Anda di halaman 1dari 2

Dosis pemberian Heparin adalah sebagai berikut :

Bolus IV
UFH

LMWH

Tabel 2. Dosis dan cara pemberian terapi heparin


60-70 U/kgBB (max 5000 U)
Infus 12 U/kgBB/jam (max 1000 U/jam)

Target aPTT

1,5 2 kali nilai normal (60 80 detik)

Enoxaparin

1mg/kgBB, 2x/hari, sc

Fondafarinux

2,5 mg, 1x/hari, sc

1. Unfractionated Heparin (UFH)


Heparin merupakan suatu molekul dengan berat antara 3000 30000 dalton
dengan sediaan yang beredar biasanya antara 12000-15000 dalton. Heparin dapat diadminstrasikan baik secara iv (infusan), maupun sc. Pemberian secara sc harus cermat
dalam memperhatikan dosis, karena bioavalibilitas-nya yang rendah. Efek yang cepat
dapat diperoleh lewat pemberian secara iv. Dosis pemberian UFH dimonitor dengan
memantau aPTT, dengan target terapi, yakni kenaikan 1,5-2x lipat dari nilai aPTT
normal. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya respon antikoagulan dari
pemberian suatu UFH. Penilaian aPTT dilakukan 6 jam setelah pemberian awal heparin.
Meskipun demikian, berdasar hasil penelitian, tidak ditemukan adanya hubungan
langsung antara perubahan aPTT dengan efikasi suatu UFH.
Pemberian UFH terhadap pasien dengan SKA telah diletili. Berdasar penelitian
tersebut, didapatkan bahwa pemberian Heparin jangka pendek akan menurunkan angka
rekurensi angina, dan kejadian infark miokardium akut. Penelitian lain menyatakan
bahwa pemberian kombinasi heparin dan aspirin akan menurunkan risiko kematian akibat
infark miokardium 30 % lebih besar dibanding pemberian aspirin saja.
2. Low Molecular Weight Heparin
Low Molecular Weight Heparin atau yang disingkat LMWH merupakan derivat
dari Heparin yang diperoleh dengan cara dipolimerisasi kimia. Berat mokelul LMWH
antara 1000-10000 dalton dengan rerata antara 4500-5000 dalton. Perbedaan LMWH
dibanding UFH selain terletak pada berat molekulnya, juga terletak pada
farmakokinetiknya. LMWH dalam aksinya, memiliki rasio penghambtan faktor Xa IIa
yang lebih besar daripada UFH. Artinya bahwa LMWH lebih menghambat faktor Xa,
sehingga aPTT kurang terpengaruh dengan pemberian LMWH (karena aPTT terutama
dipengaruhi faktor IIa). Selain itu, LMWH juga memiliki waktu paruh plasma yang lebih
panjang dan biovailibilitas yang lebih baik dibanding UFH, sehngga respon terhadap

dosis yang diberikan lebih terprediksi. Hal inilah yang membuat pemberian LMWH
hanya didasarkan berat badan pasien, dan tidak dipengaruhi hasil pemantauan aPTT
seperti halnya pada pemberian UFH.

Anda mungkin juga menyukai