Anda di halaman 1dari 88

This is the html version of the file http://www.tataruangntb.net/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx.

Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.

PROFIL PENATAAN RUANG KOTA MATARAM

1. Tujuan Penataan Ruang


Penataan ruang Kota Mataram bertujuan untuk mewujudkan Kota sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Jasa, Industri, serta Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal yang Didukung dengan Prasarana dan Sarana
Perkotaan yang Seimbang dan Berwawasan Lingkungan.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. Kebijakan Struktur Ruang Wilayah Kota
Pengembangan pusat pelayanan kota, meliputi :
Pemantapan fungsi dan peran wilayah Kota sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tengara Barat, Pusat
Kegiatan Nasional, dan salah satu kawasan strategis provinsi.
Penetapan dan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota secara merata sesuai dengan hierarki
pelayanannya.
Pengembangan sistem jaringan prasarana kota, meliputi :
Pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur perkotaan terpadu lintas wilayah dalam sistem
perkotaan wilayah Kota, wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan nasional.
Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan aksesibilitas dan sistem jaringan transportasi untuk
meningkatkan fungsi dan keterkaitan antarpusat kegiatan dan sistem transportasi kota secara optimal.
Pengembangan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi dan ketenagalistrikan, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota,
sistem pengelolaan air limbah kota, sistem jaringan persampahan kota, sistem jaringan drainase kota,
penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur evakuasi
bencana.
b. Kebijakan Pola Ruang Wilayah Kota
Pengelolaan kawasan lindung, meliputi :
Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
Pemulihan dan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup.
Penetapan kawasan RTH minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
Perlindungan kawasan cagar budaya dan aktivitas yang memiliki nilai histroris dan spiritual.
Pengembangan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana.
Pemanfaatan kawasan budidaya, meliputi :
Pengembangan kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

industri, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau (RTNH), kawasan ruang evakuasi
bencana, kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, kawasan pendidikan, kawasan
kesehatan, kawasan peribadatan, kawasan pertahanan dan keamanan, serta kawasan pertanian.
Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya perkotaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungannya.
c. Kebijakan Penetapan Kawasan Strategis
Pengembangan keterpaduan pengelolaan kawasan strategis provinsi di wilayah kota.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan sosial budaya.
Pengembangan kawasan strategis kota dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
3. Rencana Struktur Ruang
a. Rencana Pusat Pusat Pelayanan Wilayah Kota
Pusat
Pusat
No Pelayanan Lokasi
Wilayah
Kota

Arahan Fungsi

Pusat Pelayanan Ampenan :


Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Selatan,
dan Kelurahan Ampenan Tengah

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)

Pusat Pelayanan Mataram :


Kelurahan Mataram Barat, Kelurahan Mataram Timur,
dan Kelurahan Pejanggik

Sebagai simpul utama kegiatan perdagangan dan


jasa berskala regional
Sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala
regional dan / atau kawasan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul utama ransportasi skala
regional

Pusat Pelayanan Cakranegara :


Kelurahan Cakranegara Timur, Kelurahan Mayura, dan
Kelurahan Mandalika
SPPK I :

Sub Pusat
Pelayanan
Kota
(SPPK)

SPPK Selaparang ditetapkan di Kelurahan Karang


Baru, Kelurahan Rembiga, dan Kelurahan
Pejarakan Karya;
SPPK Sandubaya ditetapkan di Kelurahan
Mandalika dan Kelurahan Turida
SPPK Gunungsari ditetapkan di Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
SPPK Narmada ditetapkan di Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat
SPPK Labuapi ditetapkan di Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat

SPPK II :

Sebagai pusat pertumbuhan di tiap kecamatan atau


sebagai simpul kedua kegiatan yang mendukung
PPK
Sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kecamatan atau beberapa
lingkungan dan/atau kawasan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul transportasi yang
melayani skala kecamatan dan/atau kelurahan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

SPPK Sekarbela ditetapkan di Kelurahan Jempong


Baru
SPPK Batu Layar ditetapkan di Kecamatan Batu
Layar Kabupaten Lombok Barat
SPPK Lingsar ditetapkan di Kecamatan Lingsar
Kabupaten Lombok Barat
SPPK Kediri ditetapkan di Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat

Pusat
Lingkungan
(PL)

Pusat Lingkungan A1 Ampenan di Pasar Kebon


Roek (Lingkungan Otak Desa, Lingkungan Kebon
Roek, Lingkungan Tinggar, dan Lingkungan Batu
Raja);
Pusat Lingkungan A2 Ampenan Utara di Kawasan
eks. Bandara Selaparang (Lingkungan Talo Jaya,
Lingkungan Tinggar, dan Lingkungan Jempong);
Pusat Lingkungan A3 Pejarakan di Mataram
Water Park (Lingkungan Dasan Sari);
Pusat Lingkungan A4 Banjar di Rumah Sakit
Bhayangkara (Lingkungan Selaparang);
Pusat Lingkungan B1 Kekalik di Perumnas
Tanjung Karang Permai (Lingkungan Sejahtera
dan Lingkungan Ringgit Utara);
Pusat Lingkungan B2 Tanjung Karang di Makam
Loang Baloq (Lingkungan Sembalun);
Pusat Lingkungan B3 Lingkar Selatan di Asrama
Haji (Lingkungan Geguntur);
Pusat Lingkungan C1 Rembiga di Pasar Rembiga
(Lingkungan Rembiga Utara);
Pusat Lingkungan C2 Karang Baru di Pertokoan
Jalan Dr. Sutomo (Lingkungan Karang Baru
Selatan dan Lingkungan Suradadi Timur);
Pusat Lingkungan C3 Monjok di Pasar Cemara
(Lingkungan Monjok Griya, Lingkungan
Pamamoran, Lingkungan Mambe, dan
Lingkungan Gubug Batu);
Pusat Lingkungan C4 Dasan Agung di Kawasan
Islamic Center (Lingkungan Dasan Agung Baru,
Lingkungan Arong-arong Barat, Lingkungan
Arong-arong Timur, Lingkungan Gapuk Selatan,
dan Lingkungan Darul Hikmah);
Pusat Lingkungan D1 Mataram di Kantor
Walikota Mataram (Lingkungan Kebon Raja dan
Lingkungan Pusaka);
Pusat Lingkungan D2 Punia di eks. Kantor Bupati
Lombok Barat (Lingkungan Punia Jamaq);
Pusat Lingkungan D3 Pagesangan di Rumah Sakit
Mataram (Lingkungan Gebang Barat);
Pusat Lingkungan D4 Pagutan di Pasar Pagutan
(Lingkungan Asak);
Pusat Lingkungan E1 Sayang Sayang di Pasar
Sayang Sayang (Lingkungan Kramat Nunggal);
Pusat Lingkungan E2 Karang Taliwang di Sirkuit
Selagalas (Lingkungan Karang Taliwang dan
Lingkungan Karang Bagu);
Pusat Lingkungan E3 Cakranegara di Pasar
Cakranegara (Lingkungan Ukir Kawi dan

Sebagai simpul ketiga pelayanan yang mendukung


SPPK
Sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala lingkungan dan/atau kawasan yang
berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala lingkungan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Lingkungan Klodan);
Pusat Lingkungan E4 Sapta Marga di Depo
Bangunan (Lingkungan Karang Blumbang,
Lingkungan Panaraga Utara, Lingkungan Karang
Kelebut, dan Lingkungan Karang Kecicang);
Pusat Lingkungan F1 Selagalas di Rumah Sakit
Jiwa Selagalas (Lingkungan Selagalas Baru);
Pusat Lingkungan F2 Bertais di kawasan bisnis
dan pergudangan Bertais (Lingkungan Bertais dan
Lingkungan Lendang Lekong);
Pusat Lingkungan F3 Babakan di Universitas Al
Azhar (Lingkungan Babakan Permai); dan
Pusat Lingkungan F4 Dasan Cermen di Pasar
Abian Tubuh (Lingkungan Abian Tubuh Barat)

b. Rencana Jaringan Prasarana Wilayah Kota


Sistem Jaringan Transportasi
Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Arteri Primer
Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Kolektor 1
Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Kolektor 2
Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Kolektor 3
Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder
Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer
Pembangunan Jalan Baru
Peningkatan pelayanan terminal penumpang regional Mandalika di Kelurahan Bertais Kecamatan
Sandubaya
Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Kelurahan Ampenan Utara Kecamatan Ampenan dan
pengembangan tempat pemberhentian
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan khusus wisata di Lingkungan Mapak Kelurahan Jempong
Baru
Peningkatan kelengkapan prasarana dan sarana pelabuhan laut dan mengembangkan rute wisata
Sistem Jaringan Energi dan Ketenagalistrikan
Pengembangan sistem jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi :
Meningkatkan kapasitas Gardu Induk Ampenan yang terletak di Kecamatan Sekarbela untuk
menyalurkan tenaga listrik antarsistem.
Meningkatkan kapasitas jaringan energi listrik dan gardu listrik pada kawasan pengembangan baru.
Memelihara jaringan kabel listrik secara berkala.
Peningkatan distribusi listrik, meliputi :
Meningkatkan daya dan jaringan listrik dari sumber pembangkit listrik di kawasan pengembangan baru,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan industri, kawasan pariwisata, serta kawasan dengan fasilitas
umum lainnya.
Menerapkan teknologi tinggi dalam pengelolaan dan pengawasan listrik.
Meningkatkan kualitas dan pelayanan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Ampenan dan PLTD
Taman.
Mengembangkan sumber energi baru terbarukan dengan memanfaatkan energi mikro hidro di Kelurahan
Sayang Sayang, energi gelombang di pesisir Pantai Ampenan dan Pantai Tanjung Karang, serta energi
surya di seluruh wilayah Kota.
Pengembangan bahan bakar minyak dan gas, meliputi :

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan bahan bakar minyak dan gas.
Memelihara depo bahan bakar minyak dan gas serta pengolahan migas (kilang) di Kelurahan Bintaro
Kecamatan Ampenan.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Peningkatan jaringan telepon kabel meliputi :
Peningkatan kapasitas terpasang dan distribusi Sentral Telepon Otomat (STO) Mataram.
Pengembangan telepon rumah dan telepon umum.
Pengembangan distribusi jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan.
Pengembangan jaringan baru di seluruh wilayah Kota yang diintegrasikan penempatannya sesuai
kapasitas pelayanan serta estetika lingkungan dan keamanan.
Pemasangan jaringan kabel telepon di bawah tanah yang terintegrasi dan terpadu dengan jaringan
infrastruktur lainnya pada kawasan strategis kota.
Pengembangan jaringan nirkabel meliputi :
Menata menara telekomunikasi dan BTS (Base Transceiver Station) terpadu secara kolektif
antaroperator di seluruh kecamatan yang lokasinya ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Mengembangkan teknologi telematika berbasis teknologi modern pada wilayah-wilayah pusat
pertumbuhan.
Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah pertumbuhan
antarpusat kegiatan.
Peningkatan sistem informasi telekomunikasi pembangunan yang berbasis teknologi internet.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Konservasi sumber daya air, meliputi :
Perlindungan dan pelestarian sumber daya air.
Pengelolaan kualitas air.
Pengendalian pencemaran air.
Pendayagunaan sumber daya air, meliputi :
Penatagunaan, penyediaan, penggunaan, dan pengembangan air baku
Pengembangan sistem jaringan irigasi
Pengendalian daya rusak air
Sistem Prasarana Penyediaan Air Minum Kota
Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum kota
Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota
Sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah serta
dibuang secara terpusat meliputi :
Mendayagunakan dan memelihara Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Meninting yang melayani
seluruh wilayah Kota.
Mengembangkan IPAL untuk kegiatan industri di Lingkungan Dasan Cermen Barat Kelurahan Dasan
Cermen dan Lingkungan Bukit Ngandang Kelurahan Pagutan Timur.
Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah secara komunal di Lingkungan Marong Jamak dan
Lingkungan Karang Baru Selatan Kelurahan Karang Baru; Lingkungan Kebon Jaya Kelurahan Monjok;
Lingkungan Nyangget dan Lingkungan Jangkok Kelurahan Selagalas; serta Lingkungan Jempong Barat
Kelurahan Jempong Baru.
Memelihara saluran pembuangan air limbah dari sistem pengelolaan air limbah secara komunal sebelum

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

dialirkan ke IPAL Meniniting.


Sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil, meliputi :
Mengembangkan jaringan air limbah komunal setempat yang dikelola oleh masyarakat dan/atau
kerjasama dengan pihak lain.
Mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan perumahan tipe kecil serta tangki septik
secara individu pada kawasan perumahan tipe sedang dan tipe besar.
Penanganan air limbah secara ketat pada lingkup kawasan peruntukan industri, perdagangan dan jasa,
dan kesehatan berupa penyediaan instalasi pengolahan air limbah pada masing-masing kawasan.
penyediaan tangki septik dan saluran perpipaan ailr limbah secara kolektif pada kawasan dengan fasilitas
pelayanan umum.
Sistem Jaringan Persampahan Kota
Penambahan unit TPS berupa kontainer.
Peningkatan intensitas sarana pengangkutan dan perluasan jangkauan pelayanan.
Pengembangan dan pengelolaan TPA lintas kabupaten/kota dengan metode lahan urug saniter.
Memilah jenis sampah organik dan anorganik untuk dikelola melalui konsep 3R (Reduce, Recycle,
Reuse).
Meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Menumbuhkan keswadayaan pengelolaan sampah di tingkat lingkungan melalui unit-unit pengelolaan
secara mandiri.
Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha di bidang pengelolaan persampahan melalui
konsep Pengelolaan Sampah Terpadu Menuju Zero Waste.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam kegiatan pengolahan sampah dari produsen
sampah hingga ke TPA sampah.
Penyusunan aturan-aturan yang tegas mengenai pembuangan sampah.
Sistem jaringan Drainase Kota
Sistem jaringan drainase primer ditetapkan dalam rangka melayani kawasan perkotaan dan terintegrasi dengan
sungai sebagai sistem badan air regional. Sedangkan sistem jaringan drainase sekunder, tersier, dan lokal
menggunakan sistem saluran samping jalan sejajar dengan pengembangan jaringan jalan.

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki
Menata jalur pejalan kaki sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan pada trotoar.
Menetapkan dimensi jalur pejalan kaki pada trotoar sesuai dengan fungsi jalan.
Menyediakan jalur sepeda yang digabung dengan jalur pejalan kaki sesuai dimensi yang ditentukan.
Merencanakan jalur pejalan kaki yang melintasi jalur kendaraan pada titik terdekat yang dilengkapi
dengan rambu lalu lintas dan marka jalan.
Menyediakan jalur pejalan kaki di kawasan sempadan sungai.
Jalur Evakuasi Bencana
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana bencana banjir menjauhi lokasi-lokasi genangan yang
melalui Jalan Saleh Sungkar Jalan Adi Sucipto, Jalan Jend. Sudirman Jalan Jend. Ahmad Yani, Jalan
Energi Jalan Langko, Jalan Dr. Sujono, Jalan Sultan Kaharudin, Jalan HOS. Cokroaminoto, Jalan
Brawijaya, Jalan Prabu Rangkasari, serta jalur-jalur evakuasi yang mengarah ke utara melalui Jalan
TGH. Faisal;
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai yang

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

mengarah ke timur melalui Jalan Adi Sucipto Jalan Jend. Sudirman, Jalan Pabean Jalan Langko
Jalan Pejanggik Jalan Selaparang Jalan Sandubaya, Jalan Sultan Salahudin Jalan Sultan Kaharudin,
Jalan Dr. Sujono Jalan TGH. Ali Batu, dan jalan di sepanjang pesisir pantai; dan
Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gempa bumi pada setiap ruas jalan di wilayah kota.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
a. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air.
Pengelolaan kawasan resapan air dilakukan melalui:
pemberian dukungan terhadap siklus hidrologi dengan mengembangkan tanaman keras atau tahunan
yang berfungsi menyimpan air
pengawasan dan pengendalian kawasan resapan air dengan cara memberikan wewenang dan tanggung
jawab kepada pemerintah kecamatan dan kelurahan
pencegahan kegiatan budidaya yang menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dapat
mengganggu fungsi lindung
mengembalikan fungsi sebagai kawasan lindung secara bertahap apabila kawasan resapan air mengalami
kerusakan
Kawasan perlindungan setempat di Kota Mataram terdiri dari kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan
sungai dan kawasan sekitar mata air.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau :
pengalokasian RTH minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota yang terdiri dari 20 (dua
puluh) persen RTH publik dan 10 (sepuluh) persen RTH privat dengan tutupan vegetasi
pemilihan jenis vegetasi sesuai dengan fungsi dan jenis RTH yang dikembangkan
Kawasan Cagar Budaya, terdiri dari :

Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan

Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya
Cagar Budaya

Taman Mayura - Pura Meru di Kelurahan Cakranegara Utara


Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya
Kota Tua di Kelurahan Ampenan Utara
Makam Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang
Makam Bintaro di Kelurahan Bintaro Ampenan

Pengelolaan kawasan cagar budaya di Kota Mataram dilakukan melalui :


mempertahankan dan menjaga kelestarian Kawasan Cagar Budaya melalui kegiatan konservasi bangunan
dan lingkungan
pembangunan infrastruktur pendukung secara terpadu di sekitar Kawasan Cagar Budaya
Kawasan rawan bencana di Kota Mataram terdiri dari :
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan

rawan banjir
rawan gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai
rawan gempa bumi
rawan kebakaran

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

b. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya


Pengembangan Kawasan Perumahan
Pengembangan kawasan perumahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang bermukim masyarakat kota,
meliputi kawasan perumahan berkepadatan tinggi, kawasan perumahan berkepadatan sedang, dan kawasan
perumahan berkepadatan rendah.

Pengembangan Kawasan Perdagangan Dan Jasa


Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dilakukan untuk melayani kebutuhan barang dan jasa dalam
skala internasional, nasional, regional, dan lokal bagi masyarakat Kota dan masyarakat Provinsi Nusa
Tenggara Barat.

Pengembangan Kawasan Perkantoran


Pengembangan kawasan perkantoran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan perkantoran
pemerintahan dan swasta. Pengembangan kawasan perkantoran dilakukan di Kelurahan Dasan Agung Baru,
Kelurahan Dasan Agung, Kelurahan Gomong, Kelurahan Punia, Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan
Mataram Barat, Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Monjok Barat, Kelurahan Sayang Sayang, dan Kelurahan
Jempong Baru.
Pengembangan Kawasan Industri
Pengembangan kawasan industri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang bagi kegiatan industri
menengah dan industri kecil. Pengembangan kawasan industri menengah dengan skala regional dan dilakukan
di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagutan, Kelurahan Dasan Cermen, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru,
Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Mandalika, dan Kelurahan Bertais.
Pengembangan kawasan industri kecil dengan skala lokal dan lingkungan dilakukan di seluruh kelurahan di
Kota.

Pengembangan Kawasan Pariwisata


Pengembangan kawasan pariwisata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan pariwisata baik
nasional, regional, dan lokal yang terdiri dari peruntukan pariwisata pantai, pariwisata belanja, pariwisata
budaya, pariwisata religi, pariwisata buatan, dan pariwisata kuliner.

Pengembangan Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau


Pengembangan kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap
fungsi kegiatan kegiatan perkantoran dan kegiatan permukiman, serta terselenggaranya keserasian kehidupan
lingkungan dan sosial.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengembangan Kawasan Ruang Evakuasi Bencana


Pengembangan kawasan ruang evakuasi bencana dilakukan untuk memberikan ruang yang aman sebagai
tempat berlindung dan tempat penampungan penduduk sementara dari bencana banjir, bencana gelombang
pasang/tsunami dan abrasi pantai, bencana gempa bumi, serta bencana kebakaran.

Pengembangan Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal


Pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal dilakukan untuk melayani kebutuhan
masyarakat Kota. Pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor dilakukan di areal taman dan
Makam Loang Baloq, areal Lapangan Malomba, areal Taman Kota Udayana, areal Taman Kota Selagalas, areal
GOR Turida, Jalan Pabean, Jalan HOS Cokroaminoto, Jalan Airlangga, Jalan Pemuda, Jalan Panjitilar Negara,
Jalan Bung Karno, Jalan Pejanggik, Jalan Selaparang, dan Jalan Jayengrana.

Pengembangan Kawasan Pendidikan


Pengembangan kawasan pendidikan dilakukan untuk melayani kebutuhan pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi skala nasional, regional, dan lokal. Pengembangan kawasan pendidikan
dilakukan di Kelurahan Dasan Agung Baru, Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan
Pagutan, Kelurahan Dasan Cermen, Kelurahan Cakranegara Utara, Kelurahan Turida, dan Kelurahan Pagutan
Barat.
Pengembangan Kawasan Kesehatan
Pengembangan kawasan kesehatan dilakukan untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Kota dan/atau
Provinsi Nusa Tenggara Barat skala nasional, regional, dan lokal. Pengembangan kawasan kesehatan
dilakukan di Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Mataram Timur, Kelurahan Pagesangan Timur, Kelurahan
Banjar, dan Kelurahan Pejeruk.

Pengembangan Kawasan Peribadatan


Pengembangan kawasan peribadatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang bagi kegiatan peribadatan
dan kegiatan yang terkait dengan pengembangan kegiatan keagamaan skala internasional, nasional, regional,
dan lokal.

Pengembangan Kawasan Pertahanan Dan Keamanan


Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan dilakukan untuk kebutuhan ruang kegiatan bidang
pertahanan dan keamanan Kota dan/atau Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengembangan kawasan pertahanan
dan keamanan dilakukan di Kelurahan Rembiga, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Taman Sari,
Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Sapta Marga, Kelurahan Pagesangan Timur, dan Kelurahan Jempong Baru.

Pengembangan Kawasan Pertanian

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengembangan kawasan pertanian terdiri dari kawasan peruntukan pertanian dan kawasan peruntukan
perikanan. Rencana pengembangan kawasan pertanian dilakukan melalui :
pengembangan lahan pertanian untuk budidaya tanaman hortikultura;
pengembangan pertanian lahan basah untuk peningkatan ketahanan pangan;
membatasi alih fungsi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya terbangun;
mempertahankan jaringan prasarana irigasi di kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi geografis; dan
inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi kebutuhan air baku bagi pertanian.
Pengembangan lahan pertanian untuk budidaya tanaman hortikultura dilakukan di Kelurahan Rembiga,
Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Selagalas, Kelurahan Bertais, Kelurahan Mandalika, Kelurahan Jempong
Baru, dan Kelurahan Turida. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perikanan dilakukan melalui :
pengembangan budidaya perikanan air tawar di Kelurahan Sayang Sayang, Kelurahan Selagalas, dan
Kelurahan Bertais
pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya air laut di Kelurahan Bintaro, Kelurahan
Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai,
Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru
menyediakan kawasan penyangga pada kawasan perikanan
5. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Cepat
Kawasan strategis bidang pariwisata terdiri dari :
Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga Kecamatan Selaparang dan Kelurahan
Ampenan Utara Kecamatan Ampenan sebagai kawasan pariwisata MICE yang berbasis lingkungan
Kawasan Mayura di Kelurahan Mayura Kecamatan Cakranegara sebagai kawasan pariwisata budaya dan
spiritual keagamaan
Kawasan Mapak di Kelurahan Tanjung Karang dan Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela
sebagai kawasan pariwisata alam, religi, dan buatan.
Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Banjar
Kecamatan Ampenan sebagai kawasan pariwisata buatan
Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan dan Kelurahan Pagesangan Barat Kecamatan
Mataram serta Kelurahan Karang Pule Kecamatan Sekarbela sebagai kawasan pariwisata belanja
Kawasan Sayang Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang Sayang Kecamatan Sandubaya
serta Kawasan Udayana di Kelurahan Kebonsari dan Kelurahan Pejarakan Karya Kecamatan Ampenan
sebagai kawasan pariwisata kuliner
Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa terdiri dari :
Kawasan pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan
Kelurahan Ampenan Selatan Kecamatan Ampenan
Kawasan pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat,
Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara
Selatan
Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika
b. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah Kecamatan Ampenan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan


Kawasan Makam van Ham di Kelurahan Cilinaya Kecamatan Cakranegara
Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung Baru dan Kelurahan Dasan Agung
Kecamatan Mataram

c. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
kawasan sempadan Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Unus
kawasan sempadan pantai di pesisir barat wilayah Kota sepanjang 9 km (Kelurahan Bintaro, Kelurahan
Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai,
Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru)
kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur Kecamatan Mataram serta Kelurahan Sayang Sayang dan
Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya
kawasan hutan kota di tiap tanah pecatu di wilayah Kota
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota
a. Pemanfaatan ruang wilayah kota berpedoman pada rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan
kawasan strategis.
b. Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kota dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program
pemanfaatan ruang.
c. Program pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan indikasi program utama setiap 5 (lima) tahunan selama 20
(dua puluh) tahun (2011 2031).
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah Kota, yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.

Ketentuan umum peraturan zonasi


Ketentuan perizinan
Ketentuan pemberian insentif dan pengenaan disinsentif
Arahan sanksi

8. Arahan Sanksi
a. Arahan pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang
dan tegaknya peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah.
b. Pelanggaran penataan ruang yang dapat dikenakan sanksi meliputi :
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW Kota, khususnya rencana struktur ruang dan pola ruang
wilayah kota
Pelanggaran ketentuan arahan pengaturan zonasi
Pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang meliputi izin prinsip, izin lokasi, izin peruntukan
penggunaan tanah, dan izin mendirikan bangunan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kota
Pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kota
Pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh Peraturan Walikota dinyatakan
sebagai milik umum
Pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar
9. Hak, Kewajiban, Peran Masyarakat dan Kelembagaan
a. Dalam Penataan Ruang setiap orang dan/atau badan berhak untuk:
mengetahui rencana tata ruang
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan
yang sesuai dengan rencana tata ruang
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang di wilayahnya
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang kepada pejabat berwenang
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian
b. Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang dan/atau badan wajib:
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai
milik umum
c. Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan melalui:
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang
partisipasi dalam pemanfaatan ruang
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
d. Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antarsektor/antardaerah,
bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
e. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD diatur dengan Peraturan Walikota

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK BARAT


1. Tujuan Penataan Ruang

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan sebagai kawasan pengembangan agroindustri dan pariwisata untuk
meningkatkan daya saing daerah.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. pengembangan wilayah yang berbasis pertanian tanaman pangan dan holtikultura
b. peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agroindustri
c. pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya
d. pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan ramah lingkungan, berkelanjutan, dan
menerapkan prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar
e. penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan yang menunjang sistem pemasaran
produksi pertanian, wisata dan potensi sumber daya lainnya
f. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, wisata dan potensi
sumber daya lainnya
g. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek
konservasi
h. pengembangan kawasan budi daya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan hidup
i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
Pusat
No Pusat
Kegiatan

Lokasi

Pusat
Kegiatan
Wilayah
Promosi
(PKWp)

Perkotaan Gerung

Pusat
Kegiatan
Lokal (PKL)

Kecamatan Lembar dan Narmada

Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi
(PKLp)

Kecamatan Gunung Sari, Kediri dan Sekotong

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)

Kecamatan Batulayar, Lingsar, Labuapi, Kuripan, dan Desa Pelangan

Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)

Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje, Kebon Ayu, Tempos,
Rumak, Gelogor, Banyumulek, Kuripan Utara, Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru,
Lebah Sempage, Batukumbung, Sigerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan Senggigi

b. Sistem Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan nasional berupa By Pass Bandar Udara Lombok Baru

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Mengembangkan sarana prasarana transportasi laut pendukung ALKI II


Pengembangan jaringan jalan provinsi
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer
Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder
Pengembangan jaringan jalan lokal primer
Pembangunan Terminal Tipe A berada di Kecamatan Gerung
Pembangunan Terminal Tipe B tersebar di Kecamatan Narmada, Kediri, dan Sekotong
Pembangunan Terminal Tipe C tersebar di Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, Labuapi, Kuripan dan
Lembar
Pelabuhan penyeberangan lintas provinsi yaitu Pelabuhan Lembar dan pelabuhan penyeberangan dalam
kabupaten
Pelabuhan pengumpul berada di Lembar di Kecamatan Lembar
Pelabuhan khusus terdiri dari pelabuhan khusus tambang di Blongas Kecamatan Sekotong dan pelabuhan
khusus perikanan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di Teluk Sepi Kecamatan Sekotong
Pengembangan pelabuhan pengumpan diarahkan di Kecamatan Sekotong
Sistem jaringan transportasi udara berupa Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang meliputi
Desa Kuripan dan Desa Jagaraga di Kecamatan Kuripan, Desa Dasan Geres di Kecamatan Gerung
c. Sistem Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi Dan Kelistrikan
Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Dusun Jeranjang Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kecamatan Lembar dan Sekotong;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Lembar dan Narmada;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang (PLTGL) Laut di Kecamatan Gerung, Lembar dan
Sekotong;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Kecamatan Gerung, Lembar dan Sekotong;
dan
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE) pada Kecamatan Narmada.
Jaringan Prasarana Energi
Depo gas di Kecamatan Labuapi dan Narmada
Pengembangan pengelolaan migas (kilang) di Kecamatan Sekotong
Pengembangan jaringan tenaga listrik (SUTT dan Gardu induk)
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringan Kabel
Sentra Telepon Otomat (STO) tersebar di Kecamatan Gerung, Kecamatan Narmada dan Kecamatan
Gunung Sari;
Rumah Kabel dan kotak pembagi tersebar di Kecamatan Gerung, Kecamatan Narmada dan Kecamatan
Gunung Sari;
Jaringan kabel sekunder tersebar di Kecamatan Batulayar, Kecamatan Kediri dan Kecamatan Sekotong;
Satuan Sambungan Telepon (SST) tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten; dan
Rencana pengembangan sistem jaringan microdigital dan serat optik tersebar di wilayah kabupaten.
Sistem Jaringan Nirkabel terdiri atas tower telekomunikasi seluler tersebar di seluruh kecamatan di
wilayah kabupaten.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Wilayah sungai (WS) :
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

WS strategis nasional yaitu WS Pulau Lombok;


WS strategis provinsi yaitu WS Lombok; dan
WS strategis kabupaten yaitu Gugus DAS Jelateng dan DAS Dodokan.
Cekungan air tanah (CAT) adalah CAT Mataram Selong
Jaringan irigasi (nasional, provinsi dan kabupaten)
Jaringan baku untuk air bersih ke kelompok pengguna
Sistem pengendalian banjir
Sistem Pengelolaan Lingkungan
Sistem Pengelolaan Persampahan :
tempat penampungan sementara (TPS) tersebar pada setiap desa;
tempat pemrosesan akhir (TPA) sebanyak 1 unit berlokasi Kebon Kongok di Kecamatan Gerung.
Sistem Pengelolaan Air Limbah :
sistem pengelolaan air limbah di wilayah kabupaten menggunakan sistem pembuangan air limbah
setempat dan terpusat;
sistem pengelolaan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan
air limbah setempat pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat di wilayah kabupaten;
sistem pengelolaan air limbah terpusat terdapat di Kecamatan Batulayar;
pengelolaan limbah B3 mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Sistem Pengelolaan Drainase :
normalisasi dan perkuatan tebing: Sungai Meninting, Sungai Dodokan dan Sungai Pelangan;
drainase primer adalah saluran pengumpul dari drainase sekunder dan dapat dialirkan ke sungai;
drainase sekunder dilakukan pembangunan sistem drainase pada daerah permukiman perkotaan dan
perdesaan yang rawan bencana banjir dan genangan air limbah menuju drainase primer;
drainase tersier dilakukan pembangunan sistem drainase pada lingkungan permukiman perkotaan dan
perdesaan menuju drainase sekunder.
Ruang Dan Jalur Evakuasi Bencana :
ruang evakuasi bencana tsunami meliputi Desa Sekotong Tengah, Desa Buwun Mas, dan Desa Sekotong
Barat;
ruang evakuasi bencana banjir meliputi Kecamatan Labuapi di Desa Telagawaru, Labuapi, Karang
Bongkot, Terong Tawah, Bagik Polak, Kuranji, Perampuan; Kecamatan Sekotong di Desa Pelangan,
Sekotong Tengah; dan Kecamatan Narmada di Desa Tanak Beak, Dasan Tereng, Lembuak, Sedau,
Sesaot, Badrain, Lebah Sempage, Nyur Lembang, Gerimax Indah;
ruang evakuasi bencana banjir pasang meliputi Kecamatan Batulayar di Desa Batulayar, Senteluk,
Meninting, Kecamatan Lembar di Desa Labuan Tereng, Sekotong Timur; Kecamatan Sekotong di Desa
Sekotong Barat, Sekotong Tengah, Pelangan, Buwun Mas;
jalur evakuasi bencana akan diatur dalam rencana rinci tata ruang masing-masing kawasan.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di kabupaten adalah seluas 25.078,94 Ha meliputi Kawasan hutan lindung yang
persebarannya terletak pada sebagian Kelompok Hutan Gunung Rinjani (Register Tanah Kehutanan/RTK.1)
seluas 17.038,41 Ha, Kelompok Hutan Gunung Sasak (RTK 3) seluas 492 ha, Kelompok Hutan Ranget
(RTK.6) seluas 2,70 Ha, Kelompok Hutan Pelangan (RTK 7) seluas 5.671,83 Ha, dan Kelompok Hutan Mareje
Bonga (RTK 13) seluas 1.874,00 Ha
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Bagi Kawasan Bawahannya
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya di kabupaten berupa kawasan resapan air
meliputi: kawasan di Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Narmada, Lingsar, Gerung, Lembar, dan Sekotong.
Kawasan Perlindungan Setempat meliputi kawasan sempadan sungai, kawasan mata air, kawasan
sempadan pantai dan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Pelestarian Alam, Dan Cagar Budaya
Kawasan hutan bakau
Kawasan konservasi perairan
Kawasan hutan konservasi
Kawasan cagar budaya meliputi :
Goa Jepang/Meriam di Kecamatan Sekotong;
Kawasan Gunung Pengsong di Kecamatan Labuapi;
Kawasan Goa Jepang Lebah Sembage di Kecamatan Narmada;
Makam keramat Cemara di Kecamatan Lembar;
Makam Ilam di Kecamatan Labuapi;
Taman Narmada di Kecamatan Narmada;
Pura Suranadi di Kecamatan Narmada;
Taman Lingsar di Kecamatan Lingsar;
Desa Tradisional Karang Bayan di Kecamatan Lingsar;
Pura Agung Gunung Sari di Kecamatan Gunung Sari;
Makam Gede Baturiti/Mambalan di Kecamatan Gunung Sari;
Makam Batulayar di Kecamatan Batulayar; dan
Pura Batu Bolong di Kecamatan Batulayar.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan

rawan bencana tanah longsor


rawan banjir
rawan tsunami
rawan angin topan
rawan gelombang pasang
rawan kekeringan

Kawasan Lindung Geologi


kawasan lindung geologi terdapat di Desa Kuranji Kecamatan Labuapi dengan luas sekitar 2 ha; dan
kawasan lindung geologi terdapat di Dusun Pengawisan Desa Sekotong Barat Kecamatan Sekotong
dengan luas sekitar 1 ha.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya di kabupaten berupa Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) di Gili
Tangkong, Gili Sudak, Gili Nanggu, dan Gili Rengit.

b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan produksi terbatas berada pada Kelompok Hutan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pelangan (RTK. 7) di Kecamatan Sekotong dengan luas kurang lebih 10.041,00 Ha dan hutan produksi tetap di
Kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK.13) Kecamatan Gerung dengan luas kurang lebih 304,69 Ha.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat dengan luasan kurang lebih 800 Ha, berada di beberapa kecamatan di
wilayah kabupaten meliputi Kecamatan Gunung Sari, Narmada, Gerung, Lembar, dan Sekotong. Pemanfaatan
hutan rakyat,
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan Budi Daya Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan budi daya pertanian tanaman pangan di Kabupaten Lombok Barat seluas kurang lebih 16.754
ha yang berada di Kecamatan Batulayar seluas kurang lebih 328 ha, Gunung Sari seluas kurang lebih 905
ha, Lingsar kurang lebih 1.849 ha, Narmada kurang lebih 2.242 ha, Kuripan kurang lebih 1.072 ha, Kediri
kurang lebih 1.455 ha, Labuapi kurang lebih 1.450 ha, Gerung kurang lebih 2.622 ha, Lembar kurang
lebih 1.791 ha, dan Sekotong kurang lebih 3.040 ha.
Kawasan Budi Daya Pertanian Hortikultura
Kawasan budi daya pertanian hortikultura di Kabupaten Lombok Barat diarahkan diseluruh kecamatan
terutama pada areal yang berpotensi untuk pengembangan hortikultura.
Kawasan Budi Daya Perkebunan
Kawasan budi daya perkebunan di Kabupaten Lombok Barat diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan
Gunung Sari, Narmada, Gerung, Lembar, dan Sekotong dengan komoditi kelapa dengan luas kurang
lebih 11.082,55 Ha; Kecamatan Narmada dan Lingsar dengan komoditi kopi dengan luas kurang lebih
578,02 Ha; Kecamatan Lembar dan Sekotong dengan komoditi jambu mete dengan luas kurang lebih
8.789,01 Ha.
Kawasan Budi Daya Perternakan
Kawasan budi daya peternakan di Kabupaten Lombok Barat diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan
Gerung, Lembar, dan Sekotong.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Perikanan Tangkap
kawasan perikanan tangkap di laut diarahkan di Kecamatan Sekotong;
sarana dan prasarana perikanan tangkap berupa pelabuhan khusus perikanan PPI di Teluk Sepi
Kecamatan Sekotong.
Perikanan Budi Daya
perikanan bududaya air tawar diprioritaskan dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Kuripan,
Narmada, Lingsar, Gerung, Labuapi dengan luas kurang lebih 2.938 ha;
perikanan budi daya air payau dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Gerung, Lembar, dan
Sekotong dengan luas kurang lebih 873 ha;
perikanan budi daya air laut dikembangkan dan diarahkan ke Kecamatan Gerung, Lembar, dan Sekotong
dengan luas kurang lebih 8.100 ha; dan
sarana dan prasarana perikanan budi daya
Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan berupa kegiatan industri, penyimpanan, pengolahan, dan
pemasaran.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
kawasan pertambangan mineral logam emas, perak, tembaga, timah hitam, dan mangan tersebar di
Kecamatan Lembar dan Sekotong;
kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan tersebar di seluruh kecamatan.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri di kabupaten meliputi peruntukan industri besar, sedang, dan industri rumah
tangga. Kawasan peruntukan industri besar dan sedang diarahkan di kawasan pesisir barat Kecamatan Lembar,
Gerung dan Labuapi. Kawasan peruntukan industri rumah tangga diarahkan pada sentra-sentra produksi
dengan mengedepankan produk-produk unggulan. Pengelolaan kawasan peruntukan industri mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan wisata alam direncanakan di Pantai Senggigi dan sekitarnya, Kawasan pantai Sekotong dan
sekitarnya, Kawasan Gili Kedis, Gili Sudaq, Gili Tangkong, Gili Nanggu, Gili Poh, Gili Genting, Gili
Lontar, Gili Gede, Gili Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Goleng, Gili Kao, Gili Kere, Gili Sepatang/
Sophialouisa, Gili Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok, Gili Sarang, Gili Wayang, Gili Pulau Tiga, Gili
Tepong, Gili Batu Nyangkong, dan Gili Malang, Kawasan Wisata Meang, Pantai Induk, Pantai Cemare,
Pantai Kuranji, Gunung Pengsong, Kawasan Suranadi, dan Kawasan Wisata Sesaot;
Kawasan wisata budaya direncanakan pada Kawasan Taman Narmada, Kawasan Taman Lingsar, Desa
Tradisional Karang Bayan, dan Kawasan Kerajinan Gerabah Banyumulek di Kecamatan Kediri;
Kawasan wisata buatan direncanakan pada kecamatan yang memiliki potensi untuk dikembangan.
Kawasan Peruntukan Permukiman
permukiman perkotaan dengan kepadatan sedang sampai tinggi yang dilengkapi diantaranya dengan
sistem transportasi masal diarahkan pada perkotaan Kecamatan Gerung, Kuripan, Kediri, Batulayar,
Gunung Sari, Labuapi; dan
permukiman perdesaan dengan kepadatan rendah sampai menengah yang dilengkapi diantaranya dengan
sarana dan prasarana produksi serta pengolahan diarahkan di kawasan sekitar pusat pelayanan
lingkungan (PPL) meliputi Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje,
Kebon Ayu, Tempos, Rumak, Gelogor, Banyumulek, Kuripan Utara, Karangbongkot, Bengkel, Dasan
Tereng, Keru, Lebah Sempage, Batukumbung, Sigerongan, Duman, Penimbung, dan Mambalan.
Kawasan Peruntukan Lain
Kawasan Perdagangan, Jasa dan Penunjang Pariwisata
Kawasan peruntukan perdagangan, jasa dan penunjang pariwisata dikembangkan di Kecamatan
Batulayar, Gunung Sari, Narmada, Labuapi, Gerung, dan Sekotong.
Kawasan Pusat Pemerintahan
Kawasan peruntukan pusat pemerintahan terletak pada Kecamatan Gerung.
Kawasan Pertahanan dan Keamanan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pemerintah di
bidang pertahanan dan keamanan negara di wilayah darat dan laut terletak di Pulau
Sepatang/Sophialouisa.
Kawasan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil
Kawasan pesisir dan pulau pulau kecil meliputi Gili Kedis, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Nanggu,
Gili Poh, Gili Genting, Gili Lontar, Gili Gede, Gili Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Goleng, Gili
Kao, Gili Kere, Gili Sepatang/ Sophialouisa, Gili Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok, Gili Sarang, Gili
Wayang, Gili Pulau Tiga, Gili Tepong, Gili Batu Nyangkong, dan Gili Malang.
5. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kawasan strategis nasional untuk kepentingan pertahanan dan keamanan yang berada di wilayah
kabupaten adalah kawasan pulau terluar yaitu Pulau Sophialouisa (Pulau Sepatang).
b. Kawasan strategis provinsi untuk kepentingan ekonomi yang berada di wilayah kabupaten meliputi :
Senggigi-Tiga Gili (Air, Meno, Trawangan) dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri
dan perikanan
Mataram Metro meliputi wilayah Kota Mataram, Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, Narmada,
Kediri, dan Labuapi dengan sektor unggulan perdagangan jasa, industri dan pariwisata
Kute dan sekitarnya di Kabupaten Lombok Tengah, sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat dan
sebagian wilayah Kabupaten Lombok Timur dengan sektor unggulan pariwisata, industri dan perikanan
c. Kawasan strategis kabupaten terdiri atas :
kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi :
Tunggal Kendali meliputi sebagian wilayah Kecamatan Batulayar, Gunung Sari, Lingsar, Narmada,
Kediri, Labuapi dengan sektor unggulan perdagangan jasa, industri dan pariwisata
Gerung sebagai pusat pemerintahan, dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa
Lembar meliputi seluruh wilayah Kecamatan Lembar dengan sector unggulan perhubungan,
industri, perdagangan dan jasa
Sekotong meliputi seluruh wilayah Kecamatan Sekotong dengan sektor unggulan pariwisata,
perikanan, dan pertambangan
Agropolitan Lebah Sempage di Kecamatan Narmada dengan sektor unggulan pertanian dan
agrowisata
Senggigi di Kecamatan Batulayar dengan sektor unggulan pariwisata dan perikanan
kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi :
Kediri sebagai Pusat Kajian Islam dan Pusat Pesantren dengan sektor unggulan pendidikan
keagamaan
Narmada sebagai Pusat Kajian dan Inventarisasi Seni-Budaya Lombok dengan sektor unggulan
pariwisata budaya
Desa Tradisional Karang Bayan di Kecamatan Lingsar dengan sektor unggulan pariwisata budaya
Situs Makam Batulayar di Kecamatan Batulayar dengan sektor unggulan pariwisata sejarah dan
religi
Gunung Pengsong di Kecamatan Labuapi dengan sektor unggulan pariwisata sejarah dan religi
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi :
Hutan Sesaot dan sekitarnya berada di Kecamatan Narmada dan Lingsar;
Hutan Pusuk Pass dan sekitarnya berada di Kecamatan Batulayar dan Gunung Sari
Hutan Gunung Sasak dan sekitarnya berada di Kecamatan Kuripan
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
a. Arahan pemanfaatan ruang meliputi indikasi program utama, indikasi lokasi, indikasi sumber pendanaan,
indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
b. Indikasi program utama pemanfaatan ruang meliputi :
indikasi program utama perwujudan struktur ruang

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

c.
d.
e.

f.
7.

indikasi program utama perwujudan pola ruang


indikasi program utama perwujudan kawasan strategis
Indikasi sumber pendanaan terdiri dari dana Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten
dan sumber lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
BUMN, swasta, dan masyarakat
Indikasi waktu pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) tahapan jangka lima tahunan, meliputi :
tahap pertama, lima tahun pertama (2011 2016) yang terbagi atas program tahunan
tahap kedua, lima tahun kedua (2016 2021)
tahap ketiga, lima tahun ketiga (2021 2026)
tahap keempat, lima tahun keempat (2026 2031)
Indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan
yang lebih rinci diwujudkan dalam Tabel Indikasi Program Utama Tahunan dan Lima Tahunan Periode
Tahun 2011 2031.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten menjadi acuan pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dilakukan dengan cara:
a.
b.
c.
d.
8.
a.

b.
c.
9.
a.

b.

ketentuan umum peraturan zonasi


ketentuan umum perizinan
ketentuan umum insentif, disinsentif
sanksi
Arahan Sanksi
Arahan pengenaan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kabupaten
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar
Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang yang telah ditetapkan dapat
dikenakan sanksi pidana dan/atau administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak, Kewajiban, Peran Masyarakat dan Kelembagaan
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap:
perencanaan tata ruang
pemanfaatan ruang
pengendalian pemanfaatan tata ruang
Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa :
masukan mengenai :
persiapan penyusunan rencana tata ruang;
penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasan;
perumusan konsepsi rencana tata ruang, dan/atau
penetapan rencana tata ruang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam
perencanaan tata ruang.
c. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara aktif melibatkan
masyarakat.
d. Masyarakat adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian
di bidang penataan ruang, dan/atau yang kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK UTARA

1. Tujuan Penataan Ruang


Penataan ruang wilayah Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah aman,
nyaman, produktif yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan
pariwisata, perkebunan dan agro industri.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. Peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pariwisata, dan
perkebunan
b. Peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agroindustri;
c. Pengendalian pemanfaatan lahan pertanian
d. Penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan dan menunjang sistem pemasaran
pariwisata, dan produksi perkebunan
e. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran pariwisata, produksi perkebunan
dan produksi agroindustri
f. Pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan
aspek konservasi
g. Pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan hidup
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
No

Pusat Pusat
Kegiatan

Lokasi

Fungsi

Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi
(PKWp)

Perkotaan Tanjung

berfungsi sebagai pusat jasa, pusat pengolahan dan


simpul transportasi yang melayani beberapa
kabupaten

Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)

Bayan (Anyar) dan Pemenang


(Pemenang Barat dan Pemenang
Timur)

untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau


beberapa kecamatan

Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)

Daerah Kayangan

untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau


beberapa kecamatan

Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)

Senaru dan Sukadana

untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau


beberapa desa

Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)

Sigar Penjalin, Selengen dan


Rempek

pusat permukiman yang melayani kegiatan skala


antar desa

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan provinsi
Rencana peningkatan status jaringan jalan lingkungan menjadi jalan lokal
Rencana pembuatan jalan baru
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Rencana pemeliharaan dan peningkatan kualitas jalan meliputi seluruh ruas jalan yang ada
Rencana Terminal Tipe B di Ibu Kota Kabupaten (Kecamatan Tanjung) dan Kecamatan Bayan
Rencana pengembangan Terminal Tipe C di setiap kecamatan;
Rencana Terminal Khusus Cidomo di Tiga Gili
Angkutan massal direncanakan Rute Tanjung Bandara Internasional Lombok dan Pemenang
Bandara Internasional Lombok menggunakan bus
Pelabuhan laut Pemenang yang merupakan terminal khusus penumpang dengan rute Pelabuhan Bangsal
Pelabuhan di Tiga Gili
Pelabuhan laut lokal berada di Teluk Nare yang merupakan terminal khusus penumpang dengan rute
Pelabuhan Teluk Nare Pelabuhan di Tiga Gili
Pelabuhan antar provinsi berada di Pelabuhan Carik (Kecamatan Bayan)
Terminal khusus wisata berada di Pelabuhan Teluk Nare dan Tiga Gili (Kecamatan Pemenang)
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi
Jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) Ampenan Tanjung
Jaringan distribusi tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara
Gardu induk di Tanjung dan gardu pembagi di Kayangan
embangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan dan
Kecamatan Gangga
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara yang jauh
dari jaringan transmisi dan distribusi
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kokoq Putih, dan Sungai Pekatan
Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE) di Lokasi TPA, Pusat Pengembangan
Peternakan, Pusat Permukiman dan lokasi lain yang berpotensi
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringan Mikro Digital yaitu Tanjung Sigar Penjalin dan Bayan Sambik Elen
Tower telekomunikasi seluler (BTS) sebanyak 34 unit di semua kecamatan
Sentral Telepon Otomatis (STO) di lima Kecamatan
Pengembangan jaringan stasiun radio lokal di 5 kecamatan
Pengembangan jaringan telekomunikasi khusus
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Wilayah sungai meliputi S. Bentek, S. Buruan, S. Rangsot, S. Bengkak, S. Sokong, S. Segara, S.
Tiupupus, S. Lempenge, S. Luk, S. Penggolong, S. Piko, S. Sidutan, S. Braringan, S. Lebah Pebali,
S. Airberi, S. Amor-amor, S. Tampes, S. Padek, S. Menanga, S. Peria, S. Rembat, S.
Mumbul/Menggala, S. Lebak, S. Lengkulun, S. Embar-embar, S. Sintelik, S. Sependok, S. Tantang,
S. Persani, S. Kengkang, S. Kandang, S. Koangan, S. Telagabanyak, S. Segoar, S. Gereneng, S.
Nawan, S. Putih, S. Belik dan S. Nangka
Bendung meliputi rencana pengembangan bendung sebanyak 4 buah yang tersebar di Kecamatan
Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan Bayan
Sistem jaringan irigasi meliputi rencana pengembangan jaringan saluran irigasi berupa saluran
induk sepanjang kurang lebih 54.540 meter, saluran sekunder sepanjang kurang lebih 3.370 meter,
suplesi sepanjang kurang lebih 7.000 meter dan pembuang pembilas sebanyak 2 buah dan bending
sebanyak 2 buah
Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi
Sistem Jaringan Air minum
Memanfaatkan CAT (Cekungan Air Tanah) untuk didistribusikan ke Kecamatan Pemenang,
Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan, dan Kecamatan Bayan
Meningkatkan sarana air minum dari jumlah dan sistem distribusinya
Sistem Jaringan Prasarana Sanitasi
Pembangunan dan perbaikan drainase primer, drainase sekunder, dan drainase tersier diseluruh

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

wilayah Kabupaten Lombok Utara;


Pembuatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal tersebar di seluruh kecamatan di kawasan padat
penduduk yang tidak memiliki fasilitas MCK yang memadai dengan menerapkan teknologi tepat
guna yang ramah lingkungan;
Pembuatan MCK umum di lokasi wisata serta tempat umum serta pengadaan toilet keliling
ditempat-tempat yang tidak dimungkinkan untuk dibangun fasilitas MCK umum;
Pembangunan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) dan IPLT ditempat yang memenuhi
persyaratan teknis dan peraturan yang berlaku dengan menerapkan teknologi tepat guna yang
ramah lingkungan;
Penanganan terhadap limbah B3 secara khusus sesuai peraturan perundang-undangan.
Sistem Jaringan Prasarana Persampahan
Pengadaan tempat sampah di lokasi wisata dan tempat umum yang terintegrasi dengan TPS
(Tempat Penampungan Sementara)
TPS tersebar pada setiap desa yang terintegrasi dengan penyediaan sarana dan prasarana
transportasi pesampahan
Pengembangan pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan
oleh masyarakat di sekitar lokasi TPS berbasis sistem 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dan Sanitary
Landfill
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Dusun Jugil, Desa Sambik Bangkol
Kecamatan Gangga (seluas kurang lebih 5 Ha)
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung seluas 11.828,44 Ha meliputi kawasan hutan lindung Gunung Rinjani Register
Tanah Kehutanan (RTK 1) seluas 11.198,22 Ha dan kawasan hutan lindung Pandan Mas (RTK 2)
dengan luas 630,22 Ha.
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air
meliputi: Taman Nasional Gunung Rinjani seluas kurang lebih 10.210 Ha dan kawasan Cekungan Air
Tanah (CAT) Tanjung Sembelia.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai
Kawasan sekitar danau
Kawasan mata air
Sempadan pantai
Ruang terbuka hijau kota
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani seluas kurang lebih 10.210 Ha;
Kawasan Taman Wisata Alam Laut Tiga Gili seluas kurang lebih 2.954 Ha;
Kawasan cagar budaya meliputi Masjid Kuno Bayan Beleq, Masjid Kuno Gumantar dan Masjid
Kuno Sesait;
Perkampungan Tradisional Senaru dan Segenter.
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan tanah longsor meliputi Kawasan sekitar Pusuk, Malimbu serta Kerujuk dan
sekitarnya;
Kawasan rawan banjir meliputi daerah sepanjang Sungai Penggolong Rempek dan Anyar, Sungai
Bentek, dan Menggala;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di sepanjang pantai di Kabupaten Lombok Utara serta
kawasan Tiga Gili;
Kawasan rawan kekeringan meliputi Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Bayan,
serta sebagian Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang;
Kawasan rawan bencana alam letusan gunung berapi meliputi wilayah Kecamatan Bayan dan
Kecamatan Kayangan;
Jalur evakuasi mengikuti jalur jalan yang ada.
Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi yaitu kawasan cagar alam geologi, berupa kawasan keunikan bentang alam
yaitu Kawasan Gunung Rinjani.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya meliputi kawasan perlindungan plasma nutfah di kelompok hutan Gunung
Rinjani (RTK.1), dan kawasan terumbu karang di Tiga Gili.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di kelompok hutan Gunung Rinjani yang terdapat di
Monggal dan sekitarnya seluas 6.984,34 Ha;
Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) dengan luas 5.172 Ha meliputi kelompok Hutan Pandan Mas
seluas 739,78 Ha dan kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK 1) seluas 4.431,74 Ha.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan yang tersebar di seluruh kabupaten dengan luas kurang lebih
5.349 Ha;
Kawasan pertanian hortikultura yang tersebar di seluruh kabupaten dengan luas kurang lebih
39.283 Ha;
Kawasan perkebunan seluas kurang lebih 5.909 Ha, dengan produksi perkebunan meliputi kakao di
Selelos dan Santong dengan luas kurang lebih 2.874 Ha, vanili di Selelos dan Santong dengan luas
kurang lebih 237 Ha, kopi di seluruh wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 1.315 Ha, kacang
mete dengan luas kurang lebih 1.484Ha;
Kawasan peternakan meliputi peternakan besar, antara lain sapi potong dan sapi perah, tersebar di
seluruh wilayah kabupaten seluas kurang lebih 145 Ha; peternakan kecil, antara lain domba dan
kambing, seluas kurang lebih 49 Ha dan peternakan unggas seluas kurang lebih 24 Ha.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pengembangan kegiatan perikanan, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara seluas
kurang lebih 269 Ha;
Pasar pengumpul dan pelelangan dapat dibangun pada sentra produksi ikan di Kecamatan Gangga
dan Kecamatan Kayangan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi pertambangan logam berada di Dusun Kerujuk (Desa Pemenang Barat) seluas kurang
lebih 5 Ha dan Desa Sukadana seluas kurang lebih 25 Ha;
Potensi pertambangan non logam (batu apung, trass, pasir) di Kecamatan Bayan seluas kurang
lebih 3.124 Ha, di Kecamatan Kayangan seluas kurang lebih 3.372 Ha, dan di Kecamatan Gangga
seluas kurang lebih 6.616 Ha.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan agro industri yang terletak di Kecamatam Bayan, Kecamatan Kayangan dan Kecamatan
Gangga;
Kawasan sentra industri kecil yang terletak di sebagian Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan
dan Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung dan kecamatan Pemenang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan Peruntukan Pariwisata


Wisata alam meliputi: Goa Jepang, Teluk Pusuk, air terjun Tiu Pupus, air terjun Kerta Raharja, air
terjun Sesait, air terjun Sendang Gile, air terjun Torean, air terjun Tiu Kelep wisata alam bahari
meliputi: Malimbu, Kawasan Tiga Gili, Pantai Sire, Pantai Kerakas dan Pantai Lempenge;
Wisata budaya meliputi: Dusun Selelos, Masjid Kuno Sesait, desa tradisional Segenter, desa
tradisional Senaru, Masjid Kuno Bayan Beleq;
Wisata buatan meliputi: arung jeram Tengak Pekatan, Taman Nasional Gunung Rinjani
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan permukiman yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara seluas kurang lebih
934 Ha.
Kawasan Peruntukan Pemerintahan
Kawasan peruntukan pemerintahan meliputi kawasan pemerintahan di sebagian Kecamatan Tanjung dan
sebagian Kecamatan Gangga seluas kurang lebih 50 Ha.
Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan
Tanjung.
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya meliputi kawasan yang menurut peraturan perundang undangan
ditetapkan sebagai kawasan lainnya di Kabupaten Lombok Utara.
5. Penetapan Kawasan Strategis
a. Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terkait dengan wilayah Kabupaten Lombok Utara terdiri
atas Kawasan Strategis Nasional dari sudut Kepentingan Lingkungan Hidup SDA yaitu Kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani.

b. Kawasan Strategis Provinsi


Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang terkait dengan wilayah Kabupaten Lombok Utara meliputi
Kawasan Strategis Provinsi dari sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi yaitu Kawasan
Senggigi, Tiga Gili dan sekitarnya.
c. Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan
Hidup adalah Kawasan Strategis Pandan Mas meliputi seluruh kawasan hutan Pandan Mas yang
terdapat di Desa Bentek Kecamatan Gangga
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi :
Kawasan Strategis Sire - Medane meliputi sebagian Kecamatan Tanjung (Desa Sigar
Penjalin, dan Desa Medana) dengan sektor unggulan Pariwisata;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan Strategis Perkotaan Tanjung meliputi sebagian Kecamatan Tanjung (Desa Sokong,
Desa Tanjung, dan Desa Jenggala) dan Sebagian Kecamatan Gangga (Desa Bentek , Desa
Gondang dan Desa Genggelang); dengan sektor unggulan Perdagangan dan Jasa;
Kawasan Strategis Gangga terdapat di Desa Genggelang Kecamatan Gangga seluas kurang
lebih 589 Ha. Dengan sektor unggulan Perkebunan dan Agro Industri;
Kawasan Strategis Agropolitan Kayangan terdapat di Kecamatan Kayangan meliputi Desa
Kayangan, Desa Sesait, Desa Santong, Desa Gumantar, Desa Dangiang, dan Desa Pendua
dengan sector unggulan Perkebunan dan Agropolitan; dan
Kawasan Strategis Carik yang terdapat di Kecamatan Bayan meliputi Desa Sukadana dan
Desa Anyar perdagangan dan jasa.
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut Kepentingan Sosial Budaya adalah Kawasan Situs Budaya
Masyarakat Adat Bayan yang terdapat di Kecamatan Bayan meliputi Desa Bayan, Desa Senaru dan
Desa Sukadana (Dusun Segenter).
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten Lombok Utara tertuang dalam indikasi program yang terdiri atas
tahapan-tahapan pelaksanaan rencana sebagai berikut :
a. Tahap I (Tahun 2011 sampai tahun 2015) :
legalisasi hasil rencana;
sosialisasi hasil rencana;
koordinasi antar instansi terkait
penetapan batas pemanfaatan lahan masing-masing kegiatan terutama untuk kawasan lindung;
penetapan prioritas masing-masing kegiatan/sektor (budidaya pertanian);
penetapan prioritas penentuan lokasi pusat pemerintahan dan penataan sektor pariwisata); dan
peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM.
b. Tahap II (Tahun 2016 sampai tahun 2020) :
peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM serta sistem manajemen organisasi pemerintahan;
pengembangan sektor pariwisata;
penetapan prioritas sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik; dan
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada
didalam rencana.
c. Tahap III (Tahun 2021 sampai tahun 2025) :
peningkatan kualitas produk di sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
peningkatan kualitas sektor pariwisata;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik;
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada di
dalam rencana; dan
perencanaan pengembangan program untuk tahap selanjutnya.
d. Tahap IV (Tahun 2026 sampai tahun 2031) :
peningkatan kualitas pemasaran di sektor agroindustri dan sektor pendukungnya;
konservasi lahan pada kawasan bekas kegiatan yang banyak mengeksploitasi lingkungan fisik;
evaluasi pertumbuhan dan perkembangan hasil pada masing-masing sektor/kegiatan yang ada
didalam rencana; dan
penyusunan kembali periode berikutnya.
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara menjadi acuan
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lombok Utara
b. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi :

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

ketentuan umum peraturan zonasi;


ketentuan perizinan;
ketentuan insentif dan disinsentif; dan/atau
ketentuan sanksi.
c. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah guna menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
dilakukan oleh Bupati melalui BKPRD dan PPNS.
8. Arahan Sanksi
Ketentuan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :

9.
a.

b.

c.

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah
kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan
RTRW Kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak untuk :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh insentif atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
insentif sebagaimana dimaksud huruf c diberikan kepada pemegang hak atas tanah yang secara
sukarela melakukan penyesuaian penggunaan tanah;
mengajukan beberapa keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
melaporkan kepada aparat pemerintah jika terjadi penyimpangan pada pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai peruntukannya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berkewajiban untuk :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
berperan serta dalam memelihara kualitas ruang sesuai IPR dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan IPR; dan
memberikan akses terhadap sumber air, pesisir pantai, serta kawasan-kawasan yang dinyatakan
oleh perundang-undangan sebagai milik umum.
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan pada tahap :
proses perencanaan tata rauang;
pemanfaatan ruang; dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH

1. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten
yang aman, nyaman, produktif dalam rangka mewujudkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai
pusat dan pintu masuk pariwisata Pulau Lombok yang didukung oleh budaya lokal, pertanian,
kelautan dan perikanan dengan tetap memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. pengembangan dan pemantapan wilayah-wilayah yang berbasis utama pariwisata;
b. pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian dan perikanan disertai pengelolaan hasil
dan peningkatan peran dalam mendukung agrowisata/ekowisata;
c.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.

pengembangan dan pemantapan kawasan pantai dan laut untuk mendukung investasi, transportasi
dan penyelamatan lingkungan;
penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan menunjang sistem pemasaran
pariwisata, produksi pertanian, dan perikanan;
pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung
pengembangan pariwisata, sentra produksi pertanian, kelautan dan perikanan, pusat permukiman
secara terpadu dan efisien;
pemeliharaan perwujudan kelestarian lingkungan hidup dan pencegahan dampak negatif kegiatan
manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan pemulihan kerusakan
lingkungan hidup serta menetapkan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana;
pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pengembangan dan pemantapan pariwisata,
sistem agropolitan dan minapolitan;
pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan
wilayah maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Rencana Struktur Ruang
Pusat Pusat Kegiatan
Pusat
No Pusat
Kegiatan

Pusat
Kegiatan
Wilayah
(PKW)

Pusat
Kegiatan

Lokasi

Praya

Fungsi
Pusat kegiatan
transportasi
regional
wilayah
kabupaten;
Pusat
pemerintahan
kabupaten;
Pusat
perekonomian,
jasa dan
perdagangan
wilayah
kabupaten;
Pusat
pendidikan
dan budaya
skala
kabupaten;
Pusat
konservasi
sejarah dan
budaya/
cultural
heritage
Pusat kegiatan
transportasi
kecamatan;
Pusat
pemerintahan
kecamatan;
Pusat
kesehatan
skala
kecamatan;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Lokal
(PKL)

Kopang, Sengkol dan Mujur

Pusat
pendidikan
skala
kecamatan;
Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga.

Puyung, Mantang, Janapria, dan Selong Belanak

Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga;
Pusat
pengembangan
kegiatan
pertanian

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)

Teratak, Ubung, dan Pringgarata

Pusat kegiatan
transportasi
kecamatan;
Pusat
pemerintahan
kecamatan;
Pusat
kesehatan
skala
kecamatan;
Pusat
pendidikan
skala
kecamatan;
Pusat
pengembangan
permukiman;
Pusat kegiatan
industri kecil
dan rumah
tangga

Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)

Desa Barabali, Selebung, Sukadana, Pengembur, Pengengat, Selebung


Rembiga dan Langko, Saba, Bakan, Bonder, Mangkung, Mekarsari,
Ganti, Sukaraja, Kidang, Aik Bukak, Lantan, Tanak Beak, Aik Berik,
Dasan Baru, Bebuak, Muncan, Ungga, Batu Jangkih, Pelambik, Bonjeruk,
Pengenjek, Jelantik, Labulia, Sepakek, Sintung dan Bagu, dan Montong
Terep

Pusat
Kegiatan
Lokal
Promosi
(PKLp)

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan arteri primer
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer (K-1)
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer (K-2)
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer (K-3)
Terminal penumpang tipe B yang terletak di Kota Praya dan terminal penumpang tipe C yang
terletak di Kopang, Sengkol, dan Mujur

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Awang di Kecamatan Pujut menjadi


Pelabuhan Nasional dan rencana pembangunan dermaga pelabuhan penunjang pariwisata di
Kecamatan Pujut dan Praya Barat.
Bandar udara pengumpul skala pelayanan sekunder yang meliputi Bandara Internasional Lombok
(BIL) di Kecamatan Praya Barat.
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi
Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), terdapat di Kecamatan Pringgarata,
Batukliang, dan Batukliang Utara;
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terdapat di Kecamatan Praya Timur, Pujut,
Praya Barat Daya, Praya Barat, Pringgarata;
Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE), terdapat di
Kecamatan Praya Barat Daya, Pringgarata;
Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), terdapat di Kecamatan
Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur;
Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), terdapat di
Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur;
Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), terdapat di
Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, Praya Timur.
Jaringan Prasarana Energi
Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas :
Depo gas, terdapat di Praya, Puyung, Batujai, Jontlak, Mujur, Kopang, dan Aik Darek
dan pengembangan depo gas di seluruh kecamatan;
Stasiun Pengisian Bulk Elpiji di Kecamatan Batukliang dan pengembangan Stasiun
Bulk Elpiji di seluruh kecamatan
Pengembangan pengolahan migas (kilang) di Kecamatan Pujut.
Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas :
Gardu induk, terdapat di Sengkol, Kuta;
Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yaitu menghubungkan Jerangjang
dengan Sengkol; Sengkol dengan Selong; dan Sengkol dengan Kuta.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Jaringa Kabel
Sistem jaringan kabel meliputi jaringan mikro digital di Batukliang-Tampaksiring sepanjang
3 kilometer; Batukliang Utara ke masing-masing: Aik Berik 3 kilometer, Aik Bukaq 2
kilometer, Karang Sidemen 3 kilometer, Lantan 2 kilometer, Mas-mas 3 kilometer dan
Setiling 93,5 kilometer; Janapria-Selebung Rembiga sepanjang 6 kilometer, KopangLendangare sepanjang 4 kilometer, Praya ke masing-masing : Mertak Tombok 6 kilometer
dan Semayan 3 kilometer; Praya Barat-Banyu Urip sepanjang 3 kilometer, Praya Barat Daya
ke masing-masing : Kabul 3 kilometer dan Montong Sapah 3,5 kilometer; Praya Tengah ke
masing-masing : Beraim 6 kilometer, Gerantung 7 kilometer, Lajut 3 kilometer, Pejanggik 2
kilometer, dan Sasake 2,5 kilometer, Pringgarata ke masing-masing : Murbaya 2 kilometer,
dan Sepakek 2,5 kilometer, Pujut ke masing-masing : Ketara 3 kilometer, Pengembur 4
kilometer, dan Prabu 2 kilometer.
Sistem Jaringan Satelit
Sistem jaringan satelit meliputi Menara telekomunikasi yang tersebar diseluruh kecamatan di
Kabupaten.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi sumber daya
air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air dengan memperhatikan
arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air WS Lombok yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Sistem Jaringan Pengelolaan Lingkungan
Sistem Jaringan Persampahan
Sistem pengangkutan sampah dari rumah tangga sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA);
Tempat penampungan sementara (TPS) tersebar di seluruh kecamatan;
Tempat pemrosesan akhir (TPA) terletak di Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah;
Pengembangan lokasi TPA diarahkan di Desa Kabul Kecamatan Praya Barat Daya dan atau
di Desa Pengengat Kecamatan Pujut;
Pengembangan TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill; dan
Pengembangan prasarana dan sarana persampahan dilakukan dengan peningkatan peran
serta masyarakat dan dunia usaha, penerapan tekonologi tepat guna yang ramah lingkungan,
serta penerapan konsep 3R (Recycle, Reduce, dan Reuse)
Sistem Jaringan Air Minum
Aik Bone, Benang Stokel, Tibu Nangklok I, Tibu Nangklok II di Kecamatan Batukliang
Utara;
Nyeredep di Kecamatan Kopang;
Water Treament Plant (WTP) Penujak di Kecamatan Praya Barat;
Rencana pengembangan WTP Dam Pengga dan Dam Mujur.
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase meliputi drainase perkotaan di Kota Praya, masing masing Ibu
Kota Kecamatan.
Sistem Jaringan Sanitasi dan Pengelolaan Limbah
Penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan air limbah dengan peran aktif masyarakat dan
swasta, sehingga air limbah yang dihasilkan dapat dikelola secara mandiri tanpa mencemari
lingkungan;
Pengembangan instalasi pengolahan kecil/terbatas/tertentu pada sumber-sumber limbah terutama
yang berada di sekitar Bandar Udara, Kawasan Pariwisata dan Kawasan Perkotaan untuk
mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang.
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.
Jalur Evakuasi Bencana
Memanfaatkan daerah/kawasan yang berada disekitar lokasi rawan bencana dengan topografi yang
lebih tinggi dari lokasi rawan bencana;
Memanfaatkan bangunan publik sebagai posko posko evakuasi bencana meliputi lapangan umum,
Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan/Desa, maupun ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non
hijau;
Evakuasi diarahkan ke utara (menjauhi kawasan pesisir untuk kawasan rawan abrasi pantai dan
gelombang pasang); dan
Pengembangan sistem peringatan dini (early warning system) bencana.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan Hutan Lindung


Kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK.1) seluas 8.082 hektar di Kecamatan Batukliang Utara dan
Pringgarata.
Kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK.13) seluas 727,44 hektar di Kecamatan Pujut dan Praya
Barat Daya
Kelompok Hutan Gunung Pepe (RTK.13) seluas kurang lebih 404 hektar di Kecamatan Pujut;
Kelompok Hutan Pelangan (RTK.7) seluas 383 hektar di Kecamatan Praya Barat Daya.
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi kawasan resapan air
yang secara khusus diarahkan pada kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan sempadan sungai
Kawasan sekitar waduk atau danau
Kawasan sekitar mata air
Kawasan perlindungan setempat lainnya diarahkan pada ruas jalan yang menghubungkan SulinBandara Internasional Lombok (BIL)
Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Cagar Budaya
Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) yang terdapat di Kabupaten seluas 3080,69 hektar yang
terdiri dari :
Kelompok TWA Tanjung Tampa dengan luas 931,40 hektar yang meliputi hutan Gunung
Meresek (RTK.18) seluas 62,70 hektar, Hutan Pantai Terawas (RTK.19) seluas 35,90 hektar,
Gunung Glepak Balen Kenculit (RTK.20) seluas 149,20 hektar, Gunung Margejek (RTK.21)
seluas 87 hektar di Kecamatan Praya Barat, Gunung Pengolon (RTK.22) seluas 132,60 hektar, dan
Gunung Prabu Dundang (RTK.23) seluas 464 hektar di Kecamatan Pujut;
TWA Gunung Tunak meliputi kelompok hutan Gunung Tunak (RTK.24) seluas 1.217,89 hektar.
Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) terdapat pada kelompok hutan gunung rinjani (RTK.1)
seluas 329.29 hektar.
Kawasan Taman Nasional meliputi kawasan Gunung Rinjani (RTK.1) seluas 3.675 hektar yang
terletak di Kecamatan Batukliang Utara dan Kecamatan Kopang.
Cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang terdapat di Kabupaten meliputi :
Makam Serewe, Makam Rangga Tapon, dan Makam Pejanggik di Kecamatan Praya Tengah;
Makam Nyatoq, Makam Baloq Tui, Makam Betare Guru, Makam Tirangge, Makam Kayangan,
Makam Sile Dendeng, dan Makam Sempane di Kecamatan Pujut; Makam Bila Tawah, Makam
Langko, dan Makam Patih Raja Langko di Kecamatan Janapria; Makam Ketaq (Datok Lopan),
Makam Istana, dan Makam Subaikah/Sumbik di Kecamatan Kopang; Makam Datu Benue di
Kecamatan Batukliang; Makam Embung Puntiq, Kemalik Lebe Sane, Kemalik Dusun Matek
Maling dan Makam Raja Marong di Kecamatan Praya Timur; Makam Lamak Sura, Makam Tuan
Guru Bangkol, Makam Tuan Guru Makmun dan Makam Tiwu Asem di Kecamatan Praya; Makam
Peresak, Makam Sekunyit dan Makam Semelong di Kecamatan Praya Barat; Makam Raden
Mustira, Makam Merebat, Makam datu kerekok, Makam Keliang, dan Makam Salam di Kecamatan
Praya Barat Daya.
Situs Batu Rijang, dan Situs Gunung Sawung di Kecamatan Praya Barat; Situs Gua Saong, dan
Situs Goang Gue di Kecamatan Praya Barat Daya; Situs Gua Saong Batu di Kecamatan Pujut,
Situs Memelak di Kecamatan Praya;
Masjid Jami Praya di Kecamatan Praya; Masjid Kuno Gunung Pujut dan Masjid Kuno Rambitan
di Kecamatan Pujut;
Dusun Tradisional Sade dan Dusun Tradisional Nde di Kecamatan Pujut,
Kawasan Konservasi Perairan meliputi :

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan konservasi laut daerah (KLD) diarahkan di Teluk Bumbang Kecamatan Pujut;
Kawasan mangrove terletak di Kecamatan Praya Timur meliputi Desa Bilelando dan Kidang,
Kecamatan Pujut meliputi Desa mertak dan Sengkol, serta Kecamatan Praya Barat di Desa Selong
Belanak .
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana gunung berapi di Kecamatan Batukliang dan Kecamatan Kopang;
Kawasan rawan banjir meliputi kawasan sekitar sungai besar melewati Kecamatan Batukliang
Utara dan Kopang;
Kawasan rawan gempa bumi mencakup seluruh wilayah kecamatan;
Kawasan rawan gerakan tanah dan longsor mencakup Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan
Jonggat, Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut, Kecamatan
Pringgarata dan Kecamatan Kopang;
Kawasan rawan gelombang pasang mencakup daerah sepanjang pesisir pantai selatan Pulau
Lombok yang ada di wilayah Kabupaten yaitu Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut
dan Praya Timur.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di
kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK 13) seluas 4.583,87 hektar di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan
Praya Barat Daya.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Irigasi teknis seluas kurang lebih 24. hektar;
Irigasi setengah teknis seluas kurang lebih 14.666 hektar;
Irigasi sederhana PU seluas kurang lebih 3.115 hektar;
Irigasi non PU seluas kurang lebih 40 hektar;
Tadah hujan seluas kurang lebih 11.350 hektar.
Kawasan Pertanian Hortikultura tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan
mangga, manggis, durian, sawo, rambutan, semangka dan melon dengan luas kurang lebih 20.280
hektar.
Kawasan Perkebunan tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan kelapa, kopi, jambu
mete, jarak pagar serta tembakau dengan luas wilayah kurang lebih 40.970 hektar.
Kawasan Peternakan tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Perikanan Tangkap
Potensi perikanan tangkap di laut yang memanfaatkan potensi perairan di sepanjang pantai
Kecamatan Praya Barat Daya, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya
Timur sejauh 4 (empat) mil laut dari garis pantai dengan tetap memperhatikan zona kawasan
lindung serta zona kawasan pariwisata;
Potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memanfaatkan potensi waduk, sungai dan
embung tersebar di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 4.203 hektar.
Perikanan Budidaya
Potensi perikanan budidaya air tawar terletak di seluruh kecamatan seluas kurang lebih 8.819
hektar terdiri dari kolam, mina padi dan karamba;
Potensi perikanan budidaya air payau seluas kurang lebih 900 hektar terletak di Kecamatan Praya
Timur meliputi Desa Bilelando dan Desa Kidang, Kecamatan Praya Barat meliputi Desa Mekar
Sari dan Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat Daya meliputi Desa Montong Ajan dan
Kecamatan Pujut meliputi Desa Teruai, Desa Bangkat, Desa Pengengat dan Desa Mertak dengan
tetap memperhatikan zona kawasan lindung serta zona kawasan pariwisata.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Potensi perikanan budidaya laut seluas kurang lebih 2.620 hektar terletak Kecamatan Praya
Timur, Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Barat Daya dan Kecamatan Pujut terdiri dari
budidaya rumput laut, budidaya mutiara, budidaya kerang darah, budidaya teripang dan budidaya
ikan; d. balai benih ikan (BBI) teletak di kelurahan Gerunung Kecamatan Praya, Desa Pemepek
Kecamatan Pringgarata, Desa Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara dan Desa Bonjeruk
Kecamatan Jonggat;
Unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Batukliang,
Kecamatan Kopang, Kecamatan Pringgarata, Kecamatan Jonggat dan Kecamatan Praya.
Pengolahan Hasil Perikanan
Kawasan pengolahan hasil perikanan skala mikro dan kecil tersebar di seluruh kecamatan;
Kawasan pengolahan hasil perikanan skala menengah dan besar diarahkan di kawasan minapolitan
Gerupuk dan Awang di Kecamatan Pujut;
Kawasan pemasaran hasil perikanan teridiri atas pasar ikan yang tersebar di pasar tradisional yang
terdapat di seluruh kecamatan;
Tempat pelelangan ikan (TPI) terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut;
Pengembangan tempat pelelangan ikan (TPI) diarahkan di Kecamatan Praya Barat Daya, Praya
Barat, Pujut dan Praya Timur.
Pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Awang terletak di Desa Mertak Kecamatan Pujut.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi pertambangan mineral logam, mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten tersebar di
sebagian Kecamatan Praya Barat Daya, sebagian Kecamatan Praya Barat, sebagian Kecamatan
Pujut dan sebagian Kecamatan Praya Timur.
Pertambangan mineral bukan logam dan batuan eksisting tersebar di sebagian Kecamatan Praya
Barat, sebagian Kecamatan Pujut, sebagian Kecamatan Praya Timur, sebagian Kecamatan Praya
Barat Daya, sebagian Kecamatan Batukliang Utara, sebagian Kecamatan Pringgarata dan sebagian
Kecamatan Kopang.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan industri mikro dan kecil meliputi kawasan agroindustri dan kerajinan rumah tangga yang
terdapat di seluruh kecamatan.
Pengembangan Kawasan industri menengah dan besar diarahkan di Kecamatan Praya Tengah,
Kecamatan Praya Timur, Kecamatan Pujut dan Kecamatan Janapria.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan objek wisata alam meliputi wisata alam hutan dan/perairan pedalaman di Kecamatan
Batukliang Utara, Pujut, dan Praya Barat; wisata alam bahari di Kecamatan Pujut, Praya Barat dan
dan Praya Barat Daya; dan wisata alam geologi dan/ vulkanologi di Kecamatan Batukliang Utara,
Kopang, Pujut dan Praya Barat;
Kawasan objek wisata sejarah meliputi perkampungan tradisional di Kecamatan Pujut, masjid kuno
di Kecamaan Pujut dan makam bersejarah di Kecamatan Kopang, Praya Tengah, Pujut; Janapria,
Batukliang, Praya Timur, dan Praya.
Kawasan objek wisata budaya meliputi kerajinan gerabah di Kecamatan Praya Barat, kerajinan
tenun di Kecamatan Jonggat dan kerajinan anyaman di Kecamatan Praya Timur dan Janapria;
Kawasan objek wisata buatan meliputi festival khusus yang tersebar di seluruh kecamatan dan
wisata agro di Kecamatan Batukliang Utara.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan meliputi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan yang tersebar di
seluruh kecamatan.
Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan peruntukan jasa dan perdagangan skala Kabupaten diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya dan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

skala kecamatan diarahkan di masing-masing ibukota kecamatan.

5.
a.
b.
c.

6.
a.
b.
c.

Kawasan Peruntukan Lainnya


Kawasan pusat pemerintahan diarahkan di Kawasan Perkotaan Praya.
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang
terdapat di Kecamatan Praya Barat, Kecamatan Praya Timur dan Kecamatan Pujut.
Kawasan pertahanan keamanan negara meliputi :
Kodim Lombok Tengah di Kecamatan Praya;
Koramil terletak di kecamatan praya, kopang, pringgarata, pujut, dan janapria;
Posramil terletak di kecamatan jonggat, praya tengah, praya timur, batukliang, batukliang utara,
dan praya barat daya;
Pos angkatan laut terletak di Kecamatan Praya Timur, Pujut, Praya Barat dan Praya Barat Daya.
Rencana pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan darat, laut dan udara dilakukan sesuai
dengan kebijakan nasional dan peraturan perundangan.
Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis Nasional (KSN) yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah meliputi kawasan
strategis dari kepentingan Daya Dukung Lingkungan Hidup yaitu Kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani seluas 3.675 hektar yang terletak di Kecamatan Batukliang Utara dan Kecamatan Kopang.
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah meliputi kawasan
strategis dari kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Kuta dan sekitarnya.
Kawasan strategis Kabupaten (KSK) meliputi :
Kawasan strategis Kabupaten dari sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi meliputi :
Kawasan Kuta dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;
Kawasan Selong Belanak dan sekitarnya di Kecamatan Praya Barat dan Kecamatan Praya Barat
Daya dengan sektor unggulan pariwisata dan industri;
Kawasan Sade dan sekitarnya di Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan pariwisata;
Kawasan Perkotaan Praya yang meliputi sebagian Kecamatan Praya, sebagian Kecamatan Praya
Tengah, sebagaian Kecamatan Praya Barat, sebagian Kecamatan Praya Barat Daya, dan sebagian
Kecamatan Pujut dengan sektor unggulan perdagangan-jasa, industri, pendidikan, dan pariwisata;
Kawasan Agropolitan Aik Meneng yang meliputi Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan
Kopang dan Kecamatan Janapria dengan sektor unggulan agroindustri, pariwisata serta konservasi;
Kawasan Minapolitan di Kawasan Gerupuk dan Awang dengan sektor unggulan perikanan dan
industri.
Kawasan strategis Kabupaten dari sudut Kepentingan Daya Dukung Lingkungan Hidup meliputi :
Kawasan Benang Stokel dan Benang Kelambu di Kecamatan Batukliang Utara;
Taman nasional Gunung Rinjani di Kecamatan Batukliang Utara, Kecamatan Kopang;
Kawasan bendungan Batujai dan kawasan preservasinya di Kecamatan Praya, Praya Tengah dan
Praya Barat dan
Kawasan bendungan Pengga yang termasuk Kawasan Gunung Pupuh, Gunung Lengungsi, dan
Gunung Ngabok di Kecamatan Praya Barat Daya.
Kawasan strategis dari sudut Kepentingan Sosial Budaya meliputi :
Situs Batu Rijang dan sekitarnya di Kecamatan Praya Barat;
Makam Srewe dan sekitarnya di Kecamatan Praya Tengah;
Makam Ketak dan sekitarnya di Kecamatan Kopang;
Situs Langko dan sekitarnya di Kecamatan Kopang dan Janapria.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten mengacu pada rencana struktur ruang, dan pola ruang wilayah
Kabupaten.
Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program
pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

perundang-undangan.
d. Program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan indikasi program utama lima
tahunan selama 20 (dua puluh) tahun dengan Indikasi Program Utama tahunan pada lima tahun pertama.
e. Pendanaan program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja kabupaten, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, investasi swasta dan/atau kerjasama pendanaan.
f. Kerjasama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Rincian Indikasi Program Utama tercantum dalam indikasi program.
7. Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten.
b. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan perizinan;
ketentuan insentif dan disinsentif; dan
arahan sanksi.
8. Arahan Sanksi
a. Ketentuan sanksi meliputi sanksi administratif dan/atau sanksi pidana.
b. Bentuk pelanggaran diberikan terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Struktur Ruang Dan Pola Ruang wilayah
Kabupaten;
pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem nasional dan
provinsi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar dan/atau tidak sah.
9. Peran Masyarakat dan Kelembagaan
a. Dalam kegiatan mewujudkan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang di wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian
b. Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
ematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai milik umum
c. Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan dengan mematuhi dan
menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

dengan peraturan perundang-undangan.


d. Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat secara turun temurun dapat
diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi,
dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan
seimbang.
e. Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui:
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR

1. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah Lombok Timur yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dalam pengembangan agroindustri, perikanan dan kelautan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

serta pariwisata dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. pengembangan wilayah wilayah berbasis pertanian, perikanan dan kelautan dengan konsep
agroindustri dan minapolitan;
b. penataan pusat-pusat pertumbuhan dan peningkatan sistem prasarana wilayah yang menunjang sistem
pemasaran hasil pertanian, perikanan dan kelautan;
c. pengendalian pemanfaatan lahan pertanian;
d. pengembangan wilayah dengan menekankan pada peningkatan pertumbuhan kawasan pariwisata yang
berbasis potensi alam, cagar budaya dan peninggalan sejarah;
e. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, perikanan dan
kelautan serta pariwisata;
f. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan daya
dukung lingkungan serta aspek konservasi; dan
g. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
No Pusat Pusat Kegiatan

Lokasi

Pusat Kegiatan Wilayah Promosi


(PKWp)

Perkotaan Selong

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Masbagik, Labuan Lombok (Kecamatan Pringgabaya) dan Kecamatan


Keruak

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Terara, Sakra,dan Aikmel

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Jerowaru di Kecamatan Jerowaru;


Rensing di Kecamatan Sakra Barat;
Lepak di Kecamatan Sakra Timur;
Montong Betok di Kecamatan Montong Gading;
Sikur di Kecamatan Sikur;
Pringgasela, di Kecamatan Pringgasela;
Suralaga di Kecamatan Suralaga;
Suela di Kecamatan Suela;
Wanasaba di Kecamatan Wanasaba;
Sembalun Lawang di Kecamatan Sembalun; dan
Sambelia di Kecamatan Sambelia.
Tanjung Luar di Kecamatan Keruak;
Sukaraja di Kecamatan Jerowaru;
Rumbuk di Kecamatan Sakra;
Gunung Rajak di Kecamatan Sakra Barat;
Bungtiang di Kecamatan Sakra Barat;
Surabaya di Kecamatan Sakra Timur;
Suradadi di Kecamatan Terara;
Perian di Kecamatan Maontong Gading;
Kotaraja di Kecamatan Sikur;
Lendang Nangka di Kecamatan Masbagik;
Pengadangan di Kecamatan Pringgasela;
Anjani di Kecamatan Suralaga;
Apitaik di Kecamatan Pringgabaya;
Suntalangu di Kecamatan Suela;
Kalijaga di Kecamatan Aikmel;
Kembang Kerang di Kecamatan Aikmel;
Sajang di Kecamatan Sembalun;
Belanting di Kecamatan Sambelia; dan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pohgading di Kecamatan Pringgabaya.

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan arteri primer
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer K1
pembangunan terminal penumpang tipe B terdapat di wilayah perkotaan Selong, peningkatan terminal
penumpang tipe C di Kecamatan Keruak, Kecamatan Labuhan Lombok, Kecamatan Labuhan Haji dan
Kecamatan Aikmel serta pembangunan terminal barang di Kecamatan Labuhan Haji
Pelabuhan Penyebrangan Kayangan di Kecamatan Pringgabaya, Telong Elong di Kecamatan Jerowaru.
Pelabuhan pengumpul di Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya
Pelabuhan pengumpan berada di Telong elong Kecamatan Jerowaru, Labuhan Haji Kecamatan Labuhan
Haji, dan di Tanjung Luar Kecamatan Keruak.
c. Sistem Jaringan Prasarana lainnya
Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas :
Rencana depo bahan bakar minyak, terdapat di Kecamatan Labuan Haji, Kecamatan Keruak,
Kecamatan Pringgabaya; dan
Rencana depo gas terdapat di Kecamatan Selong, Kecamatan Labuan Haji, Kecamatan Pringgabaya
dan Kecamatan Masbagik.
Pembangkit tenaga listrik terdiri atas :
Peningkatan daya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), terdapat di Paok Motong
Kecamatan Masbagik, rencana PLTD di Pulau Maringkik Kecamatan Keruak dan rencana
pembangunan PLTD di Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), terdapat di Pandan Dure Kecamatan
Sakra;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terdapat di Selayar Kecamatan Sakra
Timur dan Kecamatan Sambalia;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), terdapat di Selayar Kecamatan Sakra
Timur, Batu Nampar Kecamatan Jerowaru, dan sepanjang pesisir pantai kabupaten;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), terdapat di Kalijaga Timur
Kecamatan Aikmel, Bunut Jambul dan Tete Batu di Kecamatan Sikur, Kukusan di Kecamatan
Wanasaba, Semporonan di Kecamatan Pringgasela, Korleko di Kecamatan Labuhan Haji, Koko
Putik di Kecamatan Sambelia;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), terdapat di Kecamatan Jerowaru,
Kecamatan Suela, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Sikur, Kecamatan Wanasaba, Kecamatan
Sembalun, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Selong;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), terdapat Kecamatan Sembalun;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), terdapat di Kecamatan
Pringgabaya;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL), terdapat di wilayah Kecamatan
Labuan Haji, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Keruak dan Kecamtan Pinggabaya; dan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE) terdapat di Kecamatan
Sukamulia, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Suralaga, Kecamatan Sikur, Kecamatan Masbagik
dan Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambalia.
Jaringan transmisi tenaga terdiri atas :
Rencana pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi :
jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), yaitu menghubungkan Sengkol
Kabupaten Lombok Tengah dengan Selong;
jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Pembangkit Listrik Tenaga Uap
menghubungkan IPP dengan Selong;
jaringan SUTT yang menghubungkan Selong dengan Pringgabaya; dan
jaringan SUTT PLTPB yang menghubungan Sembalun dengan Gardu Induk Pringgabaya.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Rencana pembangunan gardu induk :


gardu induk di Kecamatan Selong dan/atau di Kecamatan Sukamulia;
gardu induk di Kecamatan Pringgabaya.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan terestrial terdiri atas :
pengembangan jaringan mikro digital perkotaan Jerowaru Sepapan sepanjang 6 Km, Keruak
Mendana sepanjang 3 Km, Masbagik Masbagik Utara sepanjang 2 Km, Sembalun Sambelia
sepanjang 20 Km, dan pengembangan Stasiun Telepon Otomat (STO);
pengembangan menara telekomunikasi termasuk BTS yang tersebar di seluruh kecamatan.
Sistem jaringan satelit pengembangannya diarahkan di seluruh pulau (gili) yang ada di kabupaten.
Sistem Jaringan Sumberdaya Air
Pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Sistem pengelolaan persampahan
pengembangan sistem Tempat Penampungan Sementara (TPS) ditempatkan di seluruh kota
kecamatan;
untuk mengurangi timbunan sampah, pengelolaan sampah dilakukan dengan menerapkan prinsip
3R; dan
pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dikembangkan di Kelurahan Ijobalit, Kecamatan
Labuhan Haji.
Sistem jaringan air limbah
pengembangan instalasi pengolahan air limbah dengan sistem komunal dengan perpipaan;
pengembangan septictank komunal; dan
pengembangan MCK plus.
Sistem pengendalian banjir dan pengaman pantai
Pembangunan dan operasi serta pemeliharaan sarana prasarana pengendali banjir;
Penanaman/pengembangan jenis tanaman penahan dan penangkap air di pinggir sungai;
Rehabilitasi konstruksi dan pemeliharaan bantaran serta tanggul sungai;
Monitoring pasang surut di muara sungai;
Pembangunan sarana dan prasarana pengamanan pantai dan pemecah gelombang di lokasi rawan
bencana abrasi dan tsunami;
Mengembangkan Penanaman Hutan Pantai pada kawasan pesisir kabupaten;
Memetakan zonasi rawan banjir, abrasi dan tsunami pada kawasan pesisir kabupaten; dan
Mengembangkan sistem peringatan dini untuk banjir dan tsunami.
Sistem pengendali erosi dan longsor
Pembangunan prasarana pengendali erosi dan sedimen;
Perbaikan dan pemeliharaan sungai dilakukan secara berkala;
Pembuatan sumur resapan sampai tingkat desa;
Memetakan zonasi rawan erosi dan longsor di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun,
Kecamatan Sikur, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Suela Kecamatan Wanasaba dan
Kecamatan Pringgasela;
Pemulihan ekosistem dari kerusakan akibat daya rusak air; dan
Mengembangkan sistem peringatan dini untuk erosi dan longsor.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya berfungsi sebagai kawasan resapan air seluas 31.498,67
hektar meliputi :

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

kawasan hutan lindung Gunung Rinjani (RTK.1) seluas 27.319,67 hektar;


kawasan hutan lindung Gong (RTK.8) seluas 33,60 hektar;
kawasan hutan lindung Petandakan (RTK.9) seluas 82,90 hektar;
kawasan hutan lindung Kedatu (RTK.10) seluas 13,80 hektar;
kawasan hutan lindung Rebanbela (RTK.11) seluas 8,50 hektar;
kawasan Gili Lawang, Sulat dan Petagan (RTK 14) seluas 1.206,00 hektar;
kawasan hutan lindung Sekaroh (RTK.15) seluas 2.834,20 hektar.
Kawasan Lindung Geologi
kawasan rawan bencana alam geologi
kawasan rawan letusan gunung berapi terdiri atas :
Daerah Bahaya di Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela, Kecamatan Aikmel, Kecamatan
Sambelia, Kecamatan Wanasaba dan sepanjang alur Kokok Putih Kecamatan Sambelia; dan
Daerah Waspada di sepanjang aliran sungai yang berhulu di kaldera (jari-jari 8 km dari
titik kawah) yang terdapat di wilayah Kabupaten.
kawasan rawan gempa bumi mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur;
kawasan rawan gerakan tanah berada di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan
Sembalun dan kawasan sekitar Gunung Rinjani bagian timur dan sekitar Gunung Nangi
kawasan yang terletak di zona patahan aktif meliputi Kecamatan Masbagik, Kecamatan Selong dan
Kecamatan Labuhan Haji sampai Selat Alas
kawasan rawan tsunami berada di sepanjang kawasan pantai di kabupaten
kawasan rawan abrasi berada di sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian wilayah Kecamatan
Keruak dan sebagian wilayah Kecamatan Jerowaru;
kawasan bahaya gas beracun berada disekitar Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Suela.
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
kawasan imbuhan mata air tersebar di seluruh kabupaten;
sempadan mata air di seluruh kabupaten.
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan sempadan pantai
kawasan sempadan sungai
kawasan sempadan danau atau waduk
kawasan ruang terbuka hijau dan jalur hijau
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya
Taman Nasional adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dengan luas 27.445 hektar
yang merupakan kawasan pelestarian alam;
Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove berada di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Keruak dan
Kecamatan Jerowaru;
Kebun Raya adalah Kebun Raya Lombok di Lemor dengan luas 131,20 hektar terdiri atas:
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) seluas 82,90 hektar;
lahan pemerintah kabupaten dengan luas 48,30 hektar.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri atas :
Kampung Tradisional Sasak yang terdapat di Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Suela;
Makam Selaparang di Kecamatan Suela;
Makam Kenaot di Kecamatan Sakra.
Benda pusaka di Kecamatan Jerowaru;
Mesjid Tua Kotaraja Kecamatan Sikur.
Kawasan Rawan Bencana Alam
kawasan rawan bencana angin topan berada di Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru dan
Kecamatan Sambelia.
kawasan rawan bencana gelombang pasang berada di sepanjang kawasan pantai yang berada di
Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan Labuan Haji, Kecamatan Pringgabaya dan
Kecamatan Sambalia.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

kawasan rawan bencana banjir berada diseluruh daerah di sepanjang aliran sungai yang terdapat di
kabupaten.
kawasan rawan bencana kekeringan berada di Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, sebagian
Kecamatan Suela, Kecamatan Sakra Timur, sebagian Kecamatan Sikur, sebagian Kecamatan
Labuhan Haji, sebagian Kecamatan Aikmel, sebagian Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sambelia
dan sekitarnya.
Kawasan rawan abrasi pantai berada di sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian wilayah
Kecamatan Keruak dan sebagian wilayah Kecamatan Jerowaru.
kawasan rawan kebakaran hutan berada di sebagian hutan di sekitar Gunung Rinjani, Gunung Nangi
dan Hutan Sekaroh di Kecamatan Jerowaru.
Kawasan Lindung Lainnya
Taman Wisata Alam Laut (TWAL) terdiri dari :
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat, KKLD Gili Lawang, KKLD Gili Petagan;
dan
Kawasan suaka perairan Guoh Sandak di Teluk Jukung, suaka perairan Gili Rango Teluk Serewe,
Suaka Perairan Sapah Kokok di Teluk Ekas, Suaka Perairan Taked Pedamekan di Sambelia, dan
Suaka Perairan Pekat Belanting.
Kawasan Konservasi Laut Daerah dapat ditingkatkan menjadi Kawasan Konservasi Perairan
(KKP).

b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap berada pada Kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK.1) di
Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Pringgabaya dengan luas 5.565,00 hektar.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan budidaya tanaman pangan terdiri atas :
kawasan lahan basah beririgasi, terdiri dari :
pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi teknis dari luas lebih kurang
6.429 hektar menjadi lebih kurang 16.823 hektar, wilayah pengembangan berada di
Kecamatan Sakra, kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Keruak dan
Kecamatan Jerowaru;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi setengah teknis dari luas lebih kurang 26.119
hektar menjadi 15.725 hektar, tersebar di sepuluh wilayah pengamat air yang mencakup
seluruh kecamatan;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi sederhana tersebar di sepuluh wilayah
pengamat air yang mencakup seluruh kecamatan;
kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi non PU/irigasi desa tersebar di seluruh
kecamatan;
kawasan rawa pasang surut berada di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan
Sakra Timur, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambalia;
dan
kawasan pertanian tanaman pangan tadah hujan berada di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Sakra, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sikur, Kecamatan Pringgasela, Kecamatan Suela,
Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambalia.
kawasan budidaya tanaman pangan pada lahan kering potensial dikembangkan di Kecamatan
Sambalia, Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Pringgabaya.
Kawasan budidaya hortikultura merupakan kawasan lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

pengembangan tanaman hortikultura secara monokultur maupun tumpang sari dengan luas lebih
kurang 20.760 hektar.
Kawasa peruntukan budidaya perkebunan terdiri atas :
Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan Rakyat (KIM-BUN) Terara, dengan pengembangan
komoditi tembakau Virginia seluas lebih kurang 2.992,6 hektar;
Kawasan Masyarakat Perkebunan Rakyat (KIM-BUN) Pringgabaya, dengan pengembangan
komoditi kelapa seluas 1.600 hektar dan jambu mete seluas lebih kurang 443 hektar;
Kawasan perkebunan di luar KIM-BUN, dapat dikembangkan di seluruh kecamatan berdasarkan
komoditi yang ada;
Lahan peruntukan pengembangan kawasan peternakan terdiri atas :
Pengembangan ternak sapi berada di seluruh kecamatan sebagai upaya mendukung kebijakan
pemerintah provinsi program sejuta sapi dan sebagai penyangga kawasan sentra industri
peternakan di Kecamatan Aikel dan Kecamatan Wanasaba.
Pengembangan jenis ternak kerbau berada di Kecamatan Sambelia, Kecamatan Pringgabaya,
Kecamatan Suralaga Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Jerowaru dan
Kecamatan Keruak;
Pengembangan jenis ternak kambing berada di seluruh kecamatan;
Pengembangan jenis ternak domba berada di Kecamatan Keruak, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Sakra Timur, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Sambelia;
Pengembangan jenis ternak kuda berada di seluruh kecamatan; dan
Pengembangan jenis ternak kecil (unggas) tersebar di seluruh wilayah kecamatan di kabupaten.
Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan Dan Pulau Pulau Kecil
Kawasan peruntukan perikanan tangkap adalah perikanan tangkap di perairan laut kabupaten,
terdiri atas:
kegiatan perikanan tangkap di perairan Selat Alas:
kegiatan perikanan tangkap di Laut Jawa: dan
kegiatan perikanan tangkap di Samudera Hindia.
Kawasan peruntukan perikanan budidaya terdiri atas :
kawasan budidaya rumput laut di Teluk Ekas, Teluk Serewe dan sekitarnya di Kecamatan
Jerowaru;
kawasan budidaya mutiara di di teluk Segui, Teluk Ekas di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan
Pringgabaya, dan Kecamatan Sambalia;
kawasan budidaya ikan tambak berada di, Kecamatan Sakra Timur dan Kecamatan Sambelia;
kawasan budidaya kerapu dan lobster sistim budidaya dengan Sistim Keramba Jaring Apung di
Kecamatan Jerowaru; dan
kawasan tambak garam berada di Kecamatan Keruak dan Kecamatan Jerowaru.
Pemasaran dan pengolahan perikanan berada di Tanjung Luar Kecamatan Keruak, Rumbuk
Kecamatan Sakra, Apitaik, Seruni Mumbul, Labuan Lombok Kecamatan Pringgabaya,
pengembangannya akan diatur dalam KSK minapolitan dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
potensi mineral logam berupa emas berada di Kecamatan Jerowaru dan pasir besi berada di
sepanjang pesisir Kecamatan Labuhan Haji sampai dengan sepanjang pesisir Kecamatan
Pringgabaya;
potensi mineral bukan logam dan batuan, berupa :
batu setengah permata berada di Kecamatan Jerowaru;
Marmer, Gypsum dan Kaolin berada di Kecamatan Jerowaru;
Batu Gamping berada di Kecamatan Jerowaru;
Batu Bangunan berada di kecamatan Keruak, Kecamatan Sakra, Kecamatan Sakra Timur,
Kecamatan Selong, Kecamatan Terara, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Suela, Kecamatan
Pringgasela, Kecamatan Sambelia;
Batu apung berada di Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Aikmel, Kecamatan Suralaga,
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kecamatan Masbagik, Kecamatan Pringgasela;


Sirtu berada di Desa Surabaya, Desa Gelanggang Kecamatan Sakra Timur, Desa Lenek Daya,
Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel, Desa Pengadangan Kecamatan Pringgasela;
Pasir berada di Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Suralaga,
Kecamatan Sambelia, Kecamatan Wanasaba;
Trass berada di Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Aikmel; dan
Tanah liat berada di Kecamatan Montong Gading.
Kawasan Peruntukan Industri
kawasan industri dan pergudangan berada di Kecamatan Labuhan Haji dan sekitarnya; dan
pengembangan sentra industri kecil (rumah tangga) tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan
potensi yang dapat dikembangkan adalah industri pande besi, industri kain tenun, industri
konveksi, pembuatan garam kasar dan halus, industri bata genteng, industri kerajinan gerabah,
industri pengolahan ikan, industri pembuatan minyak kelapa, industri kerupuk, industri kerajinan
anyaman bambu dan daun lontar, dan industri kerajinan sabut kelapa.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata alam terdiri atas :
wisata alam pegunungan terdiri atas Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, Otak Koko Gading
di Kecamatan Montong Gading, Air Terjun Aik Temer di Kecamatan Aikme, Air Terjun Mayung
Polak di Kecamatan Pringgasela, Air Terjun Jeruk Manis, Panorama alam Tetebatu di Kecamatan
Sikur;
wisata Alam Bahari/pantai terdiri atas Gili Sulat dan sekitarnya, Teluk Ekas, Gili Sunut dan
sekitarnya, Teluk Serewe, Pantai Cemara, Pantai Tanjung Ringgit, Pantai Kaliantan, Gili
Meringkik dan sekitarnya; Gili Lampu, Gili Lebur, Pantai Sambelia, Belanting, Obel-bel dan
sekitarnya, Kampung Padak Labuan Lombok Kecamatan Pringgabaya dan gili gili yang
berpotensi untuk dikembangkan; dan
obyek-obyek dan atraksi wisata lainnya yang memiliki potensi untuk berkembang.
Kawasan peruntukan pariwisata budaya terdiri atas :
wisata budaya berada di Kecamatan Selong, Kecamatan Aikmel, Kecamatan Suela, Kecamatan
Sakra, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Terara, Kecamatan Labuan Haji, Kecamatan Keruak,
Kecamatan Sikur, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Wanasaba, Kecamatan Sambalia,
Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Sembalun; dan
obyek-obyek dan atraksi wisata lainnya yang memiliki potensi untuk berkembang.
Kawasan peruntukan pariwisata buatan terdiri atas :
Wisata buatan dengan obyek wisata yang berkembang terdiri atas Taman Wisata tirta berada di
Kecamatan Labuan Haji, Kecamatan Pringgasela dan Kecamatan Sikur dan taman rekreasi berada
di Kecamatan Selong, Taman Wisata Mata Air Tojang Kecamatan Masbagik, dan Agrowisata
Kembang Sri di Kecamatan Sikur; dan
Kawasan Peruntukan Permukiman
kawasan peruntukan permukiman dikembangkan di pusat kegiatan wilayah dan seluruh ibukota
kecamatan;
kawasan permukiman pedesaan diarahkan pada kawasan perdesaan pertanian dan perdesaan pesisir
kabupaten; dan
Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan
Komando distrik militer (Kodim) /1615/Lombok Timur berada di Kecamatan Selong;
Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di Kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten
Lombok Timur;
Kiban Yonif 742/ Satya Wira Yudha berada di Kecamatan Pringgabaya;
kawasan pertahanan dan keamanan Detasemen AWR Rambang Lanud Rembiga Mataram di
Kecamatan Sakra Timur; dan
Pangkalan pertahanan dan keamanan Angkatan Laut Obel-Obel Kecamatan Sambalia.
5. Penetapan Kawasan Strategis
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

a. Kawasan Strategis Nasional yang ada di Kabupaten Lombok Timur adalah kawasan Taman Nasional
Gunung Rinjani merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup.
b. Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Lombok Timur dari sudut kepentingan ekonomi
terdiri atas:
kawasan RASIMAS (Sakra, Sikur dan Masbagik) dengan sektor unggulan pertanian, industri dan
pariwisata;
sebagian kawasan kuta dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisatan dan perikanan.
c. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) terdiri atas :
KSK untuk kepentingan ekonomi meliputi :
kawasan pengembangan perkotaan selong merupakan pusat permukiman dan industri, meliputi
Kecamatan Selong, sebagian Kecamatan Labuhan Haji, sebagian Kecamatan Sukamulia, dan
sebagian Kecamatan Masbagik, sebagian Kecamatan Pringgasela dan sebagian Kecamatan Sakra
penetapan kawasan agropolitan Sembalun meliputi Kecamatan Sembalun dengan sektor unggulan
hortikultura;
kawasan sentra produksi peternakan dan pertanian Aikmel-Wanasaba meliputi Kecamatan Aikmel
dan sebagian Kecamatan Wanasaba dengan sektor unggulan ternak sapi dan sektor unggulan
jagung; dan
penetapan kawasan minapolitan Keruak-Jerowaru meliputi wilayah Kecamatan Keruak dan
Kecamatan Jerowaru dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata.
KSK untuk kepentingan sosial budaya meliputi :
kawasan makam Selaparang di Kecamatan Suela dan kawasan Makam Kenaot di Kecamatan Sakra;
kawasan rumah adat tradisional di Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Suela.
KSK untuk kepentingan lingkungan hidup meliputi :
kawasan Kebun Raya Lombok di Lemor Kecamatan Suela; dan
kawasan ekosistem hutan Sambelia di Kecamatan Sambelia.
6. Arahan Pemanfaatan Ruang
a. Arahan pemanfaatan ruang kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang serta
kawasan strategis kabupaten;
b. Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau kerja sama pendanaan;
c. Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan dari tahun 20122032.; dan
e. Arahan pemanfaatan ruang Kabupaten tercantum dalam indikasi program.
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang kabupaten.
b. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan perizinan;
ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan
ketentuan pengenaan sanksi.
c. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap
Pemanfaatan Ruang.
d. Pengawasan pemanfaatan ruang dilakukan melalui kegiatan pelaporan, pemantauan dan evaluasi secara
rutin oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) kabupaten yang dibentuk dengan
Keputusan Bupati.
e. BKPRD melakukan pengawasan pemanfaatan ruang yang berhubungan dengan program, kegiatan
pembangunan, pemberian izin pemanfaatan ruang dan kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang.
f. BKPRD dalam melakukan pengawasan pemanfaatan ruang dengan melibatkan masyarakat.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

8. Arahan Sanksi
Ketentuan pengenaan sanksi yang dikenakan atas pelanggaran Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten
yaitu sanksi administratif dan / atau sanksi pidana. Bentuk pelanggaran berupa :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
9.
a.

b.

c.
d.

pemanfaatan ruang yang tidak mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyrakat Dalam Penataan Ruang
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, setiap orang berhak untuk :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh insentif atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan
yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan beberapa keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, setiap orang berkewajiban untuk :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pemanfaatan ruang;
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum; dan
menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat.
Peran masyarakat dalam penataan ruang dilakukan antara lain, melalui :
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang dapat berupa :
masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
kerjasama dengan pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakt dalam pemanfaatan
ruang;
kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan;
peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang
udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan
kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

undangan.
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
e. Bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui konsultasi publik.
f. Bentuk dan tata cara peran serta masyarakat dalam penataan ruang akan diatur lebih lanjut dalam
peraturan bupati

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT

1. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Sumbawa Barat adalah mewujudkan ruang wilayah
kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan merata yang berbasis pembangunan pertanian dengan
pendekatan agribisnis dan agroindustri yang didukung oleh pembangunan pariwisata dan pertambangan
menuju terwujudnya kesejahteraan wilayah yang berkelanjutan.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. peningkatan kemandirian kawasan melalui pertumbuhan dan pengembangan wilayah berbasis
agroindustri dan agrobisnis;
b. penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan dan menunjang sistem pemasaran
produksi pertanian, perikanan, dan pariwisata;
c. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, perikanan, dan
pariwisata;
d. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek
konservasi;
e. pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan hidup;
f. pengembangan kawasan wisata yang berbasis pada potensi alam dan budaya;
g. pengelolaan kawasan pertambangan dengan konsep pembangunan berkelanjutan;
h. pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

i.
j.
3.
a.

menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dengan
memperhatikan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana;
pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan wilayah
maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan;
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Rencana Struktur Ruang
Pusat Pusat Kegiatan
No

Pusat Pusat
Lokasi
Kegiatan

Fungsi

Pusat Kegiatan
Wilayah
Perkotaan Taliwang
Promosi
(PKWp)

pusat pelayanan
Pemerintahan skala
kabupaten;
pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan;
pusat pelayanan umum dan
sosial skala regional;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
regional dan/atau nasional;
simpul transportasi skala
wilayah.

Pusat Kegiatan
Poto Tano dan Jereweh
Lokal (PKL)

pusat pelayanan pendidikan


dan kesehatan skala lokal
dan/atau regional;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
lokal dan/atau regional;
simpul transportasi skala
lokal.

Pusat Kegiatan
Lokal Promosi Seteluk dan Maluk
(PKLp)

pusat pelayanan pendidikan


dan kesehatan skala lokal
dan/atau regional;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
lokal dan/atau regional; dan
simpul transportasi skala
lokal.

Pusat
Pelayanan
Brang Ene, Brang Rea, dan Sekongkang
Kawasan (PPK)

pusat pelayanan umum dan


sosial skala kawasan;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
kawasan dan/atau lokal; dan
simpul transportasi skala
kawasan.

Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)

pusat pelayanan umum dan


sosial skala lingkungan;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
lingkungan dan/atau
kawasan; dan
simpul transportasi skala
lingkungan.

Air Suning, Labuhan Lalar, Talonang , Mujahidin,


Seteluk Atas, Kokarlian, Senayan, Labuhan Kertasari,
Desaberu, Jelenga, Benete, dan Ai Kangkung

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan arteri primer
Pengembangan jaringan jalan arteri sekunder
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengembangan jaringan jalan kolektor primer


Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder
Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder dan lokal primer
Pengembangan jaringan jalan kabupaten untuk memacu percepatan pembangunan di wilayah selatan
Kabupaten Sumbawa Barat yaitu jalan lintas selatan Mura-Jereweh
Pengembangan jaringan jalan kabupaten untuk memacu percepatan pembangunan di wilayah barat yaitu
jalan lintas barat Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Poto Tano-Kiantar-Tuananga-Kertasari
Pengembangan jaringan jalan kabupaten sebagai jalur produksi dan distribusi hasil pertanian di lintas
timur yaitu Desaberu Rempe Seteluk dan lintas selatan yaitu Mura Desaberu - Tepas
Pengembangan jaringan jalan lingkar perkotaan di ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan untuk
memacu percepatan pembangunan di wilayah perkotaan
Pelabuhan penyeberangan Poto Tano di Kecamatan Poto Tano
Terminal Penumpang Tipe B berada di Kota Taliwang
Pembangunan terminal tipe C tersebar di Poto Tano, Seteluk, Brang Ene, Brang Rea, Jereweh dan
Sekongkang, serta pengembangan terminal tipe C di Maluk
Pelabuhan laut meliputi Labuhan Lalar, dan Pelabuhan Benete sebagai pelabuhan pengumpan
Terminal diarahkan di Desa Benete Kecamatan Maluk sebagai terminal khusus untuk kepentingan
bongkar-muat pertambangan
Bandar Udara Sekongkang dan pengembangan Bandar Udara khusus di Poto Tano
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan cara :
Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
yang ada meliputi PLTD Taliwang di Kecamatan Taliwang, dan PLTD Sekongkang di Kecamatan
Sekongkang;
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 2 x 7 MW di Kertasari Kecamatan
Taliwang;
Pemanfaatan sumber energi terbarukan lainnya mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Bintang Bano, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Rarak Rungis, Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Mataiyang, Rarak Rungis, Mantar, Batu Melik, Tongo, Tatar,
Talonang, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
(PLTGL) Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi(PLTBE) dan Pembangkit Listrik Tenaga Arus
Bawah Laut.
Rencana pengembangan jaringan tenaga listrik terdiri atas :
gardu induk di Taliwang Kecamatan Taliwang;
gardu pembagi di masing-masing ibukota kecamatan;
jaringan transmisi meliputi SUTT Labuhan - Tano dan Tano Kertasari;
jaringan distribusi tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.
Rencana Pengembangan distribusi minyak dan gas bumi terdiri atas :
depo bahan bakar minyak di Kecamatan Taliwang, dan di Kecamatan Sekongkang;
depo gas di Seteluk, Sekongkang, Jereweh;
pengembangan kilang minyak di Taliwang dan Seteluk.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
pengembangan jaringan mikro digital perkotaan di Sekongkang ke masing-masing : Ai Kangkung
(13 km) dan Tatar (11 km), Seteluk UPT Tambak Sari sepanjang 7,5 km, Taliwang Sampir
sepanjang 4 km;
penerapan teknologi telematika berbasis teknologi modern;
pembangunan teknologi telematika pada wilayah-wilayah pusat pertumbuhan;
pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah
pertumbuhan dengan ibukota kabupaten;
pemanfaatan secara bersama pada satu tower BTS untuk beberapa operator telepon selular dengan
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

pengelolaan secara bersama;


pengembangan jaringan televisi dan radio ke seluruh pelosok pedesaan wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan wilayah sungai (WS) meliputi WS lintas kabupaten meliputi DAS Jereweh
dan DAS Rea
Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi
Rencana pengembangan sistem jaringan air minum
Sistem pengendali banjir, erosi dan longsor dan sistem pengamanan abrasi pantai dilakukan
dengan sistem vegetatif dan sipil teknis
Sistem Jaringan Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengembangan sistem jaringan persampahan terdiri atas :
mengembangkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebanyak kurang lebih 400 unit tersebar
pada setiap kelurahan/desa;
mengembangkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) pada tiga wilayah pelayanan meliputi wilayah
tengah berlokasi di Desa Batu Putih Kecamatan Taliwang, wilayah utara di Kecamatan Poto Tano
dan di wilayah selatan di Kecamatan Sekongkang;
penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah dengan sasaran meminimalkan sampah
masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA);
pengembangan sistem terpusat pada daerah perkotaan tingkat kepadatan tinggi dan pengembangan
sistem individual atau pengelolaan setempat pada daerah terpencil tingkat kepadatan rendah;
penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dalam pengelolaan sampah yaitu penerapan
pengurangan sampah,
pengurangan kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan dan mendorong
pemakaian bahan yang bisa didaur ulang.
Rencana pengembangan sistem jaringan drainase dilakukan dengan cara :
drainase primer dilakukan melalui normalisasi dan penguatan tebing sungai meliputi DAS Rea dan
DAS Jereweh;
drainase sekunder dilakukan melalui pembangunan sistem drainase pada daerah permukiman
perkotaan dan perdesaan yang rawan bencana banjir dan genangan air limbah menuju drainase
primer;
drainase tersier dilakukan melalui pembangunan sistem drainase pada lingkungan permukiman
perkotaan dan perdesaan menuju drainase sekunder.
Rencana pengembangan sistem jaringan sanitasi dilakukan dengan cara :
pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kabupaten pada kawasan perkotaan padat
penduduk;
Rencana pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) kabupaten pada kawasan
perkotaan padat penduduk;
Rencana pengembangan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3);
penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan air limbah dengan peran aktif masyarakat dan
swasta, sehingga air limbah yang dihasilkan dapat dikelola secara mandiri tanpa mencemari
lingkungan.
Jalur evakuasi bencana terdiri atas :
memanfaatkan daerah/kawasan yang berada disekitar lokasi rawan bencana dengan topografi yang
lebih tinggi dari lokasi rawan bencana;
memanfaatkan bangunan publik sebagai posko posko evakuasi bencana, meliputi lapangan umum,
Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan/Desa, maupun ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non
hijau;
evakuasi diarahkan ke utara (menjauhi kawasan pesisir untuk kawasan rawan abrasi pantai dan
gelombang pasang;
pengembangan sistem peringatan dini (early warning system) bencana.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

4. Rencana Pola Ruang Wilayah


a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kelompok Hutan Puncak Ngengas (RTK. 60) seluas 8.062,52 Hektar;
Kelompok Hutan Selalu Legini (RTK 59) seluas 49.941,81 Hektar;
Kelompok Hutan Olat Lemusung (RTK 91) seluas 7.778,90 Hektar;
Kelompok Hutan Pantai Alas dsk (RTK 74) seluas 447,50 Hektar.
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Bagi Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya adalah Kawasan resapan air,
meliputi Kecamatan Seteluk, Kecamatan Jereweh, Kecamatan Brang Rea, dan Kecamatan Sekongkang.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan sungai
Kawasan sekitar danau atau waduk
Kawasan sekitar mata air
Kawasan sempadan pantai
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk kawasan perkotaan dikembangkan pada ibukota
kabupaten dan kota kecamatan dengan ketentuan minimum luasnya 30% (tiga puluh persen) dari
luas perkotaan
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya
Kawasan Cagar Alam (CA) di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Cagar Alam (CA) Pedauh seluas
524,00 Hektar;
Kawasan Konservasi Penyu Tatar Sepang di Kecamatan Sekongkang;
Kawasan Suaka Alam di Jereweh seluas 3.718,80 Hektar;
Taman Wisata Alam (TWA) di Kabupaten Sumbawa Barat adalah Taman Wisata Alam (TWA)
Danau Rawa Taliwang seluas 819,20 Hektar;
Kawasan cagar budaya meliputi :
Kawasan Gua Member di Kecamatan Brang Rea;
Makam Seran di Desa Seran Kecamatan Seteluk;
Makam Datu Pangeran di Kecamatan Taliwang;
Cagar Budaya Desa Mantar di Kecamatan Poto Tano; dan
Liang Serunga di Kecamatan Jereweh.
Kawasan Rawan Bencana Alam
kawasan rawan bencana angin topan meliputi kawasan Kecamatan Brang Rea dan sekitarnya,
Labuhan Lalar di Kecamatan Taliwang, dan Kuang Busir, Desa Poto Tano di Kecamatan Poto
Tano;
kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi tanah longsor tipe A di kabupaten Sumbawa Barat
meliputi kawasan sekitar Taliwang (Sebubuk,
Pakirum, Poto Batu, Lamunga), Poto Tano (Kokar Lian), Brang Rea (Bangkat Monteh), Seteluk,
Jereweh, dan Maluk;
kawasan rawan bencana kekeringan meliputi kawasan Sejorong, Maluk, Bertong, Tepas, Seteluk
dan Poto Tano;
kawasan rawan bencana banjir meliputi Daerah sepanjang aliran sungai Brang Rea di Taliwang
dan Brang Benete di Jereweh serta kawasan Seteluk, Brang Rea dan Brang Ene;
kawasan rawan bencana gelombang pasang meliputi di kawasan pantai bagian barat dan selatan
meliputi Poto Tano, Kertasari, Labuhan Lalar, Benete, Maluk, Tongo, Sejorong, dan Sekongkang;
kawasan rawan tsunami meliputi kawasan pesisir bagian barat dan selatan meliputi Benete, Maluk,
Tongo, Sejorong, dan Sekongkang;
kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat terutama bagian
selatan Sumbawa Barat meliputi Sekongkang dan Maluk.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

b. Kawasan Budidaya

Kawasan Peruntukan Hutan Produksi


Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas meliputi tersebar di hampir semua kecamatan dengan
luas sekitar 35.391,94 Hektar; Pulau Panjang dsk (RTK .73) seluas 701,26 Hektar yang meliputi
Pulau Belang 534,06 Hektar, Pulau Paserang 40,62 Hektar, Pulau Kenawa 11,88 Hektar, dan Pulau
Namo 114,69 Hektar.
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap tersebar di hampir semua kecamatan dengan luas
sekitar 18.651,11 Hektar;
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat dialokasikan pada lahan-lahan non produktif dan berbatasan dengan
kawasan hutan yang direncanakan tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan tanaman pangan tersebar di seluruh Kabupaten Sumbawa Barat dengan luas
kurang lebih 7.750 Hektar, yang terdiri atas :
yang beririgasi teknis dengan tanaman pangan berkelanjutan; dan
lahan kering dengan tanaman pangan berkelanjutan terdapat di Kecamatan Poto Tano, sebagian
Kecamatan Seteluk, Taliwang, dan Sekongkang.
Kawasan peruntukan hortikultura tersebar di seluruh Kabupaten Sumbawa Barat diarahkan di
lahan pertanian yang berada di kawasan perkotaan.
Kawasan peruntukan perkebunan terdiri atas :
pengembangan perkebunan kelapa diarahkan di Kecamatan Taliwang, Seteluk, Jereweh, Brang
Ene, Poto Tano, dan Brang Rea serta mempertahankan perkebunan kelapa yang sudah ada di
Kecamatan Maluk dan Sekongkang seluas kurang lebih 1.055 Hektar;
pengembangan perkebunan kopi diarahkan di Kecamatan Brang Rea dan Brang Ene seluas kurang
lebih 235 Hektar;
pengembangan perkebunan jambu mete diarahkan di semua kecamatan yang ada di Kabupaten
Sumbawa Barat seluas kurang lebih 1.335 Hektar;
pengembangan komoditi Sorgum dan Sisal yang berada di Kecamatan Maluk dan Sekongkang;
pengembangan Kacang tanah di Samarekat, Kecamatan Poto Tano.
Kawasan peruntukan peternakan terdiri atas :
Sebaran lahan peternakan di Kabupaten Sumbawa Barat diarahkan di Kecamatan Seteluk seluas
kurang lebih1.257 Hektar, di Kecamatan Taliwang seluas kurang lebih 1.510 Hektar, di Kecamatan
Brang Rea seluas kurang lebih162 Hektar, di
Kecamatan Jereweh seluas kurang lebih 289 Hektar, dan di Kecamatan Sekongkang seluas kurang
lebih 35 Hektar.
kawasan peruntukan peternakan diprioritaskan dikembangkan di setiap kecamatan dalam rangka
mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS);
Pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) berstandar internasional di Kecamatan Poto Tano,
peningkatan fungsi dan fasilitas pasar hewan di Kecamatan Poto Tano, dan pembangunan pasar
hewan di Kecamatan Jereweh;
pengembangan dan pengelolaan peternakan dilakukan dengan cara peningkatan produksi ternak,
penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan pakan ternak, dan pengembangan industri
pengolahan hasil ternak.
Kawasan Peruntukan Perikanan Dan Kelautan
Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan di sekitar gugusan Gili Balu;
Pengembangan Kawasan Perikanan Tangkap :
Pengembangan perikanan tangkap skala kecil meliputi perairan pulau, perairan teluk, dan perairan
pantai;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pengembangan perikanan tangkap skala besar meliputi perairan lepas pantai yang meliputi wilayah
teritorial Kabupaten Sumbawa Barat.
Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya :
Pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar diarahkan di Kecamatan Seteluk, Kecamatan
Taliwang, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Maluk, Kecamatan Jereweh,
dan Kecamatan Sekongkang, yang ketentuannya di atur lebih lanjut melalui peraturan Bupati;
Pengembangan kawasan perikanan budidaya air payau/tambak diarahkan di Kawasan Labuhan
Lalar di Kecamatan Taliwang, Kawasan Kertasari di Kecamatan Taliwang, Kawasan Batu Putih di
Kecamatan Taliwang, Kawasan Poto Tano di Kecamatan Poto Tano,
Kawasan Tambak Sari, Kiantar Tuananga di Kecamatan Poto Tano, Kawasan Kuang Busir di
Kecamatan Poto Tano, Kawasan Pasir Putih di Kecamatan Maluk, Kawasan Benete di Kecamatan
Maluk, Kawasan Goa Dasan Anyar di Kecamatan Jereweh dan Kawasan Sekongkang Barat di
Kecamatan Sekongkang;
Pengembangan kawasan budidaya laut diarahkan melalui pengembangan budidaya perikanan (laut),
budidaya mutiara, budidaya rumput laut dan budidaya lainnya.
Pengembangan budidaya laut meliputi :
budidaya mutiara diarahkan di Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Poto Tano;
budidaya rumput laut diarahkan di Labuhan Kertasari, Jelenga, dan Poto Tano;
budidaya perikanan lainnya yang diarahkan di semua desa-desa pesisir di Kabupaten Sumbawa
Barat.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
pertambangan mineral logam terletak di kawasan Batu Hijau Kecamatan Sekongkang;
pertambangan mineral bukan logam dan batuan diarahkan di seluruh wilayah kecamatan;
potensi pertambangan mineral logam, bukan logam dan batuan tersebar di semua kecamatan sesuai
potensi masing-masing kecamatan;
Kawasan Peruntukan Permukiman
Permukiman perkotaan diarahkan wilayah perkotaan Taliwang, Perkotaan Seteluk, Perkotaan
Brang Rea, Perkotaan Brang Ene, Perkotaan Poto Tano, Perkotaan Maluk, Perkotaan Jereweh,
dan Perkotaan Sekongkang.
Permukiman perdesaan diarahkan pada kawasan perdesaan pertanian dan perdesaan pesisir.
Kawasan Peruntukan Industri
sentra industri pengolahan hasil perikanan di Labuhan Lalar;
sentra industri pengolahan di Taliwang dan Maluk; dan
sentra industri maritim di Poto Tano.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pengembangan kawasan wisata alam ditetapkan di Kawasan wisata Danau Rawa Taliwang,
Kawasan wisata air terjun Pemurun, Kawasan wisata air terjun Batu Nisung, Kawasan wisata Gua
Member, Kawasan wisata Air terjun Sinar Panujan, Kawasan wisata Air terjun Rarak Ronges,
Kawasan wisata air terjun Sapura Tangkel, Kawasan wisata pantai pasir putih Poto Tano,
Kawasan wisata pantai Labuhan Balad, Kawasan wisata pantai Poto Batu, Kawasan wisata pantai
Labuhan Lalar, Kawasan wisata pantai pasir putih Jereweh, Kawasan wisata pantai Jelenga,
Kawasan wisata pantai Benete, Kawasan wisata pantai Maluk, Kawasan wisata bahari Gili Balu,
Kawasan wisata pantai Pesin dan pantai Lawar, Tiu Kelamu Seran, Ai Boro Senayan;
Pengembangan wisata budaya mencakup, Kawasan wisata Cagar Budaya Desa Mantar dan
Kawasan wisata Makam Seran di Desa Seran.
Kawasan Peruntukan Lain
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dikembangkan di Perkotaan Taliwang, perkotaan
Seteluk, Perkotaan Brang Rea, Perkotaan Brang Ene, Perkotaan Poto Tano, Perkotaan Maluk,
Perkotaan Jereweh dan Perkotaan Sekongkang.
Kawasan peruntukan pusat pemerintahan terletak di Taliwang untuk pemerintahan kabupaten dan
ibukota kecamatan untuk pusat pemerintahan kecamatan.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

5.
a.

b.

6.
a.
b.
c.

d.
7.

Kawasan peruntukan pertahanan keamanan terdiri atas :


Komando Distrik Militer (Kodim) yang terdapat di Taliwang;
Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di seluruh kecamatan;
Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berada di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat terdiri atas :
Kawasan Agroindustri Poto Tano berada di Kecamatan Poto Tano dengan sektor unggulan pertanian
dan industri;
Kawasan Lingkar Tambang Batu Hijau dan Dodo Rinti dengan sektor unggulan pertambangan,
pertanian dan pariwisata;
Kawasan Ekosistem Puncak Ngengas Selalu Legini berada di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten
Sumbawa.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) terdiri atas :
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, terdiri atas :
Kawasan Perkotaan Taliwang yang merupakan Ibukota Kabupaten Sumbawa Barat (PKWp)
dengan fungsi;
Kawasan Poto Tano yang merupakan pintu gerbang kabupaten dan pulau Sumbawa dengan fungsi
utama sebagai simpul transportasi darat dan laut, dan sebagai kawasan agroindustri;
Kawasan Strategis Agropolitan Kemutar Telu yang meliputi Kecamatan Seteluk, Kecamatan
Jereweh, dan Kecamatan Brang Rea dengan sektor unggulan pertanian, peternakan, dan
perkebunan;
Kawasan Strategis Labuhan Lalar sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya air
payau/tambak, pariwisata bahari, pelestarian ekosistem, dan kawasan pelabuhan;
Kawasan Strategis Maluk sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, pertambangan, wisata
bahari, pelestarian ekosistem, dan kawasan pelabuhan;
Kawasan minapolitan Teluk Kertasari dengan sektor unggulan perikanan tangkap, perikanan
budidaya dan wisata bahari;
Kawasan Strategis Sekongkang dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, dan
pertambangan;
Kawasan Strategis Gili Balu sebagai kawasan wisata bahari.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup, terdiri atas :
Kawasan Strategis Danau Rawa Taliwang sebagai kawasan konservasi nasional.
Kawasan perbukitan perkotaan Taliwang sebagai kawasan lindung.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya adalah Kawasan Strategis Cagar Budaya Desa
Mantar di Kecamatan Poto Tano.
Arahan Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pemanfaatan ruang wilayah berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang serta
penetapan kawasan strategis.
Pemanfaatan ruang wilayah dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan
ruang.
Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan meliputi empat
tahapan, meliputi :
tahap pertama, lima tahun pertama (2011-2016) yang terbagi atas program tahunan;
tahap kedua, lima tahun kedua (2017-2021);
tahap ketiga, lima tahun ketiga (2022-2026); dan
tahap keempat, lima tahun keempat (2027-2031).
Program pemanfaatan ruang diuraikan dalam indikasi program.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang diatur melalui:


a. ketentuan umum peraturan zonasi;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

b.
c.
d.
8.
a.

b.
c.
9.
a.

b.

c.

ketentuan umum perizinan;


ketentuan umum insentif, dan disinsentif; serta
Arahan sanksi.
Arahan Sanksi
Arahan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum;
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 67 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan
dapat dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyrakat Dalam Penataan Ruang
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
Berperan serta dalam proses perencanaan dan penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat;
Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang; dan
Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang.
Setiap orang berkewajiban :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam ijin pemanfaatan ruang;
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum.
Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui :
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN SUMBAWA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tujuan Penataan Ruang


Kebijakan Penataan Ruang
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang Wilayah
Penetapan Kawasan Strategis
Arahan Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Arahan Sanksi
Hak, Kewajiban dan Peran Masyrakat Dalam Penataan Ruang

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN DOMPU

1. Tujuan Penataan Ruang

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Penataan ruang wilayah Kabupaten Dompu bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten
Dompu yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang bertumpu pada sektor pertanian sebagai
basis ekonomi yang didukung oleh sektor industri pengolahan, perikanan dan kelautan, perdagangan
dan jasa, pariwisata serta pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan
pengurangan resiko bencana.

2. Kebijakan Penataan Ruang


a. pengembangan wilayah pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
b. mempertahankan kawasan lindung, terutama area-area hutan lindung, kawasan konservasi, sungai dan
mata air, serta Ruang Terbuka Hijau;
c. pengelolaan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana alam;
d. pengelolaan kawasan budidaya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan
hidup.;
e. pemantapan sistem permukiman perkotaan yang berperan sebagai pusat pelayanan regional dan lokal,
yang terintegrasi dengan pusat - pusat pelayanan yang berperan sebagai simpul pelayanan produksi
ekonomi perdesaan;
f. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung kegiatan pariwisata, industri pengolahan,
perdagangan dan jasa;
g. pengembangan kawasan strategis;
h. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
3. Rencana Struktur Ruang
a. Pusat Pusat Kegiatan
No

Pusat Pusat
Kegiatan

Lokasi

Fungsi

Pusat Kegiatan
Wilayah Promosi Perkotaan Dompu
(PKWp)

pusat pelayanan pemerintahan


skala kabupaten;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
kabupaten dan hinterlandnya;
simpul transportasi skala
wilayah;
pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan;
pusat pelayanan umum dan
sosial skala regional.

Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)

Kempo, Huu dan Kilo

pusat perdagangan, bisnis,


keuangan, dan jasa skala lokal
dan/atau regional;
simpul transportasi skala lokal;
pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan skala lokal
dan/atau regional.

Pajo, Manggelewa dan Woja

pusat perdagangan, bisnis,


keuangan, dan jasa skala lokal
dan/atau regional;
simpul transportasi skala lokal;
pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan skala lokal
dan/atau regional.

Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)

pusat pelayanan umum dan


sosial skala kawasan;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)

Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)

Huu, Sawe, Oo, Kadindi, Doropeti, Soriutu, Kwangko, Soro,


Dorokobo, Malaju, Mbuju, Jambu dan Ranggo

Nangasia, Madawa, Mangge Asi, Nangamiro, Sorinomo, Riwo,


Nowa, Lanci Jaya, Banggo, Napa, kesi, Taa, Karamat, Lasi,
Lepadi, dan Soro Adu

simpul transportasi skala


kawasan;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
kawasan dan atau lokal;
pusat pelayanan dan
pengembangan sektor
unggulan;
pusat pendidikan dan jasa skala
kawasan.
simpul transportasi skala
lingkungan;
pusat perdagangan, bisnis,
keuangan, dan jasa skala
lingkungan dan atau kawasan;
pusat pelayanan umum dan
sosial skala lingkungan.

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jalan nasional
Pengembangan jalan provinsi
Pengembangan jalan kabupaten
pengembangan terminal penumpang tipe B di kecamatan Woja;
pengembangan terminal penumpang tipe C di kecamatan Manggelewa, Calabai, Kempo, Rasabou dan
Kilo
Pengembangan jaringan layanan lalulintas angkutan barang
jaringan layanan lalulintas trayek angkutan penumpang
Pelabuhan penyebrangan Calabai-P. Moyo (Kab. Sumbawa)
Pelabuhan penyebrangan Soro- Calabai
Pelabuhan penyebrangan Kilo-Pelabuhan Bima
Pelabuhan pengumpan regional Calabai Kecamatan Pekat
Pelabuhan pengumpan regional Teluk Cempi
Pelabuhan pengumpan lokal Kempo Kecamatan Kempo
Pelabuhan pengumpan regional Kilo Kecamatan Kilo
Rencana pembangunan bandar udara khusus
Kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) yang meliputi :
Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
Kawasan dibawah permukaan transisi;
Kawasan dibawah permukaan horizontal dalam;
Kawasan dibawah permukaan kerucut; dan
Kawasan dibawah permukaan horizontal luar.
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Rencana pengembangan pembangkit tenaga meliputi :
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Dompu, Kempo, Kwangko, dan Pekat;
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Doropeti, P. Bajo dan Soriutu;
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dompu, Woja, Huu dan Pekat;
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kilo, Pekat, Huu dan Woja;
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) di Huu;
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Ria Woja; dan
Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi (PLTBE) diseluruh Kecamatan.
Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas :

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

depo minyak dan gas di Kabupaten Dompu di Kempo, Pekat, Manggelewa dan Woja;
depo gas terdapat di Kecamatan Kempo, Pekat, Manggelewa dan Woja;
pengembangan pengolahan migas (kilang) terdapat di Kecamatan Kempo, Kilo dan Pekat; dan
wilayah penunjang migas terdapat di Kecamatan Kempo dan Pekat.
Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas :
gardu induk terdapat di Kecamatan Dompu;
jaringan distribusi diarahkan pada seluruh Wilayah Kabupaten Dompu;
jaringan transmisi tegangan tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Dompu- Labuan dan
Saluran Tegangan Tinggi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (SUTT PLTP) Huu di Dompu.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan terestrial teraplikasi dalam bentuk jaringan teknologi selular yang tersebar
diseluruh kecamatan terdiri atas :
pengembangan Sentra Telpon Otomat (STO) tersebar diseluruh kecamatan;
rencana Rencana Pengembangan sistem Jaringan Telekomunikasi berupa Microdigital dan Serat
Optik dilakukan dalam rangka memperlancar arus komunikasi dan mendukung kelancaran
kegiatan ekonomi di Kabupaten Dompu meliputi :
Dompu-Ambalawi ( 40 km);
Kempo-Kesi ( 24 km);
Kempo-So Nggaja ( 38 km); dan
Kempo-Tolokalo ( 29 km).
Kilo-Karama ( 21 km);
Kilo-Kiwu ( 28 km);
Kilo-Manggelewa-Nangatumpu ( 30 km);
Pajo-UPT Woko ( 20 km);
Pekat-Pancasila ( 15 km); dan
Pekat-Tambora ( 20 km).
rencana pembangunan stasiun-stasiun komunikasi nirkabel di wilayah-wilayah
tertinggal/terisolasi.
penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan perkotaan.
Sistem jaringan satelit teraplikasi dalam bentuk pengembangan jaringan internet yang ada di
Kabupaten Dompu.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan
memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air WS Sumbawa.
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Rencana pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi :
TPST direncanakan di kecamatan Huu, Pajo, Manggelewa, Calabai dan Pekat
pengelolaan persampahan meliputi penempatan sementara atau disebut TPS yang berlokasi
diseluruh kecamatan dan beberapa sub kegiatan kawasan perkotaan dan pemrosesan akhir atau
disebut TPA berlokasi di Kecamatan Woja;
meningkatkan jumlah sarana pengangkutan sampah dan pendistribusian secara proporsional
disetiap wilayah;
mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu pada wilayah permukiman, khususnya
kawasan permukiman kawasan perkotaan;
mengembangkan sistem pengolahan sampah dengan prinsip 3R yaitu ReDuce, ReUse dan ReCycle;
penentuan sebaran lokasi dan kriteria TPS, TPST dan /atau TPA sebagaimana dimaksud pada
angka 1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati;
penyelenggaraan pengelolaan sampah lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bupati.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Rencana pengembangan sistem jaringan drainase meliputi :


normalisasi aliran sungai-sungai yang berada pada wilayah permukiman penduduk antara lain
sungai Bou, sungai Talatoi, sungai Donggo, sungai Labunae, sungai Doro dan sungai Kempo;
peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan drainase;
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola;
peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pelayanan;
pengembangan alternatif pembiayaan;
drainase primer adalah pengumpul dari drainase sekunder dan dapat dialirkan ke sungai;
drainase sekunder dilakukan pembangunan sistem drainase pada wilayah permukiman perkotaan
dan perdesaan yang rawan bencana banjir dan genangan air limbah menuju drainase primer;
drainase tersier dilakukan pembangunan sistem drainase pada lingkungan permukiman perkotaan
dan perdesaan menuju drainase sekunder.
Rencana pengembangan sistem jaringan air minum meliputi :
meningkatkan usaha pelestarian sumber-sumber air baku untuk air minum di seluruh wilayah
kabupaten;
penyediaan sistem air minum perpipaan dan non perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air minum;
peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan
sistem air minum;
peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan air minum;
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas bagi aparat pengelola air minum;
pengembangan alternatif pembiayaan;
pendistribusian air minum dengan sistem gravitasi;
pengembangan jaringan perpipaan air baku dan air minum terdapat di beberapa kecamatan antara
lain kecamatan Dompu, Calabai, Kempo, Huu dan Kilo;
instalasi air minum terdapat diseluruh lokasi kecamatan yang memiliki sumber air baku.
Rencana pengembangan sistem jaringan pengolahan air limbah dan Limbah B3 meliputi :
sistem pengolahan air limbah dan Limbah B3 terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan
pengumpul dan diolah secara terpusat pada kawasan pusat pemerintahan, kawasan pariwisata,
kawasan industri, kawasan pertambangan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perumahan dan
kawasan permukiman padat di Kabupaten;
pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan terpadu baik on site maupun off site yang memungkinkan
adanya pengurangan, pengolahan dan pemanfaatan limbah;
mengelola limbah buangan rumah tangga secara terpadu dengan sistem riol (tertutup) pada
kawasan padat penduduk, sedangkan pada permukiman perdesaan menggalakkan program
pemanfaatan septic tank;
penyediaan sarana pendukung yakni truk tinja untuk membantu masyarakat mengatasi masalah
limbah rumah tangga;
sistem pembuangan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan
pembuangan air limbah setempat pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat di
Kabupaten;
lokasi instalasi pengolahan air limbah dan Limbah B3 harus memperhatikan aspek teknis,
lingkungan, sosial budaya
masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga, berlokasi di kecamatan Dompu;
dan
pengelolaan Limbah B3 harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jalur evakuasi bencana sebaga meliputi :
jalur evakuasi bencana tanah longsor meliputi desa Kadindi kecamatan Pekat, desa Jambu
kecamatan Pajo, kelurahan Dorotangga Kecamatan Dompu, desa Mangge Asi Kecamatan Dompu
dan desa Soriutu Kecamatan Manggelewa;
jalur evakuasi bencana banjir meliputi kelurahan Potu kecamatan Dompu, kelurahan Simpasai
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

kecamatan Woja, desa Serakapi kecamatan Dompu dan desa Nowa kecamatan Woja;
jalur evakuasi bencana gelombang pasang meliputi desa Pekat kecamatan Pekat, desa Malaju dan
Lasi kecamatan Kilo, desa Kempo kecamatan Kempo, desa Rasabou dan Daha kecamatan Huu;
jalur evakuasi bencana gunung berapi meliputi desa Tolokalo kecamatan Kempo;
jalur evakuasi bencana tsunami meliputi desa Pekat dan Kadindi kecamatan Pekat, Desa Malaju
dan Salasi Kecamatan Kilo, desa Daha kecamatan Huu.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan hutan lindung seluas 51.482,59 ha meliputi :
kelompok hutan Riwo (RTK 43) dengan luas 16.497,65 ha meliputi kecamatan Woja, Kempo dan
Manggelewa;
kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 3.305,70 ha meliputi kecamatan Kempo dan
kecamatan Manggelewa;
kelompok hutan Soromandi (RTK 55) dengan luas 19.365,94 ha meliputi kecamatan Dompu,
kecamatan Woja, kecamatan Manggelewa dan kecamatan Kilo;
kelompok hutan Toffo Rompu (RTK 65) dengan luas 12.313,30 ha meliputi kecamatan Dompu,
kecamatan Pajo, dan Kecamatan Huu.
Kawasan resapan air yang diarahkan pada lokasi Gunung Tambora, kawasan Karamabura dan
kawasan Woko.
Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan sempadan pantai dengan luas kurang lebih 3.276 ha, diarahkan pada kawasan sepanjang
tepian pantai sejauh minimal 100 meter dari garis pasang tertinggi secara proporsional sesuai
dengan bentuk, letak dan kondisi fisik pantai.
Kawasan sempadan sungai seluas kurang lebih 7.635 ha terdapat di sepanjang aliran sungai di
kabupaten Dompu
Kawasan sekitar danau/waduk ditetapkan dengan kriteria, diarahkan ke seluruh kawasan sekitar
danau dan waduk yang tersebar di kabupaten Dompu yang terdapat di Danau Rababaka dengan
ketentuan lebarnya secara proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau antara 50-100 meter
dari titik pasang tertinggi kearah darat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kawasan Ruang terbuka Hijau pengembangannya diarahkan pada Pusat Kegiatan Wilayah
promosi (PKWp) Di kecamatan Dompu dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan luas 28,2 ha.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam Dan Cagar Budaya
Kawasan suaka margasatwa yaitu kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 3.988,60 ha,
terdapat di Kecamatan Pekat;
Kawasan cagar alam yaitu kelompok hutan Tambora (RTK 53) dengan luas 13.572,34 ha terdapat
di Gunung Tambora Selatan Kecamatan Pekat;
Kawasan Taman Wisata Alam terdapat di Pulau Satonda kecamatan Pekat dengan luas 2.600 ha,
meliputi :
Kawasan taman wisata alam laut seluas 2.146,30 ha;
Kawasan taman wisata alam seluas 453,70 ha.
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan situs Nangasia di kecamatan Huu;
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan situs Doro Bata di kecamatan Dompu.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan tanah longsor terdapat disekitar Tambora, Ranggo, sepanjang jalur jalan OoKatua, Manggenae sampai perbatasan kabupaten Bima serta jalur jalan Banggo- Napa-Kwangko
sampai perbatasan Kabupaten Sumbawa.
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Pantai Barat yakni Calabai, Nangamiro dan Kilo,
serta pantai Huu di pesisir bagian selatan.
Kawasan rawan banjir terdapat di sepanjang wilayah sungai di Kabupaten.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan rawan kekeringan terdapat di Kempo, Huu, Kilo dan Mbawi.


Kawasan Lindung Geologi
Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas :
kawasan rawan letusan gunung berapi, terdapat pada daerah bahaya sekitar kaldera dengan luas
kurang lebih 58,7 km2 di Kecamatan Pekat;
kawasan rawan gempa bumi, terdapat di seluruh Kecamatan;
kawasan rawan tsunami, terdapat dikawasan pesisir bagian barat dan selatan Kabupaten Dompu
yakni Calabai, Nangamiro dan Kilo, serta pantai Huu bagian selatan;
kawasan rawan abrasi pantai, terdapat di kecamatan Manggelewa desa Kwangko, kecamatan
Kempo di desa Soro dan wilayah pantai selatan kecamatan Huu;
kawasan rawan sedimentasi terdapat di perairan Teluk Saleh.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah yaitu kawasan sekitar mata air
ditetapkan sekurang-kurangnya 200 m disekitar mata air dan tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Dompu untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan air minum maupun irigasi.
Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan terumbu karang terdapat diperairan Pulau Satonda, Teluk Cempi, Teluk Saleh dan Teluk
Sanggar.
Kawasan mangrove terdapat di sepanjang pesisir teluk cempi, teluk saleh dan teluk sanggar
dengan luas kurang lebih 4.710 ha.
Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi perairan terdapat di perairan
pulau Satonda, teluk Cempi, teluk Saleh dan teluk Sanggar.
Kawasan taman buru terdapat pada kawasan taman buru gunung Tambora selatan di kecamatan
Pekat dengan luas 9.543,56 ha.
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 32.586,78 ha terdiri atas :
Kelompok hutan Pajo (RTK 42) seluas 1.079,19 ha terdapat di kecamatan Pajo dan Dompu;
Kelompok hutan Riwo (RTK 43) seluas 8.480,61 ha terdapat di kecamatan Woja;
Kelompok hutan Tambora (RTK 53) seluas 8.066, 64 ha terdapat di kecamatan Pekat;
Kelompok hutan Soromandi (RTK 55) seluas 4.516,42 ha terdapat di kecamatan Dompu;
Kelompok hutan Toffo Rompu (RTK 65) seluas 10.044,92 ha terdapat di kecamatan Dompu,
kecamatan Pajo dan kecamatan Huu;
Kelompok hutan Ampang Kampaja (RTK 70) seluas 400 ha terdapat di kecamatan Manggelewa.
Kawasan hutan produksi tetap dengan luas 26.119,11 ha terdiri atas :
Kelompok hutan Pajo (RTK 42) seluas 2.749,71 ha terdapat di kecamatan Pajo dan Dompu;
Kelompok hutan Tambora (RTK 53) seluas 19.417,37 ha terdapat di kecamatan Pekat;
Kelompok hutan Soromandi (RTK 55) seluas 3.917,64 ha terdapat di kecamatan Dompu, Woja dan
dan Kilo;
Kelompok hutan Pulau Rai Rakit Kwangko (RTK 70) seluas 34,39 ha terdapat di kecamatan
Manggelewa.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 14.000 ha.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan tanaman pangan terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih
19.194 ha.
Kawasan peruntukan hortikultura terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang lebih 11.500
ha.
Kawasan peruntukan perkebunan terdiri atas :
kawasan peruntukan perkebunan Jambu Mente, terdapat di seluruh kecamatan dengan luas kurang

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

lebih 18.895,90 ha;


kawasan peruntukan perkebunan Kelapa, terdapat diseluruh kecamatan dengan luas kurang lebih
6.361 ha;
kawasan peruntukan perkebunan Kopi, terdapat di Kecamatan Pekat, kecamatan Kilo dan
kecamatan Dompu dengan luas dengan luas kurang lebih 1.661,62 ha;
kawasan peruntukan perkebunan Jarak Pagar, terdapat di seluruh Kecamatan dengan luas kurang
lebih 5.859,89 ha;
kawasan peruntukan perkebunan Kakao terdapat di kecamatan Pekat dan Kempo dengan luas
kurang lebih 1.060,35 ha.
Kawasan peruntukan peternakan terdapat di kecamatan Pajo dengan luas kurang lebih 330 ha,
kecamatan Huu dengan luas kurang lebih 471 ha, Manggelewa dengan luas kurang lebih 750 ha,
Kempo dengan luas kurang lebih 1.000 ha, Kilo dengan luas kurang lebih 850 ha, dan pekat dengan
luas kurang lebih 4.995 ha.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdiri atas :
perikanan tangkap perairan umum, selanjutnya disebut perikanan perairan umum meliputi kawasan
perikanan tangkap di perairan danau, sungai dan waduk;
perikanan tangkap diperairan laut, selanjutnya perikanan laut meliputi jalur pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah penangkapan terdapat di kecamatan Kempo, Huu dan
Pajo;
sebaran pengembangan kegiatan perikanan tangkap diperairan laut meliputi :
pengembangan dan pemberdayaan perikanan laut skala kecil meliputi kawasan yang memiliki
kelompok nelayan terdapat di kecamatan kempo, Huu dan pajo;
pengembangan perikanan laut skala menengah meliputi kawasan pendaratan ikan (PPI)
/Tempat pelelangan ikan (TPI) di PPI Soro Kempo, PPI-PPP Soroadu dan PPI Kramat;
pemasangan rumpon perairan dangkal 37.240 ha dan rumpon lepas pantai 28.420 ha.
Pemantapan prasarana pendukung kegiatan perikanan tangkap di perairan laut meliputi :
pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Soro kempo, PPI-PPP Soriadu dan PPI Kramat (lokasi
rencana); dan
pangkalan Perahu/Jukung Nelayan tradisional tersebar di pantai-pantai desa nelayan.
Kawasan peruntukan budidaya perikanan meliputi :
kawasan pengembangan budidaya air tawar terdiri atas :
perikanan budidaya di bendungan Rababaka;
kawasan budidaya kolam;
kawasan budidaya ikan bersama tanaman padi sawah (minapadi);
kawasan budidaya saluran irigasi;
kawasan budidaya bidang pembenihan; dan
kawasan prasarana pendukung penyediaan benih kegiatan budidaya perikanan mencakup
Balai Benih Ikan (BBI) di kecamatan Huu.
kawasan pengembangan perikanan budidaya air payau (tambak) tersebar di kecamatan Dompu,
Kecamatan Woja dan kecamatan Poja;
kawasan bagi pengembangan perikanan budidaya laut terdiri atas :
potensi untuk tumbuh rumput laut seluas lebih kurang 1.298 ha tersebar di 6 (enam)
kecamatan yaitu kecamatan Woja, kecamatan Manggelewa, kecamatan Kempo, kecamatan
Pekat dan kecamatan Huu;
budidaya kelompok ikan seluas 387 ha, terdapat di kecamatan Kempo desa Soro dan Konte,
kecamatan Manggelewa desa Pulau Bajo;
kawasan potensi budidaya mutiara seluas 1.967 ha, terdapat di teluk Saleh, teluk Sanggar
bagian utara dan teluk Cempi.
Kawasan pengolahan hasil perikanan meliputi :
sentra-sentra industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang mengolah hasil perikanan terdapat
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

di Kecamatan Kempo dan kecamatan Pajo;


kawasan industri perikanan tersebar di kawasan pelabuhan Soroadu kecamatan Huu, pelabuhan
Soro kecamatan Kempo dan pelabuhan Kramat Kecamatan Kilo.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan potensi pertambangan mineral dan batubara meliputi :
potensi sirtu, pasir, batu dan tanah urug terdapat disemua kecamatan;
potensi emas, perak dan tembaga terdapat kecamatan Huu, Manggelewa dan Pajo;
potensi pasir besi terdapat di kecamatan Kempo dan Pekat;
potensi belerang terdapat di kecamatan Huu;
potensi mangan terdapat di kecamatan Pajo, Woja dan Huu;
potensi timah hitam terdapat di Kecamatan Pajo;
potensi marmer terdapat di kecamatan Dompu;
potensi andesit terdapat di kecamatan Manggelewa dan Huu;
potensi dasit terdapat di kecamatan Pajo;
potensi diorit terdapat di kecamatan Pajo, Manggelewa dan Dompu;
potensi lempung terdapat di kecamatan Kempo dan Dompu;
potensi batu gamping terdapat di kecamatan Dompu, Woja, Pajo dan Huu;
potensi kalsedon terdapat di kecamatan Pajo; dan
potensi oker terdapat di kecamatan Kempo;
Kawasan peruntukan potensi minyak dan gas bumi terdapat di kecamatan Huu, Kilo dan Pekat.
Kawasan peruntukan potensi panas bumi terdapat di kecamatan Huu.
Kawasan potensi air tanah meliputi Cekungan Air Tanah (CAT), Air Tanah Bebas, Air Tanah
Tertekan dan Semi Tertekan terdapat di seluruh wilayah kabupaten Dompu.
Kawasan Peruntukan Industri
Rencana kawasan peruntukan industri sedang dipusatkan Manggelewa.
Rencana kawasan peruntukan industri rumah tangga terdapat di kecamatan Dompu, Kempo, Huu,
Woja, Pajo, Pekat, dan Kilo.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi kawasan pantai Lakey, kawasan pulau Satonda,
kawasan gunung Tambora selatan, kawasan
pantai Ria, pantai Soro, pantai Lasi, Madaprama, pantai Nanga Tumpu dan pantai Nangadoro.
Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi konservasi Situs Nangasia di kecamatan Huu,
Situs Dorobata di Kecamatan Dompu, dan kawasan desa budaya di desa Ranggo Kecamatan Pajo.
Kawasan peruntukan pariwisata buatan yakni kawasan Lepadi sebagai kawasan Pacuan Kuda
Tradisional dan Kolam renang Madaprama.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman perkotaan terdapat di kecamatan Dompu, kecamatan Woja dan
seluruh ibu kota kecamatan.
Kawasan peruntukan permukiman adalah kawasan untuk permukiman yang pada lokasi sekitarnya
masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan dan perkebunan terdapat di kecamatan Huu,
kecamatan Pajo, kecamatan Manggelewa kecamatan Kempo, kecamatan Kilo dan Pekat.
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan perdagangan dan jasa terdapat di Kecamatan Dompu dan Kecamatan Woja.
Kawasan pusat pemerintahan terdapat di Kecamatan Dompu dan kecamatan Woja.
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi :
Pulau Balere, Bajo Lama, Bajo Baru, Nae, Kubur, Wadu, Kondo, Wadumposo, Torobero, Cangkir,
Sipenuh, Wadu Udu, Saroko, Santigi, Maja, Lara dan Sawo di Kecamatan Manggelewa;
Pulau Pudu Nae, Pudu Toi dan Rate di Kecamatan Kempo;
Pulau Wadurange di Kecamatan Woja; dan
Pulau Felo Janga di Kecamatan Pajo.
Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi :
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

5.
a.

b.

c.

6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.

Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 1614/Dompu di kecamatan Dompu;


Markas Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di tiap kecamatan;
kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan wilayah
darat, laut dan udara.
Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis nasional yang ada di Kabupaten Dompu terdiri atas :
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bima yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan ekonomi ;
Kawasan yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup meliputi :
suaka margasatwa Tambora Selatan;
cagar alam gunung Tambora Selatan;
taman wisata alam laut Pulau Satonda; dan
taman buru gunung Tambora Selatan.
Kawasan strategis provinsi yang ada di Kabupaten Dompu terdiri atas :
kawasan yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi :
kawasan Teluk Saleh dan Sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata, pertanian,
peternakan dan industri;
kawasan Agropolitan Manggelewa dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan dan industri di
kecamatan Manggelewa;
kawasan Huu dan sekitarnya dengan sektor unggulan pariwisata, industri, pertanian dan
perikanan.
Kawasan ekosistem gunung Tambora dan kawasan ekosistem hutan Parado yang merupakan kawasan
strategis dari sudut Kepentingan lingkungan hidup.
Kawasan strategis kabupaten terdiri atas :
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdiri atas :
Kawasan Kempo, Pekat, dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan dan pertambangan;
Kawasan teluk Cempi dan sekitarnya dengan sektor pariwisata, perikanan dan pertambangan
energi;
Kawasan industri terpadu Manggelewa dengan sektor unggulan industri pengolahan;
Kawasan Dompu Mandiri dan sekitarnya dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa serta
sebagai pusat pemerintahan.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi situs Nangasia, desa budaya Ranggo,
situs Dorobata dan arena pacuan kuda tradisional Lepadi.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup yaitu Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) Pulau Satonda.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terdapat di seluruh wilayah
kecamatan.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Dompu
Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang.
Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program
pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Program pemanfaatan ruang disusun berdasarkan indikasi program utama lima tahunan.
Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta dan kerja sama pendanaan.
Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas :


http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

a.
b.
c.
d.
8.
a.
b.

9.
a.

b.

c.

ketentuan umum peraturan zonasi;


ketentuan perizinan;
ketentuan insentif dan disinsentif; dan
arahan sanksi.
Arahan Sanksi
Arahan sanksi merupakan acuan bagi pemerintah daerah dalam pengenaan sanksi administratif kepada
pelanggar pemanfaatan ruang.
Pengenaan sanksi dilakukan terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang;
pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum;
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Hak, Kewajiban dan Peran Masyrakat Dalam Penataan Ruang
Dalam kegiatan mewujudkan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
mengetahui rencana tata ruang;
menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang di wilayahnya;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang kepada pejabat berwenang;
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib :
menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang;
memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai milik umum.
Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain melalui :
partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

PROFIL PENATAAN RUANG KABUPATEN BIMA

1. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bima adalah untuk mewujudkan Kabupaten Bima sebagai
kawasan pengembangan agrobisnis berbasis pertanian, peternakan, agroindustri berbasis perikanan, dan
wisata bahari.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
a.

Kebijakan Penataan Ruang


pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian, perikanan, dan wisata bahari;
peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agrobisnis dan agroindustri;
pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya;
pengendalian pemanfaatan lahan pertanian;
penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan dan menunjang sistem pemasaran
produksi pertanian, perikanan dan pariwisata;
pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, perikanan dan
pariwisata;
pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek
konservasi;
pengembangan kawasan budidaya dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan lingkungan hidup
yang didahului dengan kajian lingkungan hidup strategis; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan kemanan.
Rencana Struktur Ruang
Pusat Pusat Kegiatan
Pusat
No Pusat
Kegiatan

Pusat
Kegiatan
Wilayah

Lokasi

Perkotaan Woha

Fungsi
simpul transportasi
skala wilayah;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala regional
dan atau nasional;
pusat pelayanan
pemerintahan skala

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Promosi
(PKWp)

kabupaten;
pusat pelayanan
pendidikan dan
kesehatan;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala regional.

Pusat
Kore (Sanggar), Oo (Donggo), Naru (Sape), Sila (Bolo), Tangga
Kegiatan
(Monta), Maria (Wawo), dan Tawali (Wera)
Lokal (PKL)

simpul transportasi
skala lokal;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala lokal
dan/atau regional;
pusat pelayanan
pendidikan dan
kesehatan skala lokal
dan/atau regional.

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)

simpul transportasi
skala kawasan;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala kawasan
dan atau lokal;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala kawasan.

Karumbu (Langgudu), Cenggu (Belo), Kananta (Soromandi),


Labuan Kananga (Tambora), Sumi (Lambu), Nipa (Amblawi),
Kuta (Lambitu), Teke (Palibelo) , Parado Rato (Parado) dan Dena
(Madapangga)

Pusat
Pelayanan
Ntonggu Baru, Karampi, Wila Maci, Wadu Kopa, Oi Bura,
Lingkungan Nggelu, Lere, Campa
(PPL)

simpul transportasi
skala lingkungan;
pusat perdagangan,
bisnis, keuangan, dan
jasa skala lingkungan
dan atau kawasan;
pusat pelayanan
umum dan sosial
skala lingkungan.

b. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Pengembangan jaringan jalan arteri primer
Pengembangan jaringan jalan kolektor primer
Pengembangan jaringan jalan lokal primer
Pengembangan jaringan jalan arteri sekunder
Pengembangan jaringan jalan kolektor sekunder
Terminal penumpang Kelas B berada di Kecamatan Woha
Pembangunan terminal tipe C tersebar di kecamatan Belo, Bolo, Lambu, Wawo, Ambalawi, Monta,
Langgudu, Donggo, Tambora, Lambitu, Soromandi
jaringan trayek antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi Woha-Bima, Woha-Dompu, WohaSumbawa, Woha Mataram
Jaringan trayek angkutan perdesaan meliputi Woha-Belo, Woha-Bolo, Woha-Sape, Bolo-Kananta, BoloOo, Kore-Labuan Kananga, Naru-Wora, Naru Waworada, Woha-Waworada
Pelabuhan penyeberangan lintas provinsi yaitu Pelabuhan Sape di Kecamatan Sape, penyebrangan terdiri
atas Sape Labuan Bajo, Sape-Waikelo
Pelabuhan pengumpan lintas provinsi berada di Sape dengan alur pelayaran meliputi Sape-Labuan Bajo,
Sape-Waikelo
Pelabuhan pengumpan berada di Waworada dengan alur pelayaran meliputi Waworada-Cempi,
Waworada-Sape

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Pelabuhan pengumpan berada di Labuan Kananga Kecamatan Tambora dengan alur pelayaran meliputi
Lb. Kananga Bima (Kota Bima).
Bandar udara pusat pengumpul skala tersier berada di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin
Bima
c. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

Sistem Jaringan Energi


gardu induk di Raba Kota Bima;
gardu pembagi di Woha dan Bolo;
jaringan transmisi tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bima;
pengembangan Listrik Tenaga Diesel di Bajo Pulau Kecamatan Sape, Nggelu, Pai, Sai, Sampungu,
Sape, Monta dan Kore;
pengembangan Listrik Tenaga Surya di Kecamatan Langgudu, Tambora, Sanggar dan Wera;
pengembangan Listrik Tenaga Mikrohidro di Kecamatan Tambora;
pengembangan Listrik Tenaga Bayu/Angin di Kecamatan Langgudu, dan Wera;
pembangkit Listrik Tenaga Arus Bawah Laut di Kecamatan Soromandi.
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Stasiun Telepon Otomat (STO) tersebar di Kecamatan Woha, Bolo dan Sape;
Rumah Kabel dan kotak pembagi tersebar di Kecamatan Woha, Bolo dan Sape;
jaringan kabel sekunder tersebar di Kecamatan Woha, Bolo dan Sape;
Satuan Sambungan Telepon (SST) tersebar di Kecamatan Woha, Bolo dan Sape;
Tower Telekomunikasi Seluler tersebar di seluruh kecamatan Kabupaten Bima.
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan Wilayah Sungai (WS) meliputi :
Wilayah Sungai Strategis Nasional yaitu wilayah sungai Sumbawa dan wilayah sungai Bima
Dompu yang meliputi wilayah sungai lintas kabupaten dan/atau kota terdiri atas sungai lampe
meliputi Sungai Wawo-Sungai Lampe-Sungai Rontu dan Sungai Padolo; dan
Wilayah Sungai utuh kabupaten terdiri atas ; sungai Sori Campa, Sori Kampasi, Sori Kawuwu
Ncera, Sori Sumi, Sori Na,e Sape, Sori Karenggo, Sori Padende, Sori Monca Oo, Sori Raba Ncanga
Mbawa, Sori Kala, Sori Na,e Sampungu, Sori Na,e, Sori Sai, Sori Manggi, Sori Boroloka, Sori Roka,
Sori Kuta, Sori Ntonggu, Sori Kaleli, Sori Nunggi, Sori Karumbu, Sori Sambu, Sori Diwumoro, Sori
Sari, Sori Oi Marai, dan Sori Lere.
Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :
pembangunan bendungan/bendung/embung dan sistem jaringan irigasi yang merupakan
kewenangan pemerintah sebanyak 5 unit/buah yang tersebar di Kecamatan Parado, Sape,
Tambora, Wawo, dan Wera;
operasi dan pemeliharaan bendungan/bendung/embung dan sistem jaringan irigasi yang
merupakan kewenangan pemerintah sebanyak 6 unit/buah yang tersebar di Kecamatan Monta,
Parado, Sape, Tambora, Wawo, dan Wera;
operasi dan pemeliharaan bendungan/ bendung/ embung dan sistem jaringan irigasi yang
merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi sebanyak 4 unit/buah yang tersebar di Kecamatan
Bolo, Lambu, Madapangga, Parado;
operasi dan pemeliharaan bendungan/ bendung/ embung dan sistem jaringan irigasi yang
merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bima sebanyak 45 unit/buah tersebar di seluruh
kecamatan Kabupaten Bima.
Sistem Jaringan Prasrana Air Bersih
pengembangan jaringan perpipaan air baku dan air bersih terdapat di beberapa Kecamatan antara
lain Kecamatan Monta, Woha, dan Palibelo;
saluran perpipaan air baku terdapat di lokasi, antara lain Kecamatan Monta;
instalasi air bersih terdapat di lokasi, antara lain di Kecamatan Monta;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

sumber air baku terdapat dilokasi, antara lain dari Sungai Parado Kanca;
reservoir sebanyak 1 unit terdapat dilokasi, antara lain Kecamatan Palibelo.
Sistem Jaringan Drainase
normalisasi dan perkuatan tebing: Sungai Ambalawi, Sungai Bontokape, Sungai Palibelo, Sungai
Parado, dan Sungai Sumi;
drainase primer adalah saluran pengumpul dari drainase sekunder dan dapat dialirkan ke sungai;
drainase sekunder dilakukan pembangunan sistem drainase pada daerah permukiman perkotaan
dan perdesaan yang rawan bencana banjir dan genangan air limbah menuju drainase primer;
drainase tersier dilakukan pembangunan sistem drainase pada lingkungan permukiman perkotaan
dan perdesaan menuju drainase sekunder.
Sistem Jaringan Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan
pembuangan air limbah setempat pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat di
Kabupaten Bima.
Sistem pengelolaan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan
diolah serta dibuang secara terpusat pada kawasan bandara, kawasan pusat pemerintahan, kawasan
pariwisata, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perumahan dan kawasan
permukiman padat di Kabupaten Bima.
Lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial
budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga, berlokasi di Kecamatan
Woha.
Sistem Jaringan Prasarana Persampahan
Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebanyak kurang lebih 400 unit tersebar di setiap desa;
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sebanyak 5 unit tersebar pada setiap kecamatan yaitu Kecamatan
Sape, Kecamatan Woha, Kecamatan Bolo, Kecamatan Sanggar, dan Kecamatan Wera.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
a. Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah seluas kurang lebih 83.190 Ha meliputi Kawasan hutan lindung
persebarannya terletak pada kelompok hutan Maria (RTK 25) , Pamali (RTK 52), Tambora (RTK 53),
Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67).
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya berupa Kawasan resapan air
meliputi Kawasan Gunung Tambora dan Kawasan Doro Daria, Kawasan Doro Sando, Kawasan Doro
Donggo
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan sempadan sungai dilakukan pengelolaan sungai yaitu :
kegiatan pinggir sungai mampu melindungi dan memperkuat serta pengaturan aliran air, dengan
tanaman keras dan rib pengendali saluran air;
daerah sempadan untuk sungai kecil masing-masing selebar 50 meter dijadikan kawasan lindung
pada kawasan non pemukiman dan selebar 10 meter untuk sungai yang melewati pemukiman;
sungai yang terdapat di tengah pemukiman dapat dilakukan dengan membuat jalan inspeksi
dengan lebar jalan 10 meter.
kawasan sekitar danau atau waduk diarahkan ke seluruh kawasan sekitar danau dan waduk yang
tersebar di Kabupaten Bima : Pela Parado, Campa, Rababaka, Sumi, lebarnya berimbang dengan
bentuk kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;
Rencana kawasan sekitar danau/waduk di Kabupaten Bima yaitu sekitar Danau Vulkanik Gunung

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Tambora, kawasan Waduk Sumi di Kecamatan Lambu, Bendungan Pela Parado di Kecamatan
Parado, Waduk Roka, Waduk Ncera di Kecamatan Belo;
kawasan mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 m disekitar mata air dan
tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu di Kecamatan Tambora 3 titik,
Kecamatan Sanggar 2 titik, Kecamatan Donggo 2 titik, Kecamatan Bolo 4 titik, Kecamatan
Madapangga 1 titik, Kecamatan Woha 2 titik, Kecamatan Monta 4 titik, Kecamatan Parado 2 titik,
Kecamatan Belo 1 titik, Kecamatan Wawo 1 titik, Kecamatan Lambitu 1 titik, Kecamatan Sape 3
titik, dan Kecamatan Wera 2 titik;
sempadan pantai, Kawasan sempadan pantai ditetapkan pada kawasan sepanjang tepian pantai
sejauh 100 meter dari pasang tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak dan kondisi
fisik pantai;
ruang terbuka hijau kota. Kawasan Hutan Kota yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dikembangkan pada Ibukota Kabupaten dan Kota Kecamatan.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
kawasan Cagar Alam (CA) di Kabupaten Bima meliputi CA Gunung Tambora Selatan, CA Pulau
Sangiang, dan CA Toffo Kota Lambu dengan luas kurang lebih 21.095 Ha;
kawasan pantai berhutan bakau meliputi kawasan pantai di sekitar pantai Kecamatan Ambalawi,
Bolo, Lambu, Monta, Palibelo, Sape, Wera, dan Woha dengan luas kurang lebih 621 Ha;
kawasan suaka alam laut dan perairan meliputi Karampi Kecamatan Langgudu, Pulau Gilibanta
Kecamatan Sape dan Tanjung Mas di Kecamatan Monta;
kawasan suaka margasatwa di Tambora (RTK 53) dengan luas kurang lebih 17.686 Ha;
kawasan wisata alam Madapangga di Toffo Rompu (RTK 65) dengan luas kurang lebih 232 Ha;
kawasan taman buru Tambora (RTK 53) dengan luas kurang lebih 16.586 Ha;
kawasan cagar budaya meliputi :
megalitik Lesung Batu, Wadu Sigi, Kompleks rumah adat, Pesanggarahan Oi Wobo di Kecamatan
Wawo;
perkampungan Tradisional Sambori di Kecamatan Lambitu, Bekas tapak kaki di Kecamatan
Langgudu;
sumur tembaga di Kecamatan Lambu, Nakara Perunggu , Makam Rato Wara Bewi, Wadu Nocu,
dan Gua Sangiang di Kecamatan Wera;
perkampungan tradisional Mbawa, Makam kuno, Wadu Tunti, Uma Leme, Makam La Ncahu,
Makam La Hila, Kompleks Dana Mbojo, Wadu Ntori, Pesanggrahan, situs Wadu Kopa, Kecamatan
Donggo,
kompleks Wadu Paa di Kecamatan Soromandi;
Wadu Tunti, Temba Romba, bekas tapak kaki, Wadu Sura, Makam kuno di Kecamatan Sape;
situs Bukit Kaniki, Situs Bukit Henca, Makam Kuno, Situs Lawangkuning, bekas tapak kaki, Situs
Gua La Hami, Rasa Mantoi, Wadu Nocu, Makam Raja Sanggar, Gua Abarahi, Sarkopagus di
Kecamatan Sanggar;
bekas candi di Kecamatan Madapangga;
wadu Genda di Kecamatan Bolo;
gua Doro Parewa, Makam Kuno di Kecamatan Monta;
arca Gajah di Kecamatan Parado;
nekara Batu, Sarkofagus, Tapak Kaki di Kecamatan Belo;
wadu Bara Sila, Temba Ndori di Kecamatan Woha.
Kawasan Rawan Bencana Alam
kawasan rawan bencana angin topan meliputi Kecamatan Woha dsk, Monta dsk, Poja dsk, Wera
dsk;
kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi kecamatan Kawasan sekitar Tambora bagian
timur, Karumbu, dan Gunung kuta;
kawasan rawan bencana kekeringan meliputi kecamatan Bolo; Paradowane, Paradorato, Tawali,
Sape, dan P. Sangiang;
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

kawasan rawan bencana banjir meliputi Daerah di sepanjang aliran sungai di Sori Wawo Maria,
daerah Sape dan sekitarnya, Karumbu, Lambu, Ntoke-Tawali, Wera, Ambalawi, Palibelo, Parado,
Campa dan Sori Lante-Bolo, Sori Nae Sampungu-Soromandi dan daerah sekitar aliran sungai
lainnya di wilayah Kabupaten Bima;
kawasan rawan bencana gelombang pasang meliputi Pantai bagian utara dan timur Kabupaten
Bima, yakni Soromandi dsk, Sape dan Lambu, Wera, Karumbu, Woha, Bolo, Palibelo dan Parado;
kawasan rawan tsunami meliputi Kawasan pesisir bagian timur dan selatan Kabupaten Bima, yakni
Sape dan Lambu, Karumbu dan daerah sekitarnya;
kawasan rawan gempa bumi meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bima, zonasi kegempaan
Kabupaten Bima termasuk gempa sedang dan rendah yakni Kecamatan Tambora, Kecamatan
Sanggar, Kecamatan Wera; Kecamatan Langgudu, dan Kecamatan Soromandi;
Kawasan Lindung Geologi
kawasan cagar alam geologi, berupa kawasan keunikan bentang alam yaitu kawasan Gunung
Tambora;
kawasan rawan bencana alam letusan gunung berapi meliputi wilayah Tambora, Sanggar dan Wera
(Gunung Sangiang).
b. Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas meliputi kawasan Tolowata (RTK 23), Tololai (RTK
24), Maria (RTK 25), Tambora (RTK 53), Soromandi (RTK 55), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa
Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), Nanganae Kapenta (RTK 68), Pulau Sangiang
(RTK 86), dan Pulau Gilibanta (RTK 87) dengan luasan kurang lebih 66.867 Ha.
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap meliputi Tololai (RTK 24), Maria (RTK 25), Tambora
(RTK 53), Toffo Rompu (RTK 65), Nipa Pusu (RTK 66), Kota Donggomasa (RTK 67), dan
Nanganae Kapenta (RTK 68) dengan luasan kurang lebih 44.740 Ha.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas 43.088 Ha, tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Bima.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh Kabupaten Bima dengan luas kurang lebih
23.336 Ha.
Kawasan pertanian tersebar diseluruh Kabupaten Bima dengan luas kurang lebih 111.268 Ha.
Kawasan perkebunan diprioritaskan dikembangkan di daerah, Soromandi dan Tambora dengan
komoditi Jambu Mete; Parado, dan Tambora dengan komoditi Kopi; Wawo, dan Parado dengan
komoditi Kakao; Parado, Wawo, Langgudu, dan Lambitu dengan komoditi Kemiri; Lambu, Wera,
dan Sanggar dengan komoditi asam dengan luas kurang lebih 15.796 Ha.
Kawasan peternakan meliputi :
sebaran kawasan peruntukan peternakan di Kabupaten Bima antara lain Ambalawi (kurang lebih
373 Ha), Belo (kurang lebih 352 Ha), Donggo (kurang lebih 620 Ha), Langgudu (kurang lebih 648
Ha), Sanggar (kurang lebih 2.214 Ha), Tambora (kurang lebih 1.100 Ha), Wawo (kurang lebih 250
Ha), Wera (kurang lebih 9.997 Ha), Woha (kurang lebih 35 Ha);
kawasan peruntukan peternakan diprioritaskan dikembangkan di kecamatan Sanggar, Tambora,
dan Wera. dalam rangka mendukung program Bumi Sejuta Sapi (BSS);
pengembangan dan pengelolaan peternakan dilakukan dengan cara peningkatan jumlah ternak,
penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan pakan ternak, dan pengembangan industri
pengolahan hasil ternak;
pengembangan kawasan agrobisnis dan agroindustri yang berbasis perikanan tersebar dibeberapa
Kecamatan yaitu kecamatan Woha, Bolo, Palibelo, Langgudu, dan Sape.
Kawasan Peruntukan Perikanan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kawasan peruntukan perikanan berupa Kawasan budidaya perikanan diprioritaskan dikembangkan di


daerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan ke Kecamatan Bolo, Lambu,
Palibelo,Langgudu, Sape, Woha, Monta, dan Soromandi dengan luas kurang lebih 5.169 Ha.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pertambangan mineral logam eksisting emas tersebar di Kecamatan Donggo, Soromandi, Wawo,
Lambitu, Sape, Lambu;Tembaga tersebar di Kecamatan Madapangga, Bolo, Parado, Woha, Monta,
Sape, Lambu, Langgudu;mangan tersebar di Kecamatan Belo, Bolo, Lambitu, Langgudu, Monta,
Palibelo, Parado;
Pertambangan mineral bukan logam dan batuan existing pasir besi tersebar di Kecamatan
Amabalawi, Sanggar, Soromandi, Tambora, Wera dan Donggo.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman dikembangkan di daerah yang datar sampai bergelombang dengan
kelerengan lahan 0%-25%, bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, bukan kawasan rawan
bencana, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih yang cukup.
Kawasan Peruntukan Industri
sentra industri pengolahan hasil perikanan di Woha;
sentra industri pengolahan kulit dan tulang sapi di Tambora;
sentra industri maritim di Langgudu dan Sape.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
kawasan wisata alam direncanakan di Pantai Toro Wamba, Pantai Mata Mboko, dan kawasan
budidaya Sarang Burung Walet Bajo Pulau (Kecamatan Sape), Pantai Papa dan Budidaya Mutiara
(Kecamatan Lambu), Pulau Ular dan Karombo Wera (Kecamatan Wera), Oi Wobo (Kecamatan
Wawo), Kawasan Wisata Alam Gunung Tambora(Kecamatan Tambora) dan Pantai Kalaki
(Kecamatan Palibelo);
kawasan wisata budaya direncanakan pada Taji Tuta, Uma Lengge (Kecamatan Wawo),
Pesangrahan Donggo, Rumah Ncuhi, Uma Leme (Kecamatan Donggo), Masjid Pertama di Desa
Kalodu (Kecamatan Langgudu), dan Pacuan Kuda (Kecamatan Palibelo).
Kawasan Peruntukan Lain
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa termasuk distribusi migas dikembangkan di kecamatan
Woha, Bolo, Sape, Wera, Langgudu dan Sanggar dengan luas kurang lebih 257 Ha;
Kawasan peruntukan pusat pemerintahan erletak pada Desa Dadibou Kecamatan Woha dengan
luas kurang lebih 129 Ha.
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi :
kawasan Teluk Sanggar dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Sanggar (Mbuju, Keramat, Malaju,
Lasi, Qiwu, Oi Saro, Piong, Boro, dan Kore);
kawasan Teluk Bima dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Bolo (Sanolo, Sondosia, Bontokape,
Nggembe), Kecamatan Soromandi (Bajo, Punti, Kananta, Sai, Sampungu), Kecamatan Woha
(Pandai, Donggobolo, Dadibou, Talabiu), Kecamatan Palibelo (Belo, Panda);
kawasan Sape dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Sape (Bajopulo, Bugis, Kowo, Buncu, Poja,
Lamere, Pulau Gilibanta), Kecamatan Lambu (Mangge, Nggelu, Lambu, Soro, Sumi, Rato, Pulau
Burung), Kecamatan Wera (Wora, Tawali, Bala, Hidirasa, Sangiang, Oi Tui, Pai, Pulau Ular),
Kecamatan Ambalawi (Nipa, Mawu);
kawasan Teluk Waworada dan sekitarnya, meliputi Kecamatan Langgudu (Laju, UPT Laju, Doro
Oo, UPT Doro Oo, Waworada, UPT Waworada, Karumbu, Rupe, Kangga, Karampi), Kecamatan
Parado (Kuta, Paradorato, Paradowane), Kecamatan Monta (Tolotangga, Sondo);
kawasan Pantai Utara Tambora, meliputi Labuan Kananga, Kawinda Nae, Kawinda Toi
(Kecamatan Tambora).
5. Penetapan Kawasan Strategis

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

a. Kawasan strategis nasional yang berada di wilayah Kabupaten Bima adalah Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Bima.
b. Kawasan strategis provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Bima antara lain :
kawasan Teluk Bima dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pariwisata dan fungsi
transportasi;
kawasan Waworada-Sape dan sekitarnya yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan sebagian
Kabupaten Bima (Kecamatan Sape, Lambu, Wawo dan Langgudu) dengan sektor unggulan industri,
pertanian, dan perikanan;
kawasan Ekosistem Gunung Tambora;
kawasan Ekosistem Pulau Sangiang.
c. Kawasan strategis kabupaten seb terdiri atas :
kawasan strategis dengan sudut kepentingan ekonomi :
Kawasan Strategis Lewamori meliputi Woha sebagai Ibukota Kabupaten Bima dengan fungsi
utama sebagai pusat pemerintahan serta perdagangan dan jasa, Kawasan Minapolitan yang
berpusat di Penapali Kecamatan Woha dan kawasan pariwisata di Pantai Kalaki;
Kawasan Strategis Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tambora dengan sektor unggulan pertanian,
peternakan, dan perkebunan;
Kawasan Strategis Wera yang meliputi Pai dan Oi Tui dengan sektor unggulan peternakan (sapi),
perikanan (rumput laut) dan pariwisata;
Kawasan Strategis Monta yang meliputi Wilamaci, Laju, Doro Oo Waworada, Tolo Uwi, dsk
dengan sektor unggulan perikanan (rumput laut), perikanan tangkap dan pariwisata (pantai Wane,
Pantai Rontu);
Kawasan Strategis Lambu yang meliputi Sumi dan Nggelu dengan sektor unggulan peternakan
(sapi), pertanian (jagung) dan perikanan tangkap.
kawasan strategis dengan sudut kepentingan lingkungan hidup adalah Kawasan Konservasi Laut Daerah
(KKLD) Gilibanta;
kawasan strategis dengan sudut kepentingan sosial budaya adalah kawasan Strategis Cagar Budaya yang
meliputi :
Kompleks rumah adat-Wawo;
Perkampungan tradisional Sambori;
Perkampungan tradisional Mbawa-Donggo;
Kompleks Dana Mbojo-Donggo; dan
Situs Wadu Paa-Soromandi.
Kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertahanan dan keamanan yang meliputi :
kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional;
kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah uji coba sistem persenjataan dan/atau kawasan
industri sistem persenjataan;
pembatasan dan penataan antara lahan terbangun disekitar pertahanan dan keamanan;
penetapan jarak bebas aman kawasan pertahanan dan keamanan.
6. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah
a. Arahan pemanfaatan ruang meliputi indikasi program utama, indikasi lokasi, indikasi sumber pendanaan,
indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
b. Indikasi program utama pemanfaatan ruang meliputi :
indikasi program utama perwujudan struktur ruang; dan
indikasi program utama perwujudan pola ruang.
c. Indikasi sumber pendanaan terdiri dari dana Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten;
d. Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
BUMN, swasta, dan masyarakat.
e. Indikasi waktu pelaksanaan terdiri dari 4 (empat) tahapan jangka lima tahunan, yaitu:
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

f.
7.
a.
b.

8.

tahap pertama, lima tahun pertama (2011 2016) yang terbagi atas program tahunan;
tahap kedua, lima tahun kedua (2017 2021);
tahap ketiga, lima tahun ketiga (2022 2026); dan
tahap keempat, lima tahun keempat (2027 2031).
Indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu pelaksanaan
yang lebih rinci diwujudkan dalam Tabel Indikasi Program Utama Tahunan dan Lima Tahunan Periode
Tahun 2011 2031.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bima menjadi acuan pelaksanaan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bima.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dengan cara :
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan umum perizinan;
ketentuan umum insentif, disinsentif; dan
ketentuan sanksi.
Arahan Sanksi

Ketentuan sanksi merupakan acuan dalam penegenaan sanksi terhadap :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
9.
a.
b.
c.
d.
e.

f.

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah Kabupaten;
pelanggaran ketentuan arahan peraturan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
kabupaten;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kabupaten;
pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Kelembagaan dan Peran Masyarakat
Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara terpadu dan komprehensif melalui suatu
koordinasi dan kerjasama anatara Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dan/atau Kabupaten/Kota
dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pemanfaatan ruang, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar
daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Pembinaan terhadap penataan ruang dilakukan melalui koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;
Pembinaan dilaksanakan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :
berperan serta dalam proses perencanaan dan penyusunan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang;
mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang;
memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana
Tata Ruang.
Setiap orang berkewajiban :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pemanfaatan ruang; dan
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

sebagai milik umum.

PROFIL PENATAAN RUANG KOTA BIMA

1. Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang wilayah kota adalah untuk mewujudkan ruang wilayah kota yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan dalam rangka mendorong perkembangan wilayah kota sebagai kawasan
perdagangan dan jasa, serta pendidikan.
2. Kebijakan Penataan Ruang
a. Penetapan dan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota secara merata sesuai dengan hirarki
pelayanannya;
b. Pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur lintas wilayah dalam sistem perkotaan wilayah kota,
wilayah provinsi, dan nasional;
c. Peningkatan kualitas pelayanan sistem jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah
serta fungsi dan keterkaitan antar pusat pelayanan secara optimal;
d. Pengembangan kualitas dan jangkuan pelayanan sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem prasarana penyediaan air minum kota, sistem
pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem drainase kota, penyediaan prasarana dan
sarana jaringan pejalan kaki, dan jalur evakuasi bencana;
e. Pelestarian fungsi lingkungan hidup secara berkesinambungan dan mendukung perkembangan wilayah
kota;
f. Pencegahan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup akibat dari
pemanfaatan ruang;
g. Penetapan kawasan ruang terbuka hijau minimal 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota;
h. Perlindungan kawasan cagar budaya dan aktivitas yang memiliki nilai histroris dan spiritual;
i. Pengembangan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana;
j. pengembangan kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan
industri, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka non hijau, kawasan ruang dan jalur evakuasi
bencana, kawasan sektor informal, kawasan pendidikan, kawasan kesehatan, kawasan peribadatan,
kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan pertanian, kawasan perikanan, dan kawasan pertambangan;
k. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan; dan
l. Pengembangan keterpaduan pengelolaan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi di
wilayah kota.
3. Rencana Struktur Ruang

a. Pusat Pusat Pelayanan Wilayah Kota


Pusat Pusat
No Pelayanan
Lokasi dan fungsi
Wilayah Kota
1

Pusat
Pelayanan
Kota (PPK)

pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Barat, sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian
Kecamatan Mpunda yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional serta pariwisata
skala regional

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Sub Pusat
Pelayanan
Kota (SPPK)

Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Mpunda yang meliputi Kelurahan Penatoi, Kelurahan
Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan,
administrasi umum, dan pendidikan skala regional;
Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu Utara,
Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi sebagai pusat
kegiatan industri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan skala regional;
Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo'o dan Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur
yang berfungsi sebagai pusat peruntukan industri.

Pusat
Lingkungan
(PL)

Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat
pelayanan kesehatan skala lokal;
Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa skala
regional;
Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal serta
sebagai pusat pelayanan umum;
Kelurahan Santi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal;
Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, pusat pelayanan
kesehatan skala lokal, dan simpul transportasi skala lokal;
Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari, pusat perdagangan dan jasa
skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal.

b. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota


Sistem Jaringan Transportasi
Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer
Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor primer
Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder
Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor tersier
Pengembangan sistem jaringan jalan lokal primer
Pengembangan sistem jaringan jalan lingkungan dikembangkan pada tiap-tiap lingkungan
Pembangunan jalan lingkar luar selatan (outer ring road) yang menghubungkan Lingkungan Oi Niu
Kelurahan Dara Kelurahan Nitu Kelurahan Kumbe
Pembangunan jalan lingkar luar utara yang menghubungkan Pelabuhan Laut Bima di Kelurahan
Tanjung Kedo Kelurahan Melayu Tolotongga Kelurahan Melayu Kelurahan Jatiwangi
Kelurahan Santi
Pelebaran jalan di Sultan M. Salahuddin menjadi 2 (dua) jalur mulai dari Perbatasan Kota
Kabupaten Bima sampai dengan Pelabuhan Laut Bima
Pembangunan jalan baru dari Lingkungan Oi Niu Kelurahan Dara - Kelurahan Nitu Kelurahan
Rontu
Pembangunan jalan di sepanjang pesisir pantai (coastal road) mulai dari Lingkungan Amahami
Bina Baru Selatan Bina Baru Utara Pelabuhan Laut
Pembangunan jalan tembus dari belakang Markas Brimob (area perumnas) sampai ke pertigaan
sampang (Sambinae Panggi) menyusuri kaki bukit sebelah selatan
Pembangunan jalan tembus Sambinae Sadia
Pembangunan jalan tembus Panggi Mande Lewirato
Pembangunan jalan tembus mulai dari Jalan Gatot Subroto Kelurahan Santi ke timur sampai di
belakang SMAN 4 Kelurahan Penatoi
Pembangunan jalan baru di Kecamatan Raba
Peningkatan fungsi jaringan jalan
Pembangunan jembatan Padolo III di Sungai Padolo yang menghubungkan Amahami Bina Baru
Pelabuhan Laut
Pembangunan jembatan pada jalan-jalan baru yang akan dibangun yang memotong sungai
Merelokasi terminal Dara dengan membangun terminal Type A di area reklamasi pantai di
lingkungan Oi Niu Kelurahan Dara

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Revitalisasi dan pengembangan Terminal Jatibaru untuk mendukung pengembangan wilayah kota
bagian Utara
Merelokasi terminal tipe C Kumbe ke Kelurahan Lampe untuk mendukung pengembangan wilayah
kota bagian Timur
Mengembangkan terminal bongkar muat barang
Mempertahankan trayek angkutan dalam kota yang sudah ada sekarang dan dengan menambah
trayek angkutan dalam kota yang baru sesuai dengan perubahan hierarki jalan dan pemindahan
lokasi terminal
Mengembangkan trayek angkutan yang keluar kota
Pelabuhan pengumpan, pengumpul, pelabuhan bongkar muat, dan pelabuhan rakyat
Perluasan dan pengembangan pelabuhan bongkar muat barang, dan pelabuhan rakyat di Kelurahan
Tanjung
Peningkatan kelengkapan prasarana dan sarana pelabuhan laut, seperti pembangunan dan
perluasan dermaga sandar, revitalisasi fasilitas bongkar muat barang dan pergudangan, serta
sarana prasarana penunjang lainnya
Rencana Sistem Jaringan Energi Dan Kelistrikan
Rencana pembangkit tenaga terdiri dari:
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Oi Niu di Kelurahan Dara;
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raba di Kelurahan Monggonao;
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bonto di Kelurahan Kolo;
Pengembangan bio-energi dengan memanfaatkan hasil olahan sampah dan potensi tanaman jarak;
dan
mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL), pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Jaringan tenaga listrik mencakup :
pengembangan jaringan transmisi tegangan tinggi (SUTT) mulai dari Bonto Kelurahan Kolo
Kelurahan Jatiwangi Kelurahan Matakando Kelurahan Rabadompu Barat - Kelurahan
Rabadompu Timur - Kelurahan Kodo - Kelurahan Oi Foo sampai ke wilayah Kabupaten Bima;
pengembangan jaringan distribusi meliputi jaringan tegangan menengah (JTM) di sepanjang jalan
arteri dan jalan kolektor dalam wilayah kota, serta jaringan tegangan rendah di seluruh ruas jalan
yang ada dalam wilayah kota;
pengembangan jaringan tegangan rendah (JTR) di sepanjang jalan dalam wilayah kota;
pengembangan Gardu Induk di wilayah Kelurahan Rabadompu Barat;
Distribusi bahan bakar minyak dan gas dilakukan melalui:
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan bahan bakar minyak dan gas;
memelihara depo bahan bakar minyak dan gas di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat; dan
mempertahankan lokasi SPBU Amahami di Kelurahan Dara, SPBU Taman Ria di Kelurahan
Manggemaci,dan SPBU Penatoi di Kelurahan Penatoi, serta mengembangkan SPBU minyak dan
gas yang baru di wilayah kota.
Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Peningkatan jaringan telepon kabel diatas mencakup :
peningkatan kapasitas terpasang dan distribusi Sentral Telepon Otomat (STO);
pengembangan telepon rumah dan telepon umum;
pengembangan distribusi jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan;
pengembangan jaringan baru di seluruh wilayah Kota; dan
pemasangan jaringan kabel telepon di bawah tanah yang terintegrasi dan terpadu dengan jaringan
infrastruktur lainnya dalam kawasan perkotaan.
Peningkatan jaringan telepon nirkabel diatas mencakup :
menata menara telekomunikasi dan BTS (Base Transceiver Station) terpadu secara kolektif antar
operator di seluruh kecamatan yang lokasinya ditetapkan dengan Peraturan Walikota;
mengembangkan teknologi telematika berbasis teknologi modern pada wilayah-wilayah pusat
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

pertumbuhan; dan
peningkatan sistem informasi telekomunikasi pembangunan yang berbasis teknologi internet.
Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Konservasi sumberdaya air
Pendayagunaan sumber daya air
Pengembangan sistem jaringan irigasi
Pengendalian daya rusak air
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Air Minum
Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum
Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan
Rencana Sistem Jaringan Persampahan
mewujudkan hirarki proses/prasarana pengelolaan sampah dari rumah tangga kolektif kawasan
terpusat;
penerapan teknologi/sistem pemilahan sampah dengan cara :
pengembangan dan pengelolaan TPA So Mango Kodo, Kelurahan Kodo Kecamatan Rasanae
Timur seluas 8 Ha sampai dengan beroperasinya TPA Regional di Kecamatan Woha Kabupaten
Bima;
penyusunan aturan-aturan yang tegas mengenai pembuangan sampah.
Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah
Rencana sistem pengelolaan air limbah terdiri dari :
sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah
serta dibuang secara terpusat;
sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil;
penanganan air limbah secara ketat pada lingkup kawasan peruntukan industri, perdagangan dan
jasa, pelabuhan laut,
terminal, Pembangkit Listrik, Depo minyak dan gas, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) pada masing-masing kawasan;
penanganan limbah pada rumah sakit dengan menyediakan insenerator di Rumah Sakit Umum
Daerah Bima; dan
Penanganan air limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori Limbah B3 maka penanganan air
limbah akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Rencana sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul
dan diolah serta dibuang secara terpusat dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan air
limbah secara komunal di pusat-pusat pelayanan lingkungan.
Rencana sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala
kecil dilakukan melalui :
mengembangkan jaringan air limbah komunal setempat yang dikelola oleh masyarakat dan/atau
kerjasama dengan pihak lain;
mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan permukiman tipe kecil serta tangki
septik secara individu pada kawasan permukiman tipe sedang dan tipe besar.
Rencana Penyediaan Dan Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki
Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki dilakukan
melalui :
menata jalur pejalan kaki sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan pada trotoar untuk
memperkecil konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor;
menetapkan dimensi jalur pejalan kaki pada trotoar sesuai dengan fungsi jalan;
menyediakan jalur sepeda yang digabung dengan jalur pejalan kaki dengan dimensi yang
ditentukan sesuai kebutuhan;
merencanakan jalur pejalan kaki yang melintasi jalur kendaraan pada titik terdekat yang
dilengkapi dengan rambu lalu lintas dan marka jalan; dan
menyediakan jalur pejalan kaki di kawasan sempadan sungai.
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana jaringan jalan pejalan kaki dan sepeda
dilakukan di Jalan Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Sultan Kaharudin, Jalan Martadinata, Jalan
Soekarno Hatta, Jalan Gajah Mada, Jalan Sudirman, Jalan Kedondong, Jalan Blimbing, Jalan Gatot
Subroto, Jalan Ir. Sutami, Jalan Pelita Sambinae, Jalan Seruni, Jalan Anggrek, Jalan Datuk Dibanta,
Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Jenderal Sudirman,dan Jalan Patimura.
Rencana Sistem Drainase
penyediaan saluran drainase pada kawasan terbangun dan kawasan rawan genangan;
pengembangan dan penataan sistem aliran Sungai Melayu, Sungai Padolo, Sungai Romo sebagai
saluran utama;
pengembangan sistem pengendalian banjir lintas kota-kabupaten dari hilir-hulu di bawah
koordinasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk sungai-sungai yang
sering menimbulkan banjir di wilayah Kota;
normalisasi sungai di kawasan permukiman atau pusat kegiatan dengan cara pengerukan pada
sungai yang dangkal, pelebaran sungai, serta pengamanan di kawasan sepanjang sempadan sungai;
normalisasi saluran yang sudah tidak mampu menampung air hujan maupun air limbah dengan
memperlebar saluran dan/atau memperdalam dasar saluran;
membangun tanggul-tanggul beberapa sungai yang dekat dengan permukiman penduduk sesuai
tinggi elevasi yang dianjurkan;
membatasi kegiatan budidaya terbangun pada hulu sungai secara ketat;
pembangunan saluran drainase permanen pada kawasan permukiman padat dengan menerapkan
konsep gravitasi dan mengikuti bentuk kontur alam;
menyediakan ruang yang memadai pada kanan-kiri saluran drainase untuk kegiatan perawatan dan
pemeliharaan saluran secara berkala;
pengembangan jaringan drainase sistem tertutup di kawasan perkantoran, kawasan perdagangan
dan jasa, kawasan industri, jalan-jalan utama, dan kawasan yang mempunyai lebar jalan yang kecil;
pengembangan jaringan drainase sistem terbuka di kawasan permukiman dan di sepanjang
jaringan jalan; dan
membangun sistem drainase tertutup dan terbuka pada kanan-kiri jalan dengan arah pengaliran
disesuaikan dengan kondisi topografi setempat.
Rencana Jalur Evakuasi Bencana
Mengatur jalur-jalur evakuasi untuk menjauhi lokasi-lokasi genangan dan bencana banjir yang
melalui Jalan Jenderal Sudirman (dari Terminal Dara menuju Dana Taraha) Jalan Pelita Sonco
Tengge Sambinae, Jalan Gatot Subroto Kelurahan Santi, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Gatot
Subroto Kelurahan Sambinae, Jalan Ir. Sutami serta jalur-jalur evakuasi yang mengarah ke utara
melalui Jalan Melayu - Kolo;
Mengatur jalur-jalur evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai yang
mengarah ke timur melalui Jalan Pelita Sonco Tengge, Jalan Jenderal Sudirman Danataraha, Jalan
Gatot Subroto, dan jalan di sepanjang pesisir pantai; dan
Mengatur jalur-jalur evakuasi bencana gempa bumi pada setiap ruas jalan di wilayah Kota.
4. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
a. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung di wilayah kota berada pada Kelompok Hutan Maria (RTK.25) di kecamatan
Rasanae Timur seluas 323,80 Ha.
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan sempadan sungai meliputi sungai besar dan sungai kecil, yaitu Sungai Lampe, Sungai
Dodu, Sungai Nungga, Sungai Kendo, Sungai Busu, Sungai Jatiwangi, dan Sungai Romo, Sungai
Padolo, Sungai Melayu;
kawasan sempadan pantai berlokasi di Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung,

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

dan Kelurahan Dara; dan


kawasan sekitar mata air di wilayah Kota tersebar di beberapa kecamatan antara lain di sumber
mata air Temba Serinci I, Temba Serinci II, Oi Wontu, Temba Ongge, Temba Rombo I, Temba
Rombo II, Oi Mbo I, Oi Mbo II, Mpangga, Naa I, Naa II, dan Mata air Nungga.
Kawasan Rawan Bencana Alam
kawasan rawan banjir terletak di sepanjang sungai Lampe, Sungai Dodu, Sungai Kendo, Sungai
Jatiwangi, Sungai Melayu, Sungai Padolo, Sungai Romo dan wilayah pesisir sepanjang pantai;
kawasan rawan tsunami dan gelombang pasang terletak di kawasan pantai bagian barat Kota;
kawasan gempa bumi meliputi seluruh wilayah Kota; dan
Kawasan rawan longsor terletak di jalan Lampe lokasi Oimbo, Rontu, Rite, Penatoi, Wenggo,
PenanaE, dan Nungga.
Kawasan Cagar Budaya;
Kawasan cagar budaya Istana Kesultanan Bima (Museum Asi Mbojo) di Kelurahan Paruga;
Kawasan cagar budaya Makam Datuk Dibanta Tolobali Kelurahan Sarae; dan
Kawasan cagar budaya Kompleks Danataraha Kelurahan Dara.
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pengalokasian RTH minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kawasan perkotaan yang
terdiri dari 20% (dua puluh koma dua puluh persen) ruang terbuka hijau publik dan 10% (sepuluh
persen) ruang terbuka hijau privat dengan tutupan vegetasi; dan
pemilihan jenis vegetasi sesuai dengan fungsi dan jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan.
RTH publik dapat dikontribusi oleh :
RTH taman Kelurahan: 18,59 hektar
RTH taman Kecamatan : 19,36 hektar
RTH taman kota : 187, 2 hektar
RTH sempadan sungai : 584,53 hektar
RTH sempadan/median jalan : 127,13 hektar
RTH sempadan pantai : 250 hektar
Hutan kota : 1250 hektar
RTH lapangan : 31, 4 hektar
TPU : 42,18 hektar
Jalur Hijau : 58,73 hektar
RTH lahan pertanian berkelanjutan: 2.253 hektar
RTH perbukitan/areal perkebunan: 3.632 hektar

b. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya


Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi terbatas tersebar di Kecamatan Asakota dan
Kecamatan Rasanae Timur dengan luas 1.497,00 Ha, yang meliputi :
Kelompok Hutan Maria (RTK.25) seluas 627 Ha; dan
Kelompok Hutan Nanganae Kapenta (RTK.68) seluas 870 Ha.
Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi tetap tersebar di Kecamatan Asakota dan
Kecamatan Mpunda dengan luas 1.258,5 Ha, yang meliputi :
Kelompok Hutan Donggomasa (RTK.67) seluas 1.010 Ha; dan
Kelompok Hutan Nanganae Kapenta (RTK.68) seluas 248,5 Ha.
Kawasan Peruntukan Perumahan
pengembangan perumahan dengan kepadatan tinggi pada sekitar kawasan pusat kota meliputi
kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Paruga, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae,
Kelurahan Nae, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan Pane, Kelurahan
Penatoi, Kelurahan Lewirato, Kelurahan Mande, Kelurahan Santi, Kelurahan Rabadompu Barat,

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Kelurahan Rabadompu Timur, Kelurahan Penaraga,Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Sadia;


pengembangan perumahan dengan kepadatan sedang diarahkan di kelurahan Sambinae, Panggi,
Rontu, Kumbe, Jatiwangi, Jatibaru, Matakando, Rite, Penanae, Rabangodu Selatan;
pengembangan perumahan dengan kepadatan rendah diarahkan di kawasan pinggiran kota meliputi
kelurahan Kolo, Ntobo, Kendo, Nungga, Lelamase, Dodu, Lampe, Oi Foo, Nitu, Kodo;
pengembangan Kasiba (Kawasan Siap Bangun) dan Lisiba (Lahan Siap Bangun) pada kawasan yang
belum terbangun yang dilengkapi dengan prasarana pendukungnya seperti jalan lingkungan,
prasarana air minum, prasarana pengolahan limbah, jaringan telekomunikasi, dan penerangan;
Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala nasional dan regional dilakukan di Kelurahan
Paruga, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae, Kelurahan Tanjung dengan luas kawasan kurang lebih
sebesar 94 Ha.
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan lokal dilakukan di Kelurahan Nae,
Kelurahan Monggonao, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Penaraga, Kelurahan Rabangodu Utara.
Kawasan Peruntukan Perkantoran
Pengembangan kawasan peruntukan perkantoran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang
kegiatan perkantoran pemerintahan dan swasta dengan luas kawasan sebesar 46,25 Ha.
Kawasan peruntukan perkantoran dilakukan di Kelurahan Penatoi, Kelurahan Sadia, Kelurahan
Lewirato, Kelurahan Rabangodu Selatan, kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Manggemaci,
Kelurahan Paruga, dan Kelurahan Dara.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri menengah terdiri dari industri marmer dengan skala internasional
dan nasional berlokasi di Kelurahan Oi Foo dan sekitarnya seluas 46,94 Ha, serta industri
pengolahan hasil perikanan di Kelurahan Tanjung, Industri garam rakyat di Kelurahan Dara dan
Kelurahan Paruga, dan industri pengolahan hasil pertanian di Kelurahan Jatiwangi dengan luas
sebesar 28,14 Ha.
Kawasan peruntukan industri kecil adalah industri tenunan tradisional dengan skala regional dan
lokal berlokasi di Kelurahan Kelurahan Ntobo, Kelurahan Nitu, Rabadompu Barat, Kelurahan
Rabadompu Timur, Kelurahan Kumbe dan didukung oleh kegiatan industri tenun di seluruh
kelurahan di Kota.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata dilakukan di pesisir pantai Niu sampai Amahami Kelurahan Dara,
Pantai Elu So Nggela Kelurahan Jatiwangi dan Pantai Bonto Kolo So Ati Kelurahan Kolo
dengan luas kawasan kurang lebih 72 Ha;
Kawasan peruntukan pariwisata belanja khususnya produk kerajinan dilakukan di Kelurahan
Ntobo, Kelurahan Rabadompu Timur dan Kelurahan Nitu;
Kawasan peruntukan pariwisata budaya dilakukan di Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae,
Kelurahan Nitu, Kelurahan Ntobo dan Kelurahan Melayu;
Kawasan peruntukan pariwisata religi dilakukan di Kelurahan Paruga dan Kelurahan Pane;
Kawasan peruntukan pariwisata kuliner dilakukan di Kelurahan Dara, Kelurahan Paruga,
Kelurahan Sadia, dan Kelurahan Manggemaci;
Kawasan Peruntukan Sektor Informal
Kawasan peruntukan sektor dilakukan di areal kawasan perdagangan dan jasa, areal rekreasi sepanjang
pantai Niu-Lawata-Amahami Kelurahan Dara, taman lapangan Pahlawan Raba, Kompleks Paruga Nae,
Jalan Sulawesi, Jalan Flores, Jalan Sultan Kaharuddin, Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Mujair, Jalan
Wolter Monginsidi, Jalan Martadinata, dan Jalan Gadjah Mada.
Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Non Hijau
penyediaan RTNH pekarangan pada masing-masing pekarangan selain lahan di luar bangunan
baik untuk pekarangan permukiman maupun non permukiman; dan

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

penyediaan RTNH wilayah kota berupa lahan parkir pada kawasan perdagangan dan kawasan
umum lainnya serta areal di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana
pengembangan ruang evakuasi bencana banjir pada kawasan pinggir sungai berupa bangunan
fasilitas umum, ruang serbaguna, kantor kelurahan dan bangunan lain yang memungkinkan untuk
menampung korban bencana;
pengembangan ruang evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami padakawasan pesisir pantai
Kota di Paruga Nae dan Lapangan Sambinae;
pengembangan ruang evakuasi bencana gempa bumi dilakukan pada:
bagian timur (Kecamatan Rasanae Timur) di Lapangan Lampe dan Lapangan Kodo, Kecamatan
Raba di lapangan Pahlawan Raba serta bangunan lainnya yang memungkinkan untuk menampung
korban bencana);
bagian tengah (Kecamatan Mpunda) di Lapangan SMK 2, Lapangan Kantor Walikota Bima, dan
bangunan sosial, serta bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana; dan
bagian barat (Kecamatan Rasanae Barat) di Gedung Paruga Nae dan Stadion Manggemaci dan
Kecamatan Asakota di Lapangan SPMA, bangunan sosial, dan bangunan lain yang memungkinkan
untuk menampung korban bencana.
pengembangan ruang evakuasi bencana kebakaran pada kawasan padat ditetapkan pada lokasi
bangunan fasilitas umum, ruang serbaguna kantor kelurahan, dan bangunan lain yang
memungkinkan untuk menampung korban bencana;
pemanfaatan ruang dan bangunan publik untuk kepentingan evakuasi korban bencana diatur oleh
Pemerintah Daerah melalui kerjasama dan/atau sesuai dengan kesepakatan.
Kawasan Peruntukan Pendidikan
kawasan peruntukan pendidikan dasar dan menengah tersebar di seluruh wilayah kota.
kawasan peruntukan pendidikan tinggi dilakukan di Kelurahan Mande, Kelurahan Sadia, Kelurahan
Sambinae, Kelurahan Santi, Kelurahan Sarae, Kelurahan Rabangodu Utara, dan Kelurahan Ntobo
dengan luas kawasan kurang lebih sebesar 96 Ha.
Kawasan Peruntukan Kesehatan
kawasan peruntukan kesehatan dilakukan di Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Monggonao,
Kelurahan Sambinae, Kelurahan Nae, Kelurahan Paruga, Kelurahan Sadia, Kelurahan Penanae, Kelurahan
Jatiwangi dan kelurahan Kodo dengan luas kawasan keseluruhan kurang lebih sebesar 25 Ha, dilakukan
melalui :
pengembangan status Rumah Sakit dari tipe B menjadi tipe A;
pengembangan Puskesmas di tiap kecamatan; dan
pengembangan Posyandu di tiap kelurahan;
Kawasan Peruntukan Peribadatan
Masjid Raya dan Pusat Kajian Islam (Islamic Centre) di Kelurahan Pane dan Kelurahan Paruga; Gereja
di Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kelurahan Tanjung; Pura di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae
Barat; dan Masjid dan mushola dikembangkan di seluruh kelurahan dalam wilayah kota.
Kawasan Peruntukan Pertahanan Dan Keamanan
Komando Distrik Militer (Kodim) 1608/BIMA;
Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh wilayah Kota.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 2.253
(dua ribu dua ratus lima puluh tiga) hektar yang terdiri dari :
Irigasi setengah teknis seluas 1.186 (seribu seratus delapan puluh enam) hektar;
Irigasi non PU seluas 628 (enam ratus dua puluh delapan) hektar;

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Irigasi tadah hujan seluas 113 (seratus tiga belas) hektar.


Kawasan peruntukan pertanian holtikultura tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman
unggulan mangga dan sawo dengan luas 5.363 (lima ribu tiga ratus enam puluh tiga) hektar.
Kawasan peruntukan peternakan tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi.
Kawasan peruntukan perkebunan seluas 3.632 Ha, dengan komoditi unggulan jambu mete dan
kelapa yang tersebar pada Kelurahan Ntobo, Kelurahan Jatibaru, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan
Nitu, Kelurahan Nungga, Kelurahan Lelamase, Kelurahan Lampe, Kelurahan Matakando, dan
Kelurahan Kolo.
Kawasan peruntukan peternakan diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan Rasanae Timur,
Kecamatan Raba, Kecamatan Mpunda dan Kecamatan Asakota dalam rangka mendukung program
Bumi Sejuta Sapi (BSS); dan pengelolaannya dilakukan dengan cara peningkatan jumlah ternak,
penggemukan ternak, pembibitan ternak, penyediaan pakan ternak, dan pengembangan industri
pengolahan hasil ternak.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap dan air payau dilakukan di Kelurahan
Kolo, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, dan Kelurahan Dara;
Pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya dilakukan di Kelurahan Dodu,
Matakando, Nungga, Kelurahan Melayu, Kelurahan Jatiwangi, dan Kelurahan Panggi;
Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan dilakukan di Kelurahan Kolo, Kelurahan
Melayu dan Tanjung; dan
Pengembangan produksi dan pengelolahan garam rakyat dilakukan di Kelurahan Dara dan
Kelurahan Paruga.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral logam di Kelurahan Kolo Kecamatan
Asakota dengan potensi seluas 520 Ha, pertambangan batuan jenis marmer di Kelurahan Oi Foo,
Kelurahan Nitu dan Kelurahan Rontu dengan potensi seluas 1.021 Ha, serta pertambangan batuan jenis
lainnya (pasir, sirtu, batu, tanah urug, dll) di Kelurahan Rontu, Kelurahan Sambinae, dan Kelurahan Sadia
dengan potensi seluas 2.746 Ha.
5.
a.
b.
c.

6.
a.
b.
c.

Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota


kawasan strategis nasional meliputi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bima.
kawasan strategis provinsi yaitu wilayah Kawasan Teluk Bima dan sekitarnya.
kawasan strategis kota meliputi :
Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi :
Kawasan Pantai Teluk Bima yang meliputi Pantai Amahami Niu di Kelurahan Dara, Pantai Ule
Songgela Kelurahan Jatiwangi dan Pantai Bonto So Ati Kelurahan Kolo dengan sektor unggulan
pariwisata;
Kawasan Pasar Raya yang meliputi di Kelurahan Sarae, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Dara, dan
Kelurahan Paruga dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa; dan
Kawasan Oi Foo yang meliputi Kelurahan Oi Foo, Kelurahan Nitu, dan Kelurahan Rontu dengan
sektor unggulan industri dan pertambangan.
Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan sosial budaya meliputi Kawasan Asi Mbojo dan
sekitarnya meliputi Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae, Kelurahan Melayu, dan Kelurahan Dara.
Kawasan strategis kota berdasarkan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah
Kawasan Hutan Maria di Kelurahan Lampe dan Kawasan Nanga Nae Kapenta di Kelurahan Jatibaru dan
Kelurahan Kolo yang berfungsi konservasi.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota
Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.
Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.
Rencana tata ruang meliputi pengembangan penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

dan penatagunaan sumberdaya alam lain.


d. Prioritas pelaksanaan pembangunan disusun berdasarkan atas kemampuan pembiayaan dan kegiatan
yang mempunyai efek mengganda sesuai arahan umum pembangunan daerah.
e. Indikasi program utama, meliputi:
usulan program utama;
lokasi;
besaran;
sumber pendanaan;
instansi pelaksana; dan
waktu dan tahapan pelaksanaan
f. Pelaksanaan pembangunan berdasarkan tata ruang dilaksanakan selama 20 (dua puluh) tahun, dibagi
menjadi 5 (lima) tahap, meliputi :
tahap I meliputi tahun 2011 - 2016;
tahap II meliputi tahun 2016- 2021;
tahap III meliputi tahun 2021 - 2026; dan
tahap IV meliputi tahun 2026 2031.
7. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kota.
b. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:
ketentuan umum peraturan zonasi;
ketentuan perizinan;
ketentuan pemberian insentif dan pengenaan disinsentif; dan
arahan sanksi.
8. Jenis Pengenaan Sanksi Administratif
a. Arahan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kota;
pelanggaran ketentuan arahan peratuan zonasi;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kota;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW
Kota;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW Kota;
pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum; dan
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
b. Setiap pelanggaran dikenakan sanksi administratif berupa :
peringatan tertulis;
penghentian sementara kegiatan;
penghentian sementara pelayanan umum;
penutupan lokasi;
pencabutan izin;
pembatalan izin;
pembongkaran bangunan;
pemulihan fungsi ruang; dan
denda administratif.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai arahan pemberian sanksi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.
d. Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap rencanan tata ruang yang telah ditetapkan dapat
dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Kelembagaan, Hak Kewajiban dan Peran Masyarakat
a. Untuk menunjang penataan dan pemanfaatan ruang, Pemerintah Daerah membentuk Badan Koordinasi
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Penataan Ruang Daerah (BKPRD).


b. BKPRD adalah badan yang bersifat ad-hoc di Kota yang mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas
Walikota dalam koordinasi penataan ruang di Kota.
c. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD diatur lebih lanjut dalam Keputusan Walikota.
d. Dalam penataan ruang wilayah, setiap masyarakat berhak :
mengetahui RTRW Kota dan rencana rincinya berupa rencana detail tata ruang kawasan dan rencana
pengembangan sektoral;
menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan ruang wilayah;
mengajukan keberatan, gugatan dan tuntutan pembatalan izin, serta memperoleh penggantian yang
layak atas kegiatan pembangunan terkait pelaksanaan RTRW Kota; dan
berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
e. Untuk mengetahui RTRW Kota dan rencana rincinya masyarakat dapat memperoleh melalui :
lembaran daerah kota;
papan pengumuman di tempat-tempat umum;
penyebarluasan informasi melalui brosur;
instansi yang menangani penataan ruang; dan atau
Sistem Informasi Tata Ruang Wilayah (SITRW) Kota.
f. Sistem Informasi Tata Ruang Wilayah (SITRW) Kota dikembangkan secara bertahap melalui berbagai
media elektronik untuk mempermudah akses informasi tata ruang dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam penataan ruang.
g. Untuk menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang didasarkan pada hak atas dasar
pemilikan, penguasaan atau pemberian hak tertentu yang dimiliki masyarakat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan kebiasaaan atas ruang pada masyarakat setempat.
h. Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang melembaga pada masyarakat secara turun temurun dapat
dilanjutkan sepanjang telah memperhatikan faktor daya dukung lingkungan, estetika, struktur
pemanfaatan ruang wilayah yang dituju, serta dapat menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras,
seimbang dan berkelanjutan.
i. Dalam hal pengajuan keberatan, gugatan dan tuntutan pembatalan izin, serta hak memperoleh
penggantian atas kegiatan pembangunan terkait pelaksanaan RTRW Kota, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 98 huruf c, adalah hak masyarakat untuk :
mengajukan keberatan, tuntutan pembatalan izin dan penghentian kegiatan kepada pejabat berwenang
terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kota dan rencana rincinya;
mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW Kota menimbulkan kerugian;
mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW
Kota kepada penjabat yang berwenang; dan
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan RTRW Kota dan rencana rincinya.
j. Dalam kegiatan memanfaatkan ruang, masyarakat wajib :
mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;
mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam izin pemanfaatan ruang; dan
memberikan akses yang seluas-luasnya ke ruang yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum.
k. Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang, yaitu:
masukan mengenai :
persiapan penyusunan rencana tata ruang;
penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
pengidentifikasian pembangunan wilayah atau kawasan;
perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

penetapan rencana tata ruang.


kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam
perencanaan tata ruang.

http://webcache.googleusercontent.com/...t/wp-content/uploads/2012/11/Profil-Penataan-Ruang.docx+&cd=7&hl=en&ct=clnk&client=firefox-a[04/04/2014 11:47:40]

Anda mungkin juga menyukai