Anda di halaman 1dari 17

Indikator 3.

5
Mendeskripsikan Hidrolisis Garam dan KSP
A. Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ion-ion yang berasal dari asam lemah atau
basa lemah suatu garam , yaitu proses pemecahan garam (dengan salah satu komponen atau
kedua komponennya lemah) oleh air.

Garam yang berasal dari asam kuat + basa lemah


[H+] = [ garam].

Kw
Kb

Terhidrolisis sebagian, Ph < 7

Kh =

Garam yang berasal dari asam lemah + basa kuat


[OH-] = [ garam].

Kw
Ka

- Terhidrolisis sebagian, Ph > 7


- Kh =

Garam yang berasal dari asam lemah + basa lemah

Ka.

[H ]=

Kw
Kb

Terhidrolisis sempurna

Kh =

[OH-]=

Kb.

Kw
Ka

Garam yang berasal dari asam kuat + basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan pH = 7.

Catatan:
jika rumus garamnya ada angka 2, misalnya (CH3COO)2Ca, maka konsentrasi
garamnya kali 2.
garam yang mengandung golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dan IIA (Mg, Ca, Sr, Ba)
kecuali Be tergolong basa kuat

garam yang mengandung ion Cl-, Br-, I-, NO3-, SO42-, ClO4-tergolong sebagai asam
kuat
selain tersebut di atas semuanya merupakan asam/basa lemah.

B. Kelarutan (s) da Hasil Kelarutan (Ksp)


Kelarutan (s) adalah konsentrasi maksimum zat yang terlarut, sedangkan hasil kali
kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan yang sukar larut yang
dipangkatkan koefisien masing-masing. Nilai Ksp untuk elektrolit sejenis semakin besar,
menunjukkan semakin mudah larut.
Hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai berikut.
Ksp = (n-1)n-1 sn
s = kelarutan (mol L-1)
n = jumlah ion dari
elektrolit
Jika diketahui konsentrasinya, berlaku:
di
AxBy larutmenja

xA+ + yB-

Ksp AxBy = [A+]x [B-]y

Mengetahui pengendapan :
Jika harga [Ay+]x [Bx-]y = Ksp AxBy tepat jenuh / tidak mengendap.
Jika harga [Ay+]x [Bx-]y < Ksp AxBy belum jenuh / tidak mengendap.
Jika harga [Ay+]x [Bx-]y > Ksp AxBy lewat jenuh/ mengendap.

CONTOH SOAL
1. Dari campuran larutan di bawah ini, yang menghasilkan garam terhidrolisis sebagian
dan bersifat basa adalah...
A. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan 100 ml NaOH 0,1 M
B. 100 ml CH3COOH 0,2 M dan 100 ml NaOH 0,1 M
C. 100 ml NH3 0,1 M dan 100 ml HCl 0,1 M

D. 100 ml NH3 0,1 M dan 100 ml HCl 0,5 M


E. 100 ml NaOH 0,1 M dan 100 ml CH3COOH 0,2 M
Jawaban : A
Pembahasan:
Garam yang terhidrolisis sebagian dan bersifat basa adalah garam yang terbentuk
dari asam lemah dan basa kuat dengan jumlah mol yang tepat habis bereaksi.

2. Larutan 50 ml NH3 0,2 M dicampurkan dengan 50 ml HCl 0,2 M sesuai dengan reaksi
NH3 (aq) + HCL (aq) NH4Cl (aq)
Harga pH larutan yang terbentuk dari campuran tersebut jika diketahui Kb Nh3 = 10-5,
Kw = 10-14 adalah....
A. 5 + log 1

D. 13 - log 2

B. 7 - log 1

E. 13 + log 2

C. 9 log
Jawaban : A
Pembahasan:
Diketahui:
V NH3 = 50 ml = 0,05 L

V HCl = 50 ml = 0,05 L

M NH3 = 0,2 M

M HCl = 0,2 M

Kb Nh3 = 10-5
Kw = 10-14
Ditanyakan:
pH larutan setelah dicampur?
Jawab:
mol NH3 = 0,05 L

0,2 M = 0,01 mol

mol HCl =

0,2 M = 0,01 mol

NH3

HCl

mula-mula: 0,01 mol

0,01 mol

reaksi

0,01 mol

: 0,01 mol

setimbang :

NH4Cl
0,01 mol
0,01 mol

garam NH4Cl terbentuk dari basa lemah dan asam kuat


Vtotal

= V NH3 + V HCl
= (50+50) ml = 100 ml

[H+]

=
=

=
[H+]

pH

= -log [H+] = -log

= 5 atau 5 + log 1

3. Tabel pengujian larutan yang mengalami hidrolisis sebagai berikut.


Data Larutan

Uji Lakmus
Lakmus Merah

Lakmus Biru

1)

NH4Br

Merah

Merah

2)

Ba(CN)2

Merah

Merah

3)

(CH3COO)2Ca

Biru

Biru

4)

Na2SO4

Merah

Biru

5)

KF

Biru

Biru

Garam yang mengalami hidrolisis dan sesuai dengan hasil uji lakmusnya adalah....
A. 1, 2 dan 3

D. 2, 3 dan 4

B. 1, 3 dan 4

E. 2, 4 dan 5

C. 1, 2 dan 5
Jawaban: B
Pembahasan:
NH4Br = basa lemah, asam kuat
Ba(CN)2 = basa kuat, asam lemah
(CH3COO)2Ca = asam lemah, basa kuat
Na2SO4 = basa kuat dan asam kuat
KF = basa kuat, asam lemah

Jika yang kuat adalah asam, maka larutan garamnya bersifat asam. Sehingga lakmus
merah tetap berwarna merah dan lakmus biru menjadi berwarna merah. Sebaliknya,

jika yang kuat adalah basa, maka larutan garamnya bersifat basa. Sehingga lakmus
merah akan menjadi biru dan kalmus biru tidak berubah warna. Jika keduanya asam
dan basa kuat, maka sifatnya netral. Kertas lakmus tidak mengalami perubahan
warna.
4. Hasil kali kelarutan PbCl2 = 2,4 10-4. Jika 100 ml larutan Pb(OH)2 0,01 M dicampur
dengan 100 ml larutan HCl 0,01 M, maka pernyataan yang paling tepat berikut ini
adalah....
A. Terjadi endapan PbCl2 karena Qc > Ksp
B. Terjadi larutan jenuh PbCl2, karena Qc = Ksp
C. Terbentuk endapan jenuh PbCl2, karena Qc < Ksp
D. Terbentuk larutan PbCl2, karena Qc < Ksp
E. Terbentuk larutan jenuh PbCl2, karena Qc < Ksp
Jawaban: D
Pembahasan:
Diketahui:
Ksp PbCl2 = 2,4 10-4

V Pb(OH)2 = 100 ml = 0,1 L

V HCl 100 ml = 0,1 L

M Pb(OH)2 = 0,01 M

M HCl = 0,01 M

Sebelum dicampur:
n Pb2+ = n Cl- = 100 ml

0,01

= 1 mmol

Setelah dicampur:
[Pb2+] = [Cl-] =
Qc

= 5 10-3 M

harga [Ay+]x [Bx-]y = [Pb2+][Cl-]2


= (5 10-3)(5 10-3)2
= 125 10-9
125 10-9 < 2,4 10-4
Qc < Ksp terbentuk larutan

5. Berikut data Ksp beberapa senyawa:


1) Mg(OH)2 = 7,2 10-11
2) Mn(OH)2 = 1,6 10-13

3) Cu(OH)2 = 4,8 10-20


4) Ca(OH)2 = 6,5 10-6
5) Zn(OH)2 = 3,0 10-16
Ke dalam 5 tabung reaksi masing-masing berisi 300 ml larutan yang mengandung ion
Mg2+, Mn2+, Cu2+, Ca2+ dan Zn2+ dengan konsentrasi 2 10-4 M dicampur dengan 300
ml larutan NaOH 2 10-4 M. Campuran yang berupa larutan (tidak menghasilkan
endapan) adalah....
A. 1) dan 2)

D. 2) dan 4)

B. 1) dan 4)

E. 3) dan 5)

C. 2) dan 3)
Jawaban : B
Pembahasan:
Diketahui:
V Mg(OH)2 = Mn(OH)2 = Cu(OH)2 = Ca(OH)2 = Zn(OH)2 = 0,3 L
M Mg(OH)2 = Mn(OH)2 = Cu(OH)2 = Ca(OH)2 = Zn(OH)2 = 2 10-4 M
V NaOH = 300 ml = 0,3 L
M NaOH = 2 10-4 M
Karena V dan M seluruh larutan sama, maka konsentrasi ion dalam larutan juga sama.
[Mg2+] = [Mn2+] = [Cu2+] = [Ca2+] = [Zn2+]
=

NaOH

Na+ + OH-

[OH-] dalam campuran =

Mg(OH)2; Ksp = 7,2 10-11


Mg(OH)2

Mg2+ + 2OH-

[Mg2+][OH-]2 = (10-4)(10-4)2 = (10-4)(10-8) = 10-12 = 0,1


[Mg2+][OH-]2 < Ksp; tidak terjadi pengendapan

Mn(OH)2; Ksp = 1,6 10-13


Mn(OH)2

Mn2+ + 2OH-

[Mn2+][OH-]2 = (10-4)(10-4)2 = (10-4)(10-8) = 10-12 = 0,1


[Mn2+][OH-]2 > Ksp; terjadi pengendapan

= 10-4 M

Cu(OH)2; Ksp = 4,8 10-20


Cu(OH)2

Cu2+ + 2OH-

[Cu2+][OH-]2 = (10-4)(10-4)2 = (10-4)(10-8) = 10-12 = 0,1


[Cu2+][OH-]2 > Ksp; terjadi pengendapan

Ca(OH)2; Ksp = 6,5 10-6


Ca(OH)2

Ca2+ + 2OH-

[Ca2+][OH-]2 = (10-4)(10-4)2 = (10-4)(10-8) = 10-12 = 0,1


[Ca2+][OH-]2 < Ksp; tidak terjadi pengendapan

Zn(OH)2; Ksp = 3,0 10-16


Zn(OH)2

Zn2+ + 2OH-

[Zn2+][OH-]2 = (10-4)(10-4)2 = (10-4)(10-8) = 10-12 = 0,1


[Zn2+][OH-]2 > Ksp; terjadi pengendapan

Indikator 3.6
Mendeskripsikan Sifat-Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan yaitu sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarutnya, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan. Konsentrasi
larutan yang digunakan pada sifat koligatif larutan yaitu molalitas (m), molaritas (M) dan
fraksi mol (X).
1. Molalitas (m) :

Menyatakan banyaknya mol zat


terlarut dalam 1000 gram (1 kg)
pelarut.
Ket.
m = molalitas / kemolalan larutan
(mol kg-1)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
p = massa pelarut (kg)

2. Molaritas (M) :

Menyatakan banyaknya mol zat


terlarut dalam 1 liter larutan
Ket.

M = Molaritas / kemolaran larutan


(mol L-1)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (L)
3. Fraksi Mol (X) :

Menyatakan perbandingan jumlah


mol

zat

terlarut

atau

pelarut

terhadap jumlah mol larutan.


Ket.
X = fraksi mol
X1 + X2 = 1

n = jumlah mol
1 = zat terlarut
2 = zat pelarut

Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dengan larutan non elekteolit. Larutan
elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada jumlah pertikel non
elektrolit. Dengan demikian, harga sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar daripada
harga sifat koligatif larutan non elektrolit. Pertambahan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit melibatkan factor Van Hoff (i).
Larutan Non

Larutan Elektrolit

Keterangan

P =

Po = tekanan uap

Elektrolit
Penurunan Tekanan

P = Po P

Uap Jenuh ( P)

P = Po (Xp . Po)

. Po

pelarut (mmHg)

P = Po (1 - Xp)

P = tekanan uap

P = Po . Xt

larutan (mmHg)

*P = Xp . Po

Tb = titik didih
larutan (C)
Kenaikan titik didih

Tb = Tb - Tb

( Tb)

Tb = Kb . m

Tb = titik didih
Tb = Kb . m. i

pelarut (C)
Kb = tetapan
kenaikan titik didih
(C/m)

m = molalitas larutan
(m)
Tf = titik beku
pelarut (C)
Tf = titik beku
Penurunan titik beku

Tf = Tf - Tf

( Tf)

Tf = Kf . m

larutan (C)
Tf = Kf. m. i

Kf = tetapan
penurunan titik didih
(C/m)
m = molalitas larutan
(m)
M = Molaritas
(mol/L)

PV = n . R . T
Tekanan osmotik
( )

.R.T

R = tetapan gas
= M.R.T. i

=M.R.T

(0,0823 L atm/mol
K)
T = suhu (K)
V = Volume (L)

Keterangan:
i = factor Van Hoff i = 1 + (n - 1)
m = molalitas
n = jumlah ion koloid
= derajat ionisasi

Diagram P T
Diagram fase atau diagram P-T adalah diagram yang menyatakan hubungan antara suhu
dan tekanan dengan fase zat. Hubungan antara penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik
didih, dan penurunan titik beku yang digambarkan dengan grafik berikut

B A merupakan proses membeku pelarut (garis beku).

E D merupakan proses membeku larutan (garis beku).

B C merupakan perubahan wujud pelarut dari cair menjadi gas (garis didih).

E F merupakan perubahan wujud larutan dari cair menjadi gas (garis didih).

A/H merupakan titik beku pelarut dan D/G merupakan titik beku larutan sehingga
D A / G H merupakan penurunan titik beku larutan ( Tf).

F/J merupakan titik didih larutan dan C/I merupakan titik didih pelarut sehingga F
C / I J merupakan kenaikan titik didih larutan ( Tb).

O B merupakan perubahan wujud padat ke gas (garis sublimasi)

CONTOH SOAL
1. Berikut ini beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari:
a) Membuat cairan infus yang akan dimasukkan dalam tubuh manusia.
b) Desalinasi air laut menjadi air tawar
c) Garam dapur yang digunakan pada pembuatan es putar
d) Penentuan massa molekul relatif (Mr)
e) Mencairkan salju dengan garam dapur
Penerapan sifat koligatif tekanan osmotik terdapat pada....
A. a) dan b)
B. a) dan c)
C. b) dan c)
Jawaban : A
Pembahasan:
a)
b)
c)
d)
e)

Tekanan osmotik
Tekanan osmotik
Penurunan titik beku
Penurunan titik beku
Penurunan titik beku

D. b) dan d)
E. d) dan e)

2.

a
Keterantan:

b
c
d
e
= zat terlarut
= zat pelarut
Larutan yang mempunyai tekanan uap paling besar terdapat pada gambar nomor....
A. a
B. b
C. c
D. d
E. e
Jawaban : E
Pembahasan:
Semakin banyak zat yang terlarut akan terjadi penurunan tekanan uap larutan.
Tekanan uap paling besar dimiliki oleh larutan yang di dalamnya terdapat zat terlarut
paling sedikit.
3. Diberikan tabel komposisi larutan glukosa dan pelarut air sebagai berikut:
No. Mol glukosa Volume larutan
1.
0,5
1000 ml
2.
0,4
500 ml
3.
0,3
400 ml
4.
0,2
300 ml
5.
0,1
100 ml
Larutan yang memiliki tekanan osmotik paling kecil pada suhu 25C adalah....
A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

Jawaban : A
Pembahasan:
=MRT
Semakin kecil tekanan osmotik suatu larutan, maka kemolaran larutan juga akan
semakin kecil.
M=
No Mol glukosa
1.
0,5
2.
0,4
3.
0,3
4.
0,2
5.
0,1

Volume larutan
1000 ml
500 ml
400 ml
300 ml
100 ml

Molaritas larutan
5

4. Perhatikan gambar berikut!

0,1 mol
0,2 mol
0,3 mol
0,4 mol
0,5 mol
K
L
M
N
O
Jika zat non elektrolit tersebut dilarutkan ke dalam 250 gram air, maka yang
mempunyai titik beku paling besar adalah larutan....
A. K

B. L

C. M

D. N

E. O

Jawaban : A
Pembahasan:
Makin besar mol zat terlarut, makin besar penurunan titik beku dan makin rendah titik
beku. (titik beku berbanding terbalik dengan mol zat terlarut)
5. Di bawah ini, yang termasuk penerapan dari penurunan titik beku larutan adalah....
A. Penyerapan air oleh akar tanaman
B. Penggunaan etilen glikol pada radiator mobil
C. Penggunaan garam untuk membunuh lintah
D. Naiknya zat makanan dari akar tanaman ke daun atau batang
E. Memisahkan zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
Jawaban : B
Pembahasan:
A = tekanan osmotik
B = penurunan titik beku
C = tekanan osmotik
D = tekanan osmotik
E = tekanan osmotik

Indikator 3.7
Mendeskripsikan Sistem dan Sifat Koloid serta Penerapannya
A. Sistem Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi (pemencaran) dua atau lebih zat yang homogen,
yaitu suatu sistem yang terjadi apabila zat terlarut didispersikan ke dalam zat lain.

Komponen koloid dibagi menjadi 2 macam, yaitu zat yang didisepesrikan ke dalam
zat lain (fase terdispersi) dan fase yang digunakan untuk mendispersikan fase
dispersi (medium pendispersi).
Berdasarkan ukurannya dalam sistem dispersi, partikel dapat digolongkan menjadi 3
macam, yaitu :
Aspek

Larutan

Koloid

Suspensi

Jumlah fase

Satu

Dua

Dua

Kestabilan

Stabil

Cenderung

Mudah mengendap

mengendap
Bentuk campuran

Homogen

Tampak homogen

Pemisahan dengan Tidak


cara penyaringan

dapat Dapat

disaring

Heterogen

disaring Dapat disaring

dengan penyaring
udara

Sistem dispersi

Molekuler

Ukuran partikel < 1 Ukuran partikel 1


100 nm

nm

Padatan halus

Padatan kasar

Ukuran partikel >

Ukuran partikel <

100 nm

1 nm

Jenis-jenis koloid
Fase

Medium

Terdispersi Pendispersi

Nama Koloid

Contoh

Gas

Cair

Busa (buih)

Busa sabun, krim kocok

Gas

Padat

Busa padat

Batu apung, karet busa

Cair

Gas

Aerosol cair

Kabut, awan

Cair

Cair

Emulsi

Susu, santan

Cair

Padat

Gel/Emulsi padat

Agar agar, jelly

Padat

Gas

Aerosol padat

Debu, asap

Padat

Cair

Sol

Cat, tinta

Padat

Padat

Sol padat

Kaca berwarna

B. Sifat-Sifat Koloid
1) Gerak Brown adalah gerak tidak beraturan, acak atau zig zag partikel koloid
karena tumbukan tidak teratur antara partikel koloid dan medium pendispersi.
Gerakan partikel koloid semakin cepat apabila ukuran partikelnya semakin kecil.
2) Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel partikel koloid
dengan memantulkan cahaya yang mengenainya sehingga tampak lintasan berkas
sinar tersebut. Contohnya hamburan cahaya kendaraan bermotor akan terlihat di
udara yang berkabut atau pada jalan yang berdebu, terjadinya warna biru di langit
pada siang hari dan jingga pada sore hari.
3) Elektroforesis, yaitu persitiwa pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Contohnya pada proses penyaringan debu pabrik.
4) Adsorbsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan partikel koloid. Contohnya,
penjernihan

air,

menghilangkan

kotoran

pada

pembuatan

sirup,

proses

menghilangkan bau badan.


5) Koagulasi (penggumplan) adalah proses pengendapan partikel partikel koloid
karena adanya pemanasan, penambahan elektrolit atau penggaungan partikel koloid
yang muatannya berlawanan sehingga membentuk partikel yang lebih besar.
Contohnya perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu.
6) Koloid pelindung adalah koloid yang dicampurkan dengan koloid lain, namun tidak
mengakibatkan penggumpalan karena melapisi partikel lain sehingga melindungi
muatan koloid. Contohnya, penambahan gelatin pada es krim, penambahan minyak
silikon pada cat.
7) Dialisis adalah proses penghilangan ion ion yang mengganggu kestabilan koloid.
Tujuannya untuk menghindari koagulasi dari ion ion pengganggu dalam koloid
menggunakan selaput semipermeabel. Contohnya, cuci darah.

C. Penerapan Koloid
Alat pencuci darah menggunakan dialisis untuk mencegah penggumpalan darah
ketika darah dicuci di dalam mesin.
Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi yang bertujuan agar
campuran tersebut tidak terpisah. Contohnya penambahan sabun ke dalam campuran
minyak dan air.

Penambahan gelatin pada pembuatan es krim agar es krim tidak mudah meleleh dan
tetap kenyal.
Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid lempung dalam air sungai
mengalamu koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
Warna cahaya sinar matahari yang akan terbenam tampak akan berwarna merah, hal
ini terjadi karena cahaya matahari mengalami difraksi oleh partikel partikel koloid
di atmosfer.

D. Pembuatan Koloid
1) Kondensasi, yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan
sejati yang berupa ion atau molekul menjadi partikel koloid. Contoh:
a. Membuat sol AgCl dengan cara mencampur larutan AgNO3 dengn larutan
HCl atau NaCl.
b. Membuat sol Fe(OH)3 dengan cara meneteskan larutan FeCl3 ke dalam air
mendidih.
c. Membuat sol belerang dengan cara:
Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 atau larutan H2O2;
Meneteskan larutan HCl ke dalam larutan Na2S2O3;
mengalirkan larutan arsen (III) oksida ke dalam gas asam sulfida;
Meneteskan larutan jenuh belerang ke dalam air.
d. Membuat sol emas dengan cara mereduksi larutan AuCl3 dengan reduktor
non elektrolit.
e. Membuat sol raksa dengan cara mengembunkan uap raksa melalui air dingin.
2) Dispersi, yaitu pembuatan koloid dari suspensi. Contoh:
a. Membuat sol logam dengan cara busur Bredig.
b. Membuat sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam endapan
CdS atau NiS.
c. Menambahkan larutan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3 untuk membuat sol
AlOH)3
Larutan

Koloid

Suspensi

CONTOH SOAL
1. Pasangan data yang tidak tepat adalah....
Jenis koloid
Fase pendispersi
A. Emulsi
Cair
B. Sol
Padat
C. Aerosol
Cair
D. Buih padat
Gas
E. Busa
Padat

Medium pendispersi
Cair
Cair
Gas
Padat
Cair

Jawaban : B
Pembahasan:
Sudah jelas
2. Tabel berikut berisi data mengenai sifat koloid dan contoh penerapannya.
No Sifat koloid
Penerapan sifat koloid
1. Adsorpsi
Penambahan gelatin dalam es krim
2. Elektroforesis Penyaringan debu pabrik
3. Koagulasi
Pemanasan putih telur
4. Dialisis
Penghilangan bau badan
5. Efek Tyndall
Pewarnaan serat wol
Data yang berhubungan dengan tepat ditunjukkan oleh nomor....
A. 1 dan 2
D. 3 dan 4
B. 2 dan 3
E. 4 dan 5
C. 2 dan 5
Jawaban : B
Pembahasan:
Penambahan gelatin dalam es krim

: koloid pelindung

Penyaringan debu pabrik

: elektroforesis (2)

Pemanasan putih telur

: koagulasi (3)

Penghilangan bau badan

: adsorbsi

Pewarnaan serat wol

: adsorbsi

3. Berikut beberapa sifat koloid


I.
Koagulasi
II.
Gerak Brown
III.
Adsorbsi
IV.
Efek Tyndall
V.
Dialisis
Penerapan sifat koloid pada proses penjernihan air adalah....
A. I dan II

B.
C.
D.
E.

I dan III
I dan V
II dan IV
III dan V

Jawaban : B
Pembahasan:
Koagulasi dapat mengendapkan tanah pada penjernihan air sungai.
Adsorbsi menggumpalkan pengotor keudian mengendapkannya sehingga air menjadi
jernih.
4. Berikut ini fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid:
I.
Proses cuci darah
II.
Penyaringan debu pabrik
III.
Pembentukna delta di muara sungai
IV.
Penjernihan air
Sifat elektroforesis koloid dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor....
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
Jawaban : B
Pembahasan:
Sudah jelas
5. Berikut ini adalah contoh pembuatan koloid tipe sol dengan cara kondensasi,
kecuali....
A. Mengalirkan gas H2S ke dalam lerutan SO2 atau larutan H2O2
B. Membuat sol AgCl dengan cara mencampur larutan AgNo3 dengan larutan
HCl atau NaCl
C. Membuat sol emas dengan cara mereduksi larutan AuCl3 dengan reduktor non
elektrolit
D. Membuat sol logam dengan cara busur Bredig
E. Membuat sol raksa dengan cara mengembunkan uap raksa melalui air dingin
Jawaban : D
Pembahasan:
Sudah sangat jelas.

Anda mungkin juga menyukai