Bundela Objek 5 KK
Bundela Objek 5 KK
TUJUAN
Dalam percobaan ini ditunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
oleh ion hidroksida :
CH3COOC2H5 + OH-
CH3COO- + C2H5OH
Adalah reaksi orde dua. Disamping itu ditentukan pula tetapan laju
reaksinya. Penentuan ini dilakukan dengan cara titrasi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu reaksi bukanlah sebuah fenomena yang secara tiba-tiba, akan tetapi
melalui proses dalam waktu tertentu. Ada reaksi yang berlangsung sangat
lambat dan ada pula yang berlangsung sangat cepat. Kecepatan reaksi
ditentukan oleh temperatur, konsentrasi, keadaan kontak antara reaktan
dengan reaktan, pelarut, katalis, dan cahaya.( Day. R.A.1996)
Suatu reaksi akan berorde dua atau kecepatan reaktan sebanding
dengan produk hasil kali konsentrasi dua komponen yang sama atau dua
komponen yang berbeda yaitu bila reaksi tersebut melibatkan kolisi
(tumbukan) yang sederhana antara kedua komponen tersebut. Dengan
demikian, pada umumnya reaksi-reaksi multi komponen sering melibatkan
reaksi yang bersifat komposit. Contoh reaksi berorde dua yaitu reaksi
penyabunan ester. Hal ini dapat ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi
merupakan metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan
mengukur banyaknya volume penambahan reagen.(Day. R.A.1996)
Reaksi ester terbagi dua yaitu:
1. Hidrolisis asam
Esterifikasi asam karboksilat dengan suatu alkohol merupakan
suatu reaksi reversibel asam karboksilat yang diesterkan dengan
menggunakan alkohol berlebih.( Jhin 1998)
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi
Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi
Reaksi esterifikasi :
reaksi
tidak
reversibel
karena
itu
seringkali
b ( a b)
k1 (a b) t 3
a (b x)
1
b (a x)
3a
ln
t (a b) a (b x)
Atau;
ln
(a x)
a
K 1 (a b) t ln .3b
(b x)
b
(a x)
dialurkan terhadap t akan
(b x )
Atau
x
K 1t
a(a x)
x
a(a x)
terhadap t (waktu) merupakan garis lurus dengan arah lereng sama dengan
Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi dariReaksi
Penyabunan Etil Asetat (ester) dengan Metoda Titrasi
K1. pada penentuan ini, jalannya reaksi diikuti dengan penentuan konsentrasi
ion OH- pada waktu tertentu yaitu dengan mengambil sejumlah tertentu
larutan kemudian dimasukkan kedalam larutan yang mengandung asam
berlebih. (Parsett, J.2002)
Penetralan dari basa dalam campuran reaksi oleh asam akan
menggantikan reaksi. Jumlah basa yang ada dalam campuran bereaksi pada
saat reaksi dihentikan, yang dapat diketahui dengan mentitrasi sisa asam
oleh larutan standar basa.( Parsett, J.2002)
Sifat-sifat dari ester :
1. Zat cair yang tidak berwarna
2. Berbau wangi
3. Larut dalam alkohol dan ester
4. Mudah direduksi menjadi alkohol
5. Sangat mudah menguap
6. Barat jenis 0,889 g/ml
III.
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.
Fungsi
Labu timbang
Wadah penimbangan
Pipet takar
Erlenmeyer
Wadah larutan
Buret
Wadah titrasi
Labu ukur
Gelas ukur
Fungsi
Indikator pp
3.2.
Cara Kerja
Sebanyak 0,126 g asam oksalat dilarutkan dalam labu ukur 100 mL.
2.
2.
3.
2.
250 mL larutan NaOH 0,02 N disediakan dan 100 mL larutan HCl 0,02
N. Konsentrasi kedua larutan ini harus diketahui dengan tepat.
3.
4.
Larutan NaOH dan larutan etil asetat dicampur dan dikocok dengan
baik. Stopwatch dihidupkan saat kedua larutan tercampur.
5.
6.
7.
3.3.
Skema Kerja
60 mL NaOH 0,02 N
- Dinyalakan stopwatch
- Dilakukan pengambilan 10 mL campuran dengan variasi
waktu 10, 20, 30, dan 40 menit.
20 mL HCl 0,02 N
- Diaduk
- Dititrasi dengan NaOH
Hasil
Catatan: sisa campuran dipanaskan kemudian dilakukan langkah
kerja yang sama dengan diatas.
Proses pemanasan
IV.
V NaOH (mL)
10
26,6
20
27,3
30
27,7
40
27,9
28
4.2. Perhitungan
A.
3
B.
C.
aa
) a
10 mL . 0,02 N = 7,3 mL . N2
N2
D.
= 0,03 N
) a
3
E.
F.
=
28 mL . 0,03 N
= 30 mL . N2
N2 = 0,028 N
G.
Menentukan nilai y
(
t = 600 s
(
N-1
t = 1200 s
(
N-1
t = 1800 s
(
N-1
t = 2400 s
(
N-1
=
(
N-1
H.
Menentukan nilai k
t = 600 s
3 N-1s-1
t = 1200 s
N-1s-1
t = 1800 s
3 N-1s-1
t = 2400 s
N-1s-1
aa
aa
N-1s-1
I.
Persamaan Regresi
x=t
y = laju reaksi
x
xy
600
260,784
156470,4
360000
1200
337,037
404444,4
1440000
1800
401,449
722608,2
3240000
2400
442,857
1062856,8
5760000
1442,127
x = 1500
y =2346379,8
= 360,532
x2
x2 =10800000
B=
) (
(
)(
) (
)
)
B=
02
A = Bx
= 360,532 (0,102)(1500)
= 207,532
Jadi, persamaan regresi
Y = A + Bx
= 207,532+ 0,102x
4.3. Grafik
y = 0.0007x + 26.3
R = 0.9362
500
1000
1500
2000
2500
3000
t (s)
300
200
100
0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2500
3000
t (s)
0.5
y = -0.0001x + 0.482
R = 0.9
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
500
1000
1500
t (s)
2000
4.4
Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi dari
penyabunan etil asetat secara titrasi yang mana reaksi penyabunan etil asetat
oleh ion hidroksi merupakan reaksi berorde dua, karena reaksi ini
melibatkan dua reaktan yang berbeda dengan konsentrasi yang sama.
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah larutan NaOH
0,02 N, etil asetat dan HCl. HCl berfungsi untuk menghentikan reaksi, karena
NaOH akan bereaksi dengan HCl membentuk NaCl dan tidak akan bereaksi
kembali dengan etil asetat. HCl sisa reaksi dititrasi dengan menggunakan
NaOH sehingga konsentrasi campuran larutan dapat ditentukan. Pada
percobaan ini dilakukan variasi waktu yaitu 10, 20, 30 dan 40 menit. Untuk
melihat berapa banyak volume NaOH yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi
dengan etil asetat maka dilakukan titrasi, dimana hasil dari reaksi ini adalah
etanol (C2H5OH) dan natrium asetat (CH3COONa).
Semakin lama waktu semakin banyak volume NaOH yang terpakai.
Seperti yang dilihat nilai volume NaOH bertambah dari 26,6 mL ; 27,3 mL ;
27,7 mL dan 27,9 mL. Karena semakin banyak NaOH yang digunakan untuk
menyabunkan etil asetat menjadi natrium asetat. Pada praktikum ini juga
dilakukan pengamatan waktu tak hingga yang dianggap semua etil asetat
telah habis bereaksi dengan NaOH dan sekaligus dapat digunakan untuk
mengatahui konsentrasi awal etil asetat campuran.
Reaksi yang terjadi adalah :
CH3COOC2H5 + NaOH
NaCl + H2O
Dari data dapat dilihat bahwa konsentrasi campuran untuk masingmasing waktu adalah 0,0266 N, 0,0273 N, 0,0277 N dan 0,0279 N. Dari data
ini dapat dilihat semakin lama waktu maka konsentrasi campuran semakin
bertambah. Kemudian nilai y untuk masing-masing waktu adalah
dan untuk waktu tak hingga
;
.
sehingga didapatkan
V.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Reaksi penyabunan etil asetat terjadi jika etil asetat bereaksi dengan
ion OH dan NaOH.
2. Diperoleh harga tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat yang
besarnya adalah 0,280.
3. Hubungan laju reaksi dengan waktu adalah berbanding lurus sesuai
dengan grafik yang didapat.
4. Berdasarkan percobaan , grafik, dan hasil perhitungan, diperoleh
reaksi tersebut adalah orde dua.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disarankan untuk
praktikum selanjutnya yaitu:
1. Memahami prosedur percobaan dengan benar
2. Hati-hati dalam melakukan titrasi
3. Gunakan alat pelindung diri
DAFTAR PUSTAKA
Day. R.A. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi ke-5. Erlangga: Jakarta. Hal
123-125.
Fitri Yuliani, 2010. Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi Pada
Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Menjadi
Biodiesel. Surabaya: ITS Vol. 6, Juni 2010 ISSN 1695-250X.
Jhin, Harley and Gon.1998. Ahpesan And Hill Limited. London.
Parsett, J. 2002. Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik, Edisi ke-4. terjemahan
A. Hadyaan. Penerbit buku kedokteran. Hal 60-65.
LAMPIRAN 1
Foto
Keterangan
Dibuat larutan NaOH dengan melarutkan
NaOH seberat 0,2 g dalam labu 250 mL.
Kemudian standarisasi NaOH
dengan
standar
sekunder.
Kemudian
Keduanya
dicampurkan
kemudian
didapatkanlah
campuran.
konsentrasi
LAMPIRAN 2
Struktur utama yang digunakan sebagai bahan pada Objek 5 ini yaitu:
1. Etil Asetat
4. H2O (Air)
LAMPIRAN 3
Simbol
Keterangan
Laju reaksi
Konsentrasi campuran
a0
Konsentrasi NaOH
Kecepatan reaksi
LAMPIRAN 4
D. ANALISIS
Pada artikel dijelaskan bahwa pada tahap esterifikasi, semakin tinggi
suhu reaksi maka penurunan %FFA semakin cepat. Presentase
penurunan FFA paling cepat (<2%) terjadi pada jumlah katalis H 2SO4
0,5% dengan waktu 120 menit (tercapai 1,33% FFA di akhir reaksi).
Presentase penurunan FFA pada reaksi esterifikasi mempengaruhi
perolehan yield crude FAME. Semakin cepat penurunan %FFA maka
perolehan yield FAME akan semakin besar meningkat. Kondisi perolehan
yield crude FAME terbesar (88,839%) diperoleh pada suhu reaksi 60oC
dan jumlah katalis H2SO4 0,5%.
Sedangkan pada percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa
reaksi ini berorde dua karena laju reaksi dipengaruhi oleh dua kosentrasi
reaktan yaitu etil asetat dan NaOH. Pencampuran dan pengadukan etil
asetat dan NaOH dalam suatu wadah, bertujuan untuk mempercepat dan
menyempurnakan reaksi. Pada jurnal digunakan asam yaitu H2SO4 0,5%
sebagai katalis sedangkan pada percobaan digunakan asam klorida (HCl)
untuk menetralkan larutan yang bersifat basa karena salah satu dari prinsip
percobaaan ini adalah reaksi penetralan.
E. Kelebihan Artikel Ilmiah
Pada artikel ilmiah ini dilakukan analisa yield fame, analisa densitas atau
massa jenis, viskositas flash point serta cetane index, sedangkan pada
percobaan tidak dilakukan. Pada percobaan yang dianalinisis hanya
lamanya waktu titrasi dengan volume NaOH yang dibutuhkan agar titik
akhir titrasi dapat tercapai.