Anda di halaman 1dari 3

Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Taala. Kami memuji, memohon pertolongan dan
memohon ampun kepada-Nya, sehingga kita bisa dipertemukan di tempat yang InsyaAllah penuh
rahmat dan hidayah Allah.
Tak lupa sholawat dan salam tercurah kepada Nabiyullah Muhammad shallallahualaihi wa
sallam, beserta keluarga beliau, para shahabat, para tabiin, tabiut tabiin yang menjadi uswah
hasanah kita dalam berkehidupan.
Bapak Ibu dewan juri yang saya hormati,
Hadirin yang insyaAllah dirahmati Allah Taala,
Ibarat sebuah tubuh, bangsa Indonesia sedang terjangkiti sebuah penyakit mematikan, yaitu
korupsi ! Saking parahnya penyakit yang diderita, bangsa Indonesia pun menjadi kondang di
seantero dunia. Sudah saatnya kita mengobati tubuh ini dengan serius, jangan ada lagi korupsi di
negeri ini. Mungkin bisa dimulai dengan menjauhi dan mengganti motto hidup sederhana bangsa
ini, Maju tak gentar membela yang bayar !
Korupsi sesungguhnya sudah lama ada terutama sejak manusia pertama kali mengenal tata kelola
administrasi. Pada kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, seringkali perbuatan
korupsi tidak lepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan. Korupsi juga sering
dikaitkan dengan politik. Selain mengkaitkan korupsi dengan politik, korupsi juga dikaitkan
dengan perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan
pembangunan nasional.
Dalam hasil pengamatan lembaga Indonesia Corruption Watch yang kemudian dijadikan data
aktual untuk menunjukan bahwa praktek korupsi sudah merembet ke dalam bidang pendidikan.
Hal ini diperkuat hasil survei ICW dalam buku Mendagangkan Sekolah (2004) yang
memaparkan beberapa sekolah di Jawa Barat dan Jakarta ada beberapa oknum sekolah yang
menggelembungkan dana administrasi, monopoli manajemen kepegawaian hingga tidak ada
transparansi keuangan.
Arti korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian. Bisa dikatakan suatu pemberian yang diberikan
seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak
dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan. Semua ulama sepakat mengharamkan praktik
korupsi yang terkait dengan pemutusan hukum, bahkan perbuatan ini termasuk dosa besar.
Bapak Ibu
Hadirin yang insyaAllah dirahmati Allah Taala,
Dalam ajaran Islam secara gamblang mengharamkan perbuatan korupsi, seperti tersirat dalam
beberapa ayat Al Quran, diantaranya :
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu Mengetahui (QS. Al Baqarah: 188)
Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya.
Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan
menunaikan apa yang menjadi kewajibannya. Harta memang membuat silau para pecintanya dan
membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang menempuh

cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian seperti korupsi, mencuri, dan menipu.
Orang seperti ini jika tidak memiliki amal kebaikan maka ia rugi di dunia dan di akhirat.
Sungguh betapa sengsaranya.
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS.
Al-Kahfi: 46)
Harus diakui, praktik dan tindak korupsi termasuk kolusi dan nepotisme, telah merusak sendisendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di negara Indonesia, termasuk pendidikan
Indonesia. Kita semua menyadari bahwa korupsi merupakan salah satu masalah besar yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia, karena telah memasukkan kita ke dalam lingkaran krisis yang
berkepanjangan. Banyak langkah dan usaha yang telah kita galakkan untuk menghentikan
praktik dan tindak korupsi, namun hal itu tidaklah mudah dan selalu menghadapi tantangan yang
berat.
Meskipun tantangan pemberantasan korupsi selalu menghadang kita, kita tidak boleh berhenti
dan bahkan tidak boleh mundur walaupun selangkah. Tahapan-tahapan dan langkah-langkah
gerakan anti korupsi yang telah kita lakukan bersama selama ini akan semakin kuat bila
didukung dengan ajaran agama.
Bapak Ibu dewan juri yang saya hormati,
Hadirin yang insyaAllah dirahmati Allah Taala,
Deputi Bidang Pencegahan KPK, Eko Soesamto Tjiptadi, menjelaskan bahwa KPK mulai
kurikulum 2013 telah memprogramkan Pendidikan Anti Korupsi mulai dari TK, SD, SMP, SMA
bahkan sampai perguruan tinggi. Target dari pelaksanaan program ini adalah untuk terciptanya
generasi yang memahami apa itu korupsi dan akibatnya bagi bangsa dan negara, yang berani
mengatakan TIDAK terhadap korupsi sehingga akan timbul kesadaran bersama untuk bangkit
melawan korupsi. Kita katakan tidak fair, karena faktor-faktor penyebab maraknya korupsi dan
penyimpangan-penyimpangan lain di dalam masyarakat sangat kompleks dan rumit, bukan
karena ajaran agama. Ajaran agama justru membenci tindak korupsi.
Sesungguhnya daging yang tumbuh dari usaha yang haram maka neraka lebih layak baginya.
(HR.Tirmidzi no.614, Shahih: Ta'liqur-Raghib (3/15 dan 150). Beliau berkata: Hadits Hasan
Gharib)
Pendidikan di Indonesia harus bermutu dan berisi, serta masuk dalam seluruh aspek sendi
kehidupan. Nilai-nilai Islam menjadi sebuah budaya dan bahkan peradaban. Islam mengajarkan
tentang hidup santun, menghargai, saling hormat, kasih dan sayang, sehingga nilai-nilai Islam
terasakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan demikian bisa kita
tarik antara fenomena korupsi dan dunia pendidikan.
Pendidikan anti korupsi sejak dini adalah suatu hal penting dalam upaya pemberantasan korupsi.
Pemberantasan korupsi bukan hanya menyangkut bagaimana menangkap dan menindaklanjut
pelaku tindak pidana korupsi, bahkan lebih jauh adalah bagaimana mencegah tindak pidana
korupsi agar tidak terulang pada masa yang akan datang melalui pendidikan anti korupsi. Tapi
hanya saja memberikan pendidikan anti korupsi bukan hal mudah. Sebab, bahkan lahirnya
fenomena praktik korupsi juga berawal dari dunia pendidikan yang cenderung tidak pernah
memberikan sebuah cara pandang atau paradigma berperilaku jujur dalam berkata dan berbuat.

Bapak Ibu dewan juri yang saya hormati,


Hadirin yang insyaAllah dirahmati Allah Taala,
Kalaulah kita terima pendapat bahwa korupsi merupakan perbuatan yang ditolak ajaran islam
maupun semua elemen masyarakat dan merupakan dosa besar, maka alangkah indahnya
perkataan Ibnul Mutaz,
Tinggalkanlah dosa baik yang kecil ataupun yang besar, maka itulah takwa
Jadilah seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri, tentu ia akan berhati-hati dari apa
yang dilihatnya
Janganlah engkau meremehkan dosa-dosa kecil, karena gunungpun adalah dari kerikil
(Jamiul Ulum wal Hikam, hal 212. Cet Darul Aqidah)
Wallahu alamu bishshowab. Semoga kita diberikan pencerahan atas semua penjelasan yang
singkat ini, semoga bermanfaat dan semoga generasi muda bangsa terjaga dari sifat korup serta
kita memohon hidayah dan petunjuk kepada Allah agar senantiasa menjaga diri dan keluarga
untuk menjauhi apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai