Pencucian Metil Ester Menggunakan Zeolit
Pencucian Metil Ester Menggunakan Zeolit
1.
Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar diesel alternatif yang terbuat dari sumber daya
hayati terbarukan seperti minyak nabati atau lemak hewani (Ma dan Hanna, 2001).
Menurut Sudradjat (2006), teknologi proses biodiesel dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu proses enzimatis, proses menggunakan katalis dan proses tanpa katalis.
Proses dengan katalis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses satu tahap
(transesterifikasi) dan proses dua tahap (esterifikasi-transesterifikasi). Reaksi satu
tahap (transesterifikasi) dipakai apabila minyak nabati memiliki nilai FFA di bawah 1
%, sedangkan minyak yang memiliki nilai FFA di atas 1 % sebaiknya menggunakan
proses dua tahap (esterifikasi-transesterifikasi).
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara metanol atau etanol dengan asam
lemak bebas sehingga terbentuk metil ester atau etil ester dengan menggunakan
katalis asam. Reaksi esterifikasi dapat dilihat sebagai berikut:
R1COOH
+
CH3OH
R1COOCH3 +
H2O
Asam lemak bebas Metanol
Metil Ester
Air
Reaksi transesterifikasi disebut juga reaksi alkoholisis atau metanolisis yaitu
menggantikan alkohol ester (gliserol) dan alkohol lain (metanol). Alkoholisis lemak
menggunakan alkohol rantai pendek seperti metanol atau etanol dengan katalis asam
atau basa. Namun katalis basa lebih banyak digunakan karena reaksinya sangat cepat,
sempurna dan dapat dilakukan pada temperatur rendah (Sonntag, 1982).
Menurut Khan (2002), reaksi ini bersifat reversible, dan alkohol berlebih
digunakan untuk memicu reaksi pembentukan produk. Sumber alkohol yang
digunakan dapat bermacam-macam. Apabila direaksikan dengan metanol, maka akan
didapat metil ester, apabila direaksikan dengan etanol akan didapat etil ester. Metanol
lebih banyak digunakan sebagai sumber alkohol karena rantainya lebih pendek, lebih
polar, dan harganya lebih murah dari alkohol lainnya (Ma dan Hanna, 2001). Metil
ester dapat terbentuk dari reaksi antara trigliserida dan metanol maupun asam lemak
bebas dan metanol. Transesterifikasi dengan katalis basa berlangsung antara metanol
dan trigliserida, melalui pembentukan berturut-turut digliserida dan monogliserida
menghasilkan metil ester pada setiap tahapnya. Menurut Hambali et al. (2007),
transesterifikasi bertujuan untuk menurunkan viskositas minyak jarak dan
meningkatkan daya pembakaran sehingga dapat digunakan sesuai standar minyak
diesel untuk kendaraan bermotor.
katalis
Minyak Nabati
+ 3 Methanol
CH2 C O R1
Biodiesel
+ 3 gliserol
CH2 OH
O
CH C O R2
+ 3 CH3OH
CH OH
+ 3 R COOCH3
O
CH2 C O R3
Trigliserida
CH2 - OH
Metanol
Gliserol
FAME
bahan pengotor lainnya. Proses pemurnian dapat dilakukan dengan metode water
washing dan dry washing. Pemurnian dengan metode water washing memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya memerlukan jumlah air dan energi yang banyak
sedangkan dengan metode dry washing, penggunaan air dapat dikurangi sampai 100
% (Hambali et al., 2007). Menurut Knothe (2006), kualitas biodiesel ditentukan oleh
kemurnian senyawa metil ester di dalam biodiesel.
Senyawa selain metil ester (kontaminan) yang terdapat di dalam biodiesel
dapat menyebabkan permasalahan ketika diaplikasikan pada mesin. Kontaminan
dapat menyebabkan timbulnya kerak pada mesin dan terjadinya penyumbatan pada
saluran injeksi. Kontaminan yang terdapat pada biodiesel dapat berupa asam lemak
bebas, gliserol, dan mono-, di- dan trigliserida. Gliserol, mono-, di- dan trigliserida
dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada alat injeksi mesin. Sedangkan asam
lemak bebas, terutama asam lemak bebas tak jenuh dan air dapat menyebabkan
timbulnya kerak pada tangki bahan bakar dan saluran pembakaran.
Selain itu, air dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba dan pembentukan
emulsi. Penelitian pemurnian biodiesel dengan metode dry washing dilakukan dengan
memanfaatkan adsorben. Penelitian ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
diantaranya adalah Cooke et al. (2005), yaitu dengan memanfaatkan magnesium
silikat sebagai bahan adsorben. Berdasarkan penelitiannya, magnesium silikat dapat
mengurangi kadar gliserin bebas, gliserin total, kandungan air dan sedimen, residu
karbon, debu sulfat, dan total kandungan sulfur.
3. Zeolit
Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset
kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal
penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai
aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi
proses industri dan pencemaran lingkungan.
Gambar 1. Zeolit
Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur
tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga
rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan
molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah
Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam,
tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa
tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk
polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit. Berikut adalah beberapa contoh jenis
mineral zeolit beserta rumus kimianya:
Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel
Analsim
Na16(Al16Si32O96). 16H2O
Kabasit
Klipnoptolotit
(Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
Erionit
Ferrierit
(Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
Heulandit
Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
Laumonit
Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Mordenit
Na8(Al8Si40O96). 24H2O
Filipsit
(Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Natrolit
Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Wairakit
Ca(Al2Si4O12). 12H2O
Aplikasi Zeolit
Seperti telah disinggung diatas, bahwasanya dalam dasawarsa ini, zeolit telah
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh
aplikasinya :
Bidang/Sektor Aplikasi
Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral
Pertanian
Peternakan
nilai
efisiensi
nitrogen,
dapat
mereduksi
Perikanan
Energi
Industri
4.
baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak
Apabila dibandingkan dengan Standar Biodiesel Indonesia yang telah ada, maka
biodiesel yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki densitas dan viskositas yang
memenuhi batas standar yang ditetapkan. Di sisi lain, nilai bilangan asam yang
dikandung masih di atas standar yang berlaku. Hal ini diduga dikarenakan masih
tingginya kandungan asam lemak bebas dalam minyak yang dihasilkan dari proses
esterifikasi dengan katalis zeolit aktivasi
5. Netralisasi
1) Netralisasi Metil ester
Setelah dipisahkan dari gliserol, metil ester selanjutnya dinetralisasi karena
masih mengandung sedikit katalis basa. Untuk itu ditambahkanlah suatu asam
kedalamnya.
Penambahan
asam
juga
bertujuan
untuk
memisahkan
sabun
Sodium soap
HAc
R-COOH
acid
Fatty Acid
NaAc
salt
2) Netralisasi Gliserol
Gliserol atau gliserin merupakan hasil samping reaksi transesterifikasi. Kedua
senyawa ini tentu masih bernilai ekonomi sehingga perlu perlakuan khusus. Gliserol
yang terkandung dalam campuran keluaran separator yakni 50 % sisanyamasih
mengandung katalis, metanol dan sabun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian
terhadap gliserol, sehingga kualitas gliserol ini menjadi lebih baik. Proses netralisasi
dilakukan dengan menambahkan asam ke dalam fasa gliserol (asidulasi)
sehingga diperoleh
FFA.
FFA
dipisahkan
karena
kelarutannya kecil dalam gliserol. Selanjutnya sisa alkohol dan katalis dihilangkan
dari gliserol dengan vacuum flash proses. Pada kondisi ini dihasilkan gliserol
dengan kemurnian 85%.
6.
Pencucian
Tahap pencucian bertujuan untuk menghilangkan garam yang terbentuk dari
untuk menghilangkan sisa katalis, sabun, metanol dan gliserol bebas. Proses
netralisasi yang diadakan sebelumnya berguna untuk mengurangi jumlahair yang
harus digunakan. Air ini dipisahkan dari biodiesel dengan vacuum flash process.
Pada tahap ini dilakukan proses pemurnian alkohol yang dikeluarkan dari
unitnetralisasi baik netralisasi gliserol ataupun metil ester. Proses pemurnian
dapatdilakukan dengan distilasi. Metanol hasil pemurnian ini disimpan dalam
tangkipenyimpan yang nantinya akan dipakai kembali untuk reaksi transeserifikasi.
Katalis
adalah
zat
kimia
yang
dapat
meningkatkan
laju
reaksi
2009.
Zeolit
Sebagai
Mineral
http://hamonanganrsespanola.wordpress.com.
Serba
Diakses
pada
Guna.
tanggal
Dari
9
November 2012.
Ludwig, E. E. 1979. Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plant
Volume II. Second Edition. Houston, Texas: Gulf Publishing Company.