NPM : 114070036
Kelas : 1D
siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang
harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu
alasan melakukan tiap langkah tersebut.
3. Hirarki matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat menginjak ke materi
selanjutnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam pemecahan masalah membutuhkan
aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai
prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media penunjang agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam belajar
matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan cenderung kaku yaitu berupa komputer.
4. Aplikasi matematika kurang nyata.
Dapat dirasakan oleh setiap siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya
menganggap bahwa matematika adalah kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu komputer
digunakan agar membuat matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa
juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep dalam matematika.
5. Belajar matematika perlu fokus.
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa
menjadi kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang
menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam
pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu
guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika. Alat peraga dapat membatu guru
untuk menyampaikan ide atau gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak
bosan.
6. Citra pembelajaran matematika kurang baik.
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa
pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru
kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan
dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari
penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan dengan pengoperasian
terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang
banyak sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak siswa yang menganggap
bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi pelajaran yang
akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Maka dari itu komputer diharapkan dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang
selama ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.
7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak.
Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan
prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui
manipulasi dan observasi terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi
dalam proses pembelajaran matematika, peranan media komputer sangat penting untuk pemahaman suatu
konsep atau prinsip.
Software atau program yang terdapat dalam komputer juga berperan sangat besar dalam pendidikan
matematika seperti kalkulator, Microsoft Word, microsoft exel, microsof powerpoint. Penggunaan kalkulator
yang ada di dalam komputer sering digunakan dalam matematika karena kalkulator dianggap sangat efektif
untuk mengembangkan konsep dalam membantu menghitung pada kegiatan pembelajaran dimana kemampuan
berhitung bukan menjadi tujuan utamanya, misalnya menghitung rata-rata, mencari persentase, mengubah
bentuk pecahan ke bentuk desimal. Microsoft word sebagai salah satu aplikasi pengolah kata. dengan
menggunakan fasilitas symbol, equation editor, dan drawing dapat dimanfaatkan untuk mengetik naskah yang
menggunakan symbol-symbol matematika maupun bangun ruang yang memerlukan irisan. Sedangkan
penggunaan Microsoft powerpoint biasanya digunakan untuk presentasi yang digunakan pengajar atau pelajar.
Dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas animasi, suara, maupun hyperlink. Microsof exel dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk melakukan penyelidikan dalam suatu kasus tertentu seperti untuk menentukan
kecondongan garis (gradien), menentukan kedudukan dua buah garis yang berpotongan atau sejajar, ataupun
untuk menentukan bentuk grafik persamaan kuadrat. Dengan menggunakan fasilitas komputer yang mampu
memapilkan gambar, maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuara diharapkan penyampaian materi
matematika dianggap dapat mempermudah siswa untuk memahami dan menerima informasi dalam pelajaran
matematika.
Contoh peranan penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika yaitu, sebagai alat hitung,
komputer dapat melakukan perhitungan untuk mencari: logaritma, perbandingan trigonometri, operasi hitung;
komputer juga banyak digunakan untuk materi yang memerlukan simbol-simbol, gambar, tabel, grafik, animasi,
visualisasi dan warna, seperti geometri; pembelajran aljabar, misalnya untuk menyelesaikan sistem persamaan
dan pertidaksamaan linier; dan dalam kalkulus, misalnya untuk menggambar grafik; serta dalam aritmetika,
misalnya untuk melatih kemampuan berhitung; atau suatu persegi panjang pada tampilan komputer dapat
dirubah-rubah ukuran sisi, keliling dan luasnya. Dan masih banyak lagi materi-materi matematika yang dapat
diajarkan menggunakan komputer. Bahkan hampir semua materi yang ada di dalam matematika dapat
digunakan dengan komputer.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komputer mempunyai peranan yang sangat besar dalam
segala sektor kehidupan termasuk dalam sektor pendidikan yaitu dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika dengan memanfaatkan fasilitas komputer diharapkan dapat membantu siswa
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul ketika sedang belajar matematika, dan diharapkan
siswa dapat menyukai pelajaran matematika dan tidak mengganggap matematika itu sulit karena dalam
pembelajarannya sudah di lakukan sedemikian rupa agar siswa menjadi lebih menyukai matematika. Serta
dapat menolong siswa untuk menghubungkan aspek yang berbeda dari matematika sehingga siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuan matematika secara lebih luas lagi.