Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PERHITUNGAN UNTUK KEBUTUHAN DAYA SERAT

OPTIK DI TELKOM
Mochamad Zainudin1, M. Zen Samsono H, ST, MSc2 , Haniah Mahmudah, ST. MT 2
1

Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi.


Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Kampus ITS, Surabaya 60111.
Email : udinpens@gmail.com

maka dibuat pula animasi untuk mengenalkan


cara kerja rangkaian dasar serat optik.
Pada tugas akhir oktavianto[1] telah
diteliti mengenai analisis perhitungan rugi-rugi
pada serat optik.. pada tugas akhir oktavianto
hanya membuat simulasi grafik OTDR tanpa
adanya simulasi peralatan yang digunakan untuk
membuat rangkaian serat optik dan parameter
untuk menghasilkan grafik OTDR menggunakan
software visual basic 6.0 dan datanya diperoleh
dari hasil penelitian di PT. Telkom Divisi Riset
Teknologi Informasi Bandung dan PT. Telkom
Divisi Regional IV Semarang.
Pada tugas akhir ini akan dibuat software
yang berisi simulasi perangkat untuk membuat
sebuah rangkaian fiber optic serta parameter yang
dibutuhkan untuk mem-visualisasi-kan grafik link
power budget dari simulasi rangkaian yang dibuat.
Pengamatan perangkat dilakukan di Telkom
Divisi Access Surabaya.
Simulasi rangkaian fiber optic yang
dibuat ini, diharapkan dapat membantu para
teknisi di Telkom untuk mem-visualisasi-kan
grafik link power budget dari hasil simulasi
rangkaian yang dirancang didalam software
sehingga dapat diketahui berapa besar daya di
penerima dari rangkaian hasil rancangannya.

ABSTRAK
Dengan banyaknya jenis perangkat yang
digunakan untuk membuat rangkaian serat optik di
Telkom, maka banyak variasi rangkaian serat optik
yang dapat dibuat dengan nilai daya di penerima
yang berbeda beda hasilnya. Padahal hanya
dibutuhkan sebuah rangkain yang memiliki nilai
daya di penerima melebihi loss margin di Telkom.
Penelitian
akan
dimulai
dengan
pengambilan data di Telkom Surabaya. Dilanjutkan
dengan membuat program perhitungan dan simulasi
jaringan serat optik dengan software visual basic
.net dan macromedia flash menggunakan data hasil
penelitian di Telkom dan akan membandingkan
hasil OTDR (optical time-domain reflectometer)
simulasi dengan hasil OTDR yang sebenarnya.
Hasil akhir dari proyek akhir ini adalah
sebuah software yang berisi perangkat-perangkat
untuk membangun sebuah rangkaian fiber optic
dimana spesifikasi dan jenis perangkat-perangkat
yang digunakan disesuaikan dengan perangkatperangkat yang terdapat di Telkom. Ketika user
telah membuat sebuah simulasi rangkaian didalam
software dan menekan tombol RUN maka sebuah
grafik link power budget akan ditampilkan.
Kata kunci : OTDR, serat optik, loss margin, link
power budget

II. TEORI PENUNJANG


2.1 Sumber Cahaya
Sumber cahaya yang digunakan pada
SKSO(system komunikasi serat optic) adalah
LED(light Emmitting Diode) dan LD (laser
Diode). Pada SKSO panjang gelombang yang
digunakan adalah 850, 1300, dan 1510nm. LED
memiliki panjang gelombang sekitar 800 850
nm dan 1300 nm sedangkan LD memiliki panjang
gelombang sekitar 800 850 nm, 1300 nm, dan
1550 nm. LED lebih ekonomis jika digunakan
unutk mengirimkan data untuk jarak yang dekat
dibandingkan LD. LD dapat digunakan untuk
kabel serat optik single mode dan multi mode
sedangkan LED digunakan untuk kabel serat
optik multi mode. Daya output optik untuk LD
sekitar 1,5 8 mW dan untuk LED sekitar 0,4 4
mW.

I.
PENDAHULUAN
Karena banyaknya jenis perangkat yang ada
dengan spesifikasi yang berbeda beda, maka akan
ada banyak variasi rangkaian serat optik yang dapat
dibuat di Telkom dengan menggunakan perangkat
perangkat tersebut. Karena rangkaian serat optik
yang dibuat memiliki banyak variasi maka nilai daya
yang akan diterima di penerima akan bervariasi
pula. Padahal hanya dibutuhkan sebuah rangkaian
serat optik yang memiliki nilai daya di penerima
yang melebihi nilai loss margin di Telkom.
Untuk memudahkan para desainer rangkaian
serat optik Telkom dalam menemukan rangkaian
yang terbaik dari beberapa perangkat yang ada,
maka dibutuhkan sebuah software simulator yang
menampilkan simulasi perangkat serat optik yang
dapat menampilkan grafik link power budget dari
hasil rangkaian simulasi serat optik yang dibuat
didalam software simulator. Untuk membantu orang
orang yang ingin belajar mengenai serat optik

2.2 SFP (small form-factor pluggable)


SFP adalah perangkat transceiver
(perangkat yang mempunyai fungsi sebagai

transmitter dan receiver sekaligus) yang bersifat hotpluggable (perangkat yang dapat dipasang/dicabut
tanpa mematikan sistem) yang digunakan untuk
aplikasi telekomunikasi dan komunikasi data.
Perangkat ini berfungsi sebagai interface antara
mother board (switch, router, atau ssemacamnya)
dengan kabel jaringan fiber optic atau tembaga.
Modul sfp optic umumnya tersedia dalam beberapa
kategori. Kategori yang digunakan pada proyek
akhir ini adalah
1310 nm 10 km single-mode fiber (LX)
1550 nm 80 km(ZX), 120 km(EX atau EZX)
2.3 Konektor Fiber Optik
Konektor biasanya dipasang pada ujung dari
saluran komunikasi optic. Tipe konektor yang
digunakan di Telkom adalah fc, lc, dan sc.
fc adalah singkatan dari ferrule connector
yang memiliki tipe kopling yang mampu diputar
seperti sekrup, diameter ferrule adalah 2.5 cm
lc adalah singkatan dari lucent connector
yang memiliki tipe kopling snap, diameter ferrule
adalah 1.25 cm
sc adalah singkatan dari subscriber connector
yang memiliki tipe kopling yang dapat dicabut dan
dimasukkan dengan mudah, diameter ferrule adalah
2.5 cm
2.4 Kabel Fiber Optik
Kabel serat optik digunakan sebagai
medium transmisi dalam sistem komunikasi optik
dari transmitter ke receiver. Berdasarkan mode
perambatan, kabel serat optik terdiri dari single
mode dan multi mode. Kabel single mode hanya
mampu digunakan untuk melewatkan 1 lintasan
cahaya. Kabel single mode biasanya digunakan
untuk sistem komunikasi optik jarak jauh. Sumber
cahaya yang digunakan untuk kabel single mode
adalah LD dan panjang gelombang cahaya yang
mampu dilewatkan sekitar 1300 1550 nm. Kabel
single mode memiliki core dan cladding sebesar 8
m dan 125 m. Kabel single mode memiliki
redaman maksimum sekitar 0,4 0,5 dB/km.
Kabel multi mode mampu melewatkan
lebih dari 1 lintasan cahaya. Kabel multi mode
biasanya digunakan untuk sistem komunikasi optik
jarak dekat. Sumber cahaya yang digunakan untuk
kabel multi mode adalah LED dan LD. Panjang
gelombang cahaya yang mampu dilewatkan pada
kabel ini sekitar 850 1300 nm. Kabel multi mode
memiliki core dan cladding sebesar 62,5 m dan
125 m. Kabel multi mode memiliki redaman
minimum sekitar 0,7 dB/km.
2.5 Detektor Optik
Detektor optik atau photo detector disebut
sebagai penerima. Photo detector berfungsi untuk
mengubah sinyal optik menjadi sinyal listrik. Karena
perangkat ini berada di ujung depan dari penerima
optik maka photo detector harus memiliki kinerja
yang tinggi. Persyaratan kinerja yang harus dipenuhi
oleh photo detector meliputi :
1. memiliki sensitivitas tinggi

2.

memiliki kecepatan respon yang cukup


untuk mengakomodasi bit rate data yang
diterima
3. memberi noise tambahan minimum
4. tidak terlalu peka terhadap suhu
Detektor untuk transmisi serat optik ada
2 macam yaitu dioda PIN dan Avalanche
Photo Diode (APD). Dioda PIN kebanyakan
digunakan untuk panjang gelombang yang
lebih besar dari 1000 nm. Nilai senstivitas
dioda PIN sekitar -30 sampai -45 dB. APD
yang biasa digunakan adalah APD dengan
panjang gelombang 850 nm.
Nilai
sensitivitas APD sekitar -40 sampai -50 dB.
2.6 Power Budget
Power budget pada sistem komunikasi
optik digunakan untuk mengetahui kinerja dari
jaringan serat optik. Tujuan dilakukannya
perhitungan power budget adalah untuk
menentukan apakah komponen dan parameter
desain yang dipilih dapat menghasilkan daya
sinyal di penerima sesuai dengan standard
persyaratan kinerja yang diinginkan. Faktor
faktor yang mempengaruhi kinerja dari sistem
komunikasi optik adalah :
1. Daya radiasi dari sumber cahaya
2. Rugi rugi dari sumber cahaya ke kabel
serat optik
3. Rugi rugi pada kabel serat optik
4. Rugi rugi pada penyambungan dan
konektor
5. Rugi rugi dari kabel serat optik ke detektor
Loss margin adalah batas nilai rugi
rugi yang diijinkan dalam suatu kinerja
sistem komunikasi optik. Berikut adalah
persamaan yang digunakan untuk mencari
loss margin :
Lm = Pr Ps
Dimana :
Pr = Pt Lsf ( x L ) Lc/Lsp Lfd
Sehingga :
Lm = Pt Lsf ( x L ) Lc/Lsp Lfd
Ps
(1)
Keterangan :
Pr = daya yang diterima di penerima
Pt = daya yang berasal dari sumber cahaya
Lsf = nilai rugi rugi dari sumber cahaya ke
kabel serat optik
= loss per km
L = panjang kabel serat optik
Lc = nilai rugi rugi konektor
Lsp = nilai rugi rugi splice
Lfd = nilai rugi rugi dari kabel serat optik
ke foto detektor
Ps = sensitivitas daya di penerima
III.

PERANCANGAN SISTEM
Perencanaan yang diperlukan untuk
mengerjakan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut :

3.1 Pengamatan perangkat


Pengamatan dilakukan di divisi akses
Telkom Surabaya. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui perangkat perangkat yang diperlukan
untuk membangun sebuah rangkaian serat optik di
Telkom dan posisi posisi dari perangkat
perangkat yang digunakan. Pengamatan juga
dilakukan untuk mengetahui jenis dan spesifikasi
perangkat yang digunakan.
3.2 Pererncanaan pembuatan software
Berikut adalah perencanaan tampilan output
program simulasi.

IV.PEMBUATAN SISTEM
Dari rancangan sistem yang dibuat,
dilakukan pembuatan system dengan blok
diagram seperti berikut.
Pembuatan Input Data

Proses pengolahan input

Pembuatan Grafik

Gambar 4.1 Blok diagram pembuatan sistem


4.1 Pembuatan input data
Sebelum membahas lebih jauh, dilakukan penjelasan mengenai nama-nama variable
yang digunakan selama pembahasan mengenai
listing program software. Berikut penjelasannya.

Gambar 3.1 Tampilan Halaman utama

Gambar 3.2 Tampilan Halaman Simulator Fiber


optik

Gambar 4.2 Gambaran mengenai nama variable


Keterangan :
Tabel 4.1 Tabel penjelasan mengenai gambar

Gambar 3.3Tampilan Halaman Tutorial Fiber optik


Pada halaman utama terdapat tombol yang
mengarahkan kesalah satu halaman yaitu simulator
fiber optik atau tutorial fiber optik dan tombol untuk
keluar.
Pada halaman simulator fiber optik terdapat
gambar
simulasi
perangkat-perangkat
yang
digunakan untuk membuat rangkaian fiber optik.
Pada halaman terdapat tombol RUN dimana jika
ditekan akan menampilkan grafik link power budget
dari rangkaian yang sudah dibuat. Persamaan 1
digunakan untuk acuan dalam membuat program
pengolahan input menjadi grafik link power budget.
Pada halaman tutorial fiber optik terdapat
animasi flash yang akan bergerak jika tombol RUN
ditekan. Animasi akan menampilkan proses kerja
pengiriman data dari transmitter ke receiver pada
rangkaian fiber optik sederhana.

Berikut adalah penjelasan mengenai nama


variable yang lainnya :
Penjelasan mengenai picture nomor lainnya :
Picture21 = gambar 3.5
Picture15 = gambar 3.17
Picture24 = gambar 3.6
Picture33 = gambar 3.3
Picture25 = gambar 3.7
Picture6 = gambar 3.4
Picture26 = gambar 3.8
Picture9 = gambar 3.18
Picture27 = gambar 3.11
Picture10 = gambar 3.19
Picture28 = gambar 3.12
Picture11 = gambar 3.9
Picture29 = gambar 3.13
Picture12 = gambar 3.10
Form1(nama picture) = gambar 3.14
Picture17 = gambar 3.20
Picture31 = gambar 3.15
Picture18 = gambar 3.21
Picture22 = gambar 3.22
Picture32 = gambar 3.16

Pembuatan tampilan input yang diinginkan adalah


seperti berikut.

4.2 Pembuatan proses pengolahan input dan


grafik
Untuk dapat menampilkan grafik seperti
tampilan dibawah.

Gambar 4.3 Tampilan input yang dinginkan


Pada saat user menekan gambar pada frame
diblok1(misalnya memilih konektor seperti gambar)
maka akan menampilkan gambar-gambar jenis
konektor seperti pada gambar diatas. Kemudian user
memilih jenis konektor yang diinginkan diantara 2
gambar konektor yang tampil(misalnya memilih
konektor fc seperti gambar diatas) dan jika user
melakukan klik 1 kali pada form berwarna biru
muda pada blok 3 maka akan ditampilkan gambar
yang sama seperti jenis konektor yang dipilih.
Berikut adalah listing program untuk membuat
gambar-gambar jenis konektor tampil ketika
perangkat konektor dipilih.

Gambar 4.5 Tampilan output grafik


Maka digunakan listing program seperti
berikut.
a = -7
b=1
c = 0.34
e = 0.02
c1 = form1.Text2.Text
c2 = form1.Text3.Text
Graph(1, 1) = 0 'value for X-axis
Graph(1, 2) = a 'value for Y-axis
Graph(2, 1) = 0 'value for X-axis
Graph(2, 2) = a - b 'value for Y-axis
'splice pertama
Graph(3, 1) = 0 + c1 'value for X-axis
Graph(3, 2) = a - b - ((c1 / 1000) * c) 'value for Yaxis
Graph(4, 1) = 0 + c1 'value for X-axis
Graph(4, 2) = a - b - ((c1 / 1000) * c) - e 'value for
Y-axis
'ujung kabel
Graph(5, 1) = 0 + c1 + c2 'value for X-axis
Graph(5, 2) = a - b - ((c1 / 1000) * c) - e - ((c2 /
1000) * c) 'value for Y-axis
Graph(6, 1) = 0 + c1 + c2 'value for X-axis
Graph(6, 2) = a - b - ((c1 / 1000) * c) - e - ((c2 /
1000) * c) - b 'value for Y-axis
MSChart1.chartType = VtChChartType2dXY
MSChart1.Plot.SeriesCollection(1).ShowLine =
True
'Now populate MSChart's data grid using Graph
array.
MSChart1 = Graph
End if
End if

Picture7.Visible = True
Picture8.Visible = False
Picture19.Visible = True
Picture20.Visible = False
Picture7.Picture = Picture27.Picture
Picture19.Picture = Picture29.Picture
Label4.Caption = "Connector"
Label5.Caption = "FC Connector"
pemancar = 0
konektor = 1
kabel = 0
splicer = 0
opm = 0
adapter = 0
berikutnya
adalah
program
untuk
menampilkan gambar pada blok 3 jika gambar
konektor fc sudah dipilih.
Picture1.PaintPicture Picture27.Picture, xg - 20,
yG - 20, 40, 40
Picture27 pada program adalah gambar fc
konektor(konektor dengan background coklat). Input
data yang lain yang akan ditampilkan adalah input
untuk menyimpan nilai panjang kabel sesuai dengan
keinginan user. Berikut adalah tampilannya.

V. ANALISA
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap hasil
pembuatan system. Berikut adalah pengujiannya.
5.1 Pengujian pada wavelength 1310nm

Gambar 4.4 Tampilan input panjang kabel

persamaan 1. Berikut proses perhitungan dengan


menggunakan persamaan 1.
Pt(daya output laser) = 3 dBm
Ada 2 sc konektor dimana Lc(loss tiap sc konektor) = 0.45 dB

L(panjang kabel single mode g655) = 300 m


(loss kabel single mode g655) = 0.22 dB/km
Daya di penerima = Pt ( x L ) Lc/Lsp

Gambar 5.1 Gambar simulasi rangkaian

= 3 (0.45x2) (0.22x(300/1000))

= 2.034 dBm
Jika nilai hasil perhitungan dibandingkan
dengan nilai hasil grafik ternyata hasilnya hampir
sama tetapi dikarenakan skala perhitungan
redamannya dengan nilai beda 0.1 maka sulit
diketahui nilai pastinya daya di penerima.
5.3 Pengujian dengan menambahkan splicer

Gambar 5.2 Output grafik hasil simulasi


Kita akan membandingkan nilai pada ujung
rangkaian pada grafik dengan nilai berdasarkan pada
persamaan 1. Berikut proses perhitungan dengan
menggunakan persamaan 1.
Gambar 5.5 Gambar simulasi rangkaian
Pt(daya output laser) = -7 dBm
Ada 2 fc konektor dimana Lc (loss tiap fc konektor) = 1 dB

L(panjang kabel single mode g652d) = 300 m


(loss kabel single mode g652d) = 0.34 dB/km
Daya di penerima = Pt ( x L ) Lc/Lsp
= -7 (1x2) (0.34x(300/1000))
= -9.102 dBm
Jika nilai hasil perhitungan dibandingkan
dengan nilai hasil grafik ternyata hasilnya hampir
sama tetapi dikarenakan skala perhitungan
redamannya dengan nilai beda 0.5 maka sulit
diketahui nilai pastinya daya di penerima.
5.2 Pengujian pada wavelength 1550 nm

Gambar 5.6 Output grafik hasil simulasi


Kita akan membandingkan nilai pada
ujung rangkaian pada grafik dengan nilai
berdasarkan pada persamaan 1. Berikut proses
perhitungan dengan menggunakan persamaan 1.
Pt(daya output laser) = -7 dBm
Ada 2 sc konektor dimana Lc(loss tiap sc konektor) = 0.45 dB

L(panjang kabel single mode g652d) = 500 m


(loss kabel single mode g652d) = 0.34 dB/km
Ada 1 splicer dimana Lsp (loss tiap mechanical
splicer) = 0.1 dB
Daya di penerima = Pt ( x L ) Lc/Lsp

Gambar 5.3 Gambar simulasi rangkaian

= -7 (0.45x2) 0.1 - (0.34x(500/1000))

= -8.17 dBm
Jika nilai hasil perhitungan dibandingkan
dengan nilai hasil grafik ternyata hasilnya hampir
sama tetapi dikarenakan skala perhitungan
redamannya dengan nilai beda 0.2 maka sulit
diketahui nilai pastinya daya di penerima.
5.4 Pengujian dengan menambahkan adapter

Gambar 5.4 Output grafik hasil simulasi


Kita akan membandingkan nilai pada ujung
rangkaian pada grafik dengan nilai berdasarkan pada

3.

program untuk menampilkan grafik


dengan kondisi tersebut belum dibuat
Grafik yang ditampilkan oleh hasil
simulasi memiliki bengkokan sepanjang
garis pada grafik. Hal ini menunjukkan
kelemahan visual basic 6 dalam
pengolahan grafik
VII. DAFTAR PUSTAKA

1.

Oktavianto.2005. From
www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F
303466_MTA.pdf, 21Desember 2010
2. http://www.evergreencomm.com/fiber-opticadapter.html
3. http://www.huihongfiber.com/pdf/lc-fiberoptic-connectors.pdf
4. http://www.huihongfiber.com/pdf/sc-fiberoptic-connectors.pdf
5. http://www.huihongfiber.com/pdf/fc-fiberoptic-connectors.pdf
6. http://www.toptionintl.com/_d269178482.htm
7. http://www.exfiber.com/tutorial/Specification
-of-ITU-TG-655-2.html
8. http://www.oemarket.com/product_info.php?
products_id=145
9. http://www.telnet-ri.es/en/products/fiberoptic-cables-and-passivecomponents/optical-fiber/single-modeoptical-fiber-nzds-g655/
10. http://www.huihongfiber.com/fiber-opticlight-source.html
11. http://www.fiberoptics4sale.com/pdf/90530000.pdf
12. http://www.huihongfiber.com/fiber-opticpower-meter.html
13. http://www.extech.com/instruments/product.a
sp?catid=6&prodid=18
14. http://www.optone.net/pro_to.aspx?TypeId=1
7
15. http://www.atoptechnology.com/en_us/produ
ct/list/id/5
16. http://www.cisco.com/en/US/prod/collateral/
modules/ps5455/ps6577/product_data_sheet0
900aecd8033f885.html
17. http://www.fo4all.com/1000baselx.html
18. http://www.jilongfiber.com/product/338fusion--splicer-kl-300t-dd0b/
http://www.agiltron.com/PDFs/splice.pdf

Gambar 5.6 Gambar simulasi rangkaian

Gambar 5.7 Output grafik hasil simulasi


Kita akan membandingkan nilai pada ujung
rangkaian pada grafik dengan nilai berdasarkan pada
persamaan 1. Berikut proses perhitungan dengan
menggunakan persamaan 1.
Pt(daya output laser) = 2 dBm
Ada 4 fc konektor dimana Lc(loss tiap fc konektor) = 1 dB

L(panjang kabel single mode g655) = 600 m


(loss kabel single mode g655) = 0.22 dB/km
Ada 1 fc adapter dimana Ladap (loss tiap fc adapter) = 0.2 dB

Daya di penerima = Pt (

x L ) Lc/Lsp/Ladap

= 2 (1x4) 0.2 - (0.22x(600/1000))

= -2.332 dBm
Jika nilai hasil perhitungan dibandingkan
dengan nilai hasil grafik ternyata hasilnya hampir
sama tetapi dikarenakan skala perhitungan
redamannya dengan nilai beda 0.5 maka sulit
diketahui nilai pastinya daya di penerima.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pengujian dan
analisa data maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. berdasarkan hasil perbandingan antara nilai
daya di penerima pada grafik hasil simulasi
rangkaian dengan nilai daya di penerima
hasil perhitungan menunjukkan bahwa
nilainya hampir sama sehingga hasil grafik
pada simulasi dianggap presisi. Tetapi
dikarenakan nilai pada grafik tidak
tampilkan secara detail maka sulit diketahui
nilai ketepatannya antara hasil perhitungan
dan hasil grafik.
2. Berdasarkan hasil percobaan rangkaian
yang menggunakan splicer dan konektor
secara bersamaan dalam satu rangkaian
fiber optic, menunjukkan bahwa grafik
tidak dapat ditampilkan dikarenakan

Anda mungkin juga menyukai