Anda di halaman 1dari 2

GELISAHku, saya menggugat

Dengan nama Sang pengasih dan Maha penyayang, yang cinta


serta kasih sayangnya tak perlu anda ragukan lagi. Saya terus
terang menggugat. Dan untuk sekedar diketahui, bawasannya
ketika petikan isi otak saya yang telah saya imajikan
dihadapan anda sekalian, saya buat. Keadaan mental, otak,
serta mungkin spirit saya sedang mutung , gelisah, marah , bad
mood, dan penuh hasrat untuk berteriak, mendobrak apa yang
disebut takdir. Namun, terlebih dahulu saya nyuwun sewu
terlebih dahulu pada yaaa Robb, sang penguasa segala titik
ilmu. Yang tentunya tidak ngawur, serta selektif pada umatnya
yang ngampung wadul sebentar. Dan saya tahu bahwa dibalik
kuasa-Nya yang cenderung otoriter tersembunyi arti demokrasi
yang sangat luas dan terbuka bagi umat seperti saya dan
sampeyan pada khususnya, yang dalam hal ini sedang gelisah
binti bimbang.
Apa yang sedang saya gelisahkan ??? sehingga begitu
beraninya menggugat. Hal itu berkaitan dengan kebertidakadilan yang saya liat. Mengenai kehidupan, kesedihan,
sampai dengan keberagaman komunitas yang membuat saya
meri (iri) dan ngeri. Namun belum selesai saya melayangkan
gugatan saya. Saya terlebih dahulu disomasi, dituntut oleh
naluri kemakhlukan saya sendiri. Yang kemudian berkata
bawasannya dogma pertama Allah atas kita adalah kelahiran
kita ke dunia yang indah ini. Dan selanjutnya ketika Allah
sudah berani bikin manusia, dia juga berani membikin apa-apa
yang diperlukan agar manusia survive dalam hidupnya . Sudah
titik ? Belum, dogma selanjutnya adalah keterikatan kita pada
struktur alam. Ada yang dinamai baik dan buruk, true or false,
salah karo bener. Nah disitulah manusia sebagai makhluk
dinamis diberi kebebasan penuh oleh Nya yang berarti

dipersilahkan memilih mana yang hak mana yang bathil, mana


jalan yang benar mana jalan keberengsekan, silahkan memilih
surga atau neraka. Dan akhirnya saya tau. Dan kembali
nyuwun.
Next...ighfir..ighfir

RUKUN TETANGGA, supaya rukun


Dalam islam dikenal adanya dua rukun yang telah cukup dikenal dan
agaknya telah menjadi subyek sekaligus obyek manusia untuk mencari
siratul mustaqim. Ya, rukun islam dan iman, atawa dibalik jadi rukun
iman dan islam. Terkadang ditambahi ihsan sehingga menjadi runtun
triple i yakni iman, islam, dan ihsan. Rukun iman itu dalam takaran
dimensi sesungguhnya semacam hubungan yang sangat privacy, rahasia,
dan terkesan pribadi antara barang ciptaan dan penciptanya. Rukun islam
pun begitu, namun lebih sosialis karena untuk melakukannya terkadang
diperlukan komponen yang lebih dari sekedar hubungan Robb dengan
makhluknya, misalnya saja untuk melakukan ikrar kesungguhan masuk
islam, pengucapan syahadat diperlukan saksi. Salat berjamaah juga
sebagai bentuk refleksi silaturahmi, haji, zakat, puasa apalagi.
Kesemuanya berhubungan dengan ideologi manusia sebagai makhluk
sosial yang memberi manfaat juga menerimannya, yang bersyafaat juga
sebaliknya. Persoalannya kini bagaimana awal mula terjadinya kesosialisasian yakni sifat individu yang ke-kardian mampu

Anda mungkin juga menyukai