Anda di halaman 1dari 1

Prila Sherly Arofani

071411231044

Ilmu Hubungan Internasional

Pak Ajar dalam tulisannya yang menanggapi revolusi mental menekankan bahwa berbagai
tokoh bangsa kita sangat kagum terhadap Jepang yang tidak pernah dijajah barat bahkan bisa
memenangkan perang melawan Rusia. Jepang dan masyarakatnya yang memiliki mental positif
membuat berbagai tokoh menjadikan Jepang sebagai contoh bagi Indonesia, bila indonesia
memiliki mental yang positif maka Indonesia bisa menjadi besar seperti Jepang. Jepang juga
tidak meninggalkan identitasnya sehingga mereka dapat bersaing di dunia barat, tanpa tercampur
dengan dunia barat. Indonesia sendiri memang masih kekurangan dalam hal tersebut, karakter
bangsa Indonesia sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan yang lain. Maka dari itu,
memang diperlukan revolusi mental untuk bangsa Indonesia. Saya sendiri masih sangsi dengan
berbagai kata-kata atau artikel yang telah ditulis Jokowi, namun Pak Ajar telah memberikan
penjelasan yang memang membuat saya menemukan titik terang untuk masalah karakter bangsa
Indonesia ini. Menurut saya, revolusi mental ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama
agar dapat berhasil. Bahkan, mungkin saja kita sudah tidak dapat melihat hasil dari revolusi
mental ini. Pemaparan Pak Ajar dalam tulisannya tersebut memang sangat kentara dengan
kekaguman dengan bangsa Jepang dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan sehari
harinya. Sehingga saya menjadi lebih membuka mata saya untuk melihat berbagai usaha Jepang
yang dilakukan agar masyarakatnya menjadi masyarakat yang bermental positif. Saya juga setuju
akan revolusi mental yang ditanamkan dari pendidikan terlebih dahulu. Pada dasarnya orang
yang pintar secara intelektualnya justru akan lebih mudah terjerumus, karena tidak adanya
pendidikan karakter yang tepat untuk bangsa Indonesia ini. Saya berharap banyak pada revolusi
mental ini yang notabene dapat mengurangi berbagai persoalan yang berkaitan dengan karakter
bangsa indonesia.

Anda mungkin juga menyukai