Anda di halaman 1dari 47

SISTEM REPRODUKSI

MANUSIA
dr. Prasetijo, Sp And
DEPARTEMEN BIOLOGI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SISTEM REPRODUKSI PRIA

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem reproduksi pria terdiri dari :
A. Organ reproduksi eksterna :
1. Penis
2. Skrotum

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem reproduksi pria terdiri dari :
B. Organ reproduksi interna :

Testis (buah pelir 2 buah)


Saluran keluarnya
Beberapa kelenjar asesori organ seks.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

A. ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA


1. PENIS

Terdiri dari 3 tabung jaringan erektil, yaitu :


- satu pasang korpus kavernosa
- satu korpus spongiosa
Ketiga jaringan erektil tersebut diliputi oleh jaringan
ikat subkutan yang tidak mengandung lemak tetapi
mengandung banyak sel-sel otot polos.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. PENIS

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. PENIS

Kulit yang melapisi penis adalah kulit tipis


dan halus dengan bagian ujungnya melipat
dan melingkupi gland penis yang disebut
preputium.

Kulit penis mengandung kelenjar keringat


kecil-kecil dan beberapa kelenjar lemak yang
berhubungan dengan folikel rambut. Pada
ujung penis tidak mengandung rambut.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. PENIS

Di dalam tabung-tabung terdapat ruanganruangan kavernosa yang dilapisi oleh


endotelium.
Korpus spongiosum membungkus urethra
pars kavernosa dan berakhir pada gland
penis.
Pada korpus kavernosa, ruang yang terbesar
terdapat pada bagian pusat dari tabung dan
menjadi semakin kecil ke arah permukaan.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. PENIS

Fungsi penis :
- saluran keluar air seni
- saluran keluar cairan ejakulat/ semen
- sebagai alat kopulasi.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

A. ORGAN REPRODUKSI EKSTERNA


2. SKROTUM

Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung


yang di dalamnya berisi testis. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan
dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan
dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang
berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos).
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

2. SKROTUM

Otot dartos berfungsi untuk menggerakkan


skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur.

Di dalam skrotum juga terdapat serat-serat


otot yang berasal dari penerusan otot lurik
dinding perut yang disebut otot kremaster.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

2. SKROTUM

Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu


lingkungan testis agar kondisinya stabil.
Proses pembentukan spermatozoa
(spermatogenesis) membutuhkan suhu yang
stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah
daripada suhu tubuh.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

B. ORGAN REPRODUKSI INTERNA


1. TESTIS

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. TESTIS

Testis tergelantung dalam skrotum oleh funikulus


spermatikus, yang berisi vas deferens, pembuluh
darah, syaraf dan musculus cremaster.

Kurang lebih 75% parenkhim testis terdiri dari


tubulus seminiferus, yang berisi sel-sel
spermatogenesis dan sel Sertoli. Sedangkan
jaringan interstitial merupakan bagian yang lain dari
testis yang di dalamnya terdapat sel-sel Leydig.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. TESTIS

Berasal dari gonad indiferen dan sesudah lahir


berada di dalam skrotum.
Skrotum adalah kantongan tempat testis berada,
yang terdiri atas :
- kulit
- otot polos
- jaringan subkutan
Kulit skrotum mempunyai rugea (lipatan) untuk
memperluas permukaan yang berguna untuk
mempertahankan suhu testis.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. TESTIS

Testis dibungkus oleh kapsula testikularis,


yang terdiri dari :
- tunika vaginalis
- tunika albugenia
- tunika vaskulosa

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. TESTIS

Tunika vaginalis : terdiri dari selapis mesotel


yang merupakan bagian dari serosa yang
berasal dari peritonium.
Tunika albugenia : terdiri atas jaringan
fibroelastis yang mengadung sel-sel otot
polos, yang menyebabkan kapsula
testikularis berkontraksi secara periodik.
Tunika vaskulosa : terdiri atas jala-jala kapiler
yang terbenam di dalam jaringan ikat kendor.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

1. TESTIS

Fungsi kapsula testikularis :

- kerutan secara berkala akan


mempertahankan tekanan yang sesuai di
dalam testis.
- mengatur gerakan keluar masuknya cairan
ke dalam kapiler-kapiler.
- menekan sistem saluran sehingga
membantu gerakan spermatozoa ke arah keluar.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

FUNGSI TESTIS
1. Spermatogenesis
yaitu proses terbentuknya spermatozoa dari
spermatogonium atau sel-sel germinal :
yang berlangsung dalam tubulus
seminiferus

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

FUNGSI TESTIS
2. Steroidogenesis
yaitu proses terbentuknya hormon steroid.
Terbentuknya spermatozoa dan terjaminnya
hormon steroid berguna untuk
mempertahankan integritas aktivitas sistem
reproduksi pria.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

FUNGSI TESTIS

Untuk terjadinya proses spermatogenesis


dan steroidogenesis sistem reproduksi pria
dikendalikan oleh sistem lainnya yang
bertumpu pada Poros Hipotalamus-HipofisaTestis.

Keutuhan fisiologi dari poros tersebut


menjamin kelangsungan fisiologi reproduksi
pria.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

B. ORGAN REPRODUKSI INTERNA


2. SALURAN PENGELUARAN
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi
dalam pria terdiri dari vas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

A. VAS DEFERENS

Vas deferens (duktus deferens) merupakan saluran


lurus yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimis.

Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung


salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.

Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat


jalannya sperma dari epididimis menuju kantung
semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

B. SALURAN EJAKULASI

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek


yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra.

Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan


spermatozoa agar masuk ke dalam uretra.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

C. URETRA

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi


yang terdapat di dalam penis.

Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin


yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

3. KELENJAR ASESORI

Selama spermatozoa melalui saluran pengeluaran,


terjadi penambahan berbagai sekret yang dihasilkan
oleh kelenjar asesori seks pria.

Sekret ini ikut menentukan kuantitas dan kualitas


spermatozoa. Organ asesori seks pria memproduksi
sekret yang menyusun sebagian besar sperma.

Kelenjar asesori seks pria terdiri dari vesikula


seminalis, prostat, epididimis dan kelenjar Cowper.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

A. VESIKULA SEMINALIS

Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk


vesikel, perpanjangan dari vas deferens, ukurannya
kurang lebih 5-10 cm.

Sekresi vesika seminalis kaya akan asam sitrat dan


fruktosa yang merupakan indikator biokimiawi
vesika seminalis.

Vesikula seminalis berasal dari struktur yang sama


dengan vas deferens, bilamana terjadi agenesis vas
deferens biasanya juga tak ada vesika seminalis.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

B. KELENJAR PROSTAT

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra


dan terletak di bagian bawah kantung kemih.

Kelenjar prostat mensekresi unsur kimia


seperti kalsium, magnesium, zinc dan zat lain
yaitu asam sitrat, asam phosfatase dan
prostaglandin yang mempengaruhi kuantitas
maupun kualitas spermatozoa.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

C. EPIDIDYMIS

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum


yang keluar dari testis. Panjangnya kurang lebih 7 10 m.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.

Sel-sel utama epididimis kaya akan retikulum endoplasma,


kompleks Golgi dan pinositik vesikel yang merupakan tempat
utama sintesis lipid carnitin, asam sialat dan protein.

Epididimis berfungsi sebagai tempat maturasi spermatozoa


berlangsung dan bergerak menuju vas deferens.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

C. EPIDIDYMIS

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

D. KELANJAR COWPER dan LITTRE

Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) dan


Littre bermuara pada pars kavernosa uretra.

Sebagian kelenjar ini merupakan cekungan


sederhana dari mukosa uretra.

Fungsinya untuk proses lubrikasi uretra, pada


stadium awal emisi dari ejakulasi.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada


tubulus seminiferus.

Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal


dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
mana bertujuan untuk membentuk spermatozoa fungsional.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan di epididimis.

Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan


jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Pintalan-pintalan tubulus seminiferus


terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus
testis). Satu testis umumnya mengandung
sekitar 250 lobulus testis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel epitel germinal (sel epitel benih)
yang disebut spermatogonia
(spermatogonium = tunggal). Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel
epitel tubulus seminiferus.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Spermatogonia terus-menerus membelah


untuk memperbanyak diri, sebagian dari
spermatogonia berdiferensiasi melalui tahaptahap perkembangan tertentu untuk
membentuk spermatozoa.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Pada tahap pertama spermatogenesis,


spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan),
berkumpul di tepi membran epitel germinal
yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara
mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
Kemudian, setelah beberapa kali membelah,
sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit
primer yang masih bersifat diploid.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Setelah melewati beberapa minggu, setiap


spermatosit primer membelah secara meiosis
membentuk dua buah spermatosit sekunder
yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis
membentuk empat buah spermatid.
Spermatid merupakan calon spermatozoa
yang belum memiliki ekor dan bersifat
haploid (n atau mengandung 23 kromosom
yang tidak berpasangan).
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi


spermatozoa.
Proses perubahan spermatid menjadi sperma
disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid
memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi
spermatozoa, akan terlihat bentuk yang terdiri dari
kepala dan ekor.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal


dengan hanya sedikit sitoplasma.
Pada bagian membran permukaan di ujung
kepala spermatozoa terdapat selubung tebal
yang disebut akrosom.
Akrosom mengandung enzim hialuronidase
dan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung oosit.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Pada ekor spermatozoa terdapat badan


spermatozoa yang terletak di bagian tengah
spermatozoa.

Badan spermatozoa banyak mengandung


mitokondria yang berfungsi sebagai
penghasil energi untuk pergerakan
spermatozoa.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

SPERMATOGENESIS

Semua tahap spermatogenesis terjadi karena


adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki
fungsi khusus untuk menyediakan makanan
dan mengatur proses spermatogenesis.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria


1. HIPOGONADISME

Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang


disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti
hormon androgen dan testoteron.

Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan


tidak adanya tanda-tanda kepriaan.

Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

2. KRIPTORKIDISME

Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu


atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionic
gonadotropin (HCG) untuk merangsang
terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

3. URETRITIS

Uretritis adalah peradangan uretra dengan


gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil.

Organisme yang paling sering menyebabkan


uretritis adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum atau virus herpes

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

4. PROSTATITIS

Prostatitis adalah peradangan prostat.

Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti


Escherichia coli maupun bukan bakteri

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

5. EPIDIDIMITIS

Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi


pada saluran reproduksi pria.

Organisme penyebab epididimitis adalah


E. coli dan Chlamydia

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

6. ORKITIS

Orkitis adalah peradangan pada testis yang


disebabkan oleh virus parotitis.

Jika terjadi pada pria pre puber dapat


menyebabkan infertilitas.

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

R. I'TISHOM, FK UNAIR 2010

Anda mungkin juga menyukai