Elly sonny**
102011253
C1
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Sonnye92@yahoo.com
Pendahuluan
Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan kanan. Di bagian
tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi dengan
substansia alba, dan di bagian paling dalam terdapat nukelus yang merupakan substansia
grisea. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur sulkus dan
girus.Kejang-kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah
focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. atau
kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. merasa
sangat kesakitan.
menghasilkan eksitasi neuron dengan bekerja pada reseptor sel tertentu. Diketahui
bahwa kejang dapat berasal dari daerah kematian neuron dan bahwa daerah otak ini dapat
meningkatkan perkembangan sinaps hipereksitabel baru yang dapat menimbulkan kejang.
Misalnya, lesi pada lobus temporalis termasuk glioma tumbuh lambat, hematoma, gliosis, dan
malformasi arteriovenosus menyebabkan kejang. Dan bila jaringan abnormal diambil secara
bedah, kejang mungkin berhenti.
Lebih lanjut, konvulsi dapat ditimbulkan pada binatang percobaan dengan fenomena
membangkitkan kejang berulang dari lobus temporalis abnormal dapat menimbulkan kejang
pada lobus temporalis normal kontralateral dengan pemindahan stimulus melalui korpus
kollosum. Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi
sebagai media mengendalikan berbagai sisitem organ.Pemgendalian fungsi berbagai sistem
organ oleh sistem saraf berjalan relatif cepat dibandingkan dengan sistem humoral, karena
komunikasi berjalan melaui proses pengendalian impuls listrik di sepanjang saraf
* Studi Literatur
* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Skenario 3.
Seorang anak berusia 6 tahun menderita kejang-kejang,setelah 1 minggu. Panas tinggi di
sertai bentuk pilek, setelah dilakukan lumbal pingsi diketahui terdapat tanda-tanda infeksi.
Istilah-istilah yang tidak diketahui
Lumbal pungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke
dalam ruang subarakhnoid.
Rumusan masalah
Seorang anak berumur 6 tahun mengalami kejang-kejang setelah 1 minggu menderita panas
tinggi di sertai batuk pilek
Hipotesis
Panas tinggi menyebabkan kejang-kejang
Struktur Makroskopis organ otak
a. Otak1
Secara keseluruhan otak terbagi atas:
1. Otak besar, atau cerebrum1;
Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan kanan. Di bagian
tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi dengan
substansia alba, dan di bagian paling dalam terdapat nukelus yang merupakan substansia
grisea1. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur sulkus dan
girus. Lapisan ini jika ditinjau secara mikroskopik akan terlihat bahwa tersusun atas enam
lapisan, yakni:
Lapisan molekular, merupakan lapisan terluar dan terletak tepat di bawah lapisan pia.
Terdapat sel horizontal (cajal) yang pipih dengan denrit dan akson yang berkontak
dengan sel-sel di lapisan bawahnya (sel piramid, sel stelatte).
Lapisan granular luar, sebagian besar terdiri atas sel saraf kecil segitiga(piramid) yang
dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan aksonnya ke lapisan di bawahnya; sel
granula (stelatte) dan sel-sel neuroglia.
Lapisan piramid luar, terdapat sel piramid yang berukuran besar (semakin besar dari luar
ke dalam). Dendrit mengarah ke lapisan molekular; akson mengarah ke substansia alba.
Lapisan granular dalam, merupakan lapisan tipis yang banyak mengandung sel-sel granul
(stellate), piramidal, dan neuroglia. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling padat.
Lapisan piramidal dalam, suatu lapisan yang paling jarang, banyak mengandung sel-sel
piramid besar dan sedang, selain sel stelatte dan Martinotti. Sel Martinotti adalah sel
saraf multipolar yang kecil, dendritnya mengarah ke lapisan atas dan aksonnya ke lateral.
Lapisan sel multiform, adalah lapis terdalam dan berbatasan dengan substansia alba,
dengan varian sel yang banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform.
Otak besar merupakan pusat belajar, ingatan, analissi informasi, inisiasi gerakan motorik, dan
merupakan pusat integrasi informasi yang diterima1-2.
Nukelus (nucleus; nuclei: jamak) merupakan kumpulan dari perikarion neuron yang terdapat
di dalam SSP (bdk: ganglion di SST). Misal: basal nuclei.
Di substansia alba cerebrum terdapat banyak serat-serat yang menghubungkan berbagai
daerah korteks dalam hemisfer yang sama (asosiasi); menghubungkan antarhemisfer
(komisura);dan menghubungkan ke nukleus di bawahnya (proyeksi).
2.Otak kecil, atau cerebellum;
Serebelum juga tersusun atas substansia grisea yang terletak di tepi (dinamakan
korteks serebeli). Korteks serebeli tersusun atas tiga lapisan2-4:
Lapisan molekular, lapisan terluar dan langsung terletak di bawah lapisan pia dan sedikit
mengandung sel saraf kecil, serat saraf tak bermielin, sel stelata, dan dendrit sel Purkinje
dari lapisan di bawahnya.
Lapisan Purkinje, disebut lapisan ganglioner, banyak sel-sel. Purkinje yang besar dan
berbentuk seperti botol dan khas untuk serebelum. Dendritnya bercabang dan memasuki
lapisan molekular, sementara akson termielinasi menembus substansia alba.
Lapisan granular, lapisan terdalam dan tersusun atas sel-sel kecil dengan 3-6 dendrit naik
ke lapisan molekular dan terbagi atas 2 cabang lateral.
Neuron
Setiap neuron memiliki badan sel, dendrite dan akson serta myelin yang melapisi
akson-aksonnya. Peran neuron dalam penyampaian impuls berkaitan dengan
kemampuannya dieksitasi. Pada kondisi istirahat potensial membrane neuron berkisar
antara -70 mv.
2.
Neuroglia
Neuroglia terdiri dari empat jenis sel yang mempunyai peran yang berbeda dalam
menunjang system saraf.
a. Astrosit ,bentuknya seperti bintang mempunyai beberapa peran yaitu:
1. Sebagai perekat antar neuron
2. Sebagai tangga yang menuntun neuron yang sedang tumbuh selama masa Janin.
3. Menginduksi perubahan anatomis dan fungsional pembuluh- pembuluh darah halus
di otak.
4. Berperan dalam pembentukan jaringan parut otak.
5. Menunjang neuron secara metabolic,dengan menyerab glutamate dan GABA.
6. Menyerap kelebihan K+ dari CES otak.
b.
Oligodendrosit: membentuk myelin yang merupakan insulator dan circuit local yang
mempercepat transmisi impuls.
c.
d.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media
mengendalikan berbagai sisitem organ. Pemgendalian fungsi berbagai sistem organ oleh
sistem saraf berjalan relatif cepat dibandingkan dengan sistem humoral, karena komunikasi
berjalan melaui proses pengendalian impuls listrik di sepanjang saraf
Mekanisme jerjadinya kejang-kejang
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus kejang
atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang
sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak
tengah,thalamus, dan korteks serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang9.
Kejang yang dapat di sebabkan oleh berbagai kesadaran merupakan masalah penting dalam
penyusutan dianogsis banding sinkop kalau serangan tersebut terjadi tanpa tanda peringatan
atau dengan tanda peringatan yang minimal dan hanya mengakibatkan kehilangan kesadaran
yang singkat. Kejang menyeluruh terjadi dalam perjalanan penyakit medis utama yang
menandakan terkenanya system saraf pusat oleh gangguan dan membutuhkan penilaian dan
invetigasi yang teilti. Kejang seperti ini dapat menyertai demam tinggi
Ditingkat membran sel, focus kejang memperlihatkan bebebrapa fenomena
biokimiawi,termasuk yang berikut:
Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan
neuron.Gangguan
keseimbangan
ini
menyebabakan
peningkatan
Pungsi lumbal berguna untuk melihat tanda-tanda radang melalui jumlah sel radang, protein,
dan glukosa yang terkandung dalam cairan serebrospinal pada meningitis.
LCS8 adalah suatu cairan yang menyerupai cairan limfe yang terdapat di dalam otak. Cairan
ini memiliki komposisi yang hampir sama dengan plasma darah, yaitu Natrium, Kalium,
Urea, Asam laktat dan Sulfonamid, serta 12 zat lain yang komposisinya berbeda dengan
plasma darah. Komposisi LCS dapat berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya :
1. Perubahan jumlah dan zat dalam darah dan plasma darah
2. Perubahan permeabilitas pembuluh darah dan selaput otak
3. Eksudat inflamasi pada selaput meningeal
4. Perubahan permeabilitas dari flexus meningeal
LCS memiliki 4 fungsi yaitu :
1. Menerima hasil metabolisme otak dan susunan saraf pusat
2. Memberi nutrisi pada susunan saraf pusat
3. Sebagai bantalan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan otak akibat benturan
4. Sebagai regulator tekanan volume intracranial LCS diperoleh melalui punksi.
Punksi bertujuan untuk membantu diagnosa seperti mencari penyebab keracunan otak, untuk
therapi dan juga untuk evaluasi hasil therapi8-9. Lokasi Jarum biasanya dimasukan ke dalam
ruang subarachnoid di antara tulang belakang daerah L3 dan L4 atau antara L4 dan L5.
Karena medulla spinalis membagi dalam sebuah berkas saraf pada tulang belakang bagian
lumbal yang pertama maka jarum ditusukan di bawah tingkat ketiga tulang belakang daerah
lumbal, untuk mencegah medulla spinalis tertusuk7.
Kesimpulan
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesisnya benar, bahwa Otak
besar, atau cerebrum Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan
kanan. Di bagian tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi
dengan substansia alba, dan di bagian paling dalam terdapat nukelus yang merupakan
substansia grisea. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur
sulkus dan girus. Otak besar merupakan pusat belajar, ingatan, analissi informasi, inisiasi
gerakan motorik, dan merupakan pusat integrasi informasi yang diterima.
Nukelus (nucleus; nuclei: jamak) merupakan kumpulan dari perikarion neuron yang terdapat
di dalam SSP (bdk: ganglion di SST). Misal: basal nuclei.
Di substansia alba cerebrum terdapat banyak serat-serat yang menghubungkan
berbagai daerah korteks dalam hemisfer yang sama (asosiasi); menghubungkan antarhemisfer
(komisura);dan menghubungkan ke nukleus di bawahnya (proyeksi). Otak kecil, atau
cerebellum Serebelum juga tersusun atas substansia grisea yang terletak di tepi (dinamakan
korteks serebeli). Substansia alba berisi akson-akson yang merupakan jaras-jaras baik
sensorik maupun motorik yang meneruskan impuls saraf dari/atau otak dan organ-organ
perifer. Fasikulus-fasikulus jaras sensorik dan motorik terkelompokkan menjadifunik ulus. Di
medula spinalis dapat ditemukan funikulus dorsal, ventral, dan lateral.
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus
kejangatau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas
kejang sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak
tengah,thalamus, dan korteks serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam, George L, Lawrence R.Boies, dan Peter A.Higler. Embriologi, Anatomi dan
Fisiologi Telinga dan Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid.Harjanto Effendi dan
R.A.Kuswidayati Santoso. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. . Jakarta : EGC.1997. 28-35,
95-113.
2. Djaafar, Zainul A., Helmi, Ratna D.Restuti. Kelainan Telinga Tengah. Efiaty Arsyad
Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, dan Ratna Dwi Restuti. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepab dan Leher edisi keenam.Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.2007.64-76.
3. Ganong, William F.Pendengaran dan Keseimbangan.H.M.Djauhari Widjjajakusumah.
Buku ajar Fisiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC.2002.165-178.
4. Junqueira,Luiz Carlos dan Jose Carneiro.Pendengaran : sistem Audioreseptor.dr.Frans
Dany(eds).Histologi Dasar Teks dan Atlas edisi lO.Jakarta: EGC.2007.464-470.
5. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokterfar, Nose and Throat. Jakarta.
2006.McPhee, Stephen J, Maxine A. Papadakis, dkk.Ear, Nose, and Throat Disorders.
Current Medical Diagnosis and Treatment 2009. San Fransisko : McGraw-Hill
Companies.2009.
6. McPhee,Stephen J , William F. Ganong dkk.Nervous Sytem disorders. Pathophysiology.
San Fransisko : McGraw-Hill Companies.2006.
7. Sherwood,
laura.Telinga
Pendengaran
dan
Keseimbangan.Beatricia
Batang
Negatif
Gram.
Mikrobiologi
Kedokteran.
BinaRupa
Aksara.l994.l03.ll2.l23.l63.l80.
9. Guyton & Hall. Buku ajar Fisiologi Kedokteran, edisi ke-11. Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta, 2007.