KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Membaca (Qiraah)
a. Definisi Membaca (Qiraah)
Membaca (Qiraah) adalah Kegiatan yang meliputi pola berfikir, menilai,
menganalisis dan memecahkan masalah.1 Menurut Nur Hadi membaca adalah Suatu
keterampilan setiap orang berbeda kemampuan membacanya, tetapi yang jelas semua
dapat meningkatkan kemampuan membacanya itu.2
3
Sebagaimana pendapat Kloker yang dikutip J.Sutarjo bahwa :
4
Menurut Tarigan membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.5 Sementara Burn, Roe dan Ross menyatakan bahwa
: Membaca adalah suatu proses kegiatan berbahasa untuk memahami dan menerima
1
Radliyah Zaenuddin, Metode & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta, Pustaka
Rihlah Group, 2005, h.71
2
Nur Hadi, Bagaimana Meningkatkan Membca?, Bandung, Sinar Baru Al-gesindo, 2004, h. 26
3
Mahmud Kamil An-Naqoh, Talimul Lughoh Al-Arobiyah, Makkah, Jamiah Umul Quro, 1985, h. 185186
4
J. Sutarjo, Tarqiyatu Maharotil Qiroah Al-Fahmiyah At-Tafsiriyah Fil Lughoh Al-Arobiyah Bi
TatbiqiIstirojiyah (SQ3R), UIN Malang, Tesis, 2007, h. 12.
5
Fahcri, Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman, dalam http://fahcriguru.blogspot.com,
diakses tanggal 19 Juni 2014
isi bacaan yang disampaikan oleh penulis melalui tulisan dan wujud isi pesan berupa
fakta, gagasan, pendapat, dan ungkapan perasaan.6 Sementara Crawley dan Mountain
menjelaskan
bahwa
membaca
melibatkan banyak hal tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual
membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata
lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktifitas mengenal kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan
kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus.
Bedasarkan beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan, bahwa membaca
adalah suatu keterampilan berbahasa dalam memahami dan menerima pesan isi yang
disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Membaca
keterampilan berbahasa arab selain
keterampilan
(kitabah) dan mendengar (istima), dalam bahasa arab dikenal 2 cara membaca yaitu
Membaca keras (Qoriah- Aj-Jahriyah) dan membaca diam pemahaman (Qoriah
As-Shomitah). Bertolak dari uraian diatas, ada tiga tingkatan kemampuan membaca
yaitu kemampuan membaca literal, kritis dan kreatif.7
b. Karakteristik Membaca
c. Pembagian Membaca
:
:
-
-
:
-
-
:
-
-
:
-
-
-
-
Selanjutnya, dalam membaca dibagi beberapa aspek yaitu :
1)
Membaca keras
b)
Membaca diam/pemahaman
2)
Membaca Mendengar
b)
3)
b)
c)
10
merupakan
kunci
kebudayaan Islam.
2) Long Life Education tidak akan terwujud jika yang melakukannya tidak dapat
membaca, dan
3) Memahami khazanah intelektual klasik dan modern.11
9
2)
3)
Membaca dengan pemahaman yang luas guna memperoleh informasi yang luas
pula. Dengan keterampilan membaca yang dimiliki siswa memungkinkan mereka
mengkaji materi-materi bahasa Arab.
4)
5)
1.
12
29
.
.
. :
Sebagaimana yang dikutip J. Sutarjo, Syafii berpendapat bahwa membaca
pemahaman literal adalah memahami apa yang dikatakan oleh pengarang dalam
teks yang dapat menghasilkan arti kata dan kalimat serta makna suatu paragraf yang
terdapat dalam teks. Sejalan dengan hal tersebut, untuk membangun pemahaman
literal yaitu siswa menggunakan kata berbentuk pertanyaan seperti : apa, siapa,
kapan, bagaimana, dan kenapa.30
Sedangkan menurut burn Reo dan Ross menyatakan bahwa: Membaca
pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang
apa yang disebutkan dalam teks tersurat.31
Berdasarkan pendapat di atas penulis berasumsi bahwa membaca literal
merupakan kegiatan membaca pemahaman yang menuntut kemampuan memahami
dan menangkap isi bacaan dalam teks tersurat. Adapun ciri-ciri literal adalah sebagai
berikut :
1) Merupakan jenis kemampuan membaca yang paling rendah.
2) Ketika proses membaca berlangsung, pembaca tidak melibatkan aspek berfikir
kritis.
3) Pembaca hanya menerima apa adanya tentang apa-apa yang dikatakan
pengarang.
4) Saat berakhirnya kegiatan membaca, pembaca hanya mengingat kembali apa
yang dikatakan pengarang.
3 29
kemampuan
membaca,
ada
beberapa sub keterampilan yang perlu dilatihkan. Adapun yang termasuk dalam
keterampilan literal, antara lain:
1) Keterampilan mengenal kata-kata.
2) Keterampilan mengenal kalimat
3) Keterampilan mengenal paragraf
4) Keterampilan mengenal unsur detail
5) Keterampilan mengenal unsur perbandingan
6) Keterampilan mengenal unsur urutan
7) Keterampilan mengenal unsur hubungan sebab akibat
8) Keterampilan menjawab pertanyaan : apa, siapa, kapan, dan dimana.
9) Keterampilan menyatakan kembali unsur perbandingan
10) Keterampilan menyatakan kembali unsur urutan
13
19 Juni 2014
bijaksana
akan
bemacam- macam
menentukan
strategi yang
tepat
untuk
sebuah proses
pembelajaran,
guru
tidak
dapat
mengandalkan satu model saja, karena hal tersebut dapat menjenuhkan siswa
bahkan mengakibatkan siswa tidak mampu memahami materi yang diajarkan,
dengan demikian guru di tuntut untuk mengembangkan model pembelajaran lain.
Mengembangkan model pembelajaran berarti mengembangkan keluwesan dalam
pemilihan
satu
model
Kerjasama
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. artinya tanpa
adanya kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah.15
Sementara untuk memahami model coopertive learning tersebut, terdapat
beberapa pandangan para ahli sebagai berikut:
Cooperative learning adalah metode pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil dengan jumlah siswa yang mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda- beda (heterogen) selain itu, cooperative learning adalah
sistem
14
pengajaran
yang
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas yang terstruktur.16 Menurut
Solihatin, cooperative learning sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam
bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok,
yang terdiri
dari
dua
orang
atau
lebih
dimana
keberhasilan
student work together in four teams to master material initially presented by teacher.18
Sebagaimana Isjoni mengungkapkan bahwa Cooperative Learning berasal dari
kata Cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
saling membantu satu sama yang lainnya sebagai satu kelompok atau satu
tim.19
Memahami beberapa uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). 20
Pembelajaran kooperatif secara ekstensif dievaluasi, dideskripsikan
sebagai
sekelompok orang yang terkait dengan kegiatan belajar, bekerjasama dengan orang
lain lebih baik dari pada belajar sendiri, tukar pengalaman, berbagi ide.21
Sejalan dengan penguraian diatas,
16
Anita Lie. Cooperative learning : Mempraktikan Cooperative Learning di ruang- ruang Kelas ,
Jakarta: Gramedia , 2007 , h. 12
17
Etin Solihatin. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS , Jakarta : Bumi Aksara,
2008, h. 4
18
Slavin, Educational psychology theory and practice, Masschussets : Allyn and Bacon Publiser,
1970, h. 4
19
Isjoni, Cooperative Learning, Bandung, Alfabeta, 2009, h. 15
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta ,
Kencana,2009, h. 242.
21
Umi Machmudah, Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,
Malang, UIN-Malang Press, 2008, h. 76
terapkannya pendekatan belajar siswa secara sentris, humanistik, dan demokratis yang
di sesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. 22 Pengertian
cooperative learning dikemukakan pula oleh Abdul Latif dengan definisi sebagai
berikut:
.."
5-3 6-2
23
"
.Metode cooperative learning adalah salah satu metode pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan akademik yang menguatkan perilaku
individu melalui kelompok belajarnya, Jumlah individu yang tergabung dalam
kelompok terdiri dari 2-6 orang, atau 3-5 orang, bagi kelompok cooperative learning
mengupayakan tercapainya tujuan kelompok, melalui tujuan-tujuan penting
pembelajaran yang diserahkan (dipercayakan) kepada kelompok tersebut.
Beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan metode pembelajaran yang diproses melalui sistem kelompok kecil yang
heterogen dan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain. Pembelajaran cooperative learning merupakan
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dalam rangka memecahkan
masalah dalam pembelajaran dengan cara saling membantu, mengisi pengetahuan
dalam proses pembelajaran dan didampingi oleh guru, sehingga dalam pembelajaran
cooperative learning guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam
kegiatan pembelajaran, seperti diskusi atau pembelajaran yang dilakukan oleh teman
22
sebaya (peer teaching), atau merupakan kegiatan pembelajaran didominasi oleh siswa
dalam mencari informasi materi atau memecahkan masalah dengan siswa lainnya.
proses
kerjasama
dalam
setiap
dalam pembelajaran
kooperatif
sebagai berikut:
1) Pembelajaran secara tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Untuk itulah, kriteria
keberhasilan tim (anggota kelompok). Setiap kelompok bersifat heterogen. Hal ini
dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman,
24
metode
cooperative learning menekankan adanya partisipasi dan kerja sama siswa atau antar
25
26
kooperatif
berbeda
dengan
kelompok
dari
bahwa
tujuan
utama
dari
buku
bacaan (qiroah),
buku- buku
dalam pembelajaran
kooperarif
Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural yang
meliputi Think pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).32 Sementara
menurut Isjoni metode pembelajaran cooperative learning terdapat beberapa metode
yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya: Student Team Achievement Division
(STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio EXIchange, dan Group
Resume.33
Jenis-jenis metode pembelajaran cooperative learning ini memiliki tahapan dan
pendekatan yang berbeda satu dengan lainnya. Pengetahuan tentang tahapan dan
karakterisitik jenis-jenis metode pembelajaran cooperative learning akan membantu
30
guru dalam memilih tipe pembelajaran cooperative learning yang sesuai untuk
diterapkan di kelas. Adapun macam-macam tipe dalam pembelajaran kooperatif
menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad sebagaimana yang terdapat dalam
tabel berikut:
Tabel I
Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran Cooperative learning34
Investigasi
Kelompok
Informasi
akademik
tingkat tinggi
dan keterampilan inkuiri
Kerja sama
dalam
kelompok
kompleks
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
orang anggota
homogen
Biasanya guru
Pendekatan
Struktural
Informasi
akademik
sederhana
Siswa
Mempelajari
materi dalam
kelompok ahli
kemudian membantu
anggota kelompok
asal mempelajari
materi itu
Siswa
menyelesaikan
Inkuiri
kompleks
Siswa
menerjakan
Tugas-tugas
yang diberikan
secara sosial
dan kognitif
Bervariasi
dapat berupa
tes mingguan
Menyelesaikan Bervariasi
proyek dan
menulis
laporan, dapat
Aspek
Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tujuan
Kognitif
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
sederhana
Tujuan
Sosial
Kerja
kelompok
dan kerja
sama
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 4-5
oranganggota
Kerja
kelompok dan
kerja sama
Struktur
Tim
Pemilihan
Topik
Tugas
Utama
Penilain
Biasanya
guru
Siswa dapat
Menggunaka
n lembar
kegiatan &
saling
membantu
untuk
menuntaskan
materi
belajarnya
Tes
mingguan
Kelompok belajar
heterogen dengan 56 orang anggota
menggunakan pola
kelompok asal &
kelompokahli.
Biasanya siswa
Keterampilan
kelompok &
keterampilan
sosial
Bervariasi,
berdua,bertiga,
kelompok
dengan 4-5
orang anggota
Biasanya guru
34
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: Bumi Aksara,
2011, cet ke-1, h. 121
Pengakuan
Lembar
pengetahuan
& publikasi
lain
Publikasi lain
menggunakan
tes essay
Lembar
pengakuan &
publikasi lain
Bervariasi
kooperatif tipe CIRC memiliki tiga prinsip dasar yaitu; kemampuan membaca
pemahaman, membaca lisan, dan integrasi seni berbahasa/menulis, sehingga antara
siswa yang satu dengan siswa lain kemudian bergabung dalam satu tim atau kelompok
yang heterogen.
Beberapa pendefinisian pembelajaran kooperatif tipe CIRC diatas dapat
disimpulkan bahwa, CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
merupakan sebuah alat (metode) dari metode pembelajaran kooperatif (cooperative
learning methood) yang memadukan antara kegiatan pembelajaran dalam membaca
dan menulis secara kelompok (cooperative), dalam hal ini pembelajaran kooperatif
tipe CIRC merupakan tipe yang digunakan dalam pembelajaran, adapun pembelajaran
yang dimaksud yaitu pembelajaran bahasa Arab pada materi (Qiraah) literal kelas XI
MA Darul Amal Kota Metro.
38
Sedangkan kegiatan
pokok model
pembelajaran
CIRC
yaitu untuk
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam
implementasi Pembelajaran yang Efektif, Jakarta: Kencana, 2009, h. 28
40
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran ..., h. 283
kegiatan
mengikuti
siklus regular yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan
tambahan, dan tes. Unsur utama dari CIRC adalah sebagai berikut:
1. Kelompok membaca
Para siswa di bagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga
orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, atau jika tidak, diberikan
pengajaran kepada seluruh kelas.
2. Tim
Para siswa dibagi ke dalam pasangan kelompok membaca mereka, dan
selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari
pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca. Misalnya, sebuah tim bisa saja
terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa
dari kelompok tingkat rendah. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja
individual mereka pada semua kuiz, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin
inilah yang membentuk skor tim. Tim-tim yang memenuhi criteria rata-rata sebesar
90 persen pada semua kegiatan pada minggu bersangkutan akan meraih Tim
Super dan berhak menerima sertifikat menarik, mereka yang memenuhi kriteria
rata-rata sebesar 80 persen meraih gelar Tim Sangat Baik dan menerima sertifikat
yang lebih kecil.
3. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita
Para siswa menggunakan bahan bacaan baik berupa bahan bacaan dasar
maupun novel cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok
membaca yang diarahkan guru yang memakan waktu kurang lebih dua puluh menit
tiap harinya. Dalam kelompok-kelompok ini, guru menentukan tujuan membaca,
memperkenalkan kosa kata baru, mengulang kembali kosa kata lama,
mendiskusikan ceritanya setelah para siswa selesai membacanya. Diskusi
mengenai cerita disusun untuk menekankan kemampuan-kemampuan tertentu
seperti membuat dan mendukung prediksi dan mengidentifikasi masalah dalam
bentuk narasi. Setelah cerita diperkenalkan, para siswa diberikan paket cerita,
yang terdiri atas serangkaian kegiatan untuk mereka lakukan dalam timnya saat
mereka sedang tidak bekerja besama guru dalam kelompok membaca. Tahap-tahap
kegiatannya adalah sebagai berikut:
4. Membaca Berpasangan
Para siswa membaca ceritanya dalam hati dan kemudian secara
bergantian membaca cerita tersebut dengan keras bersama pasangannya, bergiliran
untuk tiap paragraf. Pendengar mencatat tiap kesalahan yang dibuat oleh
pembaca, guru memberi penilaian kepada kinerja siswa dengan cara berkeliling
dan mendengarkan saat para siswa saling membaca satu sama lain.
5. Menulis Cerita yang Bersangkutan dan Tata Bahasa Cerita
Para siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap cerita yang
menekankan tata bahasa cerita-struktur yang digunakan pada semua narasi.
Setelah mencapai setengah dari cerita, mereka diminta untuk menghentikan
bacaan dan diminta untuk mengidentifikasi karakter, latar belakang kejadian,dan
masalah dalam cerita tersebut, dan untuk memprediksi bagaimanamasalah
tersebut akan diselesaikan. Pada akhir cerita para siswa meresponscerita
41
pembelajaran
dilakukan
untuk
mewujudkan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, tipe CIRC, sebagaimana tipe atau model yang
digunakan dalam tipe pembelajaran lainnya, adapun langkah-langkah dalam tipe
pembelajaran CIRC
45
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari, dan menyampaikan materi
tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Sejalan dengan uraian diatas, Jigsaw di rancang untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajrannya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain.
Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Adapun
dasar pemikiran dalam model pembelajaran model tipe jigsaw yaitu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar
oleh rekan sesama, dalam hal ini merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran sekaligus menjadi sosialisasi yang berkesinambungan.
asal
yang bebeda, yang di tugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu
dan
menyelesaikan
dengan
materi
tertentu.
Kemudian
siswa-siswa
atau
perwakilan
dan
teman atau kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi
yang ditugaskan guru.
Sementara itu, langkah- langkah dalam penerapan model jigsaw menurut
Isjoni adalah sebagai berikut: 51
1) Siswa dikelompokan dalam bentuk kelompok- kelompok kecil . pembentukan
kelompok- kelompok
siswa
tersebut
dapat dilakukan
guru berdasarkan
pertimbangan tertentu. Siswa dihimpun dalam satu kelompok terdiri 4-6 orang
lebih. Setiap anggota kelompok di tugaskan untuk mempelajari materi tertentu .
kemudian siswasiswa
atau perwakilan
mempelajari
serta
presentasi,
pembahasan,
dan
diakhiri
dengan
penutup.
Selanjutnya
dalam
maupun meningkatkan
kepercayaan diri siswa dengan adanya penerimaan dari anggota kelompok lain.
Kelebihan lain dari metode cooperative learning tipe jigsaw adalah
membangun sikap positif, baik antara sesama siswa, maupun antara siswa dengan
guru, dan melatih siswa untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam rangka
mencapai tujuan kelompok. Dengan demikian siswa dilatih untuk tidak bersikap
individualis, dan mementingkan keinginan pribadi.
d. Kelemahan Pembelajaran Tipe Jigsaw
52
Menurut Dess yang dikutip oleh Ainun Rofiq, kelemahan dari metode
pembelajaran cooperative learning adalah sebagai berikut:
a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit mencapai target
kurikulum,
b) Membutuhkan waktu yamg lama untuk guru sehingga kebanyakan guru tidak
mau menggunakan strategi kooperatif,
c) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan atau menggunakan strategi belajar kooperatif, dan
d) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.53
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan kekurangan model
pembelajaran cooperative learning yaitu: membutuhkan waktu yang lama bagi
siswa, guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu; dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, dan kurang efektif bagi siswa yang
tidak terampil dalam bekerja sama dengan siswa lain, atau memiliki kendala
psikologis ketika berinteraksi dengan anggota kelompoknya.
Gambar 1
Paradigma Pemikiran
Tipe CIRC
(X1)
Tipe Jigsaw
(X2)
Kompetensi
Membaca
Literal
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan
Pendidikan
Islam,
(Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,
(Y)
2003), cet ke-1, h. 188
54
Tinggi
Sedang
Rendah
X1 Y
X2 Y
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan suatu pernyataan yang diajukan setelah
mengemukakan landasan teorik dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitiaan yang telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang dianggap relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.55 Sejalan dengan penjelasan diatas,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. 56 Sedangkan dalam pengertian
lain, hipotesis disebut sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.57
Berdasarkan pendapat tersebut , peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1.Terdapat pengaruh positif penggunaan Metode pembelajaran Kooperatif
CIRC
Jigsaw
55
terhadap
kemampuan
membaca
literal
(Qirah)
dalam
tipe