Pada
praktikum
kali
ini
telah
dilakukan
percobaan
menentukan
farmakokinetik sediaaan oral. Hewan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tikus.
Pada
praktikum
kali
ini
juga
dilakukan
penentuan
parameter-parameter
konsentrasi dari asmpel yang diukur. Pada saat diukur dengan alat instrument data
yang keluar berupa absorbansi kemudain dengan memasukan data absorbansi
kepersamaan regresi linier dari kurva kalibrasi parasetamol maka akan diperoleh data
konsentrsi.
Pada praktikum ini digunakan dua tikus dengan masing-masing bobotnya
tikus ke-1 240 gram dan tikus ke-2 200 gram. Penggunaaan 2 tikus ini bertujuan
untuk
membandingkan
hasil
yang
diperoleh
dalam
penentuan
parameter
farmakokinetik sediaan oral dengan jumlah dan dosis yang sama. Selanjutnya
sebelum tikus diberikan sediaan, terlebih dahulu dilakukan konversi dosis dari
manusia ke tikus dengan menggunakan faktor konversi 0,018. Setelah dikonversi
kemudian dilakukan perhitungan volume yang akan diberikan pada masing-masing
tikus dengan bobot yang berbeda.
Sebelum diberikan sediaan suspensi parasetamol, tikus terlebih dahulu
dipuasakan selam 5 jam. Pengosongan lambung tikus tersebut supaya absorpsi
parasetamol yang terjadi dapat diserap dengan baik oleh tikus. Sebelum diberikan
sediaan darah tikus diambil sebnyak 1 ml yang akan digunkan sebagai blanko.
Kemudian tikus diberikan sediaan suspensi parasetamol dengan cara oral
menggunkan sonde dengan volume yang sesuai. Pada tikus 1 diberikan sediaan
sebanyak 0,216 ml dan pada tikus 2 diberikan sediian sebanyak 0,18 ml dengan dosis
yang sama.
Setelah diberikan suspense parasetamol kemudian dilakukan pengambilan
darah dari ekor tikus pada waktu ke 30,60,90 dan 120 masing-masing 1 ml. sampel
darah yang diperoleh kemudain disentrifuga dengan kecepatan 4000 rpm selama 15
menit. Proses sentrifugasi ini berfungsi untuk memisahkan plasma dan sel darah yang
mana oabat akan cenderung berikatan dengan plasma. Kemudain supernatant yang
diperoleh dipipet sebanyak 0,5 ml dan ditambah campuran metanol : asam asetat
(80:20) penambahan methanol dana asam setat berfungsi untuk presifitasi protein.
Karena sebagian besar obat terikat dengan protein sehingga untuk dapat dianalisi obat
harus tidak terikat dengan protein. Setelah itu di sentrifuga kembali dengan kecepatan
4000 rpm selama 15 menit pengulangan ini bertujuan agar endapan yang diperoleh
sempurna. Setelah itu supernatan diambil sebanyak 0,5 ml dan ditambahakan NaOH.
Setelah diperoleh supernatan dari tikus 1 dan 2 dari menit ke 30 sampai 120
diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 257
nm panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang parasetamol, dan sebagai
blanko digunkan NaOH. Setelah itu didapat absorbasni dari tikus 1 dan 2. Pada tikus
1 terjadi absorpsi pada mneit ke 30 konsentrasinya 0,712
24,224
18,448
/ml pada tikus 2 menit ke 90 dan 120 tidak diukur dikarenakan tikus yang
diperoleh dari percobaan ini yaitu tikus satu 36, 353 menit tikus dua 10,45 menit.
Nilai tmaks ridak tergantung pada dosis tetapi tergantung pada laju absorpsi dan
eliminasi semakin besar kecepatan bsorpsi semakin kecil nilai Nilai tmaks. Nilai Cpmaks
yang diperoleh pada tikus satu 11,525
/ml .