Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eka Kartika Sari

NIM : 120304078

I.

Gambar Bagan Industri Kakao

II. Hama Tanaman Kakao


Dalam setiap kegiatan budidaya, aspek penting yang perlu mendapat
perhatian adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT dapat
berbentuk hama, penyakit, gulma.
Kakao termasuk tanaman perkebunan yang biasanya dibudidayakan di
areal yang luas. Dengan demikian pembudidayaan kakao dapat menciptakan

keadaan iklim mikro yang relatif stabil, baik dari sisi pencahayaan matahari,
kelembaban dan sebagainya.
a. Penggerek Buah Kakao (PBK)
Hama PBK adalah hama yang paling merugikan bisnis kakao di Indonesia.
Serangga dewasa PBK berupa ngengat, dengan ukuran panjang 7 cm. Ngengat
aktif pada malam hari dan beristirahat di siang hari. Stadium yang merusak adalah
stadium larva. Setelah ngengat betina meletakkan telur sebanyak 100-200 butir di
buah kakao muda, 7 hari setelahnya larva dengan ukuran panjang sekitar 1 mm
keluar, dan langsung menggerek masuk ke dalam buah dan memakan isinya
hingga lapisan plasenta biji. Lama stadium larva14-18 hari, setelah itu larva
keluar dari dalam buah untuk menjadi kepompong. Selain kakao, tanaman yang
dapat menjadi inang PBK adalah rambutan dan langsat.
Gejala serangan PBK baru terlihat dari luar setelah buah dewasa. Ditandai
dengan memudarnya warna dan muncul belang kuning-hijau atau merah-jingga.
Jika buah dikocok, tidak menimbulkan bunyi. Gejala lain yang sangat nyata akan
terlihat ketika buah dibelah. Daging buah akan tampak berwarna hitam, biji
melekat satu dan lainnya, bobotnya sangat ringan.
b. Kepik Pengisap Buah
Hama dewasa berbentuk seperti walang sangit dengan panjang 10 mm.
Serangga muda dan dewasa menyerang tanaman kakao dengan cara menusukkan
alat mulutnya kedalam jaringan tanaman untuk mengisap sel-sel didalmnya.
Serangan hama ini memunculkan bercak-bercak berwarna coklat muda dan lamakelamaan menjadi kehitaman. Sasaran utama hama ini adalah buah kakao. Kepik
pengisap buah dapat menimbulkan penurunan produksi buah sebesar 50-60%.
c. Penggerek Batang atau Cabang
Serangga dewasa berbentuk kupu-kupu dengan sayap depan berbintik hitam
dan bagian atasnya transparan. Stadium yang merusak adalah stadium larva.
Hama ini biasanya menggerek batang dengan diameter 3-5 cm. Akibatnya batang
menjadi berlubang-lubang. Di mulut lubang biasanya terdapat kotoran larva dan
ampas bekas gerekan. Akibat gerekan, bagian tanaman yang berada diatasnya
menjadi layu bahkan mati karena jaringan-jaringan dibawahnya telah terputus.
d. Ulat jengkal
Imago hama ini berupa kupu-kupu berwarna coklat keabuan dan aktif pada
malam hari. Betina mampu bertelur sebanyak 500-700 butir di permukaan batang
atau cabang kakao. Ketika telur menetas muncullah ulat. Stadium ulat adalah
stadium yang merusak tanaman yang menjadi inang ulat jengkal adalah kopi, teh,
jambu, rambuta, dll.

III. PENYAKIT TANAMAN KAKAO


Di Indonesia penyakit-penyakit tanaman kakao meliputi; penyakit busuk
batang (Phytophthora palmivora), kanker batang (Phytophthora palmivora),
antraknose colletotrochum (colletotrochum gloesporioides), dan vascular streak
dieback (oncobasidium theobromae).
Busuk buah kakao disebabkan oleh jamur P. Palmivora Butl. (Butl) yang
mampu bertahan hidup hingga bertahun-tahun dalam tanah. Busuk buah biasanya
terjadi mulai dari bagian ujung atau pangkal buah karena dipangkal atau diujung
buah adalah tempat tergenangnya air yang menjadi media tumbuhnya jamur
penyebab penyakit ini. Bagian yang busuk biasanya berwarna coklat-kehitaman.
Jika selalu pada kondisi lembab, dari bagian kulit buah akan muncul spora dar P.
Palmivora.
Penyakit kanker batang kakao dapat terlihat jika batang kakao terdapat
bercak berwarna kehitaman dan pada bercak ini sering dijumpai cairan
kemerahan. Bila kulit batang ini dikelupas, maka akan terlihat adanya
pembusukan didalam batang atau cabang tersebut. Penyebab kanker batang
tanaman kakao adalah jamur P. Palmivora
Gejala tanaman kakao terkena penyakit antraknose colletotrichum dapat
terlihat pada daun kakao karena penyakit ini menyerang daun. Jika menyerang
daun muda, maka daun akan mudah rontok, dan jika serangan sering terjadi maka
tidak akan terlihat daun pada ranting-ranting kakao. Jika serangan berat, maka
ranting-ranting pun dapat mati.
Tanaman kakao yang terkenapenyakit Vascular Streak Dieback
(VSD)memiliki daun yang menguning tetapi adabercak-bercak hijau di daun
tersebut. Jikapangkal daun bila disayat, akan terlihattiga titik hitam di bekas
dudukan pangkaldaun. Jika ranting tempat daun itu dibelahmembujur, akan
terlihat garis cokelat pada jaringan xilem dan berakhir padaposisi pangkal daun
yang terserang VSD.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT KAKAO
Berbagai teknik pengendaliandapat diaplikasikan ketika menanganimasalah
Hama, Penyakit, dan Gulma(OPT). Tetapi berdasarkan berbagaipertimbangan,
maka kini dikenal secaraumum dan berturut pengendalian OPTtanaman, yakni; (a)
pengendalian secaramekanis, (b) pengendalian secara biologis,dan (c)
pengendalian secara kimiawi.
a. Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao secara Mekanis
Karena hama dan penyakittanaman kakao menghendaki kondisilingkungan
yang ideal bagiperkembangannya, maka tindakan-tindakan teknis perlu dilakukan
agarlingkungan menjadi tidak nyaman bagiperkembangan hama dan
penyakittersebut. Pemangkasan merupakantindakan sederhana yang dapat
dilakukandan efektif untuk meminimalkan tingkatserangan hama dan

penyakit.Pemangkasan dilakukan dengan tujuanmengurangi kelembaban


sekitar tanaman Tidak saja pada tanaman pokok dilakukanpemangkasan, tetapi
pemangkasan jugadilakukan pada tanaman pelindung (jika ada).
Tindakan sanitasi atau menjagakebersihan lingkungan sekitar kakao
perludilakukan untuk meminimalkanperkembangan hama dan penyakit. Padasaat
buah, daun, batang/cabang, danbagian lainnya yang terserang penyakitdipangkas,
maka bagian-bagian tersebutlangsung dibersihkan dan dibenamkan ke dalam tanah
atau dibakar agar dapatmembunuh hama dan penyakit tersebut.
Terdapat berbagai cara untukmengendalikan hama atau penyakit yangtelah
dikembangkan masyarakat sendiri.Misalnya teknik penyarungan buah kakaountuk
mencegah hama PBK. Buahdisarung dengan menggunakan plastikatau media lain,
untuk menghalangigerekan larva PBK yang biasanyamenggerek kulit buah untuk
masuk kedalam buah kakao.
b) Pengendalian Secara Biologi
Pengendalian OPT secara biologidikenal juga sebagai pengendalian
hayati.Pengendalian dengan cara ini biasanyamenggunakan media biologi atau
mahlukhidup untuk mengendalikan hama atau penyakit tanaman. Banyak metode
yangtelah diterapkan khusus untuk tanamankakao. Misalnya, untuk
mengendalikanhama PBK, kepik pengisap buah, danpenyakit busuk buah, dapat
digunakansejenis semut hitam ( Dolichoderusthoraxicus).
Penggunaan semut hitamdiawali dengan menyediakan sarangberupa
lipatan daun kelapa atau bentuklain yang memungkinkan semutberkembang-biak
Tanaman yang tidak disukai hamadan penyakit atau yang menjadi tempattumbuh
musuh alami hama juga dapatdimanfaatkan. Misalkan tanaman kelapadikatakan baik
jika ditumpangsari dengankakao karena kelapa ideal bagiperkembangan semut
hitam yang adalahmusuh alami PBK, kepik pengisap buah,dan penyakit busuk
buah. Tanaman lainyang dapat menanggulangi hama danpenyakit dapat
ditumpangsari dengan kakao dengan memperhatikan kriteria-kriteria kedua
tanaman tersebut.
c) Pengendalian Secara Kimiawi
Cara kimiawi direkomendasikansebagai jalan akhir jika cara mekanis
danbiologis tidak mampu menanggulangiserangan hama dan penyakit.
Selainpertimbangan
tersebut,
pertimbangantingkat
serangan
pun
wajibdiperhitungkan ketika hendakmenggunakan cara kimia dalammengendalikan
hama dan penyakit.Berbagai penelitian akan jenis dan dosispestisida untuk
mengatasi masalah hamadan penyakit kakao telah dilakukan. Penggunaan
pestisida untukmenanggulangi hama dan penyakit dilakukan berdasarkan
rekomendasi daripihak-pihak yang berkompeten.

REFERENSI
Pracaya., 2002. Hama dan PenyakitTanaman (edisi revisi). PenebarSwadaya.
Jakarta.
Pracaya., 2008. Pengendalian Hama danPenyakit Tanaman SecaraOrganik . Kanisius.
Yokyakarta.
Pujiyanto, dkk., 2008. Panduan LengkapKakao. Manajemen Agribisnisdari Hulu
hingga Hilir . PenebarSwadaya. Jakarta.
Tjahjadi., 2008.Hama dan PenyakitTanaman . Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai