Anda di halaman 1dari 24

Struktur, Fungsi, dan Cara Kerja Mata Manusia

Satrio Adiras Putra


NIM : 102011323
Group : E3

Email: rioadiras@gmail.com

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Telp: (021) 5694-2061, fax: 021-5631731

Faktor dan Penyebab Osteoporosis dari Sudut Biokimia dan Fisiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Telp: (021) 5694-2061, Fax: 021-5631731
Pendahuluan
Untuk dapat mempelajari dan mengerti dengan baik suatu kelainan ataupun penyakit
mata, maka kita harus mempunyai dasar yang cukup mengenai ilmu urai dan faal mata,
secara garis besar ilmu urai dan faal mata terabagi menjadi empat kelompok yaitu: kelopak
mata, rongga orbita, bola mata, dan sistim air mata (lakrimal). Mata adalah organ penglihatan
yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya
mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih
kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Visus(tajam penglihatan)
merupakan parameter yang dipergunakan untuk mengukur daya penglihatan pada manusia. Tajam
penglihatan dinyatakan normal bilamana visus seseorang berada pada rentang 6/6 hingga 6/10. 1

Visus 6/10 maknanya seorang individu normal mampu membaca huruf-huruf pada kartu uji
Snellen dari jarak enam meter, yang seharusnya secara kriteria medis dapat dilihat atau
dibaca dari jarak 10 meter.2
Istilah low vision digunakan untuk menyatakan kebutaan ireversibel dan tidak dapat
diperbaiki secara medis. Untuk menyatakan seseorang penyandang perlu dipastikan lewat
pemeriksaan medis adanya kerusakan pada selaput retina atau saraf penglihatan (nervus
optikus).
Dengan kata lain, penurunan visus terkait abnormalitas kornea atau lensa mata namun
jaringan retina masih berfungsi normal, maka tidak masuk kategori .
Struktur mata
Sebuah bola mata tersusun atas beberapa bagian diantarannya:

Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan
relatif kuat.

Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.

Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari


iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.

Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di


belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.

Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke
otak.

Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan
kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris. 3

Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata).

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati
pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak
ujung iris.
Otot, saraf & pembuluh darah mata
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya. Berikut saraf yang berada di rongga mata:

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak.

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah
ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.4
Struktur pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala
arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga
cahaya masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu
dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu
menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata
mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea
bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata
adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier
(penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang
mencegah penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung
melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata
atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan

kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke
mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya
infeksi.5

Gambar 1. Kelenjar lakrimal 5


Fungsi Mata
Konjungtiva
Melindungi kornea dari gesekan
Sklera
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata
Otot-otot
Muskulus rektus superior, untuk menggerakkan mata ke atas
Muskulus rektus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah
Muskulus rektus medial, untuk menggerakkan mata ke dalam
Muskulus rektus lateral, untuk menggerakkan mata ke sisi luar
Muskulus oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke atas sisi luar
Muskulus oblikus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah sisi luar
Kornea
Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya

Koroid
Mengandung pembuluh darah oenyuplai retina dan melindungi releksi cahaya dalam mata
Badan Siliaris
Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah bentuk, dan
mensekresikan aqueous humor
Iris ( Pupil )
Mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi lewatnya cahaya.iris
memiliki dua lapisan dilihat dari aspek ada tidaknya pigmen/zat warna.dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.6

Gambar 2. Batas pigmen pada iris 6

Lensa
Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa, lensa yang berkontraksi akan
semakin pipih,sedangkan pada lensa yang berelaksasi akan semakin cembung.

Gambar 3. Lensa mata (kiri bawah)7


Retina
Mengandung sel batang dan kerucut, retina memiliki sepuluh lapisan diantaranya laisan
limitan dalam, lapisan serabut saraf, lapisan sel ganglion, lapisanpleksiform dalam, lapisan
nukleus dalam, lapisan pleksiform luar, lapisan nukleus luar, lapisan limitan luar,
lapisanbatang dan kerucut, lapisan epitel pingmen.

Gambar 4. Sepuluh lapisan retina 8


Fovea
Bagian retina yang mengandung sel kerucut8
Bintik buta
Daerah saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus
dan batang
Vitreous humor
Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata
Aqueous humor
Menjaga bentuk kantong depan bola mata

Cara Kerja Mata


Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kita lihat masuk ke mata melalui kornea
dan mengalami pembiasan. Dari kornea, cahaya yang dipantulkan oleh benda akan diteruskan
ke retina. Pada mata kita terdapat 2 jenis otot mata yang melingkari retina, yaitu otot silinder
dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk menekan retina dan menjadikannya lebih tebal.
Otot radikal berfungsi untuk menarik retina agar menjadi tipis.

Ketika kita melihat objek yang berdekatan, otot silinder akan menekan dan otot radikal akan
mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan lebih dekat dengan penerima. Ketika kita
melihat objek yang berjauhan, otot radikal akan mengembang, sehingga retina lebih tipis dan
menjauhi dari penerima. Menebal dan menipisnya retina ini menjadikan objek yang kita lihat
dapat difokuskan dan jatuh tepat di pada bintik kuning.9

Gambar 1.rambatan cahaya pada mata 3

Pada mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh tepat pada bintik kuning. Namun pada
mata minus, maka bayang-bayang akan jatuh sebelum bintik kuning, dan pada mata plus
bayang-bayang akan jatuh setelah bintik kuning.
Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40
unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses
melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata
mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat

dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah
ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang
melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk
memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan
mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. System pengaturan otomatis yang
berkeja pada mata bekerja sebagaimana berikut. 10
Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikrimkan ke otak, untuk
memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim
balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian mata
lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata.
Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan jarak
berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.Semua system yang telah kami sebutkan tadi
berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk
meniru desain mata dengan menggunakan teknologi terbaru, bahkan system perekaman
gambar buatan paling modern di dunia ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan
mata. Jika kita renungkan segala jerih payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat
alat perekaman gambar buatan ini kita akan memahami betapa jauh lebih unggulnya
teknologi penciptaan mata.
Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan penciptaan ini
semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat mangkuk Kristal yang penuh dengan
buah-buahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan iris
kemudian difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehinggasel-sel
retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai
sel-sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino
yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah
molekul bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah
bentuk dan kemudian mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya
yakni rhodopsin.4-6
Kini rhodopsin berubah menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya berikatan dengan
protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum
dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian

diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan
transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya
baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk mengikat
satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah berikatan
bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai
serangkaian reaksi kimia dalam sel.
Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energy listrik
energy ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel retina. Dengan
demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foton cahaya ini
meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi visual objek
di luar mata.Agar mata dapat melihat sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina harus
diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung
satu sama lain ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu bagaimana
sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya disini serangkaian mekanisme rumit terjadi
energy listrik diubah menjadi energy kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang dibawa
dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya. Molekul
kimia pengangkut ini yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf berhasil membawa
informasi yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain.
Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan
melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya dengan cara ini sinyal berhasil
mencapai pusat penglihatan pada otak disini sinyal tersebut dibandingkan informasi yang ada
di pusat memori dan bayangan tersebut ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang
penuh buah-buahan sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya system sempurna
yang terdiri atas ratusan kompenen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan
ini terjadi pada waktu kurang dari 1 detik.2-4
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen
atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding
saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi,
sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang
membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

Mata berkerja pertama kali ketika datangnya rangsang penglihatan maka cahaya yang
masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan
cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di
sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang,
maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter
pupil, yang membuka dan menutup iris.
Lensa terdapat di belakang iris. Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke
retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi,
sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang
jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk
menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat
juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia. Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan
pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan
ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina
mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke
otak.

Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf
menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di
bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf
tersebut akan bergabung kembali.

Indera penglihat (mata)


Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
1. Bola Mata

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis
dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

Gambar 5. Struktur bola mata dilihat dari samping 5


a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus
cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah
lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi
bola mata dari gangguan.
b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam, merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
c. Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan selsel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik
buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput
ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf.
Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar
air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
2. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus
(rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot
obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan
terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik
kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel
basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua
macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel
batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang,
sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk
membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di
daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein
dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai
menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga
adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan
antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna
merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap
spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika
kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut,
sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat
kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh
maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada
retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas
disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh.
Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa.
Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari
obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa
ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan

pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa
membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor
mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak
yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.

Gambar 6. A. Akomodasi mata saat melihat jauh, B. Akomodasi mata saat melihat
dekat
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa. Persamaan dan perbedaannya disajikan pada Tabel.

Struktur Tambahan Mata

Alis merupakan rambut kasar yang terletak pada arcus superciliaris

Kelopak mata (palpebra) yang dipisahkan oleh fissura palpebra


o Bertemu pada angulus/canthus lateralis dan medialis
o Caruncula lacrimalis penonjolan kemerahan pada canthus medialis
o Planum tarsalis jaringan ikat di dalam kelopak mata
o Glandula tarsalis modifikasi kelenjar sebasea

Conjunctiva membrana mukosa transparan


o Conjunctiva palpebra
o Conjunctiva bulbar / ocular
o Conjunctiva sacci

Apparatus lacrimalis berfungsi untuk menjaga permukaan bola mata tetap lembab.
Apparatus lacrimalis terbagi menjadi Glandula lacrimalis yang berfungsi untuk
mensekresikan cairan lacrimal dan Saccus lacrimalis yang berfungsi mengalirkan
cairan lacrimal ke cavum nasi

Otot Bola Mata Ekstrinsik


Terdapat enam pasang otot yang mengontrol gerakan bola mata diantaranya:
o Berorigo pada dinding cavum orbita
o Berinsersio pada permukaan bola mata
o Cincin annularis origo dari 4 musculi recti

Komponen bola mata berfungsi untuk :


o Melindungi dan menyokong fotoreseptor
o Mengumpulkan, memfokuskan, dan memproses cahaya menjadi gambar utuh

Dinding external, terdiri dari 3 lapis tunica

Cavum internal mengandung cairan/humor

Tunica Fibrosa

Bagian bola mata yang paling superficial

Terdiri dari dua bagian jaringan ikat


o Sclera mencakup 5/6 bagian posterior tunica fibrosa.sclera berwarna Putih,
Memberikan bentuk bola mata dan merupakan tempat insertio otot-otot bola
mata
o Cornea mencakup1/6 bagian anterior tunica fibrosa

Limbus merupakan pertemuan antara cornea dan sclera

Sinus venous sclerosis memungkinkan humor aquos dialirkan ke luar

Tunica Vasculosa

Lapisan tengah bola mata

Terdiri dari tunica choroidea, corpus ciliaris, dan iris

Tunica choroidea berpembuluh darah, membrana berwarna gelap


o Membentuk 5/6 bagian posterior tunica vasculosa
o Warna coklat karena ada melanosit
o Mencegah penyebaran cahaya dalam bola mata

Tunica choroidea berhubungan dengan arachnoid mater dan piamater

Tunica Vasculosa

Corpus ciliaris cincin jaringan tebal yang mengelilingi lensa

Terdiri dari musculus ciliaris


o Processus ciliari pada permukaan posterior corpus ciliaris
o Zonula ciliaris / Zinni (ligamentum suspensorium)

Iris

Bagian mata yang tampak berwarna

Melekat pada corpus ciliaris

Terdiri dari otot polos

Pupil lubang bulat pada bagian tengah


o Musculus sphincter pupillae
o M. dilatator pupillae

Berfungsi untuk mengubah ukuran pupil

Tunica Nervosa (Retina)

Retina lapisan paling profunda

Terdiri dari dua lapis


o Lapis terpigmentasi selapis sel melanosit
o Lapis neural lapisan jaringan saraf
Terdiri dari 3 jenis sel saraf:
Sel fotoreseptor
Sel bipolar
Sel ganglion

Daerah Khusus pada Retina

Ora serrata retinae


o Akhiran lapisan saraf pada margo posterior corpus ciliaris
o Lapisan berpigmen menutupi corpus ciliaris dan permukaan posterior iris

Macula lutea

Fovea centralis

Discus nervi optici titik buta / blind spot

Bola Mata, Potongan Sagital

Pertengahan Anterior Bola Mata, Tampak Posterior

Vaskularisasi Retina

Retina menerima darah dari 2 sumber


o 1/3 bagian luar retina oleh kapiler tunica choroidea
o 2/3 bagian dalam retina oleh a.v. centralis retinae

Bilik Dalam dan Cairan Bola Mata

Lensa dan zonula Zinni membagi mata menjadi dua bagian/cavum:

Segmen/Cavitas Posterior
o Terisi humor vitreous
Cairan jernih dan menyerupai gel
Menghantarkan cahaya
Menyokong permukaan posterior lensa
Mempertahankan tekanan intraokuli

Bilik Dalam dan Cairan Bola Mata

Segmen anterior
o Terbagi menjadi :
Camera oculi anterior antara cornea dan iris
Camera oculi posterior antara iris dan lensa
o Terisi humor aquosus
Selalu diperbaharui
Hasil filtrasi darah

Menutrisi lensa dan cornea

Lens

Piringan tebal, transparan, dan bikonveks dipertahankan pada tempatnya oleh


zonula ciliaris

Epithelium lensa pada permukaan anterior lens

Serabut lensa membentuk lengkungan lensa


o Serabut lens baru selalu ditambahkan
o Lens membesar seiring usia

Jaras Visual

Sebagian besar informasi visual menuju ke cortex cerebri

Berfungsi pada melihat dengan kesadaran

Jaras lain menuju ke nuclei di batang otak atau diencephalon

Jaras Visual ke Cortex Cerebri

Dimulai pada retina


o Cahaya mengaktivasi fotoreseptor
o Fotoreseptor mengirimkan impuls ke sel bipolar
o Sel bipolar mengirim impuls ke sel ganglionik
o Axon dari sel ganglionik meninggalkan mata dalam bentuk N. opticus

Tractus opticus mengirimkan axon ke:


o Nuclei pada corpus geniculatum lateral thalamus

Bersinaps dengan neuron thalamus

Serabut radiatio optica mencapai cortex visual primer

Pemeriksaan tajam pengelihatan


Dipakai kartu snellen yang berisikan berbagai ukuran huruf maupun angka. Ada juga yang
merupakan kumpulan gambar untuk anak kecil dan bentuk huruf E berbagai ukuran dan arah
kaki untuk yang buta huruf dan anak-anak prasekolah. Huruf terbesar biasanya terdapat
paling atas. Kartu snellen ditempatkan pada jarak 5-6 meter ditempat yang terang namun
tidak menyilaukan. Pada pinggir baris ditempatkan kode angka yang menunjukan berapa
meter huruf sebesar itu oleh mata normal masih dapat dikenali. Ada juga angka dipinggir
lainnya yang menunjukan nomer baris, supanya secara cepat dapat mengetahui visus dengan
menanyakan baris angka nomer yang masih dapat terbaca oleh penderita.

Gambar 7. Snellen eye chart

Pembahasan
Dalam skenario didapati seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas
mengeluh pengelihatannya berkurang dalam 2 minggu ini. Kemudian ia berobat ke
puskesmas. Oleh dokter dilakukan pemeriksaan visus dan diketahui visus kedua matanya
menurun sehingga dianjurkan memakai kaca mata.pada masalah ini (penglihatan menurun)
selain usia yang menjadikan daya lihat pasien menurun kasus ini juga dapat diidentifikasi
penyebab menurunnya kualitas mata, menurunnya kualitas mata dapat disebabkan oleh
banyak faktor diantaranya:
Pola makan yang tidak sehat
Kebiasaan membaca yang salah.
Polutan di udara, air dan makanan (bahan kimia, pengawet dll)
Konsumsi gula yang berlebihan
Kurang terkena sinar matahari
Tempat kerja yang buruk
Terlalu banyak menonton televisi
Memakai monitor komputer yang buruk
Pola perilaku penyangkalan dan kecanduan

Agar dapat melihat atau membaca dengan lebih efektif dan nyaman, penyandang memerlukan
alat bantu. Terdapat dua tipe alat bantu yang dikenal sebagai alat bantu optikal dan nonoptikal.
Namun tidak ada satupun alat bantu penglihatan yang sungguh-sungguh memuaskan untuk seluruh
tipe low vision. Seorang yang lahir dengan kasus ini akan memerlukan alat bantu yang berbeda
dengan yang mengalami pada usia lanjut. Pada mata kita terdapat 2 jenis otot mata yang

melingkari retina, yaitu otot silinder dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk menekan
retina dan menjadikannya lebih tebal. Otot radikal berfungsi untuk menarik retina agar
menjadi tipis.
Ketika kita melihat objek yang berdekatan, otot silinder akan menekan dan otot
radikal akan mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan lebih dekat dengan
penerima. Ketika kita melihat objek yang berjauhan, otot radikal akan mengembang,
sehingga retina lebih tipis dan menjauhi dari penerima. Menebal dan menipisnya retina ini
menjadikan objek yang kita lihat dapat difokuskan dan jatuh tepat di pada bintik kuning.
Alat bantu optik paling sederhana berupa lup atau lensa pembesar monokular untuk
membantu penglihatan dengan cara pembesaran bayangan dari benda yang dilihat dengan
sebelah sisi mata.
Sedangkan kaca mata pembesar binokular direkomendasikan menurut derajat abnormalitas
visus, dan pasien masih memiliki daya penglihatan pada kedua belah mata.
Perlu memosisikan kaca mata ini sedekat mungkin dengan objek benda yang ingin dilihat
agar bayangan benda terletak pada fokus (titik api) lensa mata yang jatuh tepat pada
permukaan selaput retina. Untuk alat bantu nonoptikal yang paling mudah dengan
pembesaran cetakan huruf yang ingin dilihat oleh penyandang low vision. Hipotesis
gangguan mekanisme kerja mata dapat menyebabkan pengelihatan menurun.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.dr sidharta ilyas,dr.ramajandra ilyas. Penyakit mata : ringkasan dan istilah. Jakarta:
EGC; 2006.h.24-7.
2. Sherwood Rawlaree. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: penerbit
EGC; 2009. H.211-30
3. Campbell A. Biologi jilid ke-1. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2002.
4. Kamus Kedokteran Dorland. 31th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
5. Sacher RA, Mcpherson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. 11th ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
6. Schwartz MW. Pedoman klinis pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2005.
7. Sudjadi. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2008.h.43-7.
8. Iseselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. Harison:
prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. 13th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2007.
9. Aoise JC. Basic of histology. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007.
10. Stansfield W, Cano R, Colome J. Schaums: persarafan pada mata. Jakarta: Erlangga;
2006.h.73.

Anda mungkin juga menyukai