Anda di halaman 1dari 1

ANALISIS DETERMINAN KEBERLANGSUNGAN KEBIASAAN

MEROKOK DOKTER DAN DOKTER GIGI DI KOTA MAKASSAR


TAHUN 2012
Nur Akbar Bahar
Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia
abhe_epid@yahoo.com
Latar Belakang
Dokter adalah teladan penerapan gaya hidup sehat yang memegang peran
kunci dalam pengendalian penggunaan tembakau dalam masyarakat justru
memiliki kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar risiko
determinan keberlangsungan kebiasaan merokok dokter dan dokter gigi di
Kota Makassar.
Metode
Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan case control study.
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling pada 8 rumah sakit, 18
puskesmas, dan 7 balai kesehatan di Kota Makassar. Kelompok kasus adalah
dokter dan dokter gigi yang merokok sedikitnya satu batang perhari. Kontrol
adalah dokter dan dokter gigi yang telah berhenti merokok paling tidak satu
bulan terakhir atau sama sekali tidak pernah merokok. Jumlah sampel
sebanyak 204 orang dengan perbandingan kasus-kontrol 1:2. Analisis data
yang digunakan adalah uji odds rasio dan regresi logistik.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 33,3% responden adalah
perokok. Determinannya adalah faktor kepribadian (p=0,000 OR 10,983 95%
CI : 5,14423,449); sikap terhadap pasien (p=0,000 OR 4,108 95% CI :
2,0578,204); lingkungan kerja (p=0,001 OR 2,735 95% CI 1,4615,123); dan
kesiapan menghentikan perilaku merokok (p=0,000 OR 3,153 95% CI 1,718
3,246) berisiko secara bermakna sedangkan faktor pengetahuan (p=0,471
OR 1,247 95% CI 0,6842,274) tidak bermakna.
Kesimpulan:
Kepribadian adalah determinan yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan
merokok dokter dan dokter gigi (OR = 9,477). Penelitian ini menyarankan
untuk peningkatan efektivitas regulasi kawasan tanpa rokok (KTR) di
pelayanan kesehatan dan hendaknya dibuat aturan dari lembaga profesi
masing-masing (IDI dan PDGI) tentang kebiasaan merokok dokter dan dokter
gigi.

Kata Kunci:
Kebiasaan Merokok, Dokter, Dokter Gigi

Anda mungkin juga menyukai