Instek Onkologi
Instek Onkologi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tindakan pembedahan atau tindakan operasi merupakan tindakan yang
asuhan
keperawatan
yang
bersifat
individualistik,
Page |2
Untuk itu Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya yang merupakan
rumah sakit pendidikan dan tempat rujukan bagi rumah sakit di Indonesia bagian
timur, mengadakan Program Pendidikan dan Pelatihan Perawat Kamar Operasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil yang bekerja di
kamar operasi.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka RSIA Kirana Sepanjang
mengirimkan tenaga perawat kamar operasi untuk mengikuti program pendidikan
dan pelatihan kamar bedah pada intrumentasi bedah obstetri daan gynekologi,
agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik kamar
bedah terutama tentang teknik instrumentasi bedah obstetri dan gynekologi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang profesional yang dapat memberikan
nilai tambah bagi rumah sakit.
1.2
Tujuan pelatihan
1.2.1
Tujuan Umum
Setelah mengikuti Program Pelatihan Perawat Kamar Operasi intrumentasi
Tujuan Khusus
Diharapkan nantinya semua perawat terlatih dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Page |3
1.3
1.
Manfaat pelatihan
Bagi peserta
Dengan pelatihan instrumentasi bedah obstetri dan gynekologi, perawat
kamar operasi dapat bekerja lebih sistematik dan rapi. Dengan demikian
perawat dapat bekerja sama dengan baik dengan tim bedah sesuai dengan
tugas dan kewajiban masing-masing.
2.
Bagi institusi
Mempunyai sumber daya insani yang lebih profesional dan memberikan
nilai tambah rumah sakit.
Page |4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kamar operasi
2.1.1
Pengertian
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit
yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut
yang membutuhkan keadaan suci hama atau steril.
2.1.2
1.
2.
3.
Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bias dimasuki oleh orang yang
langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah
yang harus dijaga kesucihamaannya.
bagian, yaitu:
a.
Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.
b.
Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat
instrument
dan
tempat
mempersiapkan alat.
perawat
instrument
mengatur
dan
Page |5
c.
Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk,daerah sekitar
ahli anesthesia.
Kamar bedah
2.
3.
4.
5.
6.
Kamar laboratorium
7.
Kamar arsip
8.
9.
Kamar gips
10.
Kamar istirahat
11.
12.
Kantor
13.
Gudang
14.
Kamar tunggu
15.
Ruang sterilisasi
Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan
dengan Instalasi Rawat Darurat, ICU dan unit radiologi.
2.
Bentuk
1).
Kamar operasi tidak bersudut tajam . Lantai, dinding, langitlangitberbentuk lengkung dan warna tidak mencolok.
Page |6
2).
Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan
yang keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak
menampung debu.
b.
Ukuran
1).
2).
3).
3.
Sistem Penerangan
Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu pijar putih
dan mudah dibersihkan. Sedangkan lampu operasi memiliki persyaratan
khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur, tidak menimbulkan panas,
cahayanya terang dan tidak menyilaukan serta tidak menimbulkan
bayangan. Pencahayaan antara 300 500 lux, meja operasi 10.000 20.000
lux.
4.
Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu
sentral (AC sentral ) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai
filter (Ultra Clean Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam
kamar operasi dan udara di kamar operasi dihisap keluar.
5.
6.
Page |7
7.
Sistem listrik
Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt
dan 220 volt. Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda.
Semua tombol listrik dipasang pada ketinggian 1,40 m dari lantai.
8.
Sistem komunikasi
Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada
keadaan darurat maka mudah untuk melakukan komunikasi.
9.
Peralatan
a.
Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah
dibersihkan
b.
Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah
untuk dibersihkan.
c.
10.
Pintu
a.
b.
c.
d.
11.
Pembagian area
a.
Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi keta, dan area ketat.
b.
Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan
kepada perawat kamar operasi.
12.
Air Bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Page |8
2.1.5
dan lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi
setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit tersebut.
Makin besar rumah sakit tertentu membutuhkan jumlah dan luas kamar
bedah yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :
1.
2.
3.
4.
Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari
maupun perminggu.
5.
Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.
2.2
2.2.1
Jenis Tenaga
Jenis tenaga adalah personil yang boleh masuk di dalam kamar operasi
2.
3.
Tim Bedah
a.
Ahli bedah.
b.
c.
d.
e.
Ahli anestesi.
f.
Perawat anestesi.
b.
Perawat pelaksana.
Pekerja kesehatan.
Page |9
2.2.2
1.
b.
Tata usaha.
c.
Penunjang medis.
Tanggung jawab
Kepala kamar operasi
a.
Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di
kamar operasi.
b.
Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang keperawatan,
melalui kepala seksi perawatan. Secara professional bertanggung
jawab kepada kepala instansi kamar operasi.
c.
Tugas
1)
Perencanaan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2)
Pengarahan
a)
b)
c)
d)
P a g e | 10
e)
f)
g)
h)
i)
4)
Pengawasan
a)
b)
c)
d)
e)
5)
Penilaian.
a)
b)
2.
Pengertian
Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam mengelola paket alat pembedahan, selama tindakan
pembedahan berlangsung.
b.
Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan, bertanggung jawab
kepada kepala kamar operasi, dan secara operasional tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar
operasi.
P a g e | 11
c.
Tugas
1)
Sebelum Pembedahan
a)
b)
c)
d)
e)
2)
Saat Pembedahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
3)
i)
j)
Setelah Pembedahan
a)
Memfiksasi drain.
b)
P a g e | 12
c)
d)
e)
Memasukkan
alat
instrumen
ke
tempatnya
untuk
disterilisasi
3.
Pengertian
Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kealncaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
b.
Tanggung jawab
Secara administrative dan operasional bertanggung jawab kepada
perawat kepala kamar operasi dan kepada ahli bedah.
c.
Tugas
1)
Sebelum pembedahan
a)
b)
c)
d)
e)
P a g e | 13
2)
Saat pembedahan
a)
b)
Membuka
set
steril
yang
dibutuhkan
dengan
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
3)
Setelah pembedahan
a)
b)
c)
d)
Mendokumentasikan
tindakan
keperawatan
selama
P a g e | 14
Jenis tindakan
Dokter anestesi
Pemakaian catheter
e)
Membantu
perawat
instrument
membersihkan
dan
g)
h)
P a g e | 15
4.
Perawat Anestesi
a.
Pengertian
Tenaga keperawatan profesioanl yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam membantu terselenggrakannya pelaksanaan tindakan
pembiusan di kamar operasi.
b.
Tanggung jawab
Secara administrative dan kegiatan keperawatan bertanggung jawab
kepada kepala perawat kamar operasi dan secara operasional
bertannggung jawab kepada ahli anestesi / ahli bedah dan kepala
perawat kamar operasi.
c.
Tugas
1)
Sebelum Pembedahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
2)
Saat Pembedahan
a)
b)
c)
P a g e | 16
d)
e)
f)
3)
Setelah Pembedahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2.3
Etika Kerja
2.3.1
Pengertian
Peraturan / perjanjian yang tidak tertulis, tetapi perlu diketahui dan ditaati
setiap orang atau petugas yang bekerja dikamar operasi, yang meliputi :
1).
2).
3).
4).
2.3.2
1)
b)
c)
d)
Wajib
memberi
pembedahan.
informasi
kepada
perawat
tentang
langkah
P a g e | 17
2)
2.3.3
1)
a)
b)
2)
3)
b)
Laporan pembedahan
c)
d)
4)
5)
2.4
2.4.1
Pengertian
Kamar
operasi
secara
1)
2)
Pembersihan mingguan.
3)
Pembersihan sewaktu.
4)
Sterilisasi ruangan.
P a g e | 18
5)
Meja operasi.
b)
Meja instrument.
c)
d)
Meja mayo.
e)
Lampu operasi.
f)
Suction pump.
g)
Diathermi.
h)
Standart infus
i)
j)
Monitor ECG.
k)
l)
Jam dinding.
m)
Lampu penerangan.
n)
2.5
2.5.1
Pengertian
Cuci
tangan
pembedahan
adalah
membersihkan
tangan
dengan
menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan dibawah air mengalir dengan
prosedur tertentu.
2.5.2
Tujuan
Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi kuman yang ada
ditangan.
2.5.3
Persiapan
1.
2.
Sikat steril.
3.
4.
5.
Pemotong kuku
6.
Jam dinding
P a g e | 19
7.
2.5.4
Cermin
Cara cuci tangan
1.
Lepas semua perhiasan yang ada ditangan (jam tangan, gelang, cincin).
2.
3.
4.
5.
6.
Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
7.
8.
Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri berurutan sampai
kelingking dan sebaliknya.
9.
Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan, kedepan dan
kebelakang pada permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10.
11.
12.
Sikat ujung kuku , setelah itu telapak tangan kemudian secara berurutan
sikat setiap jari, diantara jari dan punggung tangan, lanjutkan menyikat
lengan atas sampai sedikit dibawah siku selama 30 detik, jangan kembali
ke tangan atau daerah pergelangan tangan yang sudah selesai disikat.
13.
Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat dengan cara seperti
diatas.
14.
15.
16.
17.
P a g e | 20
18.
Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari
disilangkan.
19.
20.
Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.
21.
Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan ke depan dan
kebelakang pada permukaan talapak tangan kiri dan sebaliknya.
22.
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari tangan lebih tinggi dari
posisi siku.
23.
24.
Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk steril satu persatu
dari ujung jari menuju ke lengan dengan cara memutar pada tangan kanan
dan sebaliknya, kemudian handuk dipisahkan dari benda steril.
25.
Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari siku tangan.
2.6
2.6.1
Pengertian
Adalah memakai / memasang baju steril pada diri sendiri atau orang lain
setelah cuci tangan, dengan prosedur tertentu agar lokasi pembedahan bebas dari
mikroorganisme.
2.6.2
Tujuan
1.
2.
3.
2.6.3
Persiapan
1.
2.
2.6.4
1.
Pelaksanaan
Memakai baju steril untuk baju sendiri :
a.
b.
Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh perawat sirkulasi
P a g e | 21
c.
Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju pada garis leher
bagian dalam dengan menggunakan tangan kiri dan posisi tangan
kanan tetap setinggi bahu.
d.
Buka lipatan baju dengan cara melepaskan again yang terjepit tangan
dan jangan sampai terkontaminasi.
e.
Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju kanan dan masukkan
tangan kanan ke lubang lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri
dimasukkan ke lengan kiri.
f.
g.
Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung tali tersebut pada
perawat sirkulasi.
h.
1.
Setelah
c.
Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam menghadap pada yang
akan dipasang, lakukan dengan hati hati sehingga tidak menyentuh
tangan.
d.
Pertahankan tangan kita pada area luar gaun dengan lindungan lengan
gaun, hadapkan sisi gaun pada yang dipasang, dia akan memasukkan
tangannya pada gaun masuk.
e.
Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil diangkat kedua lengan
dirinetangkan supaya gaun masuk. Perawat sirkulasi membantu dari
sisi dalam dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat pinggang lalu
berikan salah satu pada yang dipasang dan disuruh berputar dan
berikan dan diikat.
P a g e | 22
2.7
2.7.1
Pengertian
Adalah memasang sarung tangan steril pada tangan sendiri atau oranng
2.7.3
Tujuan
a)
b)
Persiapan
Sarung tangan steril sesuai ukuran pada tempatnya.
2.7.4
1.
Pelaksanaan
Teknik memakai sarung tangan sendiri
a.
2)
Tangan
kanan
mengambil
sarung
tangan
kiri
dengan
b.
2)
P a g e | 23
3)
4)
5)
7)
c.
2)
3)
P a g e | 24
4)
5)
Catatan
1.
2.
Ukuran sarung tangan orang asia dimulai dari ukuran 5,5 sampai dengan 8,5
2.8
Cairan desinfektan
Cairan desinfektan yang biasa dan sering dipakai di dalam kamar operasi
antara lain:
1.
Savlon pekat dapat membunuh kuman biasa tetapi tidak dapat membunuh
TBC, Spora dan Virus hepatitis (sesuai dengan petunjuk pemakaian).
2.
3.
Alkohol 70%
a.
b.
4.
5.
6.
Cidex
a.
b.
c.
Venol
a.
b.
c.
Presept
a.
b.
c.
P a g e | 25
d.
7.
2.9
Formalin
a.
Tablet.
b.
Cair.
Teknik Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses teknik penghancuran microorganisme
termasuk fungsi spora dan virus dengan tujuan membunuh micro organisme dan
mencegah timbulnya infeksi akibat pemakaian alat pembedahan.
1.
Teknik Panas
a.
Uap panas dengan tekanan tinggi memakai autoclave, cara ini sangat
efisien dalam banyak hal.
b.
c.
2.
3.
2.10
1.
b.
Teknik Kimia
a.
b.
c.
Benang pembedahan
Asal / bahan benang
a.
Logam (wire).
b.
c.
d.
P a g e | 26
2.
Menurut penyerapan
1.
a.
Diserap (absorbic).
b.
Penampang benang
1)
a.
Monofilament : dermalon.
b.
2.11
2.11.1 Pengertian
Berstandart adalah instrument dan alat tenun yang digunakan untuk
tindakan pembedahan tertentu
Tujuan
Agar tersedianya alat sesuai dengan jumlah dan jenis, kebutuhan untuk
memperlancar pelaksanaan tindakan pembedahan serta menciptakan suasana yang
harmonis dan kepuasan kerja.
1.
Linen
Linen set terdiri dari :
2.
a.
Linen besar
: 4
b.
Linen kecil
: 13
c.
Gaun operasi
d.
Instrument dasar
Instrument dasar ini dipergunakan untuk pembedahan yang sifatnya
sederhana dan tidak memerlukan instrument tambahan. Instrument
dasar ini terdiri dari:
1)
1 buah
2)
6 buah
3)
1 buah
4)
2 buah
P a g e | 27
b.
5)
2 buah
6)
2 buah
7)
2 buah
8)
4 buah
9)
4 buah
10)
5 buah
11)
1 buah
12)
Gunting preparer
1 buah
13)
Gunting Metzembaum
1 buah
14)
Nald Voerder
2 buah
15)
2 buah
16)
Langenbeck
2 buah
17)
Ellis Klem
2 buah
18)
4 buah
19)
1 buah
20)
Right angel
1 buah
21)
4 buah
22)
Spatel
1 buah
Trocard No. 13
1 buah
2)
1 buah
3)
Trocard No. 5
2 buah
4)
Grasper
1 buah
5)
Desector
2 buah
6)
Spatel
1 buah
7)
Rood
1 buah
8)
Hoock
1 buah
9)
Aligator
1 buah
10)
Intestinal Klem
1 buah
11)
1 buah
12)
1 buah
P a g e | 28
c.
13)
1 buah
14)
Canula suction
1 buah
15)
Optic 0
1 buah
16)
1 buah
17)
Kamera
1 buah
18)
Kabel diatermi
1 buah
19)
Selang Gas CO 2
1 buah
20)
Jarum verres
1 buah
Linen set
1 Set
2)
Waslap
4 Buah
3)
Larutan desinfectan
Secukupnya
4)
Cairan PZ
2 Kolf
5)
Kasa
5 Lembar
6)
1 Gulung
7)
1 Buah
8)
Cucing
1 Buah
9)
Kom
1 Buah
10)
Secukupnya
11)
Handle lampu
2 Buah
12)
Hanschoon No 7
3 Pasaang
13)
Hanschoon No 7
3 Pasang
14)
Mess No11
1 Buah
15)
1 Buah
16)
1 Buah
17)
4 Lembar
P a g e | 29
2.12
1.
2.
Meja operasi.
b.
Lampu operasi.
c.
d.
Alat penghisap.
e.
O2 dalam tabung.
f.
Peralatan anestesi.
g.
Standard infus.
h.
Standard lampu.
i.
Waskom + standard.
j.
Tempat sampah.
k.
Diatermi.
b.
3.
4.
c.
d.
Handuk.
b.
c.
Perlengkapan premudikasi.
d.
Oksigen (O2).
e.
Perlengkapan observasi.
f.
Obat-obatan.
b.
c.
Sterilisator.
d.
Autoclave.
P a g e | 30
5.
e.
Lemari.
f.
g.
Laboratorium
Laboratorium sederhana antara mencakupi pemeriksaan keadaan penderita
yang mendadak / sesudah dilakukan pembedahan.
6.
Kamar instrument
Untuk menyimpan instrument tambahan yang dipergunakan untuk operasi
harian maupun cadangan. Penyimpanan dalam lemari kaca, secara
berkelompok menurut jenisnya instrument.
7.
Ruangan arsip
Ruangan ini tempat penyimpan arsip penderita yang sudah dibedah, juga
merupakan ruangan administrasi bagi keperluan penderita yang akan dan
sudah dibedah.
8.
Kantor
Ruangan ini selain tempatnya kepala instalasi juga merupakan tempat
informasi, agar tahu siapa saja yang masuk dalam kamr bedah, juga tempat
dimana pemesanan alat operasi dan jadwal operasi dapat dilihat.
2.13
limbah cair.
1.
Limbah padat
Limbah padat ada dua yaitu : limbah medis dan non medis. Diantaranya
limbah medis : kasa yang terkena darah, spuit, mess, botol ampul, selang
infus, jarum. Sedangkan contoh limbah non medis : kertas, plastik.
2.
Limbah cair
a.
Urine
b.
Darah
c.
Pus
P a g e | 31
2.14
Posisi pembedahan
1)
Posisi supine
2)
Posisi thyroiditis
3)
Posisi Cholelithiasis
4)
Posisi Trendelenburg
5)
Posisi Trendelenburg
6)
Posisi Lithotomy
7)
Posisi Prono
8)
Posisi lateral
9)
Posisi Neprolithotomy
10)
Posisi Jeck-knife
11)
Posisi Mukhammedien
12)
Posisi Situng
Operasi
otak,
tonsillectomy.
cervical
Vertebrae,
operasi
P a g e | 32
BAB 3
INSTRUMENTASI TEKNIK
3.1
Pengertian
Merupakan metode atau cara praktis dalam menyiapkan, merencanakan,
Tujuan
3.2.1
Tujuan umum
1.
2.
3.
3.2.2
1.
Tujuan khusus
Agar perawat instrument dapat mengerti persiapan instrument secara
menyeluruh sesuai dengan tindakan pembedahan
2.
dengan
kebutuhan,
sehingga
dapat
memudahkan
tindakan
pembedahan
3.
3.3
Persiapan
3.3.1
Persiapan pasien
Sesaat setelah pasien datang diruang persiapan kemudian dipindahkan ke
brancard agar mengganti baju khusus ruang operasi, pengecekan status (informed
concern) pengecekan persiapan fisik pasien (puasa) mengecekan dan mencatan
obat-obatan yang dibawah, cairan, darah K/P. Menggunakan gigi palsu atau tidak.
Setelah pasien dipindahkan kemeja operasi dan sebelum dilakukan
tindakan anaesthesi. Sebaiknya dilakukan fiksasi.
P a g e | 33
Langkah fiksasi ini bertujuan agar menghindari pasien jatuh karena tidak
sadar akibat pengaruh dari obat anaesthesi. Pengaturan atau perubahan posisi
tubuh dilakukan sesuai dengan macam tindakan operasi yang akan dilakukan
Perubahan posisi yang dimaksud sesuai dengan tindakan yang dilakukan
operator operasi. Selama ini perubahan posisi sering dilakukan adalah posisi
tergantung dan kepala extensi desinfeksi lapangan operasi dan pemasangan linen
steril pada pasien (draping) dilakukan untuk membersempit lapangan operasi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau infeksi pada luka operasi.
Sesaat setelah dan atau penjahitan luka operasi, perawat instrument segera
melakukan perawatan luka secara aseptik, yang sebelumnya membersihkan dan
mengeringkan bekas darah disekitarnya.
3.3.2
Persiapan alat
Perawat kamar operasi sebaiknya mengetahui dan dapat menyiapan
instrument set mulai dari instrument dasar sampai instrument tambahan sesuai
dengan macam dan jenis operasi yang akan dilakukan
Selain itu perawat instrument juga bertanggung jawab menyiapkan linen
set steril. Handschoen steril bermacam-macam ukuaran, kasa, dan depres steril.
Selang section dan senur diatermi steril. Mangkok atau cucing atau bengkok.
Steril. bahan desinfeksi/ antiseptik, mes operasi sesuai kebutuhan dan berbagai
perlengkapan standart lain perlu dicatat dicatat, bahwa serangkaian pekerjaan
tersebut harus dilakukan sebelum operasi mulai dilakukan
Sesaat sebelum operasi, perawat instrument
jumlah alat dan bahan
P a g e | 34
alineum atau ttertingalnya. Alat dan bahan didalam anggota tubuh pasien yang di
operasi
3.4
Pelaksanaan
Pelaksanaan atau tata cara kerja perawat instrument merupaakan tindakan
sesudah operasi dilingkungan kamar operasi, tugas dan tanggung jawab yang
dilakukannya adalah menyiapkan ruangan pasient, personil maupun alat
instrument dan bahan kebutuhan lainnya. Semua ini, tentu disesuaikan dengan
macam dan jenis operasi yang akan dilakukan para operator bedah.
P a g e | 35
BAB 4
INSTRUMENTASI TEKNIK
4.1. Instumentasi Tehnik TAH - BSO (Total Abdominal Histerectomy Bilateral Salpingo Oopharectomy)
4.1.1 Pengertian
Suatu cara instrumentasi untuk operasi pengangkatan uterus
secara menyeluruh dengan menyertakan 1/3 proximal vagina.
4.1.2 Tujuan.
a. Mengerti langkah-langkah tehnik operasi TAH-BSO.
b. Memperlancar jalannya operasi.
c. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
d. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
e. Dapat mencegah tertinggalnya alat-alat instrument didalam
abdomen.
P a g e | 36
f) Senur diatermi.
g) Handel lampu.
h) Kanule dan slang suction
i) Jarum round dan cutting
j) Benang : Non absorbable :silk USP 1, 2/0, 3/0 (jarum
cutting), Absorbable : plain cat gut USP 1, 0, 2/0,cat gut
cromic USP 1, 2, vicril USP 1, dan dermalon / monosyn
USP 3/0, 4/0
k) Linen set dan waslap
3. Basic set yang disiapkan :
a) Desinfeksi klem
b) Doek klem
d) Pincet anatomis
e) Pincet chirurgie
h) Kockher klem
i) Langen back
I) Gunting benang
m) Gunting preparasi
n) Nald voelder
o) Mikulik
p) Blass speculum
q) Retractor
l,
s) Spatel
t) Ellis/Babcock
1/1
u) Sonde uterus
P a g e | 37
v) Kogcl tang
4. Set tambahan :
a) Ring tang
b) Sprieder kotak
c) Myoom boor
d) Moche klem
5. Alat penunjang
a) Mesin diatermi
b) Mesin suction
c) Plat diatermi
2.
3.
4.
5.
8.
9.
P a g e | 38
P a g e | 39
P a g e | 40
4.2
4.2.2 Tujuan.
1. Mengerti langkah-langkah tehnik operasi sectio caesarea.
2. Memperlancar jalannya operasi.
3. Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
4. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
5. Dapat mencegah tertinggalnya alat-alat instrument didalam
abdomen.
P a g e | 41
4.2.3 Persiapan.
1) Persiapan pasien.
a. Persetujuan operasi.
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2) Persiapan alat.
1. Alat kesehatan non steril
a) Meja mayo dan meja instrument.
b) Mesin dan plat diatermi.
c) Mesin suction.
d) Infant warmer.
e) Incubator.
f) Gunting verband.
g) Urine bag.
h) Spuit 10 cc.
2. Alat steril
a) Linen set.
b) Sponge holding forceps (desinfeksi klem) + deppers +
catheter no. 16 .
c) Kassa dan deppers @ 20 - 30.
d) Darm gass 3-5 .
e) Kabel diathermi dan selang suction.
f) Kidney Bowl (Bengkok) berisi kom untuk NaCI 0,9 % dan
cucing untuk larutan povidone iodine 10 %.
g) Handle lampu.
h) Waslap set.
i) Mess no. 20
j) Benang :
Non absorbsable : Silk no 1, 0.
P a g e | 42
Absorsbsable
:2
:5
:1
Pinset chirurgis
:2
Pinset anatomis
:2
:1
:l
:1
:4
:2
:2
:4
:1
Wundhaken
:1
Scheidenspekula/blass speculum
:1
:1
Needle holders
:2
:1
Set tambahan/Khusus
Sterilizing forceps/ring tang
:4
P a g e | 43
2.
3.
4.
5.
8.
9.
P a g e | 44
P a g e | 45
21. Berikan
deppers
yang
dijepit
dengan
ring
tang
untuk
4.3
4.3.2 Tujuan.
a. Mengerti langkah-langkah tehnik operasi surgical staging.
b. Memperlancar jalannya operasi.
c. Dapat mempertahankan kesterilar, alat-alat instrument.
d. Dapat mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
e. Dapat mencegah tertinggalnya alat-alat instrument didalam abdomen.
4.3.3 Persiapan
1) Persiapan pasien.
P a g e | 46
a. Persetujuan operasi.
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa
d. Lavement.
2) Persiapan alat.
1. Set dasar.
Sponge holding forceps (desinfeksi klem)
: 2
: 5
Scalpel handles no 4
: 1
Pinset chirurgis
: 2
Pinset anatomis
: 2
: 1
: 1
: 1
: 4
: 2
: 6
Peritoneum clam/mikulics
: 4
: 1
: 1
: 1
Needle holders
: 2
: 1
Right angel.
: 2
2. Set tambahan.
Sterilizing forceps (ring tang)
: 2
P a g e | 47
2.
3.
4.
5.
P a g e | 48
6.
7.
8.
9.
peritoneum,
kemudian
dipegang
menggunakan
P a g e | 49
pinset
anatomis
dan
diathermi
untuk
merawat
P a g e | 50
4.4
4.4.2 Tujuan.
a. Mengerti langkah tehnik operasi kistectomi.
b. Memperlancar jalannya operasi.
c. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
P a g e | 51
4.4.3 Persiapan.
1. Pasien.
a. Perseiujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
Meja mayo, meja linen, meja instrument, mesin suction, set
mesin diathermi, gunting verband, hipafix, urobag, spuit 10
cc.
Alat steril.
a. Linen set.
b. Kassa dan deppers @ 20 - 30.
c. 2-3 darm gaas.
d. Senur diathermi dan slang suction.
e. Bengkok berisi cucing besar untuk NaCl 0,9% cucing
kecil untuk povidone iodine 10 %.
f. Larutan desinfektan.
g. Mess no 20.
h. Handel lampu.
i. Benang :
Non absorbsable : silk usp 2/0, 0
Absorbsable
safil)
usp
1,
catgut
chromic
usp
2/0,
polyamide
P a g e | 52
k. Folley catheter
1. Handscoen sesuai kebutuhan
m. 1) Set dasar.
Desinfeksi klem
Doek klem
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
Kockher klem
Langen back
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
Nald voelder
Mikulicz
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel
Kogel tang 1
3) Set tambahan :
Ring tang
Trocar
Moche klem
P a g e | 53
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
P a g e | 54
P a g e | 55
operasi
dibersihkan
dengan
kasa
basah:
lalu
4.5
4.5.2 Tujuan.
a) Mengerti langkah tehnik operasi radikal histerectomi.
b) Memperlancar jalannya operasi.
c) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
d) Mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
e)
4.5.3 Tujuan.
1. Pasien.
a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
P a g e | 56
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
Meja mayo, meja linen, meja instrument, mesin suction, set
mesin diathermi, gunting verband, hipafix, urobag, spuit 10 cc.
Alat steril.
a. Linen set.
b. Kassa dan deppers @ 20 - 30.
c. 2-3 darm gaas.
d. Senur diathermi dan slang suction.
e. Bengkok berisi cucing besar untuk NaCI 0,9 %, cucing kecil
untuk povidone iodine 10 %.
f. Larutan desinfektan.
g. Mess no 20.
h. Benang :
Non absorbsable : silk usp 2/0, 0, 1, 3/0.
Absorbsable : catgut plain usp 1, 2/0, PGA usp 1, catgut
chromic usp 2, polyamide monofilament usp 3/0, 1.
i. Jarum lingkaran round dan cutting.
j. Folley catheter
k. Handscoen sesuai kebutuhan
l. 1). Set dasar.
Desinfeksi klem
Doek klem
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
10
Kockher klem
10
Langen back
P a g e | 57
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
Nald voelder
Mikulik
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel perut
Kogel tang
Right angel
Irrigating canule
Myoma boor
Uterus klem
2.
3.
P a g e | 58
4.
5.
6.
7.
8.
9.
P a g e | 59
P a g e | 60
menjahit
sudut,
sedangkan
polyamide
P a g e | 61
c.
4.6
4.6.2 Tujuan.
a. Mengerti langkah tehnik operasi myomectomi.
b. Memperlancar jalannya operasi.
c. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
d. Mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
e. Mencegah tertinggalnya alat-alat instrument didalam abdomen.
4.6.3 Persiapan.
1. Pasien.
a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
P a g e | 62
: silk no 2/0, l.
Absorbsable
vicryl)
chromic
no
no
1,
catgut
1,
polyamide
monofilament/monosyn no 3/0, 1.
k. Jarum lingkaran round.
l. Folley catheter
m. Handscoen sesuai kebutuhan
n. 1). Set dasar.
Desinfeksi klem
Doek klem
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
P a g e | 63
Kockher klem
Langen back
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
Naid voelder
Mikulik
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel perut
Irrigating canule
Kogel tang
2) Set tambahan :
Ring tang
Myoma boor
Uterus klem
2.
3.
4.
5.
P a g e | 64
6.
7.
8.
9.
P a g e | 65
4.7.2 Tujuan.
a) Mengerti langkah tehnik operasi SVH - BSO.
b) Memperlancar jalannya operasi.
c) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument.
d) Mengatur alat-alat secara sistematis di meja mayo.
e)
P a g e | 66
4.7.3 Tujuan.
1. Pasien.
a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
Meja mayo, meja linen, meja instrument, mesin suction, set
mesin diathermi, gunting verband, hipafix, urobag, spuit 10 cc.
Alat steril.
a. Linen set.
b. Kassa dan deppers @ 20 - 30.
c. 2-3 darm gaas.
d. Senur diathermi dan slang suction.
e. Bengkok berisi cucing besar untuk NaCI 0,9 %, cucing kecil
untuk povidone iodine 10 %.
f. Larutan desinfektan.
g. Mess no 20.
h. Benang :
Non absorbsable : silk usp 2/0, 1
Absorbsable : catgut plain usp 1, 2/0, PGA usp 1, catgut
chromic usp 1,2, polyamide monofilament usp 3/0, 1.
i. Jarum lingkaran round dan cutting.
j. Folley catheter
k. Handscoen sesuai kebutuhan
l. 1). Set dasar.
Desinfeksi klem
Doek klem
P a g e | 67
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
10
Kockher klem
10
Langen back
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
Nald voelder
Mikulik
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel perut
Kogel tang
Right angel
Irrigating canule
Abdomen Retraktor
Ring tang
Spatel perut
Myoma boor
Uterus klem
P a g e | 68
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
P a g e | 69
P a g e | 70
pinset
anatomis
dan
diatermi
untuk
merawat
perdarahan.
30. Beikan cromic usp 1 jarum round untuk melakukan cross bila
ada perdarahan.
31. Berikan cairan NaCl 0,9% dan steel deep untuk mencuci cavum
abdomen sampai bersih.
32. Berikan benang plain 2/0 untuk menjahit retro peritonial secara
feston dari ujung kanan sampai kiri.
33. PERHATIAN!!! Cek semua alat dan bahan yang dipakai
sebelum menutup peritoneum.
34. Luka operasi dijahit lapis demi lapis :
a.
P a g e | 71
4.8.3 Tujuan.
1. Pasien.
a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
P a g e | 72
Doek klem
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
10
Kockher klem
10
Langen back
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
P a g e | 73
Nald voelder
Mikulik
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel perut
Kogel tang
Right angel
Irrigating canule
Myoma boor
Uterus klem
2.
3.
4.
5.
6.
P a g e | 74
7.
8.
9.
P a g e | 75
18. Berikan krom klem untuk menjepit jaringan sinistra yang akan
diangkat.
19. Berikan gunting preparasi untuk memotong jaringan yang
diambil dengan yang ditinggal
20. Siapkan cairan NaC10,9% untuk mencuci cavum abdomen.
21. PERHATIAN!!! Cek semua alat dan bahan yang dipakai
sebelum menutup peritoneum.
22. Luka operasi dijahit lapis demi lapis :
a.
P a g e | 76
4.9.3 Tujuan.
1. Pasien.
a. Persetujuan operasi
b. Alat-alat dan obat-obatan.
c. Puasa.
d. Lavement.
2. Peralatan.
Alat non steril.
Meja mayo, meja linen, meja instrument, mesin suction, set
mesin diathermi, gunting verband, hipafix, urobag, spuit 10 cc.
Alat steril.
a. Linen set.
b. Kassa dan deppers @ 20 - 30.
c. 2-3 darm gaas.
d. Senur diathermi dan slang suction.
e. Bengkok berisi cucing besar untuk NaCI 0,9 %, cucing kecil
untuk povidone iodine 10 %.
f. Larutan desinfektan.
g. Mess no 20.
h. Benang :
Absorbsable : catgut plain usp 1, 0, PGA usp 1, catgut
chromic usp 1, polyamide monofilament usp 3/0, 1.
i. Jarum lingkaran round dan cutting.
j. Folley catheter
k. Handscoen sesuai kebutuhan
l. 1). Set dasar.
Desinfeksi klem
P a g e | 77
Doek klem
Pincet anatomis
Pincet chirurgie
10
Kockher klem
10
Langen back
Gunting metzemboum
Gunting benang
Gunting preparasi
Nald voelder
Mikulik
Blass speculum
Babkock/ellis klem
Abdominal retractor
Spatel perut
Kogel tang
Right angel
Irrigating canule
Ring tang
Myoma boor
Uterus klem
P a g e | 78
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
P a g e | 79
P a g e | 80
P a g e | 81
BAB 5
PELAKSANAAN
5.1
ginekologi di Instalasi Bedah Pusat Gedung Bedah Pusat Terpadu RSU Dr.
Soetomo dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu tanggal 09 Juli 2012
sampai 05 Oktober 2012. Selama 2 minggu pertama merupakan masa orientasi
dan pemberian materi, sedangkan minggu berikutnya sudah mulai mengikuti
kegiatan pembedahan di OK 506 dan OK 508 (Bedah obstetri dan gynekologi)
sampai waktu pelatihan selesai.
5.2
Pelaksanaan pelatihan
Tindakan pembedahan yang penulis ikuti di bedah obstetri dan gynekologi
P a g e | 82
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
KESIMPULAN
Dari hasil program pendidikan dan pelatihan perawat kamar operasi ini
dapat penulis simpulkan bahwa dalam era globalisasi dan kemajuan ilmu
tehnologi kedokteran saat ini perawat kamar operasi dituntut untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan dan tehnik kamar
operasi secara baik dan benar, sehingga nantinya perawat kamar operasi juga
punya tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan kamar operasi selain tenaga
lain.
Perawat bedah adalah mitra kerja dokter, maka haruslah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat bekerjasama dengan baik. Ilmu
boleh sejajar dengan dokter tetapi hak dan kewajiban yang beda. Kita harus
mengetahui batas-batas wewenang antara dokter dan perawat.
6.2.
SARAN
Dengan adanya program pendidikan dan pelatihan perawat kamar operasi
P a g e | 83
Begitu juga penulis berharap pada teman sejawat yang belum mengikuti
pendidikan dan pelatihan ini, hendaknya segera mendaftarkan diri menjadi peserta
pelatihan. Demikian juga bagi instansi pelayanan kesehatan atau rumah sakit agar
memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan, sehingga nantinya mendapatkan
sumber daya manusia yang profesional dalam pengelolaan kamar operasi.
P a g e | 84
DAFTAR PUSTAKA
Instalasi bedah pusat gedung bedah pusat terpadu ( 2002 ), Program Pelatihan
Perawat Kamar Operasi, Surabaya
Puruhito dan Rubingah ( 1995 ), Dasar Dasar Tatakerja dan Pengelolaan
Kamar Operasi, UAP, Surabaya.
Tim departemen kesehatan RI ( 1993 ), Pedoman Kerja Perawat Kamar
Operasi, Edl, Jakarta
Turkanto, S. Kep. Ners ( 2002 ), Manajemen Kamar Operasi,
Turkanto, S. Kep. Ners ( 2005 ), Instrumentasi Tekhnik ,.
P a g e | 85
PRAKATA
P a g e | 86
FOTO-FOTO KEGIATAN
PELATIHAN PERAWAT KAMAR BEDAH
PERIODE : 09 JULI 2010 SAMPAI 05 OKTOBER 2012
P a g e | 87