Anda di halaman 1dari 23

KEPEMIMPINAN DAN NEGOSIASI

TUGAS PRESENTASI

MENGENAL TOKOH
MARGARET THACHER

Disiapkan oleh:

Kelompok 4 (8B Reguler):


Ahmad Khoerurizal (02)
Arief Rahman Sukhaimi (06)
Chenris Cindyrama (08)
Lutfia Nur Afifah (16)
Novita Wuri Wulandari (19)

PROGRAM DIPLOMA IV

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


2013

Daftar Isi

Halaman
Halaman Judul

Daftar Isi

A. Riwayat Singkat Margaret Thacher

B. Gaya Kepemimpinan Margaret Thacher

C. Konflik dan Tantangan yang Dihadapi

D. Keberhasilan dalam Kepemimpinan

13

E. Kegagalan dalam Kepemimpinan

18

Kesimpulan

22

Daftar Pustaka

23

Margaret Thatcher

A. Riwayat Singkat Margaret Thacher


Kehidupan Awal dan Pendidikan
Margaret Thatcher lahir dengan nama Margaret Hilda Roberts di Grantham, Lincolnshire, pada
tanggal 13 Oktober 1925. Ayahnya bernama Alfred Roberts, yang berasal dari Northamptonshire, dan
ibunya bernama Beatrice Ethel (ne Stephenson) dari Lincolnshire. Ia menghabiskan masa kecilnya di
Grantham, tempat ayahnya memiliki dua toko kelontong. Ayahnya aktif dalam politik lokal dan di gereja
Methodist, menjabat sebagai anggota dewan kota dan seorang pengkhotbah di gereja setempat. Ia
adalah Walikota Grantham pada tahun 1945-1946 dan kehilangan posisinya sebagai anggota dewan
pada 1952 setelah Partai Buruh memenangkan suara mayoritas di Dewan Kota Grantham pada tahun
1950.
Margaret Roberts menghadiri Sekolah Dasar Huntingtower Road dan lalu memperoleh beasiswa
untuk melanjutkan ke Kesteven and Grantham Girls' School. Pada tahun keenamnya, ia mengajukan
beasiswa untuk belajar kimia di Somerville College, Oxford. Awalnya, permohonannya ini ditolak, namun
akhirnya ia mendapat tempat di Oxford setelah calon lainnya mengundurkan diri. Ia mulai kuliah di
Oxford pada tahun 1943 dan lulus pada 1947 dengan gelar Second Class Honours dalam bidang Ilmu
Kimia. Roberts menjadi Presiden Oxford University Conservative Association pada tahun 1946.
Pandangan politiknya saat di universitas dipengaruhi oleh karya-karya seperti The Road to Serfdom
karya Friedrich von Hayek (1944), yang memandang bahwa campur tangan pemerintah dalam
perekonomian adalah awal dari terbentuknya negara otoriter.
Setelah lulus, Roberts pindah ke Colchester, Essex, dan bekerja sebagai ahli kimia di perusahaan
penelitian BX Plastics. Ia kemudian bergabung dengan Organisasi Konservatif lokal dan mengikuti
konferensi partai di Llandudno pada tahun 1948 sebagai wakil dari University Graduate Conservative
Association. Dalam konferensi tersebut, ketua Konservatif terkesan dengannya, dan ia diminta
bergabung dengan partai. Roberts terpilih sebagai anggota partai pada bulan Januari 1951. Saat acara
makan malam pasca terpilihnya Roberts sebagai kandidat Konservatif untuk daerah pemilihan Dartford
pada tanggal 15 Februari 1951, ia bertemu dengan calon suaminya, Denis Thatcher, seorang pengusaha
sukses dan kaya yang berstatus duda. Dalam persiapannya untuk pemilu, Roberts pindah ke Dartford,
disana ia bekerja sebagai ahli kimia di J. Lyons and Co., Hammersmith.
Karier Politik
Margaret pertama kali mencalonkan diri sebagai Anggota Parlemen Inggris pertama kali pada tahun
1950 mewakili konstituen Dartford. Ia dikalahkan dalam pemilihan itu dan ketika Inggris kembali
mengadakan pemilihan umum 1951, ia kalah lagi meskipun Partai Konservatif yang dipimpin oleh
Winston Churchill memenangkan pemilu tahun itu atas Perdana Menteri Clement Attlee dari Partai
Buruh (Labour). Ia menikah dengan Denis Thatcher pada tahun 1951 dan tidak mencalonkan diri pada
tahun 1955 karena ingin fokus pada keluarganya. Pada tahun 1959, ia mencalonkan diri lagi di Finchley

Margaret Thatcher

sebagai Anggota Parlemen untuk ketiga kalinya. Ia menang kali ini dan masuk ke Parlemen. Ia berhasil
menduduki banyak posisi strategis di pemerintahan Harold McMillan meskipun posisi itu di berada di
bawah menteri negara secara hirarki.
Pada tahun 1964, Partai Konservatif dikalahkan. Edwar Heath diangkat menjadi Pemimpin Partai
yang baru, dan secara otomatis menjadi Pemimpin Oposisi. Thatcher mendukung Heath di oposisi.
Dalam kabinet bayangan ala oposisi, Thatcher diangkat ke banyak posisi penting, membuat ia berhasil
duduk di frontbench. Pada tahun 1970, ketika terjadi ketidakpercayaan terhadap Pemerintahan Partai
Buruh yang dipimpin oleh Harold Wilson, Edward Heath memenangkan pemilu dan dilantik menjadi
Perdana Menteri Britania Raya berikutnya. Thatcher diangkat ke posisi Menteri Pendidikan. Beberapa
kontroversi selama posisinya sebagai menteri adalah pemotongan biaya terutama pembagian susu di
sekolah.
Beberapa bulan kemudian, pemilu diadakan lagi untuk mengakhiri parlemen menggantung, karena
tidak ada partai yang mendapatkan mayoritas mutlak. Thatcher resmi mencalonkan diri pada bulan
Desember 1974. Kampanye ini menarik karena belum ada wanita yang mencalonkan diri sebagai
pemimpin partai. Ambisi Thatcher memenangkan pemilihan memang besar. Ia merubah penampilannya
dengan melepas topi, menggunakan pakaian yang lebih modis, mengubah gaya rambutnya, bahkan
mengubah suaranya. Thatcher berhasil memenangkan pemilihan pemimpin partai dan ia diangkat
sebagai Pemimpin Konservatif pada Febuari 1975 dan secara resmi menjadi Pemimpin Oposisi. Ia
mengkritik pemerintahan dan sosialisme. Ia dikenal sangat lantang melawan komunisme dan dominasi
Uni Soviet serta mendukung kapitalisme. Ide-idenya menarik dan banyak membawa dukungan padanya,
kontras dengan Perdana Menteri James Callaghan yang sedang berada di ujung tanduk.
Perdana Menteri (1979-1990)
Masa batas parlemen Inggris berakhir di tahun 1979, dan Thatcher memimpin partainya dalam
pemilu. Partai Konservatif menang besar, mengakhiri tahun oposisinya. Thatcher mewarisi ekonomi
lemah, pengangguran yang tinggi, dan berbagai masalah sosial yang muncul. Kebijakan ekonomi
Thatcher bagaimanapun dinilai lamban dan pada dua tahun pertama masa jabatannya, ia menjadi
Perdana Menteri yang paling tidak populer. Rencana ekonomi Thatcher berbau konservatif dengan ide
deregulasi terhadap bisnis, pemotongan pajak, dan privatisasi. Inflasi juga tinggi tahun itu. Kerusuhankerusuhan terkenal adalah Kerusuhan Brighton 1981 yang menewaskan banyak orang. Perekonomian
terasa membaik di tahun 1982.
Thatcher memimpin negaranya dalam Perang Falklands tahun 1982. Perang ini berawal dari invasi
Argentina terhadap Kepulauan Falklands atau yang disebut Argentina sebagai "Las Malvinas". Kepulauan
ini telah menjadi teritori Inggris sejak lama. Thatcher dengan tegas mengirimkan pasukan untuk
melawan Argentina dan mengembalikan Falklands ke tangan Inggris. Selama perang, ia menolak banyak
rencana perjanjian damai yang dicetuskan oleh negara-negara Amerika lainnya. Pasukan Inggris berhasil

Margaret Thatcher

merebut kembali Falklands dan Inggris memenangkan perang, membuat nama Thatcher kembali
terkenal dan membangkitkan kembali rasa nasionalisme rakyat Inggris yang sudah pudar dalam
beberapa tahun karena masalah ekonomi dan sosial.
Dengan modal kemenangan di Falklands dan ekonomi yang membaik, Thatcher menang di tahun
1983 untuk masa jabatan kedua. Di masa jabatan keduanya, pemerintahan Thatcher melanjutkan
kembali deregulasi ekonomi dan privatisasi. Privatisasi pertama adalah British Telecom yang dijual
kepada publik, meningkatkan jumlah pemilik saham di seluruh Inggris. Kebijakan privatisasi ini menjadi
lebih berani setelah ternyata penjualan BT sukses dan banyak orang yang mendapatkan keuntungan,
bahkan 30% dalam hitungan hari. Setelah itu banyak BUMN yang dijual seperti British Steel dan banyak
perusahaan di berbagai bidang seperti perusahaan maskapai penerbangan, listrik, dan gas. Pemerintah
mendapatkan lebih dari miliaran poundsterling atas hasil penjualan perusahaan ini. Thatcher juga
memulai serangkaian globalisasi dan modernisasi, mentransformasikan negara itu menjadi salah satu
negara bisnis terbesar di dunia. Thatcher juga menghancurkan banyak pabrik-pabrik tidak efisien dan
menggantinya dengan pabrik baru yang lebih efisien.
Pada bulan Oktober 1984, beberapa hari sebelum ulangtahunnya ke 59, Thatcher selamat dari upaya
pembunuhan. Ia lolos dari serangan bom di hotel tempat tinggalnya menginap di Brighton. Thatcher
saat itu sedang menghadiri konfrensi partainya di Brighton bersama dengan anggota kabinetnya dan
para petinggi partai. Saat ledakan terjadi sekitar dini hari, Thatcher yang masih terjaga dan sedang
bekerja untuk mempersiapkan konfrensi. Ledakan itu menghancurkan kamar mandi hotelnya dan ia
segera dikawal keluar bersama suaminya, Denis Thatcher dan asistennya, Crawfie. Thatcher melaporkan
kejadian ke kepolisian dan di sana ia mengumumkan bahwa konfrensi tetap berjalan seperti biasa,
membuat banyak kekaguman karena ia tetap bekerja normal meskipun baru terkena musibah.
Pengeboman itu dilakukan oleh IRA sebagai balas dendam atas kebijakan Thatcher di Irlandia Utara.
Dengan ekonomi yang terus tumbuh dan eksistensi negara di dunia meningkat, Thatcher dengan
percaya diri mengumumkan pemilihan umum lagi pada tahun 1987 meskipun masa batas akhir
parlemen masih dua belas bulan lagi. Insting politik Thatcher benar dan terbukti, ia memenangkan
pemilu untuk ketiga kalinya. Sejak itu, ia adalah Perdana Menteri pertama yang memenangkan tiga
pemilihan umum berturut-turut pasca Perang Dunia II. Thatcher tegas namun tetap berhubungan
dengan Mikhail Gorbachev sebagai bukti dukungan Inggris dalam reformasi di Uni Soviet. Ia juga
sepaham dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan.
Pada tahun 1989, Thatcher memperkenalkan Poll Tax yang kontroversial. Pajak ini adalah pajak yang
terlalu berlebihan dan dinilai banyak pihak tidak adil. Pajak ini mengharuskan semua orang membayar
pajak dengan jumlah yang sama tanpa melihat kekayaannya dan kemampuan untuk membayar. Pajak ini
juga dinilai terlalu besar karena sama dengan harga yang harus dibayar dengan orang-orang kaya. Pajak
ini digunakan untuk membiayai kepentingan lokal seperti perawatan lingkungan, taman, dan
infrastruktur

di

pemerintahan

Margaret Thatcher

lokal.

Thatcher

tegas

menolak

semua

kritik

dan

tetap

mengimplementasikan kebijakannya. Ini membawa London kembali ke dalam kerusuhan besar-besaran.


Popularitasnya benar-benar jatuh kali ini namun Thatcher tetap berkeyakinan bahwa tindakannya benar
dan terus menekan kebijakannya itu untuk tetap dilaksanakan. Mulai dari ini, banyak anggota partainya
merasa bahwa Thatcher harus mundur.
Selain Poll Tax, Thatcher juga memulai politik konfrontasi dengan Eropa. Ia dengan tegas menolak
Uni Eropa. Ia pertama kali meminta seluruh penarikan dana dari Inggris kepada kelompok Masyarakat
Eropa dan mulai mengurangi kontribusi Inggris di sana. Pada akhir 1980an, Thatcher dengan tegas
menolak penyatuan mata uang Euro dan integrasi Eropa. Ini membuat ia banyak dijauhi oleh pemimpin
Eropa lainnya. Banyak yang merasa bahwa ini adalah tindakan sembrono dan terlalu proteksionis
meskipun banyak juga yang memuji Thatcher karena keinginannya untuk menjaga integritas
poundsterling dan menjaga kedaulatan Inggris. Meskipun demikian, secara politik ini adalah kesalahan
dan mengakibatkan kejatuhan kabinetnya dimulai terutama ketika pertama kali Menteri Keuangan serta
anggota kabinet paling berpengaruh di kabinetnya, Nigel Lawson mengundurkan diri sebagai protes
pada Oktober 1989.
Pemerintahan Thatcher terus berlangsung setelah Lawson mengundurkan diri. Kepemimpinan
Thatcher yang "semaunya sendiri" dan menolak mendengar kabinetnya, membuat ia digoyang. Pada
tanggal 1 November 1990, Deputi Perdana Menteri Geoffrey Howe yang juga merupakan sekutu
Thatcher sejak 1979 mengundurkan diri. Howe membuat pidato yang sangat menusuk Thatcher di mana
ia mengkritik kepemimpinan Thatcher secara keseluruhan sebagai kepemimpinan yang "semaunya
sendiri" dan "sombong dan membahayakan masa depan negara". Pengunduran diri Howe adalah
pukulan paling fatal bagi Thatcher. Pada tanggal 14 November 1990, Michael Heseltine yang merupakan
mantan anggota kabinet Thatcher yang pernah menjadi Menteri Pertahanan dan mengundurkan diri
tahun 1986 karena ketidakpuasan terhadap Thatcher, menantang Thatcher dalam Pemilihan
Kepemimpinan. Pada putaran pertama, Thatcher berhasil memenangkan 204 suara dibandingkan
Heseltine yang memperoleh 154 suara. Namun ini kurang dari mayoritas mutlak dan kurang dari aturan
margin yang diperlukan sehingga Heseltine dapat memaksa ke putaran kedua. Dalam Putaran Kedua,
Thatcher berusaha melawan di mana ia dengan tegas menyatakan bahwa ia akan tetap berjuang dalam
putaran kedua. Dengan determinasi "Fight On" dan berobsesi untuk menang. Bagaimanapun,
dukungannya telah berkurang bahkan dari anggota kabinetnya sendiri. Setelah berkonsultasi dengan
para koleganya, Thatcher berkesimpulan bahwa ia tidak memiliki dukungan lagi dan menyerahkan
pengunduran dirinya pada 22 November 1990 dan menarik pencalonannya pada hari yang sama.
Thatcher tetap menjadi Perdana Menteri hingga PM baru terpilih. Setelah penarikannya, Thatcher
memaksa John Major untuk maju sebagai calon pemimpin. Major berhasil memenangkan pemilihan
kepemimpinan atas Heseltine dan Menteri Luar Negeri Douglas Hurd dalam putaran pertama. Setelah
Major terpilih, Thatcher mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 28 November 1990 setelah Major
diundang Ratu Elizabeth II ke Istana Buckingham untuk membentuk pemerintahan baru.

Margaret Thatcher

Masa Pensiun
Setelah Thatcher mengundurkan diri pada November 1990, ia tetap menjadi Anggota Parlemen dan
duduk di backbench hingga 1992. Ia masih menjadi tokoh yang aktif di publik Inggris meskipun pada
kenyataannya citranya terpolarisasi. Thatcher diakui berhasil mentransformasi Inggris terutama dalam
bidang ekonomi dan sosial. Ia merubah negaranya dari negara kuno menjadi negara modern dengan
eksistensi besar di pergaulan internasional. Thatcher bekerja di Philip Morris sebagai konsultan geo
politik namun tidak lama. Thatcher juga dibayar mahal untuk setiap pidatonya. Setelah suaminya, Denis
meninggal di tahun 2003, ia menjadi pembicara aktif. Pada tahun 2007, sebuah patungnya di
Westminster dipasang, Perdana Menteri lain yang juga dibuatkan patung di sana hanyalah Winston
Churchill dan Lloyd George.
Sakit dan kematiannya
Thatcher menderita kesehatan yang buruk selama beberapa tahun sebelum kematiannya. Ia sempat
dikabarkan menderita stroke dan terkena serangan beberapa kali dan mulai jarang terlihat sejak
menjalani perawatan serangan stroke pada tahun 2002. Ia hanya terlihat beberapa kali di hadapan
publik dalam beberapa bulan terakhir ini. Thatcher meninggal di London, pada 8 April 2013 setelah
menderita stroke. Lord Bell, juru bicara Thatcher, mengkonfirmasi kematiannya
B. Gaya Kepemimpinan Margaret Thacher
Thatcher adalah seorang pemimpin yang tegas, berani dan konsisten; begitu dia yakin bahwa
kebijakannya benar, dia tidak akan berputar haluan karena tekanan massa maupun nasehat para
pembantu-pembantunya. Beberapa peristiwa berikut ini menggambarkan kepemimpinan Nyonya
Thatcher sebagai Perdana Menteri Inggris dari tahun 1979 sampai 1990.
Margaret Thatcher berani mengambil resiko besar ketika pada tahun 1982 dia memutuskan
untuk merebut kembali Kepulauan Falklands yang diduduki Argentina meski Kementrian Luar Negeri
menyarankan agar dia berkompromi.
Pemerintah Presiden Ronald Reagan di Amerika Serikat juga menasihati agar Nyonya Thatcher
berunding dengan Argentina. Walaupun begitu, Thatcher berkeras bahwa dia tak akan berkompromi
soal kedaulatan dan memutuskan untuk mengirimkan angkatan lautnya ke kepulauan yang berjarak
12.000 km dari daratan Inggris dan hanya terletak 500 km dari Argentina. Seandainya gagal merebut
Falklands, Thatcher yang baru berumur tiga tahun hampir pasti akan jatuh karena pemerintahnya ketika
itu sedang tidak populer akibat tingkat pengangguran yang tinggi.
Keputusan Thatcher untuk merebut Falklands jauh lebih berani dibanding dengan kebijakan
Perdana Menteri Tony Blair untuk mengekor Amerika Serikat dengan menyerbu Irak pada tahun 2003.
Dalam Perang Irak, Amerika dan Inggris mustahil kalah secara militer sedangkan dalam Perang Falklands
kekalahan bagi Inggris merupakan sebuah kemungkinan yang nyata.

Margaret Thatcher

Dalam politik domestik, Thatcher juga pemimpin yang bernyali besar sekaligus cermat secara
taktis. Pada dasawarsa 1970an hingga pertengahan 1980an ketika negara masih berperan besar dalam
hampir semua sektor ekonomi, pemerintah Inggris hampir selalu bertekuk lutut menghadapi tuntutan
serikat buruh.
Namun pada tahun 1984, Nyonya Thatcher memutuskan untuk menghadapi serikat pekerja
batubara yang dipimpin Arthur Scargill, seorang aktivis buruh Marxis radikal. Scargill menentang
keputusan pemerintah untuk menutup tambang-tambang batubara yang sudah tidak ekonomis dan
mengira Thatcher akan menyerah begitu listrik padam akibat pasokan batubara yang terputus.
Ternyata Thatcher sudah bersiap diri dengan menimbun stok batubara sehingga dalam adu kuat
yang berlangsung selama satu tahun, pemogokan besar yang sering diwarnai dengan bentrokan berakhir
tanpa konsesi dari pemerintah. Berkat Thatcher, sejak itu serikat buruh tidak lagi menjadi momok bagi
industri Inggris. Pada tahun 1979, kehilangan 29 juta jam kerja akibat pemogokan, pada tahun 1989
angka itu turun menjadi dua juta jam kerja.
Selain berani, Thatcher juga mempunyai keyakinan kuat dalam kebijakan ekonomi yang dia
anut. Dia mendobrak konsensus di antara dua partai terbesar di Inggris yaitu Partai Buruh dan Partai
Konservatif yang berlaku sejak akhir Perang Dunia II dimana negara langsung menguasai asset ekonomi,
tingkat pajak tinggi dan regulasi yang ketat.
Pada zaman Thatcher British Airways, British Telecom, British Gas, dan British Leyland dijual
kepada publik dalam sebuah rangkaian kebijakan yang menelorkan istilah baru bernama privatisation.
Kebijakan privatisasi Thatcher kemudian ditiru berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Ketika pada awal pemerintahnya kebijakan Thatcher membuat pengangguran melonjak dari
satu juta jiwa menjadi tiga juta pada puncaknya, dia menghadapi desakan dari dalam partainya untuk
berputar haluan. Namun Thatcher tetap bersiteguh bahwa kebijakannya benar dan perlu dilakukan
inflasi tinggi bisa terkendali dan perekonomian Inggris kompetitif. Pendapatan per kapita masyarakat
Inggris yang terus merosot dibandingkan dengan Jerman dan Perancis, jauh meningkat pada akhir
pemerintahan Thatcher.
Tentu tidak mudah membayangkan bagaimana seandainya seseorang seperti Nyonya Thatcher
menjadi pemimpin di Indonesia. Dia berkuasa pada zaman yang berbeda dan di negara yang
tantangannya amat berbeda dengan Indonesia. Walaupun begitu pengandaian tentang esensi kebijakan
dan gaya kepemimpinan Thatcher saya kira tidak mengada-ada.
Sebagai contoh, mustahil seorang pemimpin seperti Margaret Thatcher mengubah kebijakan
soal subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) gara-gara tekanan demonstrasi mahasiswa dan serikat pekerja.
Dia akan melihat bahwa penghapusan subsidi BBM mutlak perlu demi alokasi sumber daya ekonomi
yang efisien dan begitu dia yakin bahwa kebijakannya benar, dia akan memperjuangkannya sekuat
tenaga.
Nyonya Thatcher akan melayani perdebatan untuk membuktikan bahwa idenya benar dan

Margaret Thatcher

secara taktis tidak akan membiarkan dirinya kecolongan di badan legislatif maupun pengamanan di
lapangan. Sulit dibayangkan juga bahwa seorang pemimpin seperti Thatcher akan membiarkan serikat
buruh melakukan blokade jalan tol seperti yang terjadi di Bekasi pada awal 2012, apalagi kemudian
mengabulkan tuntutan serikat pekerja untuk sebuah aksi yang dia pandang sebagai intimidasi.
Meskipun margaret Tacher tidak memenuhi semua faktor yang terkait dengan pemimpin yang
efektif . Misalkan saja ketika perselisihan besarnya dengan negara-negara "calon" Uni Eropa dimana ia
dikecam karena melontarkan pernyataan yang dianggap tidak sopan. Namun Margaret Thatcher adalah
orang yang dapat membangkitkan perasaan yang kuat, dalam partainya sendiri maupun partai lain,
kalangan masyarakat umum, serta tidak sedikit di antara anggota kabinetnya sendiri.
Walau sudah 22 tahun meninggalkan pemerintahan, warisan politik dan ekonomi Margaret
Thatcher sampai sekarang masih menjadi perdebatan tajam dan emosional di Inggris. Para pemujanya
menganggap dia sebagai pemimpin yang menyelamatkan Inggris dari ambang kehancuran, sementara
pengkritiknya melihat dia sebagai pemimpin kejam yang membiarkan jutaan rakyat menganggur.
Namun kawan maupun lawan sepakat bahwa Thatcher adalah seorang pemimpin pemberani
dan berpendiran kuat, bukan pemimpin yang mudah ditiup angin atau menyerah menghadapi sedikit
kesulitan. Sifat-sifat inilah yang membuat dia relevan dalam pembahasan kepemimpinan politik
Indonesia masa kini.
C. Konflik dan Tantangan yang Dihadapi
Keluarga
Pernikahannya Margaret Thatcher dengan Denis Thatcher memiliki pernikahan yang dianggap
bahagia. Karena suaminya sangat menyadari keinginan Thatcher untuk terjun di dunia politik. Margaret
telah bertekad untuk memasuki Parlemen sangat didominasi laki-laki. Dalam menjadi politikus beliau
tetap memberikan perhatian yang baik pada keluarganya. Walaupun begitu dengan berjalannya waktu
terjadi kerenggangan antara Margaret dengan anaknya ketika anaknya sudah mulai dewasa. Dengan
kesibukannya di dunia politik akan sulit untuk bisa mengedepankan keluargan dan anak-anaknya.
Apalagi keputusannya untuk maju menjadi pemimpin partai Konservatif, ada sedikit kekecewaan yang
dirasakan oleh kedua anaknya dan termasuk juga suaminya.
Pernikahan Margaret dan Suami pernah mengalami krisis yang cukup berat. Pada tahun 1964
Suaminya memutuskan untuk pergi ke Afrika Selatan selama lebih dari 2 bulan, meninggalkan anak dan
istrinya. Kepergian suaminya ini tanpa kepastian apakah beliau akan kembali. Tidak hanya karena
kecapaian atau kebingungan sesaat, bahkan saat itu ada kemungkinan perceraian. Ketika itu Thatcher
dan suami sama-sama sedang bekerja keras baik suami dalam bisnis atau Thatcher di kancah politik.
Suaminya juga menolak jika karir Thatcher yang membuat keretakan. Dan akhirnya keretakan itu bisa
diselesaikan dan bahkan sangat mendukung ketika Margareth menjadi Perdana Menteri.
Ketika kedua anaknya mulai dewasa Margaret dan Denis tinggal di daerah Scotney. Sedangkan

Margaret Thatcher

kedua anaknya lebih memilih tinggal di Chelsea. Perasaan bersalah juga ada di diri Margaret waktu itu.
Setelah selesai pengunduran dirinya, Margaret merasakan penyesalan karena dia tidak bisa dekat
dengan kedua anaknya dan juga cucu-cucunya
Ketika Margaret Meninggal tidak ada keluarga yang menemaninya. Hanya Dokter Thatcher dan
salah satu dari dua pengasuhnya yang ada ketika dia meninggal 8 April 2013. Kedua anaknya tinggal di
luar negeri, begitu juga cucu-cucunya yang tinggal di Amerika3 . Dia menyesal tidak menjadi lebih dekat
dengan keluarganya .
Partai dan Pendukung
Bulan Juni 1970, Thatcher diangkat sekretaris negara untuk pendidikan dan ilmu pengetahuan,
menjadi terkenal sebagai Thatcher, penjambret susu, ketika ia menghapuskan susu gratis bagi
kebanyakan anak sekolah. Dia sempat mengalami frustasi bukan karena semua pers memberitakan hal
yang buruk atas tindakannya, tapi karena dia kesulitan karena Perdana Menteri Edward Heath kurang
mau mendengarkan gagasannya. Rasa kecewa itu Thatcher tampakkan pada masa depan perempuan
dalam politik, Thatcher seperti dikutip Saya tidak berpikir akan ada seorang wanita perdana menteri
dalam hidup saya,
Tapi sepertinya yang Thatcher katakanya itu salah, karena dia memulai perjuangannya sendiri.
Sementara Konservatif kehilangan kekuasaan tahun 1974, Thatcher menjadi kekuatan yang dominan
dalam partai politiknya. Ia terpilih menjadi pemimpin Partai Konservatif pada tahun 1975, mengalahkan
Heath untuk posisi itu. Dengan kemenangan ini, Thatcher menjadi wanita pertama sebagai pemimpin
oposisi di Parlemen. Kiprahnya ini membawanya memenangkan PEMILU di Inggris tahun 1979, dan sejak
itu Thatcher pun diangkat sebagai Perdana Menteri Inggris wanita yang pertama.
Pada tahun pertama masa jabatannya, popularitas Thatcher sempat memudar dikarenakan
adanya resesi dan pengangguran tinggi di Inggris. Namun masa keterpurukan ekonomi itu pulih pada
saat terjadinya Perang Falklands tahun 1982 yang membawa kembali kebangkitan Inggris. Masa
pemulihan ini mengembalikan dukungan masyarakat Inggris kepada Thatcher hingga dirinya terpilih
kembali pada Pemilu kedua di tahun 1983 dan Pemilu ketiga pada 1987.Karena kontroversi dari
keputusan yang dia ambil, dimana para koleganya mulai meragukan kemampuan kepemimpinan dari
Thatcher. Partai mulai menginginkan adanya pemimpin yang baru didalam partai dan mulai muncul
calon-calon pemimpin yang baru. Ketidakpuasan dengan kepemimpinan Thatcher partai telah
berkembang selama bertahun-tahun terakhir dari masa jabatannya.
Pada bulan Desember 1989, ia ditantang untuk menyerahkan kepemimpinan untuk pertama
kali. Thatcher tidak menghadapi ancaman serius. Meskipun demikian, secara politik ini adalah kesalahan
dan mengakibatkan kejatuhan kabinetnya dimulai terutama ketika pertama kali Menteri Keuangan serta
anggota kabinet paling berpengaruh di kabinetnya, Nigel Lawson mengundurkan diri sebagai protes
pada Oktober 1989.
Pada tanggal 1 November 1990, Deputi Perdana Menteri Geoffrey Howe yang juga merupakan

Margaret Thatcher

10

sekutu Thatcher sejak 1979 mengundurkan diri. Howe membuat pidato yang sangat menusuk Thatcher
di mana ia mengkritik kepemimpinan Thatcher sebagai pemimpin yang "semaunya sendiri" dan
"sombong dan membahayakan masa depan negara". Pengunduran diri Howe adalah pukulan paling fatal
bagi Thatcher. Pada tanggal 14 November 1990, Michael Heseltine yang merupakan mantan anggota
kabinet Thatcher yang pernah menjadi Menteri Pertahanan dan mengundurkan diri tahun 1986 karena
ketidakpuasan terhadap Thatcher juga berusaha menjadi Pemimpinan Konservatif yang baru. Namun
kali ini akan menjadi lebih sulit karena pengunduran diri Howe. Pada putaran pertama, Thatcher berada
di Paris. Ia berhasil memenangkan 204 suara dibandingkan Heseltine yang memperoleh 154 suara.
Namun ini kurang dari mayoritas mutlak dan kurang dari aturan yang diperlukan sehingga Heseltine
dapat memaksa ke putaran kedua. Dalam Putaran Kedua, Thatcher berusaha melawan dengan tegas
menyatakan bahwa ia akan tetap berjuang dalam putaran kedua. Bagaimanapun, dukungannya telah
berkurang bahkan dari anggota kabinetnya sendiri. Setelah berkonsultasi dengan para koleganya,
Thatcher berkesimpulan bahwa ia tidak memiliki dukungan lagi dan menyerahkan pengunduran dirinya
pada 22 November 1990 dan menarik pencalonannya pada hari yang sama. Thatcher tetap menjadi
Perdana Menteri hingga PM baru terpilih. Setelah penarikannya, Thatcher memaksa John Major untuk
maju sebagai calon pemimpin. Major berhasil memenangkan pemilihan kepemimpinan atas Heseltine
dan Menteri Luar Negeri Douglas Hurd dalam putaran pertama. Setelah Major terpilih, Thatcher
mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 28 November 1990 setelah Major diundang Ratu Elizabeth II
ke Istana Buckingham untuk membentuk pemerintahan baru.
IRA (Irish Republican Army)
Pada Tahun 1981 terjadi mogok makan besar-besaran yang mengakibatkan 10 orang meninggal.
Waktu itu Thatcher memerintah untuk membiarkan saja saja dan membiarkan para pengunjuk rasa
untuk mati kelaparan. Namun ternyata apa yang dilakukan ini salah, kelaparan hanya menyebabkan
peningkatan terorisme dan kenaikan kekuatan IRA sebagai politik yang kuat . Sesuai keinginan
penggagas & pesertanya, aksi mogok makan yg dilakukan pada tahun 1981 berhasil menarik perhatian
masyarakat dunia & menaikkan pamor komunitas nasionalis republik. Pada tahun 1982 kekerasan yang
dilakukan oleh IRA malah mengalami peningkatan. Kematian akibat kekerasan yang terkait dengan
konflik naik menjadi 101 pada tahun 1981, termasuk 44 anggota pasukan keamanan. Cedera naik
menjadi 1.350 dari 801.
Thatcher ingin meningkatkan langkah-langkah anti-teroris . Salah satu tindakan yang dipandang
sebagai kontroversial adalah pelarangan penyiaran laporan dari teroris, atau partai politik yang
berafiliasi dengan kelompok teroris.
Tanggal 12 Oktober 1984, terjadi aksi pengeboman di Hotel Grand di Brighton, Inggris. Aksi
pengeboman tersebut menarik atensi publik begitu besar karena di saat bersamaan, Perdana Menteri
Inggris Margaret Thatcher sedang berada di sana dalam kongres Partai Konservatif. Tercatat 5 orang
terbunuh & 34 lainnya luka-luka, namun Thatcher sendiri selamat dalam aksi pengeboman tersebut. Aksi

Margaret Thatcher

11

pengeboman tersebut dianggap sebagai aksi balas dendam IRA terhadap pemerintah Inggris atas
kematian simpatisan republikan lainnya dalam aksi mogok makan tahun 1981.
Sebenarnya pada 6 November 1981 Thatcher dan Irlandia Taoiseach Garret Fitzgerald telah
membentuk Inter-Governmental Council Anglo - Irlandia, sebuah forum untuk pertemuan antara kedua
pemerintah. Pada tanggal 15 November 1985, Thatcher dan FitzGerald menandatangani Hillsborough
Perjanjian Anglo - Irlandia, yang pertama kalinya pemerintah Inggris telah memberikan Republik Irlandia
peran penasehat dalam pemerintahan Irlandia Utara. Kontribusi paling abadi Thatcher kepada penyebab
perdamaian di Irlandia Utara. Inti dari perjanjian tersebut adalah pemberian hak kepada Irlandia sebagai
penasihat bagi Irlandia Utara untuk menyelesaikan konflik & tidak akan ada perubahan dalam konstitusi
Irlandia Utara, kecuali mayoritas dari anggotanya memilih untuk bergabung ke dalam komunitas
republik. Namun, perjanjian tersebut juga mendapat penolakan baik dari kaum unionis maupun
republik. Kaum unionis menolak perjanjian tersebut karena memberi keleluasaan bagi Irlandia untuk
mencampuri kegiatan politik Irlandia Utara, sementara kaum republikan - khususnya IRA - melakukan
penolakan karena perjanjian tersebut masih menetapkan Irlandia Utara sebagai bagian dari Inggris.
Lepas dari penolakan yg diterima, perjanjian tersebut tetap diimplementasikan oleh Inggris & Irlandia.
Protes yang dilakukan antara lain oleh Ulster Gerakan Says No menarik 100.000 hingga reli di Belfast, Ian
Gow mengundurkan diri sebagai Menteri Negara di HM Treasury dan 15 anggota dmengundurkan diri
dari kursi parlemen mereka, hanya satu yang tidak kembali dalam berikutnya oleh - pemilu pada tanggal
23 Januari 1986.
Perang Falklands
Perang Falklands yang terjadi pada April-Juni 1982 merupakan kejadian yang kontroversi.
Perang ini berakar dari perebutan Pulau Falkland antara Argentina dan Inggris. Dari sisi geografis, pulau
ini memang lebih dekat dengan Argentina --hanya 482 kilometer. para penghuninya melakukan
referendum dan memilih tetap di bawah kuasa Inggris.
Pada 19 Maret 1982, Argentina membuka konflik dengan mendaratkan 30 kapal di Pulau
Georgia Selatan dan mengibarkan bendera Argentina.. Dia telah gagal untuk mempertahankan pulau
dari serangan mendadak dan banyak oleh Argentina yang merupakan kecerobohan. Pada waktu
sebelumnya margareth Thatcher telah menyetujui untuk mengurangi tingkat pengamanan yang ada di
pulai tersebut.
Alternative memilih anatara Melakukan negosiasi atau melakukan agresi. Karena ditakutkan
akan terjadi perang yang lebih besar lagi. Thatcher harus mampu menahan tekanan dari musuh dan
kritikus, termasuk juga sekutu. Tentu saja ini tidak mudah. Amerika Serikat menentang perang dan
mengirimkan diplomat ke Inggris dan termasuk beberapa Negara lain. Termasuk dalam negeri sendiri
juga banyak yang ingin agar tidak terjadi perang, Karena Dalam perang tersebut banyak faktor yang
perlu dipikirkan diantaranya letak dari Falkland yang berjarak 8000 miles, musim dingin, permasalahan
supply, air cover berjarak 400 miles, dan hanya memiliki 2 buah pembawa aircraft dan ketika 1

Margaret Thatcher

12

tenggelam, 3-4 minggu setelah pasukan datang baru dapat didaratkan.


Akhirnya

Keputusan

Inggris

paling

kontroversial,

Melakukan

agresi

untuk

tetap

mempertahankan Falkland di tangan Inggris dikirimlah pasukan ke Falkland atas perintah Thatcher. Para
penasehat militernya waktu itu berperan sangat besar, karena saran-sarannya dan juga dalam
pelaksanaan tugas yang dengan penuh kesiapan, tanpa perlu banyak berdiskusi, mengingat waktu itu
keputusan dalam peperangan harus cepat diambil. Dan akhirnya Pasukan Inggris pulang dengan
membawa kemenangan.
D. Keberhasilan dalam Periode Kepemimpinan Perdan Menteri
Margaret Thatcher memiliki tempat tersendiri baik dalam sejarah Inggris maupun sejarah dunia.
Namanya yang begitu terkenal digunakan untuk menunjukkan suatu cara berpikir yang disebut sebagai
Thatcherisme. Ide-ide yang dimilikinya bukanlah hal yang baru tapi dilakukan dan dipraktekkan oleh
seorang wanita yang sangat luar biasa. Hal ini merupakan suatu kebetulan yang luar biasa dimana orang
yang tepat berada dalam tempat yang tepat serta dalam waktu yang tepat (the right person, in the right
place, at the right time).
Ketika ia menjadi pemimpin Partai Konservatif di tahun 1975, Inggris berada di ambang bencana
dan terancam oleh kehancuran total. Pemerintah Partai Buruh yang lemah dengan mayoritas kecil
memimpin perekonomian yang hampir mengalami kebangkrutan serta penggadaian ekonomi kepada
IMF yang tentunya mengancam ketertiban umum di Inggris. Di tahun 1979 adalah awal kekuasaannya
sebagai perdana menteri Inggris. Saat itu kondisi perekonomian Inggris masih mengalami perlambatan.
Thatcher mewarisi ekonomi lemah, pengangguran yang tinggi, dan berbagai masalah sosial yang
muncul. Kebijakan ekonomi Thatcher dinilai lamban pada dua tahun pertama masa jabatannya. Ia
menjadi Perdana Menteri yang paling tidak populer. Rencana ekonomi Thatcher berbau konservatif
dengan ide deregulasi terhadap bisnis, pemotongan pajak, dan privatisasi. Inflasi juga tinggi tahun itu.
Kerusuhan-kerusuhan terkenal adalah Kerusuhan Brighton 1981 yang menewaskan banyak orang. Akan
tetapi, perekonomian membaik di tahun 1982. Kemudian saat ia berhenti berkuasa di tahun 1990, dia
meninggalkan ekonomi yang sehat dengan masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang kuat
dan tertata dengan baik.
Adapun keberhasilan yang telah dicapai Margareth Thatcher selama menjadi Perdana Menteri
Inggris dibagi menjadi tiga bagian yakni dalam hal kebijakan domestik, politik luar negeri, dan
hubungannya dengan komunitas Eropa.

Margaret Thatcher

13

1. Kebijakan Domestik
Seluruh kebijakan moneter didukung sepenuhnya oleh Margaret Thatcher. Keyakinan yang jelas
dari Thatcher bahwa setiap negara yang bebas haruslah sejahtera. Thatcher pun memiliki tujuan yang
jelas diantaranya: dengan mengurangi kekuasaan pemerintah, dengan mengurangi pajak dan hal itu
dapat memajukan perusahaan swasta dan hak-hak individu, dengan memberikan insentif kepada
pengusaha dan mendorong kompetisi. Margaret Thatcher percaya bahwa tujuan tersebut akan
menghasilkan manfaat ekonomi dan fiskal bagi masyarakat dan memungkinkan dia untuk menggunakan
proses politik untuk memajukan masyarakat yang bebas dalam segala aspek.
Moneter dan pasar bebas adalah sesuatu yang paling menggairahkan bagi Margaret Thatcher.
Reformasi moneter Margaret Thatcher juga berbarengan dengan langkah untuk membatasi kekuatan
serikat buruh di Inggris. Sama halnya seperti Partai Konservatif yang telah mengambil ide-ide mengenai
pasar bebas dalam manifesto politik pada pemilu tahun 1970, Thatcher juga memiliki ide yang sama
sehingga hal tersebut bukanlah sepenuhnya hal yang baru.
Di tahun 1979, terjadi konsensus antara pemerintah dengan serikat buruh, tetapi konsensus
tersebut mengalami kegagalan dan meninggalkan ketidakpuasan. Hal ini membuka kesempatan yang
terbuka lebar bagi Margareth Thatcher untuk mengambil beberapa kebijakan. Akan tetapi, dia membuat
suatu perbedaan. Dia memiliki keinginan yang sangat kuat serta berdiri dengan tegas terhadap rentetan
serangan serta intimidasi dari serikat buruh. Hingga akhirnya antara tahun 1982 dan 1988 serikat buruh
dibawa selangkah demi selangkah dalam koridor hukum yang tepat. Setelah terjadinya konfrontasi
terakhir di industri baja dan batubara, keseimbangan yang baik antara perusahaan dengan para tenaga
kerjanya mulai pulih. Orang-orang tidak lagi harus bergabung dengan serikat buruh, dan hal ini
kemudian dikombinasikan dengan program kebijakan privatisasi industri atau perusahaan nasional,
dimana hal tersebut pada akhirnya mampu menghasilkan pengurangan dari keanggotaan serikat buruh
dari 13 juta pada tahun 1979 menjadi 8 juta di tahun 1996.
Atas kekalahan dari serikat buruh tersebut, bersama-sama dengan kebijakan privatisasi,
mewakili salah satu keberhasilan terbesar dari Margaret Thatcher. Efeknya adalah membawa sebagian
besar dari kelas pekerja ke dalam lipatan konservatif. Dia memberikan mereka apa yang telah dianggap
sebagai cita-cita kelas menengah melalui privatisasi, menciptakan kapitalisme populer, dan awal dari
sebuah demokrasi akan kepemilikan saham dari perusahaan nasional. Efek lain dari kebijakan privatisasi
tersebut adalah adanya pemangkasan biaya dan peningkatan pelayanan publik .
Ketika Margaret Thatcher menjabat, ada 3 juta pemegang saham swasta, dan ketika dia pergi

Margaret Thatcher

14

ada hampir 11 setengah juta pemegang saham. Koran-koran serta tabloid terpikat untuk menampilkan
berbagai berita dan informasi saham di samping kolom olahraga. Popularitas privatisasi meningkat
karena setiap industri mengalami peningkatan di bursa saham. Saat industri gas diluncurkan, saham
tersebut mengalami kelebihan permintaan hampir sebesar 500 persen.
Walaupun Margaret Thatcher memiliki jangkauan pemilih yang sangat luas, harus diingat bahwa
awalnya ia harus berjuang dengan berbagai cara di dalam partainya sendiri. Tidak seperti Presiden
Amerika dimana dia adalah pengambil alih semua keputusan dari mesin partainya, Margaret Thatcher
merupakan orang luar yang menjadi pewaris dari kabinet dan mesin partainya, dimana keduanya harus
mencapai suatu konsensus dalam bersikap.
Oleh karena itu, ia menggunakan taktik dengan membalikkan cara berpikir dari para
anggotanya. Dia mempengaruhi mereka sampai ia memiliki anggota yang diinginkannya. Dia
menggunakan subkomite bukan komite penuh untuk memastikan kebijakan yang dia ambil. Dia
menggunakan pemikiran dari luar seperti: The Institute of Economic Affairs, yang telah memberinya
pengawasan di awal kebijakan moneternya, dan Pusat Studi Kebijakan, yang didirikan oleh gurunya, Sir
Keith Joseph. Seperti Heritage di Amerika Serikat, mereka menciptakan ide-ide intelektual untuk
dilaksanakan oleh dia dan pengikutnya. Dia juga membawa penasihat dari luar diantaranya: akademisi
seperti Alan Walters dan Terry Burns dan pengusaha sukses seperti Sir John Hoskins, Derek Rayner, dan
Sir Robin.
Perlunya pemotongan birokrasi dan belanja publik telah ditangani sejak awal pemerintahan, dan
antara tahun 1979 dan 1987 jumlah pegawai negeri berkurang sebesar 22,5 persen (732.000 menjadi
567.000 orang). Perubahan yang radikal tersebut diperkenalkan antara tahun 1987 sampai 1990,
terinspirasi oleh Sir Robin STBP. Sebagian besar PNS akan bekerja untuk lembaga eksekutif baru, yang
melekat pada kementerian. Target akan pengurangan pegawai tersebut harus diatur dan
diselenggarakan dengan tepat. Meskipun reformasi yang lebih baik kemudian dilakukan setelah
kepemimpinan Margaret Thatcher, ia telah mengubah budaya dari pemerintahan yang ada sebelumnya.
Hal sulit lainnya ialah dengan pemberlakuan pemotongan biaya dan reformasi dalam
pemerintahan lokal serta pelayanan kesejahteraan kesehatan, jaminan sosial, dan pendidikan.
Kebutuhan kesejahteraan dilihat oleh pemilih sebagai suatu hak dan suatu kebebasan.
Tindakan pemotongan biaya ini dilakukan di semua layanan pemerintahan, tetapi meskipun
pembatasan penggunaan kas dibatasi, total keseluruhan belanja mengalami peningkatan. Sebagai
contoh, di bidang kesehatan antara tahun 1980-1987 meningkat sebesar 60 persen. Di pemerintah

Margaret Thatcher

15

daerah, pemotongan biaya memiliki dampak yang merugikan. Hal tersebut memungkinkan anggota
dewan untuk menyalahkan pemerintah atas kekurangan dalam hal pelayanan dan peningkatan kontrol
terpusat yang mengurangi kebebasan.
Naluri kerakyatan Margaret Thatcher telah membuatnya lebih berhati-hati di area ini, tetapi
setelah keberhasilan pemilu 1987, ketika ia melihat kebijakan moneternya terancam oleh biaya yang tak
terkendali, ia memperkenalkan reformasi yang dramatis dalam semua bidang. Sekali lagi bahwa
kebijakan ini tidak dilaksanakan dengan baik sampai ia mundur dari jabatannya.
2. Politik Luar Negeri
Beberapa politisi dalam sejarah memiliki kesempatan atau kemampuan untuk bersinar dalam
kebijakan di dalam maupun di luar negeri. Margaret Thatcher melakukan keduanya. Dia adalah seorang
yang patriotik dan tidak sungkan untuk membentangkan bendera itu. Patriotismenya bersifat naluriah
dan begitu menghentak perasaan rakyat Inggris. Mereka melihatnya sebagai pemimpin yang kuat yang
berdiri untuk Inggris.
Dia tidak berpura-pura menjadi seorang diplomat, dan mengatakan dengan sebenarnya, "Aku
tidak tahu apa pun tentang diplomasi, tapi aku hanya tahu dan percaya aku ingin hal-hal tertentu untuk
Inggris."
Yang terakhir ini adalah yang paling penting dan produktif, dimana Margaret Thatcher
mengokohkan diri dan pikirannnya dengan Presiden Ronald Reagan dan pada kebanyakan isu-isu
bersama. Sehingga keduanya memiliki pemikiran yang sepaham. Ini memungkinkan dirinya untuk
berperang 8.000 mil jauhnya di Falklands. Perang Falklands ini berawal dari invasi Argentina terhadap
Kepulauan Falklands atau yang disebut Argentina sebagai "Las Malvinas". Kepulauan ini telah menjadi
teritori Inggris sejak lama. Thatcher dengan tegas mengirimkan pasukan untuk melawan Argentina dan
mengembalikan Falklands ke tangan Inggris. Selama perang, ia menolak banyak rencana perjanjian
damai yang dicetuskan oleh negara-negara lainnya. Pasukan Inggris berhasil merebut kembali Falklands
dan Inggris memenangkan perang, membuat nama Thatcher terkenal dan membangkitkan kembali rasa
nasionalisme rakyat Inggris yang sudah pudar dalam beberapa tahun karena masalah ekonomi dan
sosial. Dalam mengahadapi perang tersebut, Thatcher tidak hanya medapat dukungan dari orang-orang
Inggris, tapi juga didukung oleh sekutu terdekatnya, Amerika Serikat. Dukungan yang diberikan Amerika
tersebut tidak pernah dilupakan oleh Thatcher. Kemudian, ia menggunakan pamornya untuk
mendorong Presiden Bush dalam Perang Teluk.
Margaret Thatcher berdiri dengan Amerika untuk melawan terorisme dalam krisis Libya. Ia

Margaret Thatcher

16

berdiri dengan Presiden Ronald Reagan pada Strategic Defense Initiative tetapi memastikan bahwa apa
yang baik untuk Amerika tidak merusak NATO, juga merusak pangkalan nuklir yang diperlukan bagi
dunia barat. The Iron Lady juga memainkan perannya dengan menjalin hubungan yang baik dan bekerja
sama dengan Reagan dan juga Gorbachev sebagai bukti dukungan Inggris atas reformasi Uni Soviet.
Imbas dari perubahan yang diupayakan oleh aksi tiga orang besar tersebut, dunia dibuat menjadi tempat
yang berbeda. Seperti yang dikatakan Margaret Thatcher sendiri setelah menanggalkan jabatannya,
"Amerika Serikat dan Inggris telah bersama-sama menjadi aliansi terbesar dalam membela kebebasan
dan keadilan yang pernah ada di dunia."
Andil Margaret Thatcher lain ialah menjembatani kebijakan Amerika dan Eropa. Dia ingin
negara-negara Eropa Timur bebas dan diserap ke dalam Masyarakat Eropa. Hal ini akan mencairkan
dominasi Perancis dan Jerman dari Eropa dan membuat lkemungkinan lebih besar akan sebuah
komunitas negara-negara nasional yang independen. Dari 1980 hingga 1988, ia mengunjungi Eropa
Timur sesering dia bisa seperti Hongaria, Cekoslovakia, Rusia, dan Polandia. Dia populer dan dipandang
sebagai juara dari nilai-nilai yang mereka harapkan, kebulatan tekad nasional, kebebasan, dan pasar
bebas. Dia mengangkat pamor Inggris dan memberikan harapan bagi orang-orang dari Eropa Timur.
3. Komunitas Eropa
Hubungannya dengan Masyarakat Eropa adalah hal yang berbeda. Tidak ada titik temu akan
pikiran dengan mitra Eropa-nya. Proteksi serta struktur birokrasi yang ada di Eropa bertentangan
dengan tradisi Inggris. Di saat kantor luar negeri dan mayoritas Kabinet nya pro-Eropa dan percaya pada
konsensus, Margaret Thatcher tidak.
Thatcher memulai politik konfrontasi dengan Eropa. Ia dengan tegas menolak Uni Eropa. Ia
pertama kali meminta seluruh penarikan dana dari Inggris kepada kelompok Masyarakat Eropa dan
mulai mengurangi kontribusi Inggris di sana. Pada akhir 1980-an, Thatcher dengan tegas menolak
penyatuan mata uang Euro dan integrasi Eropa. Ini membuat ia banyak dijauhi oleh pemimpin Eropa
lainnya. Banyak yang merasa bahwa ini adalah tindakan sembrono dan terlalu proteksionis meskipun
banyak juga yang memuji Thatcher karena keinginannya untuk menjaga integritas poundsterling dan
menjaga kedaulatan Inggris.
Harga yang tinggi harus dia bayarkan atas kebijakannya itu. Resesi ekonomi di akhir 1980-an
memaksanya masuk ke pasar tunggal. Dia melihatnya sebagai sesuatu yang menguntungkan untuk
perdagangan dan perluasan perdagangan bebas. Dia melihatnya tidak hanya sebagai ekonomi tetapi
politik: pindah ke negara tunggal Eropa.

Margaret Thatcher

17

4. Faktor-faktor Keberhasilan Margareth Thatcher


Pencapaian dari seorang Margareth Thatcher tentunya luar biasa, dimulai dengan sebuah fakta
bahwa Thatcher merupakan satu-satunya perdana menteri wanita dalam sejarah Inggris. Dia melewati
sebelas setengah tahun masa jabatannya, lebih lama daripada politisi lain di abad ke-20 (pada
kenyataannya, terpanjang sejak Lord Liverpool pada abad ke-19). Dia memenangkan tiga kali pemilu
berturut-turut, dua diantaranya menang telak, dan tanpa ada kekalahan. Rahasia keberhasilannya
terletak pada kombinasi kualitas, dimana hal tersebut melihat ke dalam gaya kepemimpinannya. Faktorfaktor keberhasilan yang dimiliki oleh Margaret Thatcher diantaranya:
a.

Keberanian. Thatcher menunjukkan keberaniannya untuk tetap melakukan pidato pada konferensi
Partai Konservatif di Hotel Brighton di tengah adanya ancaman pemboman di tempat tersebut.
Selain itu, Thatcher juga berani mengambil suatu kebijakan tidak populer seperti pengurangan
pegawai negeri sipil guna memotong birokrasi dan belanja publik.

b.

Ketegasan. Thatcher dikenal sebagai The Iron Lady dan sangat tegas terhadap kebijakan yang
diambilnya termasuk ketika melakukan privatisasi yang mendorong terjadinya pemogokan oleh
serikat buruh. Selain itu, Thatcher juga tegas dalam menolak penyatuan mata uang Euro bagi
negara-negara Eropa.

c.

Kekuatan fisik. Dia terbiasa tidur dengan waktu yang sedikit dan dapat dipastikan dia telah tewas
akibat bom IRA di hotel tempat tinggalnya menginap di Brighton jika dia tidak bekerja
memperisapkan pidato konferensinya pada pukul 02.00 dini hari.

d.

Kapasitas intelektual. Dia berhasil masuk Oxford pada usia 17 tahun di jurusan kimia dan kemudian
berhasil mendapatkan gelar kimia pada tahun 1947. Pada tahun 1950-an ia dilatih sebagai seorang
pengacara dan kemudian terpilih sebagai anggota parlemen untuk Finchley pada tahun 1959.
Margareth Thatcher adalah seorang wanita yang cantik serta feminim, sesuatu yang tentunya

tidak dimiliki oleh pria. Dia juga pandai menggunakan kelemahan yang ia miliki menjadi senjata yang
berguna, dan dia adalah seseorang yang beruntung.

E. Kegagalan dalam Periode Kepemimpinan Perdana Menteri


Berbicara mengenai kegagalan sebuah kepemimpinan, maka harus dilihat dari sudut pandang
yang objektif untuk menilai apakah seseorang mengalami kegagalan dalam memimpin. Margaret
Thatcher memperoleh kritik dan dukungan sama banyaknya selama kepemimpinannya maupun setelah
dia meninggal. Sehingga, untuk menilai kegagalannya diperlukan pendapat orang-orang yang berada
diluar sistem pemerintahannya. Orang-orang tersebut adalah para pengamat politik maupun ekonomi di

Margaret Thatcher

18

Inggris yang mengevaluasi kebijakan-kebijakan Margaret Thatcher yang dianggap gagal. Secara umum,
para pengamat politik dan ekonomi di Inggris menyimpulkan kegagalan Margaret Thatcher selama dia
menjabat Perdana Menteri Inggris antara lain:
1.

Ekonomi
Banyak kalangan memuji keberanian Margaret Thatcher dalam menerapkan monetarisme

(monetarism), sebuah kebijakan yang mengarah kepada kapitalisme (pasar bebas, perdagangan
bebas, privatisasi, dan sebagainya). Kebijakan ini dianggap memajukan perekonomian Inggris dengan
membatasi peran pemerintah dan menerapkan kompetisi dalam perekonomian nasional. Namun,
sesungguhnya yang terjadi adalah kebalikan dari harapan karena monetarisme ikut memberi andil
pada perubahan regulasi di sektor jasa perbankan. Pada tahun 1980-an, bank-bank di Inggris Raya
memberikan kredit besar-besaran kepada masyarakat tanpa penilaian mendalam terhadap portofolio
keuangan debitor sehingga terjadi yang disebut sebagai credit bubble yaitu sebuah kegagalan
pembayaran kredit kepada bank dan jasa keuangan lainnya. Bubble ini berimbas pada tingginya
angka inflasi dan membawa Inggris pada sebuah resesi ekonomi pada awal 1990-an. Saat Margaret
Thatcher pertama kali menjabat pada Mei 1979, inflasi di Inggris berada pada 10,3% dan pada
Oktober 1990, sebulan sebelum dia meninggalkan posisi PM, inflasi mencapai angka 10,9%. Ternyata
selama hampir 11 tahun pemerintahannya, keadaan ekonomi Inggris tidak terlalu membaik karena
inflasi yang masih tinggi dan kondisi sosial masyarakat Inggris Raya juga kurang baik karena
banyaknya protes yang berujung anarkis dan tingginya angka pengangguran.
2.

Sosial
Pada tahun 1984, kebijakan ekonomi Thatcher yang memangkas subsidi industri batubara

Inggris Raya dan menutup 20 tambang batubara menyebabkan 20.000 orang kehilangan pekerjaan.
Kebijakan monetarisme Thatcher ternyata tidak berjalan lancar yang terbukti dengan turunya produk
domestik bruto (PDB) Inggris sebesar 2% pada tahun 1980 dan industri manufaktur turun sebesar
15% pada 2 (dua) tahun berikutnya. Resesi ekonomi di Inggris Raya selama kepemimpinan Thatcher
ternyata merupakan yang terparah sejak perang dunia kedua. Hal ini didasarkan pada, salah satunya,
tingkat pengangguran yang naik drastis dari dibawah 6% pada akhir tahun 1970-an menjadi 12% pada
tahun 1986 dan berada di kisaran 8% pada tahun 1992, tahun dimana Thatcher turun dari posisi PM.
Gambar dibawah ini menunjukkan persentase jumlah pengangguran di Inggris Raya dari tahun 1971
sampai dengan 2010.

Margaret Thatcher

19

Sumber : Gregg, P., Macmillan, L. and Nasim, B. (2012), The Impact of Fathers' Job Loss
during the Recession of the 1980s on their Children's Educational Attainment and Labour Market
Outcomes. Fiscal Studies, 33: 237264
Disisi lain, tingkat kepuasan masyarakat Inggris Raya selama kepemimpinan Thatcher juga relatif
rendah ditinjau dari banyaknya protes atas kebijakan Thatcher. Masyarakat banyak yang turun ke
jalan melakukan demonstrasi atas kebijakan-kebijakan Thatcher yang kurang berpihak pada
masyarakat kelas pekerja. Demonstrasi tersebut kebanyakan berujung bentrok antara pendemo
dengan para polisi, antara lain IRA Hunger Strikes, Brixton Riots, Miners Strike, dan Brighton
Bombing.
3.

Politik
Diantara kegagalan-kegagalan Thatcher yang lain, kegagalan politik merupakan kegagalan

terbesar Thatcher karena hal inilah yang menyebabkan Thatcher harus menyudahi perjalanan
kepemimpinannya atas Inggris Raya selama hampir 11 tahun. Salah satu kebijakan Thatcher diakhirakhir periode kepemimpinannya adalah Community Charge (Poll Tax). Pajak ini merupakan pajak
dengan tarif tunggal (flat rate) yang dihitung berdasarkan jumlah orang yang tinggal dalam satu
tempat tinggal. Poll Tax mulai diterapkan pada tahun 1989 di Skotlandia dan 1990 di Wales dan
Inggris. Penjelasan dari pajak ini adalah bahwa pajak ditetapkan dengan tarif tunggal per kepala
dalam suatu tempat tinggal sehingga menggeser beban pajak dari orang-orang kaya yang tinggal
sendiri dalam suatu rumah mewah ke golongan kelas pekerja/miskin yang tinggal bersama-sama
dalam satu rumah. Kebijakan ini banyak dikritik karena menimbulkan diskriminasi kepada masyarakat
yang kurang mampu secara ekonomi.
Kebijakan Poll tax menyebabkan banyaknya protes dari masyarakat yang berujung pada

Margaret Thatcher

20

penolakan besar-besaran untuk membayar pajak tersebut dan memicu kerusuhan dalam protes
tersebut. Kerusuhan paling besar terjadi pada 31 Maret 1990 di Trafalgar Square dimana terjadi
bentrok antara polisi dan para pengunjuk rasa. Ratusan orang terluka dalam kerusuhan tersebut yang
mengakibatkan tekanan politik yang hebat kepada Thatcher dan partainya (Partai Konservatif). Para
bawahan Thatcher sudah mengingatkan agar kebijakan tersebut dibatalkan, namun sebagaimana
sifatnya yang keras kepala dan terlalu percaya diri, segala masukan tersebut tidak digubris oleh
Thatcher. Selanjutnya yang terjadi adalah pengunduran diri bawahan Thatcher yang selama
kepemimpinannya merupakan salah satu pendukung setia yaitu Nigel Lawson dan Geoffrey Howe.
Dengan pengunduran diri para bawahan dan kerusuhan demi kerusuhan, akhirnya Partai Konservatif
melakukan pemilihan ketua yang baru untuk menggantikan Margaret Thatcher. Bisa dikatakan bahwa
kegagalan politik merupakan kegagalan terbesar Thatcher.

Margaret Thatcher

21

KESIMPULAN
Margaret Thatcher salah satu pemimpin yang bisa menduduki jabatan tinggi setelah kerja keras dan
juga kemampuan beliau. Walaupun banyak pertentangan yang terjadi, dapat beliau lewati dengan cukup
baik. Sebagai seorang wanita dan latar belakang keluarga pedagang tidak membuat beliau gentar untuk
mewujudkan cita-citanya. Dukungan orang sekitar juga tidak kalah penting memberikan pengaruh yang
besar dalam kesuksesan yang dia raih dalam hidupnya.
Kepemimpinan Margaret Thatcher merupakan kepemimpinan yang cukup berkarakter. Karakter
pribadi beliau yang sangat kuat dan tegas membawanya menjadi perdana menteri wanita pertama di
Inggris dan memiliki masa jabatan yang panjang. Sosok kepemimpinan yang percaya diri, penuh tekad,
tegas dalam pendiriannya, karismatik, antusias dan juga pemberani. Walaupun kadang karakter yang
beliau miliki juga membawa kekurangan. Tetapi beliau bisa terus memperbaiki dengan pengetahuan dan
juga pengalaman yang dia dapatkan.
Pembelajaran yang dapat diambil bagaimana beliau bisa menghadapai masa kritis seperti perang
Falkland, Pemberontakan IRA, Krisis perekonomian, dan tentu saja bagaimana beliau bisa terus
mendapat kepercayaan untuk menjadi perdana menteri selama tiga periode. Beliau juga tidak segan
untuk mengambil kebijakan yang kurang populer, jika memang itu sebenarnya keputusan yang terbaik,
walau membawa efek kurang baik pada elektabilitasnya. Dan yang tidak kalah penting juga sikap mau
menerima kekalahan ketika akhirnya beliau sudah tidak mendapat kepercayaan sebagai pemimpin,
secara lapang dada beliau mau untuk mengundurkan diri.
Thatcher sudah membuktikan bahwa sekalipun dia sudah mengundurkan diri dari jabatannya, beliau
masih menjadi daya tarikk di Inggris bahkan dunia. Thacher dengan kualita kepribadiannya sebagai
wanita yang pintar dan juga tegas telah memberikan dampak bagi pemerintahan Inggris.

Margaret Thatcher

22

DAFTAR PUSTAKA
Wibawa, Dwi Ari; Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan Transformasional
Anton Alifandi;Margaret Thatcher, Tipe Pemimpin yang Didambakan di Indonesia; 23 April 2013
Learship and Personal Development. Alan John Clarke.
Milke, Mark. The Iron Lady for New Generation: Why Margaret Thatcher Matter. April 2012.
www.franserinstitute.org
Margaret Thatcher. Harvard Business School. Mei 1998
Take On Me - Thatcher and Terrorism
www. Mirror.co.uk
http://www.mirror.co.uk/news/uk-news/margaret-thatcher-dead-poll-tax-1820775

diunduh

tanggal 6 Desember 2013


http://www.mirror.co.uk/news/uk-news/margaret-thatcher-infographic-policies-pitfalls1837638 diunduh tanggal 6 Desember 2013
http://www.social-europe.eu/2013/04/margaret-thatchers-economic-and-social-revolution-hasproved-a-failure/ diunduh tanggal 6 Desember 2013
http://www.telegraph.co.uk/news/politics/margaret-thatcher/9979362/Margaret-Thatcher-theeconomic-achievements-and-legacy-of-Thatcherism.html diunduhtanggal 6 Desember 2013
http://www.theguardian.com/business/economics-blog/2013/apr/18/margaret-thatcherleader-failure-strong diunduh tanggal 6 Desember 2013
http://www.theweek.co.uk/politics/margaret-thatcher/52391/margaret-thatcher-legacy-proscons diunduh tanggal 6 Desember 2013
http://www.dailymail.co.uk/debate/article-2308783/PETER-HITCHENS-Lets-remember-Maggiereally--tragic-failure.html
http://mainlymacro.blogspot.com/2013/04/on-economic-achievements-and-failures.html
diunduh tanggal 6 Desember 2013
http://www.heritage.org/research/lecture/what-we-can-learn-from-margaret-thatcher
http://id.wikipedia.org/wiki/Margaret_Thatcher

Margaret Thatcher

23

Anda mungkin juga menyukai