PROPOSAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal
Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Manijo, M.Ag
Tim Penyusun :
Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penguasa alam yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan tugas praktikum penelitian pendidikan Islam.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW.
yang telah mengajarkan dan membimbing umat Islam dengan ajaran agamanya
secara sempurna dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Proposal penelitian pendidikan Islam yang mengambil fokus penelitian pada
Masjid Agung Kudus telah disusun dengan sungguh-sungguh guna memenuhi
tugas akhir semester gasal mata kuliah praktikum penelitian pendidikan Islam.
Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mendapatkan bimbingan,
informasi, dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga proposal ini dapat
terealisasikan. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Manijo, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum
penelitian pendidikan Islam.
2. Bapak Masrukhan, selaku pengurus Masjid Agung Kudus sekaligus
narasumber yang telah membantu memberikan keterangan yang kami
butuhkan dalam penyusunan proposal.
3. Bapak Rifai Noor, selaku mantan ketua bidang Riayah Masjid Agung Kudus
yang telah membantu memberikan keterangan yang kami butuhkan.
4. Bapak Abdullah Afif Sholeh, selaku mantan Ketua Pengurus Masjid Agung
Kudus periode 1997-2002 dan 2002-2007.
5. Kementrian Agama dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang telah
membantu dalam pengumpulan data.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Seiring doa dan harapan atas segala jasa dan bantuan beliau semua, kami
mengucapkan terima kasih seraya berdoa serta memohon kepada Allah SWT,
semoga amal kebaikan bapak, serta semua pihak yang tersebut di atas senantiasa
mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Aamiin
Kudus, 19 Desember 2013
ii
iii
iv
peradaban pada masa sekarang ini dan terus berlanjut sampai waktu yang akan
datang.
Buku kecil ini adalah salah satu kepedulian sebagian masyarakat Kudus
dengan melalui Latihan Penelitian Pendidikan dari Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, untuk memberikan sedikit fakta dan data
tentang Masjid Agung Kudus yang mungkin oleh sebagian masyarakat Kudus
sudah banyak dilupakan.
Harapannya, semoga dengan buku kecil ini bisa bermanfaat bagi
masyakat Kudus pada khususnya dan masyakarat Islam Indonesia pada umumnya,
sekali lagi, semoga penelitian ini adalah bukti awal untuk membangun peradaban
Islam dari Masjid Agung Kudus, untuk selanjutnya mudah-mudahan pada lain
waktu ada sebagian mahasiswa atau peneliti lain yang tertarik untuk mendalami
atau melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga bisa dijadikan kesempurnaankesempurnaan dalam penelitian dalam obyek yang sama, bahkan siapa tahu kelak
nanti dari Masjid Agung Kudus ini mampu memberikan sumbangsih peradaban
Islam Kudus yang lebih modern.
Manijo, M.Ag.
DPL STAIN Kudus
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
vi
Pada zaman kolonial, dalam alun-alun harus ada atau ditumbuhi pohon beringin besar.
Arsip mengenai sejarah singkat masjid di kudus oleh Departemen Agama Kudus, pada
tanggal 6 Desember 2013.
3
Hasil wawancara dari narasumber Bapak Drs. KH Abdullah Afif Sholeh, selaku
Mantan Pengurus Masjid Agung dua periode berturut-turut, pada tanggal 12 Desember 2013.
2
berdasarkan atas peraturan pemerintah pula bahwa dalam satu kota, apabila
terdapat masjid yang merupakan peninggalan seorang wali, maka masjid itu hanya
disebut masjid wali. Sehingga harus dibuat satu masjid lagi yang dapat dijadikan
maskot kota tersebut, yang sekarang yaitu Masjid Agung Kudus.4
Pada awalnya masjid ini tidak seperti sekarang (2013). Masjid ini dulunya
bernama Masjid Kriyan yang letaknya ada di belakang Toko Sidodadi5.
Berdasarkan cerita, keberadaan Masjid Kriyan sebenarnya masih ada, akan tetapi
jalur akses untuk menuju ke lokasi sudah tidak bisa. Hal tersebut pastinya bukan
tanpa alasan yakni dikarenakan bangunan-bangunan di sekitar Masjid Kriyan yang
corak bangunannya tinggi ke atas menjadi penghalang. Sehingga menyebabkan
jalur menuju akses bangunan Masjid Kriyan tertutup. Sebelum ada bangunanbangunan disekitar kompleks Masjid Kriyan, ada beberapa perbedaan dari
berbagai kalangan dalam hal perencanaan pemugaran Masjid Kriyan ke Pusat
Kota (sebelah barat alun-alun) yang diprakarsai oleh Bupati Kudus ke-IV. Ada
yang pro dan ada pula yang kontra. Kelompok yang pro pemindahan,
menginginkan kapasitas daya tampung masjid lebih besar dan ada pula yang
berpendapat seperti halnya Tiga Adat Jawa dalam Kadipaten. Kelompok yang
kontra terhadap pemindahan masjid, beranggapan bahwa masjid tersebut karena
merupakan aset di wilayah tersebut dan perlu dijaga dan dirawat dengan sebaikbaiknya. Lantas dalam hal ini akhirnya munculah keputusan dari pihak Kadipaten
yang bersumber dari pemerintah yang mengatakan bahwa dalam setiap kabupaten
harus ada tiga bangunan Kadipaten, Masjid, serta Pembinaan Umat. Sehingga
perselisihan antara kelompok pro dan kontra tersebut dimenangkan oleh kelompok
kontra dengan adanya aturan dari pemerintahan tersebut. Akhirnya, pemugaran
Masjid Kriyan yang dulu di sebelah Selatan alun- alun kini dipindah ketempat
yang sekarang (sebelah Barat Alun- alun)6 dapat terlaksana. Proses pemindahan
4
Hasil wawancara dengan Bapak H. Rifai Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada
periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.
5
Hasil wawancara dari narasumber Bapak Masrukhan, selaku Kepala Kantor Masjid
Agung Kudus mengenai Sejarah Masjid Agung, pada tanggal 5 Desember 2013 serta pada tanggal
17 Desember 2013.
6
Masjid Agung Kudus yang berlokasi di Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota
atau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus
ini terlaksana walau tidak serta merta dipugar keseluruhan, akan tetapi secara
bertahap.
Alasan yang paling tepat atas pemindahan Masjid karena dianggap kurang
banyak menampung jamaah, padahal posisi masjid sebagai Masjid Kadipaten.
Maka pada tahun 1991 Masjid Kriyan ini dipindahkan ke lokasi Masjid Agung
Kudus yang sekarang ini (2013). Selesainya pembangunan Masjid, ikut serta juga
Bapak Soepardjo Roestam selaku Menko Kesra Republik Indonesia untuk
meresmikan Pemugaran Masjid pada tanggal 12 Oktober 1991 M/ 4 Robiul Awal
1412 H.7
Kemudian atas kebijakan berbagai pihak, barang yang masih asli dari
masjid Kriyan dilestarikan dengan cara di pasang kembali di tempat yang baru
yaitu di Masjid Agung Kudus. Barang tersebut adalah Empat Tiang yang berada
di tengah- tengah masjid yang disebut Soko Guru. Lantas disamping Empat
Tiang yang disebut soko guru, ada pula barang yang berbentuk daun yang
menempel pada Empat Soko Guru yang konon ceritanya empat daun tersebut
adalah daun yang digunakan oleh Nabi Adam AS beserta isrtinya Siti Hawa untuk
menutupi aurotnya.8 Akan tetapi pihak peneliti belum menemukan pasti daun
jenis apa yang ada di Empat Soko Guru tersebut.
Selesainya pemugaran Masjid Kriyan menjadi Masjid Agung Kudus
(2013), bukan hanya sejarah dari bangunan Masjid itu sendiri, Nama Masjid
punya sejarah tersendiri. Nama Masjid Agung sudah mengalami banyak
perubahan. Awalnya bernama Masjid Jami, kemudian berganti menjadi Masjid
Besar, dan yang terakhir adalah keputusan kementrian yang menyatakan bahwa
disetiap kota harus ada simbol masjid, maka dinamakan Masjid Agung Kudus.
Berbicara mengenai kawasan atau lingkungan sekitar masjid, kawasan
Masjid Agung Kudus awalnya hanya sebuah masjid yang di belakangnya terdapat
makam pendirinya yaitu Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro beserta sang
Dokumentasi yang diambil di Menara Masjid Agung Kudus pada tanggal 17 Desember
2013. Yang menyatakan bahwa peresmian pemugaran dilakukan pada tanggal 12 Oktober 1991 M
atau 4 Robiul Awal 1412 H. yang dihadiri pula oleh Menko Kesra Republik Indonesia.
8
Hasil wawancara dari Bapak Sutrisno selaku Pengurus Masjid pada Bidang Keamanan
di Masjid Agung Kudus, pada tangal 5 Desember 2013.
istri. Makam ini pada awalnya berupa makam pada umumnya. Untuk kemudian
dijadikan penghormatan kepada pendirinya maka pada tahun 2003 diadakan
renovasi makam yaitu pencungkupan9 makam pendiri masjid Agung beserta istri
pada masa kepemimpinan Bupati Kudus yang ke 28, yang turut serta pula dalam
peresmian renovasi Makam yaitu Bapak H. M. Amin Munadjat. SIP. M.Si10 pada
hari Ahad, 22 Juni 2003.
Di kawasan Masjid yang saat itu (2006) terdapat lahan kosong di sebelah
barat Makam yang direnovasi. Mengingat kebutuhan zaman pada saat itu (2006)
akan pentingnya pendidikan, maka pengurus Masjid Agung Kudus memutuskan
untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk
menampung siswa- siswi yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Adapun
lembaga yang telah dibangun adalah TPQ. TPQ yaitu merupaka Tempat
Pendidikan Al-Quran dibangun pada tahun 2006 baru kemudian TK (Taman
Kanak-Kanak) tahun 2010. TPQ tersebut dibangun bertepatan pada tanggal 09
Februari 2006 dengan nama TPQ Masjid Agung. Setelah itu pada tahun 2010 di
bulan Agustus juga dibangun TK yang bernama TK Masjid Agung. Dengan
berdirinya lembaga pendidikan ini, diharapkan dapat menciptakan generasi
penerus yang cerdas dan religius. Lokasi TPQ dan TK Masjid Agung Kudus ini
berada di belakang Masjid Agung Kudus.
Berdasarkan hasil manajemen Masjid Agung Kudus yang dikelola secara
baik oleh pengurus Masjid Agung Kudus sampai Tahun 2013 telah mempunyai
lembaga- lembaga sebagaimana di atas. Bahkan pada tahun terakhir ini, berkat
kerjasama Masjid Agung Kudus dengan pihak luar dalam hal ini bidang kesehatan
bekerjasama dengan PUSKESMAS Desa Wergu mendirikan UKM (Unit
Kegiatan Masjid) dengan nama Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus.
Pengelola Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus mempercayakan tenaga
medis kepada : Dr. Hj. Vivi Servita, VK.M.Kes (Dokter); Dr. Nadia Nur Lestari
(Dokter); Nuryanto (perawat); Arna (bidan); Supriyadi (obat); Agus Wijanarko
(obat); Nurhidayat (obat). Lembaga ini dibuka dalam seminggu hanya satu kali
9
pada hari Jumat pukul 09.00- 11.00 WIB (2013) dan pada setiap awal bulan di
hari Ahad pengobatan dilayani oleh pengurus Masjid Agung Kudus yang
berprofesi sebagai dokter. Lokasi Balai Pengobatan ini berada di sebelah kiri
Masjid Agung Kudus yang menempati gedung tersendiri antara menara dan
tempat wudlu pria.
DAN
BENTUK FISIK )
Masjid Agung Kudus, yang semula bernama masjid besar alun-alun adalah
salah satu masjid terbesar di wilayah Kudus, Masjid Agung Kudus ini merupakan
realisasi pemindahan masjid Kriyan Kudus yang sudah lama rusak. Masjid ini
terletak di wilayah dukuh Kauman desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl.
Simpang Tujuh 15A Kudus, memiliki luas bangunan 1.409m di atas tanah seluas
3.527 m dan tinggi menara 30 m. 11
Dalam proses pelaksanaan pembangunan, masjid ini konon banyak
mendatangkan tenaga kerja dari Jepara, karena, arsitek bangunannya sama persis
dengan Masjid Agung Jepara, baik untuk bangunannya, maupun besar dan
kekuatannya bahkan letak dan kontruksi tiang utama di dalam serambi. Gaya
arsitekturnya berciri khas pesisir pantai utara Jawa, hanya yang membedakan
adalah pada Masjid Agung Kudus telah mengalami beberapa kali rehab.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs KH Abdullah Afif Sholeh,
pemugaran bangunannya mengalami beberapa tahap yaitu:
a.
Tahun 1939 oleh Raden Tumenggung Adipati Ario Hadinoto selaku Bupati
Kudus yang ke XIV (empat belas) merehab bangunan masjid ini dalam
rangka menyambut kedatangan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang
bernama Carda ke Kudus pada tahun 1939. Dalam kunjungannya di Kudus,
tujuan sebenarnya adalah untuk meninjau beberapa pabrik rokok Kudus,
namun agar Kudus lebih terlihat agamis, dibangunlah sebuah Masjid Agung
Kudus ini. Biaya rehab saat itu di tanggung oleh pengusaha-pengusaha rokok
11
Sumber dari Arsip Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus. Tanggal 06 Desember 2013.
Rehab ke dua dilaksanakan pada tahun 1970 pada masa pemerintahan Bupati
Saubari, SH. Biaya rehab Masjid Agung kedua ini dengan swadaya
masyarakat Kudus dan dibantu oleh PPRK( Persatuan Perusahaan Rokok
Kudus) dan Pemerintah Daerah.
c.
Rehab ketiga pada tahun 1990 masa Bupati Kol Inf. Soedarsono. Rehabilitasi
dilakukan secara total dan penambahan beberapa bangunan baru, berupa
penambahan menara, perkantoran, tempat wudlu, pawestren dan taman.
Rehab yang ketiga dibiayai oleh swadaya masyarakat bersama dengan PT
Djarum Kudus, selesai tahun 1991. Peresmian selesai pugar pada tanggal 12
Oktober
1991
oleh
Mentri
Koordinator
Kesejahteraan
Rakyat
12
Diperoleh dari keterangan Drs. KH Abdullah Afif Sholih, selaku mantan ketua KUA
dan Mantan ketua umum pengurus Masjid Agung Kudus Dua periode berturut-turut. Tanggal 06
desember 2013.
13
Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro adalah pendiri Masjid Agung Kudus.
berfungsi yaitu yang di sebelah utara sedangkan yang di sebelah selatan sudah
mati dan dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah.14
Situasi dan Bangunan Masjid
a. Lokasi Tanah
Lokasi Masjid Agung Kudus tepat di tengah-tengah kota.
Sebelah timur
Sebelah utara
Sebelah barat
Kudus
Sebelah selatan
b. Luas Tanah
Luas tanah
: 3.654 m
Atap
Diperoleh dari keterangan H. Rifai Noor selaku mantan ketua bidang Riayah pada
periode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.
Atap di Masjid Agung Kudus terdiri dari tiga susun. Dimana atap
tersebut mempunyai filosofi berupa Iman, Islam dan Ikhsan. Untuk lapisan
pertama menunjukkan Iman atau kepercayaan, untuk lapisan yang kedua
menunjukkan Islam dan untuk lapisan yang ketiga menunjukkan Ikhsan atau
kebagusan.
Empat buah tiang kayu jati ini mempunyai makna jumlah 4 Khulafaur
Rosyidin. Dimana dulunya tiang ini berbentuk besi tapi pada renovasi yang
kedua, tiang bukan diganti melainkan dilapisi dengan kayu jati. Bentuk tiang
yang sekarang ini merupakan modivikasi perpaduan model lama dan modern.
Mimbar
Mimbar merupakan tempat khotib untuk berkhutbah. Di Masjid Agung
Kudus terdapat satu mimbar. Sebelum direnovasi mimbar di Masjid Agung
memiliki ukuran yang besar sehingga banyak mengurangi shaf para jamaah.
Namun setelah renovasi yang ke-2 mimbar tersebut diganti. Untuk mimbar
yang besar disimpan di gudang tepatnya pada gudang dekat TPQ.
Kaligrafi
Gb. 4. Kaligrafi
(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)
10
Jendela.
Jendela model ini disebut dengan kuku tarung, karena jendela ini
mempunyai dua daun jendela yang bisa dibuka dan ditutup. Seperti halnya
dalam Al-Quran, mempunyai pembuka dan penutup. Jendela tersebut terbuat
dari kayu bekas pembongkaran masjid atau renovasi masjid yang telah
dimodifikasi seperti yang sekarang. Di Masjid Agung sendiri terdapat 4
jendela dengan model kuku tarung dan 6 pintu yang didesain sesuai kapasitas
jamaah dan diharapkan jamaah mendapat ventilasi yang baik.
11
Daun
Daun yang ada di tiang ini namanya adalah daun kluweh. Dulunya daun
ini dibuat untuk tempat ditaruhnya lampu tempel, karena pada zaman dahulu
belum ada listrik, namun sekarang justru menjadi benda unik khususnya di
Majid Agung Kudus.
Menara.
12
Al-Quran besar.
Mushaf Al-Quran ini ditulis sesuai dengan penulisan Mushaf AlQuran standar utsmani Indonesia, sehingga untuk selanjutnya disebut
Mushaf Al-Quran Pusaka standar dan dibuat oleh Lembaga Pengembangan
Tilawatil Quran Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus untuk dipersembahkan
kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus.
Mushaf ini mulai ditulis pada hari Rabu Pahing 22 Ramadhan 1415 H/
22 Februari 1995 M dengan ditandai penulisan lafadz Bismillah diawal surat
Al-Fatihah oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Kudus dalam
peringatan Nuzulul Quran di Pendopo Kabupaten Kudus dan diserahkan
secara resmi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus pada hari senin
tanggal 21 Ramadhan 1418 H/ 19 Januari 1998 M oleh Ketua Lembaga
13
Pengarah Tekhnis
Penanggung Jawab
Ketua I
Ketua II
Sekretaris I
Sekretaris II
Bendahara I
Bendahara II
Seksi Usaha
14
Desain Iluminasi
Bancik.
Bancik yang dimaksud disini adalah bancik tempat duduk yang ada di
depan masjid. Bancik ini merupakan hasil perenovasian bangunan masjid
yang dilebarkan dari utara ke selatan dan dari timur ke barat. Hal ini
bertujuan agar ketika seseorang melakukan itikaf di bancik ini sudah
dianggap sah. Karena bancik ini adalah wilayah masjid sehingga untuk orang
yang mempunyai hadast besar dilarang untuk berada pada bancik tersebut.
15
sebelah kiri masjid dilengkapi dengan perpustakaan masjid. Tetapi sekarang ini
perpustakaan tersebut sudah hampir tidak berfungsi lagi, karena para peminjam
buku tidak bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya atau tidak
dikembalikan.
e. Fasilitas Ruangan
Fasilitas yang dimiliki Masjid Agung Kudus di antaranya adalah:
Lantai 1 untuk jamaah laki-laki dan lantai dua untuk jamaah perempuan.
Pada renovasi kedua ditambah balkon untuk jamaah perempuan yang
letaknya di lantai dua. Terdapat tangga untuk naik ke balkon perempuan.
Tangga tersebut di buat tertutup dengan tujuan untuk membatasi pandangan
antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan.
Lantai 1 terdiri dari ruang utama dan serambi masjid. Di lantai 1 ini
semuanya difungsikan sebagai masjid, termasuk juga serambi kanan
maupun serambi kiri. Pada serambi depan tepatnya dibagian luar (sebelah
timur) memiliki luas 27x8 m, sehingga mampu menampung sekitar 600
jamaah. Ruang utama dan serambi dibatasi dengan tembok dan pintu
gerbang besar
Tempat wudlu yang bersih dan memadai.
16
17
Dulu awalnya tempat wudlu dijadikan satu antara laki-laki dan perempuan.
Tapi pada renovasi ketiga tempat wudlu dipisah antara wudlu laki-laki dan
perempuan. Untuk tempat wudlu laki-laki di sebelah utara masjid dan tempat
wudlu perempuan di sebelah selatan. Hal ini dimaksudkan agar jamaah merasa
nyaman, aman dan terjaga. Tempat wudlu baik laki-laki maupun perempuan
dibuat bersekat dengan maksud untuk menghindari percikan air seni dari
sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian tempat wudlu disempurnakan
dengan bak khusus yang tertutup. Ditambah lagi disamping tempat wudlu
terdapat batu-batu krikil dengan tujuan agar wudlunya tetap terjaga dan
terhindar dari najis. Ada sesuatu yang berbeda di Masjid Agung Kudus, yaitu
seperti yang kita lihat di masjid-masjid besar yang ada di Kudus, misalnya di
Menara atau di Muria, biasanya terdapat tempat wudlu yang berbentuk seperti
bak. Namun, untuk Masjid Agung Kudus sendiri tidak terdapat bak wudlu
semacam itu. Sebenarnya bukan tidak ada, dulu ada tempat wudlu yang
berbentuk bak seperti yang ada di masjid-masjid besar lainnya. Dulu tempat
wudlu yang berbentuk bak tersebut terletak di sebelah utara masjid. Namun,
pada renovasi tahun 1990 tepatnya pada renovasi yang ketiga, sumur dan
18
tempat wudlu yang berbentuk bak tersebut dibongkar dan diganti dengan
tempat wudlu seperti yang sekarang ini. Hal ini dilakukan karena tuntutan
masyarakat dan hasil rapat pengurus.
f. Daya Tampung
Masjid Agung mampu menampung 1700 jamaah dengan bentuk barisan
shaf. Dulunya daya tampung tidak mencapai 1700 jamaah, karena terdapat
mimbar yang besar sehingga mengurangi shaf. Namun pada renovasi ke-2
mimbar tersebut diperkecil dengan tujuan agar mampu menampung banyak
jamaah seperti yang terlihat sekarang. Mimbar sisa hasil perenovasian
ditempatkan di gudang yang ada di belakang masjid.
Dari 1700 jamaah dengan bentuk barisan shaf dapat dihitung pada lantai 1
yang terdapat kurang lebih 23 shaf yang dapat memuat sekitar 1500 jamaah
sesuai bentuk barisan shaf. Sedangkan dalam keadaan duduk secara acak tidak
menurut shaf mampu menampung jamaah sekitar 2500 jamaah. Pada serambi
samping kanan dan serambi kiri masjid dapat menampung sekitar 200 jamaah
pada masing-masing serambi. Untuk lantai 2 terdapat 3 shaf yang dapat
memuat sekitar 100 lebih jamaah dengan bentuk barisan sesuai shaf.
Sedangkan dalam keadaan duduk acak atau tidak menurut shaf dapat
menampung 150 lebih jamaah. Secara keseluruhan masjid dapat menampung
3500 jamaah dengan bentuk duduk acak atau tidak sesuai shaf. Pada hari-hari
besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Masjid Agung Kudus menutup jalan
simpang tujuh sampai di bawah jembatan layang. Sehingga jamaah Masjid
Agung Kudus dapat mencapai minimal 10.000 jamaah.
19
g. Fasilitas Pendukung
1. Perpustakaan masjid
20
21
3. Koperasi
22
23
5. TPQ
Gedung TPQ terletak di belakang Masjid Agung Kudus. Untuk tanah
yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ tersebut statusnya adalah tanah
wakaf dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah.15 Jadi tanah wakaf
pemberian dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah itu hanya tanah
yang ada dibelakang masjid, yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ.
Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:
Luas tanah
: 345 m
pendukung mendapat dana suntikan dari PT. Djarum dan Pemda. Mengenai
biaya listrik ditanggung oleh Sukun dan Jenang Tiga-tiga.
h. Halaman/ Areal Parkir
Halaman parkir Masjid Agung Kudus berada di depan masjid. Halaman ini
langsung menyatu dengan jalan raya dan trotoar di jalan alun-alun. Pintu
masuk terletak tepat ditengah-tengah antara batas utara dan selatan. Halaman
parkir masjid sudah berlantai batako/paving, sehingga memudahkan kendaraan
dalam berparkir.
Halaman parkir ini sangatlah luas, sehingga mampu menampung 200
sepeda motor.16 Namun tidak dapat menampung kendaraan yang lebih besar
seperti mobil, hal ini dikarenakan kapasitas halaman yang kurang memadai
untuk menampung kendaraan yang berukuran lebih besar. Sehingga
diutamakan parkir untuk motor. Halaman ini juga dilengkapi dengan taman
kecil yang berbatasan langsung dengan pagar masjid.
15
Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah adalah orang Kudus sendiri, berasal dari
kalangan orang yang mampu dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakafkan tanahnya.
Untuk kata Habib sendiri adalah sebagai penghormatan.
16
Sumber berdasarkan Arsip Kementrian Agama Kabupaten Kudus. Tanggal 06
desember 2013.
24
25
Sekertaris Umum
Bendahara Umum
Ketua I
Sekertaris I
Bendahara I
Sekertaris II
Bendahara II
Sekertaris III
Bendahara III
(Bidang Idarah)
Ketua II
(Bidang Imarah)
Ketua III
(Bidang Riayah)
Keterangan:
Ketua umum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Pengurus Masjid
Agung Kabupaten Kudus sehari-hari dibantu oleh ketua-ketua (I, II, dan III)
dalam membidangi bidang masing-masing (Ketua I bidang idarah, Ketua II
bidang imarah dan Ketua III bidang riayah).
Sekertaris Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III serta
memimpin administrasi Pengurus Masjid Agung Kabupaten Kudus dibantu
sekertaris I, II dan III.
Bendahara Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III untuk
memimpin administrasi keuangan dibantu bendahara I, II dan III.
Tugas dan fungsi bidang-bidang pada Masjid Agung Kabupaten Kudus
ialah;
26
A. Bidang Idarah
1) Menyelenggarakan
perencanaan,
pengorganisasian,
pengendalian,
27
28
Keputusan) dari Kementrian. Visi dan misi ini menjadi sandaran dan acuan untuk
pengembangan dan pengambilan kebijakan Masjid Agung Kudus.
Visi dan Misi Masjid Agung Kudus adalah sebagai berikut:
Visi
Terwujudnya
Masjid
Agung
Kudus
sebagai
tempat
ibadah
yang
29
30
sudah jelas para habaib dari Kudus maupun dari luar Kudus berperan penting
dalam kegiatan maupun struktur kepengurusan di Masjid Agung Kudus.
Setelah peneliti melakukan kajian ulang ke Arsip Daerah (Perpustakaan
Daerah) Kab. Kudus, tidak ditemukan data yang menyebutkan bahwa Masjid
Agung Kudus mempunyai peran di masa penjajahan, disebabkan terputusnya
sejarah, data ini sesuai dengan sumber buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala
Kabupaten Kudus yang diterbitkan oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kab.
Kudus.
V.
31
32
memudahkan
proses
memakmurkan
masjid
sebagaimana
Imam sholat ashar adalah bapak Mukhlis Ahmad, muadzin oleh bapak
Masrukhan, dan qori dilantunkan oleh bapak Mustaqim
Imam sholat Maghrib adalah bapak Masrukhin Ridhwan, muadzin dan
qori dilantunkan oleh bapak Masrukhan
Imam Sholat isya adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak
Masrukhan, dan qori dilantunkan oleh bapak Mustaqim.
Imam sholat subuh
Kegiatan ini didukung oleh sarana dan prasarana dari Masjid, seperti
speaker, pengeras suara, bedug, jam dinding, dan sebagainya. Ketika telah masuk
waktu sholat dengan ditandai jam yang sudah diatur oleh tamir masjid, maka
petugas masjid segera menabuh bedug dengan ritme kurang lebih sebagai berikut :
20 kali ketukan kentongan, dilanjut dengan 30 kali pukulan bedug ( mulanya
ditabuh secara pelan pelan sampai 6 atau 7 kali pukulan, kemudian pukulan
agak cepat sampai 20 kali pukulan, dan kembali lagi menabuh dengan pukulan
pelan ), kemudian memukul kentongan lagi sebanyak 5 kali ketukan, dan kembali
memukul bedug sebanyak 3 kali pukulan (tabuhan), kurang lebih seperti itu.
Tidak selamanya setiap memasuki waktu sholat selalu menabuh bedug, di
Masjid Agung Kudus ini hanya setiap menjelang adzan sholat maghrib, isya, dan
shubuh yang ditandai dengan suara kentongan dan bedug, dan untuk waktu sholat
dzuhur dan ashar tidak ditandai dengan tabuhan bedug, melainkan hanya dengan
memutar kaset sholawat atau tartil Al Quran.
Adapun petugas yang bersih bersih Masjid, membuka pintu gerbang
Masjid, menghidupkan lampu, sampai menabuh bedug itu telah terjadwal oleh 5
orang, yaitu : saudara M. Mustaqim, Ismail, Markhan, Afif, dan M.
Qomaruddin.17
17
Hasil wawancara dengan Bapak Mahfudz Mahmudi selaku pengurus bagian sarana
prasarana, pada tanggal 04 januari 2014
34
Kedua, penyelenggaraan
dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ yang
dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB. TPQ dan TK
merupakan lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Masjid Agung Kudus,
tepatnya lokasi tersebut ada dibelakang Masjid Agung Kudus.
35
Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor, pada tanggal 27
november 2013
36
Hasil wawancara dengan Ibu Diani selaku wali murid TK Masjid Agung Kudus, pada
tanggal 17 Desember 2013
37
38
masjid bekerja sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus.
Keempat, Pengajian Tafsir Showi bagi ibu- ibu setiap jumat pukul 16.00
atau bada ashar dan dipimpin oleh KH. Azwar Anas.
Gb. 21. Foto diambil waktu kegiatan pengajian Ibu Ibu Muslimat
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Kelima, Pengajian ibu- ibu muslimat (sabilul huda) setiap hari selasa
pukul 13.00 atau bada dzuhur yang dipimpin oleh bapak KH. Muchlis Faidhoni.
39
40
Gb. 23. Gambar Jadwal khotib dan Imam Rowatib Masjid Agung Kudus
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
41
seperti ketika bertepatan bulan romadhon maka tema yang disampaikan adalah
tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan romadhon, dan lain-lain.20
C. Kegiatan bulanan
Selain kegiatan mingguan yang telah dikemukakan diatas, Masjid Agung
Kudus juga memiliki kegiatan bulanan, yaitu :
Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa disebut dengan
kegiatan APAB (Ahad Pagi Awal Bulan), biasanya sebelum acara dimulai, malam
sebelumnya diisi dengan acara khotmil Quran. Setelah acara ini selesai kemudian
diteruskan dengan acara terbangan dari forum komunikasi terbang papat
kabupaten kudus. Terbang papat sendiri adalah semacam lomba terbang yang
menggunakan terbang yang berjumlah empat dan ditambah satu jidur.
Mauidhoh Hasanah dalam acara ini biasanya didatangkan pembicara dari
dalam dan luar kota, tergantung momennya, bila acara bertepatan dengan hari
besar islam maka biasanya mendatangkan pembicara dari luar kota. Pembicarapembicara yang sering didatangkan diantaranya adalah KH. Abdul Wakhid, KH.
Ahmad Asnawi, KH. Mashuri, KH. Kustur Fais, Drs. Mashud Syiraj M.H, KH.
Abdul Hafidz Syathori, Habib Umar Al Muthohar, dan masih banyak para ulama
dan habaib yang lain.
Selain kegiatan tersebut, juga ada Kegiatan penunjang yaitu Maulid
Simthudduror Ahbabul Musthofa yang diketuai oleh Habib Syekh bin Abdul
Qodir Assegaf dari Solo.
D. Kegiatan tahunan
Selain kegiatan bulanan yang telah dikemukakan diatas, masjid juga
memiliki kegiatan yang tahunan, diantaranya yaitu :
Kegiatan khoul pendiri masjid yaitu Habib Muhammad Idris atau yang
dikenal dengan Mbah Tumenggung Aryo Condro Negoro, setiap tanggal 10
Muharrom. Sebetulnya pengurus masjid belum tahu kapan tepatnya wafat Habib
20
Hasil wawancara dengan Bapak M Qomarudin selaku karyawan Masjid Agung Kudus,
pada tanggal 16-12-2013
42
M. Idris, untuk itu ada inisiatif untuk mengadakannya saat awal tahun hijriyah dan
malam sebelumnya diisi dengan kegiatan santunan.
Kegiatan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam). Biasanya penyelenggaraan
kegiatan disesuikan dengan tema yang berhubungan dengan hari hari besar
tersebut.
Kegiatan pada saat bulan Ramadhan, seperti menyelenggarakan sholat
tarawih, memberikan tajil kepada masyarakat umum, dan lain sebagainya.
Acara yang biasa diselenggarakan Masjid Agung Kudus ketika hari besar
Idul Fitri yaitu mengumpulkan dan membagikan zakat fitrah dan pagi nya
melakukan sholat idul fitri bersama di Masjid Agung Kudus.
Kegiatan Idul Adha kegiatannya adalah sholat idul adha, setelah itu
melakukan qurban bersama-sama dan membagikannya kepada masyarakat.
Kegiatan awal dan akhir tahun, yaitu dengan membaca doa akhir tahun
dan awal tahun bersama - sama.
Gb. 24. Foto pada waktu kegiatan santunan anak yatim piatu
(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)
Kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw. Masjid Agung Kudus biasanya
mengadakan khotmil quran sehari sebelum hari H, selanjutnya pembacaan al-
43
mengadakan
44
digunakan sejak dulu dan sampai sekarang, kemudian diikuti oleh masjid masjid
yang lain se Kudus sebagai penentuan waktu sholat fardhu.21
VI. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN
MASJID (KEGIATAN BISNIS)
Masjid merupakan simbol keislaman. Masjid tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan umat Islam, karena Masjid merupakan simbol ketundukan umat Islam
kepada Allah swt. Kata Masjid terulang dua puluh delapan kali dalam Al-Quran.
Secara bahasa Masjid berasal dari kata sajada-sujud yang mempunyai artinya
patuh, taat, tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut,
dan kaki ke bumi, atau bersujud ini adalah bentuk lahiriyah yang paling nyata dari
makna-makna tersebut. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan
untuk shalat disebut Masjid, tempat bersujud.
Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat
kaum Muslim. Tapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh,
hakikat Masjid menjadi tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung
kepatuhan kepada Allah swt. Al-Quran menegaskan bahwa Masjid merupakan
tempat orang berkumpul melakukan sholat secara berjamaah, dan meningkatkan
solidaritas serta silaturrahmi di antara sesama kaum muslim. Masjid juga
berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam seperti diskusi,
mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama serta pengetahuan
umum. Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai menejemen pengelolaan
keuangan.
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
21
Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor Masjid Agung Kudus,
pada tanggal 17-12-2013
45
Ada dua istilah dalam dunia bisnis, yaitu Provit dan Non Provit, profit
adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh setelah dikurangi modal serta
biaya lainnya, seperti kantin kejujuran, pengobatan gratis dll. sedangkan Non
Provit adalah suatu kegiatan yang tidak membutuhkan modal tetapi terkadang
mendapatkan keuntungan dan terkadang tidak mendapatkan keuntungan, seperti:
kas parkir kendaraan sepeda motor, kas masjid (kas bulanan, kas jamaah sholat
jumat).
Adapun bisnis protif yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus antara Lain
adalah :
a) Kantin Kejujuran
Kantin mungkin banyak ditemui dilembaga-lembaga formal
maupun non formal. Kantin ini, sudah selayaknya kalau
menyediakan barang-barang kebutuhan siap pakai bahkan makanan
ringan atau minuman ringan. Kantin ini, memang biasanya
ditemukan selalu adanya penjaga dan barang-barang yang siap jual
maupun ada juga kantin yang tidak seperti hal diatas tidak ada
penjaga dan barangnya terbatas bahkan tempatnya pun sangat
terbatas. Kantin jenis inilah yang ada di Masjid Agung Kudus
dengan nama kantin kejujuran.
Adanya kantin kejujuran, yaitu menjual minuman berbagai
produk dan jangan heran jika pembeli tidak menemui seorang
penjaga di kantin tersebut, meski banyak pembeli "menyerbu"
minuman yang disediakan, sang penjaga kantin tidak akan pernah
muncul. Uniknya, pembeli memahami benar keadaan itu. Mereka
akan mengeluarkan uang dari saku dan meletakkannya dalam kotak
khusus saat mengambil minuman, yang jumlahnya sesuai dengan
harga banderol, dengan uang yang pas. Bukankarena penjaga
kantin sedang berhalangan atau sakit.melainkankantinitu memang
tidak memiliki penjaga. Hanya kejujuran pembelilah yang
memegang peran dalam kegiatan operasional kantin tersebut
46
sulit
dalam
pelaksanaannya.
Sekilas,
kantin
ini
b) Pengobatan
Selain ada kantin kejujuran, dalam Masjid Agung
disediakan Pelayanan Kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh
pengurus masjid yang ditujukan untuk masyarakat umum, dalam
menyelenggarakan kegiatan ini pengurus (pihak masjid) bekerja
sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus dan honor untuk dokter pada pengobatan gratis ini
mendapat honor dari dana APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah), masjid agung hanya dikenai biaya pembelian
obat-obatan saja.
47
bidang
keagamaan
Masjid
Agung
Kudus
Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung
Kudus). Hari Senin tanggal 4 Januari 2014 pukul. 12.30 WIB
48
Pembina Qori Qoriah ( IPQOH) cabang Kudus, Tadarus AlQuran kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu yang diselenggarakan
setiap malam selasa setelah jamaah sholat isya dan dipimpin oleh
para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri, Pengajian Tafsir
Showi bagi ibu- ibu setiap jumat bada ashar dan dipimpin oleh
KH. Azwar Anas, pengajian rutin setiap hari rabu setelah sholat
maghrib Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab Irsyadul
Ibad yang diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi, dan juga
penyelenggaraan sholat jumat.
Sedangkan bisnis Non Provit yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus
antara lain :
a) Jasa Parkir
Masjid Agung Kudus walaupun terletak ditengah kota tapi
masih mempunyai halaman depan Masjid yang cukup luas.
Halaman ini sifatnya multi fungsi pada hari-hari tertentu bisa
dijadikan tempat pengajian, sedangkan hari yang lain digunakan
juga untuk sholat seperti Idul Fitri maupun Idul Adha, bahkan
sholat Jumat. Namun setiap harinya khususnya setelah Dhuhur
halaman ini dijadikan jasa parkir.
Jasa parkir yang dilakukan oleh pengelola Masjid Agung
Kudus, mengingat lokasi Masjid yang berada ditengah kota dan
padatnya kendaraan diwilayah Kudus, serta banyaknya jamaah
sholat yang datang dari berbagai daerah dengan mengendarai
kendaraan roda empat maupun roda dua. Agar jamaah sholat
merasa nyaman dan aman kendaraan yang diparkir dijaga dan
ditata oleh pengurus Masjid Agung Kudus. Gratis, adalah slogan
yang digunakan oleh pengelola Masjid Agung Kudus sebagai
layanan kepada jamaah. Sehingga seakan-akan parkir dihalaman
Masjid ini menjadi primadona para pengendara motor.
Untuk
menjaga
ketertiban
kendaraan,
pengelola
49
sangat
senang
memberikan
shodaqohnya
untuk
tentang
pengurus
masjid
tersebut,
secara
50
berkala seperti
diatas
menejemen
merupakan
Masjid
Agung
usaha
Kudus
dan
seiring
keuangan
masjid
meliputi
pengadaan
uang,
Masjid Agung
,KantorMasjid
Masjid Agung
,KantorMasjid
Hijriyyah, Hari Asy-syuro (10 Muharram), Maulid Nabi, Isra Miraj, Ramadhan,
Idul Fitri, dan Idul Adha.
Perayaan untuk memperingati hari besar Islam tersebut ditandai dengan
kegiatan ibadah, seperti pengajian, puasa, ceramah agama, maupun shalat. Hal ini
mendapat respon oleh pengurus Masjid Agung Kudus untuk merayakan dalam
memperingati hari besar Islam tersebut dengan mengadakan kegiatan sebagai
berikut.
1. 1 Muharram (Tahun Baru Hijriyyah)
Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun
kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Dengan kata lain tahun baru
Islam atau biasa orang menyebutnya dengan 1 (satu) Muharram adalah hari
pertama dalam tahun baru hijriyyah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Masrukhan selaku pengurus Masjid Agung Kudus, perayaan Hari
Besar Islam satu Muharram dari tahun-tahun sebelumnya selalu berbarengan
dengan kegiatan Pondok al-Muayyad yang berada di Simpang 7 Kudus. Hal
ini yang membuat Masjid Agung Kudus memutuskan untuk bekerja sama
dengan pondok al-Muayyad dalam kegiatan perayaan tahun baru Hijriyyah.
Secara kronologi kodisi ini bermula dari pihak Masjid Agung Kudus
sendiri yang sebenarnya ada keinginan untuk mengadakan kegiatan sendiri,
namun karena setiap datang tahun baru hijriyyah di Simpang 7 sudah di
back up oleh pondok al-Muayyad dengan mengadakan kegiatan khataman
al-quran, maka Masjid Agung Kudus pun akhirnya bekerja sama dengan
pihak luar tersebut untuk memperingati tahun baru hijriyyah.
Kegiatan PHBI tahun baru hijriyyah diawali terlebih dahulu dengan
khataman al-quran pada hari terakhir menjelang tahun baru hijriyyah, lalu
dilanjutkan dengan pembacaan doa akhir tahun pada sore hari bada ashar.
Dan kemudian disambung dengan membaca doa awal tahun bersama-sama
juga di Masjid Agung Kudus bada maghrib.
Ada hal yang unik dalam peringatan tahun baru hijriyah di Masjid
Agung Kudus ini, yakni ada pada kegiatan Khataman Quran yang
dilaksanakan dengan kerjasama dari pihak luar yaitu pondok al-Muayyad.
52
Khataman al-Quran diikuti secara sukarela oleh para guru TPQ sekabupaten
Kudus yang menginduk di Kudus sekitar 1000 guru TPQ Qiraati. Dan
untuk memperingati Tahun Baru Hijriyyah pada tahun 1435 H kemarin,
Masjid Agung Kudus telah berhasil menghatamkan sebanyak 39 Khataman
Quran yang diikuti oleh para guru TPQ Qiraati tersebut. Kegiatan
kerjasama ini bisa dikatakan rutin tiap tahun. Karena hampir setiap tahun
baru hijriyyah, dari pihak Masjid Agung Kudus selalu bekerja sama dengan
pihak luar tesebut.
Dana yang diperoleh untuk menunjang kegiatan tahun baru hijriyyah
yang berlangsung ini berupa perolehan dari pengajuan proposal yang dibuat
oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan.
2. 10 Muharram (Hari Asyuro)
Bagi umat Muslim, 10 Muharram atau dikenal dengan Asy-syuro
merupakan salah satu hari yang cukup istimewa. Banyak umat yang
menjalankan ibadah puasa pada 9 dan 10 Muharram. Bagi sebagian
kalangan, Asy-syuro juga menjadi momentum untuk saling berbagi dengan
anak yatim.
Hal itu juga yang dilakukan olah para pengurus Masjid Agung
Kudus. Dalam memperingati Hari Asy-Syuro, Masjid Agung Kudus
mengadakan kegiatan santunan anak yatim. Untuk santunan 10 Muharram,
Masjid Agung Kudus mengambil perwakilan dari tiap kecamatan di
kabupaten Kudus. Dari masing-masing utusan Kecamatan se Kabupaten
kudus tahun 2012 mendapatkan sekitar 150 anak yatim. Yakni dengan
kriteria anak yatim yang maksimal usia 10 tahun, yang diambil atau dipilih
dari non panti atau bukan dari panti.
Dana yang diperoleh untuk kegiatan santunan anak yatim dalam
memperingati hari besar 10 Muharram ini diperoleh dari pengajuan proposal
yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan dan
juga diperoleh dari para dermawan yang sukarela memberi santunan berupa
barang untuk anak yatim tersebut.
3. 12 Rabiul Awal (Maulid Nabi)
53
28
Terbang Papat, seni musik asli Kudus ini pernah berhasil meraih rekor Museum Rekor
Indonesia (MURI) kategori Tabuh Terbang Papat Terlama. Tabuh Terbang Papat berlangsung
selama lima hari sejak Minggu hingga Kamis (15-19/07/2012) di Serambi Masjid Agung Kudus.
Aksi yang juga digelar untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan ini melibatkan 130
kelompok Terbang Papat se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Forum Komunikasi Terbang
Papat (FKTP) Kudus. Mereka berhasil menabuh terbang 87 jam tanpa henti. Melampaui target
waktu yang direncanakan sebelumnya, yakni 83 jam.
54
Kegiatan pada peringatan isra miraj sekarang ini tidak selalu ada
kegiatan rutinan di Masjid Agung Kudus. Jadi dulu sempat ada acara rutinan
pengajian umum oleh Jamiyyah Sabilul Huda (Jamiyyah Putri Masjid
Agung Kudus) 29. Jamiyyah tersebut masih berdiri sampai sekarang. Namun
seiring perjalanan, nampaknya tidak begitu seirama dengan pengurus masjid.
Karena pengurusnya sudah berganti periode, dan setiap ketua itu punya gaya
pemimpin yang berbeda maka sekarang sudah tidak ada pengajian umum
rutinan untuk isra miraj.
29
Jamiyyah Sabilul Huda (Jamiyyah Putri Masjid Agung Kudus) masih berdiri sampai
sekarang namun sekarang perputaran wilayah pengajiannya disekitar desa demaan, makanya
sekarang disebut Jamiyyah Demaan.
55
56
Nah, untuk evaluasi. Sebenarnya hampir di awal tahun, Masjid Agung selalu
mengadakan evaluasi dari kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam yang
sudah berjalan. Namun terkadang ditengah jalan sering ada kendala atau ada
masalah, jadi yang ada kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam dilakukan
seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kegiatannya tetap, hanya saja mungkin yang
berbeda adalah jamaah yang bertambah atau berkurang, dsb. Seperti salah satu
contoh kegiatan khitanan masal dalam memperingati Maulid Nabi, kegiatan
khitanannya masih berjalan dari tahun ke tahun, hanya saja yang berbeda adalah
jumlah peserta khitanan masal dari tahun ke tahun yang jumlah pesertanya
semakin banyak.
Pada dasarnya semua kegiatan PHBI Masjid Agung Kudus yang besifat
sosial, dananya didapat dari pengajuan proposal ke para dermawan yang
dilakukan oleh pengurus Masjid Agung Kudus.
pernah
menimba ilmu di Masjid Agung Kudus adalah bapak H. Abdul Ghofur bin
57
Muzammil, yang saat ini beliau masih berada di Mesir untuk melanjutkan study
S2 beliau disana.
Kemudian yang kedua adalah bapak Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh juga
pernah menimba ilmu (ngaji) di Masjid Agung Kudus. Meskipun dalam
wawancara yang telah kami lakukan beliau enggan disebut sebagai salah satu
orang-orang besar atau ulama. Namun, menurut hemat peneliti bahwa beliau
merupakan salah satu tokoh besar hasil binaan Masjid agung Kudus.30 Karena
beliau pernah menempati jabatan penting di Pemerintahan maupun sosial
Kemasyarakatan. Diantaranya adalah beliau pernah menjabat sebagai kepala
Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Kudus.31
Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjid
Agung Kudus selama 2 periode berturut-turut yaitu tahun 1997-2002 dan tahun
2002-2007.32 Saat ini beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan diantaranya saat ini beliau menjadi
salah satu khotib di Masjid Agung Kudus. Beliau bertugas setiap hari jumat legi
pada saat sholat jumat. Selain itu beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan di daerah sekitar rumahnya yaitu
daerah Mlati.
Selain dua tokoh diatas, masih ada nama-nama lain yang pernah mengikuti
majlis ilmu di Masjid Agung Kudus antara lain bapak Heru Sujatmoko (Wakil
Gubernur Jawa Tengah), bapak Tamzil,MT (Mantan Bupati Kudus), bapak Amin
Munajat (Mantan Bupati kudus), bapak Darsono (Mantan Bupati kudus), Drs.H.
Noor Badi,MM (Direktur Urusan Haji Kemenag Jawa Tengah sekaligus Ketua
Umum Pengurus Masjid Agung Kudus tahun 2007-2012 dan 2012-ssekarang),
Drs.H. Akhmad Mundakir,M.Si (PNS di Kemenag Kabupaten Pati), Drs.H.
30
Data diperoleh dari narasumber Drs.KH. Abdullah Afif Soleh (mantan ketua pengurus
Masjid Agung Kudus) pada hari jumat tanggal 13 Desember 2013.
31
Data diperoleh berdasarkan keterangan dari Departemen Agama kabupaten Kudus.
Tanggal 6 Desember 2013
32
Data diperoleh dari Pengurus Masjid agung Kudus yang sekarang masih aktif. Tanggal
5 Desember 2013
58
59
saat ini berdomisili di Demaan), ibu Endah Apriliani ( guru TPQ Masjid Agung
Kudus).33
Berhasilnya orang-orang besar yang pernah menimba ilmu di Masjid
Agung Kudus tidak terlepas dari peran ulama-ulama terdahulu yang dengan
keikhlasannya mengamalkan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya
sehingga lahirlah orang-orang besar seperti Bpk H. Abdul Ghofur bin Muzammil
dan Bpk Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh, dkk. Diantara ulama-ulama yang
pernah mengamalkan ilmunya di Masjid Agung Kudus adalah :
1. KHR. Asnawi (Pengasuh Ponpes Roudhotut Tholibin, Bendan)
2. KH. Ahmad Minan Zuhri( Damaran), beliau merupakan cucunya KHR.
Asnawi.
3. Dr. KH. Musthofa Shonhaji, MA ( Panjunan), beliau merupakan mantan
Dekan Ushuluddin IAIN Walisongo yang sekarang telah berubah status
menjadi STAIN Kudus.
4. KH. Umar Faruq ( Glantengan)
5. Dan sekarang yang masih aktif mengajar kitab kuning di Masjid Agung
Kudus adalah KH Asnawi ( Padurenan), KH.Sholikhin (Salam).34
Ulama-ulama diatas berjasa dalam pendidikan yang ada di Masjid Agung
Kudus, karena dengan keikhlasannya telah mengajarkan ilmu-ilmunya melalui
pengajian kitab kuning kepada para jamaah Masjid Agung Kudus.
Selain ulama-ulama yang mengajarkan kitab kuning. Ada pula ulama yang
mengisi kegiatan harian Masjid Agung Kudus, seperti Imam sholat rawatib,
Muadzin/ Qori dan pada kegiatan sholat jumat seperti Khotib, Bilal/Muraqqi.
Untuk menjadi petugas dalam kegiatan ada kriteria-kriteria khusus diantaranya:
33
Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agung
Kudus). Hari Senin tanggal 6 januari 2014 pukul. 12.30 WIB
34
Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid
Agung Kudus).Tanggal 13 Desember 2013
60
Untuk menjadi seorang khotib dan Imam harus memenuhi criteria yaitu
menguasai ilmu agama, berwawasan luas khususnya wawasan tentang
agama, perilaku beliau di lingkungan masyarakat tidak menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Dan untuk imam sholat harus seseorang yang bacaan tajwidnya bagus.
Untuk menjadi seorang Muaddzin / Qori, Muroqqi, dan Bilal harus
memenuhi kriteria khusus yaitu : seseorang tersebut harus mempunyai
suara yang indah, bacaan tajwidnya juga bagus.36
IX. PENUTUP
Alhamdulillah, proposal ini telah selesai disusun berkat izin dan ridho Allah
SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kami. Dan kami
pun menyadari bahwa proposal ini tentunya masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat peneliti harapkan dan semoga karya ini bermanfaat untuk semuanya. Amin.
35
Keterangan diperoleh dari bapak. H. Rifai Noor (mantan pengurus Masjid Agung
Kudus). Hari selasa tanggal 10 Desember 2013
36
Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus Masjid
Agung Kudus) hari jumat 13 Desember 2013
61
Tim Penyusun:
1. Sejarah berdirinya Masjid
Oleh : Nurul Ahla
Putri Dwi Fatmawati
(111 099)
(111 100)
(111 102)
(111 103)
(111 116)
(111 117)
(111 114)
(111 111)
(111 114)
(111 105)
(111 106)
(111 107)
(111 108)
(111 113)
(111 115)
(111 110)
(111 112)