Tugas Rancangan Bisnis
Tugas Rancangan Bisnis
PELUANG PENGEMBANGAN
Budidaya udang galah saat ini memiliki prospek peluang menguntungkan untuk
dikembangkan
Untuk memenuhi kebutuhan local khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta masih
kekurangan, baik jumlah, ukuran dan kontinyuitasnya.
Permintaan ekspor belum mampu dipenuhi, karena ketersediaan udang galah yang
diperoleh dari alam sudah sedikit dan hasil budidaya jumlahnya masih sangat terbatas.
Tehnik budidaya udang galah, sederhana dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat luas,
baik dikolam pekarangan, maupun di kolam sawah.
Margin keuntungan hasil budidaya udang galah masih lumayan jika dibandingkan
dengan keuntungan dari hasil budidaya ikan air tawar yang lain seperti: lele, gurame,
nila, mas, dan tawes.
Potensi Sumberdaya alam untuk ketersediaan lahan pengembangan di negara Indonesia
terbentang sangat luas
3. PERMASALAHAN
UMUM
YANG
ADA
DI
MASYARAKAT
PEMBUDIDAYA
1. Penguasaan dan aplikasi tehnologi budidaya oleh masyarakat pembudidaya
ikan masih lemah
2. Inovasi atau Proses alih tehnologi lambat
3. SDM trampil terbatas
4. Ketersediaan benih/ikan konsumsi disuatu wilayah pada umunya masih
banyak yang didatangkan dari luar daerah, akibatnya biaya transport dan
mortalitas selama pengangkutan menambah beban cost produksi
5. Harga pakan pabrik dipasaran relatif mahal dan cenderung naik hingga tak
mengakibatkan
beberapa
kesulitan:
tranfer
tehnologi,
5. TUJUAN
1. Memberdayakan lahan Sawah, lahan marginal atau lahan pekarangan,
sekaligus menciptakan model pengembangan untuk meningkatkan pendapatan
rakyat dengan berbudidaya ikan/udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
2. Meningkatkan komoditas perikanan kualitas ekspor, baik penyediaan benih
dan konsumsi
3. Mendukung pengembangan wisata mina dengan kegiatan: Pusat jajan serba
ikan, pemancingan dan wisata air
4. Mendukung pengembangan kegiatan pertanian terpadu
5. Mengajak kelompok pembudidaya ikan/udang ketingkat usaha yang
professional dan berbadan hukum (minimal tergabung dalam koperasi)
6.
7.
Pengembangan Usaha Budidaya Udang Galah Pola Inti Plasma, antara lain
melibatkan 4 pihak Perusahaan Inti, Pembudidaya ikan/udang sebagai plasma,
Koperasi Kelompok Pembudidaya ikan/udang, dan Bank pemberi kredit. Masingmasing pihak memiliki peran yang sesuai dengan bidangnya sebagai berikut :
a. Pembudidaya Plasma
1. Mengelola kolam yang telah dipersiapkan oleh perusahaan inti dengan
dana dari Bank/Pemerintah
2. Membeli benih udang dari perusahaan inti dan membeli pakan dari
Koperasi
3. Menebar dan memanen udang galah secara berkelompok.
4. Mengelola kolam mengikuti petunjuk dari konsultan perusahaan inti.
5. Hasil panen dari pembudidaya dijual kepada perusahaan inti pada tingkat
harga yang wajar sesuai dengan harga pasar yang disepakati. Hasil
penjualan, setelah dikurangi dengan pinjaman modal (Investasi dan modal
kerja) menjadi penerimaan pembudidaya. Sisa hasil penerimaan sebaiknya
disisihkan untuk ditabung sebagai dana pengembangan kolam (usaha)
6. Membayar kewajiban angsuran hutang dan bunga kepada Bank melalui
Koperasi.
b. Perusahaan Inti
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembudidaya Plasma
9. Mencari pembudidaya
mengundurkan
diri
baru/pengganti
dari
kegiatan
jika
budidaya
pembudidaya
plasma
ikan/udang
sebelum
kegiatan bersama.
Dalam pelaksanaannya, Bank harus dapat mengtur cara pembudidaya plasma
mencairkan kredit, mempergunakannya untuk keperluan operasional dan
menetapkan tatacara membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman
beserta bunganya. Untuk itu, Bank dapat membuat perjanjian kerja sama
dengan
pihak
perusahaan
inti.
Berdasarkan
kesepakatan
pihak
ASPEK TEKNIS
BUDIDAYA UDANG GALAH SKALA RUMAH TANGGA DI KOLAM SAWAH
SYARAT-SYARAT KOLAM SAWAH YANG BAIK
a. Lokasi
1. Kolam sawah dekat sumber air dan mudah mendapatkan air tawar yang
bersih, bebas dari pencemaran limbah industri, obat-obatan pertanian dan
lain-lain.
2. Fasilitas transportasi
(jalan
atau
sungai)
yang
memadai
untuk
b. Sumber air
1. Air
tawar
bebas/bersih
disaring/diendapkan
dari
sebelum
bahan
dimasukan
pencemaran
kedalam
dan
kolam
perlu
sawah
SISTEM PEMELIHARAAN
a. Tahap Persiapan
1. Perbaikan pematang, pembuatan kemalir dan perbaikan kemiringan kolam
dari pintu pemasukan air kearah pintu pengeluaran air, pemasangan
saringan pada pintu masuk untuk menghindari masuknya kotoran atau
binatang pemangsa.
2. Pengeringan dan pengolahan tanah sangat dianjurkan. Apabila dalam
pengeringan
mengalami
kesulitan,
pemberian
kapur
tohor
guna
6. Kepadatan Benur :
Kepadatan benur yang dianjurkan disesuaikan dengan tehnologi/pola
usaha yang digunakan :
Penebaran benur udang galah menurut pengalaman petani dilakukan
penebaran dengan kepadatan untuk ukuran Juvenil: 10 - 20 ekor/m2
dan untuk Tokolan kepadatan 5 10 ekor/m2, mengingat tehnologi
dan pola budidaya yang digunakan dikatagorikan masih sangat
sederhana (tradisional).
Untuk teknologi yang menggunakan pola tanam intensif, kepadatan
benur yang ditebar berkisar 20 ekor/m2 ke atas, dan sangat tergantung
kandungan
Oksigen
rendah;
udang
akan
berenang
Pakan
yang
baik
akan
memiliki
bentuk,
ukuran,
tidak
cepat
rusak/membusuk, sehingga kualitas air tetap terjamin, dan dasar kolam tetap
dalam keadaan baik, merupakan dua hal yang penting untuk mencapai
pertumbuhan udang berkualitas
e. Kualitas Pakan Stabil
Pakan memiliki kandungan air sangat rendah, mudah untuk disimpan, tidak
cepat rusak/jamuran atau tidak mudah membusuk, sehingga kandungan nutrisi
pakan tetap stabil.
:0
c. Alat
: 18.083.50
:0
e. MCK, 1 unit
: 894.500
f. Instalasi listrik
: 3.200.000
: 300.000
1.700.000
Sub Jumlah
1.000.000
: 50.178.00
b.
c.
0
: 16.711.20
0
: 68.600.00
Total Biaya/tahun
0
: 85.311.20
0
lingkaran
dan
oval
dinding licin
Keterangan : P = Panjang ; L = Lebar; T = Tinggi
Sistem Pengairan
Sebuah pembenihan udang galah skala rumah tangga tidak memerlukan
sistem pengairan yang terlalu rumit karena yang diperlukan hanyalah
pipa pengeluaran dari dalam bak, pipa penguras air dan selang pensuplai
air serta sebuah pompa portable kecil.
Sistem Aerasi
Bak pemeliharaan larva memerlukan aerasi sebagai sumber oksigen dan
sumber penggerak massa air. Aerasi diperoleh melalui pemasangan
aerator akuarium beberapa unit atau melalui blower mini.
berbahaya.
2. Pemeliharaan Larva
Benih Udang Galah yang baru menetas (Larva) dapat diperoleh dari
pembenihan skala besar ataupun dari petani tambak. Pembelian dari
pembenihan yang besar biasanya dilakukan dalam jumlah 1 (satu) juta
benih dengan keuntungan bahwa larva sudah jelas mutu dan jumlahnya
sejak awal walaupun harganya mahal.
Pasca larva yang dapat dihasilkan seauai kapasitas bak berdasarkan
pengalaman di Hatchery skala rumah tangga, cukup bervariasi antara 5 %
hingga 40 % tergantung kecermatan/keahlian dalam pemeliharaan dan
dukungan cuaca pada saat pemeliharaan.
Larva dipelihara dalam bak sistem tertutup (in door) didalam ruangan
dengan suhu yang panas berkisar 29 ? C - 31 ? C atau di ruang terbuka
(out door) hanya dengan penutup terpal, kelemahannya suhu dalam bak
sangat berfluktuasi bisa sangat panas bahkan sebaliknya amat dingin pada
saat musim penghujan namun jika dikelola dengan cermat masih dapat
menghasilkan survival rate (SR) yang menguntungkan.
Pemberian Pakan
Pakan larva diberikan dalam jumlah yang sangat bervariatif sesuai nafsu
makan udang galah yang dari hari ke hari atau dari jam ke jam
mengalami perubahan sesuai dengan tingkat perubahan metabolismenya.
Frekuensi pemberian pakan sebaiknya 1 (satu) s/d 2 (dua) jam sekali
setiap hari dan berakhir setelah udang galah dipanen. Pemberian pakan
dilakukan dengan mematikan aerasi dan larva udang yang sehat akan
segera naik ke permukaan air lalu pakan ditebar merata di seluruh
permukaan air. Setelah larva udang seluruhnya tampak memegang pakan
yang diberikan, kemudian aerasi dihidupkan kembali. Pemberian pakan
tidak boleh berlebihan sebab akan merusak kualitas air yang dapat
mengakibatkan kematian larva yang dipelihara.
Pakan alami (artemia) mulai diberikan, setelah sebelumnya ditetaskan
terlebih dahulu selama + 14 jam atau lebih dalam bak berbentuk
kerucut/konikel tank yang diaerasi dengan cara kultur menurut petunjuk
Produck Artemia. Pada awal pemberian, artemia sebaiknya dilemahkan
terlebih dahulu agar mudah ditangkap oleh larva Udang Galah yang
dipelihara. Artemia sebaiknya dipanen dan diberikan bila mana
pemberian pakan buatan tidak diberikan lagi. Hal tersebut disamping
menghemat biaya juga untuk menekan mortalitas udang akibat
kanibalisme sesama larva. Mengingat harga artemia amat mahal, Jumlah
artemia yang diberikan pada larva s/d Posca larva berkisar antara 5 s/d 40
ekor/larva/PL per hari sesuai umur.
Pengencera
S = S1. V1 + S2 . V2
V1 + V2
S = Salinitas yang dikehendaki . ?o
S1 = Salinitas tinggi (air laut) . %o
( Diukur dengan salino meter/refrakto meter)
S2 = Salinitas rendah (air tawar) %o
V1 = Volume air salinitas tinggi . m3/ton
V2 = Volume air salinitas rendah
m3/ton
Pengencera
: V1 x N1 = V2 x N2
Misal = V1 x N1 = V2 x N2
= 10 x 30 = V2 x 6
diperlukan)
= V2 = 300/6 = 50 liter
= 10 + = 50 liter --? 50 10 = 40 liter
= 1 + . = 5 liter .. 1 : 4 = air asin : air
tawar
6. Pasca Larva yang diperoleh dihitung dengan cara sampling atau dihitung
satu persatu, apabila jumlahnya tidak terlalu banyak.
7. Larva yang ditampung ditempat penampungan sementara, kemudian
dikembalikan lagi ke dalam bak larva.
8. Pasca larva yang diperoleh ditampung dalam bak penampungan.
9. Pasca larva selanjutnya diadaptasikan dilingkungan air tawar dengan
jalan penurunan salinitas secara betahap 2 %o setiap hari agar tidak
terjadi stress pada larva
10. Selama adaptasi didalam bak pasca larva dipasang shelter plastik
gelombang + 80 % dari luas dasar bak.
11. Jika pasca larva sudah teradaptasi dengan air tawar maka pasca larva
siap di perjual belikan.
b Transportasi Pasca Larva
.
Transportasi pasca larva dapat dibedakan menurut jarak dan sarana jalan
yang ada:
1. Jarak dekat dengan prasarana jalan yang baik dapat menggunakan sistem
terbuka.
2. Jarak jauh yang memerlukan waktu cukup lama dapat menggunakan
sistem tertutup
1. Sistem Terbuka Peralatan yang diperlukan antara lain:
menggunakan es balok.
2. Sistem Tertutup Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
Kantong plastik
Jerigen
Dus pengemas
Gas oksigen
Karet pengikat
Es balok
14.
ANALISA
PEMBENIHAN
UDANG
GALAH
unit
Hatchery
terdiri
dari:
bangunan
Bangunan
bak
Rp.
350.000,00
larva
ukuran
termasuk:
2,5
ton
Rp. 1.000.000
Rp. 1.500.000
3
Jumlah 01
Rp. 10.900.000
Rp. 9.000
* Sedang
Rp. 11.000
* Besar
Rp. 19.500
Kulkas Portable 1 buah
Rp. 900.000
Saringan artemia 50 micron 0,5 m/T90
Rp. 56.250
Corong penetasan 2 buah @ Rp. 32.500,00
Rp. 65.000
Termometer derajad Celcius 1 buah
Rp. 6.000
Salinometer 1 buah
Rp. 11.000
Pompa DAB 1,5 inch
Rp. 600.000
Aerator merek Resun/orca 3 buah @ Rp. 350.000,00 Rp. 1.050.000
Selang plastik 1 rol @ Rp. 80.000,00
Rp. 80.000
Batu aerasi 60 buah @ Rp.1.500
Rp. 90.000
Timbal pemberat 1 kg @ Rp.7.000,00
Rp. 7.000
Sok selang aerasi 1 pak @ Rp.6.000,00
Rp. 6.000
Terpal plastik ukuran 2,5 x 1,5 m2 sebanyak 5 buah
@ Rp. 5.000,00
Busa tebal 0,5 m, Rp. 30.000,00/m
Sikat lantai 1 buah
Selang
sipon/spiral
Rp. 65.000
Rp. 15.000
Rp. 9.000
ukuran:
Rp. 35.000
Rp. 60.000
* 1 inch 5 m @ Rp.15.000,00/m
Rp. 75.000
Ember plastik ukuran 30 liter 1 buah
Rp. 20.000
Kompor minyak 1 buah
Rp. 60.000
Dandang/soblok 1 buah
Rp. 26.000
Baskom plastik 1 buah
Rp. 7.000
Timbangan kue ukuran 1.000 gram, 1 buah
Rp. 39.000
Sendok sayur bahan plastik warna putih 1 buah
Rp. 2.500
Mixer 1 tangkai 1 buah
Rp. 250.000
Gayung pakan 1 buah
Rp. 4.000
Ember plastik ukuran 15 liter, 1 buah
Rp. 12.500
Gayung plastik 0,5 liter 3 buah @ Rp.5.500,00
Rp. 16.500
Pipet uku ukuran 10 ml, 1 buah
Rp. 11.000
Gelas
ukur
dari
plastik,
ukuran:
Rp. 15.000
Rp. 17.500
Rp. 1.700.000
Rp. 790.000
Rp. 6.280.250
Rp. 17.180.250
Rp. 150.000
.
2 Biaya penggunaan tenaga listrik/siklus
Rp. 50.000
.
3 Operasional genset/siklus
Rp. 20.000
.
4 Pembelian nauplius Udang galah sebanyak 1.250.000
. ekor
Rp. 375.000
Rp. 75.000
Rp. 1.560.000
.
7 Plastik panen ukuran 20 x 40 cm 2 rol @ Rp.20.000,00
Rp. 40.000
.
8 Karet gelang 0,25 kg @ Rp.9.000/m
Rp. 2.250
.
9 Telur bebek sebanyak 106 butir/siklus @ Rp. 700,00
Rp. 74.200
.
1 Tepung terigu 1,25 kg/siklus @ Rp. 3.500,00
Rp. 4.375
0
.
1 Skim 3,125 kg/siklus @ Rp. 25.000,00
Rp. 78.125
Rp. 100.000
2
.
Sub Total B
Rp. 2.528.950
Rp. 450.000
Rp. 2.978.950
.
e Penyusutan Modal Investasi
. 1. Bangunan Hatchery diperhitungkan selama 15 tahun,
maka
Perhitungan untuk persiklus =
Rp. 10.900.000,00 : pertahun 8 siklus x 15 tahun =
Rp. 90.833
Rp. 352.510
Rp. 3.331.460
.
g Penerimaan:
. 10
Survival
x
rate
1.250.000
(SR)
ekor
nauplius
Rp. 5.625.000
h Laba Operasional ( G D)
Rp. 2.646.050
.
i Laba bersih sebelum dikurangi biaya sewa tanah, pajak
. atau Bunga Bank jika modal diperoleh dari pinjaman
Bank (G F)
j Laba
bersih
Rp. 2.293.540
dalam
. = Rp.2.293.540 x 8 siklus =
tahun
(8
siklus)
Rp.18.348.320