Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI LUBE OIL

COOLER CO2
COMPRESSOR
DI PT. PUSRI
PALEMBANG
TUGAS MATA KULIAH
PENUKAR PANAS (MS5091)
SYAMSUL ANWAR 23111004
FITRATUL QADRI 23111035
RIDHO MUNTAHA 23111036

1.

PENJELASAN OIL SYSTEM & OIL COOLER

1.1. Oil System Unit


Oil system unit berfungsi untuk menyuplai oil ke bearing (lube oil,
tekanan 1.2 kg/cm2) dan ke steam turbine governor (control oil,
tekanan 9 kg/cm2) pada equipment CO2 Compressor dan Steam
Turbine Driver. Secara garis besar oil system unit terdiri dari oil tank,
oil pump, oil cooler, oil filter & peralatan instrument pendukung
lainnya. Untuk mengetahui secara detail mengenai oil flow system
dapat melihat dokumen Oil System Data Sheet (Dwg no. 350S4151899) dan LO Flow Diagram (Dwg no. 350-09756).
Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oil dari temperature 60 65
o
C ke temperatur normal operasi
45 oC. Batasan alarm untuk
temperatur tinggi keluaran oil cooler adalah 55 oC. Untuk memonitor
temperature keluaran cooler pada outlet cooler terdapat thermometer
dan temperature element untuk batasan alarm temperatur tinggi.
Sebagai media pendingin digunakan air tawar (fresh water). Dalam oil
system unit terdiri dari 2 unit oil cooler dimana 1 unit yang beroperasi
dan 1 unit stand-by.
1.2. Oil Cooler
Service
: Oil cooler for CO2 Compressor 5UGB-101
Location
: Pusri 1B, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Manf./Model : TOKKO Kogyo Co. Ltd. / CAN-3241EW
Type
: Shell & Tube Heat Exchanger, floating head type
TEMA
: BEM type / C class
Material of Main Component
:
- Shell & cover : A53S, A283B
- Tube
: A178
- Tube sheet
: A283B
- Baffle plate
: A569
Number of tube & size
: 286 x OD 15.88 x 1.32t x 3200L
Nozzle connection :
- Oil inlet & outlet: ANSI 150#, 4B, RF
- Water inlet & outlet : ANSI 150#, 4B, RF
Gambar detail oil cooler dapat dilihat pada dokumen Lube Oil Cooler
Drawing (Dwg No. 350-S26826)

1.3. Foto dan Dokumen Oil Cooler

2. DATA OPERASI DESAIN & AKTUAL


2.1. Data Operasi Desain
Unit
Fluid name

Flow rate
Ltr/min
o
Inlet temp.
C
o
Outlet
C
temp.
Design
Kg/cm2
press.
o
Design
C
temp.
Test press.
Kg/cm2
Fouling
m2.oC.h/kC
factor
al
Press. Drop Kg/cm2

Shell
Side
Oil ISO
VG 46

Tube
Side
Cooling
Water

Unit

Shell
Side
Oil ISO
VG 46

Tube
Side
Cooling
Water

825
63.5
48

990
39
42.7

m3/s
o
C
o
C

0.01375
63.5
48

0.0165
39
42.7

15

Bar

15

80

60

80

60

22.5
0.0002

10.5
0.0002

Bar
m2.oC.h/W

22.5
0.00017

10.5
0.00017

0.5

0.5
(max.)

Bar

0.5

0.5
(max.)

2.2. Data Opearsi Aktual


No.

1
2
3

Tanggal

27-03-12,
16:00
28-03-12,
14:00
28-03-12,
16:00

Compres
sor
Speed
rpm
7650

Oil
In
C
60

Out
o
C
50

Cooling
Water
In
Out
o
o
C
C
39
42.2

7650

60

50

39

42.2

7650

60

50

39

42.2

Compressor speed 7650 rpm mengindikasikan bahwa compressor


bekerja pada beban normal sehingga diasumsikan oil cooler bekerja
pada kondisi operasi normal

3.

PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER

3.1. Asumsi :
1. Untuk perhitungan digunakan basis flow rate (oil & cooling water)
dari desain karena di aktual tidak terdapat flow meter baik sisi
aliran oil maupun cooling water.
2. Kondisi beban compressor adalah normal sehingga beban aktual
yang ditanggung oleh cooler sama dengan desain.
3. Kondisi aktual cooler tidak ada tube yang diplug (A actual = Adesign)
karena tidak ada data inspeksi terakhir.
4. Dimensi HE yang tidak terdapat dalam dokumen Lube Oil Cooler
Drawing
(Dwg
No.
350-S26826),
menggunakan
dimensi
rekomendasi dari Heat Exchanger Design Handbook Chapter 3.3.5
oleh Tabaroek (1983).
5. Metode perhitungan koeffisien perpindahan panas konveksi dan
pressure drop menggunakan metode Bell & Delaware
3.2. Parameter operasi & dimensi HE :
Tabel 3.1. Data operasi dan properti fluida HE
N
o

Parameter

Fluid

2
3
4
5
6

Mass flow rate, m


Density,
Temperature In, Tin
Temperature Out, Tout
Heat Capacity, Cp

kg/s
kg/m3
o
C
o
C
kJ/kg.K

Shell Side
Lube-oil
(ISO VG
46)
11,68
849,30
60
50
2,21

Tube Side
Cooling
Water
16,36
991,53
39
42,7
4,18

Tabel 3.2. Data dimensi shell & tube


N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Parameter
Shell internal diameter (Ds)
Number of tubes (NT)
Tubes outside diameter (Do)
Tubes inside diameter (Di)
Tubes Pitch --> Triangular (PT)
Buffle Spacing (LB)
Shell Lentgh (Ls)
Tube to Buffle diametral clearance
(tb)
Shell to Buffle diametral clearance
(sb)
Bundle to Shell diametral clearance
(b)
Number of Sealing stript per cross
flow
row (Nss/Nc)
Thickness of Buffle (tb)
Number of tubeside passes (n)

m
Buah
m
m
m
m
m

Dimensi
0,3906
286
0,01588
0,01456
0,01985
0,129
3,124

0,00050022

0,00385884

0,021438
0,2

0,0032
2

Gambar 3.1. Penampang Shell & Tube


3.3. Perhitungan
3.1. Perpindahan Panas Heat Exchanger (Q)
Perpindahan panas yang terjadi pada HE dapat dihitung dengan
persamaan :
C p T
Qm

Dari Tabel 3.1 dapat ditentukan perpindahan panas yang terjadi di sisi
shell dan sisi tube adalah sebagai berikut :
o Shell side :
oil C p Toil
Qoil m

11,68 kg / s 2,21 kJ / kg .K 60 50 o C
257,61 kW

o Tube side :

cw C p Tcw
Qcw m
16,36 kg / s 4,18 kJ / kg .K 42,2 39 o C
218,77 kW

Perpindahan panas pada sisi shell lebih tinggi dibanding di sisi tube.
Hal ini dimungkinkan karena fluida panas yang dilewatkan pada sisi
shell akan mengalami losses panas ke lingkungan melalui permukaan
luar shell karena di sisi shell tidak terdapat isolasi. Perpindahan panas
heat exchanger (HE) lebih diwakili oleh perpindahan panas di sisi tube
yaitu 218,77 kW.
3.2. Luas Bidang Pepindahan Panas (A)
Luas bidang perpindahan panas pada Shell & Tube HE adalah luas
seluruh selubung tube. Dari data tube pada Tabel 3.2 maka luas
bidang perpindahan panas dapat dihitung :
A N T Do Ltube Ltube Ls

286 3,14 0,01588 m 3,124 m


44,57 m 2

3.3. Overall Heat Transfer Coefficient (U)


Overall heat transfer coefficient pada Shell & Tube HE, ditentukan oleh
parameter :
a) Koeffisien perpindahan panas konveksi dalam (cooling water ke
permukaan dalam tube)

b) Koeffisien perpindahan panas konveksi luar (lube oil ke permukaan


luar tube)
c) Koeffisien perpindahan panas konduksi tube
d) Faktor fouling
Selanjutnya masing-masing parameter akan dihitung berdasarkan data
aktual HE kecuali fouling factor dimana untuk tahap awal diasumsikan
= 0. Keberadaan fouling akan dievaluasi dari penurunan kemampuan
perpindahan panas HE. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada Bab 4.
a) Koeffisien perpindahan panas konveksi dalam, (hi)
Untuk memudahkan penghitungan koeffisien perpindahan panas
konveksi antara cooling water dengan permukaan dalam tube
digunakan spreadsheet Ms Excell. Langkah-langkah untuk
menghitung hi adalah :
Hitung bilangan Reynold (Re)
Re D

Vcw Di

Dimana Vcw ada kecepatan cooling water didalam tube :

Vcw

4 m cw

N / 2 cw Di

Properties

4 16,36 kg / s
0,69 m / s
286 / 2 991,53 3,14 0,01456 2

Cooling

42,2 39
Tf
40,6 oC
2

water

pada

temperatur

film

Density ()
: 991,53 kg/m3

Viskositas ()
: 7,69 x 10-4 Ns/m2

Konduktivitas Thermal (k)


: 0,62 W/m.K

Prandtl (Pr)
: 5,2
Sehingga :

Re D

991,53 kg / m 3 0,69 m / s 0,01456 m


13.010 Turbulen
7,69 10 4 Ns / m 2

Hitung Nusselt Number (Nu)


Untuk aliran turbulen, Nusselt Number dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
Nu 0,023 Re 4 / 5 Pr 0, 4 0,023 13.010 4 / 5 5,2 0, 4
Nu 87,01

Hitung koefisien perpindahan panas konveksi, (hi)


hi

Nu k 87,01 0,62 W / m.K

3.705W / m 2 .K
Di
0,01456 m

b) Koeffisien perpindahan panas konveksi luar, (ho)


Untuk menghitung koeffisien perpindahan panas konveksi antara
permukaan luar tube dengan lube oil dapat dilakukan dengan
beberapa metoda antara lain : Kern Method, Bell-Delaware Method
dan Wills-Johnson Method. Disini akan digunakan Bell-Delaware
Method dengan langkah sebagai berikut :
1)
Hitung koefisien perpindahan panas konveksi ideal
cross flow

(i)

Flow Area (Sm) Rotate triangular pitch

D Do
S m LB Ds DOTL OTL
PT Do
0,5PT

Dimana DOTL adalah bundle diameter,

DOTL D s b 0,3906 m 0,021438 m 0,369162 m

Maka :
0,369162 0,01588

S m 0,129 0,3906 0,369162


0,01985 0,01588
0,5 0,01985

S m 0,01188 m 2

(ii) Kecepatan maksimum antar tube (Vmax)


oil
m
11,68 kg / s
V max

1,1574 m / s
oil .S m 849,3 kg / m 3 0,01188 m 2
(iii) Reynold Number (Re)
V max Do
Re
oil
Properties Cooling water pada temperatur film :
50 60
55 oC
2

Tf

Density (oil)
: 849,30 kg/m3
Viskositas (oil)
: 0,0185 Ns/m2
Konduktivitas Thermal (koil) : 0,137 W/m.K

Maka :
Re

849,30 kg / m 3 1,1574 m / s 0,01588 m


8,43 10 2
0,0185 Ns / m 2

(iv) Nusselt Number (Nu)


Nu a Re m Pr 0,34

dimana untuk 3x102 <Re< 2x105; stagger banks a= 0,273;


m = 0,635

Dimana Pr adalah Prandtl Number, dan dihitung dengan


persamaan berikut :

Cp oil
2,21 kJ / kg 0,0185 Ms / m 2

297,89
k oil
0,137 W / m.K

Pr

Maka :

Nu 0,273 8,43 x10 2

0 , 635

297,89 0, 34 137

Sehingga koeffisien perpindahan panas konveksi ideal dapat


dihitung :
Nu k oil 137 0,137 W / m.K
ho _ ideal

1.179 W / m 2 .K
Do
0,01588 m
2)

Hitung faktor koreksi : configuration, leakage, dan


bypass
(i) Configuration Correction Factor (JC)

Buffle cut (Lc)


Lc = 25% x Ds = 25% x 0,3906 m = 0,09765 m

1
2 X sin cos 1 X 2 cos 1 X

Ds 2 Lc 0,3906 m 2 0,09765 m

0,5290
Dimana X
DOTL
0,369162 m
maka :

Fc

Fc

2 0,5290 sin cos

0,5290 2 cos 1 0,5290

0,6407

Configuration Correction Factor (JC) dapat dihitung dengan


persamaan berikut :
Jc = 0,55 + 0,72 Fc
Jc = 0,55 + 0,72 x 0,6407 = 1,0113
(ii) Leakage Correction Factor (JL)

D
2L

S sb s sb cos 1 1 c
2
Ds

0,3906 0,00385884
2 0,09765
1

cos 1
2
0,3906

0,0016 m 2

S tb

1 Fc
Do tb
NT
2
2

1 0,6407
0,01588 0,0005
286
2
2
2
0,0029 m

S sb S tb 0,0016 0,029

0,3793
Sm
0,01188

S sb
0,0016

0,3503
S sb S tb 0,0016 0,029

Dari Gambar 6.8 dapat ditentukan JL : 0,64

(iii) Bypass Correction Factor (JB)

Bypass area, Fbp


D DOTL LB 0,3906 0,369162 0,129
S
Fbp B s

0,2328
Sm
Sm
0,01188

Nss/ Nc = 0,2
Dari Gambar 6.9 dapat ditentukan JB = 0,93

3)

Hitung koefisien perpindahan panas konveksi terkoreksi


ho ho _ ideal J C J L J B 1.179 W / m 2 K 1,0113 0,64 0,93

cross flow
ho 709 W / m 2 K

c)Koeffisien perpindahan panas konduksi tube (ht)


Material tube adalah A 178 (carbon-manganese steel) dengan
konduktivitas thermal, k = 41 W/ m.K
d)

Overall heat transfer coefficient (U)


1
1 1 tt
1
1
0,00132
U

Rtot ho hi k t 709 3.705


41
U 584,21W / m 2 K

3.4. Pressure Drop (dP)


a) Di sisi shell
(i) Euler Number, Kf untuk triangular array dengan 3 < Re < 103
dapat dihitung dengan Persamaan 6.23 :
0,247 x103 0,335 x10 4 0,155 x10 4 0,241x104
K f 0,795

Re
Re 2
Re 3
Re 4
K f 0,795

0,247 x103 0,335 x10 4 0,155 x10 4 0,241x104

1,09
843
8432
8433
8434

(ii) Number of cross flow rows, Nc

Ds 1 Lc / Ds 0,39061 0,09765 / 0,3906

9,84
PT
0,01985
(iii) Cross flow pressure drop in one buffle space, pc
Nc

pc N c K f

1
2

V 2 max 9,84 1,09 12 849,3 1,1574 2 6.11 4 Pa

(iv) Windows zone flow area, Sw

Ds 2 Lc
D2
S w s cos 1
4
Ds

Ds 2 Lc
Ds

Dimana
Sehingga :

Ds 2 Lc

Ds

D 2 Lc
1 s
Ds

N T 1 Fc Do2

0,3906 2 0,09765
0,5
0,3906

0,3906 2
286
2
1 0,6407 0,01588 2
Sw
cos 1 0,5 0,5 1 0,5

4
8

S w 0,01628 m 2

(v) Effective Number of cross-flow rows in windows zone, Ncw


N cw

0,8 Lc 0,8 0,09765

3,94
PT
0,01985

(vi) Windows zone pressure drop, pw

p w

2 0,6 Ncw m oil

2 0,6 3,94 11,68

834 Pa
2 Sm Sw oil
2 0,01188 0,01628 849,3
(vii) Leakage and bypass correction factor for pressure drop
Dari Gambar 6.10 dapat ditentukan Leakage correction factor
(RL) = 0,37 dan dari Gambar 6.11 dapat ditentukan Bypass
correction factor (RB) = 0,81.


N
ps N 1 pc RB Npw RL 2pc RB 1 cw
Nc

(viii) Pressure drop in shell, ps


Dimana N (number buffle of shell) = 21
Sehingga :
3,94

p s 21 1 6114 0,81 21 834 0,37 2 6114 0,81 1

9,84

p s 56.996 Pa

b) Sisi tube
Perhitunga pressure drop untuk aliran turbulen :
2

LV
hf f
D 2

Dimana :
hf : pressure drop (m)
f
: Friction factor (m), fungsi Reynolds number ReD& relative
roughness /D
L : Panjang tube (m)
D : Diameter dalam tube (m)
V : Kecapatan rata-rata fluida dalam tube (m/s)
Dari data diketahui bahwa :
V
= 0.69 m/s
ReD = 13,010 (perhitungan 3.3 (a)), turbulent flow
e
= 0.046 (mm) untuk manganese steel commercial steel
L
= 3.2 m
D
= 0.01456 (mm)
e/D 0.003
f
0.032 (lihat Moody Diagram)
h f 0.032

3.2 0.69 2
1.689m 0.17 Bar
0.01456 2

3.5. Log Mean Temperature Difference (LMTD)


LTMD pada HE dapat dihitung sebagai berikut :

LMTD

T1 T2 60 39 50 42,2

13,33 oC
T1
60 39

ln
ln
50 42,2
T2

3.6. Correction Factor (F)


Dari Gambar 3.22, Faktor koreksi untuk Shell & Tube HE dapat
ditentukan, dimana :

T
T
T
R
T
P

TC _ in

42,2 39 0,18
60 39
H _ in TC _ in
60 50 3,125
H _ in TH _ out

42,2 39
C _ out TC _ in

C _ out

Sehingga F = 0,97

4. ANALISIS
4.1. Perbandingan perhitungan desain & operasi
Tabel 4.1. Data perbandingan desain-aktual
Tube side
T in
T out
T film
T
Cp
flow rate
Q
Shell side
T in
T out
T film
T

C
C
o
C
o
C
kJ/kg.
K
kg/s
kW
o

Cp
flow rate
Q

C
C
o
C
o
C
kJ/kg.
K
kg/s
kW

QmcpdT (in tube)

kW

LMTD

F
Tm
A

U
Qlmtd
Fouling factor
NTU

Qlmtd / QmcpdT
(design)

dP tube
dP shell

C
m2
W/m2.
K
kW
m2.K/
W

%
Bar
Bar

Desain
Aktual
Cooling water
39
39
42.7
42.2
40.85
40.6
3.7
3.2
4.18
16.36
252.95
Oil
63.5
48
55.75
15.5

218.77
60
50
55
10

2.21
11.68
399.30

257.61

252.95

218.77

12.54

14.16

0.94 0.97
11.79
13.74
44.57
584.47
307.12

357.24
218.77

0.00017
1.0991
0.6229

0.00089
0.67178
0.5185

121
0.17
0.58

86

4.2. Kondisi desain HE


a. Secara desain, Q yang ditanggung HE adalah 121% dari yang
dibutuhkan (QLmtd/Q mcpdT)
b. Pressure drop sisi shell 0.58 Bar dibandingkan dengan persyaratan
spesifikasi 0.5 Bar masih cukup aman karena margin pressure
discharge pompa oil 11.5 kg/cm2 dengan yang tekanan oil yang
dibutuhkan control oil 9 kg/cm2 masih cukup besar.
c. Pressure drop sisi tube 0.17 Bar masih jauh dengan persyaratan
spesifikasi yaitu (max. 0.5 Bar).

4.3. Kondisi aktual dibanding desain


a. Dari sisi operasi, terjadi kenaikan temperature keluaran oil dari 45
o
C (desain) menjadi 50 oC (aktual). Walaupun temperature aktual
masih dibawah batas atas temperature 55 oC, dalam jangka waktu
yang lama kenaikan temperature oil ini dapat mempengaruhi fungsi
pelumasan pada bearing & fungsi control pada governor. Kenaikan
temperature ini dapat mengindikasikan bahwa terjadi penurunan
performance oil cooler.
b. Dari data perhitungan di bab 3, diketahui bahwa terjadi penurunan
Q aktual (218.77 kW) dibanding dengan Q desain (307.12 kW).
Perbedaan ini lebih disebabkan karena tingginya perbedaan U
aktual (357.24 W/m2.K) dibanding dengan U desain (584.47
W/m2.K). Penurunan nilai U ini dikarenakan karena adanya fouling.
Untuk mengetahui nilai faktor fouling dapat menggunakan rumus
Rtotal

1
U

Rtotal Ri

1
x 1

Ro
hi k ho

sbb :
Dimana :
hi = Koef. perpindahan panas konveksi (cooling water ke
permukaan dalam tube)
kt = Koef. perpindahan panas konduksi tube
ho = Koef. perpindahan panas konveksi (lube oil ke permukaan
luar tube)
Ri & Ro = Faktor fouling
Dari perhitungan didapat :
Rtotal actual
= 0.00280 m2.K/W
Rtotal desain
= 0.00171 m2.K/W
Rfouling = Rtotal actual - Rtotal desain = 0.00109 m2.K/W
Nilai Rfouling 0.00109 m2.K/W lebih besar daripada yang
dipersyaratkan yaitu 0,00017 m2.K/W.
Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kerak(scale) pada tube side
khususnya bagian inside yang lebih beresiko akibat kontak
langsung dengan cooling water sehingga menghambat perpindahan
kalor dari lube oil-shell side ke cooling water-tube side.
Akibat penurunan nilai U, terjadi penurunan efeftifitas HE dari
0.6229 (desain) menjadi 0.5185.

5. KESIMPULAN & SARAN


Dari perhitungan dan analisis HE-shell & tube yang digunakan pada PT.
PUSRI Palembang ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Desain oil cooler sudah sesuai dengan kebutuhan untuk pendinginan
oil dengan overdesign sebesar 20% dan pressure drop masih
dibawah spesifikasi yang dipersyaratkan.
2. Oil Cooler telah mengalami penurunan efektifitas ( ) akibat
pembentukan kerak(scale) pada tube side khususnya bagian inside
yang kontak langsung dengan cooling water yang telah melebihi
data desain.
Sehingga dapat disarankan kepada PT. PUSRI Palembang melakukan
maintenance
pembersihan tube
menghilangkan
kerak
untuk
mengembalikan performance dan efektifitas oil cooler ini.

Anda mungkin juga menyukai