Laporan Resmi Kolesterol
Laporan Resmi Kolesterol
PENDAHULUAN
Kolesterol merupakan salah satu manifestasi dari masalah gizi lebih , yang perlu
mendapatkan perhatian karena prevalensi kolesterol meningkat dari tahun ke tahun, baik
di negara maju maupun negara yang sedang berkembang (Satoto, 1988).
Kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu problema yang sangat serius karena
merupakan salah satu faktor resiko yang paling utama untuk terjadinya penyakit jantung
pada seseorang masalah lainya ialah pada seseorang yangtekanan darah tinggi dan
perokok (Anwar Bahri,2003:2).
Resiko penyakit jantung koroner sesuai dengan peningkatan kadar kolesterol darah, jika
ada
faktor
lain
(hipertensi
dan
perokok)
maka
resiko
akan
lebih
besar
(Kusmana,2006:128).
Jantung
koroner
merupakan
jenis
penyakit
jantung
yang
paling
banyak
itu di sebabkan karena faktor makanan yang tidak terkontrol dengan baik sehingga terjadi
hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (Sutanto,2010:117).
Pada tahun 1948, flamingham heart study sebuah penelitian ambisius yang di tangani oleh
national heart institute (sekarang dikenal sebagai national heart, lung, and blood institute)
mengkaji penyebab penyakit jantung dinyatakan bahwa kadar kolesterol merupakan faktor
resiko kuat untuk perkembangan penyakit jantung (Lorig Kate,2004:2) dan merupakan
penyebab kematian yang paling sering didapatkan, di Indonesia menduduki peringkat ke-3
(Anwar Bahri,2004:1).
Kolesterol banyak diderita oleh para lansia itu dikarenakan karena faktor usia yang
semakin lama badan akan semakin malas digerakkan, sehingga kolesterol didalam tubuh
akan menumpuk dihati, oleh sebab itu dibutuhkan gerak yang seimbang antara pola makanan
dan olahraga agar para lansia terhindar dari kolesterol berlebih, terutama penyakit yang dapat
membunuh manusia dalam sekejap yaitu penyakit jantung dan lain lain.
Didalam tubuh kita kolesterol sangat diperlukan akan tetapi jika penggunaannya berlebih
maka akan terjadi masalah, meskipun mereka mengubah gaya hidup. Pola makan atau yang
lain lain jika sudah terkena penyakit yang menyangkut dengan kolesterol (Sutanto,2010:116).
Bila berat badan lebih maka penurunan berat badan adalah salah satu cara untuk dapat
menurunkan
kadar
kolesterol
di
dalam
tubuh
seseorang,
menurut
(Sadoso
sumosardjuno,1991:165).
Salah satu cara agar dapat menurunkan berat badan terhadap penderita
kolesterolterutama pada usia lanjut atau (lansia ) adalah dengan berolahraga. Dengan
melakukan olahraga yang teratur maka peredaran darah kedalam tubuh tidakmengalami
penyumbatan sehingga tidak mengalami kolesterol,salah satu olahraga yang sangat
bermamfaat pada usia lanjut dengan melakukan senam jantung sehat.
Menurunkan kadar kolesterol tidak harus dengan menggunakan obat obatan akan tetapi juga
dapat dilakukan dengan menggunakan metode berolahraga, Olahraga dapat membantun
mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah
yang merupakan faktor resiko lain terkena jantung dan stroke (Sutanto,2010:47).
Bagaimana cara memformulasi sediaan emulsi dari ekstrak etanol ketan hitam?
1.3. Tujuan
1.4. manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berdasarkan
profil
lipid
yang
menonjol
seperti
hiperkolesterolemia,
Optimal
200-239
Diinginkan
240
Tinggi
Kolesterol LDL
<100
Optimal
100-129
Mendekati optimal
130-159
Diinginkan
160-189
Tinggi
190
Sangat tinggi
Kolesterol HDL
<40
Rendah
60
Tinggi
Trigliserida
<150
Optimal
150-199
Diinginkan
200-499
Tinggi
500
Sangat tinggi
Pasien
dengan
hiperlipidemia
juga
memiliki
hiperkolesterolemia,
Gambar 2.1 Tahap utama dalam metabolisme lipid yang mengandung apo B-100
1) Tujuan terapi : penurunan kolestrol total dan LDL untuk mengurangi resiko pertama,
berulang dari infark miokardiak, angia, gagal jantung, stroke iskemia atau kejadian
lain pada penyakit arterial perifer seperti carotid stenosis atau aneurisme aortic
abdominal.
2) Terapi Non-Farmakologis : terapi diet (menurunkan konsumsi lemak total, lemak
jenuh dan kolestrol), pengurangan berat badan dan peningkatan aktifitas fisik.
3) Terapi Farmakologi :
a. Resin asam empedu
Mekanisme : resin menurunkan kadar kolestrol dengan cara mengikat asam
empedu dalam usus, sehingga pada akhirnya akan menghambat absorbs
kolestrol yang akan di buang bersama tinja serta menurunkan LDL.
Contoh : Kolestiramin, kolestipol
b. Inhibitor Hmg CoA Reduktase
Mekanisme : statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolestrol dalam
hati dengan mengambat enzim reduktase. Serta peningkatan jumlah reseptor
LDL pada membrane sel hepatosid akan menurunkan kadar kolestrol lebih
besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga menurunkan, tapi HDL
meningkat.
Statin merupakan agen penurunan kolestrol total dan LDL yang paling poten
toleransi paling baik.
Contoh : Atoruastatin, Fluvastatin, Lovastatin, Simvastatin.
c. Niasin
Mekanisme : mengurangi sintetis hepatic VLDL yang akan mengarah pada
pengurangi sintesis LDL.
d. Asam Fibrat
Mekanisme : efektif dalam penurunan VLDL, tetapi akibatnya terjadi
peningkatan LDL dan kadar kolestrol cenderung berubah.
Contoh obat: Gemfibrosil, Fenofibrat, Klofibrat
e. Ezetimebe
Mekanisme : menggangu absobsi kolestrol dari membrane fili saluran cerna.
Contoh obat : Ezetrol
8
Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: poales
Familia
: poacea
Genus
: Oryza
Spesies
12,0 gram
Kalori
346 gram
Protein
7,0 gram
Lemak
0,7 gram
Serat
3,1 gram
Vitamin B1
0,2 gram
Vitamin C
1,0 gram
Ketan hitam merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial sebagai sumber
karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif dan serat yang penting bagi kesehatan
(Yanuar, 2009)
Pati merupakan karbohidrat utama pada ketan, pati adalah homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa glukosida. Pati terdri dari 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan
air panas dimana fraksi terlarut adalah aminopektin. Perbandingan komposisi kedua
golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan/tidak) dan tekstur nasi
(lengket, lunak, keras). Menurut Winarni (1991), didalam beras biasa sekitar 7-38%.
Pati ketan didominasi oleh amilopektin, sehingga ditanah sangat lengket.
Soemartono (1980) melaporkan bahwa dalam beras ketan hitam terdapat zat warna
yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Warna beras ketan
hitam disebabkan oleh sel-sel pada kulit air yang mengadung antosianin.
2.7 Anthosianin
Anthosianin adalah salah satu grup pigmen yang pewarna merah muda sampai
biru/ungu, tersebar luar dalam tanaman dan larut dalam air. Anthosianin ditemui pada
bunga, buah buahan dan sayur-sayuran (Harborn, 1967).
10
11
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung (Ditjen POM,1979).
Maserasi adalah proses pengekstraksikan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
(kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang
kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya (Ditjen POM,
2000).
2.9 Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III.
Halaman 9).Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6). Dari beberapa defini yang
tertera dapat disimpulkan bahwa emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan
dengan zat pengemulsi (emulgator)/surfaktan yang cocok.
Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan ahli farmasi dapat membuat
suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang tidak saling bercampur.
Dalam hal ini obat diberikan dalam bentuk bola bola kecil bukan dalam bulk. Untuk emulsi
yang diberikan secara oral , tipe emulsi minyak dalam air memungkinkan pemberian obat
yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak dengan penambahan pemanis
dan pemberi rasa pada pembawa airnya , sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke
lambung (mengontrol flavour). Selain itu, alasan pemilihan bentuk emulsi karena dapat
mengatur kondisi fisik produk, seperti tekstur dan tingkat kekentalannya, dapat menekan
biaya produksi, dapat mengurangi resiko penggunaan bahan beracun, misalnya sebagai bahan
pencampur insektisida digunakan air.
Kriteria emulsi yang baik adalah:
Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati ukuran
partikel koloid
13
2.10
Evaluasi sediaan emulsi dilakukan untuk mengetahui kestabilan dari suatu sediaan emulsi
pada penyimpanan. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui pengamatan secara organoleptis
(rasa, bau, warna, konsistensi), pengamatan secara fisika (rasio pemisahan fase, viskositas,
redispersibilitas, uji tipe emulsi, ukuran globul fase dalam, sifat aliran), pengamatan secara
kimia (pengukuran pH), secara biologi (angka cemaran mikroba).
Pengamatan sediaan meliputi:
1. Pengamatan Organoleptis
Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa dari
sediaan emulsi pada penyimpanan pada suhu endah 5oC dan tinggi 35oC pada
penyimpanan masing-masing 12 jam.
2. Penentuan viskositas
Dilakukan terhadap emulsi, pengukuran viskositas dilakukan dengna viskometer
brookfield pada 50 putaran permenit (Rpm).
Cara Menghitung Viskositas dengan menggunakan Viscometer Brookfield (DV.E
viscometer) :
a. Tekan tombol on/of yang terdapat dibagiam belakang hingga viscometer dalam
keadaan on,
b. Periksa dahulu kedudukan mata ikan penunjuk apakah viscometer sudah dalam
keadaan datar,
c. Tombol pengunci berfungsi agar kotakan tidak dapat turun dan naik saat kita
pakai maka tombol pengunci harus diputar hingga benar benar terkunci rapat,
d. Tombol putaran berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan spindle ke dalam
cairan
e. Spindle yang besar digunakan pada larutan yang cair/encer dan sebaliknya
f. Sebelum spindle di masukkan dalam cairan, maka harus dipasang dulu dengan
memegang bagian atas kemudian dipasangkan pada viscometer bagian bawah
diputar searah jarum jam. (spindle tidak boleh jatuh, cara memegangnya pada
bagian atas karena bagian bawah sangat sensitif)
14
g. Setelah cairan dimasukkan dalam beker, spindle yang sudah terpasang dicelupkan
dalam cairan dengan tombol putaran sampai ujung bagian bawah tenggelam dan
penyangga mencapai dasar beker.
h. Tekan tombol on pada bagian belakang, kemudian nomor spindle yang
digunakan disesuaikan dengan kekentalan cairan serta kecepatannya di atur
sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.
i. Selanjutnya, tekan tombol on pada bagian depan dan baca angka yang paling
lama muncul, catatlah.
j. Jika spindle yang digunakan tidak sesuai dengan kekentalan zat cair maka data
tidak akan dapat terbaca pada layar.
3. Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda dari pH-meter digital ke
dalam sampel, yang sebelumnya telah dikalibrasi pada larutan buffer, kemudian pHmeter dinyalakan dan ditunggu sampai layar pada pH-meter menunjukkan angka yang
stabil.
4. Pengamatan Rasio Pemisahan Fase
Pengamatan rasio pemisahan fase dilakukan dengan membandingkan tinggi fase air
(H1) dengan tinggi emulsi mula -mula (H0) dari sediaan pembanding dan sediaan uji
pada hari ke-1, 3, 7, dst.
5. Uji Redispersibilitas
Uji redispersibilitas dilakukan dengan
sediaan
pembanding dan sediaan uji , kemudian dihitung jumlah pengocokan yang diperlukan
sam pai sediaan emulsi terdispersi kembali. Pengujian dilakukan hari ke-1, 3, 7, dst.
6. Uji Tipe Emulsi
Uji tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan salah satu metode yaitu metode
pengenceran, caranya dengan menambahkan sejumlah air dan minyak pada sediaan dan
diamati apakah sediaan dapat tercampur dengan air atau dengan minyak, sehingga dapat
diketahui apakah terjadi perubahan tipe emulsi dari m/a menjadi a/m selama
penyimpanan. Pengujian dilakukan pada hari ke-1 dan hari terakhir.
7. Pengamatan Mikroskopik
15
dimana d adalah garis tengah ekivalen, n adalah jumlah partikel dalam satu rentang
ukuran, p adalah indeks ukuran dan f adalah indeks frekuensi.
Oleh karena parameter yang dipakai adalah jumlah globul dan diameter globul,
maka rumus di atas menjadi:
dimana n adalah jumlah globul yang diamati dan d adalah interval dari rentang ukuran
globul.
8. Uji Mikrobiologi
Uji mikrobiologi dilakukan untuk mengetahui angka cemaran mikroba yang
mungkin mengkontaminasi sediaan selama penyimpanan. Uji ini dilakukan dengan
menentukan Angka Lempeng Total (ALT) yaitu penentuan jumlah koloni dari
pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel diinkubasikan dalam media
pembenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 351C.
Prosedur pengujian :
a. Penyiapan alat-alat dan bahan yang telah disterilkan.
b. Homogenisasi sampel, yaitu dengan memipet 1 mL sampel yang dimasukkan ke
dalam wadah lain, yang telah berisi 9 mL larutan pengencer sehingga diperoleh
pengenceran 1:10. Sampel hasil pengenceran ini kemudian digunakan untuk
pengenceran lain apabila diperlukan.
16
17
BAB III
BAHAN DAN METODELOGI
3.1. Alat dan Bahan
1. Proses pembuatan ekstrak dan uji aktivitas antihiperglikemia
Alat yang digunakan pada proses pembuatan ekstrak dan uji aktivitas
antihiperlipidemia meliputi alat-alat gelas laboratorium, pisau, blender, waterbath, desicator,
neraca hewan, neraca kasar, neraca analitik, oral sonde.
Bahan yang digunakan meliputi ketan hitam, etanol 96%, lemak sapi.
2. Proses formulasi emulsi ekstrak etanol ketan hitam
Alat yang digunakan pada proses ini adalah timbangan analitik, gelas arloji,
sendok tanduk, pengaduk, alat-alat gelas laboratorium, botol, ayakan, corong,
pH
meter, viscometer.
Bahan yang digunakan adalah ekstrak etanol ketan hitam, gliserin, gom arab,
nipagin, nipasol, oleum menthae piperitae, aquadest.
Direbus
Diblender / Dihaluskan
18
3.
Prosedur pengujian efek ekstrak ketan hitam dalam menurunkan Kolesterol total
19
x 0,14
x 387,9
Fungsi
bahan II
Bahan aktif
7,818 g
Gliserin
Pemanis
2,2107 ml
Gam arab
Emulgator
8,34 g
Nipagin
Pengawet
0,078 g
Nipasol
Pengawet
0,042 g
Currgen
1-2 tetes
Aquadest ad
2at pembawa
Ad 60 ml
Mf emulsi S 2 dd 30 ml
Air untuk gamarab = 1,5 x berat gam arab = 1,5 x 8,34 = 12,51 ml
20
3.3 Evaluasi
1. Pengamatan Organoleptis
21
Cara : Emulsi dituang ke dalam BG dan diamati warna, bau dan rasa.
2. Uji pH
Cara : Emulsi dituang ke dalam BG secukupnya dan diukur pHnya dengan pH
universalindikator.
3. Pengamatan Rasio Pemisahan Fase
Cara :
-
4. Uji Redispersibilitas
Cara :
-
pasang rotor pada cup & bahan yang dimasukkan di dalamnya hingga seluruh
permukaan rotor terendam
tekan tombol on, rotor akan berputar (rotor tidak boleh terlalu dekat dengan dinding
permukaan cup)
apabila tidak terbaca (jarum keluar di skala) maka rotor diganti dengan skala yang
lebih besar
isi piknometer dengan solvent & bersihkan kelebihan pada ujungnya dan timbang
piknometer + solvent (W1 g)
masukkan secara kuantitatif bahan tersebut ke dalam piknometer yang berisi solvent
sebagian
tambahkan solven ke dalam piknometer sampai tanda batas & timbang (W4 g)
W2 .W3
2S W2 W3 - W4 W1
23
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Pembuatan Simplisia Ketan Hitam
a. Proses penyangraian ketan hitam
: abu-abu
Bentuk
: serbuk
Rasa
: tidak berasa
24
% rendemen =
x 100 %
x 100 %
= 2,31 %
25
bau
: khas ketan
rasa
2. Uji pH
Uji pH ini menggunakan pH kertas universalindikator dan diperoleh pH emulsi ketan
hitam yaitu pH 6.
H1
4
= 1 cm
H0
4
26
Hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode dengan kertas saring yaitu
kertas saring basah jadi emulsi tersebut adalah emulsi tipe O/w
pasang rotor pada cup & bahan yang dimasukkan di dalamnya hingga seluruh
permukaan rotor terendam
28
tekan tombol on, rotor akan berputar (rotor tidak boleh terlalu dekat dengan dinding
permukaan cup)
apabila tidak terbaca (jarum keluar di skala) maka rotor diganti dengan skala yang
lebih besar
W2 .W3
2S W2 W3 - W4 W1
Hasil Pengamatan :
-
20,86
70,62
49,76
1,5
70,92
49,75 .1,5
25 49,76 1,5 - 70,92 - 20,86
74,64
25 51,26 - 50,06
74,64
30
2,488
29
30
BAB V
PEMBAHASAN
Ketan merupakan salah satu varietas dari padi yang merupakan tumbuhan semusim.
Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15 sampai 50 cm. Pada waktu masak, buahnya
yang berwarna ada yang rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini
berbeda ada yang kaya pati dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya perekat disebut ketan
(Hasanah, 2008).
Salah satu kandungan dari ketan hitam yang dapat menurukan kolesterol adalah
antosianin. Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas
dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir
semua warna merah jambu, merah, ungu, dan biru dalam bunga, daun, dan buah pada
tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik
tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan
atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilisasi atau glikosilasi.
Praktikum kali ini kami menguji aktivitas hiperlipidemia dengan menggunakan ekstrak
etanol serbuk ketan hitam yang diujikan pada mencit. Ekstrak ketan hitam yang digunakan
tersebut dihasilkan dari metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Pemilihan pelarut dalam prosedur ekstraksi menentukan keberhasilan penentuan aktivitas
bioaktif dari material yang diteliti. Sifat pelarut yang ideal diantaranya memiliki toksisitas
yang rendah, mudah diuapkan dengan panas yang rendah, mengabsorpsi fisiologis cepat
ekstrak, memiliki aktivitas menjaga zat aktif dalam ekstraksi, tidak menyebabkan ektrak
untuk mengadakan kompleksiasi maupun disasosiasi dan tidak menggangu bioassay (Das et
al., 2009).
Tetapi dari segi keamanan maupun toksisitas, etanol lebih dipilih sebagai pelarut dibanding
bahan lainya (Dai and Mumper, 2010).
Organoleptis simplisia ketan hitam yang didapatkan :
Warna
= abu-abu
Bentuk
= serbuk
Rasa
= tidak berasa
31
Maserasi adalah suatu metode ekstraksi dengan cara merendam sampel menggunakan
pelarut dengan atau tanpa pengadukan. Metode maserasi digunakan untuk mengekstrak
sampel yang relatif mudah rusak oleh panas. Metode ini dilakukan dengan merendam contoh
dalam suatu pelarut baik tunggal ataupun campuran dengan lama waktu tertentu (umumnya
1-2 hari perendaman) tanpa pemanasan (Houghton dan Rahman, 1998).
Perendaman bahan yang dilakukan pada proses maserasi akan dapat menaikkan
permeabilitas dinding sel melalui tiga tahapan:
Senyawa yang terdapat pada dinding sel akan lepas dan masuk ke dalam
pelarut.
Difusi senyawa yang terekstraksi oleh pelarut keluar dari dinding sel. Proses ekstraksi
padat-cair dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu lama ekstraksi, suhu yang digunakan,
pengadukan, dan banyaknya pelarut yang digunakan (Harborne, 1996).
Pengujian efek ekstrak ketan hitam dalam menurunkan Kolesterol total dalam praktikum kali
ini kita tidak melakukan karena tidak tersedianya alat yang digunakan untuk mengukur kadar
kolesterol total serum mencit tersebut.
Praktikum kali ini sediaan yang dibuat adalah emulsi, bahan aktif yang digunakan
yaitu dari ektrak etanol ketan hitam. Dosis ekstrak ketan hitam yang digunakan dihasilkan
dari konversi mencit ke manusia yaitu mendapatkan 7,818 g untuk sediaan emulsi 60 ml.
Formulasi emulsi ketan hitam yang dbuat oleh kami yaitu terdiri dari bahan aktif
ektrak etanol, CMC Na sebagai suspending agen, gliserin sebagai humectan, sorbitol 70%
sebagai pemanis, Na Benzoat sebagai pengawet, aquadest sebagai zat pembawa.
Emulsi yang dibuat adalah emulsi tipe O/w dan organoleptis yang didapat yaitu :
warna : coklat susu
bau
: khas ketan
rasa
32
33
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang terdapat pada seluruh produk binatang
(contoh : daging, produk susu dan telur). Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh dan
digunakan untuk membentuk membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk
asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak. Kolesterol sangat dibutuhkan
untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu
tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat
mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung (Vella, 2001). Sediaan yang
dibuat untuk kolesterol adalah emulsi, bahan aktif yang digunakan yaitu dari ektrak
etanol ketan hitam. Dosis ekstrak ketan hitam yang digunakan dihasilkan dari
konversi mencit ke manusia yaitu mendapatkan 7,818 g. Emulsi yang dibuat adalah
emulsi tipe O/w dan organoleptis yang didapat yaitu berwarna coklat susu, berbau
khas ketan dan rasa masih terasa seperti minyak. PH emulsi ketan hitam diukur
dengan menggunakan kertas universalindikator dan diperoleh pH emulsi ketan hitam
yaitu pH 6. Pengamatan rasio pemisahan fase yang dilakukan tidak terjadi pemisahan
dan uji redispersibilitas yang dilakukan emulsi tersebut tidak terpecah karena emulsi
yang terbentuk sudah homogen. Uji tipe emulsi ini dilakukan dengan metode
pengenceran dan metode dengan kertas saring. Hasil
menggunakan metode pengenceran yaitu emulsi bercampur dengan air dan yang
menggunakan metode kertas saring yaitu kertas saring basah jadi emulsi tersebut
adalah emulsi tipe O/w. Setelah uji berat jenis dengan piknometer dihitung bobot
jenisnya yaitu mendapatkan 2,488.
B.
Saran
Disarankan kepada praktikum selanjutnya untuk melakukan uji aktivitas
antihiperlipidemia dari ekstrak ketan hitam pada mencit dan untuk uji pembuatan
sediaan emulsi yang lebih baik.
34
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J. M. F., 2009. Dislipidemia. In: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata,
M., Setiati, S. (ed.) : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Jakarta : Pusat
penerbit IPD FK UI hal: 1984.
Departemen Kesehatan Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2000.
Ketaren S. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press; 1986. Pustaka, Jakarta.
Lewis, et al. New Insights Into the Regulation of HDL Metabolism and Reverse Cholesterol
Transpor. 2005
Murray RL, Granner DK, Mayes PS, Rodwell VW. Biokimia Harper Edisi 24. 1996.
Terjemahan oleh Andry Hartono. Jakarta: EGC;1996.
Satoto, dkk. 1998. Kegemukan, Obesitas dan Penyakit Degeneratif Epidemiologi dan Strategi
Penanggulangan. Widyakarta Nasional Pangan dan Giji VI.LIPI : Jakarta.
Sudarmanto Y. Pengaruh Pemberian Minyak Goreng Bekas Pakai terhadap Perubahan
Sel-Sel Hati dan Kadar Enzim Serum Transaminase Mencit Jantan Galur Swiss
Derived. Skripsi. Jember: Fakultas Kedokteran Universitas Jember; 2006.
Sunaryo, H. dkk. (1985). Pengaruh Pemberian Kurkuminoid Curcuma Domestica val
terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Putih. Simposium Temulawak.
Sutejo IR. Pengaruh Pemberian Minyak Goreng Bekas Pakai Terhadap Perubahan Sel-Sel
Hati dan Kadar Kolesterol Serum Mencit. [Skripsi]. Jember: Fakultas Kedokteran
Universitas Jember; 2006.
35
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kemasan dan Etiket
36
Lampiran 2. Brosur
GLUTINOLIPID Emulsi
EMULSI EKSTRAK Oryza Sativa Glutinosa (KETAN HITAM)
PENURUN KOLESTEROL TOTAL
KOMPOSISI :
Ekstrak Ketan Hitam . 7,818 g
FARMAKOLOGI :
GLUTENOLIPID Emulsi merupakan suatu obat herbal terstandar dari
Ekstrak Ketan Hitam yang memiliki kemampuan untuk menurunkan Kolesterol
Total serum pada penderita hiperkolesterolemia primer. Ekstrak Ketan Hitam
dengan dosis 1200mg/kgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total serum
yang tidak berbeda signifikan dengan Simvastatin sebagai control positif.
GLUTENOLIPID Emulsi dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL
dalam plasma, dapat meningkatkan kadar HDL serum, serta dapat berfungsi
sebagai antioksidan untuk meningkatkan metabolisme kolesterol menjadi asam
empedu, dan meningkatkan ekskresi asam empedu melalui feses.
MEKANISME KERJA:
Ekstrak Ketan Hitam memiliki aktivitas antihiperkolesterolemia karena
adanya senyawa Antosianin. Antosianin diduga bekerja dengan cara
penghambatan terhadap HMG- CoA reduktase dan meningkatkan aktivitas
Lechitin Cholesterol Acyl Transferase (LCAT).
Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesis
kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor LDL yang terdapat dalam
membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga kadar kolesterol total dan
LDL dalam plasma
LCAT merupakan enzim yang dapat mengkonversi kolesterol bebas menjadi
ester kolesterol yang lebih hidrofobik, sehingga ester kolesterol dapat berikatan
dengan partikel inti lipoprotein untuk membentuk HDL baru. Hal ini akan
meningkatkan kadar HDL serum.
Aktivitas dari senyawa-senyawa antioksidan dalam ketan hitam dapat mencegah
terjadinya oksidasi LDL sehingga dapat meningkatkan metabolisme kolesterol
menjadi asam empedu, dan meningkatkan ekskresi asam empedu melalui feses.
INDIKASI :
Penurunan kadar kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia primer, jika
respon terhadap diet dan tindakan non farmakologis lain tidak memadai.
ATURAN PAKAI:
Dewasa : 2 sehari 30 mL
KOCOK DAHULU SEBELUM
37 DIPAKAI
PENYIMPANAN :
Simpan dalam wadah tertutup rapat dalam ditempat sejuk (15 o-25oC) dan kering
terlindung dari cahaya.