industri, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau (RTNH), kawasan ruang evakuasi
bencana, kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, kawasan pendidikan, kawasan
kesehatan, kawasan peribadatan, kawasan pertahanan dan keamanan, serta kawasan pertanian.
Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya perkotaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungannya.
c. Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis
Pengembangan keterpaduan pengelolaan kawasan strategis provinsi di wilayah kota.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan sosial budaya.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
3. Rencana Struktur Ruang
a. Rencana Pusat Pusat Pelayanan Wilayah Kota
Pusat
Pusat
No Pelayanan Lokasi
Wilayah
Kota
Arahan Fungsi
Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
Sub Pusat
Pelayanan
Kota
(SPPK)
SPPK II :
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pusat
Lingkungan
(PL)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Lingkungan Klodan);
Pusat Lingkungan E4 Sapta Marga di Depo
Bangunan (Lingkungan Karang Blumbang,
Lingkungan Panaraga Utara, Lingkungan Karang
Kelebut, dan Lingkungan Karang Kecicang);
Pusat Lingkungan F1 Selagalas di Rumah Sakit
Jiwa Selagalas (Lingkungan Selagalas Baru);
Pusat Lingkungan F2 Bertais di kawasan bisnis
dan pergudangan Bertais (Lingkungan Bertais dan
Lingkungan Lendang Lekong);
Pusat Lingkungan F3 Babakan di Universitas Al
Azhar (Lingkungan Babakan Permai); dan
Pusat Lingkungan F4 Dasan Cermen di Pasar
Abian Tubuh (Lingkungan Abian Tubuh Barat)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan bahan bakar minyak dan gas.
Memelihara depo bahan bakar minyak dan gas serta pengolahan migas (kilang) di Kelurahan Bintaro
Kecamatan Ampenan.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Peningkatan jaringan telepon kabel meliputi :
Peningkatan kapasitas terpasang dan distribusi Sentral Telepon Otomat (STO) Mataram.
Pengembangan telepon rumah dan telepon umum.
Pengembangan distribusi jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan.
Pengembangan jaringan baru di seluruh wilayah Kota yang diintegrasikan penempatannya sesuai
kapasitas pelayanan serta estetika lingkungan dan keamanan.
Pemasangan jaringan kabel telepon di bawah tanah yang terintegrasi dan terpadu dengan jaringan
infrastruktur lainnya pada kawasan strategis kota.
Pengembangan jaringan nirkabel meliputi :
Menata menara telekomunikasi dan BTS (Base Transceiver Station) terpadu secara kolektif
antaroperator di seluruh kecamatan yang lokasinya ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Mengembangkan teknologi telematika berbasis teknologi modern pada wilayah-wilayah pusat
pertumbuhan.
Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah pertumbuhan
antarpusat kegiatan.
Peningkatan sistem informasi telekomunikasi pembangunan yang berbasis teknologi internet.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Konservasi sumber daya air, meliputi :
Perlindungan dan pelestarian sumber daya air.
Pengelolaan kualitas air.
Pengendalian pencemaran air.
Pendayagunaan sumber daya air, meliputi :
Penatagunaan, penyediaan, penggunaan, dan pengembangan air baku
Pengembangan sistem jaringan irigasi
Pengendalian daya rusak air
Sistem Prasarana Penyediaan Air Minum Kota
Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota
Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota
Sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah serta
dibuang secara terpusat meliputi :
Mendayagunakan dan memelihara Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Meninting yang melayani
seluruh wilayah Kota.
Mengembangkan IPAL untuk kegiatan industri di Lingkungan Dasan Cermen Barat Kelurahan Dasan
Cermen dan Lingkungan Bukit Ngandang Kelurahan Pagutan Timur.
Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah secara komunal di Lingkungan Marong Jamak dan
Lingkungan Karang Baru Selatan Kelurahan Karang Baru; Lingkungan Kebon Jaya Kelurahan Monjok;
Lingkungan Nyangget dan Lingkungan Jangkok Kelurahan Selagalas; serta Lingkungan Jempong Barat
Kelurahan Jempong Baru.
Memelihara saluran pembuangan air limbah dari sistem pengelolaan air limbah secara komunal sebelum
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki
Menata jalur pejalan kaki sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan pada trotoar.
Menetapkan dimensi jalur pejalan kaki pada trotoar sesuai dengan fungsi jalan.
Menyediakan jalur sepeda yang digabung dengan jalur pejalan kaki sesuai dimensi yang ditentukan.
Merencanakan jalur pejalan kaki yang melintasi jalur kendaraan pada titik terdekat yang dilengkapi
dengan rambu lalu lintas dan marka jalan.
Menyediakan jalur pejalan kaki di kawasan sempadan sungai.
Jalur Evakuasi Bencana
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana bencana banjir menjauhi lokasi-lokasi genangan yang
melalui Jalan Saleh Sungkar Jalan Adi Sucipto, Jalan Jend. Sudirman Jalan Jend. Ahmad Yani, Jalan
Energi Jalan Langko, Jalan Dr. Sujono, Jalan Sultan Kaharudin, Jalan HOS. Cokroaminoto, Jalan
Brawijaya, Jalan Prabu Rangkasari, serta jalur-jalur evakuasi yang mengarah ke utara melalui Jalan
TGH. Faisal;
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai yang
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
mengarah ke timur melalui Jalan Adi Sucipto Jalan Jend. Sudirman, Jalan Pabean Jalan Langko
Jalan Pejanggik Jalan Selaparang Jalan Sandubaya, Jalan Sultan Salahudin Jalan Sultan Kaharudin,
Jalan Dr. Sujono Jalan TGH. Ali Batu, dan jalan di sepanjang pesisir pantai; dan
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gempa bumi pada setiap ruas jalan di wilayah kota.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
a. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air.
Pengelolaan kawasan resapan air dilakukan melalui:
pemberian dukungan terhadap siklus hidrologi dengan mengembangkan tanaman keras atau tahunan
yang berfungsi menyimpan air
pengawasan dan pengendalian kawasan resapan air dengan cara memberikan wewenang dan tanggung
jawab kepada pemerintah kecamatan dan kelurahan
pencegahan kegiatan budidaya yang menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dapat
mengganggu fungsi lindung
mengembalikan fungsi sebagai kawasan lindung secara bertahap apabila kawasan resapan air mengalami
kerusakan
Kawasan perlindungan setempat di Kota Mataram terdiri dari kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan
sungai dan kawasan sekitar mata air.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau :
pengalokasian RTH minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota yang terdiri dari 20 (dua
puluh) persen RTH publik dan 10 (sepuluh) persen RTH privat dengan tutupan vegetasi
pemilihan jenis vegetasi sesuai dengan fungsi dan jenis RTH yang dikembangkan
Kawasan Cagar Budaya, terdiri dari :
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya
rawan banjir
rawan gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai
rawan gempa bumi
rawan kebakaran
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pengembangan kawasan pertanian terdiri dari kawasan peruntukan pertanian dan kawasan peruntukan
perikanan. Rencana pengembangan kawasan pertanian dilakukan melalui :
pengembangan lahan pertanian untuk budidaya tanaman hortikultura;
pengembangan pertanian lahan basah untuk peningkatan ketahanan pangan;
membatasi alih fungsi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya terbangun;
mempertahankan jaringan prasarana irigasi di kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi geografis; dan
inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi kebutuhan air baku bagi pertanian.
Pengembangan lahan pertanian untuk budidaya tanaman hortikultura dilakukan di Kelurahan Rembiga,
Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Selagalas, Kelurahan Bertais, Kelurahan Mandalika, Kelurahan Jempong
Baru, dan Kelurahan Turida. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perikanan dilakukan melalui :
pengembangan budidaya perikanan air tawar di Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Selagalas, dan
Kelurahan Bertais
pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya air laut di Kelurahan Bintaro, Kelurahan
Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai,
Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru
menyediakan kawasan penyangga pada kawasan perikanan
5. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Cepat
Kawasan strategis bidang pariwisata terdiri dari :
Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang dan Kelurahan
Ampenan Utara Kecamatan Ampenan sebagai kawasan pariwisata MICE yang berbasis lingkungan
Kawasan Mayura di Kelurahan Mayura Kecamatan Cakranegara sebagai kawasan pariwisata budaya dan
spiritual keagamaan
Kawasan Mapak di Kelurahan Tanjung Karang dan Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela
sebagai kawasan pariwisata alam, religi, dan buatan.
Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Banjar
Kecamatan Ampenan sebagai kawasan pariwisata buatan
Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan dan Kelurahan Pagesangan Barat Kecamatan
Mataram serta Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela sebagai kawasan pariwisata belanja
Kawasan Sayang Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang Sayang Kecamatan Sandubaya
serta Kawasan Udayana di Kelurahan Kebonsari dan Kelurahan Pejarakan Karya Kecamatan Ampenan
sebagai kawasan pariwisata kuliner
Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa terdiri dari :
Kawasan pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan
Kelurahan Ampenan Selatan Kecamatan Ampenan
Kawasan pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat,
Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara
Selatan
Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika
b. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah Kecamatan Ampenan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
c. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
kawasan sempadan Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Unus
kawasan sempadan pantai di pesisir barat wilayah Kota sepanjang 9 km (Kelurahan Bintaro, Kelurahan
Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai,
Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru)
kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur Kecamatan Mataram serta Kelurahan Sayang Sayang dan
Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya
kawasan hutan kota di tiap tanah pecatu di wilayah Kota
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota
a. Pemanfaatan ruang wilayah kota berpedoman pada rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan
kawasan strategis.
b. Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kota dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program
pemanfaatan ruang.
c. Program pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan indikasi program utama setiap 5 (lima) tahunan selama 20
(dua puluh) tahun (2011 2031).
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah Kota, yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
8. Arahan Sanksi
a. Arahan pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang
dan tegaknya peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah.
b. Pelanggaran penataan ruang yang dapat dikenakan sanksi meliputi :
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW Kota, khususnya rencana struktur ruang dan pola ruang
wilayah kota
Pelanggaran ketentuan arahan pengaturan zonasi
Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang meliputi izin prinsip, izin lokasi, izin peruntukan
penggunaan tanah, dan izin mendirikan bangunan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kota
Pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kota
Pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh Peraturan Walikota dinyatakan
sebagai milik umum
Pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar
9. Hak, Kewajiban, Peran Masyarakat dan Kelembagaan
a. Dalam Penataan Ruang setiap orang dan/atau badan berhak untuk:
mengetahui rencana tata ruang
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan
yang sesuai dengan rencana tata ruang
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang di wilayahnya
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang kepada pejabat berwenang
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian
b. Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang dan/atau badan wajib:
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai
milik umum
c. Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan melalui:
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang
partisipasi dalam pemanfaatan ruang
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
d. Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antarsektor/antardaerah,
bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
e. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD diatur dengan Peraturan Walikota
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan sebagai kawasan pengembangan agroindustri dan pariwisata untuk
meningkatkan daya saing daerah.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. pengembangan wilayah yang berbasis pertanian tanaman pangan dan holtikultura
b. peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agroindustri
c. pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya
d. pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan ramah lingkungan, berkelanjutan, dan
menerapkan prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar
e. penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan yang menunjang sistem pemasaran
produksi pertanian, wisata dan potensi sumber daya lainnya
f. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, wisata dan potensi
sumber daya lainnya
g. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek
konservasi
h. pengembangan kawasan budi daya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan hidup
i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
Pusat
No Pusat
Kegiatan
Lokasi
Pusat
Kegiatan
Wilayah
Promosi
(PKWp)
Perkotaan Gerung
Pusat
Kegiatan
Lokal (PKL)
Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi
(PKLp)
Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje, Kebon Ayu, Tempos,
Rumak, Gelogor, Banyumulek, Kuripan Utara, Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru,
Lebah Sempage, Batukumbung, Sigerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan Senggigi
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya di kabupaten berupa kawasan resapan air
meliputi: kawasan di Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Narmada, Lingsar, Gerung, Lembar, dan Sekotong.
Kawasan Perlindungan Setempat meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan mata air, kawasan
sempadan pantai dan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Pelestarian Alam, Dan Cagar Budaya
Kawasan hutan bakau
Kawasan konservasi perairan
Kawasan hutan konservasi
Kawasan cagar budaya meliputi :
Goa Jepang/Meriam di Kecamatan Sekotong;
Kawasan Gunung Pengsong di Kecamatan Labuapi;
Kawasan Goa Jepang Lebah Sembage di Kecamatan Narmada;
Makam keramat Cemara di Kecamatan Lembar;
Makam Ilam di Kecamatan Labuapi;
Taman Narmada di Kecamatan Narmada;
Pura Suranadi di Kecamatan Narmada;
Taman Lingsar di Kecamatan Lingsar;
Desa Tradisional Karang Bayan di Kecamatan Lingsar;
Pura Agung Gunung Sari di Kecamatan Gunung Sari;
Makam Gede Baturiti/Mambalan di Kecamatan Gunung Sari;
Makam Batulayar di Kecamatan Batulayar; dan
Pura Batu Bolong di Kecamatan Batulayar.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan produksi terbatas berada pada Kelompok Hutan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pelangan (RTK. 7) di Kecamatan Sekotong dengan luas kurang lebih 10.041,00 Ha dan hutan produksi tetap di
Kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK.13) Kecamatan Gerung dengan luas kurang lebih 304,69 Ha.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luasan kurang lebih 800 Ha, berada di beberapa kecamatan di
wilayah kabupaten meliputi Kecamatan Gunung Sari, Narmada, Gerung, Lembar, dan Sekotong. Pemanfaatan
hutan rakyat,
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan Budi Daya Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan budi daya pertanian tanaman pangan di Kabupaten Lombok Barat seluas kurang lebih 16.754
ha yang berada di Kecamatan Batulayar seluas kurang lebih 328 ha, Gunung Sari seluas kurang lebih 905
ha, Lingsar kurang lebih 1.849 ha, Narmada kurang lebih 2.242 ha, Kuripan kurang lebih 1.072 ha, Kediri
kurang lebih 1.455 ha, Labuapi kurang lebih 1.450 ha, Gerung kurang lebih 2.622 ha, Lembar kurang
lebih 1.791 ha, dan Sekotong kurang lebih 3.040 ha.
Kawasan Budi Daya Pertanian Hortikultura
Kawasan budi daya pertanian hortikultura di Kabupaten Lombok Barat diarahkan diseluruh kecamatan
terutama pada areal yang berpotensi untuk pengembangan hortikultura.
Kawasan Budi Daya Perkebunan
Kawasan budi daya perkebunan di Kabupaten Lombok Barat diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan
Gunung Sari, Narmada, Gerung, Lembar, dan Sekotong dengan komoditi kelapa dengan luas kurang
lebih 11.082,55 Ha; Kecamatan Narmada dan Lingsar dengan komoditi kopi dengan luas kurang lebih
578,02 Ha; Kecamatan Lembar dan Sekotong dengan komoditi jambu mete dengan luas kurang lebih
8.789,01 Ha.
Kawasan Budi Daya Perternakan
Kawasan budi daya peternakan di Kabupaten Lombok Barat diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan
Gerung, Lembar, dan Sekotong.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Perikanan Tangkap
kawasan perikanan tangkap di laut diarahkan di Kecamatan Sekotong;
sarana dan prasarana perikanan tangkap berupa pelabuhan khusus perikanan PPI di Teluk Sepi
Kecamatan Sekotong.
Perikanan Budi Daya
perikanan bududaya air tawar diprioritaskan dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Kuripan,
Narmada, Lingsar, Gerung, Labuapi dengan luas kurang lebih 2.938 ha;
perikanan budi daya air payau dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Gerung, Lembar, dan
Sekotong dengan luas kurang lebih 873 ha;
perikanan budi daya air laut dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Gerung, Lembar, dan Sekotong
dengan luas kurang lebih 8.100 ha; dan
sarana dan prasarana perikanan budi daya
Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan berupa kegiatan industri, penyimpanan, pengolahan, dan
pemasaran.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
kawasan pertambangan mineral logam emas, perak, tembaga, timah hitam, dan mangan tersebar di
Kecamatan Lembar dan Sekotong;
kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan tersebar di seluruh kecamatan.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri di kabupaten meliputi peruntukan industri besar, sedang, dan industri rumah
tangga. Kawasan peruntukan industri besar dan sedang diarahkan di kawasan pesisir barat Kecamatan Lembar,
Gerung dan Labuapi. Kawasan peruntukan industri rumah tangga diarahkan pada sentra-sentra produksi
dengan mengedepankan produk-produk unggulan. Pengelolaan kawasan peruntukan industri mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan wisata alam direncanakan di Pantai Senggigi dan sekitarnya, Kawasan pantai Sekotong dan
sekitarnya, Kawasan Gili Kedis, Gili Sudaq, Gili Tangkong, Gili Nanggu, Gili Poh, Gili Genting, Gili
Lontar, Gili Gede, Gili Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Goleng, Gili Kao, Gili Kere, Gili Sepatang/
Sophialouisa, Gili Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok, Gili Sarang, Gili Wayang, Gili Pulau Tiga, Gili
Tepong, Gili Batu Nyangkong, dan Gili Malang, Kawasan Wisata Meang, Pantai Induk, Pantai Cemare,
Pantai Kuranji, Gunung Pengsong, Kawasan Suranadi, dan Kawasan Wisata Sesaot;
Kawasan wisata budaya direncanakan pada Kawasan Taman Narmada, Kawasan Taman Lingsar, Desa
Tradisional Karang Bayan, dan Kawasan Kerajinan Gerabah Banyumulek di Kecamatan Kediri;
Kawasan wisata buatan direncanakan pada kecamatan yang memiliki potensi untuk dikembangan.
Kawasan Peruntukan Permukiman
permukiman perkotaan dengan kepadatan sedang sampai tinggi yang dilengkapi diantaranya dengan
sistem transportasi masal diarahkan pada perkotaan Kecamatan Gerung, Kuripan, Kediri, Batulayar,
Gunung Sari, Labuapi; dan
permukiman perdesaan dengan kepadatan rendah sampai menengah yang dilengkapi diantaranya dengan
sarana dan prasarana produksi serta pengolahan diarahkan di kawasan sekitar pusat pelayanan
lingkungan (PPL) meliputi Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje,
Kebon Ayu, Tempos, Rumak, Gelogor, Banyumulek, Kuripan Utara, Karangbongkot, Bengkel, Dasan
Tereng, Keru, Lebah Sempage, Batukumbung, Sigerongan, Duman, Penimbung, dan Mambalan.
Kawasan Peruntukan Lain
Kawasan Perdagangan, Jasa dan Penunjang Pariwisata
Kawasan peruntukan perdagangan, jasa dan penunjang pariwisata dikembangkan di Kecamatan
Batulayar, Gunung Sari, Narmada, Labuapi, Gerung, dan Sekotong.
Kawasan Pusat Pemerintahan
Kawasan peruntukan pusat pemerintahan terletak pada Kecamatan Gerung.
Kawasan Pertahanan dan Keamanan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pemerintah di
bidang pertahanan dan keamanan negara di wilayah darat dan laut terletak di Pulau
Sepatang/Sophialouisa.
Kawasan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kawasan pesisir dan pulau pulau kecil meliputi Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Nanggu,
Gili Poh, Gili Genting, Gili Lontar, Gili Gede, Gili Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Goleng, Gili
Kao, Gili Kere, Gili Sepatang/ Sophialouisa, Gili Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok, Gili Sarang, Gili
Wayang, Gili Pulau Tiga, Gili Tepong, Gili Batu Nyangkong, dan Gili Malang.
5. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kawasan strategis nasional untuk kepentingan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah
kabupaten adalah kawasan pulau terluar yaitu Pulau Sophialouisa (Pulau Sepatang).
b. Kawasan strategis provinsi untuk kepentingan ekonomi yang berada di wilayah kabupaten meliputi :
Senggigi-Tiga Gili (Air, Meno, Trawangan) dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri
dan perikanan
Mataram Metro meliputi wilayah Kota Mataram, Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, Narmada,
Kediri, dan Labuapi dengan sektor unggulan perdagangan jasa, industri dan pariwisata
Kute dan sekitarnya di Kabupaten Lombok Tengah, sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat dan
sebagian wilayah Kabupaten Lombok Timur dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan perikanan
c. Kawasan strategis kabupaten terdiri atas :
kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi :
Tunggal Kendali meliputi sebagian wilayah Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, Narmada,
Kediri, Labuapi dengan sektor unggulan perdagangan jasa, industri dan pariwisata
Gerung sebagai pusat pemerintahan, dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa
Lembar meliputi seluruh wilayah Kecamatan Lembar dengan sector unggulan perhubungan,
industri, perdagangan dan jasa
Sekotong meliputi seluruh wilayah Kecamatan Sekotong dengan sektor unggulan pariwisata,
perikanan, dan pertambangan
Agropolitan Lebah Sempage di Kecamatan Narmada dengan sektor unggulan pertanian dan
agrowisata
Senggigi di Kecamatan Batulayar dengan sektor unggulan pariwisata dan perikanan
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi :
Kediri sebagai Pusat Kajian Islam dan Pusat Pesantren dengan sektor unggulan pendidikan
keagamaan
Narmada sebagai Pusat Kajian dan Inventarisasi Seni-Budaya Lombok dengan sektor unggulan
pariwisata budaya
Desa Tradisional Karang Bayan di Kecamatan Lingsar dengan sektor unggulan pariwisata budaya
Situs Makam Batulayar di Kecamatan Batulayar dengan sektor unggulan pariwisata sejarah dan
religi
Gunung Pengsong di Kecamatan Labuapi dengan sektor unggulan pariwisata sejarah dan religi
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi :
Hutan Sesaot dan sekitarnya berada di Kecamatan Narmada dan Lingsar;
Hutan Pusuk Pass dan sekitarnya berada di Kecamatan Batulayar dan Gunung Sari
Hutan Gunung Sasak dan sekitarnya berada di Kecamatan Kuripan
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
a. Arahan pemanfaatan ruang meliputi indikasi program utama, indikasi lokasi, indikasi sumber pendanaan,
indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
b. Indikasi program utama pemanfaatan ruang meliputi :
indikasi program utama perwujudan struktur ruang
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
c.
d.
e.
f.
7.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten menjadi acuan pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dilakukan dengan cara:
a.
b.
c.
d.
8.
a.
b.
c.
9.
a.
b.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam
perencanaan tata ruang.
c. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara aktif melibatkan
masyarakat.
d. Masyarakat adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian
di bidang penataan ruang, dan/atau yang kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.
Pusat Pusat
Kegiatan
Lokasi
Fungsi
Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi
(PKWp)
Perkotaan Tanjung
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)
Daerah Kayangan
Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)
Rencana pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan meliputi seluruh ruas jalan yang ada
Rencana Terminal Tipe B di Ibu Kota Kabupaten (Kecamatan Tanjung) dan Kecamatan Bayan
Rencana pengembangan Terminal Tipe C di setiap kecamatan;
Rencana Terminal Khusus Cidomo di Tiga Gili
Angkutan massal direncanakan Rute Tanjung Bandara Internasional Lombok dan Pemenang
Bandara Internasional Lombok menggunakan bus
Pelabuhan laut Pemenang yang merupakan terminal khusus penumpang dengan rute Pelabuhan Bangsal
Pelabuhan di Tiga Gili
Pelabuhan laut lokal berada di Teluk Nare yang merupakan terminal khusus penumpang dengan rute
Pelabuhan Teluk Nare Pelabuhan di Tiga Gili
Pelabuhan antar provinsi berada di Pelabuhan Carik (Kecamatan Bayan)
Terminal khusus wisata berada di Pelabuhan Teluk Nare dan Tiga Gili (Kecamatan Pemenang)
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi
Jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) Ampenan Tanjung
Jaringan distribusi tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara
Gardu induk di Tanjung dan gardu pembagi di Kayangan
embangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan dan
Kecamatan Gangga
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara yang jauh
dari jaringan transmisi dan distribusi
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kokoq Putih, dan Sungai Pekatan
Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE) di Lokasi TPA, Pusat Pengembangan
Peternakan, Pusat Permukiman dan lokasi lain yang berpotensi
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringan Mikro Digital yaitu Tanjung Sigar Penjalin dan Bayan Sambik Elen
Tower telekomunikasi seluler (BTS) sebanyak 34 unit di semua kecamatan
Sentral Telepon Otomatis (STO) di lima Kecamatan
Pengembangan jaringan stasiun radio lokal di 5 kecamatan
Pengembangan jaringan telekomunikasi khusus
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Wilayah sungai meliputi S. Bentek, S. Buruan, S. Rangsot, S. Bengkak, S. Sokong, S. Segara, S.
Tiupupus, S. Lempenge, S. Luk, S. Penggolong, S. Piko, S. Sidutan, S. Braringan, S. Lebah Pebali,
S. Airberi, S. Amor-amor, S. Tampes, S. Padek, S. Menanga, S. Peria, S. Rembat, S.
Mumbul/Menggala, S. Lebak, S. Lengkulun, S. Embar-embar, S. Sintelik, S. Sependok, S. Tantang,
S. Persani, S. Kengkang, S. Kandang, S. Koangan, S. Telagabanyak, S. Segoar, S. Gereneng, S.
Nawan, S. Putih, S. Belik dan S. Nangka
Bendung meliputi rencana pengembangan bendung sebanyak 4 buah yang tersebar di Kecamatan
Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Bayan
Sistem jaringan irigasi meliputi rencana pengembangan jaringan saluran irigasi berupa saluran
induk sepanjang kurang lebih 54.540 meter, saluran sekunder sepanjang kurang lebih 3.370 meter,
suplesi sepanjang kurang lebih 7.000 meter dan pembuang pembilas sebanyak 2 buah dan bending
sebanyak 2 buah
Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi
Sistem Jaringan Air minum
Memanfaatkan CAT (Cekungan Air Tanah) untuk didistribusikan ke Kecamatan Pemenang,
Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan, dan Kecamatan Bayan
Meningkatkan sarana air minum dari jumlah dan sistem distribusinya
Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi
Pembangunan dan perbaikan drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier diseluruh
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di sepanjang pantai di Kabupaten Lombok Utara serta
kawasan Tiga Gili;
Kawasan rawan kekeringan meliputi Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Bayan,
serta sebagian Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang;
Kawasan rawan bencana alam letusan gunung berapi meliputi wilayah Kecamatan Bayan dan
Kecamatan Kayangan;
Jalur evakuasi mengikuti jalur jalan yang ada.
Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi yaitu kawasan cagar alam geologi, berupa kawasan keunikan bentang alam
yaitu Kawasan Gunung Rinjani.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya meliputi kawasan perlindungan plasma nutfah di kelompok hutan Gunung
Rinjani (RTK.1), dan kawasan terumbu karang di Tiga Gili.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di kelompok hutan Gunung Rinjani yang terdapat di
Monggal dan sekitarnya seluas 6.984,34 Ha;
Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dengan luas 5.172 Ha meliputi kelompok Hutan Pandan Mas
seluas 739,78 Ha dan kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK 1) seluas 4.431,74 Ha.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan yang tersebar di seluruh kabupaten dengan luas kurang lebih
5.349 Ha;
Kawasan pertanian hortikultura yang tersebar di seluruh kabupaten dengan luas kurang lebih
39.283 Ha;
Kawasan perkebunan seluas kurang lebih 5.909 Ha, dengan produksi perkebunan meliputi kakao di
Selelos dan Santong dengan luas kurang lebih 2.874 Ha, vanili di Selelos dan Santong dengan luas
kurang lebih 237 Ha, kopi di seluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 1.315 Ha, kacang
mete dengan luas kurang lebih 1.484Ha;
Kawasan peternakan meliputi peternakan besar, antara lain sapi potong dan sapi perah, tersebar di
seluruh wilayah kabupaten seluas kurang lebih 145 Ha; peternakan kecil, antara lain domba dan
kambing, seluas kurang lebih 49 Ha dan peternakan unggas seluas kurang lebih 24 Ha.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pengembangan kegiatan perikanan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara seluas
kurang lebih 269 Ha;
Pasar pengumpul dan pelelangan dapat dibangun pada sentra produksi ikan di Kecamatan Gangga
dan Kecamatan Kayangan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi pertambangan logam berada di Dusun Kerujuk (Desa Pemenang Barat) seluas kurang
lebih 5 Ha dan Desa Sukadana seluas kurang lebih 25 Ha;
Potensi pertambangan non logam (batu apung, trass, pasir) di Kecamatan Bayan seluas kurang
lebih 3.124 Ha, di Kecamatan Kayangan seluas kurang lebih 3.372 Ha, dan di Kecamatan Gangga
seluas kurang lebih 6.616 Ha.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan agro industri yang terletak di Kecamatam Bayan, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan
Gangga;
Kawasan sentra industri kecil yang terletak di sebagian Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan
dan Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung dan kecamatan Pemenang.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Kawasan Strategis Perkotaan Tanjung meliputi sebagian Kecamatan Tanjung (Desa Sokong,
Desa Tanjung, dan Desa Jenggala) dan Sebagian Kecamatan Gangga (Desa Bentek , Desa
Gondang dan Desa Genggelang); dengan sektor unggulan Perdagangan dan Jasa;
Kawasan Strategis Gangga terdapat di Desa Genggelang Kecamatan Gangga seluas kurang
lebih 589 Ha. Dengan sektor unggulan Perkebunan dan Agro Industri;
Kawasan Strategis Agropolitan Kayangan terdapat di Kecamatan Kayangan meliputi Desa
Kayangan, Desa Sesait, Desa Santong, Desa Gumantar, Desa Dangiang, dan Desa Pendua
dengan sector unggulan Perkebunan dan Agropolitan; dan
Kawasan Strategis Carik yang terdapat di Kecamatan Bayan meliputi Desa Sukadana dan
Desa Anyar perdagangan dan jasa.
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut Kepentingan Sosial Budaya adalah Kawasan Situs Budaya
Masyarakat Adat Bayan yang terdapat di Kecamatan Bayan meliputi Desa Bayan, Desa Senaru dan
Desa Sukadana (Dusun Segenter).
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Lombok Utara tertuang dalam indikasi program yang terdiri atas
tahapan-tahapan pelaksanaan rencana sebagai berikut :
a. Tahap I (Tahun 2011 sampai tahun 2015) :
legalisasi hasil rencana;
sosialisasi hasil rencana;
koordinasi antar instansi terkait
penetapan batas pemanfaatan lahan masing-masing kegiatan terutama untuk kawasan lindung;
penetapan prioritas masing-masing kegiatan/sektor (budidaya pertanian);
penetapan prioritas penentuan lokasi pusat pemerintahan dan penataan sektor pariwisata); dan
peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM.
b. Tahap II (Tahun 2016 sampai tahun 2020) :
peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM serta sistem manajemen organisasi pemerintahan;
pengembangan sektor pariwisata;
penetapan prioritas sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik; dan
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada
didalam rencana.
c. Tahap III (Tahun 2021 sampai tahun 2025) :
peningkatan kualitas produk di sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
peningkatan kualitas sektor pariwisata;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik;
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada di
dalam rencana; dan
perencanaan pengembangan program untuk tahap selanjutnya.
d. Tahap IV (Tahun 2026 sampai tahun 2031) :
peningkatan kualitas pemasaran di sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik;
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada
didalam rencana; dan
penyusunan kembali periode berikutnya.
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara menjadi acuan
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lombok Utara
b. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi :
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
9.
a.
b.
c.
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah
kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan
RTRW Kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak untuk :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh insentif atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
insentif sebagaimana dimaksud huruf c diberikan kepada pemegang hak atas tanah yang secara
sukarela melakukan penyesuaian penggunaan tanah;
mengajukan beberapa keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
melaporkan kepada aparat pemerintah jika terjadi penyimpangan pada pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai peruntukannya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berkewajiban untuk :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
berperan serta dalam memelihara kualitas ruang sesuai IPR dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan IPR; dan
memberikan akses terhadap sumber air, pesisir pantai, serta kawasan-kawasan yang dinyatakan
oleh perundang-undangan sebagai milik umum.
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap :
proses perencanaan tata rauang;
pemanfaatan ruang; dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.
pengembangan dan pemantapan kawasan pantai dan laut untuk mendukung investasi, transportasi
dan penyelamatan lingkungan;
penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan menunjang sistem pemasaran
pariwisata, produksi pertanian, dan perikanan;
pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung
pengembangan pariwisata, sentra produksi pertanian, kelautan dan perikanan, pusat permukiman
secara terpadu dan efisien;
pemeliharaan perwujudan kelestarian lingkungan hidup dan pencegahan dampak negatif kegiatan
manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan pemulihan kerusakan
lingkungan hidup serta menetapkan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana;
pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pengembangan dan pemantapan pariwisata,
sistem agropolitan dan minapolitan;
pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan
wilayah maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Rencana Struktur Ruang
Pusat Pusat Kegiatan
Pusat
No Pusat
Kegiatan
Pusat
Kegiatan
Wilayah
(PKW)
Pusat
Kegiatan
Lokasi
Praya
Fungsi
Pusat kegiatan
transportasi
regional
wilayah
kabupaten;
Pusat
pemerintahan
kabupaten;
Pusat
perekonomian,
jasa dan
perdagangan
wilayah
kabupaten;
Pusat
pendidikan
dan budaya
skala
kabupaten;
Pusat
konservasi
sejarah dan
budaya/
cultural
heritage
Pusat kegiatan
transportasi
kecamatan;
Pusat
pemerintahan
kecamatan;
Pusat
kesehatan
skala
kecamatan;
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Lokal
(PKL)
Pusat
pendidikan
skala
kecamatan;
Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga.
Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga;
Pusat
pengembangan
kegiatan
pertanian
Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
Pusat kegiatan
transportasi
kecamatan;
Pusat
pemerintahan
kecamatan;
Pusat
kesehatan
skala
kecamatan;
Pusat
pendidikan
skala
kecamatan;
Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga
Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi
(PKLp)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Kawasan konservasi laut daerah (KLD) diarahkan di Teluk Bumbang Kecamatan Pujut;
Kawasan mangrove terletak di Kecamatan Praya Timur meliputi Desa Bilelando dan Kidang,
Kecamatan Pujut meliputi Desa mertak dan Sengkol, serta Kecamatan Praya Barat di Desa Selong
Belanak .
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana gunung berapi di Kecamatan Batukliang dan Kecamatan Kopang;
Kawasan rawan banjir meliputi kawasan sekitar sungai besar melewati Kecamatan Batukliang
Utara dan Kopang;
Kawasan rawan gempa bumi mencakup seluruh wilayah kecamatan;
Kawasan rawan gerakan tanah dan longsor mencakup Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan
Jonggat, Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut, Kecamatan
Pringgarata dan Kecamatan Kopang;
Kawasan rawan gelombang pasang mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau
Lombok yang ada di wilayah Kabupaten yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut
dan Praya Timur.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di
kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK 13) seluas 4.583,87 hektar di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan
Praya Barat Daya.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Irigasi teknis seluas kurang lebih 24. hektar;
Irigasi setengah teknis seluas kurang lebih 14.666 hektar;
Irigasi sederhana PU seluas kurang lebih 3.115 hektar;
Irigasi non PU seluas kurang lebih 40 hektar;
Tadah hujan seluas kurang lebih 11.350 hektar.
Kawasan Pertanian Hortikultura tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan
mangga, manggis, durian, sawo, rambutan, semangka dan melon dengan luas kurang lebih 20.280
hektar.
Kawasan Perkebunan tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan kelapa, kopi, jambu
mete, jarak pagar serta tembakau dengan luas wilayah kurang lebih 40.970 hektar.
Kawasan Peternakan tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Perikanan Tangkap
Potensi perikanan tangkap di laut yang memanfaatkan potensi perairan di sepanjang pantai
Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya
Timur sejauh 4 (empat) mil laut dari garis pantai dengan tetap memperhatikan zona kawasan
lindung serta zona kawasan pariwisata;
Potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memanfaatkan potensi waduk, sungai dan
embung tersebar di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 4.203 hektar.
Perikanan Budidaya
Potensi perikanan budidaya air tawar terletak di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 8.819
hektar terdiri dari kolam, mina padi dan karamba;
Potensi perikanan budidaya air payau seluas kurang lebih 900 hektar terletak di Kecamatan Praya
Timur meliputi Desa Bilelando dan Desa Kidang, Kecamatan Praya Barat meliputi Desa Mekar
Sari dan Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat Daya meliputi Desa Montong Ajan dan
Kecamatan Pujut meliputi Desa Teruai, Desa Bangkat, Desa Pengengat dan Desa Mertak dengan
tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Potensi perikanan budidaya laut seluas kurang lebih 2.620 hektar terletak Kecamatan Praya
Timur, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Barat Daya dan Kecamatan Pujut terdiri dari
budidaya rumput laut, budidaya mutiara, budidaya kerang darah, budidaya teripang dan budidaya
ikan; d. balai benih ikan (BBI) teletak di kelurahan Gerunung Kecamatan Praya, Desa Pemepek
Kecamatan Pringgarata, Desa Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara dan Desa Bonjeruk
Kecamatan Jonggat;
Unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Batukliang,
Kecamatan Kopang, Kecamatan Pringgarata, Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya.
Pengolahan Hasil Perikanan
Kawasan pengolahan hasil perikanan skala mikro dan kecil tersebar di seluruh kecamatan;
Kawasan pengolahan hasil perikanan skala menengah dan besar diarahkan di kawasan minapolitan
Gerupuk dan Awang di Kecamatan Pujut;
Kawasan pemasaran hasil perikanan teridiri atas pasar ikan yang tersebar di pasar tradisional yang
terdapat di seluruh kecamatan;
Tempat pelelangan ikan (TPI) terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut;
Pengembangan tempat pelelangan ikan (TPI) diarahkan di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya
Barat, Pujut dan Praya Timur.
Pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Awang terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi pertambangan mineral logam, mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten tersebar di
sebagian Kecamatan Praya Barat Daya, sebagian Kecamatan Praya Barat, sebagian Kecamatan
Pujut dan sebagian Kecamatan Praya Timur.
Pertambangan mineral bukan logam dan batuan eksisting tersebar di sebagian Kecamatan Praya
Barat, sebagian Kecamatan Pujut, sebagian Kecamatan Praya Timur, sebagian Kecamatan Praya
Barat Daya, sebagian Kecamatan Batukliang Utara, sebagian Kecamatan Pringgarata dan sebagian
Kecamatan Kopang.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan industri mikro dan kecil meliputi kawasan agroindustri dan kerajinan rumah tangga yang
terdapat di seluruh kecamatan.
Pengembangan Kawasan industri menengah dan besar diarahkan di Kecamatan Praya Tengah,
Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Janapria.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan objek wisata alam meliputi wisata alam hutan dan/perairan pedalaman di Kecamatan
Batukliang Utara, Pujut, dan Praya Barat; wisata alam bahari di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan
dan Praya Barat Daya; dan wisata alam geologi dan/ vulkanologi di Kecamatan Batukliang Utara,
Kopang, Pujut dan Praya Barat;
Kawasan objek wisata sejarah meliputi perkampungan tradisional di Kecamatan Pujut, masjid kuno
di Kecamaan Pujut dan makam bersejarah di Kecamatan Kopang, Praya Tengah, Pujut; Janapria,
Batukliang, Praya Timur, dan Praya.
Kawasan objek wisata budaya meliputi kerajinan gerabah di Kecamatan Praya Barat, kerajinan
tenun di Kecamatan Jonggat dan kerajinan anyaman di Kecamatan Praya Timur dan Janapria;
Kawasan objek wisata buatan meliputi festival khusus yang tersebar di seluruh kecamatan dan
wisata agro di Kecamatan Batukliang Utara.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan yang tersebar di
seluruh kecamatan.
Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan jasa dan perdagangan skala Kabupaten diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
5.
a.
b.
c.
6.
a.
b.
c.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
perundang-undangan.
d. Program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan indikasi program utama lima
tahunan selama 20 (dua puluh) tahun dengan Indikasi Program Utama tahunan pada lima tahun pertama.
e. Pendanaan program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja kabupaten, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, investasi swasta dan/atau kerjasama pendanaan.
f. Kerjasama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Rincian Indikasi Program Utama tercantum dalam indikasi program.
7. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
b. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan perizinan;
ketentuan insentif dan disinsentif; dan
arahan sanksi.
8. Arahan Sanksi
a. Ketentuan sanksi meliputi sanksi administratif dan/atau sanksi pidana.
b. Bentuk pelanggaran diberikan terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Struktur Ruang Dan Pola Ruang wilayah
Kabupaten;
pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem nasional dan
provinsi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar dan/atau tidak sah.
9. Peran Masyarakat dan Kelembagaan
a. Dalam kegiatan mewujudkan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang di wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian
b. Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
ematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai milik umum
c. Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan
menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
serta pariwisata dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. pengembangan wilayah wilayah berbasis pertanian, perikanan dan kelautan dengan konsep
agroindustri dan minapolitan;
b. penataan pusat-pusat pertumbuhan dan peningkatan sistem prasarana wilayah yang menunjang sistem
pemasaran hasil pertanian, perikanan dan kelautan;
c. pengendalian pemanfaatan lahan pertanian;
d. pengembangan wilayah dengan menekankan pada peningkatan pertumbuhan kawasan pariwisata yang
berbasis potensi alam, cagar budaya dan peninggalan sejarah;
e. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, perikanan dan
kelautan serta pariwisata;
f. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan daya
dukung lingkungan serta aspek konservasi; dan
g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
No Pusat Pusat Kegiatan
Lokasi
Perkotaan Selong
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
kawasan rawan bencana banjir berada diseluruh daerah di sepanjang aliran sungai yang terdapat di
kabupaten.
kawasan rawan bencana kekeringan berada di Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, sebagian
Kecamatan Suela, Kecamatan Sakra Timur, sebagian Kecamatan Sikur, sebagian Kecamatan
Labuhan Haji, sebagian Kecamatan Aikmel, sebagian Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sambelia
dan sekitarnya.
Kawasan rawan abrasi pantai berada di sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian wilayah
Kecamatan Keruak dan sebagian wilayah Kecamatan Jerowaru.
kawasan rawan kebakaran hutan berada di sebagian hutan di sekitar Gunung Rinjani, Gunung Nangi
dan Hutan Sekaroh di Kecamatan Jerowaru.
Kawasan Lindung Lainnya
Taman Wisata Alam Laut (TWAL) terdiri dari :
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat, KKLD Gili Lawang, KKLD Gili Petagan;
dan
Kawasan suaka perairan Guoh Sandak di Teluk Jukung, suaka perairan Gili Rango Teluk Serewe,
Suaka Perairan Sapah Kokok di Teluk Ekas, Suaka Perairan Taked Pedamekan di Sambelia, dan
Suaka Perairan Pekat Belanting.
Kawasan Konservasi Laut Daerah dapat ditingkatkan menjadi Kawasan Konservasi Perairan
(KKP).
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap berada pada Kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK.1) di
Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Pringgabaya dengan luas 5.565,00 hektar.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan budidaya tanaman pangan terdiri atas :
kawasan lahan basah beririgasi, terdiri dari :
pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi teknis dari luas lebih kurang
6.429 hektar menjadi lebih kurang 16.823 hektar, wilayah pengembangan berada di
Kecamatan Sakra, kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Keruak dan
Kecamatan Jerowaru;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi setengah teknis dari luas lebih kurang 26.119
hektar menjadi 15.725 hektar, tersebar di sepuluh wilayah pengamat air yang mencakup
seluruh kecamatan;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi sederhana tersebar di sepuluh wilayah
pengamat air yang mencakup seluruh kecamatan;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi non PU/irigasi desa tersebar di seluruh
kecamatan;
kawasan rawa pasang surut berada di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan
Sakra Timur, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambalia;
dan
kawasan pertanian tanaman pangan tadah hujan berada di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Sakra, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sikur, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Suela,
Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambalia.
kawasan budidaya tanaman pangan pada lahan kering potensial dikembangkan di Kecamatan
Sambalia, Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Pringgabaya.
Kawasan budidaya hortikultura merupakan kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari dengan luas lebih
kurang 20.760 hektar.
Kawasa peruntukan budidaya perkebunan terdiri atas :
Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan Rakyat (KIM-BUN) Terara, dengan pengembangan
komoditi tembakau Virginia seluas lebih kurang 2.992,6 hektar;
Kawasan Masyarakat Perkebunan Rakyat (KIM-BUN) Pringgabaya, dengan pengembangan
komoditi kelapa seluas 1.600 hektar dan jambu mete seluas lebih kurang 443 hektar;
Kawasan perkebunan di luar KIM-BUN, dapat dikembangkan di seluruh kecamatan berdasarkan
komoditi yang ada;
Lahan peruntukan pengembangan kawasan peternakan terdiri atas :
Pengembangan ternak sapi berada di seluruh kecamatan sebagai upaya mendukung kebijakan
pemerintah provinsi program sejuta sapi dan sebagai penyangga kawasan sentra industri
peternakan di Kecamatan Aikel dan Kecamatan Wanasaba.
Pengembangan jenis ternak kerbau berada di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Pringgabaya,
Kecamatan Suralaga Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Jerowaru dan
Kecamatan Keruak;
Pengembangan jenis ternak kambing berada di seluruh kecamatan;
Pengembangan jenis ternak domba berada di Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Sakra Timur, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia;
Pengembangan jenis ternak kuda berada di seluruh kecamatan; dan
Pengembangan jenis ternak kecil (unggas) tersebar di seluruh wilayah kecamatan di kabupaten.
Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan Dan Pulau Pulau Kecil
Kawasan peruntukan perikanan tangkap adalah perikanan tangkap di perairan laut kabupaten,
terdiri atas:
kegiatan perikanan tangkap di perairan Selat Alas:
kegiatan perikanan tangkap di Laut Jawa: dan
kegiatan perikanan tangkap di Samudera Hindia.
Kawasan peruntukan perikanan budidaya terdiri atas :
kawasan budidaya rumput laut di Teluk Ekas, Teluk Serewe dan sekitarnya di Kecamatan
Jerowaru;
kawasan budidaya mutiara di di teluk Segui, Teluk Ekas di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Pringgabaya, dan Kecamatan Sambalia;
kawasan budidaya ikan tambak berada di, Kecamatan Sakra Timur dan Kecamatan Sambelia;
kawasan budidaya kerapu dan lobster sistim budidaya dengan Sistim Keramba Jaring Apung di
Kecamatan Jerowaru; dan
kawasan tambak garam berada di Kecamatan Keruak dan Kecamatan Jerowaru.
Pemasaran dan pengolahan perikanan berada di Tanjung Luar Kecamatan Keruak, Rumbuk
Kecamatan Sakra, Apitaik, Seruni Mumbul, Labuan Lombok Kecamatan Pringgabaya,
pengembangannya akan diatur dalam KSK minapolitan dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
potensi mineral logam berupa emas berada di Kecamatan Jerowaru dan pasir besi berada di
sepanjang pesisir Kecamatan Labuhan Haji sampai dengan sepanjang pesisir Kecamatan
Pringgabaya;
potensi mineral bukan logam dan batuan, berupa :
batu setengah permata berada di Kecamatan Jerowaru;
Marmer, Gypsum dan Kaolin berada di Kecamatan Jerowaru;
Batu Gamping berada di Kecamatan Jerowaru;
Batu Bangunan berada di kecamatan Keruak, Kecamatan Sakra, Kecamatan Sakra Timur,
Kecamatan Selong, Kecamatan Terara, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Suela, Kecamatan
Pringgasela, Kecamatan Sambelia;
Batu apung berada di Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Aikmel, Kecamatan Suralaga,
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
a. Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Lombok Timur adalah kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup.
b. Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Lombok Timur dari sudut kepentingan ekonomi
terdiri atas:
kawasan RASIMAS (Sakra, Sikur dan Masbagik) dengan sektor unggulan pertanian, industri dan
pariwisata;
sebagian kawasan kuta dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisatan dan perikanan.
c. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) terdiri atas :
KSK untuk kepentingan ekonomi meliputi :
kawasan pengembangan perkotaan selong merupakan pusat permukiman dan industri, meliputi
Kecamatan Selong, sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian Kecamatan Sukamulia, dan
sebagian Kecamatan Masbagik, sebagian Kecamatan Pringgasela dan sebagian Kecamatan Sakra
penetapan kawasan agropolitan Sembalun meliputi Kecamatan Sembalun dengan sektor unggulan
hortikultura;
kawasan sentra produksi peternakan dan pertanian Aikmel-Wanasaba meliputi Kecamatan Aikmel
dan sebagian Kecamatan Wanasaba dengan sektor unggulan ternak sapi dan sektor unggulan
jagung; dan
penetapan kawasan minapolitan Keruak-Jerowaru meliputi wilayah Kecamatan Keruak dan
Kecamatan Jerowaru dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata.
KSK untuk kepentingan sosial budaya meliputi :
kawasan makam Selaparang di Kecamatan Suela dan kawasan Makam Kenaot di Kecamatan Sakra;
kawasan rumah adat tradisional di Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Suela.
KSK untuk kepentingan lingkungan hidup meliputi :
kawasan Kebun Raya Lombok di Lemor Kecamatan Suela; dan
kawasan ekosistem hutan Sambelia di Kecamatan Sambelia.
6. Arahan Pemanfaatan Ruang
a. Arahan pemanfaatan ruang kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang serta
kawasan strategis kabupaten;
b. Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau kerja sama pendanaan;
c. Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan dari tahun 20122032.; dan
e. Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten tercantum dalam indikasi program.
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang kabupaten.
b. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan perizinan;
ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan
ketentuan pengenaan sanksi.
c. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap
Pemanfaatan Ruang.
d. Pengawasan pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan pelaporan, pemantauan dan evaluasi secara
rutin oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) kabupaten yang dibentuk dengan
Keputusan Bupati.
e. BKPRD melakukan pengawasan pemanfaatan ruang yang berhubungan dengan program, kegiatan
pembangunan, pemberian izin pemanfaatan ruang dan kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang.
f. BKPRD dalam melakukan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melibatkan masyarakat.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
8. Arahan Sanksi
Ketentuan pengenaan sanksi yang dikenakan atas pelanggaran Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten
yaitu sanksi administratif dan / atau sanksi pidana. Bentuk pelanggaran berupa :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
9.
a.
b.
c.
d.
pemanfaatan ruang yang tidak mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyrakat Dalam Penataan Ruang
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, setiap orang berhak untuk :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh insentif atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan
yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan beberapa keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, setiap orang berkewajiban untuk :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pemanfaatan ruang;
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum; dan
menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat.
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan antara lain, melalui :
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang dapat berupa :
masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
kerjasama dengan pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakt dalam pemanfaatan
ruang;
kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang
udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan
kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
undangan.
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
e. Bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui konsultasi publik.
f. Bentuk dan tata cara peran serta masyarakat dalam penataan ruang akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan bupati
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
i.
j.
3.
a.
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dengan
memperhatikan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana;
pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan wilayah
maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan;
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Rencana Struktur Ruang
Pusat Pusat Kegiatan
No
Pusat Pusat
Lokasi
Kegiatan
Fungsi
Pusat Kegiatan
Wilayah
Perkotaan Taliwang
Promosi
(PKWp)
pusat pelayanan
Pemerintahan skala
kabupaten;
pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan;
pusat pelayanan umum dan
sosial skala regional;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
regional dan/atau nasional;
simpul transportasi skala
wilayah.
Pusat Kegiatan
Poto Tano dan Jereweh
Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan
Lokal Promosi Seteluk dan Maluk
(PKLp)
Pusat
Pelayanan
Brang Ene, Brang Rea, dan Sekongkang
Kawasan (PPK)
Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
b. Kawasan Budidaya
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pengembangan perikanan tangkap skala besar meliputi perairan lepas pantai yang meliputi wilayah
teritorial Kabupaten Sumbawa Barat.
Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya :
Pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar diarahkan di Kecamatan Seteluk, Kecamatan
Taliwang, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Maluk, Kecamatan Jereweh,
dan Kecamatan Sekongkang, yang ketentuannya di atur lebih lanjut melalui peraturan Bupati;
Pengembangan kawasan perikanan budidaya air payau/tambak diarahkan di Kawasan Labuhan
Lalar di Kecamatan Taliwang, Kawasan Kertasari di Kecamatan Taliwang, Kawasan Batu Putih di
Kecamatan Taliwang, Kawasan Poto Tano di Kecamatan Poto Tano,
Kawasan Tambak Sari, Kiantar Tuananga di Kecamatan Poto Tano, Kawasan Kuang Busir di
Kecamatan Poto Tano, Kawasan Pasir Putih di Kecamatan Maluk, Kawasan Benete di Kecamatan
Maluk, Kawasan Goa Dasan Anyar di Kecamatan Jereweh dan Kawasan Sekongkang Barat di
Kecamatan Sekongkang;
Pengembangan kawasan budidaya laut diarahkan melalui pengembangan budidaya perikanan (laut),
budidaya mutiara, budidaya rumput laut dan budidaya lainnya.
Pengembangan budidaya laut meliputi :
budidaya mutiara diarahkan di Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Poto Tano;
budidaya rumput laut diarahkan di Labuhan Kertasari, Jelenga, dan Poto Tano;
budidaya perikanan lainnya yang diarahkan di semua desa-desa pesisir di Kabupaten Sumbawa
Barat.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
pertambangan mineral logam terletak di kawasan Batu Hijau Kecamatan Sekongkang;
pertambangan mineral bukan logam dan batuan diarahkan di seluruh wilayah kecamatan;
potensi pertambangan mineral logam, bukan logam dan batuan tersebar di semua kecamatan sesuai
potensi masing-masing kecamatan;
Kawasan Peruntukan Permukiman
Permukiman perkotaan diarahkan wilayah perkotaan Taliwang, Perkotaan Seteluk, Perkotaan
Brang Rea, Perkotaan Brang Ene, Perkotaan Poto Tano, Perkotaan Maluk, Perkotaan Jereweh,
dan Perkotaan Sekongkang.
Permukiman perdesaan diarahkan pada kawasan perdesaan pertanian dan perdesaan pesisir.
Kawasan Peruntukan Industri
sentra industri pengolahan hasil perikanan di Labuhan Lalar;
sentra industri pengolahan di Taliwang dan Maluk; dan
sentra industri maritim di Poto Tano.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pengembangan kawasan wisata alam ditetapkan di Kawasan wisata Danau Rawa Taliwang,
Kawasan wisata air terjun Pemurun, Kawasan wisata air terjun Batu Nisung, Kawasan wisata Gua
Member, Kawasan wisata Air terjun Sinar Panujan, Kawasan wisata Air terjun Rarak Ronges,
Kawasan wisata air terjun Sapura Tangkel, Kawasan wisata pantai pasir putih Poto Tano,
Kawasan wisata pantai Labuhan Balad, Kawasan wisata pantai Poto Batu, Kawasan wisata pantai
Labuhan Lalar, Kawasan wisata pantai pasir putih Jereweh, Kawasan wisata pantai Jelenga,
Kawasan wisata pantai Benete, Kawasan wisata pantai Maluk, Kawasan wisata bahari Gili Balu,
Kawasan wisata pantai Pesin dan pantai Lawar, Tiu Kelamu Seran, Ai Boro Senayan;
Pengembangan wisata budaya mencakup, Kawasan wisata Cagar Budaya Desa Mantar dan
Kawasan wisata Makam Seran di Desa Seran.
Kawasan Peruntukan Lain
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dikembangkan di Perkotaan Taliwang, perkotaan
Seteluk, Perkotaan Brang Rea, Perkotaan Brang Ene, Perkotaan Poto Tano, Perkotaan Maluk,
Perkotaan Jereweh dan Perkotaan Sekongkang.
Kawasan peruntukan pusat pemerintahan terletak di Taliwang untuk pemerintahan kabupaten dan
ibukota kecamatan untuk pusat pemerintahan kecamatan.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
5.
a.
b.
6.
a.
b.
c.
d.
7.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
b.
c.
d.
8.
a.
b.
c.
9.
a.
b.
c.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Penataan ruang wilayah Kabupaten Dompu bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten
Dompu yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang bertumpu pada sektor pertanian sebagai
basis ekonomi yang didukung oleh sektor industri pengolahan, perikanan dan kelautan, perdagangan
dan jasa, pariwisata serta pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan
pengurangan resiko bencana.
Pusat Pusat
Kegiatan
Lokasi
Fungsi
Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi Perkotaan Dompu
(PKWp)
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
depo minyak dan gas di Kabupaten Dompu di Kempo, Pekat, Manggelewa dan Woja;
depo gas terdapat di Kecamatan Kempo, Pekat, Manggelewa dan Woja;
pengembangan pengolahan migas (kilang) terdapat di Kecamatan Kempo, Kilo dan Pekat; dan
wilayah penunjang migas terdapat di Kecamatan Kempo dan Pekat.
Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas :
gardu induk terdapat di Kecamatan Dompu;
jaringan distribusi diarahkan pada seluruh Wilayah Kabupaten Dompu;
jaringan transmisi tegangan tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Dompu- Labuan dan
Saluran Tegangan Tinggi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (SUTT PLTP) Huu di Dompu.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan terestrial teraplikasi dalam bentuk jaringan teknologi selular yang tersebar
diseluruh kecamatan terdiri atas :
pengembangan Sentra Telpon Otomat (STO) tersebar diseluruh kecamatan;
rencana Rencana Pengembangan sistem Jaringan Telekomunikasi berupa Microdigital dan Serat
Optik dilakukan dalam rangka memperlancar arus komunikasi dan mendukung kelancaran
kegiatan ekonomi di Kabupaten Dompu meliputi :
Dompu-Ambalawi ( 40 km);
Kempo-Kesi ( 24 km);
Kempo-So Nggaja ( 38 km); dan
Kempo-Tolokalo ( 29 km).
Kilo-Karama ( 21 km);
Kilo-Kiwu ( 28 km);
Kilo-Manggelewa-Nangatumpu ( 30 km);
Pajo-UPT Woko ( 20 km);
Pekat-Pancasila ( 15 km); dan
Pekat-Tambora ( 20 km).
rencana pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nirkabel di wilayah-wilayah
tertinggal/terisolasi.
penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan perkotaan.
Sistem jaringan satelit teraplikasi dalam bentuk pengembangan jaringan internet yang ada di
Kabupaten Dompu.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan
memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air WS Sumbawa.
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi :
TPST direncanakan di kecamatan Huu, Pajo, Manggelewa, Calabai dan Pekat
pengelolaan persampahan meliputi penempatan sementara atau disebut TPS yang berlokasi
diseluruh kecamatan dan beberapa sub kegiatan kawasan perkotaan dan pemrosesan akhir atau
disebut TPA berlokasi di Kecamatan Woja;
meningkatkan jumlah sarana pengangkutan sampah dan pendistribusian secara proporsional
disetiap wilayah;
mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu pada wilayah permukiman, khususnya
kawasan permukiman kawasan perkotaan;
mengembangkan sistem pengolahan sampah dengan prinsip 3R yaitu ReDuce, ReUse dan ReCycle;
penentuan sebaran lokasi dan kriteria TPS, TPST dan /atau TPA sebagaimana dimaksud pada
angka 1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati;
penyelenggaraan pengelolaan sampah lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bupati.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
kecamatan Woja, desa Serakapi kecamatan Dompu dan desa Nowa kecamatan Woja;
jalur evakuasi bencana gelombang pasang meliputi desa Pekat kecamatan Pekat, desa Malaju dan
Lasi kecamatan Kilo, desa Kempo kecamatan Kempo, desa Rasabou dan Daha kecamatan Huu;
jalur evakuasi bencana gunung berapi meliputi desa Tolokalo kecamatan Kempo;
jalur evakuasi bencana tsunami meliputi desa Pekat dan Kadindi kecamatan Pekat, Desa Malaju
dan Salasi Kecamatan Kilo, desa Daha kecamatan Huu.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan hutan lindung seluas 51.482,59 ha meliputi :
kelompok hutan Riwo (RTK 43) dengan luas 16.497,65 ha meliputi kecamatan Woja, Kempo dan
Manggelewa;
kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 3.305,70 ha meliputi kecamatan Kempo dan
kecamatan Manggelewa;
kelompok hutan Soromandi (RTK 55) dengan luas 19.365,94 ha meliputi kecamatan Dompu,
kecamatan Woja, kecamatan Manggelewa dan kecamatan Kilo;
kelompok hutan Toffo Rompu (RTK 65) dengan luas 12.313,30 ha meliputi kecamatan Dompu,
kecamatan Pajo, dan Kecamatan Huu.
Kawasan resapan air yang diarahkan pada lokasi Gunung Tambora, kawasan Karamabura dan
kawasan Woko.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan pantai dengan luas kurang lebih 3.276 ha, diarahkan pada kawasan sepanjang
tepian pantai sejauh minimal 100 meter dari garis pasang tertinggi secara proporsional sesuai
dengan bentuk, letak dan kondisi fisik pantai.
Kawasan sempadan sungai seluas kurang lebih 7.635 ha terdapat di sepanjang aliran sungai di
kabupaten Dompu
Kawasan sekitar danau/waduk ditetapkan dengan kriteria, diarahkan ke seluruh kawasan sekitar
danau dan waduk yang tersebar di kabupaten Dompu yang terdapat di Danau Rababaka dengan
ketentuan lebarnya secara proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau antara 50-100 meter
dari titik pasang tertinggi kearah darat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kawasan Ruang terbuka Hijau pengembangannya diarahkan pada Pusat Kegiatan Wilayah
promosi (PKWp) Di kecamatan Dompu dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan luas 28,2 ha.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya
Kawasan suaka margasatwa yaitu kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 3.988,60 ha,
terdapat di Kecamatan Pekat;
Kawasan cagar alam yaitu kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 13.572,34 ha terdapat
di Gunung Tambora Selatan Kecamatan Pekat;
Kawasan Taman Wisata Alam terdapat di Pulau Satonda kecamatan Pekat dengan luas 2.600 ha,
meliputi :
Kawasan taman wisata alam laut seluas 2.146,30 ha;
Kawasan taman wisata alam seluas 453,70 ha.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan situs Nangasia di kecamatan Huu;
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan situs Doro Bata di kecamatan Dompu.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan tanah longsor terdapat disekitar Tambora, Ranggo, sepanjang jalur jalan OoKatua, Manggenae sampai perbatasan kabupaten Bima serta jalur jalan Banggo- Napa-Kwangko
sampai perbatasan Kabupaten Sumbawa.
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Pantai Barat yakni Calabai, Nangamiro dan Kilo,
serta pantai Huu di pesisir bagian selatan.
Kawasan rawan banjir terdapat di sepanjang wilayah sungai di Kabupaten.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
5.
a.
b.
c.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.
a.
b.
c.
d.
8.
a.
b.
9.
a.
b.
c.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pusat
Kegiatan
Wilayah
Lokasi
Perkotaan Woha
Fungsi
simpul transportasi
skala wilayah;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala regional
dan atau nasional;
pusat pelayanan
pemerintahan skala
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Promosi
(PKWp)
kabupaten;
pusat pelayanan
pendidikan dan
kesehatan;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala regional.
Pusat
Kore (Sanggar), Oo (Donggo), Naru (Sape), Sila (Bolo), Tangga
Kegiatan
(Monta), Maria (Wawo), dan Tawali (Wera)
Lokal (PKL)
simpul transportasi
skala lokal;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala lokal
dan/atau regional;
pusat pelayanan
pendidikan dan
kesehatan skala lokal
dan/atau regional.
Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)
simpul transportasi
skala kawasan;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala kawasan
dan atau lokal;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala kawasan.
Pusat
Pelayanan
Ntonggu Baru, Karampi, Wila Maci, Wadu Kopa, Oi Bura,
Lingkungan Nggelu, Lere, Campa
(PPL)
simpul transportasi
skala lingkungan;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala lingkungan
dan atau kawasan;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala lingkungan.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pelabuhan pengumpan berada di Labuan Kananga Kecamatan Tambora dengan alur pelayaran meliputi
Lb. Kananga Bima (Kota Bima).
Bandar udara pusat pengumpul skala tersier berada di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin
Bima
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
sumber air baku terdapat dilokasi, antara lain dari Sungai Parado Kanca;
reservoir sebanyak 1 unit terdapat dilokasi, antara lain Kecamatan Palibelo.
Sistem Jaringan Drainase
normalisasi dan perkuatan tebing: Sungai Ambalawi, Sungai Bontokape, Sungai Palibelo, Sungai
Parado, dan Sungai Sumi;
drainase primer adalah saluran pengumpul dari drainase sekunder dan dapat dialirkan ke sungai;
drainase sekunder dilakukan pembangunan sistem drainase pada daerah permukiman perkotaan
dan perdesaan yang rawan bencana banjir dan genangan air limbah menuju drainase primer;
drainase tersier dilakukan pembangunan sistem drainase pada lingkungan permukiman perkotaan
dan perdesaan menuju drainase sekunder.
Sistem Jaringan Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan
pembuangan air limbah setempat pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat di
Kabupaten Bima.
Sistem pengelolaan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan
diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan bandara, kawasan pusat pemerintahan, kawasan
pariwisata, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perumahan dan kawasan
permukiman padat di Kabupaten Bima.
Lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial
budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga, berlokasi di Kecamatan
Woha.
Sistem Jaringan Prasarana Persampahan
Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebanyak kurang lebih 400 unit tersebar di setiap desa;
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebanyak 5 unit tersebar pada setiap kecamatan yaitu Kecamatan
Sape, Kecamatan Woha, Kecamatan Bolo, Kecamatan Sanggar, dan Kecamatan Wera.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah seluas kurang lebih 83.190 Ha meliputi Kawasan hutan lindung
persebarannya terletak pada kelompok hutan Maria (RTK 25) , Pamali (RTK 52), Tambora (RTK 53),
Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67).
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya berupa Kawasan resapan air
meliputi Kawasan Gunung Tambora dan Kawasan Doro Daria, Kawasan Doro Sando, Kawasan Doro
Donggo
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan sempadan sungai dilakukan pengelolaan sungai yaitu :
kegiatan pinggir sungai mampu melindungi dan memperkuat serta pengaturan aliran air, dengan
tanaman keras dan rib pengendali saluran air;
daerah sempadan untuk sungai kecil masing-masing selebar 50 meter dijadikan kawasan lindung
pada kawasan non pemukiman dan selebar 10 meter untuk sungai yang melewati pemukiman;
sungai yang terdapat di tengah pemukiman dapat dilakukan dengan membuat jalan inspeksi
dengan lebar jalan 10 meter.
kawasan sekitar danau atau waduk diarahkan ke seluruh kawasan sekitar danau dan waduk yang
tersebar di Kabupaten Bima : Pela Parado, Campa, Rababaka, Sumi, lebarnya berimbang dengan
bentuk kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;
Rencana kawasan sekitar danau/waduk di Kabupaten Bima yaitu sekitar Danau Vulkanik Gunung
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Tambora, kawasan Waduk Sumi di Kecamatan Lambu, Bendungan Pela Parado di Kecamatan
Parado, Waduk Roka, Waduk Ncera di Kecamatan Belo;
kawasan mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 m disekitar mata air dan
tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu di Kecamatan Tambora 3 titik,
Kecamatan Sanggar 2 titik, Kecamatan Donggo 2 titik, Kecamatan Bolo 4 titik, Kecamatan
Madapangga 1 titik, Kecamatan Woha 2 titik, Kecamatan Monta 4 titik, Kecamatan Parado 2 titik,
Kecamatan Belo 1 titik, Kecamatan Wawo 1 titik, Kecamatan Lambitu 1 titik, Kecamatan Sape 3
titik, dan Kecamatan Wera 2 titik;
sempadan pantai, Kawasan sempadan pantai ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian pantai
sejauh 100 meter dari pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi
fisik pantai;
ruang terbuka hijau kota. Kawasan Hutan Kota yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dikembangkan pada Ibukota Kabupaten dan Kota Kecamatan.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
kawasan Cagar Alam (CA) di Kabupaten Bima meliputi CA Gunung Tambora Selatan, CA Pulau
Sangiang, dan CA Toffo Kota Lambu dengan luas kurang lebih 21.095 Ha;
kawasan pantai berhutan bakau meliputi kawasan pantai di sekitar pantai Kecamatan Ambalawi,
Bolo, Lambu, Monta, Palibelo, Sape, Wera, dan Woha dengan luas kurang lebih 621 Ha;
kawasan suaka alam laut dan perairan meliputi Karampi Kecamatan Langgudu, Pulau Gilibanta
Kecamatan Sape dan Tanjung Mas di Kecamatan Monta;
kawasan suaka margasatwa di Tambora (RTK 53) dengan luas kurang lebih 17.686 Ha;
kawasan wisata alam Madapangga di Toffo Rompu (RTK 65) dengan luas kurang lebih 232 Ha;
kawasan taman buru Tambora (RTK 53) dengan luas kurang lebih 16.586 Ha;
kawasan cagar budaya meliputi :
megalitik Lesung Batu, Wadu Sigi, Kompleks rumah adat, Pesanggarahan Oi Wobo di Kecamatan
Wawo;
perkampungan Tradisional Sambori di Kecamatan Lambitu, Bekas tapak kaki di Kecamatan
Langgudu;
sumur tembaga di Kecamatan Lambu, Nakara Perunggu , Makam Rato Wara Bewi, Wadu Nocu,
dan Gua Sangiang di Kecamatan Wera;
perkampungan tradisional Mbawa, Makam kuno, Wadu Tunti, Uma Leme, Makam La Ncahu,
Makam La Hila, Kompleks Dana Mbojo, Wadu Ntori, Pesanggrahan, situs Wadu Kopa, Kecamatan
Donggo,
kompleks Wadu Paa di Kecamatan Soromandi;
Wadu Tunti, Temba Romba, bekas tapak kaki, Wadu Sura, Makam kuno di Kecamatan Sape;
situs Bukit Kaniki, Situs Bukit Henca, Makam Kuno, Situs Lawangkuning, bekas tapak kaki, Situs
Gua La Hami, Rasa Mantoi, Wadu Nocu, Makam Raja Sanggar, Gua Abarahi, Sarkopagus di
Kecamatan Sanggar;
bekas candi di Kecamatan Madapangga;
wadu Genda di Kecamatan Bolo;
gua Doro Parewa, Makam Kuno di Kecamatan Monta;
arca Gajah di Kecamatan Parado;
nekara Batu, Sarkofagus, Tapak Kaki di Kecamatan Belo;
wadu Bara Sila, Temba Ndori di Kecamatan Woha.
Kawasan Rawan Bencana Alam
kawasan rawan bencana angin topan meliputi Kecamatan Woha dsk, Monta dsk, Poja dsk, Wera
dsk;
kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi kecamatan Kawasan sekitar Tambora bagian
timur, Karumbu, dan Gunung kuta;
kawasan rawan bencana kekeringan meliputi kecamatan Bolo; Paradowane, Paradorato, Tawali,
Sape, dan P. Sangiang;
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
kawasan rawan bencana banjir meliputi Daerah di sepanjang aliran sungai di Sori Wawo Maria,
daerah Sape dan sekitarnya, Karumbu, Lambu, Ntoke-Tawali, Wera, Ambalawi, Palibelo, Parado,
Campa dan Sori Lante-Bolo, Sori Nae Sampungu-Soromandi dan daerah sekitar aliran sungai
lainnya di wilayah Kabupaten Bima;
kawasan rawan bencana gelombang pasang meliputi Pantai bagian utara dan timur Kabupaten
Bima, yakni Soromandi dsk, Sape dan Lambu, Wera, Karumbu, Woha, Bolo, Palibelo dan Parado;
kawasan rawan tsunami meliputi Kawasan pesisir bagian timur dan selatan Kabupaten Bima, yakni
Sape dan Lambu, Karumbu dan daerah sekitarnya;
kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bima, zonasi kegempaan
Kabupaten Bima termasuk gempa sedang dan rendah yakni Kecamatan Tambora, Kecamatan
Sanggar, Kecamatan Wera; Kecamatan Langgudu, dan Kecamatan Soromandi;
Kawasan Lindung Geologi
kawasan cagar alam geologi, berupa kawasan keunikan bentang alam yaitu kawasan Gunung
Tambora;
kawasan rawan bencana alam letusan gunung berapi meliputi wilayah Tambora, Sanggar dan Wera
(Gunung Sangiang).
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas meliputi kawasan Tolowata (RTK 23), Tololai (RTK
24), Maria (RTK 25), Tambora (RTK 53), Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa
Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), Nanganae Kapenta (RTK 68), Pulau Sangiang
(RTK 86), dan Pulau Gilibanta (RTK 87) dengan luasan kurang lebih 66.867 Ha.
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap meliputi Tololai (RTK 24), Maria (RTK 25), Tambora
(RTK 53), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), dan
Nanganae Kapenta (RTK 68) dengan luasan kurang lebih 44.740 Ha.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas 43.088 Ha, tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bima.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh Kabupaten Bima dengan luas kurang lebih
23.336 Ha.
Kawasan pertanian tersebar diseluruh Kabupaten Bima dengan luas kurang lebih 111.268 Ha.
Kawasan perkebunan diprioritaskan dikembangkan di daerah, Soromandi dan Tambora dengan
komoditi Jambu Mete; Parado, dan Tambora dengan komoditi Kopi; Wawo, dan Parado dengan
komoditi Kakao; Parado, Wawo, Langgudu, dan Lambitu dengan komoditi Kemiri; Lambu, Wera,
dan Sanggar dengan komoditi asam dengan luas kurang lebih 15.796 Ha.
Kawasan peternakan meliputi :
sebaran kawasan peruntukan peternakan di Kabupaten Bima antara lain Ambalawi (kurang lebih
373 Ha), Belo (kurang lebih 352 Ha), Donggo (kurang lebih 620 Ha), Langgudu (kurang lebih 648
Ha), Sanggar (kurang lebih 2.214 Ha), Tambora (kurang lebih 1.100 Ha), Wawo (kurang lebih 250
Ha), Wera (kurang lebih 9.997 Ha), Woha (kurang lebih 35 Ha);
kawasan peruntukan peternakan diprioritaskan dikembangkan di kecamatan Sanggar, Tambora,
dan Wera. dalam rangka mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS);
pengembangan dan pengelolaan peternakan dilakukan dengan cara peningkatan jumlah ternak,
penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan pakan ternak, dan pengembangan industri
pengolahan hasil ternak;
pengembangan kawasan agrobisnis dan agroindustri yang berbasis perikanan tersebar dibeberapa
Kecamatan yaitu kecamatan Woha, Bolo, Palibelo, Langgudu, dan Sape.
Kawasan Peruntukan Perikanan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
a. Kawasan strategis nasional yang berada di wilayah Kabupaten Bima adalah Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Bima.
b. Kawasan strategis provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bima antara lain :
kawasan Teluk Bima dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata dan fungsi
transportasi;
kawasan Waworada-Sape dan sekitarnya yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan sebagian
Kabupaten Bima (Kecamatan Sape, Lambu, Wawo dan Langgudu) dengan sektor unggulan industri,
pertanian, dan perikanan;
kawasan Ekosistem Gunung Tambora;
kawasan Ekosistem Pulau Sangiang.
c. Kawasan strategis kabupaten seb terdiri atas :
kawasan strategis dengan sudut kepentingan ekonomi :
Kawasan Strategis Lewamori meliputi Woha sebagai Ibukota Kabupaten Bima dengan fungsi
utama sebagai pusat pemerintahan serta perdagangan dan jasa, Kawasan Minapolitan yang
berpusat di Penapali Kecamatan Woha dan kawasan pariwisata di Pantai Kalaki;
Kawasan Strategis Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tambora dengan sektor unggulan pertanian,
peternakan, dan perkebunan;
Kawasan Strategis Wera yang meliputi Pai dan Oi Tui dengan sektor unggulan peternakan (sapi),
perikanan (rumput laut) dan pariwisata;
Kawasan Strategis Monta yang meliputi Wilamaci, Laju, Doro Oo Waworada, Tolo Uwi, dsk
dengan sektor unggulan perikanan (rumput laut), perikanan tangkap dan pariwisata (pantai Wane,
Pantai Rontu);
Kawasan Strategis Lambu yang meliputi Sumi dan Nggelu dengan sektor unggulan peternakan
(sapi), pertanian (jagung) dan perikanan tangkap.
kawasan strategis dengan sudut kepentingan lingkungan hidup adalah Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) Gilibanta;
kawasan strategis dengan sudut kepentingan sosial budaya adalah kawasan Strategis Cagar Budaya yang
meliputi :
Kompleks rumah adat-Wawo;
Perkampungan tradisional Sambori;
Perkampungan tradisional Mbawa-Donggo;
Kompleks Dana Mbojo-Donggo; dan
Situs Wadu Paa-Soromandi.
Kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertahanan dan keamanan yang meliputi :
kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional;
kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah uji coba sistem persenjataan dan/atau kawasan
industri sistem persenjataan;
pembatasan dan penataan antara lahan terbangun disekitar pertahanan dan keamanan;
penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan.
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
a. Arahan pemanfaatan ruang meliputi indikasi program utama, indikasi lokasi, indikasi sumber pendanaan,
indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
b. Indikasi program utama pemanfaatan ruang meliputi :
indikasi program utama perwujudan struktur ruang; dan
indikasi program utama perwujudan pola ruang.
c. Indikasi sumber pendanaan terdiri dari dana Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten;
d. Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
BUMN, swasta, dan masyarakat.
e. Indikasi waktu pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) tahapan jangka lima tahunan, yaitu:
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
f.
7.
a.
b.
8.
tahap pertama, lima tahun pertama (2011 2016) yang terbagi atas program tahunan;
tahap kedua, lima tahun kedua (2017 2021);
tahap ketiga, lima tahun ketiga (2022 2026); dan
tahap keempat, lima tahun keempat (2027 2031).
Indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan
yang lebih rinci diwujudkan dalam Tabel Indikasi Program Utama Tahunan dan Lima Tahunan Periode
Tahun 2011 2031.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bima menjadi acuan pelaksanaan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bima.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dengan cara :
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan umum perizinan;
ketentuan umum insentif, disinsentif; dan
ketentuan sanksi.
Arahan Sanksi
f.
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peraturan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Kelembagaan dan Peran Masyarakat
Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara terpadu dan komprehensif melalui suatu
koordinasi dan kerjasama anatara Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dan/atau Kabupaten/Kota
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pemanfaatan ruang, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar
daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Pembinaan terhadap penataan ruang dilakukan melalui koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;
Pembinaan dilaksanakan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
berperan serta dalam proses perencanaan dan penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana
Tata Ruang.
Setiap orang berkewajiban :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pemanfaatan ruang; dan
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Pusat
Pelayanan
Kota (PPK)
pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Barat, sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian
Kecamatan Mpunda yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional serta pariwisata
skala regional
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Sub Pusat
Pelayanan
Kota (SPPK)
Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Mpunda yang meliputi Kelurahan Penatoi, Kelurahan
Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan,
administrasi umum, dan pendidikan skala regional;
Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu Utara,
Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi sebagai pusat
kegiatan industri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan skala regional;
Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo'o dan Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur
yang berfungsi sebagai pusat peruntukan industri.
Pusat
Lingkungan
(PL)
Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat
pelayanan kesehatan skala lokal;
Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa skala
regional;
Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal serta
sebagai pusat pelayanan umum;
Kelurahan Santi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal;
Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, pusat pelayanan
kesehatan skala lokal, dan simpul transportasi skala lokal;
Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari, pusat perdagangan dan jasa
skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Revitalisasi dan pengembangan Terminal Jatibaru untuk mendukung pengembangan wilayah kota
bagian Utara
Merelokasi terminal tipe C Kumbe ke Kelurahan Lampe untuk mendukung pengembangan wilayah
kota bagian Timur
Mengembangkan terminal bongkar muat barang
Mempertahankan trayek angkutan dalam kota yang sudah ada sekarang dan dengan menambah
trayek angkutan dalam kota yang baru sesuai dengan perubahan hierarki jalan dan pemindahan
lokasi terminal
Mengembangkan trayek angkutan yang keluar kota
Pelabuhan pengumpan, pengumpul, pelabuhan bongkar muat, dan pelabuhan rakyat
Perluasan dan pengembangan pelabuhan bongkar muat barang, dan pelabuhan rakyat di Kelurahan
Tanjung
Peningkatan kelengkapan prasarana dan sarana pelabuhan laut, seperti pembangunan dan
perluasan dermaga sandar, revitalisasi fasilitas bongkar muat barang dan pergudangan, serta
sarana prasarana penunjang lainnya
Rencana Sistem Jaringan Energi Dan Kelistrikan
Rencana pembangkit tenaga terdiri dari:
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Oi Niu di Kelurahan Dara;
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raba di Kelurahan Monggonao;
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bonto di Kelurahan Kolo;
Pengembangan bio-energi dengan memanfaatkan hasil olahan sampah dan potensi tanaman jarak;
dan
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Jaringan tenaga listrik mencakup :
pengembangan jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) mulai dari Bonto Kelurahan Kolo
Kelurahan Jatiwangi Kelurahan Matakando Kelurahan Rabadompu Barat - Kelurahan
Rabadompu Timur - Kelurahan Kodo - Kelurahan Oi Foo sampai ke wilayah Kabupaten Bima;
pengembangan jaringan distribusi meliputi jaringan tegangan menengah (JTM) di sepanjang jalan
arteri dan jalan kolektor dalam wilayah kota, serta jaringan tegangan rendah di seluruh ruas jalan
yang ada dalam wilayah kota;
pengembangan jaringan tegangan rendah (JTR) di sepanjang jalan dalam wilayah kota;
pengembangan Gardu Induk di wilayah Kelurahan Rabadompu Barat;
Distribusi bahan bakar minyak dan gas dilakukan melalui:
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan bahan bakar minyak dan gas;
memelihara depo bahan bakar minyak dan gas di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat; dan
mempertahankan lokasi SPBU Amahami di Kelurahan Dara, SPBU Taman Ria di Kelurahan
Manggemaci,dan SPBU Penatoi di Kelurahan Penatoi, serta mengembangkan SPBU minyak dan
gas yang baru di wilayah kota.
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Peningkatan jaringan telepon kabel diatas mencakup :
peningkatan kapasitas terpasang dan distribusi Sentral Telepon Otomat (STO);
pengembangan telepon rumah dan telepon umum;
pengembangan distribusi jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan;
pengembangan jaringan baru di seluruh wilayah Kota; dan
pemasangan jaringan kabel telepon di bawah tanah yang terintegrasi dan terpadu dengan jaringan
infrastruktur lainnya dalam kawasan perkotaan.
Peningkatan jaringan telepon nirkabel diatas mencakup :
menata menara telekomunikasi dan BTS (Base Transceiver Station) terpadu secara kolektif antar
operator di seluruh kecamatan yang lokasinya ditetapkan dengan Peraturan Walikota;
mengembangkan teknologi telematika berbasis teknologi modern pada wilayah-wilayah pusat
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
pertumbuhan; dan
peningkatan sistem informasi telekomunikasi pembangunan yang berbasis teknologi internet.
Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Konservasi sumberdaya air
Pendayagunaan sumber daya air
Pengembangan sistem jaringan irigasi
Pengendalian daya rusak air
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Air Minum
Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum
Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan
Rencana Sistem Jaringan Persampahan
mewujudkan hirarki proses/prasarana pengelolaan sampah dari rumah tangga kolektif kawasan
terpusat;
penerapan teknologi/sistem pemilahan sampah dengan cara :
pengembangan dan pengelolaan TPA So Mango Kodo, Kelurahan Kodo Kecamatan Rasanae
Timur seluas 8 Ha sampai dengan beroperasinya TPA Regional di Kecamatan Woha Kabupaten
Bima;
penyusunan aturan-aturan yang tegas mengenai pembuangan sampah.
Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah
Rencana sistem pengelolaan air limbah terdiri dari :
sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah
serta dibuang secara terpusat;
sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil;
penanganan air limbah secara ketat pada lingkup kawasan peruntukan industri, perdagangan dan
jasa, pelabuhan laut,
terminal, Pembangkit Listrik, Depo minyak dan gas, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) pada masing-masing kawasan;
penanganan limbah pada rumah sakit dengan menyediakan insenerator di Rumah Sakit Umum
Daerah Bima; dan
Penanganan air limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori Limbah B3 maka penanganan air
limbah akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Rencana sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul
dan diolah serta dibuang secara terpusat dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan air
limbah secara komunal di pusat-pusat pelayanan lingkungan.
Rencana sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala
kecil dilakukan melalui :
mengembangkan jaringan air limbah komunal setempat yang dikelola oleh masyarakat dan/atau
kerjasama dengan pihak lain;
mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan permukiman tipe kecil serta tangki
septik secara individu pada kawasan permukiman tipe sedang dan tipe besar.
Rencana Penyediaan Dan Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki
Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki dilakukan
melalui :
menata jalur pejalan kaki sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan pada trotoar untuk
memperkecil konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor;
menetapkan dimensi jalur pejalan kaki pada trotoar sesuai dengan fungsi jalan;
menyediakan jalur sepeda yang digabung dengan jalur pejalan kaki dengan dimensi yang
ditentukan sesuai kebutuhan;
merencanakan jalur pejalan kaki yang melintasi jalur kendaraan pada titik terdekat yang
dilengkapi dengan rambu lalu lintas dan marka jalan; dan
menyediakan jalur pejalan kaki di kawasan sempadan sungai.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki dan sepeda
dilakukan di Jalan Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Sultan Kaharudin, Jalan Martadinata, Jalan
Soekarno Hatta, Jalan Gajah Mada, Jalan Sudirman, Jalan Kedondong, Jalan Blimbing, Jalan Gatot
Subroto, Jalan Ir. Sutami, Jalan Pelita Sambinae, Jalan Seruni, Jalan Anggrek, Jalan Datuk Dibanta,
Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Jenderal Sudirman,dan Jalan Patimura.
Rencana Sistem Drainase
penyediaan saluran drainase pada kawasan terbangun dan kawasan rawan genangan;
pengembangan dan penataan sistem aliran Sungai Melayu, Sungai Padolo, Sungai Romo sebagai
saluran utama;
pengembangan sistem pengendalian banjir lintas kota-kabupaten dari hilir-hulu di bawah
koordinasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk sungai-sungai yang
sering menimbulkan banjir di wilayah Kota;
normalisasi sungai di kawasan permukiman atau pusat kegiatan dengan cara pengerukan pada
sungai yang dangkal, pelebaran sungai, serta pengamanan di kawasan sepanjang sempadan sungai;
normalisasi saluran yang sudah tidak mampu menampung air hujan maupun air limbah dengan
memperlebar saluran dan/atau memperdalam dasar saluran;
membangun tanggul-tanggul beberapa sungai yang dekat dengan permukiman penduduk sesuai
tinggi elevasi yang dianjurkan;
membatasi kegiatan budidaya terbangun pada hulu sungai secara ketat;
pembangunan saluran drainase permanen pada kawasan permukiman padat dengan menerapkan
konsep gravitasi dan mengikuti bentuk kontur alam;
menyediakan ruang yang memadai pada kanan-kiri saluran drainase untuk kegiatan perawatan dan
pemeliharaan saluran secara berkala;
pengembangan jaringan drainase sistem tertutup di kawasan perkantoran, kawasan perdagangan
dan jasa, kawasan industri, jalan-jalan utama, dan kawasan yang mempunyai lebar jalan yang kecil;
pengembangan jaringan drainase sistem terbuka di kawasan permukiman dan di sepanjang
jaringan jalan; dan
membangun sistem drainase tertutup dan terbuka pada kanan-kiri jalan dengan arah pengaliran
disesuaikan dengan kondisi topografi setempat.
Rencana Jalur Evakuasi Bencana
Mengatur jalur-jalur evakuasi untuk menjauhi lokasi-lokasi genangan dan bencana banjir yang
melalui Jalan Jenderal Sudirman (dari Terminal Dara menuju Dana Taraha) Jalan Pelita Sonco
Tengge Sambinae, Jalan Gatot Subroto Kelurahan Santi, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Gatot
Subroto Kelurahan Sambinae, Jalan Ir. Sutami serta jalur-jalur evakuasi yang mengarah ke utara
melalui Jalan Melayu - Kolo;
Mengatur jalur-jalur evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai yang
mengarah ke timur melalui Jalan Pelita Sonco Tengge, Jalan Jenderal Sudirman Danataraha, Jalan
Gatot Subroto, dan jalan di sepanjang pesisir pantai; dan
Mengatur jalur-jalur evakuasi bencana gempa bumi pada setiap ruas jalan di wilayah Kota.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
a. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di wilayah kota berada pada Kelompok Hutan Maria (RTK.25) di kecamatan
Rasanae Timur seluas 323,80 Ha.
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan sempadan sungai meliputi sungai besar dan sungai kecil, yaitu Sungai Lampe, Sungai
Dodu, Sungai Nungga, Sungai Kendo, Sungai Busu, Sungai Jatiwangi, dan Sungai Romo, Sungai
Padolo, Sungai Melayu;
kawasan sempadan pantai berlokasi di Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung,
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
penyediaan RTNH wilayah kota berupa lahan parkir pada kawasan perdagangan dan kawasan
umum lainnya serta areal di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana
pengembangan ruang evakuasi bencana banjir pada kawasan pinggir sungai berupa bangunan
fasilitas umum, ruang serbaguna, kantor kelurahan dan bangunan lain yang memungkinkan untuk
menampung korban bencana;
pengembangan ruang evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami padakawasan pesisir pantai
Kota di Paruga Nae dan Lapangan Sambinae;
pengembangan ruang evakuasi bencana gempa bumi dilakukan pada:
bagian timur (Kecamatan Rasanae Timur) di Lapangan Lampe dan Lapangan Kodo, Kecamatan
Raba di lapangan Pahlawan Raba serta bangunan lainnya yang memungkinkan untuk menampung
korban bencana);
bagian tengah (Kecamatan Mpunda) di Lapangan SMK 2, Lapangan Kantor Walikota Bima, dan
bangunan sosial, serta bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana; dan
bagian barat (Kecamatan Rasanae Barat) di Gedung Paruga Nae dan Stadion Manggemaci dan
Kecamatan Asakota di Lapangan SPMA, bangunan sosial, dan bangunan lain yang memungkinkan
untuk menampung korban bencana.
pengembangan ruang evakuasi bencana kebakaran pada kawasan padat ditetapkan pada lokasi
bangunan fasilitas umum, ruang serbaguna kantor kelurahan, dan bangunan lain yang
memungkinkan untuk menampung korban bencana;
pemanfaatan ruang dan bangunan publik untuk kepentingan evakuasi korban bencana diatur oleh
Pemerintah Daerah melalui kerjasama dan/atau sesuai dengan kesepakatan.
Kawasan Peruntukan Pendidikan
kawasan peruntukan pendidikan dasar dan menengah tersebar di seluruh wilayah kota.
kawasan peruntukan pendidikan tinggi dilakukan di Kelurahan Mande, Kelurahan Sadia, Kelurahan
Sambinae, Kelurahan Santi, Kelurahan Sarae, Kelurahan Rabangodu Utara, dan Kelurahan Ntobo
dengan luas kawasan kurang lebih sebesar 96 Ha.
Kawasan Peruntukan Kesehatan
kawasan peruntukan kesehatan dilakukan di Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Monggonao,
Kelurahan Sambinae, Kelurahan Nae, Kelurahan Paruga, Kelurahan Sadia, Kelurahan Penanae, Kelurahan
Jatiwangi dan kelurahan Kodo dengan luas kawasan keseluruhan kurang lebih sebesar 25 Ha, dilakukan
melalui :
pengembangan status Rumah Sakit dari tipe B menjadi tipe A;
pengembangan Puskesmas di tiap kecamatan; dan
pengembangan Posyandu di tiap kelurahan;
Kawasan Peruntukan Peribadatan
Masjid Raya dan Pusat Kajian Islam (Islamic Centre) di Kelurahan Pane dan Kelurahan Paruga; Gereja
di Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kelurahan Tanjung; Pura di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae
Barat; dan Masjid dan mushola dikembangkan di seluruh kelurahan dalam wilayah kota.
Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan
Komando Distrik Militer (Kodim) 1608/BIMA;
Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh wilayah Kota.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 2.253
(dua ribu dua ratus lima puluh tiga) hektar yang terdiri dari :
Irigasi setengah teknis seluas 1.186 (seribu seratus delapan puluh enam) hektar;
Irigasi non PU seluas 628 (enam ratus dua puluh delapan) hektar;
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
6.
a.
b.
c.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]