Anda di halaman 1dari 18

9/28/2012

Elementary Linear Algebra

Persamaan Linier
n

Setiap garis lurus pada bidang xy dan


dinyatakan dalam bentuk persamaan:

a1 x + a2 y = b

Pengantar ke
Sistem Persamaan Linier

Contoh 1
Persamaan Linier
n

Bentuk umum: persamaan linier dalam n


peubah/variable : x1 , x2 ,..., xn

a1x1 +a2x2 +...+anxn =b


n

Dimana a1 , a 2 ,..., a n , and b konstanta real.

1
Persamaan x + 3 y = 7, y = x + 3 z + 1, dan
2
x1 2x2 3x3 + x4 = 7 adalah linier.
Perhatikan bahwa dalam persamaan linier, tidak terdapat
akar atau perkalian dari variabel. Semua variabel dengan
pangkat berderajat satu, dan tidak muncul dalam bentuk
trigonometris (sin, cos, tg) logiaritma, atau fungsi
exponensial.
Persamaan x + 3 y = 5, 3x + 2y z + xz = 4, and y = sinx
adalah non linier.
n

Solusi dari persamaan linier adalah sekuens dari n


bilangan s1 , s2 ,..., sn , sedemikian sehingga persamaan
tersebut terpenuhi. Himpunan semua solusi disebut
himpunan solusi atau solusi umum dari persamaan.

9/28/2012

Contoh 2
Mencari Himpunan Solusi
n

Cari Solusi dari

(a ) 4 x 2 y = 1

Sistem Linier (1/2)


Himpunan terhingga dari persamaan
linier dalam peubah x 1 , x 2 ,..., x n
disebut sistem persamaan linier atau
sistem linier.

Solusi (a)
Kita dapat memberi sembarang nilai pada x dan
menyelesaikan persamaan untuk y, atau memilih sembarang
nilai y dan menyelesaikan untuk x. Misalkan kasus I, akan
kita dapatkan:
1
1
1
x = t1 , y = 2 t1
or
x = t2 + , y = t2
2
2
4
t1, t2 disebut
n Sembarang bilangan/nilai
parameter.
n contoh
11
11
t1 = 3 menghasilk an x = 3, y =
sebagaiman a t2 =
2
2

Setiap SPL kemungkinannya adalah: tidak


punya solusi; tepat punya satu solusi, atau
tak terhingga solusi.
Persamaan umum terdiri dari 2 persamaan
linier:
a1 x + b1 y = c1 (a1 , b1 keduanya bukan nol)

(Figure1.1.1) a x + b y = c ( a , b keduanya bukan nol)


2
2
2
2
2

n
n

Kedua garis sejajar -> tidak ada solusi


Kedua garis berpotongan pada satu titik
-> Satu solusi
Kedua garis berhimpit
-> Solusinya tak hingga

a21x1 + a22 x2 + ... + a2n xn = b2


M

Sekuens dari s1 , s 2 ,..., s n disebut


solusi dari sistem.
am1x1 + am 2 x2 + ... + amn xn = bm

Sebuah sistem yang tidak


memiliki solusi disebut tak
konsisten (inconsistent); Jika
sistem memiliki paling sedikit
satu solusi, Maka disebut
konsisten (consistent).

Sistem dari m persamaan


linier dalam n bilangan tak
diketahui

Matriks yang diperluas


(Augmented Matrices)

Sistem Linier (2/2)


n

a11x1 + a12 x2 + ... + a1n xn = b1

Lokasi tanda '+', dan '='


dapat ditata dalam format
persegi panjang
Ini disebut dengan matriks
yang diperluas (augmented
matrix) sistem tersebut.
Satu persamaan dalam satu
baris

a11 x1 + a12 x2 + ... + a1n xn = b1


a21 x1 + a22 x2 + ... + a2 n xn = b2
M

am1 x1 + am 2 x2 + ... + amn xn = bm


Kolom ke-1

a11 a12 ... a1n b1


a a ... a
b2
2n
21 22
M M
M
M

a
a
...
a
bm
m1 m 2
mn

Baris ke-1

9/28/2012

Contoh 3
Operasi baris elementer

Operasi baris elementer


n

Ide dasar penyelesaian SPL adalah dengan mengganti dengan SPL


baru yang mempunyai solusi yang sama, yang akan lebih mudah
untuk diselesaikan.
Tiga operasi baris elementer yang akan memberikan solusi yang sama
(ekuivalen), disebut operasi baris elementer.
1. Satu persamaan (kedua ruas) dikalikan dengan bilagan bukan nol.
2. Mempertukarkan urutan dua baris (dua persamaan).
3. Menambah satu persamaan (satu baris) dengan kelipatan suatu
persamaan (satu baris) lainnya.

Operasi baris elementer


x + y + 2z = 9
2 y 7 z = 17
3 y 11z = 27

2
9
1 1
0 2 7 17

0 3 11 27

persamaanII kali

1
2

x + y + 2z =

1 1 2 9
2 4 3 1

3 6 5 0

tambahkan - 2 kali
persamaan I ke
persamaan II

x + y + 2z =

2 y 7 z = 1 7
3 x + 6 y 5z = 0

R2
= R2
- 2R1

9
1 1 2
0 2 7 17

3 6 5
0

tambahkan - 3 kali
persamaan I ke
persamaan III

R3
= R3
- 3R1

Operasi baris elementer


9

y 72 z = 172

3 y 11z = 27

R2
=R2
*(1/2)

x + y + 2z = 9
2x + 4 y 3z = 1
3x + 6 y 5 z = 0

Tambahkan - 3 kali
persamaan II ke
persamaan III

9
1 1 2
0 1 7 17
2
2

0 3 11 27

R3 = R3 - 3R2

x + y + 2z = 9
x + y + 2z = 9
Persamaan III kali - 2
y 72 z = 172 y 72 z = 172
z= 3

12 z = 32

1 1 2
0 1 7
2

0 0 12

9
172
32

R3
=R3
*(-2)

1 1 2
0 1 7
2

0 0 1

tambahkan -1 kali
persamaan II ke
persamaan I

9
172

R2
R1
=R1
-

9/28/2012

Operasi baris elementer


+ 112 z =

35
2

y 72 z = 172
z=

1 0 112

7
0 1 2
0 0 1

35
2

172
3

tambakan - 11
2 kali
pers. III kepada pers. I
dan 72 kali pers. III
ke pers. II


R1 = R1 - (11/2)R3

R2
= R2
+ (7/2)R3

x
y

=1
= 2
z= 3

Eliminasi Gauss

1 0 0 1
0 1 0 2

0 0 1 3

n Solusinya x=1,y=2,z=3.

Bentuk Eselon
Matrik-matrik yang mempunyai sifat berikut disebut dalam
bentuk eselon baris tereduksi:
1. Jika sebuah baris tidak semuanya nOl, maka elemen bukan nol
yang pertama dalam baris tersebut adalah 1. Ini disebut leading
1.
2. Jika ada baris yang semuanya nol, maka semua baris nol tsb
diletakkan pada bagian bawah matrik.
3. Untuk sembarang dua baris tak nol, leading 1 pada baris atas
posisinya lebih ke kiri dari pada baris dibawahnya.
4. Setiap kolom yang memiliki leading 1, maka elemen lainnya
adalah nol.

n
n

Matrik yang memiliki sifat 1-3 dikatakan dalam bentuk eselon baris.
Matriks yang berada dalam bentuk eselon baris tereduksi , juga berada
dalam bentuk eselon baris, tetapi tidak sebaliknya.

Contoh 1
Bentuk eselon baris & eselon baris
tereduksi
n

bentuk eselon baris terseduksi :


0
1 0 0 4 1 0 0
0 1 0 7 , 0 1 0 , 0


0
0 0 1 1 0 0 1
0

1 2
0 0
0 0
0 0

0
1
0
0

1
3 0 0
,
0 0 0

bentuk eselon baris:


1 4 3 7 1 1 0 0 1 2 6 0
0 1 6 2, 0 1 0, 0 0 1 1 0

0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 0 1

9/28/2012

Contoh 3
Solusi SPL

Contoh 2
n

Matrik-2 berikut dalam bentuk eselon baris (untuk *


adalah sembarang bilangan real) :

0
1 * * * 1 * * * 1 * * *
0 1 * * 0 1 * * 0 1 * * 0
, 0
,
,

0 0 1 * 0 0 1 * 0 0 0 0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1


0
n

1
0

1
0
0
0
0

*
0
0
0
0

*
1
0
0
0

*
*
1
0
0

*
*
*
1
0

*
*
*
*
0

This image cannot currently be display ed.

*
*
*
*
0

*
*
*
*
1

Misalkan augmented matrik sebuah SPL memiliki bentuk


eselon baris tereduksi sbb:

*
*
*

*
*

Matrik-2 berikut dalam bentuk eselon baris tereduksi (untuk *


adalah sembarang bilangan real) :
0
1
0
0

0
0
1
0

0 1
0 0
,
0 0

1 0

0
1
0
0

0
0
1
0

* 1
* 0
,
* 0

0 0

0
1
0
0

*
*
0
0

0
*
0
*
, 0
0
0
0
0

1
0
0
0
0

*
0
0
0
0

0
1
0
0
0

0
0
1
0
0

0
0
0
1
0

*
*
*
*
0

*
*
*
*
0

0
0
0
0
1

Contoh 3
Solusi SPL

*
*
*

*
*

1 0 0 5
(a) 0 1 0 2

0 0 1 4
Solusi (a)
Bentuk matrik yang
bersesuaian dg matrik di
atas :

x
y

Contoh 3: solusi SPL


This image cannot currently be display ed.

1 0 0 4 1
(b) 0 1 0 2 6
0 0 1 3 2

x2 = 6 - 2 x4
x3 = 2 - 3 x 4

+ 4 x4 = - 1

x1
x2

+ 2 x4 = 6
x3 + 3x 4 = 2

Peubah
utama
(leading
variables)

This image cannot currently be display ed.

x1 = - 1 - 4 x 4

Solusi (b)
1. Sistem persamaan
yang bersesuian

= 5
= -2
z= 4

Peubah
(Variabel )
bebas (free
variables)

2. Pebah bebas dapat diberi sembarang


nilai, misalkan t, yang akan menentukan
nilai dari peubah-2 utama-nya

3. Ada tak hingga solusi, dan


umumnya solusi dinyatakan
dalam bentuk rumus

x1 = 1 4 t ,
x2 = 6 2t,
x 3 = 2 3t ,
x4 = t

9/28/2012

Contoh 3: Solusi SPL


1
0
(c)
0

6 0 0

0 1 0
0 0 1

3
5

0 0 0

Contoh 3: Solusi SPL


This image cannot currently be display ed.

2
1
2

2. Menyelesaikan peubah utama


dalam bentuk peubah bebas:

Solusi (c)
1. Baris ke-empat tidak
memberikan kontribusi apaapa sehingga bisa kita buang

This image cannot currently be display ed.

Solusi (c)

x1 + 6 x2

+ 4 x5 = - 2
+ 3 x5 = 1

x3

x4 + 5 x5 = 2

Contoh 3: Solusi SPL


1 0 0 0
(d) 0 1 2 0

0 0 0 1
Solusi (d):
Baris terakhir manyatakan persamaan:

0 x1 + 0 x 2 + 0 x 3 = 1

3. Peubah bebas dapat diberi


sembarang nilai, dan ada tak
hingga solusi; Solusi
umumnya dalam bentuk
rumus/formula.

x1 = - 2 - 6 x2 - 4 x5
x3 = 1 - 3 x5
x4 = 2 - 5 x5
x1 = - 2 - 6 s - 4 t ,
x2 = s
x 3 = 1 - 3t
x 4 = 2 - 5t ,
x5 = t

Metode Eliminasi
n

Kita akan lihat tahap-tahap prosedur


eliminasi sampai diperoleh bentuk eselon
baris tereduksi.

0 0 2 0 7 12
2 4 10 6 12 28

2 4 5 6 5 1

Karena persamaan ini tidak akan terpenuhi, maka


sistem tersebut tidak memiliki solusi (tidak
konsisten inconsistent).

9/28/2012

Metode eliminasi
n

Step1. Letakkan kolom paling kiri sehingga tidak semua elemen


pada kolom tersebut nol (minimal ada satu elemen tak nol)
0 0 2 0 7 12
2 4 10 6 12 28

2 4 5 6 5 1

Step2. Pertukarkan baris paling atas dengan baris lain,


sehingga menghasilkan entri tak nol pada kolom yang
diperoleh dari step 1
2 4 10 6 12 28
Baris 1 dan 2 dipertukarkan
0 0 2 0 7 12

2 4 5 6 5 1

Step5. tentukan submatrik, dengan mengabaikan baris


I
14
1 2 5 3 6
0 0 2 0 7
12

0 0 5 0 17 29
14
1 2 5 3 6
0 0 1 0 7 6
2

0 0 5 0 17 29

Kolom bukan nol, yang


paling kiri dari sub
matriks
Baris 2 dikalikan (-1/2)
sehinga menjadi leading 1

Step3. Jika entri bagian atas kolom yang diperoleh pada step 1
adalah a, kalikan baris tersebut dengan 1/a.
1 2 5 3 6 14
0 0 2 0 7 12

2 4 5 6 5 1

Kolom paling kiri tak nol

Metode eliminasi
n

Metode eliminasi

Baris pertama dikalikan 1/2.

Step4. tambahkan dengan perkalian yang sesuai pada baris atas,


sehingga baris dibawah leading entri menjadi nol
14
1 2 5 3 6
0 0 2 0 7
12

0 0 5 0 17 29

-2 kali baris 1ditambahkan


pada baris ke 3

Metode eliminasi
n

Step5
1 2
0 0

0 0

(lanjutan)
5 3 6 14
1 0 72 6
0 0 12
1

1 2 5 3 6 14
0 0 1 0 7 6
2

0 0 0 0 12 1
1 2 5 3 6 14
0 0 1 0 7 6
2

0 0 0 0 1 2

-5 kali Baris 2 submatrik


ditambahkan baris ke 3 submatrik

Kolom tak nol paling kiri


pada sub matrik yang baru
Baris pertama submatrix yang
baru dikalikan dengan 2
sehingga menjadi leading 1.

n Matrik sekarang dalam bentuk eselon baris.

9/28/2012

Metode eliminasi
n

Step6. Dimulai pada baris tak nol yang paling bawah, ke atas.
Tambahkan perkalian baris yang sesuai dengan leading 1,
sehingga entri di atas leading 1 menjadi nol
7/2 kali baris 3 ditambahkan
1 2 5 3 6 14
0 0 1 0 0 1
pada baris ke 2

0 0 0 0 1 2
1 2 5 3 0 2
0 0 1 0 0 1

0 0 0 0 1 2
1 2 0 3
0 0 1 0

0 0 0 0
n Bentuk yang

-6 kali baris ke 3 ditambahkan


ke baris ke 1

Selesaikan dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan


x1 + 3 x2 2 x3
+ 2x5
= 0
2 x1 + 6 x2 5 x3 2 x4 + 4 x5 3 x6 = 1
+ 15 x6 = 5
5 x3 + 10 x4
+ 8 x4 + 4 x5 18x6 = 6
2 x1 + 6 x2
Solusi
Bentuk matrik yang diperluas (augmented matrik) dari sistem di atas

1
2

Step 1-step 5 yang menghasilkan bentuk eselon


baris disebut ELIMINASI GAUSS.
Step 1- Step 6 yang menghasilkan bentuk eselon
baris tereduksi disebut dengan: ELIMINASI GAUSSJORDAN.
Bentuk eselon baris tereduksi dari setiap matriks
adalah unik, akan tetapi bentuk eselon baris-nya
tidak unik.

0 7
5 kali baris ke 2 dimbahkan
0 1
pada baris ke 1
1 2
terakhir adalah bentuk eselon baris tereduksi

Contoh 4: Eliminasi Gauss-Jordan


n

Metode eliminasi

-2

6
0
6

-5
5
0

-2
10
8

4
0
4

-3
15
18

0
- 1
5

Contoh 4: Eliminasi Gauss-Jordan


n

R2=R2+(-2)R1; R4=R4+(-2)R1
0
2
0
0
1 3 - 2
0 0 - 1 - 2 0 - 3 - 1

0 0
5
10 0 15
5

4
8
0 18
6
0 0
R2=R2(-1); R3=R3+(-5)R2; R4=R4+(-4)R2;

1
0

3 - 2 0 2 0 0
0 1 2 0 3 1
0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 6 2

9/28/2012

Contoh 4: Eliminasi Gauss-Jordan

Contoh 4: Eliminasi Gauss-Jordan


n

R3><R4; R3=R3(1/6)
1
0

3 -2
0 1
0 0
0 0

0
2
0
0

2
0
0
0

0 0
3 1

1 13

0 0

x3 + 2 x4

3
0

0
1

4
2

2
0

0
0

0
0

0
0

0
0

0
0

1
0

=0
x6 = 13

Solusi
Matriks yang diperluas dari sistem adalah
x1 = 3 x

R2=R2+(-3)R2;R1=R1+(2)R2

1
0

Sistem Persamaan linier akhir


x1 + 3 x2
+ 4 x4 + 2 x 5
=0

4 x

2 x

x3 = 2 x4

0
0
1
3

x6 =
n

1
3

Ada tiga peubah bebas, dengan solusi umumnya:

x1 = 3 r 4 s 2 t , x 2 = r , x 3 = 2 s , x 4 = s , x 5 = t , x 6 =

1
3

Sistem linier homogen


n

See you next week!!

Sebuah sistem persamaan linier


dikatakan homogen jika bentuk
konstan (sebelah kanan tanda '=')
semuanya adalah nol.
Sistem mempunyai bentuk

a11 x1 + a12 x2 + ... + a1 n xn = 0


a21 x1 + a22 x2 + ... + a 2 n xn = 0
M

am1 x1 + am 2 x2 + ... + amn xn = 0

Setiap sistem homogen dari persamaan linier adalah


konsisten, karena semua sistem homogen mempunyai
solusi, x1 = 0, x2 = 0,..., xn = 0 adalah salah satu solusinya.
Solusi ini disebut solusi trivial; Jika ada solusi lainnya,
maka ini disebut solusi nontrivial.
Hanya ada dua kemungkinan dari sistem linier homogen:
n
n

Sistem hanya memiliki solusi trivial.


Sistem mempunyai tak hingga solusi, sebagai tambahan
solusi trivial.

9/28/2012

Sistem linier homogen


n

Contoh 7: Eliminasi Gauss-Jordan


n

Kasus khusus adalah sistem linier


homogen dari dua persamaan linier
dengan dua parameter yang tidak
dikatehui: (fig1.2.1)

a1 x + b1 y = 0 ( a1 , b1 keduanya bukan nol)

Selesaikan sistem homogen


dari persamaan linier berikut
dengan eliminasi GaussJordan.
Solusi
Augmented matrik-nya

a 2 x + b2 y = 0 (a 2 , b2 keduanya bukan nol)

Reduksi matrik di atas


menjadi bentuk eselon baris
tereduksi:

2 x1 + 2 x2 x3

+ x5 = 0

x1 x2 + 2 x3 3x4 + x5 = 0
x1 + x2 2 x3

x5 = 0

x3 + x4 + x5 = 0
2
1

2 1 0 1 0
1 2 3 1 0
1 2 0 1 0

0 0 1 0 0

1
0

0
0

1
0

0
1

1
0

0
0
0

Teorema 1.2.1
n

SPL yang ekuivalen dengan bentuk


eselon baris tereduksi di atas

x1 + x2

+ x5 = 0
+ x5 = 0

x3
x4

Penyelesaian untuk leading variable


(peubah utama)

=0

x1 = x2 x5
x3 = x5

Sebuah sistem yang homogen dari


persamaan-2 linier dengan lebih banyak
peubah tak diketahui dibandingkan
dengan banyaknya persamaan, maka
akan memiliki tak hingga solusi.

x4 = 0
n
n

Solusi umum-nya adalah:

x1 = s t , x2 = s, x3 = t , x4 = 0, x5 = t
n

Catatan: teorema di atas hanya berlaku


untuk sistem homogen
Contoh 7

Catatan: Solusinya jadi trivial, jika kita ambil s=t=0.

10

9/28/2012

Definisi
Matrik adalah susunan dari bilangan-bilangan
dalam format empat persegi panjang.
Bilangan-bilangan tersebut disebut dengan
entri atau elemen matrik

Matrik dan
Operasi Matrik

Contoh 1
n

Notasi Matrik dan Terminologi

Beberapa contoh matrik


1 2
3 0 , [2 1 0

1 4

- 3], 0
0

entri

1
2

Matrik baris atau vektor baris


n

Dimensi /ukuran matrik


3 x 2, 1 x 4,
3 x 3,
# kolom

1 ,
0

1
3 ,

[4 ]
n

Matrik kolom atau


vektor kolom

2 x 1,

Secara umum matrik A yang


berukuran m x n

1x1

a 11 a 12 ...
a
a 22 ...
A = 21
M
M

a
a
m1
m 2 ...

a 1n
a 2 n

a mn

Elemen/entri matrik A, pada baris ke-I kolom ke-j


dinotasikan aij or ( A )ij . Jika aij adalah bilangan riil
(real) dikenal sebagai skalar.
Matriks di atas juga dapat ditulis sebagai

[a ]

ij m n

or

[a ]
ij

# baris

11

9/28/2012

Definisi kesamaan matrik


n

Sebuah matrik A dengan n baris dan n kolom


disebut matrik segi berderajat n. Entri-2 yang ditandai
a11 , a 22 , L , a nn disebut diagonal utama dari A
a 11
a
21
M

a n1

a 12
a 22

...
...

M
a n 2 ...

Dua matrik didefinisikan sebagai matrik yang


sama jika ukurannya sama dan entri-entri yang
bersesuaian adalah sama.

a1n
a 2 n

a nn

[ ]

[ ]

Jika A = aij dan B = bij berukuran sama,


maka A = B jika dan hanya jika aij = bij untuk semua i dan j.

Operasi-operasi pada Matrik


n

Perhatikan matrik-2 berikut


2 1
2 1
A=
B=
,
,
3
x
3 5

n jika x=5, maka A=B.


n

2 1 0
C=

3 4 0

Untuk semua nilai x lainnya, matrik A tidak sama


dengan B.
Tidak ada nilai x yang membuat A=C karena A dan C
berbeda ukuran.

Jika A dan B adalah dua buah matrik dengan ukuran yang


sama, maka jumlah A+B hasilnya adalah sebuah matrik
yang diperoleh dengan menambahkan entri-entri matrik B
dengan entri-entri yang bersesuaian pada matrik A.
Beda A-B adalah matrik yang diperoleh dengan
mengurangkan entri-2 matrik B dari entri-2 yang
bersesuaian pada matrik A.
Catatan: Matrik-2 yang ukurannya berbeda tidak dapat
ditambah atau kurangkan

(A
(A

+ B
B

)ij
)ij

= ( A ) ij + ( B ) ij = a ij + b ij
= ( A ) ij ( B ) ij = a ij b ij

12

9/28/2012

Contoh 3: Penambahan &


Pengurangan
n

Perhatikan matrik-2 berikut


1 0 3
1
2
4 3 5
1 1
A = 1 0 2 4 , B = 2 2 0 1 , C =

2 2
4 2 7 0
3 2 4 5
n

Maka

2
A + B = 1
7
n

2
0

2
3

4
3 ,
5

6
A B = 3
1

2
4

2
11

2
5
5

Untuk matrik-2 :
2 3 4
A=
,
1 3 1

0 2 7
9 6 3
B=
, C = 3 0 12
1 3 5

Kita peroleh
4 6 8
0 2 7
2A =
, (- 1)B = 1 3 5 ,
2 6 2

Jika A adalah sembarang matrik dan c sembarang


sekalar, maka perkalian cA adalah matrik yang
diperoleh dengan mengalikan setiap entri matrik A
dengan c. Matrik cA disebut perkalian dengan skalar

[ ]

dalam bentuk notasi matrik, Jika A = aij , maka

(cA)ij = c( A)ij = caij

Operasi A+C, B+C, A-C, dan B-C tidak terdefinsi.

Contoh 4
Perkalian dengan skalar
n

Definisi

1
3

Contoh 4
Perkalian dengan skalar
Jika A1, A2, ..., An adalah matrik-2 yang berukuran sama
dan c1, c2, ..., cn adalah skalar, maka ekspresi dalam
bentuk c1A1 + c2A2 + ... + cnAn disebut kombinasi linier
(linear combination) dari A1, A2, ..., An dengan koefisien c1,
c2, ..., cn. Untuk matrik-2 A, B, dan C pada contoh 4
diatas:

3 2 1
C=

1 0 4

Dalam prakteknya operasi (-1)B biasanya


dituliskan denga B.

adalah kombinasi linier dari A, B, dan C dengan koefisien


2, -1, dan (1/3)

13

9/28/2012

Definisi
n

Misalkan A adalah matrik berukuran mxr dan B berukuran


rxn, maka perkalian AB adalah matrik berukuran mxn di
mana entri-2nya detentukan sbb:
Entri baris ke-i kolom ke-j matrik AB diperoleh dari jumlah
dari perkalian baris ke-i matrik A dengan kolom ke-j matrik
B

Contoh 5: Perkalian matrik

Contoh 5: Perkalian matrik


n

Perhatikan matrik-2 berikut:

Solusi
n

Karena A berukuran2 3 dan B berukuran 3 4,


perkalian AB matrik berukuran 2 4, dengan

Contoh 6
Perkalian beberapa matrik, terdefinisi??
n

Misalkan A ,B ,and C adalah matrik-2 dengan ukuran:


A
B
C
3 4
4 7
7 3

Entri baris 1 kolom 4 matrik AB dihitung sbb:


n

Solusi:
n

Entri-2 AB yang lainnya dihitung sbb:

AB terdefinsi sebagai matrik 3 7; BC terdefinsi sebagai


matrik 4 3; CA terdefinisi sebagai matrik berukuran 7 4.
AC ,CB, dan BA semua terdefinisi.

14

9/28/2012

Perkalian matrik dengan kolom


dan baris

Matrik partisi
n

Sebuah matriks dapat dibagi atau dipartisi menjadi matrik-2


yang lebih kecil dengan menyisipkan garis vertikal atau
horisontal diantara kolom atau baris.

Terkadang diinginkan hanya baris atau kolom tertentu dari AB tanpa


perlu menghitung semua nilai AB.

Sebagai contoh, berikut ini tiga kemungkinan partisi matrik A


berukuran 3x3:

Contoh 7: Revisi contoh 5


n

Jika a1, a2 ,...,am adalah baris-2 matrik A dan b1, b2, ...,bn adalah
kolom-2 matrik B, dari rumus (6) dan (7) di atas

Perkalian matrik sebagai kombinasi linier

Ini adalah contoh khusus dari prosedur yang lebih umum


dalam perkalian matrik yang dipartisi
Jika A dan B adalah matrik-2 pada Contoh 5, dengan
menggunakan rumus (6), kolom ke-2 dari AB adalah

Menggunakan rumus (7), baris ke-1 matrik AB adalah

15

9/28/2012

Perkalian matrik sebagai kombinasi linier

Contoh 8: Kombinasi Linier

n Bentuk (10) diatas menjelaskan bahwa perkalian Ax dari


matrik A dengan matrik kolom x adalah kombinasi linier dari
kolom-kolom matrik A dengan koefisien dari matrik x.
n Bagaimana dengan yA, jika y adalah matrik baris???

Contoh 9
Kolom-2 perkalian matrik AB sebagai
kombinasi linier

Matriks dari sistem linier


n Misalkan sebuah sistem linier dari m
persamaan dengan n bil tak diketahui

a 11 x 1 + a 12 x 2 + ... + a 1 n x n =
a 21 x 1 + a 22 x 2 + ... + a 2 n x n =
M
a

n Dua matrik adalah sama jika entri-2


yang bersesuaian adalah sama

n SPL tersebut dapat dituliskan sbb:

m 1

x1 + a

m 2

M
x 2 + ... + a

a11 x1 + a12 x2 + ... + a1n xn


a x + a x + ... + a x
2n n
21 1 22 2
M
M
M

am1x1 + am 2 x2 + ... + a mn xn

mn

b1
b2
M

xn = bm

b1
b
= 2
M

bm

a11 a12 ... a1n x1 b1


a a ... a x b
2n 2
21 22
= 2
M M
M M M


am1 am 2 ... amn xm bm

16

9/28/2012

Matriks dari sistem linier


n

Definisi

Misalkan matrik-2 di atas dinotasikan sebagai A, x, dan


b,SPL dari m persamaan dari n bilangan tak dikethu,
dapat dinayatakan sebagai:

Matrik A disebut sebagai matrik koefisien dari sistem.


Matrik yang diperluas (augmented matrix) dapat ditulis
sebagai

Jika A adalah matrik berukuran mxn, maka


transpose dari A, dinyatakan oleh AT,
didefinisikan sebagai matrik berukuran nxm,
diperoleh dari mempertukarkan baris dengan
kolom. Kolom pertama matrik AT adalah baris
pertama matrik A, dan sebaliknya.

Contoh 10: Contoh tranpos matrik


n

Perhatikan bahwa

17

9/28/2012

Definisi
n

Contoh 11: Teras matrik

Jika A adalah matrik segi, maka teras


(trace) dari A, dinotasikan tr(A),
didefinisikan sebagai jumlah dari entrientri pada diaginal utamanya. Teras
matrik A tidak terdefinisi jika A bukan
matrik segi.

18

Anda mungkin juga menyukai