Anda di halaman 1dari 24

Praktikum Kinetika dan Katalisis

Tahun Ajaran 2013/2014

PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI


DARI REAKSI PENYABUNAN ETIL ASETAT (ESTER)
DENGAN CARA TITRASI
I.

TUJUAN
Dalam percobaan ini ditunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
oleh ion hidroksida :
CH3COOC2H5 + OH-

CH3COO- + C2H5OH

Adalah reaksi orde dua. Disamping itu ditentukan pula tetapan laju
reaksinya. Penentuan ini dilakukan dengan cara titrasi.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu reaksi bukanlah sebuah fenomena yang secara tiba-tiba, akan tetapi
melalui proses dalam waktu tertentu. Ada reaksi yang berlangsung sangat
lambat dan ada pula yang berlangsung sangat cepat. Kecepatan reaksi
ditentukan oleh temperatur, konsentrasi, keadaan kontak antara reaktan
dengan reaktan, pelarut, katalis, dan cahaya.( Day. R.A.1996)
Suatu reaksi akan berorde dua atau kecepatan reaktan sebanding
dengan produk hasil kali konsentrasi dua komponen yang sama atau dua
komponen yang berbeda yaitu bila reaksi tersebut melibatkan kolisi
(tumbukan) yang sederhana antara kedua komponen tersebut. Dengan
demikian, pada umumnya reaksi-reaksi multi komponen sering melibatkan
reaksi yang bersifat komposit. Contoh reaksi berorde dua yaitu reaksi
penyabunan ester. Hal ini dapat ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi
merupakan metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan
mengukur banyaknya volume penambahan reagen.(Day. R.A.1996)
Reaksi ester terbagi dua yaitu:
1. Hidrolisis asam
Esterifikasi asam karboksilat dengan suatu alkohol merupakan
suatu reaksi reversibel asam karboksilat yang diesterkan dengan
menggunakan alkohol berlebih.( Jhin 1998)
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi
Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

Reaksi esterifikasi :

2. Hidrolisis basa (penyabunan)


Hidrolisis suatu ester dalam basa/penyabunan atau saponifikasi
merupakan

reaksi

tidak

reversibel

karena

itu

seringkali

menghasilkan asam karboksilat dan alkohol dengan rendemen yang


lebih baik dari hidrolisis asam karena berlangsung alam suasana
basa , hasil penyabunan adalah garam karboksilat.( Jhin 1998)
Reaksi yang dapat dianalisa dengan menggunakan titrasi adalah reaksi:
(Jhin 1998)
1. Asam basa
Terdapat sejumlah besar asam-asam yang dapat ditetapkan dengan
titrimetri.
2. Oksidasi reduksi
Digunakan secara meluas dalam analisa titrimetri. Contohnya yaitu
KMnO4 yang digunakan sebgaia pengoksidasi.
3. Pengendapan
Pengendapan ion Ag dengan anion halogen.
4. Pembentukan kompleks
Meskipun reaksi ini bukan reaksi sederhana, namun reaksi ini
merupakan reaksi orde 2 dengan hukum laju reaksinya:
dester
k1esterOH .......1
dt
atau
dx k1 (a x) (b x).........2

Dimana : a = konsentrasi awal ester dalam mol liter-1


b = konsentrasi awal OH- dalam mol liter-1
x = jumlah mol liter-1 ester atau masa yang telah bereaksi pada
waktu t.
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi
Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

K1 = tetapan laju reaksi.( Jhin 1998)


Persamaan 1 dan 2 berlaku untuk keadaan reaksi yang tidak berlaku
dekat pada keadaan setimbang. Persamaan 2 dapat diintegrasikan dengan
memperhatikan berbagai keadaan:
1. a b
Bila persamaan 2 diintegrasikan akan memberikan,
ln

b ( a b)
k1 (a b) t 3
a (b x)

Yang dapat disusun ulang menjadi:


K1

1
b (a x)
3a
ln
t (a b) a (b x)

Atau;
ln

(a x)
a
K 1 (a b) t ln .3b
(b x)
b

Menurut persamaan 4b apabila ln

(a x)
dialurkan terhadap t akan
(b x )

diperoleh garis lurus dengan arah lereng K1 (a b) . Sehingga


perhitungan dari arah lereng ini memungkinkan perhitungan dari
tetapan laju reaksi k1.
2. a = b
Bila konsentrasi dari kedua pereaksi sama, maka persaman tiga
dapat ditulis sebagai:
dx
K1 (a x) 2
dt

Dapat diintegrasikan menjadi:


1
xT
K1
t 2(a x)

Atau
x
K 1t
a(a x)

Persamaan terakhir ini mengungkapkan bahwa aluran

x
a(a x)

terhadap t (waktu) merupakan garis lurus dengan arah lereng sama dengan
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi
Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

K1. pada penentuan ini, jalannya reaksi diikuti dengan penentuan konsentrasi
ion OH- pada waktu tertentu yaitu dengan mengambil sejumlah tertentu
larutan kemudian dimasukkan kedalam larutan yang mengandung asam
berlebih. (Parsett, J.2002)
Penetralan dari basa dalam campuran reaksi oleh asam akan
menggantikan reaksi. Jumlah basa yang ada dalam campuran bereaksi pada
saat reaksi dihentikan, yang dapat diketahui dengan mentitrasi sisa asam
oleh larutan standar basa.( Parsett, J.2002)
Sifat-sifat dari ester :
1. Zat cair yang tidak berwarna
2. Berbau wangi
3. Larut dalam alkohol dan ester
4. Mudah direduksi menjadi alkohol
5. Sangat mudah menguap
6. Barat jenis 0,889 g/ml

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

III.

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1.

Alat dan Bahan

3.1.1. Alat dan Fungsi


Alat

Fungsi

Labu timbang

Wadah penimbangan

Pipet takar

Untuk mengambil larutan dengan teliti

Erlenmeyer

Wadah larutan

Buret

Wadah titrasi

Labu ukur

Untuk mengencerkan larutan

Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan

3.1.2. Bahan dan Fungsi


Bahan

Fungsi

Etil asetat, p.a

Zat yang akan disabunkan

Larutan NaOH 0,02 M

Sumber OH- untuk penyabunan

Larutan HCl 0,02 M

Untuk mengentikan reaksi

Indikator pp

Indikator asam basa

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

3.2.

Cara Kerja

3.2.1. Pembuatan Larutan Satandar asam oksalat


1.

Sebanyak 0,126 g asam oksalat dilarutkan dalam labu ukur 100 mL.

2.

Aquades ditambahkan sampai volume 100 mL dan didapatkan larutan


standar asam oksalat 0,02N.

3.2.2. Standarisasi Larutan NaOH


1.

Sebanyak 10 mL larutan asam oksalat 0,02 N diambil dan dimasukkan


kedalam erlenmeyer

2.

Indikator pp ditambahkan sebanyak. 2 tetes kemudian larutan asam


oksalat dititrasi dengan larutan NaOH.

3.

Volume NaOH yang terpakai dicatat dan didapatkan konsentrasi


NaOH.

3.2.3. Reaksi Penyabunan Etil asetat


1.

Sejumlah tertentu etil asetat ditimbang dalam botol timbang tertutup


dan dilarutkan kedalam air hingga didapatkan larutan sebanyak 250
mL dengan konsentrasi 0,02 N.

2.

250 mL larutan NaOH 0,02 N disediakan dan 100 mL larutan HCl 0,02
N. Konsentrasi kedua larutan ini harus diketahui dengan tepat.

3.

60 mL larutan NaOH dan 30 mL larutan etil asetat dipipet dengan


menggunakan pipet kedalam labu erlenmeyer. Sementara itu kedalam
masing-masing 6 buah labu erlenmeyer lainnya dipipet 20 mL larutan
HCl 0,02 N.

4.

Larutan NaOH dan larutan etil asetat dicampur dan dikocok dengan
baik. Stopwatch dihidupkan saat kedua larutan tercampur.

5.

10 menit setelah reaksi dimulai, 10 mL campuran reaksi dipipet dan


dimasukkan kedalam labu yang berisi 20 mL HCl. Diaduk dengan baik
dan kelebihan HCl dititrasi dengan larutan standar NaOH.

6.

Lakukan pengambilan campuran pada menit ke 20, 30, dan 40 setelah


reaksi dimulai.

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

7.

Campuran sisa reaksi dalam erlenmeyer bertutup dipanaskan untuk


beberapa menit setelah itu didinginkan dan dilakukan titrasi.
Pengamatan ini dianggap sebagai pengamatan pada waktu reaksi
selesai (t) .

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

3.3.

Skema Kerja

3.3.1. Pembuatan Larutan Satandar asam oksalat


0,126 g asam oksalat
- Dilarutkan dalam labu ukur 100 mL
Larutan standar asam oksalat 0,02N
3.3.2. Standarisasi Larutn NaOH
10 mL larutan asam oksalat 0,02 N
- Ditambah indikator pp
- Dititrasi dengan NaOH
- Volume NaOH yang terpakai dicatat
Konsentrasi NaOH
3.3.3. Reaksi Penyabunan Etil asetat
30 mL etil asetat 0,02 N

60 mL NaOH 0,02 N

- Dinyalakan stopwatch
- Dilakukan pengambilan 10 mL campuran dengan variasi
waktu 10, 20, 30, dan 40 menit.
20 mL HCl 0,02 N
- Diaduk
- Dititrasi dengan NaOH
Hasil
Catatan: sisa campuran dipanaskan kemudian dilakukan langkah
kerja yang sama dengan diatas.

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

3.4. Skema Alat


Proses titrasi

Proses pemanasan

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Percobaan


t (menit)

V NaOH (mL)

10

26,6

20

27,3

30

27,7

40

27,9

28

4.2. Perhitungan
A.

Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,02 N

3
B.

Pembuatan Larutan NaOH 0,02 N

C.

Standarisasi NaOH 0,02 N


(

aa

) a

10 mL . 0,02 N = 7,3 mL . N2
N2
D.

= 0,03 N

Pembuatan etil asetat 250 mL

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

) a
3

E.

Pengenceran HCl 4 N menjadi 0,02 N


V1 . N1 = V2 . N2

F.

Penentuan Konsentrasi Campuran


Vcampuran = 30 mL
( V . N )NaOH = ( V . N )campuran
t = 600 s
26,6 mL . 0,03 N = 30 mL . N2
N2 = 0,0266 N
t = 1200 s
27,3 mL . 0,03 N = 30 mL . N2
N2 = 0,0273 N
t = 1800 s
27,7 mL . 0,03 N = 30 mL . N2
N2 = 0,0277 N
t = 2400 s
27,9 mL . 0,03 N = 30 mL . N2
N2 = 0,0279 N

=
28 mL . 0,03 N

= 30 mL . N2

N2 = 0,028 N
G.

Menentukan nilai y
(

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

t = 600 s
(

N-1
t = 1200 s
(

N-1
t = 1800 s
(

N-1
t = 2400 s
(

N-1

=
(

N-1

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

H.

Menentukan nilai k

t = 600 s

3 N-1s-1
t = 1200 s

N-1s-1
t = 1800 s

3 N-1s-1
t = 2400 s

N-1s-1
aa

aa
N-1s-1

I.

Persamaan Regresi
x=t
y = laju reaksi
x

xy

600

260,784

156470,4

360000

1200

337,037

404444,4

1440000

1800

401,449

722608,2

3240000

2400

442,857

1062856,8

5760000

1442,127
x = 1500

y =2346379,8

= 360,532

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

x2

x2 =10800000

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

B=

) (
(

)(

) (

)
)

B=

02
A = Bx
= 360,532 (0,102)(1500)
= 207,532
Jadi, persamaan regresi
Y = A + Bx
= 207,532+ 0,102x

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

4.3. Grafik

volume NaOH (mL)

Hubungan waktu (t) vs volume NaOH (mL)


28.2
28
27.8
27.6
27.4
27.2
27
26.8
26.6
26.4

y = 0.0007x + 26.3
R = 0.9362

500

1000

1500

2000

2500

3000

t (s)

Hubungan waktu (t) vs y


500
400
y = 0.1018x + 207.87
R = 0.9837

300
200
100
0
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

2500

3000

t (s)

Hubungan waktu (t) vs k

0.5

y = -0.0001x + 0.482
R = 0.9

0.4

0.3
0.2
0.1
0
0

500

1000

1500
t (s)

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

2000

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

4.4

Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi dari
penyabunan etil asetat secara titrasi yang mana reaksi penyabunan etil asetat
oleh ion hidroksi merupakan reaksi berorde dua, karena reaksi ini
melibatkan dua reaktan yang berbeda dengan konsentrasi yang sama.
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah larutan NaOH
0,02 N, etil asetat dan HCl. HCl berfungsi untuk menghentikan reaksi, karena
NaOH akan bereaksi dengan HCl membentuk NaCl dan tidak akan bereaksi
kembali dengan etil asetat. HCl sisa reaksi dititrasi dengan menggunakan
NaOH sehingga konsentrasi campuran larutan dapat ditentukan. Pada
percobaan ini dilakukan variasi waktu yaitu 10, 20, 30 dan 40 menit. Untuk
melihat berapa banyak volume NaOH yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi
dengan etil asetat maka dilakukan titrasi, dimana hasil dari reaksi ini adalah
etanol (C2H5OH) dan natrium asetat (CH3COONa).
Semakin lama waktu semakin banyak volume NaOH yang terpakai.
Seperti yang dilihat nilai volume NaOH bertambah dari 26,6 mL ; 27,3 mL ;
27,7 mL dan 27,9 mL. Karena semakin banyak NaOH yang digunakan untuk
menyabunkan etil asetat menjadi natrium asetat. Pada praktikum ini juga
dilakukan pengamatan waktu tak hingga yang dianggap semua etil asetat
telah habis bereaksi dengan NaOH dan sekaligus dapat digunakan untuk
mengatahui konsentrasi awal etil asetat campuran.
Reaksi yang terjadi adalah :
CH3COOC2H5 + NaOH

CH3COONa + NaOH berlebih

NaOH berlebih + HCl

NaCl + H2O + HCl berlebih

HCl berlebih + NaOH

NaCl + H2O

Dari data dapat dilihat bahwa konsentrasi campuran untuk masingmasing waktu adalah 0,0266 N, 0,0273 N, 0,0277 N dan 0,0279 N. Dari data
ini dapat dilihat semakin lama waktu maka konsentrasi campuran semakin
bertambah. Kemudian nilai y untuk masing-masing waktu adalah
dan untuk waktu tak hingga

;
.

Selanjutnya laju reaksi untuk tiap-tiap waktu semakin berkurang dapat

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

dilihat sebagai berikut :

sehingga didapatkan

k rata-ratanya adalah 0,280. Persamaan regresi untuk percobaan ini adalah y


= 207,532+ 0,102x

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

V.

PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Reaksi penyabunan etil asetat terjadi jika etil asetat bereaksi dengan
ion OH dan NaOH.
2. Diperoleh harga tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat yang
besarnya adalah 0,280.
3. Hubungan laju reaksi dengan waktu adalah berbanding lurus sesuai
dengan grafik yang didapat.
4. Berdasarkan percobaan , grafik, dan hasil perhitungan, diperoleh
reaksi tersebut adalah orde dua.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disarankan untuk
praktikum selanjutnya yaitu:
1. Memahami prosedur percobaan dengan benar
2. Hati-hati dalam melakukan titrasi
3. Gunakan alat pelindung diri

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

DAFTAR PUSTAKA
Day. R.A. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi ke-5. Erlangga: Jakarta. Hal
123-125.
Fitri Yuliani, 2010. Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi Pada
Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Menjadi
Biodiesel. Surabaya: ITS Vol. 6, Juni 2010 ISSN 1695-250X.
Jhin, Harley and Gon.1998. Ahpesan And Hill Limited. London.
Parsett, J. 2002. Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Edisi ke-4. terjemahan
A. Hadyaan. Penerbit buku kedokteran. Hal 60-65.

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

LAMPIRAN 1
Foto

Keterangan
Dibuat larutan NaOH dengan melarutkan
NaOH seberat 0,2 g dalam labu 250 mL.
Kemudian standarisasi NaOH

dengan

asam oksalat. Karena NaOH merupakan


larutan

standar

sekunder.

Kemudian

dipipet 60 mL dimasukkan kedalam


erlenmeyer.
Dibuat pula larutan etil asetat. Dipipet 30
mL dimasukkan kedalam erlenmeyer
tertutup.

Keduanya

dicampurkan

kemudian

ditambahkan dengan HCl. Setelah 10


menit dititrasi dengan cepat. Dilakukan
hal yang sama dengan variasi waktu 20,
30, dan 40 menit.

Sisa campuran dipanaskan, didinginkan


dan dititrasi dengan cara yang sama.
Sehingga

didapatkanlah

campuran.

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

konsentrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

LAMPIRAN 2
Struktur utama yang digunakan sebagai bahan pada Objek 5 ini yaitu:
1. Etil Asetat

2. NaOH (Natrium Hidroksida)

3. HCl (hidrogen Klorida)

4. H2O (Air)

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

LAMPIRAN 3
Simbol

Keterangan

Waktu pada saat reaksi dianggap selesai

Laju reaksi

Konsentrasi campuran

a0

Konsentrasi NaOH

Kecepatan reaksi

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

LAMPIRAN 4

A. Judul Artikel Ilmiah


Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi pada Reaksi Esterifikasi
Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis) menjadi Biodiesel.
B. Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh katalis asam (H2SO4) dan suhu reaksi pada reaksi
esterifikasi minyak biji karet (Hevea Brasiliensis) menjadi Biodiesel.
C. Skema Kerja

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Praktikum Kinetika dan Katalisis


Tahun Ajaran 2013/2014

D. ANALISIS
Pada artikel dijelaskan bahwa pada tahap esterifikasi, semakin tinggi
suhu reaksi maka penurunan %FFA semakin cepat. Presentase
penurunan FFA paling cepat (<2%) terjadi pada jumlah katalis H 2SO4
0,5% dengan waktu 120 menit (tercapai 1,33% FFA di akhir reaksi).
Presentase penurunan FFA pada reaksi esterifikasi mempengaruhi
perolehan yield crude FAME. Semakin cepat penurunan %FFA maka
perolehan yield FAME akan semakin besar meningkat. Kondisi perolehan
yield crude FAME terbesar (88,839%) diperoleh pada suhu reaksi 60oC
dan jumlah katalis H2SO4 0,5%.
Sedangkan pada percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa
reaksi ini berorde dua karena laju reaksi dipengaruhi oleh dua kosentrasi
reaktan yaitu etil asetat dan NaOH. Pencampuran dan pengadukan etil
asetat dan NaOH dalam suatu wadah, bertujuan untuk mempercepat dan
menyempurnakan reaksi. Pada jurnal digunakan asam yaitu H2SO4 0,5%
sebagai katalis sedangkan pada percobaan digunakan asam klorida (HCl)
untuk menetralkan larutan yang bersifat basa karena salah satu dari prinsip
percobaaan ini adalah reaksi penetralan.
E. Kelebihan Artikel Ilmiah
Pada artikel ilmiah ini dilakukan analisa yield fame, analisa densitas atau
massa jenis, viskositas flash point serta cetane index, sedangkan pada
percobaan tidak dilakukan. Pada percobaan yang dianalinisis hanya
lamanya waktu titrasi dengan volume NaOH yang dibutuhkan agar titik
akhir titrasi dapat tercapai.

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi


Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi

Anda mungkin juga menyukai