Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1.6 SIKLUS KEHIDUPAN

MODUL 4
TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
SERTA GANGGUANNYA

KELOMPOK 13 B

Ketua

: Angga Putra Perdana

1210313039

Sekretaris Papan

: Vistaria Furkano

1210312090

Sekretaris Meja

: Elfon Lindo Pratama

1210312038

Anggota:
Fadhil Naufal Ammar

1210312036

Aprilia Adelina Barus

1210312040

Audry Tildha Pritami

1210312078

Vani Morina Kasim

1210313040

Annisa Damayanti

1210313041

Rahmad Nopriady

1110312141

Diajukan untuk Memenuhi Aktivitas Diskusi Tutorial

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2013

SKENARIO 4
DOA DAN HARAPANKU

Deriani, perempuan umur 12 tahun, murid kelas 1 SMP di kota Padang, sudah 2 tahun
tinggal bersama paman dari pihak ibu dan sebelumnya tinggal dikampung bersama ayah dan
ibunya. Sejak ayahnya pergi tanpa kabar berita 3 tahun yang lalu, ibunya menjadi depresi
sehingga terpaksa dirawat di RS jiwa.
Di rumah pamannya, sebelum berangkat sekolah ia harus mengerjakan seluruh
pekerjaan rumah , begitu juga sebelum tidur sehingga tidak punya waktu untuk belajar dan
beristirahat. Jika ia terlambat mengerjakan maka bibinya akan marah sampai dipukul dengan
sapu dan tidak diberi makan. Deritanya akan bertambah bila sepupunya yang berumur 8
tahun yang menderita ADHD menganggunya dan melempar barang-barang bahkan
memukulnya.
Deriani makin galau karena sejak kemaren pagi ia mendapatkan bercak kemerahan di
celananya, temannya bilang itu tanda pubertas. Deriani heran kenapa ada temannya sudah
berumur 15 tahun belum pernah mengalami seperti yang ia alami dan apakah hal ini juga
terjadi pada anak laki-laki? Akibat kondisi yang dialaminya, Deriani sering bermenung dan
prestasinya kurang baik. Sehingga guru wali kelasnya khawatir kejadian ini akan
mengakibatkan Deriani putus asa dan akan melakukan hal-hal yang dapat melanggar hukum.
Bagaimana anda dapat menjelaskan apa yang dialami Deriani dan anak seusianya?

HARI I

I.

Terminologi
1. Depresi, adalah suatu keadaan di mana aktivitas fungsional menurun dengan mental
pada mood yang terganggu dan ditandai dengan perasaan sedih, keputusasaan, serta
selalu berkecil hati.
2. ADHD, adalah suatu gangguan hiperaktivitas akibat kurangnya perhatian pada
sebagian besar anak-anak dan remaja.

II. Identifikasi Permasalahan


1. Bagaimana pengaruh pada diri Deriani akibat perpisahan dirinya dengan ibunya
selama 2 tahun?
2. Bagaimana cara interaksi anak dengan keluarga barunya dan apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhinya?
3. Apa penyebab dan ciri-ciri dari ADHD?
4. Apa ada penyakit kelainan perkembangan mental selain ADHD?
5. Bagaimana dampak psikologis yang dirasakan Deriani akibat perilaku yang diterima
dari keluarga barunya?
6. Apa ada hubungan antara perilaku yang diterima Deriani dengan masa pubertasnya?
7. Mengapa teman Deriani yang sudah berusia 15 tahun belum mengalami menstruasi?
8. Apakah pada laki-laki juga terjadi keterlambatan pubertas?
9. Bagaimana perkembangan anak pada masa praremaja?
10. Apa pengaruh perubahan sikap Deriani terhadap fisik, mental, dan hal lainnya?
11. Apa saja tindakan yang dilakukan untuk menanggulangi sikap Deriani?
III. Analisis Masalah
1.

Akibat perpisahan antara Deriani dengan ibunya selama 2 tahun, banyak terjadi
perubahan pada Deriani, terutama pada psikologisnya. Deriani yang telah berumur 12
tahun berada antara fase Middle Childhood dengan Adolescence. Deriani sudah mulai
bisa perlahan-lahan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya. Saat awal
perpisahan dengan orang tua, seorang anak akan cenderung untuk menangis. Setelah
beberapa lama, anak tersebut akan cenderung murung, tampak lebih lemah, menarik
diri, iritabel, dan adanya gangguan nafsu makan.

2.

Seorang anak akan dapat melakukan interaksi dengan keluarga barunya apabila
terdapat kecocokan antara kedua belah pihak. Anak maupun keluarga barunya harus
saling terbuka dan memberi kasih saying sehingga lebih banyak menghabiskan waktu
bersama. Beberapa faktor yang dapat mendukung hal tersebut di antaranya adalah
waktu yang tepat, kecocokan sifat, dan keadaan ekonomi yang baik.

3.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) disebabkan oleh gangguan


transporter gen dopamine (DAT) dan gen reseptor dopamine D4. Ciri-ciri dari ADHD
adalah inatensi (sulit konsentrasi, tidak menatap lawan pembicaraan), hiperaktivitas
(tidak bisa tenang, rusuh, tergesa-gesa), dan impulsivitas (bicara terus-menerus, sering
interupsi, susah bertoleransi).

4.

Penyakit kelainan perkembangan mental pada anak usia sekolah selain ADHD
berupa retardasi mental dan autisme.

5.

Perilaku keluarga baru Deriani menyebabkan Deriani mengalami stres mental


sehingga nantinya akan mengganggu nafsu makan, siklus tidur, dan aktivitas belajar.
Nafsu makannya akan menurun, siklus tidurnya akan terganggu, dan aktivitas
belajarnya juga akan menurun. Selain itu, Deriani akan cenderung murung dan
tampak depresi.

6.

Perilaku kasar yang diterima Deriani akan menyebabkan Deriani stres sehingga
berpotensi untuk menyebabkan Deriani mengalami amenore sekunder. Menarke yang
dialami Deriani berada pada rentang umur yang normal namun perilaku keluarganya
akan mengganggu siklus menstruasi Deriani.

7.

Penyebab teman Deriani yang sudah berusia 15 tahun menstruasi dapat


disebabkan oleh berbagai hal. Seseorang dengan penyakit hipertiroidisme akan
mengalami hipogonadisme. Selain itu, teman Deriani mungkin mengalami kelainan
kongenital himen imperforata dan juga pada hipofisis anterior. Selain itu, faktor
genetik juga ikut berperan dalam keterlambatan menstruasi yang dialami teman
Deriani.

8.

Laki-laki maupun perempuan juga dapat mengalami keterlambatan pubertas. Jika


pada usia 14 tahun tidak terdapat tanda-tanda pubertas, maka laki-laki tersebut
mengalami keterlambatan pubertas. Hal tersebut bisa terlihat dari volume testis yang
belum mencapai lebih dari 3 ml dan penis yang belum membesar maupun
memanjang.

9.

Perkembangan anak pada masa praremaja dapat terlihat saat anak usia sekolah.
Perkembangan kognitifnya akan meningkat sehingga dibutuhkan media sekolah untuk

mengembangkan kemampuan otaknya. Anak juga akan memiliki relasi sosial yang
tinggi dengan menjalin hubungan pertemanan dengan sebayanya. Akibatnya, terjadi
hubungan emosional seperti keegoisan, kerja sama, toleransi, dan lain-lain.
10.

Akibat perilaku kasar yang diterima Deriani, terdapat beberapa pengaruh pada
bidang fisik maupun psikologi Deriani. Pemberian makan yang tidak teratur diberi
keluarga barunya akan menyebabkan gangguan tumbuh dan kembang Deriani. Waktu
tidur yang tidak cukup akan menyebabkan prestasi Deriani di sekolah akan menurun.
Perilaku kejam yang diterima Deriani akan menyebabkan Deriani sering bermenung
dan menyendiri terutama tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Selain itu, juga
ditakutkan bahwa Deriani akan mencoba untuk mengkonsumsi zat-zat terlarang
seperti narkoba akibat keputusasaannya.

11.

Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan untuk memulihkan kembali


keadaan Deriani. Sebaiknya, Deriani tinggal di panti asuhan yang mau merawatnya
dengan baik atau diasuh oleh orang tua baru yang lebih sayang kepadanya. Guru di
sekolah juga harus memberikan perhatian yang cukup pada Deriani untuk memberi
motivasi hidup. Pola tidur dan gizi Deriani juga harus kembali diperbaiki agar tumbuh
kembang Deriani dapat berjalan dengan normal.

IV. Skema
Deriani
teman Deriani

amenorrhea

12 tahun

pubertas

menarche

remaja

anak usia
sekolah

prestasi

tumbuh

kembang

stres

gangguan pubertas

obat
penatalaksanaan

gangguan psikologis

nutrisi

sepupu

paman-bibi

ADHD

child abuse

penyalahgunaan

orang tua

V. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses tumbuh dan kembang anak usia
sekolah dan remaja
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gangguan tumbuh dan kembang anak usia
sekolah dan remaja
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses pubertas dan gangguannya
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perilaku seksual bayi hingga remaja serta
gangguannya
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perkembangan mental dari bayi hingga
remaja
6. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang gangguan emosional dan perilaku anak usia
sekolah hingga remaja
7. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penyalahgunaan zat-zat dan obat yang sering
dilakukan oleh anak usia sekolah dan remaja
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang child abuse
9. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penatalaksanaan gangguan tumbuh kembang
anak usia sekolah dan remaja

HARI II

A. Proses Tumbuh dan Kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja


Anak usia sekolah berada pada usia antara 6 12 tahun (fase middle childhood). Pada
fase ini, proses pertumbuhan yang terjadi adalah:

Pertambahan tinggi sebesar 6 cm/tahun dan berat badan sebesar 3-3,5 kg/tahun

Lingkar kepala tumbuh sebesar 2-3 cm karena penyempurnaan mielinisasi otak pada
usia 7 tahun

Kehilangan gigi-gigi desidua (bayi) yang dimulai pada usia 6 tahun setelah tumbuhnya
gigi molar pertama

Penggantian dengan gigi dewasa terjadi dengan kecepatan 4/tahun

Jaringan limfoid mengalami hipertrofi sehingga sering timbul tonsil dan adenoid

Organ seksual belum matang


Selain proses pertumbuhan, proses perkembangan yang terjadi pada anak usia sekolah

berupa:
1. Kematangan sistem organ

Sistem gastrointestinal
-

Dapat mempertahankan kadar gula darah dengan baik

Kapasitas lambung meningkat

Sistem muskuloskeletal
-

Proses osifikasi terus terjadi

Tidak diikuti oleh mineralisasi sehingga tulang menjadi rapuh terhadap


tekanan maupun tarikan

Postur tubuh harus tetap dijaga dengan cara tidak membawa beban terlalu
berat, tidak memakai sepatu yang terlalu kecil, dan posisi duduk harus tegak

Kekuatan otot, koordinasi, dan daya tahan tubuh meningkat

Sistem kardiovaskuler
-

Pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat dibandingkan dengan sistem


lainnya

Sistem urinarius
-

Kapasitas vesica urinaria bertambah

Jumlah produksi urin telah bergantung pada suhu, kelembaban, dan intake
cairan

2. Perkembangan motorik kasar

7-10 tahun
-

Aktivitas motorik kasar berada di bawah kendali

Secara bertahap, terjadi peningkatan irama, kehalusan, dan keanggunan


gerakan

10-12 tahun

Terjadi peningkatan energi, peningkatan arah, dan kendali dalam kemampuan


fisik

3. Perkembangan motorik halus

Terjadi peningkatan keterampilan motorik halus karena meningkatnya mielinisasi


sistem saraf

Perbaikan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

Peningkatan kemampuan untuk mengungkapkan secara individu

Peningkatan kemampuan khusus seperti menjahit, membuat model, dan bermain


alat musik

4. Perkembangan kognitif

Menguasai keterampilan kognitif dengan cepat

Perkembangan memori jangka lama baik penyimpanan maupun recall

Mampu mengikuti rangsangan dan mengabaikan gangguan

Mampu mengingat urutan benda-benda

5. Perkembangan bahasa

Mengerti susunan kata yang kompleks, fungsi kata (misalnya, jika, apabila),
perbedaan kata yang kecil, dan blok bahasa yang diperluas (seperti, paragraf)

Mampu mengingat kembali kata-kata yang diperlukan (recall) untuk menyusun


kata, kalimat, paragraf, dan cerita yang mempunyai arti

6. Perkembangan persepsi

Mampu merasakan perbedaan antara kata-kata yang bersuara serupa

Mampu memperoleh informasi mengenai posisi tubuh

Masa remaja atau adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seorang individu dan merupakan suatu masa transisi dari masa anak ke masa
dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.
Masa remaja pada laki-laki dimulai dari usia 10 hingga 18 tahun sedangkan pada perempuan
dimulai dari usia 12 hingga 20 tahun.

Variabel
Umur (tahun)
SMR
Somatik

Seksual

Remaja Awal
10-13
1-2
Tanda-tanda kelamin
sekunder; mulai
pertumbuhan cepat; kaku

Ketertarikan seksual
biasanya melebihi
aktivitas seksual

Kognitif dan moral

Operasi-operasi nyata;
moralitas konvensional

Konsep diri

Keasyikan dengan
perubahan tubuh; sadar
diri
Menawar untuk
penambahan kebebasan;
ambivalensi

Keluarga

Teman sebaya

Hubungan pada
masyarakat

Kelompok jenis kelamin


yang sama; keselarasan;
kelompok kecil
Penyesuaian sekolah
menengah

Remaja Tengah
14-16
3-5
Puncak pertumbuhan
tinggi; perubahan bentuk
dan komposisi tubuh;
jerawat dan bau;
menarke-spermake
Dorongan seksual
mendesak;
eksperimentasi;
pertanyaan orientasi
seksual
Muculnya pikiran
abstrak; lebih banyak
bertanya, terpusat pada
diri
Cemas dengan daya tarik;
menambah introspeksi
Commitment; kelompok
sebaya kurang penting

Commitment; kelompok
sebaya kurang penting
Keterampilan mengukur
dan kesempatan

Remaja Akhir
17-20
5
Pertumbuhan lebih
lambat

Konsolidasi identitas
seksual

Idealisme; absolutisme

Citra tubuh relatif stabil

Kebebasan praktis;
keluarga tetap tempat
yang aman
Keakraban; mungkin janji
Keakraban; mungkin
commitment
Keputusan karir

Proses pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja adalah:

Kecepatan pertumbuhan pada masa remaja pertengahan sebesar 6-7 cm/tahun

Pada anak-anak perempuan, puncak pertumbuhan cepat pada usia 11,5 tahun dengan
kecepatan tertinggi 8,3 cm/tahun dan kemudian melambat lalu berhenti pada usia 16
tahun

Pada anak laki-laki, puncak pertumbuhan cepat pada usia 13,5 tahun dengan kecepatan
tertinggi 9,5 cm/tahun dan kemudian melambat lalu berhenti pada usia 18 tahun

Berat badan juga bertambah

Massa otot bertambah

Pelebaran bahu pada anak laki-laki dan pinggang pada anak perempuan (pengaruh
hormonal)

Tekanan darah, volume darah, dan hematokrit naik


Selain pertumbuhan, beberapa proses perkembangan yang juga terjadi pada anak

remaja adalah:
1. Perkembangan biologis

Remaja awal
-

Mulai terlihat tanda-tanda kelamin sekunder

Sudah terjadi menarke pada perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki

Kelenjar sebasea terangsang yang menimbulkan jerawat

Pemanjangan bola mata sering menyebabkan rabun dekat

Pertumbuhan rahang, hilangnya gigi desidua akhir, dan erupsi kuspid permanen
premolar dan akhirnya molar

Remaja pertengahan
-

Pematangan tulang dengan mulai terjadinya penutupan lempeng epifisis

Perubahan yang besar pada ukuran jantung dan kapasitas vital paru

Remaja akhir
-

Terjadi tahap akhir perkembangan payudara, penis, dan rambut pubis

2. Perkembangan kognitif

Remaja awal
-

Mampu memanipulasi gagasan seperti variabel aljabar

Mampu memberi alasan prinsip yang sudah diketahui

Mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang sesuai dengan berbagai


kriteria

Remaja pertengahan
-

Mampu memikirkan mengenai proses pemikirannya itu sendiri

Diharapkan standar operasional formal pada masa remaja awal telah tercapai

Remaja akhir
-

Standar berpikir secara operasional formal, strategi pengambilan keputusan,


dan interrelasi lebih kompleks

3. Perkembangan moral

Remaja awal
-

Perkembangan pengertian tentang konsep dan ide yang abstrak dan erat
hubungannya dengan perkembangan moral

Remaja pertengahan
-

Terjadi hubungan interpersonal mutualistik

Kebenaran ditinjau dari sudut kesepakatan melebihi kepentingan pribadi

Remaja akhir
-

Mematuhi norma-norma masyarakat, peraturan, dan hukum

4. Perkembangan psikososial

Remaja awal

Berkumpul dengan teman sejenis (peer group)

Berfungsi dalam 3 arena yaitu keluarga, kelompok sebaya, dan sekolah

Terjadi interaksi yang kompleks

Mulai ketidaktergantungan dan menuntut privacy

Remaja pertengahan
-

Terjadi pemberontakan diri

Terjadi masalah self image

Mulai bergaul dengan lawan jenisnya dan berpasangan

Remaja akhir
-

Orientasi ke masa depan

Hubungan dengan orang tua mulai stabil

Pergaulan dengan teman sebaya mulai mengarah kepada membina keintiman


dengan jenis kelamin yang berbeda

Tidak terlalu takut untuk ditinggalkan atau dikhianati

Mulai dapat menerima adanya perbedaan di antara pertemanan

B. Gangguan Tumbuh dan Kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja


Gangguan pertumbuhan yang dapat terjadi pada anak usia sekolah dan remaja sangat
beragam. Jika dilihat dari aspek kurva pertumbuhan TB/u, maka tinggi seseorang yang berada
di bawah persentil 3 disebut dengan perawakan pendek sedangkan di atas persenti 97 disebut
dengan perawakan tinggi. Selain itu, proporsi berat badan juga menentukan seseorang
obesitas, normal, atau kurus. Lingkar kepala (Nellhaus) dapat digunakan untuk
mengindikasikan seseorang mengalami normosefal, makrosefal (hidrosefalus, hidransefal),
maupun mikrosefal (retardasi mental, kraniosinostosis, malnutrisi kronis). Masalah-masalah
pertumbuhan lainnya yang juga sering muncul adalah maturasi tulang dan pertumbuhan gigi.
Gangguan perkembangan motorik pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Faktor internal yang paling mempengaruhi adalah genetik. Selain itu, seseorang
dengan kepribadian penakut akan memperlambat perkembangan motorik. Anak-anak maupun
remaja dengan gangguan retardasi mental, cerebral palsy, penyakit neuromuskuler, buta,
maupun obesitas akan mengalami gangguan perkembangan motorik.
Perkembangan bahasa juga merupakan salah satu gangguan yang sering terjadi pada
anak usia sekolah hingga remaja. Faktor internal yang juga ikut mempengaruhi adalah faktor
genetik. Seseorang dengan gangguan pendengaran, inteligensi rendah, dan psikosis juga akan

mengalami gangguan berbahasa. Gagap pada anak dapat disebabkan oleh tekanan dari orang
tua, faktor keluarga, dan gangguan lateralisasi. Selain itu, kelainan seperti bibir sumbing,
frenulum lidah yang pendek, maloklusi, dan adenoid juga mengganggu perkembangan bahasa
seseorang.
Selanjutnya, beberapa gangguan vegetatif sering terjadi pada anak usia sekolah hingga
remaja. Gangguan makan dapat berupa pica, bulimia, dan anoreksis nervosa. Gangguan
fungsi eliminasi dapat berupa enuresis dan encoporesis. Gangguan tidur dapat berupa
dissomnia dan parasomnia. Gangguan kebiasaan juga sering terjadi seperti membenturkan
kepala (hipertantrum), menggoyang-goyangkan tubuh, menghisap jari, aerofagi, tiks, dan
sering mengulang-ulang kata.
C. Proses Pubertas dan Gangguannya
Pubertas adalah periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa di mana ciriciri seks sekunder telah muncul dan telah terjadi fertilitas. Pubertas dimulai sejak umur 9
hingga 14 tahun pada laki-laki dan 8 hingga 13 tahun pada perempuan. Katalis yang
menyebabkan pubertas belum diketahui hingga saat ini. Pubertas terjadi ketika ada maturasi
sumbu hipotalamus hipofisis gonad. Komponen maturasi berupa pulsatilitas GnRH, sekresi
FSH dan LH oleh hipofisis, dan produksi hormon testosterone atau estrogen oleh gonad.
Pada laki-laki, hormon testosteron menyebabkan pematangan organ genital,
perkembangan otot, pertumbuhan linear, perubahan suara, distribusi rambut pubis,
eritropoesis, dan perangsangan kelenjar sebasea. Pada wanita, hormon ini dapat menyebabkan
munculnya jerawat dan perilaku maskulin. Hormon estrogen pada wanita menyebabkan
penebalan mukosa vagina, perubahan pH menjadi lebih asam, proliferasi endometrium,
pigmentasi dan vaskularisasi labia major, pembesaran klitoris, serta perubahan pada
mammae. Pada laki-laki, hormon ini akan menyebabkan penutupan lempeng epifisis dan
pematangan tulang.
Skor
1
2

3
4
5

Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Pria


Rambut Pubis (P)
Penis (G)
Tidak ada
Preremaja
Jarang, panjang, dan kurang berpigmen
Sedikit membesar

Lebih gelap, mulai keriting, sedikit


Menyerupai tipe dewasa, tetapi kurang lebat,
kasar, keriting
Menyebar ke arah umbilikus

Lebih panjang
Lebih besar, ukuran glans
dan lebar bertambah
Ukuran dewasa

Testis (G)
Praremaja
Diameter testis >2,5 cm,
kulit skrotum menipis
dan berwarna merah
muda
Lebih besar
Lebih besar, skrotum
gelap
Ukuran dewasa

Skor
1
2
3
4
5

Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Wanita


Rambut Pubis (P)
Payudara (M)
Prapubertas
Prapubertas
Jarang, pigmen sedikit, lurus/sedikit ikal, hanya
Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar
pada labia
Lebih hitam, ikal, menyebar ke mons pubis
Payudara dan aerola membesar tanpa dapat
dipisahkan bentuknya masing-masing
Tebal, seperti bentuk dewasa tetapi belum
Areola dan papilla membentuk bukit kedua
menyebar ke medial paha
Bentuk dewasa berbentuk segitiga
Matang, papilla menonjol, areola sebagai bagian
dari bentuk payudara

Pada masa pubertas, pertambahan tinggi pada laki-laki mencapai 25-30 cm sedangkan
pada perempuan mencapai 18-23 cm. Kecepatan pertumbuhan linear terendah menjelang
pubertas (minimum height velocity) pada laki-laki saat berusia 12 tahun sedangkan pada
perempuan saat berusia 10 tahun. Puncak kecepatan tumbuh (peak height velocity) pada lakilaki saat berusia 14 tahun sedangkan pada wanita saat berusia 12 tahun (1 tahun setelah
muncul breast budding dan 1-2 tahun sebelum menarche).

Percepatan tumbuh selama

pubertas disebut growth spurt dan merupakan sinergisme antara hormon GH dengan seks
steroid.
Precocious Puberty
Pubertas prekoks adalah munculnya tanda seks sekunder < 8 tahun pada perempuan
atau < 9 tahun pada laki-laki. Hal ini akibat meningkatnya hormon estrogen atau testosteron
sebelum usia yang cukup. Klasifikasi pubertas prekoks dibagi atas:
1. GnRH Dependent Precocious Puberty (sentral)
GDPP merupakan reaktivasi prematur dari sumbu hipotalamo-pituitari-gonadal.
Akibatnya, hormon-hormon gonadotropin seperti FSH dan LH akan meningkat dalam
sirkulasi darah yang nantinya juga akan meningkatkan hormon seks steroid. Biasanya
kelainan ini bersifat idiopati.
Etiologi
Kelainan ini biasanya tidak diketahui penyebabnya (bersifat idiopatik). Namun,
GDPP dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem saraf pusat. Tumor pada otak
baik pada bagian hipotalamus maupun hipofisis akan meningkatkan sekresi hormon
gonadotropin lebih cepat. Penyebab nontumor dapat terjadi akibat infeksi, radiasi, trauma,
maupun kelainan kongenital pada otak. Selain itu, intervensi medis maupun obat-obatan
(iatrogenik) juga berpotensi menyebabkan GDPP.

Manifestasi Klinis
GDPP selalu bersifat isoseksual dan menyebabkan urutan pubertas secara normal.
Selain itu, pada sirkulasi darah dapat ditemukan hormon gonadotropin maupun seks
steroid yang meningkat.
2. GnRH Independent Precocious Puberty (perifer)
GIPP merupakan pengaktivan sekresi hormon seks steroid secara otonom. Ha l ini akan
menekan sumbu hipotalamo-pituitari-gonadal. Biasanya kelainan ini bersifat patologis.
Etiologi
Pada laki-laki, GIPP dapat bersifat isoseksual maupun heteroseksual. GIPP yang
bersifat isoseksual dapat disebabkan oleh kelainan pada adrenal (tumor, CAH/Congenital
Adrenal Hyperplasia), testis (tumor sel Leydig, testotoksikosis familial), maupun tumor
yang menghasilkan gonadotropin (CNS seperti germinoma, adenoma; non-CNS seperti
hepatoma, germinoma, teratoma). GIPP yang bersifat heteroseksual dapat disebabkan
oleh meningkatnya aromatisasi perifer.
Pada perempuan, GIPP juga dapat bersifat isoseksual maupun heteroseksual.
GIPP yang bersifat isoseksual dapat ditemukan pada wanita hipotiroid yang sudah parah
maupun pada sindrom Mc Cune Albright. GIPP yang bersifat heteroseksual dapat
disebabkan oleh kelainan pada adrenal (tumor, CAH) maupun pada ovarium
(arrhenoblastoma).
Manifestasi Klinis
GIPP pada pria maupun wanita dapat bersifat isoseksual atau heteroseksual.
Karakteristik seksual tidak sesuai dengan fase pubertas. Pada sirkulasi darah, dapat
ditemukan kadar hormon gonadotropin rendah atau normal sedangkan hormon seks
steroid meningkat.
3. Varian
a. Premature thelarche
Kelainan ini menyebabkan munculnya payudara saat berusia 6 bulan hingga 3
tahun. Tidak ada tanda-tanda pubertas lainnya yang muncul maupun efek estrogen
yang meningkat seperti penebalan sekresi vagina atau akselerasi bone age sehingga
konsumsi maupun penggunaan senyawa mengandung estrogen tidak dapat dijadikan
etiologi. Manifestasi klinisnya adalah kecepatan pertumbuhan dan usia tulang normal,
kadar gonadotropin maupun estradiol normal, ovarium normal, uterus prepubertas,
dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya.

b. Premature adrenarche
Kelainan ini merupakan terbatas yang terjadi sebelum usia 6 tahun.
Adrenarche prematur dapat dilihat dari penampilan pubis dan tidak ada perkembangan
yang lebih jauh dari ciri seks sekunder. Pola pertumbuhan pada pasien ini tetap dalam
keadaan normal. Manifestasi klinis lainnya adalah bone age normal, sedikit
peningkatan kadar DHEA (dehidroepiandrosteron) dalam serum dan normalnya kadar
hormon steroid adrenal maupun hormon seks steroid.
c. Ginekomastia
Ginekomastia adalah pembesaran payudara pada pria yang masih berusia
muda dan akan segera menghilang dalam waktu 2 tahun. Pada pria obesitas, akan
menyebabkan lipomastia dan tidak ada diskus mamae. Jaringan mamae biasanya
asimetris. Etiologi ginekomastia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti obatobatan (seks steroid, hCG, psikoaktif seperti fenotiazin, antituberkulosis, antagonis
testosteron), malnutrisi, idiopati, dam tumor (hepatoma, testis, adrenal, tumor
penghasil LH dan hCG).
Ginekomastia

dapat

dibedakan

atas

ginekomastia

familial

maupun

ginekomastia patologis. Ginekomastia familial dapat diturunkan melalui sifat resesif


terpaut kromosom X atau sifat dominan terbatas pada seks. Ginekomastia patologis
dapat ditemukan pada seseorang dengan sindrom Klinefelter, adenoma penghasil
prolaktin, sirosis, hepatoma, tumor testis, hipotiroid, hipertiroid, dan penggunaan
obat-obatan.
Delayed Puberty
Pubertas terlambat bila tidak adanya tanda-tanda pubertas pada laki-laki saat berusia
14 tahun maupun perempuan saat berusia 13 tahun. Pubertas terlambat dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Hipergonadotropik hipogonadisme
Kelainan ini muncul akibat terjadinya gangguan pada gonad untuk menghasilkan
seks steroid meskipun hormon gonadotropin telah mengalami peningkatan dalam
produksi hormon gonadotropin. Penyebabnya dapat dibedakan karena kelainan
kromosom (disgenesis gonad pada sindrom Turner, sindrom Klinefelter, Androgen
Insensitivity Syndrome) maupun tanpa kelainan kromosom (kongenital seperti gangguan
biosintesis stroid adrenal dan gonad, didapat karena radiasi, kemoterapi, hingga proses
autoimun)
2. Hipogonadotropik hipogonadisme

Kelainan ini muncul akibat terjadinya gangguan pada hipotalamus dan hipofisis
dalam menghasilkan hormon gonadotropin yang juga disertai dengan gangguan pada
gonad dalam menghasilkan hormon seks steroid. Penyebabnya dapat berupa kelainan
susunan saraf pusat (tumor, sindrom Kallmann, hipopituitari idiopati, iatrogenik),
penyakit kronis (endokrin, malnutrisi, kelainan sistemik), aktivitas fisik yang berlebihan
dan sindrom-sindrom lainnya.
D. Perilaku Seksual Bayi hingga Remaja serta Gangguannya
Dalam mempelajari perilaku seksual, terdapat beberapa istilah penting yang harus
dibedakan. Identitas seksual adalah karakteristik seksual seseorang secara biologis yang
berhubungan dengan kromosom, organ genital, komposisi horman, dan tanda seks sekunder.
Gender identity adalah perasaan atau pengertian seseorang tentang sifak kelaki-lakian atau
kewanitaan. Gender role adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang yang menunjukkan
status sebagai laki-laki atau wanita melalui pengalaman sepanjang hidup. Orientasi seksual
adalah gambaran arah atau kecenderungan impuls seksual seseorang
Menurut teori psikoseksual Sigmund Freud, zona kenikmatan (pleasure) dari bayi
hingga remaja terdiri atas:
1. Fase oral

Sejak lahir hingga usia 1-1,5 tahun (infancy)

Zona kenikmatan berada di mulut

Caranya adalah dengan memakan atau menghisap maupun menggigit dengan gigi

2. Fase anal

Sejak usia 1 hingga 3 tahun (toddler)

Zona kenikmatan berada di anus (rektum) hingga uretra (vesika urinaria)

Caranya adalah dengan melakukan eliminasi dan retensi

3. Fase phalic

Sejak usia 3 hingga 6 tahun (preschool)

Zona kenikmatan berada di organ genitalia

Caranya adalah dengan perasaan terhadap orang tua (Oedipus Complex) di mana
dengan jenis kelamin sama akan terjadi persaingan sedangkan dengan jenis
kelamin berbeda akan muncul rasa ingin memiliki.

4. Fase laten

Sejak usia 6 hingga 11-12 tahun (elementary school)

Terjadi resolusi Oedipus complex dengan identifikasi orang tua sejenis

Perhatian terhadap lingkungan di luar keluarga

5. Masa adolescence

Sejak usia 11 hingga 18 tahun

Proses pematangan psikologis

Masa moratorium (penundaan tanggung jawab)

Masturbasi adalah tindakan menyalurkan dorongan seksual dengan merangsang diri


sendiri sehingga mencapai kepuasan seksual (orgasmus). Masturbasi bersifat patologis
apabila sudah merupakan sebuah kompulsi dan cenderung sebagai gejala emosional daripada
faktor seks.
Gangguan identitas jenis kelamin sering dialami oleh sebagian besar anak usia
sekolah hingga remaja. Gangguan tersebut mencakup transeksualisme (keyakinan seseorang
yang menyatakan bahwa dirinya berbeda dari jenis kelaminnya saat itu), transvestisme
(menggunakan pakaian yang berbeda identitas jenis kelamin), dan anak laki-laki yang bersifat
wanita.
Masalah-masalah yang sering terjadi pada orientasi seksual adalah homoseksualitas
dan biseksual. Homoseksualitas adalah daya tarik romantis dan fisik terhadap seseorang dari
jenis kelamin yang sama. Penyebab utamanya adalah tekanan dari keluarga dan lingkungan.
Biseksual adalah daya tarik dengan kedua jenis kelamin yang berbeda.
E. Perkembangan Mental dari Bayi hingga Remaja
Menurut Eric Ericson, perkembangan mental seseorang dari bayi hingga remaja
adalah:
1. Fase Infancy (Basic trust vs mistrust)

Dimulai sejak usia 0 hingga 1 tahun

Kebutuhan utama adalah sense of trust

Ditentukan oleh 2 faktor yaitu anak sensitif, responsif, dependen terhadap


lingkungan dan lingkungan sensitif serta responsif terhadap anak

Jika berhasil, maka anak belajar bahwa lingkungan dapat dipercaya dan percaya
diri

Jika gagal, maka anak mudah curiga dan tidak dapat mengontrol keinginan

2. Fase Toddler (Autonomy versus Shame and Doubt)

Dimulai sejak usia 1 hingga 3 tahun

Kebutuhan utama adalah sense of autonomy

Pada masa ini, perlu dicapai rasa otonomi diri sejalan dengan pertumbuhan
motorik dan verbal anak yang mulai meningkat pesat (berjalan, makan sendiri,
berbicara, toilet training)

Jika berhasil, maka terbentuk karakter anak yang disiplin dan mandiri

Jika kemandirian anak tidak didukung oleh orang tua, maka anak akan penjadi
peragu. Jika anak dibuat merasa buruk saat melakukan kegagalan, maka anak akan
menjadi pemalu.

3. Fase Early Childhood (Initiative versus guilt)

Dimulai sejak usia 3 hingga 6 tahun

Kebutuhan utama adalah sense of initiative

Anak fokus pada hal-hal spesifik berupa ide untuk melakukan kegiatan tertentu

Anak berinisiatif mengikuti kegiatan orang dewasa di sekitarnya

Jika berhasil, maka dalam diri anak akan tumbuh rasa ingin berperan dalam
lingkungan sehingga anak berani mencoba sesuatu yang baru

4. Fase Middle Childhood (Industry versus inferiority)

Dimulai sejak usia 6 hingga 12 tahun

Kebutuhan utama adalah sense of industry

Anak yang berada pada masa usia sekolah ingin menghasilkan suatu karya

Jika berhasil, maka anak akan mengalami pengembangan skill

5. Fase Adolescence (Identity versus Role Diffusion)

Dimulai sejak usia 12 hingga 18 tahun

Kebutuhan utama adalah sense of identity

Individu mulai membentuk citra diri

Individu mulai mementingkan bagaimana mereka tampil dalam pandangan orang


lain, mencari peran-peran yang mereka jalani kelak dalam kehidupan

Jika gagal, maka anak akan mengalami role confusion dan terjadi berbagai
penyimpangan

F. Gangguan Emosional dan Perilaku Anak Usia Sekolah hingga Remaja


1. Autisme
Autisme adalah gangguan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya
gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan

interaksi sosial. Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang
ditujukan kepada 'seseorang yang hidup dalam dunianya sendiri.
Autisme terkadang terbawa sejak lahir sehingga sulit terdeteksi secara dini
karena secara awam terlihat sehat dan normal, baru setelah beberapa bulan bahkan
beberapa tahun kemudian baru dikenali kelainan yang mencirikan penyakit autisme.
Autisme baru dapat terdeteksi pada anak yang berumur paling sedikit 1 tahun.
Pengenalan gejala penyakit autisme dapat dilakukan dengan mengamati dengan
seksama perkembangan fisik, emosional dan kemampuan bicara anak. Dari
pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan secara naluriah apakah perkembangan
fisik, mental dan emosional anak tergolong normal, hiperaktif atau hipoaktif (kurang
aktif) bila dibandingkan dengan balita sebayanya. Sekitar 80% dari penderita autis
adalah laki-laki.
Gejala-gejala autisme terdiri atas:

Sikap anak yang menghindari tatapan mata (eye contact) secara langsung

Melakukan gerakan atau kegiatan yang sama secara berulang-ulang (repetitif),


gerakan yang terlalu aktif atau sebaliknya terlalu lamban

Terkadang pertumbuhan fisik atau kemampuan bicara sangat terlambat

Sangat lamban dalam menguasai bahasa sehari-hari, hanya mengulang-ulang


beberapa kata saja atau mengeluarkan suara tanpa arti

Hanya suka akan mainannya sendiri dan mainan itu saja yang dia mainkan

Serasa dia mempunyai dunianya sendiri, sehingga sulit untuk berinteraksi dengan
orang lain

Suka bermain air dan memperhatikan benda yang berputar, seperti roda sepeda
atau kipas angin

Kadang suka melompat, mengamuk atau menangis tanpa sebab. Anak autis sangat
sulit dibujuk, bahkan menolak untuk digendong dan dibujuk oleh siapapun

Sangat sensitif terhadap cahaya, suara maupun sentuhan

Mengalami kesulitan mengukur ketinggian dan kedalaman, sehingga mereka


sering takut melangkah pada lantai yang berbeda tinggi
Anak-anak penyandang autisme yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat

kemungkinan sembuhnya akan semakin kecil karena akan menimbulkan kerusakan


jaringan otak yang semakin parah serta dikhawatirkan mereka akan menjadi generasi
yang hilang.

Walaupun penyebab autisme belum dapat diketahui secara pasti, namun ada
beberapa ahli yang menyebutkan bahwa autisme disebabkan oleh multifaktorial
sehingga banyak faktor yang mempengaruhi. Hal ini menyebabkan sulitnya
memastikan faktor resiko pada gangguan autisme. Terdapat beberapa keadaan yang
membuat anak-anak beresiko besar menyandang autisme. Dengan diketahui resiko
tersebut tentunya dapat dilakukan tindakan untuk mencegah dan melakukan intervensi
sejak dini pada anak. Adapun beberapa risiko tersebut dapat diikelompokkan dalam
beberapa periode, seperti periode kehamilan, persalinan dan periode usia bayi.
Dengan penyebabnya berupa faktor genetik, zat darah penyerang kuman ke mielin
protein basis dasar, infeksi karena virus vaksinasi, kelainan saluran cerna
(hiperpermeabilitas intestinal/Leaky Gut), gangguan neurobiologis pada susunan saraf
pusat (otak), zat-zat beracun dari polusi dan kekurangan vitamin, mineral nutrisi
tertentu.
2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah kelainan hiperaktivitas akibat gangguan gen transporter
dopamin (DAT) dan gen reseptor dopamin D4. Gejala utamanya terdiri atas:
a. Inatensi

Sulit konsentrasi pada pelajaran dan aktivitas

Tidak mendengar bila diajak bicara

Tidak menatap langsung lawan bicara

Mudah mengalihkan perhatian

Sering lupa terhadap tugas dan aktivitas

b. Hiperaktivitas

Tidak bisa duduk tenang atau gelisah

Suka berpindah pindah

Rusuh, tergesa gesa

c. Impulsivitas

Bicara terus dan susah dihentikan

Sering interupsi

Susah bertoleransi
Etiologi ADHD disebabkan oleh berbagai macam hal seperti faktor genetik

dan juga mekanisme dopaminergik serta noradrenergik.

G. Penyalahgunaan Zat-zat dan Obat oleh Anak Usia Sekolah dan Remaja
Penyalahgunaan zat dan obat yang sering dilakukan anak usia sekolah hingga remaja
adalah:
1. Alkohol
Konsumsi alkohol pada tingkat remaja sudah sering terjadi. Peningkatan
biasanya terjadi dari bir ke anggur ke liquor keras tergantung masing-masing daerah.
Alkohol akan diabsorbsi dari perut dengan cepat, disalurkan ke hati, dan
dimetabolisme di hati. Konsumsi alkohol berlebihan akan menyebabkan perlemakan
hati dan akumulasi obat-obatan di dalam tubuh.
Alkohol berperan sebagai penekan sistem saraf pusat. Alkohol menimbulkan
euphoria, grogi, cerewet, dan terganggunya ingatan jangka pendek. Alkohol
menyebabkan vasodilatasi dan hipotermia. Pada kadar serum yang sangat tinggi,
timbul depresi pernapasan. Komplikasi gastrointestinal yang paling sering muncul
adalah gastritis erosif akut.
2. Kokain
Kokain diabsorpsi secara cepat di mukosa nasal karena merupakan obat hirup.
Selanjutnya, kokain akan segera didetoksifikasi di hati dan diekskresi ke dalam urin
dalam bentuk benzoil ekgonin. Kokain menyebabkan euforia, meningkatnya aktivitas
gerak,

berkurangnya

rasa

lelah,

dan

kadang-kadang

paranoid.

Sifat

simpatomimetiknya menyebabkan takikardi, hipertensi, dan hipertermi.


3. Rokok
Merokok dapat menyebabkan kerentanan batuk kronis, produksi dahak, dan
serak. Asap tembakau menyebabkan kerusakan retikulum endoplasma hati sehingga
mempengaruhi metabolisme obat-obatan dan hormon yang diproduksi secara
endogen.
4. Steroid anabolik
Steroid anabolik sering dikonsumsi oleh atlet kompetitif remaja baik pria
maupun wanita. Zat ini menyebabkan hepatokarsinoma., ginekomastia, hirsutisme,
kebotakan, pembesaran klitoris, kebotakan, atrofi payudara wanita, tidak normalnya
menstruasi, risiko kardiovaskuler, dan lain-lain. Selain itu, remaja juga berisiko untuk
mengalami gangguan pertumbuhan karena percepatan penutupan lempeng epifisis.
Efek psikologis zat ini adalah marah yang tidak terkendali, mania, fluktuasi suasana
hati, dan perubahan libido.

H. Child Abuse
Child abuse adalah tindakan atau perlakuan yang salah pada anak seperti kekerasan
dan lain-lain. Ada berbagai jenis tindakan child abuse yaitu fisik (memukul, menarik,
mencubit, menelantarkan), psikis (mengejek, menakuti, mengurung), dan seksual (sentuhan,
ciuman, penetrasi).
Faktor predisposisi pelaku ini adalah seseorang yang pernah memiliki pengalaman di
masa kecil, mengalami gangguan mental, adiksi, terisolir, dan alkoholis. Masyarakat sering
tidak peduli karena hal tersebut merupakan urusan rumah tangga. Karakteristik korban child
abuse adalah mudah tersinggung, menarik perhatian, pembawa sial, anak yang pasif,
penyakitan, kelainan kongenital, dan lain-lain.
Diagnosa child abuse dari pelaku biasanya tidak konsisten. Oleh karena itu, diagnosa
pada korban menunjukkan perilaku ketakutan. Selain itu, juga dapat dilakukan observasi
seperti fraktur spiral, bekas benda, dan memar tidak serentak.
Dampak langsung pada anak adalah trauma apabila dilakukan secara fisik. Secara
psikologik, anak akan mengalami kebingungan, panic, ketakutan, regresi, depresi, dan
tindakan kriminal. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan intervensi
pada keluarga, penyusunan keluarga harmonis, membantu penanganan konflik, perpisahan
sementara, cerai, dan lain-lain.
I. Penatalaksanaan Gangguan Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja
Penatalaksanaan gangguan tumbuh kembang anak usia sekolah dan remaja terbagi
atas anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan terapi.
1. Anamnesis

Data pertumbuhan dan perkembangan

Riwayat penyakit dan pengobatan terdahulu

Menilai interaksi dan rasa terbuka

Wawancara tentang hubungan sosial pasien

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik secara umum

Pemeriksaan neurologis (funduskopi)

Antropometri

Status pubertas

Stigmata suatu sindrom (pendek, obese, retardasi mental, webbed neck, dan lainlain)

3. Pemeriksaan penunjang

Pencitraan (usia tulang, CT scan/MRI kepala, USG genitalia interna)

Hormonal (FSH, LH, prolaktin, estrogen, testosteron)

Analisis kromosom

Status emosional

4. Terapi

Hormonal replacement pada usia yang tepat (gangguan pubertas)

Operasi

Psikoterapi (keluarga, perilaku, bermain)

Psikotropik

seperti

stimulantia

(amfetamin,

metilfenidat),

(haloperidol), antidepresan (imipramin), dan anxiolitik (diazepam)

neuroleptika

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dorland, W. A. Newman. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Nelson, dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai