klien
mengatakan
Cemas
dalam
setelah diberikan
keterampilan
relaksan
dan
Intervensi
Rasional
sistem
dengan
drainase,
TURP.
2. Mempertahankan fungsi kateter dan
intermitten
tajam,
teurapeutik,
mempertahankan
14
iritasi
aliran
dengan
cairan
perubahan
posisi,
rileksasi,
teknik
visualisasi
dan 4. Menurunkan
pedoman imajinasi).
tegangan
otot,
dapat
antispasmodik
meningkatkan
kemampuan
koping.
5. Relaksasi otot, untuk menurunkan dan
spasme.
Kriteria hasil
mempertahankan
hidrasi
adekuat
ditandai
pengisian
perifer
baik,
membrane
Intervensi
1. 1.
Rasional
memanipulasi berlebih
2.
cairan
3.
Observasi
kebutuhan pengganti
drainase
24jam
pertama
terapi
perlu
berlanjut
aktif
memerlukan
15
4.
5.
arterial
bekuan darah.
cepat.
Awasi
tanda
tanda
vital, 5. Untuk
dan
memerlukan
memantau
terapi
tanda
tanda
kehilangan cairan
Observasi
kegelisahan,
kacau 6. Menunjukan
7.
Dorongan
pemasukan
indikasi,
awasi
penurunan
perfusi serebral
cairan 7. Membilas
adanya
ginjal
atau
buli
buli
dengan
tepat.
8.
C) Resiko
klebihan
volume
cairan
berhubungan
dengan
Kriteria hasil
16
Intervensi
Rasionalisasi
cairan
kebutuhan penggantian
Kriteria Hasil
Mencapai
waktu
penyembuhan,
tidak
Intervensi
1
Rasional
1. Mencegah pemasukan bakteri dan
drainase dependen
saluran kemih
17
Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
Intervensi
Rasional
untuk
membantu
mengeluarkan sekret
jam
3 Kaji bunyi nafas tiap 4 ja, laporkan 3 Untuk
penurunan
atau
tidak
adanya
medeteksi
dini
obatpenghilang
18
Setelah
tindakan
keparawatan
pengetahuan meningkat
Kriteria hasil
Intervensi
1
Rasionalisasi
Jelaskan dan pertegas kepada klien 1 Hindari yang adekuat atau optimal
dan keluarga tentang asupan cairan
tonus
percobaan
otot
buli
buli
kateter
setelah
dengan
saluran
kemih
dan
mengurangi
resiko
X / hari
3
mengurangi
pendarahan
tinggi
duduk
dengan
kaki
19
resiko
tergantung
d. Hindari mengangkat benda berat
dan aktifitas yang berat
e. Hindari hubungan seksual hingga
diperbolehka,
biaanya
6-
4 Aktifitas
tersebut
a.
Berjalan lama
menghalangi
b.
Menggunakan tangga
tempat pembedahan
b.
p[ola
tidak
penyembuhan
untuk
melanjutkan
nutrisinormal
dapat
urgensi
mengontrolurin.
membantu
Tetesan,
frekuensi
mempercepat
Alkohol
Lakukan
latihan
sesuai
Berkemih
sesegera
mungkin,mencegah
retensi
urin
e.
Menghindari
kafein
dan
alcohol
20
7 Deteksi
intervensi
awal
meningkatkan
cepat
untuk
jam
meminimalkan
b.
komplikasi :
c.
Peningkatan hematuri
a.
keparahan
Ketidakmampuan
berkemih
c.
Adanya prdarahan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasionalisasi
jam pertama
hidrasi
adekuat
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
21
teratasi
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
kateter di angkat
perineal
I)
kemih
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
Klien
tampak
rilek,
melaporkan
ansietas
menurun
Intervensi
1 Berikan
keterbukaan
Rasional
kepada 1 Klien
dapat
karena
fungsi seksual
menerima informassi
informasi
bedah
yang
cemas
2 Berikan
efek
mengalami
dapat
22
harapan
kembalinya
fungsi
seksual
3 Diskusikan
tentang
ejakulasi 3 Ejakulasi
retrogard
retrogard
tidak
menurunkan
..
dan
ke
panesahat
control
otot
sesuai indikasi
memerlukan intervensi
23
DAFTAR PUSTAKA
Smelter dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan. Medikal Bedah. Jakarta
: EGC
Corwin. 200. Buku Saku Parafisiologi: Jakarta : EGC
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jakarta :
Medica.Aescal pals. FK. UI
Wilkison. 2011. Diagnosa Keperawatan Buku Saku Edisi 9.Jakarta : EGC
Tambayong. 2002. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
24