Anda di halaman 1dari 8

Bagian 3

Transmisi Data
Kesuksesan sebuah transmisi bergantung kepada dua faktor, yaitu :
mutu sinyal yang ditansmisikan dan karakteristik media transmisi yang
digunakan. Suatu media transmisi dapat digolongkan menjadi :
Guided media. Pada media ini, gelombang dikendalikan sepanjang
jalur fisik. Contohnya, twisted pair, coaxial cable, fiber optic.
Unguided media. Media ini menyediakan alat untuk mentransmisikan
data namun tidak mengendalikannya. Contohnya, perambatan
gelombang di udara dan komunikasi menggunakan wireless.
Istilah hubungan langsung digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi
diantara dua perangkat dimana sinyal ditransmisikan dilakukan secara
langsung dari tansmitter menuju receiver tanpa melalui peralatan perantara.
Pada hubungan tak langsung, pada jalur komunikasi digunakan amplifier
atau repeater yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan sinyal.
Media transmisi guided dapat memiliki hubungan point-to-point, yang
merupakan hubungan langsung antara 2 perangkat dan membagi media
transmisi yang sama ataupun multipoint, yang merupakan hubungan lebih
dari dua perangkat dengan media yang sama.

Hubungan multipoint
Sebuah transmisi dapat berupa simplex, half-duplex, atau full duplex.
Pada transmisi simplex, sinyal ditransmisikan dalam satu arah saja; satu station
sebagai transmitter dan yang lainnya sebagai receiver. Pada transmisi halfduplex, kedua station dapat melakukan transmisi namun hanya satu station
pada satu waktu. Sedangkan pada transmisi full-duplex, kedua station dapat
melakukan transmisi secara bersamaan.
Frekuensi, spektrum dan bandwidth
Sinyal merupakan fungsi waktu, namun dapat diekspresikan sebagai
suatu fungsi frekuensi; dimana sinyal terdiri dari komponen-komponen
frekuensi yang berbeda. Bila dipandang sebagai suatu fungsi waktu, sebuah
sinyal elektromagnetik dapat berupa sinyal kontinu atau diskrit. Sinyal kontinu
adalah sinyal dengan intensitas yang berubah-ubah sepanjang waktu.
Sedangkan sinyal diskrit merupakan sinyal dimana intensitasnya
mempertahankan level yang konstan selama beberapa periode waktu
kemudian berubah ke level konstan yang lain.

1/8

Sinyal Kontinu dan Sinyal Diskrit


Pada kenyataannya, sinyal elektromagnetik dibentuk dari beberapa
frekuensi. Berdasarkan analisis fourier, dapat ditunjukkan bahwa sinyal
apapun dibentuk dari komponen-komponen pada berbagai frekuensi,
masing-masing komponen berbentuk sinusoidal.
Gelombang sinusoidal umumnya dituliskan sebagai berikut.

s (t ) = A sin(2ft + )
Gelombang sinusoidal digambarkan oleh tiga parameter : Amplitudo (A),
frekuensi (f) dan fase(). Amplitodo adalah nilai tertinggi atau kekuatan sinyal
setiap waktu, nilainya diukur dalam volt. Frekuensi adalah banyaknya sinyal
yang berulang setiap detik (Hz). Fase adalah ukuran posisi relatif dalam suatu
waktu di dalam satu periode sinyal.

2/8

Sinyal periodik

Penjumlahan sinyal-sinyal sinusoidal


Panjang gelombang adalah jarak yang diperlukan oleh sinyal untuk
melakukan satu cycle atau jarak antara dua titik pada suatu cycle yang
berurutan pada fase yang sama. Spektrum sebuah sinyal adalah rentang

3/8

frekuensi dimana spektrum berada. Lebar spektrum merupakan bandwidth


mutlak dari suatu sinyal. Bandwidth efektif menunjukkan suatu pita dimana
frekuensi sinyal-sinyal dan sebagain besar energi sinyal terkonsentrasi.
Secara umum, suatu bentuk gelombang digital memiliki bandwidth
yang tidak terbatas. Jika bentuk gelombang ini ditransmisikan sebagai
sebuah sinyal melewati media apapun, sistem transmisi akan membatasi
bandwidth yang dapat ditransmisikan. Untuk media tertentu, semakin besar
bandwidth yang ditransmisikan, semakin besar biayanya. Akan tetapi,
membatasi bandwidth akan menyebabkan terjadinya distorsi terhadap
sinyal, sehingga error yang diterima oleh receiver semakin besar.
Semakin tinggi data rate suatu sinyal, semakin besar pula bandwidth
efektifnya. Atau dengan kata lain, semakin besar bandwidth sebuah sistem
transmisi, maka semakin tinggi data rate potensialnya.
Transmisi Data Digital dan Analog
Data merupakan entity yang mempunyai arti. Sinyal merupakan
tampilan data dalam bentuk elektrik atau elektromagnetik. Pensinyalan
merupakan penyebaran sinyal secara fisik melalui suatu media yang sesuai.
Transmisi adalah komunikasi data melalui penyebaran dan pemrosesan
sinyal-sinyal.
Data analog berupa data yang menerima nilai yang terulang secara
terus menerus dan kontinu dalam beberapa interval. Contohnya data suara
dan video. Data dalam bentuk biner karakter diwakili oleh sederetan bit.
Dalam sistem komunikasi, data disebarkan dari suatu titik ke titik lain
melalui sinyal-sinyal elektrik. Sinyal analog merupakan aneka ragam
gelombang elektromagnetik yang berlangsung terus menerus yang
disebarkan lewat berbagai media tergantung spektrumnya. Sinyal digital
merupakan sinyal berupa suatu rangkaian voltase pulsa yang ditransmisikan
melalui sebuah media.
Biasanya, data analog merupakan suatu fungsi waktu dan menempati
spektrum frekuensi terbatas; data semacam itu dapat ditampilkan melalui
sinyal elektromagnetik yang menempati spektrum yang sama. Sedangkan
data digital dibawa melalui sinyal digital dengan level voltase yang berlainan
untuk dua digit biner. Akan tetapi, data digital juga dapat dibawa melalui
sinyal analog, dengan menggunakan sebuah modem.

4/8

Pensinyalan Analog

Pensinyalan Digital
Modem (modulator/demodulator) mampu mengubah suatu deretan
pulsa voltase biner (two-valued) menjadi suatu sinyal analog dengan cara
menandai data digital diatas frekuensi pembawa (carrier frequency). Sinyal
yang dihasilkan menempati frekuensi tertentu pada frekuensi pembawa dan
disebarkan sepanjang media. Modem yang paling umum menampilkan data
digital dalam spektrum suara dan memungkinkan data tersebut disebarkan
melalui jalur telepon.
Codec (coder/decoder) mamproses sinyal analog menampilkan data
secara langsung dengan memperkirakan sinyal tersebut melalui deretan bit.
Sebaliknya, pada receiver, deretan bit digunakan untuk merekonstruksi data
analog.
Transmisi analog merupakan suatu alat untuk mentransmisikan sinyalsinyal analog tanpa memperhatikan isinya. Sehingga sinyal bisa
menampilkan data analog maupun data digital. Sinyal akan menjadi lemah
setelah menempuh jarak tertentu (atenuasi). Untuk itu, ditempatkan amplifier
untuk mendorong energi ke dalam sinyal. Sayangnya, amplifier juga
menyebabkan terjadinya derau (noise). Semakin banyak amplifier yang

5/8

dipasang, derau menjadi semakin besar. Untuk data analog, distorsi bisa
ditoleransi. Untuk data digital, distorsi menyebabkan adanya error.
Transmisi digital berkaitan dengan muatan sinyal. Suatu sinyal digital
dapat ditransmisikan hanya pada jarak tertentu sebelum atenuasi, noise, dan
gangguan yang lain membahayakan integritas data. Karena itu, jarak
sangat berpengaruh terhadap integritas data. Agar dapat mencapai jarak
yang jauh, digunakan repeater. Sebuah repeater menerima sinyal digital dan
mentransmisikan sinyal baru.
Penggunaan repeater juga bisa diterapkan untuk sinyal analog,
dengan mengasumsikan sinyal analog membawa data digital. Pada suatu
titik yang tepat, amplifier digantikan dengan sebuah repeater. Repeater
memperoleh kembali data digital dari sinyal analog dan menghasilkan sinyal
baru, kemudian membersihkan sinyal analog sehinggan noise-nya tidak
menumpuk.
Alasan lebih populernya pensinyalan menggunakan teknik digital,
adalah :
Teknologi digital semakin murah.
Integritas data lebih baik.
Kapasitas lebih besar daripada analog
Adanya security dengan privacy yang lebih baik karena
teknik enkripsi.
Integrasi antara data-data digital.
Gangguan Transmisi
Dalam sistem komunikasi, sinyal yang diterima kemungkinan berbeda
dengan sinyal yang ditransmisikan karena adanya gangguan transmisi. Untuk
sinyal analog, gangguan ini akan menurunkan kualitas sinyal. Sedangkan
bagi sinyal digitak akan menyebabkan munculnya bit error.
Macam-macam gangguan transmisi yang paling signifikan adalah:
Atenuasi dan distorsi atenuasi.
Atenuasi merupakan melemahnya sinyal karena adanya
pengaruh jarak. Pada guided media, atenusi pada umumnya
mengikuti fungsi logaritmik. Pada unguided media, atanuasi
adalah fungsi jarak.
Untuk mengatasi atenuasi, pertimbangan yang harus
diperhatikan :
o Sinyal yang diterima harus cukup kuat untuk dapat
diterima dan dideteksi oleh receiver.
o Level sinyal harus lebih tinggi dari derau tanpa error.
o Harus diperhatikan bahwa atenuasi merupakan fungsi
frekuensi yang meningkat sehingga mengurangi tingkat
kejelasan sinyal.
Distorsi delay
Karena kecepatan penyebaran sebuah sinyal melewati suatu
medium guided berbeda dengan frekuensinya, maka
menyebabkan berbagai komponen frekuensi sinyal akan

6/8

mencapai receiver pada saat yang berlainan dan


mengakibatkan fasenya berubah diantara frekuensi-frekuensi
yang berbeda-beda.
Derau (noise)
Noise merupakan sinyal tambahan yang terselipkan ketika
transmisi. Kategori noise :
o Noise suhu, noise akibat perubahan temperatur.
o Noise intermodulasi, noise akibat percampuran frekuensi.
o Crosstalk. Timbulnya sinyal multiple.
o Derau impuls. Noise akibat pulsa yang tidak beraturan.
Crosstalk.
Terjadi pada sistem telepon. Pada saat menggunakan telepon
terdengan percakapan lain. Dapat terjadi karena kole elektrik
antara twisted pair yang berdekatan yang membawa sinyalsinyal multipel.

Atenuasi pada Sinyal Digital


Kapasitas Kanal dan Bandwidth Nyquist
Kapasitas kanal merupakan rate maksimum pada data yang dapat di
transmisikan melalui suatu jalur komunikasi tertentu pada kondisi tertentu.
Pada tahun 1924, Nyquist mencoba nenurunkan persamaan yang
mengekspresikan laju data maksimum untuk kanal tanpa noise dengan
bandwidth terbatas. Nyquist telah membuktikan bahwa bila sembarang
sinyal menjalar ke low-pass filter dengan bandwidth H, maka sinyal yang
telah difilter tersebut dapat direkonstruksi dengan lengkap dengan membuat
hanya 2H buah sampel per detik. Sampling (pencuplikan) yang lebih cepat
dari 2H kali per detik tidak berguna, karena komponen frekuensi yang lebih
tinggi tidak dilewatkan oleh filter. Bila sinyal terdiri dari V level diskrei, maka
teorema Nyquist menyatakan :
Laju data maksimum = 2Hlog2V bit/detik
Misalnya, sebuah kanal 3-kHz tanpa noise tidak akan dapat mentansmisikan
sinyal biner pada kecepatan melebihi 6000 bps.
Bila terdapat random noise, maka perbandingan daya sinyal terhadap
noise yang terukur disebut dengan signal-to-noise ratio atau S/N. Kadangkadang ratio-nya sendiri tidak pernah dicantumkan tapi diberikan dalam

7/8

kuantitas 10 log10 S/N. Pada tahun 1984, Claude Shannon menunjukkan


bahwa laju maksimum data sebuah kanal dengan noise yang bandwidthnya
H Hz, dengan rasio S/N, dapat dinyatakan dengan :
Jumlah bit/detik maksimum = H log2(1+S/N)
Misalnya, kanal dengan bandwidth 3 kHz dan S/N 30 dB, tidak pernah
mentransmisikan lebih dari 30.000 bps, tidak perduli banyak atau sedikit level
sinyal yang dipakai.

8/8

Anda mungkin juga menyukai