Anda di halaman 1dari 30

Komunitas

MANUSIA
Manusia merupakan komponen paradigma
keperawatan yang menjadi salah satu fokus
dari pelayanan keperawatan.
Manusia sebagai klien yang merupakan
makhluk biopsikososial dan spiritual, yang
merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan
rohani, yang memiliki sifat unik dengan
kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan
tingkat perkembangannya masing-masing.

Dengan demikian, apabila terjadi


masalah pada seorang klien, tidak
hanya cukup dengan memberi obat
saja, tetapi perawat juga perlu
memberikan pendekatan
keseluruhan yaitu menyelidiki semua
faktor yang ada; baik fisik, mental,
maupun sosial

Manusia sebagai Makhluk Bio, Psiko,


Sosial, Kultural, Spiritual
1. Manusia sebagai Makhluk Biologis
Manusia memiliki kaidah jasmaniah yang
terpadu, di mana bentuk manusia terdiri atas
organ-organ yang bekerja sebagai suatu sistem
yang utuh, sehingga apabila ada salah satu organ
terganggu, maka akan berpengaruh pada semua
sistem tubuhnya. Manusia selalu mempunyai
kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Selain
itu, masing-masing organ manusia mempunyai
fungsi dan selalu memiliki daur yang sama, yaitu
dilahirkan, berkembang, dan mati.

2. Manusia sebagai Makhluk yang Memiliki Jiwa


(Psikologis)
Manusia mempunyai struktur kepribadian,
sehingga tingkah lakunya merupakan manifestasi
dari kejiwaannya. Manusia adalah satu kesatuan
yang utuh antara jiwa dan raga, mempunyai
pandangan hidup, memiliki daya pikir,
kecerdasan, pendapat, diperintah oleh ego, dan
dipengaruhi oleh perasaan, seperti perasaan
sedih dan senang, sehingga pribadi dapat
berkembang.

3. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Sejak lahir, manusia tidak dapat hidup tanpa
orang lain, karena manusia merupakan satu
sistem yang saling bergantung, sehingga
manusia perlu bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidupnya. Manusia
selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
dituntut untuk dapat beradaptasi dan
bertingkah laku sesuai harapan, norma atau
nilai yang ada, serta menjadi anggota keluarga
dan masyarakat.

4. Manusia sebagai Mahluk kultural


Manusia lahir pada suatu tempat dan
belajar serta berkembang dalam
lingkungan tersebut, sehingga a ia
menganut dan terbentuk sesuai
budaya setempat.

5. Manusia sebagai Makhluk dengan Dasar


Spiritual (Berketuhanan)
Manusia memiliki keyakinan dan kepercayaan
serta menyembah kepada Tuhan Yang Maha
Esa, seh ingga dari keyakinan inilah dia
mendapat ketentraman jiwa. Manusia juga
mempunyai motivasi dan dorongan, karena
dia yakin bahwa setiap tingkah
laku/perbuatan selalu mendapat balasan <iari
Tuhan Yang Maha Esa.

Kebutuhan Dasar Manusia


Agar perawat dapat mengidentifikasi
kebutuhan klien dengan efektif, maka perawat
harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan
dasar dari manusia.
Pada dasarnya, manusia mempunyai
kebutuhan yang sama, tetapi terkadang satu
kebutuhan lebih penting bagi seseorang
daripada kebutuhan lainnya. Salah satu teori
yang digunakan untuk menjelaskan kebutuhan
dasar manusia adalah teori dari Abraham
Maslow.

Teori Maslow didasarkan pada batasan


sebagai berikut.
1. Kebutuhan manusia disusun dalam suatu
hirarki kepentingan yang dimulai dari tingkat
kebutuhan yang paling dasar; yaitu fisiologis,
keamanan, kecintaan (sosial), penghargaan,
dan akhirnya aktualisasi diri. Kebutuhan yang
paling mendesak akan menguasai manusia
atau menjadi perhatian individu. Sementara
kebutuhan yang kurang mendesak
diminimalkan atau kurang dipentingkan,
bahkan dilupakan.

2.

Manusia tidak pernah berhenti mempunyai


keinginan. Oleh karena itu, tidak pernah ada
kebutuhan yang dapat dipenuhi secara
sempurna. Setelah kebutuhan itu dipenuhi,
potensi dasarnya menjadi berkurang dan
kebutuhan lain akan muncul
menggantikannya. Kejadian seperti ini
merupakan proses yang tidak pernah
berakhiryang mendorong manusia untuk
berusaha keras agar dapat memenuhi
kebutuhannya.

3. Kebutuhan saling bergantung dan saling


melengkapi
Abraham Maslow mengatakan bahwa
kebutuhan manusia tersusun dalam suatu
hierarki, yaitu sebagai berikut.
a. Kebutuhan dasar (fisiologis), meliputi: makanan,
air, udara segar, suhu, eliminasi, bebas dari rasa
sakit, istirahat dan tidur, serta aktivitas.
Kebutuhan ini harus dipenuhi karena sifatnya
mendukung kehidupan. Semua kebutuhan ini
harus didahulukan dari kebutuhan lainnya jika
terjadi kegagalan.

b. Kebutuhan akan rasa aman, meliputi:


keselamatan, keamanan dan perlindungan
hukum, serta ketertiban. Kebutuhan ini akan
muncul jika kebutuhan fisiologis secara relatif
benar-benar telah terpenuhi.

c. Kebutuhan akan rasa cinta, rasa memiliki, dan


dimiliki. Meliputi: ingin kasih sayang,
ingir. dicintai/diterima oleh kelompok,
keakraban, dan komunikasi. Kebutuhan ini
akan muncul jika kebutuhan fisiologis dan
keamanan secara relatif dipenuhi. Seluruh
siklus yang telah digambarkan akan terulang
sendiri dengan kebutuhan sosial sebagai
pusatyang baru.

d. Kebutuhan akan harga diri, meliputi: ingin


dihargai dan menghargai, toleransi dalam
hiduj berdampingan, penghargaan status, dan
privasi. Kebutuhan ini jarang dapat dipemhi
secara sempurna. Akan tetapi, sesekali
kebutuhan ini menjadi penting bagi seseonng
yang akan mencari kepuasan secara
berkelanjutan.

Di samping, itu Robert Moroney juga


menggolongkan kebutuhan menjadi empat
macam yaitu:
1. Kebutuhan normatif, yaitu kebutuhan yang
timbul dan ada di lingkungan masyarak Umumnya
timbul karena faktor nilai dan hukum.
2. Kebutuhan yang dirasakan, yaitu kebutuhan di
mana orang atau masyarakat yang terkei
merasakan kebutuhan itu, sehingga
mengharapkan untuk segera dipenuhi. Harapanharap orang mudah berubah sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki.

3. Kebutuhan yang disampaikan, yaitu suatu


kebutuhan di mana orang-orang atau individu
ya memiliki kebutuhan itu berusaha untuk
mencari pemenuhannya. Dan apabila tidak daj
memenuhi sendiri, kebutuhan itu disampaikan
kepada pihak lain dengan harapan pihak \<
tersebut dapat membantunya.
4. Kebutuhan relatif, yaitu kebutuhan yang
pemenuhannya berbeda antara individu yang
se dengan yang lainnya, antara daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya.

Menurut Mc. Clelland, timbulnya tingkah


laku dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan
ya ada dalam diri manusia. Adapun
kebutuhan yang dimaksudkan adalah:
1. Need for achievement, merupakan
kebutuhan untuk mencapai sukses yang
diukur berdasarkan standar kesempurnaan
dalam diri seseorang. Kebutuhan ini
berhubungan erat deng; pekerjaan dan
mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk
mencapai prestasi tertentu.

2. Need for affiliation, merupakan kebutuhan


akan kehangatan dan sokongan dalam
hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini
mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan
hubungan secara akrab dengan orang lain.
3. Need for power, merupakan kebutuhan untuk
menguasai dan memengaruhi terhadap orang
lain. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang
bersangkutan tidak atau kurang mempeduliki
perasaan orang lain.

Pada kehidupan sehari-hari, ketiga kebutuhan


tersebut di atas akan selalu muncul pada
tingkah laku individu, hanya saja kekuatannya
tidak sama antara kebutuhan-kebutuhan itu
pada diri seseorang.
Sumber-sumber yang dapat menghambat
pemuasan kebutuhan individu cukup
bervariasi, antara lain:
1. Fisiologis, seperti: penyakit, kelelahan,
perasaan sakit, atau suatu keadaan tidak bisa
bergerak.

2. Emosi, seperti : kecemasan dan


ketakutan.
3. Intelektual, seperti : informasi yang
tidak jelas, ilmu pengetahuan, dan
pengertian terhada sesuatu.
4. Sosial, seperti hubungan antar pribadi
yang menegangkan dan takut akan
kekuasaan oran lain.

5. Lingkungan, seperti: suhu, keadaan sekitar


yang asing (misalnya, rumah sakit), waktu, da
polusi udara.
6. Kepribadian, seperti: kebiasaan, kepercayaan,
nilai-nilai, dan pengalaman hidup individu.
7. Budaya, seperti: nilai-nilai, kepercayaan,
praktik budaya, dan kebiasaan tertentu pada
suat kelompok individu.

Hambatan-hambatan dalam
pemuasan kebutuhan dapat
terjadi dari satu sumber atai
beberapa sumber dalam waktu
yang sama, atau sumber yang
sama tetapi dalam waktu vang
berlainar

seorang perawat tidak dapat memilih klien


yang ingin dirawatnya, sehingga mau tidak
mau-harus merawat klien yang menjadi
tanggung jawabnya. Usia klien juga ikut
menentukan bagaimana sikap klien terhadap
hubungan klaen dengan perawat. Sikap
perawat terhadap klaen dengan usia yang
berbeda bergantung pada kesanggupan
perawat untuk menyesuaikan diri terhadap
kelakuan khas yang timbul pada seseorang
sesuai dengan kelompok usianya. Misalnya:

1. Merawat klien anak (1 12 ) tahun. Dalam


merawat bayi sampai dengan anak usia
prasekolah Memerlukanperhatian , kasih
saying, dan rasa aman bagi klaen. Dalam
merawat anak kecil harus berusaha
menjauhkan klien dari pengalamanpengalaman yang dapat meninggalkan bekas
dan kesan pahit bagi kehidupan selanjutnya.
Di samping itu, perawat juga perlu berbicara
dengan suara yang lemah lembut disertai
dengan keramah-tamahan dan senyum.

2. Merawat klien remaja (13 17 tahun ) dalam


merawat klien remaja, perawat haru memberikan
sikap penuh pengertian terhadap tingkah laku dan
sifat-sifat remaja.
3. Merawat klien dewasa muda (18-30 tahun). Klien
dewasa muda biasanya memberi kerja sama yang
baik karena mereka berada dalam suatu masa
yang sedang memperkebangkan penyesuaianpenyesuaian berbagai macam hubungan dan
perkembangan tanggung jawabnya.

4. Merawat klien dewasa (30_65 tahun).


Perawat dapatt mengerti klien secara lebih
baik jika mengerti tahapan dari kematangan
emosinya. Kematangan emosi dan intelektua
tidak berjalan sejajari sehingga ada orang
dewasa yang perkembangan emosinya 6
hanya sedikit lebih daripada ia masuk mmah
sakit> klien ini akan meja aman dan perawat
perlu berusaha supaya klien merasa lebih
aman. Seorang Wie harus diberi^ jawaban
yang jujur mengenai keadaannya.

5 .Merawat klien lanjut usia (> 65 tahun) Dalam


merawat klien lanjut usia, perawat harus
sabar dan memperiakukannya dengan penuh
sikap menghargai. Apalagi Jika klien telah
mengalami kehidupan sebagaj orang yang
penting, kebutuhannya perlu diperhatikan
dan klien diperbolehkan melakukankan apa
yang biasa dilakukan sendiri. Dalam merawat
lan, perawat harus mempunyai rasa humor
supaya tidak sedih dan kesal sendiri.

KESEHATAN
Konsep Sehat
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya seseorang dari
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau
komunitas, sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak keberhasilan mengatasi
stressor sehat juga diartikan sebagai keadaan di mana
seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tandatanda Pen^ kelainan. Sedangkan kesehatan adalah suatu
keadaan sejahtera sempurna yang lengkap, m P kesejahteraan fisik, mentol, dan sosial bukan sematamata bebas dari penyakit atau keleman , samping itu
juga mampu produktif

Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992


sehat adalah keadaan sejahtera aa (jasmani), jiwa
(rohani) dan social memungkinkan setiap orang
hidup produktit sosial dan ekonomis. Dari definisi
tersebut dapat dibuat batasan bahwa sehat fisik
adalah suatu keadaan di mana bentuk fisik dan
faal seseorang tidak mengalami gangguan
sehingga memungkinkan mental/ psikologis dan
sosialnya untuk berkembang serta dapat
melaksanakan

Anda mungkin juga menyukai