Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perubahan temperatur dapat mempengaruhi sifat benda yang
berubah jika terjadi perubahan sifat fisisnya. Pemuaian adalah peristiwa
merenggangnya partikel-partikel yang terdapat pada suatu benda yang
menyebabkan berubahnya sifat fisis benda tersebut. Partikel yang berada
dalam suatu benda tersebut akan mengalami perubahan jarak yang akan
berpengaruh pada ukuran panjang, lebar, dan tinggi sehingga volume dan
luas benda juga akan mengalami perubahan. Pada praktikum ini, akan
dibahas pemuaian at cair berikut dengan keistimewaan pada air yaitu sifat
anomali air.

1.2

Identifikasi Masalah
Pemuaian

terjadi

secara

berurutan

terhadap

penambahan

temperatur. Saat air dipanaskan dari 0oC sampai 4oC, volume air akan
menurun atau menyusut sedangkan saat berada pada suhu diatas 4oC
volume air akan bertambah atau memuai. Hal ini berbeda dengan zat pada
umumnya yang volumenya selalu naik saat dipanaskan. Fenomena pada
air inilah yang disebut anomali air.
Berdasarkan masalah ini, akan dibuktikan peristiwa anomali air
serta cara mengukur volume zat cair.
1.3

Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara pengukuran volume zat cair
2. Memahami sifat anomali air

BAB II
TEORI DASAR
Zat terdiri dari atom-atom dan atom-atom terus menerus bergerak secara
acak. Zat ini dibedakan atas tiga fase, yaitu padat, cair, dan gas. Berdasarkan sifat
makroskopik (skala besar), benda padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang
tetap; bahkan jika sebuah gaya yang besar diberikan pada sebuah benda padat,
benda tersebut tidak langsung berubah bentuk atau volumenya. Benda cair tidak
mempertahankan bentuk yang tetap melainkan mmengambil bentuk tempat yang
ditempatinyatetapi seperti benda padat, benda cair tidak dapat langsung ditekan,
dan perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan gaya yang
besar. Gas tidak memiliki bentuk maupun volmenya tetapgas akan menyebar
untuk memenuhi tempatnya.

Susunan atomik pada (a) zat padat kristal, (b) zat cair, dan (c) gas
Secara umum, perubahan wujud yang terjadi pada tiga bentuk zat yaitu
membeku, mencair, mengembun, menyublim, menkristal seperti yang ditunjukkan
pada bagan berikut :

Padat

Gas

Cair

Perubahan wujud zat yang memerlukan panas antara lain saat gas berubah
menjadi padat atau dikenal dengan peristiwa mengkristal, saat padat berubah
menjadi cair atau dikenal dengan peristiwa mencair, dan saat cair beruabh menjadi
gas atau dikenalh dengan peristiwa menguap.
Perubahan wujud zat yang melepaskan panas antara lain saat padat
berubah menjadi gas atau dikenal dengan peristiwa menyublim, saat cair berubah
menjadi padat atau dikenla dengan peristiwa membeku, dan saat gas berubah
menjadi cair atau dikenal sebagai peristiwa mengembun.
A. PEMUAIAN
Apabila suatu benda dipanaskan, molekul-molekul penyusunnya akan
bergetar semkain cepat sehingga antar molekul saling dorong dan jarak antar
molekul semakin membesar, itulang yang disebut pemuaian. Jika getaran molekul
menjadi lambat maka jarak antar molekul menjadi semakin kecil, itulah yang
disebut dengan penyusutan.
Pemuaian dapat terjadi baik pada zat padat, cair, maupun gas. Pemuaian
berdasarkan bidang yang berubahnya, dapat dibedakan menjadi :
Pemuaian Panjang
Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bahwa perubahan panjang
(L) berbanding lurus dengan perubahan temperatur (T) dan panjang awal
(Lo). Jadi saat suhunya dinaikkan, panjang suatu benda akan bertambah. Pada
pemuaian panjang ini, berarti yang berubah hanya pada sisi panjang, dalam hal
ini berarti pemuaian terjadi pada zat padat dengan ketebalan yang sangat tipis
sehingga dapat diabaikan. Tetapi setiap zat, pertambahan panjangnya berbedabeda. Perbedaan panjang ini disebabkan oleh perbedaan koefisien muai
panjang yang didefinisikan sebagai berikut.
Koefisien muai panjang () suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang (L) terhadap panjang awal benda (L o) per satuan
kenaikan suhu (T). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut :


L L0 T ,

L 1

Lo T

dimana L = L - L0

Maka,
L = L0 + L0 T

Dapat juga ditulis sebagai :


L = L0 ( 1 + T )

juga disebut sebagai koefisien muai linier dengan satuan (C)-1.

Pada gambar diatas, terdapat suatu batang tipis dengan panjang Lo


pada temperatur To. Lalu batang tersebut dipanaskan hingga temperatur
mencapai T dan panjang batang tersebut pun akan memuai menjadi L,
sehingga terdapat pertambahan panjang L, dimana L = Lo + L.
Pemuaian Luas
Bila benda padat berbentuk persegi dipanaskan, terjadi pemuaian
dalam arah memanjang dan arah melebar. Dengan kata lain, benda padat
mengalami pemuaian luas. Koefisien muai luas () suatu bahan adalah
perbandingan antara pertambahan luas benda (A) terhadap luas awal benda
(Ao) per satuan kenaikan suhu (T). Secara matematis, dinyatakan sebagai :

A = A0 T ,

A 1

Ao T

dimana A = A - A0

Maka,
A = A0 + A0 T

Dapat juga ditulis sebagai : A = A0 (1 + T )

Hubungan koefisien muai luas dengan koefisien muai panjang


Jika sekeping logam persegi pada gambar dibawah, yang mempunyai luas
awal A0 dan suhu awal T0 dipanaskan sampai suhu T maka logam tersebut
akan memuai sehingga luasnya menjadi A.

Luas keping persegi, dimana A = s s

A = L L = L2
Dimana berdasarkan muai panjang :
L = L0 ( 1 + T )

Maka,
A = L2
= ( L0 ( 1 + T ) ) 2

= L0 2 ( 1 + 2T + 2 T 2 )
= A0 ( 1 + 2T + 2 T 2 )

Tetapi karena

sangat kecil maka 2 (sangat kecil sekali), sehingga

2 T 2 diabaikan, maka koefisien muai luas menjadi :


A = A0 ( 1 + 2T )

atau

A = A0 ( 1 + T )

Dan hubungan antara koefisien muai luas dengan koefisien muai panjang
adalah :
= 2

Pemuaian Volume
Bila benda padat berbentuk kubus dipanaskan, akan terjadi pemuaian
dalam arah panjang, lebar, dan tinggi. Dengan kata lain benda mengalami

pemuaian volume. Pemuaian volume ini dapat juga terjadi pada zat cair dan
gas. Pemuaian volume berbagai zat bergantung pada koefisien muai volume.
Koefisien muai volum () suatu bahan adalah perbandingan
pertambahan volum terhadap volum awal benda ( V0 ) per satuan kenaikan
suhu ( T ). Secara matematis, dinyatakan sebagai :

V 1

Vo T

V = V 0 T ,

dimana V = V - V0

Maka,
V = V0 + V0 T

Dapat juga ditulis sebagai :


V = V0 (1 + T )

Hubungan koefisien muai volum dengan koefisien muai panjang


Jika benda berbentuk kubus seperti pada gambar dibawah, yang
mempunyai volume awal V0 dan suhu awal T0 dipanaskan sampai suhu T
maka logam tersebut akan memuai sehingga luasnya menjadi V.

Pemuaian Volume pada Kubus


Volum kubus, dimana V = r r r
Sehingga, pada gambar : V = L L L = L3
dimana berdasarkan muai panjang ,
L = L0 ( 1 + T )

Maka,
V L3
L0 1 T

L0 1 2T 2 T 2 1 T
3

V0 1 3T 3 2 T 2 3 T 3

Tetapi karena sangat kecil maka 2 (sangat kecil sekali) dan 3


(sangat kecil sekali), sehingga 3 2 T 2 dan 3 T 3 diabaikan, maka
koefisien muai volum menjadi :
V = V0 ( 1 + 3T )

atau
V = V0 (1 + T )

Dan hubungan antara koefisien muai volum dengan koefisien muai


panjang adalah :
= 3

B. PEMUAIAN VOLUME PADA ZAT CAIR


Zat cair dapat diamati volumenya, berarti pemuaian yang terjadi juga
pemuaian volume. Tetapi, pemuaian volum zat cair lebih besar daripada
pemuaian volum zat padat untuk kenaikan suhu yang sama karena air lebih
cepat memuai dari zat padat.
Sebagian besar zat kurang lebih memuai secara beraturan terhadap
penambahan temperatur (sepanjang tidak ada perubahan fase yang terjadi).
Akan tetapi air tidak mengikuti pola tersebut. Air pada saat dipanaskan dan
suhunya antara 0C sampai 4oC volumenya menyusut. Di atas 4C air
berperilaku

normal

dan

memuai

volumenya

terhadap

temperature. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut :

penambahan

Massa jenis air dan Volume 1 gr dalam daerah suhu 0o C 10 o C

Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Akibat
anomali air maka air memiliki volume paling kecil pada suhu 4C atau massa
jenis paling besar pada suhu 4C. Sedangkan pada zat lainnya, volume paling
kecil saat 0oC dan massa jenis terbesarnya saatsuhu tertingginya.
Keanehan yang dialami air ini, disebabkan sebagai berikut : kristal zat
padat pada umumnya tersusun sedemikian rupa sehingga wujud padatnya
memiliki volume yang lebih kecil daripada wujud cairnya. Es mempunyai struktur
terbuka. Kristal ini, dibentuk oleh molekul-molekul air yang membentuk suatu
sudut tertentu, dan pada sudut tertentu, dan pada sudut tersebut, molekul-molekul
air dalam struktur terbuka ini menempati volum yang lebih besar daripada
molekul-molekul air dalam wujud cair. Sebagai hasilnya es mempunyai massa
jenis yang lebih kecil daripada air .

Molekulmolekul air dalam bentuk kristal mempunyai susunan struktur


terbuka sisienam. Sebagai hasilnya, air memuai ketika membeku dan massa jenis
es lebih kecil daripada air. Perubahan massa jenis yang terjadi jika sebuah balok
es pada suhu -10 C dipanaskan, suhunya menjadi 100C ditunjukkan pada
gambar 1. Pada grafik ini tampak bahwa massa jenis mencapai maksimum pada
suhu 4C. Grafik melengkung karena ada 2 jenis perubahan volume ketika es
dipanaskan dari suhu -10C. Pertama pengurangan volume, karena runtuhnya/
lepasnya kristal struktur terbuka. Pada saat yang sama laju gerak partikel- partikel
bertambah besar sehingga terjadi pemuaian.

Grafik di atas melengkung disebabkan karena adanya dua jenis


perubahan volum ketika es dipanaskan dari -10C. Pertama adalah
berkurangnya volum karena runtuhnya (lepasnya) kristal struktur terbuka.
Pada suhu kira-kira 10C semua kristal es runtuh. Grafik dibawah
menunjukkan berkurangnya volum Karena runtuhnya kristal es.

Pada grafik diatas, runtuhnya kristal es (kiri) ditambah meningkatnya


gerak partikel-partikel karena kenaikan suhu (tengah) menghasilkan massa
jenis air terbesar pada 4oC. Pada saat yang sama, laju gerak partikel-partikel
bertambah besar, sehingga terjadi pemuaian (gambar b). Jika grafik
penyusutan digabung dengan grafik pemuaian, maka didapat grafik seperti
gambar c.

L (cm)

es
air

T ('C)
0 C

4 C

Anomali air dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada


danau. Air di permukaan danau memang dingin, tetapi di dalam danau tersebut
tidak dingin (hangat). Lapisan di permukaan danau mungkin seperti es, tapi
dibawahnya tetap cair. Inilah sebabnya tanaman dan hewan air tetap dapat hidup
di danau. Jika air berperilaku seperti zat-zat lain, maka yang pertama kali
membeku adalah dasar danau dan ini menutup kemungkinan bagi hewan air untuk
hidup.

BAB III

PROSEDUR
3.1 Alat-alat Percobaan
1. Perangkat demonstrasi untuk anomali air
Sebagai tempat yang akan digunakan praktikan dalam percobaan anomali
air
2. Magnetik stirrer
Sebagai pengaduk agar suhu yang terdapat dalam labu merata
3. Kotak plastik 20,5 x 16,5 x 8 cm
Sebagai media untuk menghindari pengaruh dari luar yang dapat
mempengaruhi ketelitian percobaan dan juga sebagai media untuk
menaruh es agar suhu menjadi turun pada saat melakukan percobaan
penurunan suhu.
4. Digital temperature meter
Sebagai alat untuk mengukur temperatur secara digital
5. Temperature Probe
Untuk mengukur suhu didalam labu
Bahan yang digunakan :
1. Air
Sebagai

zat yang akan digunakan sebagai media pembuktian gejala

anomali air
2. Es
Digunakan untuk menurunkan suhu air
3.2 Prosedur Percobaan
Persiapan
1. Menyusun peralatan seperti pada gambar berikut :

2. Mengisi tabung dengan air melalui corong hingga air mencapai skala 33
cm.
Penurunan Temperatur
1. Meletakkan tabung peraga pada kotak pendingin, kemudian isi kotak
tersebut dengan es dan sedikit air sehingga menutupi tabung gelas
2. Meletakkan diatas pengaduk magnetik dan mengatur perputarannya
menjadi 350 per menit
3. Menurunkan temperatur sampai kira-kira 17oC kemudian isi air kembail
hingga tingginya mencapai 35 cm
4. Mencatat ketinggian permukaan air setiap penurunan temperatur 0,2 C
hingga temperatur air sukar menjadi lebih dingin lagi
Catatan :
Pada saat temperatur sudah hampir mencapai titik beku, tabung gelas
harus cepat diangkat dari kotak pendingin
Penaikan Temperatur
1. Jika temperatur air dalam tabung gelas peraga sudah mendekati 0oC,
keluarkan tabung sehingga mengalami kenaikan temperatur
2. Meletakkan diatas pengaduk magnetik
3. Mencatat ketinggian air pada setiap kenaikan temperatur

BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1

Tabel Data
a. Tabel Penurunan Temperatur
Suhu (oC)
17
9,4
16,8
9,2
16,6
9,0
16,4
8,8
16,2
8,6
16,0
8,4
15,8
8,2
15,6
8,0
15,4
7,8
15,2
7,6
15,0
7,4
14,8
7,2
14,6
7,0
14,4
6,8
14,2
6,6
14,0
6,4
13,8
6,2
13,6
6,0
13,4
5,8
13,2
5,6
13,0
5,4
12,8
5,2
12,6
5,0
12,4
4,8
12,2
4,6
12,0
4,4
11,8
4,2
11,6
4,0
11,4
3,8
11,2
3,6
11,0
3,4
10,8
3,2
10,6
3,0
10,4
2,8
10,2
2,6
10,0
2,4

30,50
30,45
30,40
30,30
30,25
30,20
30,10
30,10
30,05
30,05
30,00
30,00
30,00
29,95
29,90
29,90
29,85
29,80
29,70
29,70
29,60
29,60
29,55
29,55
29,50
29,50
29,45
29,40
29,40
29,40
29,35
29,30
29,30
29,25
29,15
29,00

H (cm)
28,85
28,90
28,80
28,75
28,70
28,70
28,65
28,60
28,55
28,50
28,45
28,40
28,35
28,30
28,30
28,25
28,25
28,15
28,00
27,95
27,90
27,80
27,60
27,25
26,35
26,30
19,70
13,00
11,60
10,00
8,70
7,20
6,80
4,30
3,60
3,00

9,8
9,6

2,2
2,0

28,95
28,90

2,80
2,60

b. Tabel Penaikan Temperatur


Suhu (oC)
2,0
9,6
2,2
9,8
2,4
10
2,6
10,2
2,8
10,4
3,0
10,6
3,2
10,8
3,4
11
3,6
11,2
3,8
11,4
4,0
11,6
4,2
11,8
4,4
12
4,6
12,2
4,8
12,4
5,0
12,6
5,2
12,8
5,4
13
5,6
13,2
5,8
13,4
6,0
13,6
6,2
13,8
6,4
14
6,6
14,2
6,8
14,4
7,0
14,6
7,2
14,8
7,4
15
7,6
15,2
7,8
15,4
8,0
15,6
8,2
15,8
8,4
16
8,6
16,2
8,8
16,4
9,0
16,6
9,2
16,8
9,4
17

H (cm)
2,6
3,0
3,6
4,8
5,0
5,3
5,3
5,2
5,0
4,9
4,7
4,6
4,5
4,5
4,5
4,45
4,40
4,30
4,25
4,20
4,20
4,15
4,10
4,10
4,05
4,00
3,90
3,85
3,80
3,80
3,80
3,75
3,75
3,70
3,65
3,60
3,60
3,65

3,65
3,70
3,70
3,65
3,60
3,55
3,50
3,50
3,40
3,35
3,30
3,25
3,20
3,20
3,15
3,10
3,05
3,00
3,05
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,95
2,90
2,90
2,90
2,90
2,90
2,90
2,90
2,90
2,90

4.2 Pengolahan Data


Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi perubahan volume. Dikarenakan
tabung mempunyai luas penampang yang sangat kecil, maka yang dapat diamati
hanya perubahan ketinggian airnya sehingga dapat dirumuskan :
a
a = koefisian muai volume (ketinggian) air
V = volume(ketinngian) mula-mula
V = perubahan volume (ketinggian) air
T = perubahan temperature
A. Penurunan Temperatur
Contoh perhitungan :
Dik :
To = 17oC
T = 16,8oC
ho = 30,50 cm
h = 30,45 cm
Maka :
T = T-To = (17 - 16,8)oC = 0.2oC
h = ho-h = (30,45 - 30.50) cm = -0,05 cm
Dengan menggunakan persamaan :
a
Maka didapat :
a=

-0,05 cm
30,45 cm (-0.2) C

= 0,008210181 /C

Dengan melakukan perhitungan yang sama maka didapatkan :


To
T
T
(Celcius) (Celcius) (Celcius)
17
17
0
16,8
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17

-0,2

16,6
16,4
16,2
16
15,8
15,6
15,4
15,2
15
14,8
14,6
14,4
14,2
14
13,8
13,6
13,4
13,2
13
12,8

ho
(cm)
30,5
30,5

-0,4

30,5

-0,6

30,5

-0,8

30,5

-1

30,5

-1,2

30,5

-1,4

30,5

-1,6

30,5

-1,8

30,5

-2

30,5

-2,2

30,5

-2,4

30,5

-2,6

30,5

-2,8

30,5

-3

30,5

-3,2

30,5

-3,4

30,5

-3,6

30,5

-3,8

30,5

-4
-4,2

30,5
30,5

h
(cm)
30,5
30,45
30,4
30,3
30,25
30,2
30,1
30,1
30,05
30,05
30
30
30
29,95
29,9
29,9
29,85
29,8
29,7
29,7
29,6
29,6

h
(cm)
0

T . ho
0

-0,05

-6,09

-0,1

-12,16

-0,2

-18,18

-0,25

-24,2

-0,3

-30,2

-0,4

-36,12

-0,4

-42,14

-0,45

-48,08

-0,45

-54,09

-0,5

-60

-0,5

-66

-0,5

-72

-0,55

-77,87

-0,6

-83,72

-0,6

-89,7

-0,65

-95,52

-0,7

-101,32

-0,8

-106,92

-0,8

-112,86

-0,9
-0,9

-118,4
-124,32

a
0
0,008210
181
0,008223
684
0,011001
1
0,010330
579
0,009933
775
0,011074
197
0,009492
169
0,009359
401
0,008319
468
0,008333
333
0,007575
758
0,006944
444
0,007063
054
0,007166
746
0,006688
963
0,006804
858
0,006908
804
0,007482
23
0,007088
428
0,007601
351
0,007239

17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17

12,6
12,4
12,2
12
11,8
11,6
11,4
11,2
11
10,8
10,6
10,4
10,2
10
9,8
9,6
9,4
9,2
9
8,8
8,6
8,4
8,2
8

-4,4

30,5

-4,6

30,5

-4,8

30,5

-5

30,5

-5,2

30,5

-5,4

30,5

-5,6

30,5

-5,8

30,5

-6

30,5

-6,2

30,5

-6,4

30,5

-6,6

30,5

-6,8

30,5

-7

30,5

-7,2

30,5

-7,4

30,5

-7,6

30,5

-7,8

30,5

-8

30,5

-8,2

30,5

-8,4

30,5

-8,6

30,5

-8,8

30,5

-9

30,5

29,55
29,55
29,5
29,5
29,45
29,4
29,4
29,4
29,35
29,3
29,3
29,25
29,15
29
28,95
28,9
28,85
28,9
28,8
28,75
28,7
28,7
28,65
28,6

-0,95

-130,02

-0,95

-135,93

-1

-141,6

-1

-147,5

-1,05

-153,14

-1,1

-158,76

-1,1

-164,64

-1,1

-170,52

-1,15

-176,1

-1,2

-181,66

-1,2

-187,52

-1,25

-193,05

-1,35

-198,22

-1,5

-203

-1,55

-208,44

-1,6

-213,86

-1,65

-219,26

-1,6

-225,42

-1,7

-230,4

-1,75

-235,75

-1,8

-241,08

-1,8

-246,82

-1,85

-252,12

-1,9

-257,4

382
0,007306
568
0,006988
891
0,007062
147
0,006779
661
0,006856
471
0,006928
697
0,006681
244
0,006450
856
0,006530
38
0,006605
747
0,006399
317
0,006475
006
0,006810
614
0,007389
163
0,007436
193
0,007481
53
0,007525
312
0,007097
862
0,007378
472
0,007423
118
0,007466
401
0,007292
764
0,007337
776
0,007381
507

17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17

7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2
6
5,8
5,6
5,4
5,2
5
4,8
4,6
4,4
4,2
4
3,8
3,6
3,4
3,2
3

-9,2

30,5

-9,4

30,5

-9,6

30,5

-9,8

30,5

-10

30,5

-10,2

30,5

-10,4

30,5

-10,6

30,5

-10,8

30,5

-11

30,5

-11,2

30,5

-11,4

30,5

-11,6

30,5

-11,8

30,5

-12

30,5

-12,2

30,5

-12,4

30,5

-12,6

30,5

-12,8

30,5

-13

30,5

-13,2

30,5

-13,4

30,5

-13,6

30,5

-13,8
-14

30,5
30,5

28,55
28,5
28,45
28,4
28,35
28,3
28,3
28,25
28,25
28,15
28
27,95
27,9
27,8
27,6
27,25
26,35
26,3
19,7
13
11,6
10
8,7
7,2
6,8

-1,95

-262,66

-2

-267,9

-2,05

-273,12

-2,1

-278,32

-2,15

-283,5

-2,2

-288,66

-2,2

-294,32

-2,25

-299,45

-2,25

-305,1

-2,35

-309,65

-2,5

-313,6

-2,55

-318,63

-2,6

-323,64

-2,7

-328,04

-2,9

-331,2

-3,25

-332,45

-4,15

-326,74

-4,2

-331,38

-10,8

-252,16

-17,5

-169

-18,9

-153,12

-20,5

-134

-21,8

-118,32

-23,3
-23,7

-99,36
-95,2

0,007424
046
0,007465
472
0,007505
858
0,007545
272
0,007583
774
0,007621
423
0,007474
857
0,007513
775
0,007374
631
0,007589
214
0,007971
939
0,008003
013
0,008033
618
0,008230
704
0,008756
039
0,009775
906
0,012701
23
0,012674
271
0,042829
949
0,103550
296
0,123432
602
0,152985
075
0,184246
112
0,234500
805
0,248949

17
17
17
17
17

2,8
2,6
2,4
2,2

-14,2

30,5

-14,4

30,5

-14,6

30,5

-14,8

30,5

-15

30,5

4,3
3,6
3
2,8
2,6

-26,2

-61,06

-26,9

-51,84

-27,5

-43,8

-27,7

-41,44

-27,9

-39

58
0,429086
145
0,518904
321
0,627853
881
0,668436
293
0,715384
615

B. Penaikan Temperatur
Contoh perhitungan :
Dik: To = 2,0oC
T = 2,2oC
ho = 2,6 cm h = 3,0 cm
Maka T = T-To = (2,2-2,0) oC = 0,2oC
h = ho-h = (3-2,6) cm = 0,4 cm
Dengan menggunakan persamaan :
a
Maka didapat :
a=

0,4 cm

= 0,666666667/C

2,6 cm x 0,2 C
Dengan melakukan perhitungan yang sama, didapatkan :
To
T
T
(Celcius) (Celcius) (Celcius)
2
2
0
2,2
2
2
2
2
2
2
2

2,4
2,6
2,8
3
3,2
3,4

ho
(cm)
2,6

0,2

2,6

0,4

2,6

0,6
0,8

2,6
2,6

2,6

1,2
1,4

2,6
2,6

h
(cm)
2,6
3
3,6
4,8
5
5,3
5,3
5,2

h
(cm)

T . ho

0,4

0,6

1,44

2,2
2,4

2,88
4

2,7

5,3

2,7
2,6

6,36
7,28

0
0,666666
667
0,694444
444
0,763888
889
0,6
0,509433
962
0,424528
302
0,357142

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

3,6
3,8
4
4,2
4,4
4,6
4,8
5
5,2
5,4
5,6
5,8
6
6,2
6,4
6,6
6,8
7
7,2
7,4
7,6
7,8
8
8,2
8,4

1,6

2,6

1,8

2,6

2,6

2,2

2,6

2,4

2,6

2,6

2,6

2,8

2,6

2,6

3,2

2,6

3,4

2,6

3,6

2,6

3,8

2,6

2,6

4,2

2,6

4,4

2,6

4,6

2,6

4,8
5

2,6
2,6

5,2

2,6

5,4

2,6

5,6

2,6

5,8

2,6

2,6

6,2

2,6

6,4

2,6

5
4,9
4,7
4,6
4,5
4,5
4,5
4,45
4,4
4,3
4,25
4,2
4,2
4,15
4,1
4,1
4,05
4
3,9
3,85
3,8
3,8
3,8
3,75
3,75

2,4

2,3

8,82

2,1

9,4

10,12

1,9

10,8

1,9

11,7

1,9

12,6

1,85

13,35

1,8

14,08

1,7

14,62

1,65

15,3

1,6

15,96

1,6

16,8

1,55

17,43

1,5

18,04

1,5

18,86

1,45
1,4

19,44
20

1,3

20,28

1,25

20,79

1,2

21,28

1,2

22,04

1,2

22,8

1,15

23,25

1,15

24

857
0,3
0,260770
975
0,223404
255
0,197628
458
0,175925
926
0,162393
162
0,150793
651
0,138576
779
0,127840
909
0,116279
07
0,107843
137
0,100250
627
0,095238
095
0,088927
137
0,083148
559
0,079533
404
0,074588
477
0,07
0,064102
564
0,060125
06
0,056390
977
0,054446
461
0,052631
579
0,049462
366
0,047916
667

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

8,6
8,8
9
9,2
9,4
9,6
9,8
10
10,2
10,4
10,6
10,8
11
11,2
11,4
11,6
11,8
12
12,2
12,4
12,6
12,8
13
13,2
13,4

6,6

2,6

6,8

2,6

2,6

7,2

2,6

7,4

2,6

7,6

2,6

7,8

2,6

2,6

8,2

2,6

8,4

2,6

8,6

2,6

8,8

2,6

2,6

9,2

2,6

9,4

2,6

9,6

2,6

9,8
10

2,6
2,6

10,2

2,6

10,4

2,6

10,6

2,6

10,8

2,6

11

2,6

11,2

2,6

11,4

2,6

3,7
3,65
3,6
3,6
3,65
3,65
3,7
3,7
3,65
3,6
3,55
3,5
3,5
3,4
3,35
3,3
3,25
3,2
3,2
3,15
3,1
3,05
3
3,05
3

1,1

24,42

1,05

24,82

25,2

25,92

1,05

27,01

1,05

27,74

1,1

28,86

1,1

29,6

1,05

29,93

30,24

0,95

30,53

0,9

30,8

0,9

31,5

0,8

31,28

0,75

31,49

0,7

31,68

0,65
0,6

31,85
32

0,6

32,64

0,55

32,76

0,5

32,86

0,45

32,94

0,4

33

0,45

34,16

0,4

34,2

0,045045
045
0,042304
593
0,039682
54
0,038580
247
0,038874
491
0,037851
478
0,038115
038
0,037162
162
0,035081
858
0,033068
783
0,031116
934
0,029220
779
0,028571
429
0,025575
448
0,023817
085
0,022095
96
0,020408
163
0,01875
0,018382
353
0,016788
767
0,015216
068
0,013661
202
0,012121
212
0,013173
302
0,011695
906

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

4.3 Grafik

13,6
13,8
14
14,2
14,4
14,6
14,8
15
15,2
15,4
15,6
15,8
16
16,2
16,4
16,6
16,8
17

11,6

2,6

11,8

2,6

12

2,6

12,2

2,6

12,4

2,6

12,6

2,6

12,8

2,6

13

2,6

13,2

2,6

13,4

2,6

13,6

2,6

13,8

2,6

14

2,6

14,2

2,6

14,4

2,6

14,6

2,6

14,8

2,6

15

2,6

3
3
3
3
3
3
3
3
3,95
2,9
2,9
2,9
2,9
2,9
2,9
2,9
2,9
2,9

0,4

34,8

0,4

35,4

0,4

36

0,4

36,6

0,4

37,2

0,4

37,8

0,4

38,4

0,4

39

1,35

52,14

0,3

38,86

0,3

39,44

0,3

40,02

0,3

40,6

0,3

41,18

0,3

41,76

0,3

42,34

0,3

42,92

0,3

43,5

0,011494
253
0,011299
435
0,011111
111
0,010928
962
0,010752
688
0,010582
011
0,010416
667
0,010256
41
0,025891
83
0,007720
021
0,007606
491
0,007496
252
0,007389
163
0,007285
09
0,007183
908
0,007085
498
0,006989
748
0,006896
552

Penurunan Temperatur

Penaikan Tempetatur

BAB V
ANALISA DATA
Analisa Data

Penurunan Suhu
Saat es dimasukkan ke dalam kotak pendingin, suhu air dalam tabung
menurun. Peristiwa penurun suhu tersebut menyebabkan ketinggian kolom air pun
menurun. Saat suhu mencapai sampai 17 C dan ketinggian air 30,50 cm,
pengambilan data pun dimulai. Ketinggian kolom air dicatat satiap penurunan
suhu sebesar 0,2C. Saat suhu turun dari 17 oC sampai 4,4oC, air turun secara
bertahap seiring dnegan turunnya suhu. Tapi pada saat suhunya dari 4,4 oC menuju
ke 4,2oC, air turun secara drastis, dari 26,3 cm ke 19,7 cm. Ternyata tabung
mengalami kebocoran yang cukup besar. Suhu 4,2oC kebawah air turun tidak
menentu sampai saat suhunya 2oC, air mencapai ketinggian 2,6 cm Saat kalibrasi
alatpun telah diketahui bahwa tabung mengalami kebocoran namun tidak terlalu
besar. Ternyata semakin lama semakin bocor sehingga data yang didapatkan pun
tidak akurat.
Peristiwa anomali air yaitu saat penurunan suhu, saat 0 sampai 4 oC, air
mengalami pemuaian (volume air bertambah) dan saat 4oC keatas, terjadi
penyusutan (volume air berkurang). Ternyata peristiwa ini tidak dapat diamati dan
dibuktikan karena adanya kebocoran pada tabung sehingga air selalu mengalami
penyusutan di suhu manapun.
Penaikkan Temperatur
Penurunan temperatur air berhenti di kisaran suhu 2C kemudian
dilanjutkan dengan proses penaikan suhu yang dimulai dengan memisahkan
tabung peraga berisi air dari kotak pendingin sehingga mencapai temperatur 2C
dengan ketinggian kolom air 2,6 cm. Saat suhu mulai naik, terjadi pemuaian
(pertambahan volume air) sampai pada suhu 3,6oC yaitu dengan ketinggian kolom
air 5,2 cm. Namun saat suhu semakin naik, air malah semakin menurun karena
adanya kebocoran pada tabung. Air selalu mengalami penurunan bahkan sampai
17oC. Praktikum kali ini tidak dapat membuktikan peristiwa anomlai air dimana
saat penaikan suhu, saat 0 sampai 4oC air akan mengalami penyusutan (volume air
akan berkurang) sedangkan saat 4oC air akan mengalami pemuaian (pertambahan

volume air). Ternyata saat praktikum air selalu turun karena adanya kerusakan
alat.
Analisa Perhitungan
Perubahan temperatur, ketinggian kolom air awal, dan perubahan
ketinggian kolom air mempengaruhi harga koefisien muai volume (ketinggian) air
sehingga didapatkan nilai koefisien muai volume (ketinggian) yang berbeda-beda
setiap perubahan temperaturnya.
Sesuai dengan persamaan a

maka seharusnya didapat

harga koefisien muai yang bertambah besar signifikan terhadap penurunan suhu.
Tapi pada praktikum kali ini, karena adanya kerusakan pada alat yaitu bocornya
tabung maka hasil ini tidak didapat.
Begitu pula pada harga koefisien muai pada saat penaikan suhu dengan
menggunkan rumus yang sama yaitu a

maka seharusnya didapat

harga koefisien yang menurun seiring dengan meningkatnya temperatur tapi


karena ada kerusakan pada alat yaitu bocornya tabung, hasil seperti ini tidak
didapat.
Analisa Grafik
Grafik yang dihasilkan tidak sesuai dengan semestinya karena adanya
kerusakan pada alt yaitu bocornya tabung sehingga mempengaruhi data yang
diperoleh. Jadi peristiwa anomali air tidak dapat diamati dan dibuktikan.

KESIMPULAN

Pada percobaan kali ini, perubahan volume yang terjadi sangat kecil maka
yang diamati hanya perubahan ketinggian kolom airnya. Setelah melakukan
percobaan,

akan

didapat

nilai

koefisien

muai

volume

air yang berbeda-beda pada masing-masing temperature. Hal ini dikarenakan


koefisien muai volume (ketinggian) bergantung pada perubahan suhu,
volume(ketinggian) awal, dan perubahan volume(ketinggian). Sesuai persamaan :

Tetapi karena adanya kerusakan pada alat yaitu bocornya tabung maka nilai
koefisien tersebut tidak sesuai dengan teori. Di teori disebutkan bahwa nilai
koefisien muai volume akan bertambha seiring dengan penurunan suhu dan akan
berkurang seiring dengan penaikan suhu, tidak diapat.
Dari grafik yang dihasilkan, juga tidak dapat membuktikan peristiwa anomali
air. Jadi praktium kali ini tidak dapat membuktikan peristiwa anomali air karena
adanya kerusakan pada alat percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Resnick, H. 1985. Fisika Jilid 1 edisi ketiga. Jakarta: Erlangga


Sears dan Zeamansky. 1982. Fisika untuk Universitas. Bandung : Rinacipta

http://putrakalimas.blogspot.com/2011/01/anomali-air.html
http://www.scribd.com/doc/47782862/pengertian-pemuaian.html

Anda mungkin juga menyukai