Anda di halaman 1dari 5

PERHITUNGAN BIAYANHIDUP

RINGKASAN MATERI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Ekonomi Makro
Yang dibina oleh Bapak J.J Sarungu

Disusun Oleh :

ANDRI PRASETYO
F0114010
DICKI AULIA RAFSANJANI
F0114030
JULIANA FRANSISKA SETIAWAN DOEVE
F0114052
RATNA MALISA INDRIAWATI
F0114074
SAGITA PURBARANI NURDENIA
F0114098

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
2014

BAB 10 PERHITUNGAN BIAYA HIDUP

INDEKS HARGA KONSUMEN


Indeks Harga Konsumen (IHK) atau biasa disebut juga Consumer Price Index (CPI)
secara sederhana merupakan perbandingan antara harga dengan suatu paket komoditas dari
suatu kelompok barang atau jasa (market basket) pada suatu periode waktu terhadap harganya
pada periode waktu yang telah ditentukan (tahun dasar). Jadi IHK/CPI ini mengubah harga
berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indes tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga.
Berdasarkan IHK inilah kemudian didapat besaran angka inflasi/deflasi, yaitu besarnya
persentase perubahan IHK antar periode. Angka inflasi/deflasi mencerminkan kemampuan
daya beli dari uang yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semakin
tinggi inflasi maka semakin rendah daya beli dari uang dan dengan sendirinya semakin
rendah pula daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa kebutuhan rumah tangga. Laju
inflasi yang tidak terlalu tinggi akan membuat stabilitas tetap terjaga dan roda perekonomian
dapat terus bergulir. Selain itu IHK juga digunakan sebagai :

Indikator untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi.

Sebagai data dasar untuk perhitungan pendapatan nasional/regional.

Berbagai analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan pembangunan sosial
ekonomi lainnya.

Bagaimana menhitung Indeks harga konsumen


Ketika menghitung indeks harga dan laju inflasi, Departemen statistik menggunakan data
tentang harga-harga ribuan barang dan jasa.
1. Tentukan isi keranjang. Langkah pertama adalah menentukan harga-harga mana
yang paling penting bagi konsumen tertentu.
2. Temukan Harga-harganya. Langkah kedua adalah menemukan harga setiap
barang dan jasa dalam keranjang untuk setiap masa waktu.

3. Menghitung harga seluruh isi keranjang. Langkah ketiga adalah menggunakan


data harga-harga untuk menghitung jumlah harga keseluruhan isi keranjang
barang dan jasa dari waktu ke waktu.
4. Menghitung tahun basis dan menghitung indeksnya. Langkah keempat adalah
memilih satu tahun sebagai tahun basis yang merupakan tolak ukur yang menjadi
bandingan tahun-tahun yang lain.
5. Menghitung laju inflasi. Langkah terakhir adalah menggunakan indeks harga
konsumen untuk menghitung laju inflasi (inflation rate) yang merupakan
perubahan persentase pada indeks harga dari priode sebelumnya, yaitu laju inflasi
antara dua tahun yang berurutan dihitung sebagai berikut.
Laju Inflasi pada tahun ke-2 = CPI Pada tahun ke-2 CPI pada tahun ke-1 x100

Laju inflasi adalah perubahan persentase pada indeks harga dari periode
sebelumnya.
Indeks harga produsen adalah ukuran biaya barang dan jasa keseluruhan yang
di beli oleh perusahaan.

Masalah-masalah dalam perhitungan biaya hidup.


Target dari indeks harga konsumen adalah mengukur perubahan-perubahan pada biaya
hidup.dengan kata lain indeks harga konsumen mencoba untuk mengukur berapa banyak
penghasilan yang harus di naikkan guna memelihara standar hidup yang konstan. Namin
indeks harga konsumen bukan lah ukuran biaya hidup yang sempurna. Tiga permasalahan
dengan indeks sudah di ketahui dengan luas, tetapi masih sulit di pecahkan.
a. Bias subtitusi.
Ketika harga-harga berubah dari satu tahun ke tahun yang lain, harga-harga tersebut
tidak berubah secara seimbang. Ada harga yang naik lebih tinggi dari harga-harga
lainnya. Konsumen merespon perubahan harga yang berbeda ini dengan membeli
lebih sedikit barang-barang yang harga nya naik tinggi dan membeli barang-barang

yang harganya naik sedikit atau bahkan yang harga nya mungkin turun. Dengan kata
lain, konsumen beralih pada barang-barang yang relatif lebih tidak mahal.
b. Munculnya barang-barang yang baru.
Ketika barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki farietas lebih banyak
yang dapat mereka pilih. Ragam produk yang lebih besar, pada gilirannya akan
membuat uang lebih bernilai, sehingga konsumen lebih membutuhkan uang lebih
sedikit untuk memelihara standar hidup yang ada.
c. Perubahan kualitas yang tidak terukur.
Jika kualitas barang memburuk dari satu tahun ke tahun berikutnya , nilai uang jatuh,
bahkan jika harga barang tetap sama. Begitupun juga jika kualitas naik dari satu tahun
ke tahun berikutnya nilai uang akan naik. Pakar statistik membuat penjelasan untuk
perubahan kualitas ini sebisa mungkin.

Deflator PDB versus Indeks Harga Konsumen


Pakar ekonomi dan pemangku kebijakan mengawasi deflator PDB dan indeks harga
konsumen untuk mengukur seberapa cepat harga naik. Biasanya kedua statistik ini
menunjukkan hal yang sama. Namun, ada dua perbedaan penting yang dapat membuat
keduanya berbeda.
Perbedaan pertama adalah deflator PDB mencerminkan harga semua barang dan jasa yang di
produksi di dalam negeri, sedangkan indeks harga konsumen mencerminkan harga semua
barang dan jasa yang yang di beli oleh konsumen.
Perbedaan kedua dan yang lebih tidak kentara antara deflator PDB dan indeks harga
konsumen berhubungan dengan bagaimana beragam harga di timbang untuk menghasilkan
sebuah angka untuk tingkat harga keseluruhan.

Mengoreksi Variabel Ekonomi Terhadap Dampak Inflasi


Tujuan kita mengukur tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian adalah untuk
melakukan perbandingan antara nilai moneter dari masa waktu yang berbeda.
Nilai uang dari waktu ke waktu.
Indeksasi ( penyesuaian otomatis dari jumlah uang yang ada dengan dampak inflasi
oleh undang-undang atau kontrak.

Suku bunga nomminal ( suku bunga sebagaimana biasa di beritahukan tanpa di


sesuaikan dengan dampak inflasi ).
Suku bunga Riil ( suku bunga yang di sesuaikan dengan dampak inflasi ).

DAFTAR PUSTAKA.
-

Mankiw, Gregory. 2012. Principles of economics pengantar ekonomi makro an Asian

edition-volume 2. Jakarta. Salemba Empat.


Mankiw n Gregory, Principles of economics pengantar ekonomi makro, edisi 3,
penerbit salemba empat, 2006, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai