Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan taufiq-Nya yang
dilimpahkan kepada kami sehingga makalah yang sederhana ini dapat mewujudkan
keinginan memberikan informasi dan ilmu, guna kemajuan mahasiswa dalam proses
belajar di Akademi Keperawatan Kesdam VI/Mulawarman.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, Aamiin
.
penyusun
DAFTAR ISI
1
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan..
A. Latar belakang.
B. Tujuan Pembahasan.
BAB II
A. Definisi Pemeriksaan Fisik..
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
10
B. Saran..
10
Daftar Pustaka.
11
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai
pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan kelurga apa yang akan dilakukan. Berikan
mereka waktu untuk mengajukan pertanyaan sehingga mereka dapat memahami pentingnya
pemeriksaan tersebut.
Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil
maka perlu ditentukan umur kehamilannya.Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat
dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan baik.Tinggi fundus uteri
sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan
letak janin.
Banyak ibu merasa malu membuka bajunya dan memperlihatkan bagian tubuhnya, hal ini
perlu diperhatikan oleh perawat untuk menjaga privasi pasien tutuplah bagian tubuhnya ibu
dengan kain, sehingga hanya bagian tubuh yang diperiksa saja yang terbuka. Ibu hendaknya
diperiksa dengan sentuhan yang hati-hati dengan sikap bersahabat sambil menjelaskan apa yang
akan dilakukan dan alas an melakukannya.
Untuk itu kami menyusun makalah ini untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta
perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah maternitas ( pemeriksaan fisik ibu hamil ) disamping itu agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara pemeriksaan fisik pada ibu hamil serta untuk menambah wawasan
bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Definisi Pemeriksaan fisik
3
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala
sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh normal di dalam rahim
ibu.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan
dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis atau berurutan.
Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak adanya kesan membuka
tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Pengkajian fisik harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian fisik, di antaranya
sikap petugas kesehatan saat melakukan pengkajian. Selain harus menjaga kesopanan, petugas
harus membina hubungan yang baik dengan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan, pastikan
lingkungan tempat pemeriksaan senyaman mungkin, termasuk mengatur pencahayaan. Asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan adanya pencatatan data yang akurat diharapkan pengambilan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan masalah atau kondisi pasien.
Alat yang dipakai bervariasi namun yang terpenting adalah bagaimana seorang perawat
memanfaatkan mata, telinga, hidung dan tangannya untuk mengetahui hampir semua hal penting
tentang ibu hamil yang diperiksanya .Peralatan hanyalah penunjang bila ada dapat membantu
pemeriksaan bila tidak semua tersedia, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan baik
dengan ketrampilan memanfaatkan inderanya dan mempunyai kemampuan untuk menilai serta
menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil.Peralatan yang dipergunakan harus
dalam keadaan bersih dan siap pakai.
Adapun alat alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil diantaranya adalah:
pantom ibu hamil, selimut, timbangan BB, pengukur TB, pengukur lila, alat jangka panggil,
pengukur suhu, tekanan darah/tensi, handskon, stetoskop binokuler, pengukur tinggi fundus uteri
( midline), stetoskop Laennec, reflek harmer, Waskom sedang berisi larutan desinfektam, kapas
gulung, nierbelen, pulpen, buku catatan, tempat tidur.
2. Komponen Pemeriksaan Fisik pada Kunjungan Antenatal Pertama
1). Pemeriksaan fisik umum
Tinggi Badan
Berat badan
Edema diwajah
Mulut pucat
Leher
3). Pemeriksaan ekstremitas atas untuk melihat adanya edema pada jari (perhatikan apakah
cincin menjadi terlalu sempit dan tanyakan apakah lebih sempit dari biasanya, tanyakan juga
apakah ia tidak mengenakan cincin yang biasa ia kenakan karena sudah terlalu sempit, atau
apakah ia memindahkan cinicin tersebut ke jari yang lain)
4). Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk melihat adanya :
5). Payudara
Ukuran simetris
Retraksi
Massa
Nodul axilla
6). Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui :
penancapan (engagement)
Perkiraan berat badan janin (bandingkan dengan perkiraan berat badan pada kinjungan
sebelumnya)
Varises
Perdarahan
Luka
servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup atau
terbuka
ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada trimester pertama)
uterus meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada trimester petama.
b. Pelvimetri klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu dievaluasi ulang atau jika tidak
memungkinkan untuk memperoleh informasi ini pada pemeriksaan awal karena wanita tersebut
menolak diperiksa
c. pemeriksaan dalam jika wanita menunjukkan tanda/ gejala persalinan premature untuk
mengkaji:
Konsistensi serviks
Penipisan (effacement)
Pembukaan
Kondisi membrane
Penancapan / stasiun
Bagian presentasi
Beberapa bidan juga melakukan pemeriksaan pervaginan secara rutin pada kehamilan 40
minggu menurut penanggalan dan setelahnya guna menentukan kematangan (kesiapan)seviks
untuk menghadapi persalinan.
Banyak bidan, meski tidak semua, yakin bahwa mereka harus melakukan pemeriksaan
panggul pada kehamilan 36 minggu termasuk mengulangi pelvimetri klinis, mengambil
specimen untuk tes diagnostic gonokokus, klamidia dan GBS dan mengevaluasi kondisi serviks.
Para bidan memandang hal ini sebagai bagian evaluasi ulang total pada seorang wanita pada saat
tersebut. Evaluasi ulang total ini juga mencakup setiap tes laboratorium.
d. Tes Laboratorium dan tes penunjang
Spesimen urine diambil pada setiap kunjungan ulang untuk digunakan pada tes dipstick
guna mengetahui kandungan protein atau glukosa didalamnya. Tes laboratorium dan tes
penunjang lain yang diprogramkan selama pemeriksaan antepartum awal ditinjau kembali untuk
dipelajari hasilnya.
Semua wanita harus menjalani penapisan diabetes pada minggu ke 28 dan penapisan
streptokokus B pada minggu ke-35 hingga ke-37.kebijakan praktik institusi bervariasi dalam hal
pengulangan tes laboratorium rutin yang diperoleh pada kunjungan awal. Beberapa kebijakan
menetapkan tes diulang hanya jika ada indikasi menurut riwayat, temuan pada pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan panggul.Temuan ini meliputi hemoglobin dan hematokrit, VDRL, gonorea,
klamidia dan titer antibody pada wanita dengan Rh negative sebelum menerima RhoGAM
profilaksis pada usia kehamilan 28 minggu. Tes laboratorium dan tes penunjang lainnya
dilakukan jika temuan yang diperoleh pada pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, dan
8
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh dari kepala
sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh normal di dalam rahi m
ibu.
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Pemeriksaan fisik
pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),
periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta
perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya.Pada pemeriksaan
pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan umur
kehamilannya.Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah
ibu sehat dan janin tumbuh dengan baik.Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur
kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
B.
SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Untuk penyempurnaan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
10
11